Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN

KELAYAKAN USAHA TANI TOMAT KEC. KOTAANYAR KAB.


PROBOLINGGO

Dosen Pengampu
Dr. Muksin, SP, M.Si

Oleh :

1. Alfi Lilis Suryani ( D41190661 )


2. Auliya Rakhmi ()
3. Viola ()

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting bagi
perekonomian Indonesia yang harus di kembangkan. Pengembangan
sektor pertanian dapat dilakukan melalui memperdayaan perekonomian
rakyat melalui pendekatan agribisnis yang akan menciptakan pertanian
yang maju, efisien, dan tangguh. Pengembangan sektor pertanian yang
dilakukan mencakup berbagai subsektor, antara lain subsektor tanaman
holtikultura, pangan, perikanan, perternakan, perkebunan, dan kehutanan
(Nyoto, 2016).

Hortikultura atau tanaman sayuran adalah komoditi pertanian yang


memiliki harga yang cukup tinggi di pasaran. Nawangsih, dkk (2001)
mengemukakan bahwa kegiatan pertanian khususnya dibidang
hortikultura (tanaman bunga, buah dan sayur) banyak menarik perhatian
berbagai kalangan khususnya petani. Kegiatan ini dapat dijadikan mata
pencaharian yang menghasilkan keuntungan. Komoditi hortikultura
terutama sayur seperti kol, kentang, cabai, tomat, dan wortel, sejak lama
telah dibudidayakan oleh petani karena produk ini dibutuhkan hampir
setiap lapisan masyarakat sebagai menu hidangan sehari-hari.

Peningkatan produksi hortikultura ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


dalam negeri, bahan baku industri, peningkatan ekspor dan subsitusi
impor. Dengan adanya pengembangan hortikultura dapat dikatakan bahwa
tanaman sayur-sayuran memiliki prospek yang cerah sebab permintaan
akan produk pertanian ini cukup tinggi. Hal ini dikarenakan sayuran
sudah menjadi bagian dari menu sehari-hari masyarakat Indonesia
sehingga tidak mengherankan jika produk pertanian ini selalu tersedia di
pasaran. Bagian lain yang harus diperhatikan selain kegiatan produksi
adalah risiko dari usahatani yang dijalankan. Salah satu kunci yang
menjadi kesuksesan usahatani adalah dapat melihat risiko potensial dan
mengembangkan rencana darurat apabila risiko tersebut terjadi. Dalam
berbagai kegiatan usaha di bidang pertanian sering terjadi situasi ekstrim,
yaitu kejadian yang mengandung risiko (risk events) dan kejadian yang
tidak pasti (uncertainty events).

Kendala usahatani hortikultura dibeberapa negara berkembang adalah


rendahnya nilai pendapatan petani, keterbatasan pengetahuan petani,
keterbatasan lahan yang dimiliki petani, dan posisi tawar pada pihak
petani yang kurang kuat. Hal tersebut menyebabkan rendahnya nilai
keuntungan yang diperoleh petani (Ashari, 1995). Risiko produksi
pertanian lebih besar dibandingkan risiko non pertanian, karena pertanian
sangat dipengaruhi oleh alam seperti cuaca, hama penyakit, suhu,
kekeringan, dan banjir. Besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh petani
akan berdampak pada tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh
petani. Sedangkan risiko harga dipengaruhi oleh banyaknya produksi
yang dihasilkan pada musim tanam tertentu. Apabila produksi yang
dihasilkan banyak atau terjadi panen raya, maka harga jual menurun.
Adanya risiko tersebut berdampak pada tingkat pendapatan petani. Dan
itu juga akan mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan usahatani
berikutnya.

Tomat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi


manusia. Sehingga dari tahun ke tahun Indonesia selalu berusaha untuk
meningkatkan produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya
tomat. Namun Indonesia masih mengimpor tomat baik dalam bentuk buah
segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai negara
(Simamora, 2009).

Kecamatan Kotaanyar memiliki potensi alam yang sangat baik untuk


mengusahakan komoditi sayur- sayuran. Triwungan yang merupakan
salah satu desa di Probolinggo adalah daerah terbesar yang memproduksi
sayur-sayuran terutama tomat. Hal ini dikarenakan iklim, suhu dan
kondisi lahannya yang sangat mendukung. Harga tomat di tingkat
produsen setiap bulannya berfluktuasi. Harga yang berfluktuasi ini
menjadi salah satu masalah pada produsen komoditi tomat. Salah satu
permasalahan yang dihadapi petani tomat di Desa Triwungan, Kecamatan
Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo adalah ketidakpastian terhadap harga
setiap bulannya. Risiko akan ketidakpastian harga serta risiko-risiko
produksi lainnya tidak mempengaruhi petani dalam mengusahatanikan
komoditi tomat, hal ini terlihat oleh data produksi tomat setiap tahunnya
mengalami peningkatan di daerah tersebut. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang usahatani tomat
tersebut karena ingin menganalisis pendapatan petani tomat serta ingin
melihat apakah tomat memang rentan terhadap risko serta mengukur
tingkat risiko yang dihadapi petani dalam mengusahatanikan komoditi
tomat di daerah penelitian.

Anda mungkin juga menyukai