Anda di halaman 1dari 21

Cara Kerja:

*) Pembuatan media Nutrient Agar/NA (ukurannya 20gr/L)


1.Dimasukkan media NA 12 gram ke dalam beker glas yg berisi 600 ml aquadest.
2.Dipanaskan di penangas air campuran NA & aquadest sampai terlarut (tdk sampai
mendidih) sambil terus diaduk hingga homogen.
3.Dipindahkan ke dalam erlenmeyer dan ditutup dg cotton plug.
.
*) Pembuatan media MEA (ukurannya 48 gr/L)
1.Dimasukkan media MEA 28.8 gram ke dalam beker glas yg berisi 600 ml
aquadest.
Langkah 2 dst sama sprt yg di atas
.
*) Stetilisasi Media
1.Dimasukkan erlenmeyer yg ditutup cotton plug tadi ke dalam plastik sterilisasi
dan di ikat dg tali karet dg kencang.
2.Semua media yg sudah siap untuk disterilisasi, dimasukkan ke dalam autoklaf.
3.Mensterilisasi media selama 15-20 menit pada suhu 121'C dan tekanan 2 atm.
4.Ditunggu suhu autoklaf turun hingga 0'C.
5.Dibuka penutup autoklaf dan bahan media siap digunakan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan
dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas
tiga macam, yaitu media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC)
merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat
dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total
bakteri dengan metode cawan digunakan Nutrient Agar (NA).
Tahaptahap utama dalam analisa TPC meliputi pembuatan media, pengenceran dan
penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini, media biakan diperlukan untuk
tumbuhnya bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan yang baik harus dapat

menyediakan nutrisi, tempat inkubasi, dan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang


diperlukan

oleh

mikroba.

Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan


garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi
kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan
atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).

Tujuan
1. Mempelajari cara isolasi mikroba (memisahkan mikroba dari campurannya)
2. Mempelajri cara inokulasi (penanaman) mikroba
3. Mengenal bentuk-bentuk koloni bakteri (melakukan identifikasi mikroba)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi Media
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan baakteri ialah medium yang
mengandung zat zat organik seperti rebusan daging, sayur sayuran, sisa sisa
makanan atau ramuan ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak
digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar.
Medium ini tersusun daripada : kaldu bubuk 3 gram, pepton 5 gram, air suling 1000
gram

(Dwidjoseputro,

2005).

Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap
tembus

pandang

pada

suhu

inkubasi

(Pelczar

et

al,

1986).

Medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menubuhkan bakteri di laboratorium


(Tortora, 2007).
Jelaskan Macam Macam Media
Menurut Dwidjoseputro (1964), media dibedakan menjadi :

Media cair misalnya kaldu.


Media kental (padat) menggunakan kentang yang dipotong.
Media yang diperkaya.
Media yang sintetik berupa ramuramuan zat anorganik.
Media kering berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air.
Menurut
Pelczar
et
al
(1986),
media

dibedakan

menjadi:

Media yang diperkaya komponennya yaitu lumpur, ekstra serum dari tanaman atau

hewan.
Media selektif yaitu bagian kimiawi secara spesifik untuk NA agar dapat tumbuh bakteri

tanpa adanya halangan dari apapun.


Media yang berbeda yaitu menyatukan reagen atau zat kimia di media untuk
menghasilkan pertumbuhan yang baik setelah diinkubasi dan diinokulasi dengan

mengizinkan 2 pertumbuhan bakteri yang berbeda.


Menurut Hadioetomo (2010), media dibedakan menjadi 2 menurut komposisi
kimiawinya yaitu mediu sintetik dan medium nonsintetik atau kompleks. Medium sintetik

dibuat dari bahan kimia yang kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan
medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti.
Jelaskan NA, PDA beserta komposisinya
Menurut Pelczar et al (1986), NA (Nutrient Agar) adalah padatan yang bermaksud
membuat media menjadi padat.
Komposisi NA :

Ekstra Daging Sapi 3 gram.


Pepton 5 gram
Agar 15 gram
Air 1000 ml. Menurut Fathir (2009),
Komposisi PDA:

20% Extra daging sapi


2% Glukosa
NA (Nutrient Agar) digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk pencegahan
organisme dalam air, limbah, kotoran, dan lainnya. Komposisi : Beef extract, peptone,
agar dan aquadest (Ruly, 2009).
Pengertian dan Tujuan Pengenceran
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi
kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009).
Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume
larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Macam

Metode

Menurut

Fais

Penanaman
(2009),

beserta

metode

Kelebihan

penanaman

dan
ada

Kekurangannya
dua

yaitu

Dari deskripsi yang singkat ini mengenai ciri ciri nutrisi bakteri haruslah dikenal dua
langkah penting bagi intensitasnya. Di laboratorium (1) inokulasi penanaman penting
bagi suatu medium dengan kandungan nutrisi yang sesuai (2) inkubasi medium yang
sudah diinokulasi pada keadaan fisik (Waluyo, 2005).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang

dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar
(spread plate), dan mikromanipulator ( Buckle,1998).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk
pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama
adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat
diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi
bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams,
2000).
Pengembangan dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu:

Metode Cawan Gores (Streak Plate)


Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain,
sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri.
Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk
garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose
tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini
dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.

Metode Cawan Sebar (Spread Plate)


Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme
di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di
atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media
masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat
tersebar merata pada bagian permukaan agar.

Teknik Dilusi (Pengenceran)


Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan
dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir
semua metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti
TPC (Total Plate Counter). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan
teknik penanaman bakteri (inokulasi), yaitu:

1. Menyiapkan ruangan
2. Pemindahan dengan pipet
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri
(inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin
dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat
dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet
(Pelczar,

1986).

2. Pemindahan dengan dengan pipet


Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml
contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa
kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih
dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin
kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Teknik Inokulasi
Ada

beberapa

metode

yang

digunakan

untuk

mengisolasi

biakan

murni

mikroorganisme yaitu :
a. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada
masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak
mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:

Teknik Gores T

Teknik Gores Kuadran

teknik Gores Sinambung

Teknik Gores Radian

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatubiakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode

cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran
dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap
koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain
digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi,
fisiologi

dan

serologi

dibutuhkan

mikroba

yang

berasal

dari

satu

spesies (Dwidjoseputro, 2005).


Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh
biakan murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan ( 50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba
di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut
mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan
waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilaksanakan

dengan

baik

kebanyakan

akan

menyebabkan

terisolasinya

mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran

mikroorganisme

menjadi

kurang

lanjut

dan

cenderung

untuk

menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang


digoreskan (Ratna, 1990).

Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar


lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi.
Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar,
serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung,
timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh,
ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang dan ada yang keriting.
2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni
dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa
tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin.
Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni
yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak
mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika
bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah,
serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan
estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk,
ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifatsifat mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini
sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar
terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya
koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Bahan

Media PDA
Media EMB
Media SSA
Media NB
Daging
Kupang
Selokan
Lactobacillus

b. Alat
Gambar alat

Nama alat
Mikroskop

Ose

Bunsen

Kaca preparat

Tabung reaksi

petridish

erlemneyer

c.
a.
1.
2.

Prosedur kerja
Cara isolasi dengan metode penggoresan (the streak plate technique)
Siapkan media yang sudah disterilkan dalam petridish yang steril, biarkan hingga dingin
Ambillah 1 ose suspense dari campuran dan goreslah kepermukaan media. Maksud
dari goresan ini untuk mendapatkan deretan koloni yang dikehendaki dan memudahkan

isolasi selanjutnya
3. Inkubasi selama 24-28 jam, amati kiloni yang terbentuk
4. Isolasikan masing-masing koloni dengan menanamkannya pada masing-masing
medianya
5. Isolasi ini dikerjakan 2-3 kali, sampai diperoleh kultur murni
6. Bila telah mendapatkan kultur murni, inokulasikan kedalam media agar dalam tabung
reaksi
b. Cara inokulasi dalam nutrient broth
1. Ambilah koloni B subtilis / E.coli dengan ose steril (sebelumnya dipijarkan pada burner
dan didinginkan sebentar), masukkan kedalam nutrieny broth.
2. Sebaiknya inokulasi delakukan dekat buener di dalam ruangan steril. Tangan kanan
untuk memegang ose dan tangan kiri digunakan untu memgang tabung reaksi steril
yang berisi media nutrient broth steril. Sebelum dan setelah diinokulasi, bibir tabung
reaksi dilewatkan diatas burner, (kapas penutup jangan diletakkan meja)
3. Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu kamar, amati gelembung / kekeruhan yang
terjadi secara makroskopis dan secara mikroskopis
c. Cara inokulasi dalam nutrient agar
1. Media nutrient agar tegak diinokulasi secara aseptic dengan biakan murni bakteri
memakai jarum ose dengan cara menusuk kedalam nutrient agar
2. Media nutrient agar miring diinokulasi secara aseptic dengan biakan murni bakteri
memakai jarum ose dengan cara menggoreskan bagian atas nutrient agar (goresan
lurus)
3. Inokulasi dalam petridish steril dilakukan dengan metode penggoresan atau metode
taburan
4. Metode taburan dilakukan sebagai berikut: sebanyak 10ml media nutrient agar dalam
tabung reaksi (yang baru disterilkan / dicairkan), didinginkan hingga suhu 50 OC,
kemudian diinokulasi secara aseptic dengan biakan murni bakteri, kemudia tabung
digojog dan dituangkan dalam petridish secara aseptic. Cara ini biasanya digunakan
untuk menghitung bakteri (metode pour plate)
5. Ikubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar
6. Amatilah koloni-koloni yang tumbuh secara makroskopis / mikroskopis.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Gambar

Keterangan
Inokulasi pada media
EMB

Bentuk:
Warna: hijau metalic
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam:

Inokulasi pada media


NB

Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam:

Inokulasi pada media


PDA

Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam

Inokulasi pada media


SSA

Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam

BAB V
PEMBAHASAN
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam
bebas dan menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium
buatan. Pada saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan
sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan
bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan
petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup
cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya
sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba
pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba
tidak rusak atau mengalami gangguan.
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :
1. Teknik Penggoresan (steak plate)
Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :
A.

Goresan Sinambung
Seperti gambar di bawah ini :

B.

Goresan T
Seperti gambar di bawah ini :

C.

Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Seperti gambar di bawah ini :

Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat
kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak
ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
2. Teknik Taburan (pour plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang
akan digunakan.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media
yang akan digunakan.
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di
ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini
diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita
akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan
tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni
tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator,
kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium
encer

untuk

dibiakkan.

Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai
tempat tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba

yang ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk
fungi digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt
Extract Agar (MEA). Media yang digunakan berbeda-beda karena untuk mengisolasi
mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk mikroba tersebut. Dilihat dari pH,
suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi mikroba yang
ditumbuhkan.
Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan
juga menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara
aseptik, yang di buat ada 4 kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa
tumbuh dan bisa dilihat dengan jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan
khamir. Sedangkan untuk jamur menggunakan metode titik karena jamur memiliki spora
yang akan rusak jika digunakan metode gores. Dari hasil percobaan didapatkan hasil
untuk untuk isolasi dan kultivasi bakteri E. coli, jumlah koloni terbanyak didapatkan
pada isolat dengan kode NA3 (4) sebanyak 49. Sementara untuk bentuk koloni
berbeda-beda untuk setiap sampel, yaitu ada yang berbentuk berbenang-benang,
rhizoid, konsentris, tak beraturan dan menyebar, serta tak berbentuk dan menyebar.
Perbedaan bentuk ini diakibatkan perbedaan pada saat penggoresan mikroba. Bentuk
tepiannya berbentuk bercabang, tak beraturan dan berombak. Sedangkan warna untuk
setiap koloni adalah putih susu. Sementara bentuk koloninya berbentuk cembung dan
seperti kawah.
Sedangkan untuk isolasi dan kultivasi jamur Aspergillus sp. dengan media PDA, jumlah
koloni terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode PDA3 (2) sebanyak 111. Bentuk
koloni ada yang berbentuk filiform, L, bundar dan menyebar. Warna untuk setiap koloni
adalah hitam dan tepian untuk semua sampel adalah berbentuk wol. Sementara bentuk
elevasinya adalah tombol dan kawah. Untuk isolasi dan kultivasi khamir yaitu
Saccaromyces menggunakan media MEA, jumlah koloni terbanyak didapatkan pada
isolat dengan kode MEA1 (3) dengan jumlah koloni sebanyak 130. Bentuk koloni
berbentuk L untuk setiap sampel. Warna untuk setiap koloni adalah putih mengkilap dan
tepian untuk semua sampel adalah berbentuk licin. Sementara bentuk elevasinya
adalah tombol. Pengamatan untuk bentuk koloni dilihat dari atas, permukaan koloni
dilihat dari samping dan tepi koloni dilihat dari atas. Sedangkan jumlah koloni dihitung
dari colony counter.

BAB VI
JAWAB PERTANYAAN
1. Terangkan cara kerja isolasi mikroba
a. Metode tuang (the pour plate method)
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan ( 50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba
di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut
mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
b. Metode permukaan (the surface/spread plate method)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate
kultur dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan
agar.
2. Pada inokulasi mikroba, gambarlah hasil pengamatan (mikroskopis / makroskopis)
Sebutkan pula spesifikasi dari koloni-koloni yang saudara amati:
a. Bentuk
b. Warna
c. Pinggiran (tepi)
d. Permukaan (elevasi)
e. Struktur dalam
Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang
dari pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada
juga yang bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti
rantai pendek, tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter 1,1 1,5 x 2,0
6,0 m, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa
menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol % (Pelczar
dan Chan, 1988:949) . (http://um.ac.id)
Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan,

2005:169). Kecepatan berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika
faktor media, derajat keasaman dan suhu tetap sesuai. (http://ksupointer.com) Selain
tersebar di banyak tempat dan kondisi, bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan pada
suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara
80C-460C, tetapi suhu optimumnya adalah 370C. Oleh karena itu, bakteri tersebut
dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978:82).
Taksonomi Escherichia coli sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1978:105):
Divisi
: Protophyta
Kelas
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Pelczar dan Chan (1988:809-810) mengatakan Escherichia coli merupakan bagian
dari mikrobiota normal saluran pencernaan. Escherichia coli dipindahsebarkan dengan
kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau
minuman. Morfologi dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu: (1) merupakan batang
gram negatif, (2) terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, (3) biasanya
tidak berkapsul, (4) tidak berspora, (5) motil atau tidak motil, peritrikus, (6) aerobik,
anaerobik fakultatif, (7) penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah
normalnya. Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan
usus (gastroenteritis) (Pelczar dan Chan, 1988:809-810). Bakteri ini menjadi patogen
yang berbahaya bila hidup di luar usus seperti pada saluran kemih, yang dapat
mengakibatkan peradangan selaput lendir (sistitis) (Pelczar dan Chan, 1988:545).
Escherichia coli dapat dipindahsebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air
seni orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang
lain. Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri Escherichia coli
pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak
kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan
penyerapan air pada dinding usus berkurang dan terjadi diare .(Pelczar dan Chan,
1988:810).

BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan
perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik
inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar (streak plate method)
dan metode gores pada agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus
benar-benar aseptik atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme
lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag
putih menyebar yang menandakan koloni bakteriE. c oli biakan tumbuh. Sedangkan
pada metode gores agar datar tidak ditemukan garis zig-zag putih yang menandakan
belum tumbuhnya koloni bakteri.

Anda mungkin juga menyukai