Oleh :
ERMAWATI
I1B118047
FAKULTAS PERIKANAN
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan kerja keras dan semangat kami dapat mengatasi tantangan tersebut.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penyusunan maupun dari isi makalah itu sendiri. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
dibutuhkan kelompok kami untuk lebih menyempurnakan isi dari makalah ini. Sehingga
makalah ini jauh lebih bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
ERMAWATI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Ikan Patin
Patin (Pangasius sp) merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau
setelah ikan mas (Cyprinis carpio), nila (Oreochromis niloticus), lele (Clarias sp)
dan gurami (Osphronemus gouramy) (Ghufran, 2010). Patin adalah salah satu
jenis ikan dari kelompok lele-lelean (catfish) yang menjadi salah satu komoditas
unggulan ikan air tawar. Hal ini karena ikan patin memiliki pangsa pasar yang
cukup besar, baik di dalam maupun di luar negeri dengan nilai jual yang cukup
Ikan patin termasuk jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis
penting. Harga jualnya cukup menjanjikan umumnya di atas harga jual rata-rata
ikan konsumsi jenis lain. Penyebab mahalnya harga jual ikan patin terletak pada
rasa dagingnya yang enak, lezat dan gurih. Dari semua jenis ikan dari keluarga
lele-lelean, rasa daging ikan patin dapat dikatakan yang sangat enak. Tidak
mengherankan jika saat ini banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan
olahan ikan patin sebagai menu utamanya. Khusus di daerah Sumatera, menu ikan
patin yang paling terkenal adalah patin asam pedas. Menu lainnya adalah pindang
patin, pepes patin dan sup patin. Selain karena rasanya yang enak, nilai protein
yang terkandung dalam daging ikan patin juga tergolong tinggi, mencapai 68,6
persen. Kandungan gizi lainnya adalah lemak 5,8 persen, abu 3,5 persen dan air
a. Subsistem Hulu
b. Subsistem Budidaya/Usahatani
c. Subsistem Hilir
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Π =TR – TC .........................................................(1)
Dimana:
Π = pendapatan usahatani
TR = penerimaan usahatani
TC = biaya usahatani
TR = Y . Py ....................................................(2)
Dimana:
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dalam makalah ini sasaran yang dibahas dapat menuju apa
yang telah diharapkan dan memperoleh apa yang telah di tetapkan dalam
makalah ini, oleh sebab itu kami meminta kritikan dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA