PEDAGING Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. BIBIT TERNAK UNGGAS PEDAGING 2. PAKAN TERNAK UNGGAS PEDAGING 3. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS PEDAGING 4. ANALISIS FINANSIAL UNGGAS PEDAGING No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang BIBIT TERNAK UNGGAS PEDAGING dipelajari 1. Bibit ayam pedaging adalah bibit ternak yang memiliki sifat unggul dan memenuhi persyaratan untuk dikembangbiakkan 2. Identifikasi jenis ternak dapat dilakukan terutama pada ciri-ciri fenotip seperti kualitatif pada ayam pedaging (warna kulit, warna bulu, warna shank, bentuk jengger, dan lain lain), dan sifat kuantitatif seperti ukuran-ukuran tubuh (morfometrik), produktivitas, reproduktivitas dan ketahanan terhadap penyakit Bibit ternak ayam pedaging ini dapat berasal dari ayam buras (ayam kampung) dan ayam ras (ayam broiler). 3. Ayam kampung yang ada di Indonesia adalah berasal dari domestikasi ayam hutan. Ayam hutan dikelompokkan menjadi empat spesies yaitu Gallus gallus, Gallus lafayetti, Gallus sonnareti, dan Gallus varius. Ayam kampung yang banyak dijumpai di Indonesia berasal dari spesies Gallus gallus atau ayam hutan merah. Ayam kampung yang mempunyai potensi sebagai ayam pedaging adalah ayam KUB, ayam gaok, ayam sentul, ayam kedu, dan ayam pelung. 4. Program pemuliaan dan pembibitan ayam broiler memiliki beberapa urutan yaitu great grand parents stock (GGPS), grand parents stock (GPS), parents stock (PS), dan final stock (FS). Ayam broiler yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah broiler ross, broiler cobb 500, broiler loohman (MB202), dan broiler CP 707 5. Sexing DOC dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin anak ayam setelah menetas, hal ini akan mempermudah manajeman pemeliharaan. Metode sexing DOC yang sering digunakan adalah metode auto sexing, vant method (melihat organ reproduksi pada kloaka), dan sexing dengan menggunakan alat. Metode auto sexing dengan melihat kecepatan pertumbuhan bulu sayap.
PAKAN TERNAK UNGGAS PEDAGING
1. Bahan pakan unggas pedaging
digolongkan menjadi bahan pakan konvensional, contohnya seperti jagung giling, bungkil kacang kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, tepung ikan, tepung daging dan tulang. 2. Pakan nonkonvensional seperti limbah kelapa sawit, tepung bulu, tepung darah, 3. Imbuhan pakan (feed additive) seperti fitobiotik, probiotik, enzim, dan asam- asam organik. 4. Bahan-bahan pakan mempunyai klasifikasi mutu bahan pakan yang berbeda-beda dan mudah mengalami kerusakan selama proses penyimpanan. 5. Penurunan kualitas bahan pakan ini disebabkan oleh interaksi bahan pakan dengan kondisi lingkungan, dan kondisi mikroorganisme (bakteri, jamur, serangga, dan rodent) yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas bahan pakan. 6. Kontrol kualitas bahan baku pakan: Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Biologi dengan Mikroskop Analisis Kimia Analisis Van Soest Uji Organoleptik Bahan Pakan 7. Kebutuhan nutrien pada unggas akan digunakan untuk memenuhi hidup pokok dan produksi daging. Oleh karena itu, terdapat perbedaan kebutuhan nutrien di setiap fase pertumbuhan seperti fase starter, fase grower, dan fase finisher, begitu juga terdapat perbedaan antara unggas pedaging dari ayam buras dan ayam ras. 8. Menyusun formulasi ransum merupakan proses mencampur bahan pakan yang dimiliki dengan perbandingan tertentu (sesuai dengan kebutuhan ternak) sesuai denga fase pertumbuhannya sehingga produktifitas ternak maksimal sesuai dengan parameter genetiknya. 9. Metode dalam mengformulasikan pakan unggas: Metoda segi empat person (person’s sequare method) Formulasi menggunakan program excel Perhitungan formulasi dengan software komputer 10. Tahapan pembuatan bahan pakan diantaranya: Penggilingan bahan pakan (sesuai ukuran yg dibutuhkan), Penimbangan sesuai dengan formulasi, pencampuran harus dipastikan homogen, pembuatan pellet (jika diperlukan), pengemasan dan pelabelan, penyimpanan dan atau distribusi. 11. Bentuk ransum unggas pedaging: Tepung (mash), Remahan (crumble), Pellet. 12. Bentuk ransum tersebut disesuaikan dengan fase pemeliharaann ayampada fase starter biasanya diberikan dalam bentuk tepung atau crumble dan pakan bentuk pellet diberikan pada pemeliharaan fase finisher.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS PEDAGING 1. Manajeman kandang ayam pedaging seperti persipan, sanitasi, dan biosekuriti kandang sangat menentukan tingkat kesehatan dan keberhasilan budidaya ayam pedaging. 2. Kegiatan yang dapat dilakukan saat pesiapan kandang adalah memasang litter, menyiapkan kandang brooding, menempatkan tempat minum dan tempat pakan, dan memasang tirai kandang. 3. Sanitasi kandang dan peralatan kandang bertujuan untuk memotong (mematikan) siklus hidup mikroorganisma patogen yang dapat merugikan kesehatan ayam. 4. Desinfektan yang sering digunakan untuk sanitasi kandang dan peralatan adalah formalin, lisol, karbol, dan detergen. 5. Ruang lingkup kegiatan biosekuriti terdiri biosekuriti konseptual, biosekuriti struktural, dan biosekuriti operasional. 6. Penyakit adalah salah satu masalah yang harus diwaspadai dan dihadapi dalam budidaya ternak termasuk pada ayam pedaging. 7. Sumber yang sering menyerang ayam pedaging biasanya disebabkan oleh jamur, parasit, protozoa, bakteri, dan virus. 8. Beberapa penyakit yang sering menyerang unggas pedaging diantaranya adalah chronic respiratory disease, avian colibacillosis, newcastle disease, infectious bursal disease, flu burung (avian influenza), dan penyakit berak darah (coccidiosis). 9. Vaksinasi adalah aktivitas memasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh ayam pedaging dengan harapan ayam akan memberikan imun respon, sehingga ayam tersebut memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. 10. Pemberian vaksin dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu vaksiasi melalui tetes mata, tetes hidung atau tetes mulut, proses vaksinasi melalui air minum, vaksiasi suntikan atau injeksi, dan vaksinasi melalui semprot (spray). 11. Aplikasi pengobatan ayam pedaging dapat dilakukan melalui beberapa cara dengan menggunakan bahan aktif seperti: antibiotik, herbal, dan ditambahkan dengan vitamin. 12. Cara pemberian obat biasanya diberikan melalui suntikan (injeksi) atau dicampurkan melalui air minum. 13. Pengobatan hanya bisa dilakukan pada penyakit ayam pedaging yang disebabkan oleh inveksi bakteri dan jamur, sedangkan untuk penyakit yang disebabkan oleh virus tidak bisa diobati. 14. Untuk meningkatkan efektivitas kerja obat biasanya pengobatan diiringi dengan pemberian vitamin, asam amino, dan mineral.
ANALISIS FINANSIAL UNGGAS
PEDAGING 1. Panen merupakan tahapan akhir pemeliharaan ayam broiler komersil. Berhasil atau tidaknya usaha ayam pedaging komersial dapat diketahui setelah semua ayam dipanen. 2. Tolak ukur keberhasilan dan evaluasi produksi ayam pedaging adalah sebagai berikut: Mortalitas, Rata-rata berat ayam yang dijual, Konversi pakan, Umur panen, Indeks peforman (IP). 3. Faktor-faktor produksi pada ayam pedaging terdiri dari dua faktor produksi yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. 4. Aspek produksi tetap yaitu sarana produksi ternak yang sifatnya tidak habis dipakai dalam satu periode pemeliharaan ayam pedaging. Beberapa aspek produksi tetap produksi ayam pedaging adalah: Aspek lahan, kandang, dan peralatan kandang 5. Aspek produksi variabel adalah sarana produksi yang memiliki sifat habis pakai dalam satu periode pemeliharaan ayam pedaging. Faktor produksi variabel terdiri dari beberapa faktor diantaranya lahan; day old chick (DOC); pakan; obat-obatan, vaksin, dan vitamin; tenaga kerja; 6. Parameter analisis finansial usaha budidaya ayam pedaging yang sering dilakukan adalah: laporan laba rugi, pay back period (PBP), break event point (BEP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan depresiasi.
2 Daftar materi yang sulit 1. Formulasi pakan
dipahami di modul ini 2. Jenis-jenis penyakit yang sering menyerang unggas pedaging, 3. Analisis finansial usaha budidaya ayam pedaging 3 Daftar materi yang sering 1. sifat kualitatif dan kuantitatif bibit mengalami miskonsepsi ternak unggas pedaging, 2. Sexing pada DOC 3. Kebutuhan nutrient unggas berdasarkan periode produksi, 4. Pencegahan penyakit (vaksinasi) serta pengobatan pada unggas pedaging