Ulat jerman
Ulat hongkong
Habitat alamiah
Berasal dari wilayah tropis di Amerika tengah dan selatan
Aktifitas malam hari (nocturnal)
Secara alamiah suka di bebatuan dan kayu pada siang hari
Telur
Jumlah telur per induk : 275 butir selama 22-137 hari
Ukuran telur: panjang 1,2 mm
Induk bertelur:
selesai dalam satu hari - berjarak 2-5 hari
Telur dapat menetas dalam 4-14 hari (Lyon, 1991)
Larva
Larva bentuk seperti cacing, halus dan keras, berwarna kuning terang
Ukuran larva : panjang 35 mm lebar 3 mm terdapat 13-15 segmen
Larva hidup selama 50-122 hari Moulting 9-20 kali
Moulting
Tujuan: untuk pertumbuhan sehingga harus melepaskan diri dari dinding tubuh yang keras
Istilah:
- Apolisis (pelepasan epidermis secara bertahap dari kutikula)
- Eksidisis (pengguguran kutikula) Dipengaruhi 3 hormon:
1. PTTH (merangsang otak untuk mengeluarkan ekdison)
2. Juvenil (merangsang apolisis dan pertumbuhan)
3. Ekdison (pupasi)
Pupa
Masa pupa menjadi kumbang 7-24 hari yaitu:
- 30 hari pada suhu 15 oC
- 9 hari pada suhu 25 oC
- 6 hari pada suhu 35 oC
Imago (kumbang)
Mempunyai 2 pasang sayap yaitu:
- Sepasang di depan ----- elytra
- Sepasang belakang ----- tipis dan panjang
Panjang 23-26 mm
Peralatan Budidaya
• Kotak terbuat dari triplek dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan
• Lapisi lakban pada bibir kotak agar ulat tidak kabur
• Buat rak susun dengan jarak 10 cm antar kotak
Potensi pasar
Ulat hongkong dapat menjadi pakan bagi banyak hewan peliharaan seperti burung,
landak mini, ataupun sejenis reptile dengan harga jual yang cukup tinggi sekitar 50rb per
kilo dan kebutuhan pasar yang tinggi menjadikan ternak ini sangat berpotensi untuk
berkembang.
Penanganan produk
• Standarisasi
• Grading (Kualitas)
• Pemberian Label
• Pengemasan
• Distribusi
• Transportasi