Anda di halaman 1dari 13

ISBN :978-602-73159-0-7

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII


Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia
Melalui Riset dan Evaluasi
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS
Surakarta, 18 April 2015

MAKALAH
PENDAMPING

KIMIA ORGANIK

ISBN :978-602-73159-0-7

EKSPLORASI KUALITATIF SENYAWA GLIKOALKALOID DALAM


UMBI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum) DENGAN
LC/ESI-ToF-MS (Liquid hromatography-Electrospray IonisationTime of Flight-Mass Spectrometry)
Muhammad Yudhistira Azis1,*, Yana Maolana Syah2,
Suryo Gandasasmita2
1LaboratoriumKimia
2Laboratorium

Organik Bahan Alam, FMIPA, ITB, Bandung,Indonesia


Kimia Analitik, FMIPA , ITB, Bandung,Indonesia

tel/fax : 081321850886, email: yudis_chempd@yahoo.com

ABSTRAK
Penurunan produktivitas dan kualitas tanaman kentang ditunjukkan secara fisiologis
akibat infeksi virus pada umbi kentang. Umbi kentang yang terinfeksi berpotensi menimbulkan
kerusakan pada umbi dan dalam waktu yang lama bahkan akan mengalami pembusukan.
Penurunan produktivitas dan kualitas tanaman kentang dapat terjadi dari generasi kedua sampai
ke generasi selanjutnya terutama pada masa pertumbuhan tunas atau kecambah. Namun belum
terdapat informasi yang jelas mengenai keterkaitan antara penurunan kualitas setiap generasi
tanaman kentang dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada bagian
umbi kentang. Glikoalkaloid merupakan metabolit sekunder antinutrisi dalam tanaman yang
bersifat racun pada virus, bakteri, jamur, binatang dan manusia. Metode pemisahan
menggunakan instrumen dengan sensitivitas dan resolusi yang tinggi dapat digunakan untuk
analisis kandungan metabolit sekunder dalam umbi kentang secara kualitatif yaitu dengan
LC/ESI-ToF-MS. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai eksplorasi
kemungkinan adanya pengaruh perubahan kandungan glikoalkaloid dalam ekstrak umbi
kentang (Solanum tuberosum) yang tidak berkecambah dan umbi yang berkecambah terhadap
penurunan kualitas setiap jenis generasi umbi kentang secara kualitatif. Metode pemisahan
yang dilakukan menggunakan LC/ESI-ToF-MS. Selain itu juga dilakukan fraksinasi terhadap
ekstrak kentang (umbi dan kecambah) menggunakan Kromatografi Permeasi Gel. Identifikasi
dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis dan MS-ESI-IT/MS. Kromatogram ion total hasil
pengukuran LC/ESI-ToF-MS menunjukkan bahwa ekstrak umbi kentang tidak berkecambah dari
berbagai generasi memberikan pola pemisahan yang hampir sama dengan intensitas puncak
yang tinggi pada waktu retensi yang mirip untuk setiap generasi umbi kentang tidak
berkecambah. dengan program MassLynx ver 4.0 (Micromass). Massa molekul yang ditemukan
pada puncak dengan intensitas tinggi yaitu -solanine (m/z 868,5058) dan -chaconine (m/z
852,5109) pada modus ion positif [M+H] dengan program MassLynxver4.0 (Micromass).
Disimpulkan bahwa glikoalkaloid merupakan metabolit sekunder yang terbanyak dan dominan
terhadap -solanine dan -chaconine. Namun, tidak ditemukan keterkaitan secara langsung
antara kandungan metabolit sekunder lain dengan penurunan kualitas generasi yang berbeda
dalam umbi kentang yang tidak berkecambah maupun yang berkecambah.
Kata Kunci: Umbi kentang(Solanum tuberosum),-solanine,Glikoalkaloid,-chaconine,LC-TOFMS/MS

ISBN :978-602-73159-0-7
PENDAHULUAN

yang merugikan terhadap organisme lainnya


kentang

[11,13]. Racun tersebut dapat berasal dari

(Solanumtuberosum) di Indonesia setiap

metabolit sekunder yang diproduksi dalam

tahun padaera 1990-an mencapai 1 juta ton

kentang,

dari hasil panen untuk luas tanam 70.000

turunan seskuiterpen [13], yang berefek

hektar.

pada

Produksi

Kualitas

tanaman

benih

atau

biji

umbi

yaitu

glikoalkaloid

kemungkinan

dan

adanya

penurunan

jenis

keterkaitan

tanaman ini sangat menentukan produksi

dengan

kualitas

terhadap

tanaman kentang selama beberapa musim.

generasi tanaman kentang [11,13].

Jenis umbi yang berkualitas banyak tersedia

Glikoalkaloid merupakan metabolit

di Indonesia dan menjadi bahan komoditas

sekunder antinutrisi dalam tanaman yang

ekspor serta bersertifikat dengan kualitas

bersifat racun pada virus, bakteri, jamur,

yang

binatang,

baik

[5].Pertumbuhan

tanaman

dan

manusia,

yang

banyak

kentang itu sendiri terdiri dari lima tahap

terdapat di bagian kulit umbi dan kecambah

(Gambar 1), yaitu pertumbuhan tunas,

pada tanaman kentang.

penegakan tanaman, inisiasi pertumbuhan


umbi,

pengembangan

umbi,

dan

Masih kurangnya informasi pada


perubahan kandungan metabolit sekunder

pemasakan umbi [4]. Secara fisiologis,

yang

pemasakan umbi ditandai dengan ukuran

terhadap penurunan kualitas umbi tanaman

umbi

banyaknya

kentang dari beberapa generasi membuat

kandungan karbohidrat [7], yang sangat

perlu adanya kajian awal yang berkaitan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

dengan eksplorasi secara kualitatif dalam

yang

optimal

dan

Selain itu, terdapat pula faktor lain

dominan,

menentukan

seperti

glikoalkaloid,

kemungkinan

adanya

yang turut berpengaruh, yaitu adanya infeksi

perubahan kandungan glikoalkaloid dalam

virus yang dapat mengakibatkan terjadinya

umbi kentang yang tidak berkecambah

penurunan

maupun umbi kentang yang berkecambah

produktivitas

dan

kualitas

tanaman kentang. Hal ini dapat terjadi dari

dari

generasi

dengan metode analisis LC/ESI-TOF-MS

kedua

selanjutnya

sampai

terutama

ke
pada

generasi
masa

dan

berbagai

generasi

fraksinasi

dengan

umbi

kentang,

Sephadex-LH20

pertumbuhan tunas atau kecambah. Yang

serta identifikasi dengan KLT dan MS- ESI-

dimaksud generasi umbi tanaman kentang

IT/MS.

itu sendiri merupakan penanaman kembali


umbi

yang

berasal

dari

pertumbuhan

tanaman sebelumnya [7].


Umbi

kentang

Metode

analisis

dan

identifikasi

metabolit sekunder dari umbi kentang telah


banyak dilakukan seperti analisis senyawa

yang

terinfeksi

glikoalkaloid dengan metode kalorimetri,


(ELISA),

dan

berpotensi menimbulkan kerusakan pada

Immunoassay

umbi dan dalam waktu yang lama akan

kromatografilapis tipis [3]. Adapun metode

mengalami

analisis dengan instrumen misalnya dengan

pembusukan

[16].

Berbagai

tanaman dan beberapa mikroorganisme

HPLC

(High

dapat memproduksi senyawa racun alami

Chromatography) [1,17], Kromatografi Gas

untuk memproteksi diri dari lingkungan

dan MS (MassSpectrometry) [14]. Ketiga

ekstrim. Keberadaan racun alami harus

metode instrumenini juga pernah digunakan

diwaspadai karena dapat menimbulkan efek

untuk

menganalisis

Pressure

Liquid

senyawa-senyawa

ISBN :978-602-73159-0-7
fenolik

antioksidan

[10]

dan

golongan

analitis

digunakan

Ainsworth

dalam

penimbangan. Instrumen yang digunakan

turunan seskuiterpen alkohol [19].

adalah

LC/ESI-ToF-MS

(Liquid

METODE PENELITIAN

Chromatography-Electrospray

ionization-

Alat dan Bahan

Time of Flight-Mass Spectrometry), Waters

Peralatan yang digunakan adalah


peralatan

standar

laboratorium

Kimia

yang

dan

2695HPLC)

(Gambar

2)

yang

di

berperan dalam pemisahan dan deteksi

Kimia

berat molekul dan program MassLynx ver

digunakan

Analitik

Alliance

digunakan

4.0

juga beberapa peralatan khusus seperti

pengolahan data MS sedangkan MS-ESI-

blender daging (chopper/ food processor)

IT/MS Bruker (Gambar 3) menggunakan

untuk mencacah umbi kentang, evaporator,

program software Data analysis ver. 4

dan freeze dry untuk memekatkan dan

(Bruker) dalam identifikasi berat molekul.

mengeringkan

ekstrak

sampel.

(Micromass)

untuk

Organik Bahan Alam. Selain itu, digunakan

Neraca

Gambar 2 LC/ESI-ToF-MS
(Liquid ChromatographyElectrospray Ionization-Time of
Flight- Mass SpectrometryAlliance 2695 HPLC pump)

Gambar 1 Tahapan
pertumbuhan umbi

Gambar 3 MS-ESI-IT/MS
(MassSpectrometryElectrospray Ionisation-Ion
Traped tandem Mass
Spectrometry-HCT Bruker)

pelat silika gel, pereaksi Dragendorff dan


pereaksiserium(IV)sulfat untuk kromatografi
Sementara untuk bahan yang digunakan

lapistipis.

yaitu Bubuk Sephadex LH-20 (Pestanal,


sigma aldrich, St Louis MO,USA) dan Kolom
Sephadex

LH-20

digunakan

sebagai

Preparasi sampel umbi kentang


Umbi

kentang

tidak

berkecambah

dan

fraksinasi ekstrak sampel.

berkecambah diambil langsung dari lokasi

Semua larutan yang digunakan memiliki

pertanian

kualitas pro analysis (p.a.) dan HPLC grade

pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat,

yang berasal dari SupraSolv grade (Merck,

yang merupakan lokasi strategis sebagai

Darmstadt,

wilayah pengembangan komoditas sayur

Germany).

Larutan

yang

tanaman

kentang

di

digunakan untuk pengukuran LC/ESI-ToF-

dan

MS

Kabupaten Garut adalah kentang [2].

dan

aseton,

MS-ESI-IT/MS
asetonitril,

yaitu

metanol,

asetonitril:air:asam

hortikultura

Sepuluh

yang

kelompok

umbi

daerah

dihasilkan

kentang

di

tidak

format = 50:50:0,5 sebagai pelarut ekstrak

berkecambah dengan jenis, jumlah, dan

sampel. Kloroform, metanol, amonia pekat,

generasi

yang

berbeda.

Masing-masing

ISBN :978-602-73159-0-7
dimasukkan dalam plastik dan disimpan di
tempat gelap sebelum diberi perlakuan

Ekstraksi sampel umbi kentang yang

terhadap sampel. Masing-masing kelompok

berkecambah dan kecambah


Setiap umbi kentang berkecambah

jenis dan generasi umbi tidak berkecambah


memiliki ukuran dan berat yang beragam

masing-masing

dicuci

bersih

dan

tergantung jumlah sampel umbi. Kesepuluh

dikeringkan dalam suhu ruang. Kemudian

kelompok umbi kentang tidak berkecambah

berat keringnya ditimbang. Kecambah pada

tersebut adalah Granola 5, Granola 4,

setiap

Granola mata merah 3(MM3), Diana 3, XA 3,

digerus

Granola MZ3, Granola 6, Ketela 5, Ketela 4

Adapun

dan Granola 7. Adapun sebanyak empat

blender. Umbi dan kecambah diekstraksi,

buah umbi kentang berkecambah dengan

dievaporasi dan dikeringkan dengan teknik

jenis dan generasi yang sama dimasukkan

freeze dry dengan metode yang sama

dalam plastik dan dibiarkan terbuka sebelum

dengan

dilakukan perlakuan terhadap sampel.

berkecambah. kemudian disimpan dalam

umbi dipisahkan, ditimbang lalu


dengan

mortar

umbinya

umbi

sampai

dihaluskan

kentang

halus.
dengan

yang

tidak

freezer pada suhu -40C dan dianalisis


Ekstraksi sampel umbi kentang yang

dengan LC/ESI-ToF-MS.

tidak berkecambah
Umbi

kentang

dalam

berbagai

Analisis umbi kentang berkecambah dan

kelompok generasi dikeringkan pada suhu

tidak

ruang. Kemudian, tiap jenis kelompok umbi

LC/ESI-TOF-MS

berkecambah

menggunakan

masing-masing ditimbang. Sebanyak dua

5 mg ekstrak setiap jenis sampel

atau tiga buah umbi kentang dipotong-

umbi kentang tidak berkecambah dilarutkan

potong kecil dan digerus halus dengan

masing-masing

mortar. Umbi yang telah dipotong, kemudian

asetonitril:air:asam

ditambahkan larutan metanol pro analysis

kemudian dianalisis dengan LC/ESI-ToF-MS

dengan volum 50-150 mL sesuai jumlah dan

(Liquid

berat masing-masing kelompok umbi, lalu

ElectrosprayIonisation-Time of Flight-Mass

didiamkan selama 1x24 jam (maserasi)

Spectrometry).

dengan
format

1,5L
=

50:50:0,5

Chromatography-

pada suhu ruang dan disaring. Perlakuan

Instrumen

LC

yang

digunakan

diulangi kembali pada umbi yang bersisa

adalah Waters Alliance 2695 HPLC. Sumber

pada tiap kelompok umbi tersebut.

ionnya adalah ESI (ElectronsprayIonization)

Filtrat yang dihasilkan merupakan

yaitu Z-spray dalam modus ionpositif [M+H].

hasil ekstrak umbi kentang hasil maserasi,

Adapun

kemudian

spectrometry).

dipekatkan

menggunakan
0

ToF-MS

(time
Kolom

offlight

mass

yangdigunakan

evaporator pada suhu 55-60 C (titik didih

adalah kolom C18Xterra. Temperatur kolom

metanol) dan dikeringkan dengan metode

200C dan injeksi sampel 10,00L. Fasa

freeze

dry

pada

suhu

-200C

selama

satumalam. Masing-masing ekstrak umbi


yang telah dikeringkan kemudian ditimbang
dan disimpan dalam freezer pada suhu 40C.

gerak yang digunakan menggunakan eluen


A

(asetonitril+asam

(air+asam

format).

format),

eluen

Pemisahan

setiap

sampel dilakukan selama 40 menit. Laju


elusi

0,3mL/menit.

Elusi

gradien

yang

ISBN :978-602-73159-0-7
digunakan

yaitu

asetonitril:air

(2,5:97,5)

positif, Temperatur sumber ionisasi 1000C,

pada menit 0-5, asetonitril:air (70:30) pada


menit 5-25, asetonitril:air (90:10) pada menit
25-30 dan asetonitril:air (2,5:97,5) pada
menit 30-40.
Data

MS,

pembacaan

dalam

rentang 100-1500m/z dalam modus ion

akselerasi
Temperatur

tegangan

100

3500C

desolvasi

dan

Volt.
laju

desolvasi 500 L/h, jenis syringe: Hamilton


250L. Kondisi pemisahan LC/ESI-TOF-MS
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Kondisi pemisahan LC-ESI-TOF/MS


Fraksinasi ekstrak sampel umbi kentang

metanol.

yang

masuk

tidak

berkecambah

dan

Setelah
seluruhnya

ekstrak

sampel

telah

dalam

kolom,

elusi

berkecambah menggunakan Sephadex

sampel dengan metanol dan terfraksinasi

LH-20 dan identifikasidengan KLT dan

sesuai degradasi warna yang berbeda.

MS-ESI-IT/MS

Ekstrak

sampel

yang

terfraksinasi

Setiap ekstrak umbi kentang dan

dipekatkan dengan evaporator, ditimbang

kecambah yang disimpan dalam freezer

dan diidentifikasi dengan KLT dan MS-ESI-

dibiarkan beberapa saat pada suhu ruang.

TOF/MS.

Kemudian setiap ekstrak ditimbang dan

Identifikasi dengan KLT dilakukan


menggunakan pelat silika gel TLC silica

dilarutkan dalam metanol.


Setelah itu, ekstrak disaring dan

gel60 F254. Setiap fraksi ditotolkan pada

filtrat yang diperoleh kemudian dipekatkan

pelatsilika menggunakan pipet kapiler dan

dengan evaporator. Filtrat dilarutkan kembali

dielusi

denganmetanol

kloroform-metanol2%(v/v)-amonia

sebelum

dielusi

dalam

menggunakan

pengembang

kolomSephadex LH-20. 10 gram bubuk

(80:20:0,5) dan (70:30:0,5) dalam bejana

Sephadex LH-20 dilarutkan dalam metanol

KLT. Pelat silika kemudian diamati dibawah

dandimasukkan

lampu UV dan pelat disemprot dengan

dalam

kolom.

Kolom

dikondisikan dengan methanol, kemudian


sampel dimasukkan dan dielusi dengan

larutan serium(IV) sulfat.


Identifikasi dengan MS-ESI-IT/MS

ISBN :978-602-73159-0-7
(Massspectrometry Electrospray Ionization-

(reverse

Ion traped tandem mass spectrometry- HCT

pemisahanLC dikarenakan sampel ekstrak

dilakukan

dilakukan

phase)

dalam

menggunakan

bersifat polar sehingga ekstrak dibawa

format

dengan fasa gerak yang kepolaran yang

=50:50:0,5. Injeksi kolom MS dengan pelarut

sama dan fasa diam yang non polar.

tersebut sampai diperoleh intensitas yang

Penggunaan teknik elusi gradien atau elusi

Bruker)

pelarutasetonitril:air:asam

stabil pada rentang tegangan 10 -10 V/Cm.

landaian

Sekitar 0,2L sampel diinjeksi dengan suhu

kepolaran eluen dalam membawa sampel

sistem 300oC, optimasi target massa pada

melewati kolom pada waktu retensi tertentu

MS

yaitu

m/z

800-1000.

Tegangan

capillary: 2,0Volt. Sumber tegangan 60Volt.


Tekanan yang digunakan 10,00 psi. Laju alir
gas nebulizer (N2) 5,0L/h dan laju alir eluen

agar

adalah

untuk

pemisahan

dilakukan

meningkatkan

semakin

teknik

elusi

baik.

isokratik,

Bila
yaitu

menjaga kondisi pemisahan yang sama dari


awal sampai akhir proses pemisahan, hal ini
belum tentu dapat memberikan pemisahan

240L/menit. Pembacaan berat molekul:

yang baik karena kemungkinan interaksi

100-1500m/z. Intensitas pengukuran yang

kolom dengan fasa gerak dan sampel dapat

baik yaitu dengan menghasilkan puncak

berubah

dengan intensitas pada rentang tegangan

kepolaran sehingga baik dilakukan teknik

10 -10 V/Cm.

sewaktu-waktu

sesuai

dengan

elusi gradien [9]. Kromatogram ion total


umbi yang tidak berkecambah menunjukkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

pola puncak yang hampir sama tetapi

Pada umbi berkecambah, umbi dan

dengan

intensitas

yang

berbeda

untuk

kecambah masing-masing dipisahkan dan

bebagai generasi umbi kentang. Puncak

diekstrak dengan cara yang sama. Pelarut

dengan intensitas tinggi ditunjukkan pada

metanol

digunakan

waktu retensi menit ke-16. Selain itu,

sebagai pelarut esktrak dalam maserasi

teramati pula puncak yang rendahdan lebar

(metode ekstraksi padat-cair bertahap yang

pada menit ke-12 sampai ke-14 sebelum

dilakukan

perendaman

munculnya puncak dengan intensitas tinggi.

padatan dalam usaha mengekstraksi suatu

Hal ini mengindikasikan adanya polimer

substansi dari bahan alam pada temperatur

karbohidrat yang berasal dari umbi kentang

kamar) terhadap seluruh bagian sampel

yang

karena merupakan pelarut universal yang

kentang banyak mengandung pati ataupun

dapat melarutkan senyawa polar, sebagian

karbohidrat lain yang larut dengan baik

senyawa semipolar, dan beberapa senyawa

dalam

nonpolar [12].

mengindikasikan senyawa polimer tersebut

p.a

(pro

dengan

analysis)

proses

menggaggu

pelarut

pengukuran.

polar.

Puncak

Umbi

yang

ditunjukkan dengan puncak yang lebar pada


Analisis dengan LC/ESI-TOF-MS

kromatogram ion total umbi kentang tidak

Persiapan sampel yang digunakan

berkecambah.

minimal sebanyak 5 mg karena instrumen

Pada kromatogram ion total umbi

ini memiliki deteksi dengan resolusi yang

kentang yang tidak berkecambah jenis XA

tinggi sehingga kuantitas sampel dapat

generasi 3. Misalnya menunjukkan berat

diminimalisir.

molekul yang teridentifikasi pada modus ion

Penggunaan

fasa

terbalik

ISBN :978-602-73159-0-7
positif [M+H] yaitu m/z = 852,5117 yang

C45H74NO15. Hasil pemisahan glikoalkaloid

berkorelasi

pada

dengan

rumus

molekul

umbi

berkecambah,

umbi

non

C45H74NO14 dan m/z = 868,5130 yang

berkecambah dan berkecambah dengan

berkorelasidengan

LC/MS ditunjukkan pada Gambar 5.

rumus

molekul

Gambar 5 Kromatogram ion total umbi kentang berkecambah,umbi berkecambah dan


kecambah dengan menggunakan LC/ESI-TOF-MS
Pada umbi berkecambah dan non

dua senyawa glikoalkaloid tersebut dengan

berkecambah ditemukan satu puncak tinggi

intensitas yang berbeda diantara kedua

pada

puncak pemisahan tersebut (Gambar 6). Hal

menit

ke

15,62

untuk

umbi

berkecambah dan menit ke-15,93 untuk

ini

umbi tidak berkecambah. Sedangkan untuk

glikoalkaloid

pemisahan pada kecambah terdapat dua

senyawa dominan dalam umbi kentang dan

puncak yang memiliki daya pisah yang

kecambah. Berdasarkan hasil eksplorasi

masih kurang baik yaitu pada menit 14,65

tersebut, tidak ditemukan adanya perubahan

dan 15,77. Identifikasi MS menunjukkan

kandungan jenis metabolit sekunder lainnya

dalam puncak teridentifikasi dua puncak

dalam umbi kentang berkecambah maupun

berdekatan

umbi

yang

merupakan

senyawa

menunjukkan

kentang

bahwa

tersebut

tidak

dua

senyawa

merupakan

berkecambah

dua

dari

dominan dari glikoalkaloid yaitu -solanine

berbagai jenis dan generasi. Pemisahan

(m/z 852,5) dan -chaconine (m/z 868,5).

yang dilakukan belum baik, oleh karena itu

Sedangkan pada kecambah, pada kedua

dilakukan pemisahan lain menggunakan

puncak tertinggi pemisahan teridentifikasi

fraksinasi menggunakan Sephadex-LH20.

ISBN :978-602-73159-0-7

Gambar 6 Kromatogram ion total ekstrak kecambah dari umbi kentangberkecambah dan
spektrum massa pada waktu retensi 14,68 menit dan 15,77 menit menggunakan modus ion
positif
Ekstrak sampel umbi kentang yang tidak

intramolekul gel. Partikel dengan berat

berkecambah

molekul

dan

berkecambah

menggunakan

besar,

terelusi

lebih

cepat

menembus pori gel sedangkan partikel


dengan berat molekul yang rendah terelusi
lebih lambat dikarenakan partikel tersebut

Sephadex LH-20
Fraksinasi terhadap ekstrak umbi

terlebih dahulu menembus pori gel. Dalam

kentang yang berkecambah maupun tidak

hal ini, berat molekul yang lebih besar dan

berkecambah

komponen utama akan keluar terlebih

dilakukan

Sephadex

menggunakan
Fraksinasi

LH-20.

dahulu

melewati

kolom

dan

diikuti

metabolit

komponen minornya. Diperoleh 2 pita yang

sekunder selain glikoalkaloid yang terdapat

berbeda pada setiap sampel umbi kentang

dalam ekstrak umbi kentang berdasarkan

maupun kecambah (Gambar 7).

diharapkandapat

memisahkan

perbedaan berat molekul. Untuk setiap


fraksi yang dihasilkan, jumlah total massa
fraksi lebih kecil jika dibandingkan dengan
massa sampel sebelum dipisahkan dengan
Sephadex LH-20. Hal ini mungkin terjadi
karena ekstraksampel tertahan pada poripori

gel

teradsorpsi

SephadexLH-20
pada

gel

ataupun

(10).Pemisahan

Gambar 7 Pemisahan dengan kolomSephadex

dengan kromatografi permeasi gel ini dapat

LH-20terhadap ekstrak umbi kentang

melewatkan sampel yang akan dipisahkan


melalui pori-pori ikatan silang pada gel

Selain Sephadex LH-20 dikenal

dekstran atau poliakrilamid [10]. Ekstrak

juga jenis Sephadex jenis G-, Sephadex L-

sampel akan melewati pori-pori gel yang

yangdibedakan berdasarkan ukuran pori-

telah mengembang setelah terendam dan

pori molekul gel. Sephadex LH-20 cukup

terelusi

stabil dalam pelarut organik, namun kurang

dalam

pelarut

yang

digunakan.Ekstrak sampel yang terelusi


akan

melewati

pori

antarmolekul

dan

stabil dalam larutan pada pH ekstrim [15].


Pada umumnya Sephadex LH-20

ISBN :978-602-73159-0-7
dapat memisahkan senyawa bahan alam

dilakukan menggunakan MS-ESI-IT/MS.

dengan senyawa-senyawa yang memiliki


berat

molekul

steroid,

lipid

besar,

seperti

senyawa

Identifikasi dengan MS-ESI-IT/MS

dan terpenoid, senyawa-

Spektrum massa hasil fraksinasi

senyawa dengan berat molekul rendah

pada

seperti golongan peptida dan sebagainya

memperlihatkan intensitas puncak yang

[8,15]. Sephadex LH-20 memiliki batas

tinggi sebagai hasil protonasi gugus-gugus

pemisahansampai berat molekul m/z =

hidroksi pada struktur sakarida dengan ion

4000-5000

H+ [14] dan stabil untuk kedua senyawa

(7).

Keberadaan

senyawa

dalam hasil fraksinasi dapat didentifikasi


lebih

lanjut

dengan

menggunakan

kromatografi lapis tipis dan MS-ESI-IT/MS


(MassSpectrometry tandem Electrospray
Ionization-Ion

Trapped-Mass

Spectrometry).

modus

ion

positif

[M+H]

glikoalkaloid yaitu -solanine (m/z = 868,5)


dan -chaconine (m/z = 852,5). Kedua
berat molekul senyawa glikoalkaloid pada
modus

ion

positif

tersebut,

dapat

difragmentasikan menjadi berat molekul


yang lebih ringan dengan pemutusan pada
ikatan glikosidik antar gugus sakarida dan

Identifikasi dengan Kromatografi Lapis

antara struktur solanidin dengan gugus

Tipis (KLT)

sakarida. Ikatan glikosidik yang terdapat

Hasil

pemisahan

dengan

KLT

pada kedua struktur senyawa glikoalkaloid

menjadi indikator identifikasi mengandung

ini

senyawa

pemutusan pada ikatan glikosidik tersebut

glikoalkaloid

atau

adanya

dapat

difragmentasikan,

senyawa metabolit lain dari hasil fraksinasi

membutuhkan

dengan Sephadex LH-20. Adapun fasa

sehingga

gerak

dengan

yang digunakan

berupa

larutan

energi

dalam
mudah

yang

kondisi
di

karena

rendah

asam

fragmentasi

dapat
dan

pengembang yang sesuai untuk membawa

terprotonasi [3]. Gambar 8 merupakan hasil

sampel

berkompetisi

fragmentasi molekul - chaconine dan -

dengan fasa diam. Literatur menyebutkan

solanine. Pola fragmentsi kedua molekul

bahwa pengembang yang digunakan untuk

tersebut

senyawa glikoalkaloid berupa campuran

penyusun kedua molekul glikoalkaloid tidak

kloroform:metanol

jauh

bermigrasi

dan

2%

(v/v):amonia

hamper

berbeda.

70:30:5 [18]. Penambahan amonia dalam

penjebakan

larutan

tersebut

pengembang

dilakukan

untuk

ion

sama

Hasil
dari

karena

fragmentasi
kedua

gugus

dan

senyawa

menghasilkan fragmen-fragmen

memisahkan senyawa yang bersifat basa

dengan intem=nsitas yang tinggi pada berat

seperti alkaloid. Sebagai penampak noda,

molekul m/z = 706,5; m/z = 722,5; m/z =

digunakan

560,4; dan m/z = 398,5. Berat molekul ini

larutan

serium

(IV)

sulfat.

Setelah dilakukan pengeringan terhadap

mengindikasikan

pelat kromatografi, teramati adanya noda

senyawa - solanine ( m/z = 868,5 ) dan -

berwarna coklat atau biru kehitaman yang

chaconine (m/z = 852,5) dari pemutusan

menandakan adanya glikoalkaloid dalam

secara bertahap setiap ikatan glikosidik

ekstrak

sampel [18]. Penentuan berat

yang terdapat dari kedua senyawa tersebut

molekul ekstrak sampel hasil fraksinasi ini

[3]. Gugus sakarida pada senyawa -

hasil

fragmentasi

ISBN :978-602-73159-0-7
chaconine terdiri dari gugus D-ramnosa, L-ramnosa, dan -D-glukosa.Adapun untuk
senyawa -solanine, gugus sakarida terdiri
dari gugus D-galaktosa, -L-ramnosa, dan
D-glukosa [3.11].
Berat molekul pada modus ion
positif yaitu m/z = 706,5 mengindikasikan
fragmentasi terhadap salah satu ikatan
glikosidik dari senyawa - solanine maupun
- chaconine. Untuk - chaconine terjadi
pemutusa salah satu ikatan glikosidik pada
gugus - L- ramnosa atau -D-ramnosa.
Kedua

senyawa

tersebut

berikatan

glikosidik pada posisi . Adapun untuk


senyawa

-solanine

terjadi

pemutusan

ikatan glikosidik yaitu pada gugus -Dglukosa senyawa tersebut [11].


Untuk m/z = 560,4 pada modus ion
positif mengalami pemutusan gugus pada
D-ramnosa,

-L-ramnosa,

dan

dari

senyawa - chaconine [3.14], sedangkan


untuk

pemutusan

-solanine

ikatan

glikosidik pada gugus -L-ramnosa dan D-glukosa. Adapun m/z = 398,5 pada
modus ion positif mengindikasikan berat
molekul pada struktur solanidin kedua
senyawa

tersebut.

sedangkan

hasil

fragmentasi dengan m/z = 722,5 pada


modus ion positif fragmentasi senyawa solanine yaitu pemutusan ikatan glikosidik
pada

gugus

-L-ramnosa

diperlihatkan pada Gambar 8.

separti

ISBN :978-602-73159-0-7
tersebut tidak ditemukan adanya perubahan
kandungan dan jenis glikoalkaloid lainnya yang
ditemukan dalam umbi kentang berkecambah
maupun umbi kentang tidak berkecambah dari
berbagai jenis dan generasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Petani kentang Kecamatan Kadungora,
Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Laboratorium Kimia Analitik Departemen
Kimia FMIPA ITB, Bandung, Jawa Barat.
Laboratorium

Kimia

Organik

Bahan

Alam (KOBA), Departemen Kimia FMIPA ITB,


Bandung, Jawa Barat.
DAFTAR RUJUKAN
a.
Gambar 8 Fragmentasi dua senyawa

Bushway, R.J., Barden, E.S., Bushway,


A.W.,

Bushway,

A.A.,

1979,

High-

glikoalkaloid m/z 868 and m/z 852 (m/z 722, m/z

Performance

706, m/z 560 and m/z 398)dengan MS-EI-IT/MS

Separation of Potato Glycoalkaloids, J.

Liquid

Chromatographic

Chrom., 178, 533-541.


b.

Dinas tanaman pangan dan hortikultura


kabupaten Garut, 2009 Profil tanaman

KESIMPULAN
Dalam
ditemukan

kentang.hal Pemerintah kabupaten Garut,


penelitian

dalam

berbagai

kentang

tidak

kentang

berkecambah

kecambah)

ini,

berkecambah

dengan

glikoalkaloid

generasi

umbi

ataupun

umbi

(bagian

analisis

umbi

2-3.
c.

Distl, M., Sibum, M., Wink, M., 2009,


Combination

dan

Extraction

of

On-Line

with

LC/MS

Solid-Phase
for

the

menggunakan

Determination of Potentially Hazardous

LC/ESI-ToF-MS, fraksinasi Sephadex, LH-20,

Glycoalkaloids in Potato Products, Potato

dan identifikasi dengan KLT dan konfirmasi

Research, 52, 39-56.

dengan fragmentasi menggunakan MS-ESI-

d.

Dwelle, R.B., Love, S.L., Potato Heslth

IT/MS adalah -solanine dan -chaconine.

Management

Pemisahan dengan LC/ESI-ToF-MS modus ion

Development, Randal C.Rowe (Ed.), 1993,

positif

APS, 1-4.

sampel

menunjukkan

bahwa

kecambahh

glikoalkaloid

tersebut

dalam

kedua
dapat

ekstrak
senyawa

e.

Potato

Growth

and

Fuglie, K.O., Adigoya, W., Asmunati, R.,

terpisahkan

Mahalaya. S., Suherman R., 2005, Supply

walaupun dengan daya pisah (resolusi) yang

and Demand for quality potato seed in

masih rendah. Berdasarkan hasil eksplorasi

ISBN :978-602-73159-0-7
Indonesia: Farmers Perspect.and Policy

f.

Kurniadi, B., 2002, Buku Ajar Fitokimia,

CIP-UPWARD, 1-53, ISBN 971-614-033-

Jurusan Kimia-Laboratorium Kimia Organik

09.

Fakultas

Gritter, R.J., Bobbit, J.M., Schwarting A.E.,

Pengetahuan Alam Universitas Airlangga,

1985,

7-8, 54-60.

Introduction

Gustianty,

L.R.

Pertumbuhan

to

Chromatography,

2008,

dan

Kajian

Produksi

Metabolite

Kentang

Production

in

Genetically

Modified Potatoes in Respones to Stress, J

Asal Biji Botani melalui Uji Perkecambahan

of Agric andFood Chem., 53, 7766-7776.

Program

Magister,

n.

Matsuda, F., Morino, K., Miyazawa, H.,


Miyashita,

Universitas

M.,

Miyagawa,
Potato

2004,

Determination

Hans, H., Druck, S., Druck, A., Praparative

using

Gel chromatographie an Sephadex LH-20,

Chromatography-Electrospray

Amersham Bioscience,1994, 18-1107-22.

Ionisation/Mass Spectrometry, Phytochem.l

Harvey, D., Modern Analytical Chemistry.

Anal, 15, 121-124.


o.

of

H.,

Sumatera Utara Medan, 11-12.

glycoalkaloids

High-pressure

Liquid

Ostervala, E., Sephadex LH-20, Instruction

States of America, 2000, 206-208

56-1190-97

Im, H.W., Suh, B-S., Lee, S.U., Kozukue,

Healthcare Bio-Sciences AB,2006, 1-11.

N., Ohnisi-Kameyama, M. Levin, C.E.,

p.

AD

Gel

Filtration,

GE

Rahman, M.S., Akanda A.M., 2010, Effect

Friedman, M., 2008, Analysis of Phenolic

of PLRV infected seed tuber on disease

Compounds by High-performance Liquid

incidence,

Chromatography

and

parameters

Chromatography/Mass

Spectrometry

Liquid

Tubers

and

in

Potatoes. J. Agric

q.

Food

growth

and

of

yield
potato,

Saito, K., Horie, M., Hoshino, Y., Nose, N.,


1990,

Home-Processed
and

plant

BangladeshJ.Agril.Res, 35(3), 359-366.

in

Potato Plant Flowers, Leaves, Stems, and

k.

Ilmu

S., Smith, L.M.J., 2005, Toxic Secondary

tentang

The McFGraw-Hill Companies , Inc. United

j.

dan

(Solanum tuberosum L.) Varietas Granola

Tesis

i.

Matematika

m. Matthews, D., Jones, H., Gans, P., Coates,

dan Pengaturan Penanaman di Lapangan,

h.

Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M.,

options, Upward workingpaper series No 8.

Holden-Day, Inc, Oakland-USA,86,179.


g.

l.

Chem.,

High-performance

chromatographic

determination

liquid
of

56,3341-3349.

glycoalkaloids in potato tubers, J.Chrom,

Jensen, P.H., Juhler, R.K., Nielsen, N.J.,

508, 141-147.

Hansen, T.H., Strobel, B.W., Jacobsen,

r.

Simonovska, B., Vovk, I., 2000, High-

O.S., Nielsen, J., Hansen, H.C.B., 2008,

performance

Potato

determination of potato glycoalkaloids, J.

glycoalkaloids

in

soil-optimising

Chrom. A, 1182, 65-71.

chromatographic

Chrom. A, 903, 219-225.

liquid chromatography-time-of-flight mass


spectrometry for quantitative studies. J.

thin-layer

s.

Szafranek, B., Chrapkowska, K., Waligora,


D., Palavinskas, R., Banach, A., Szafranek,

ISBN :978-602-73159-0-7
J., 2006,

Leaf

Surface

Sesquiterpene

Alcohols of potato (Solanum tuberosum)


and their influence on Colorado Beetle
(Leptinotarsadecemlineata Say) Feeding, J.
Agric. and Food Chem., 54, 7729-7734.

TANYA JAWAB
PENANYA : Armi Wulandari
Pertanyaan :
a) Apakah sebelumnya sudah ada penelitian
yang

mengidentifikasikan

penurunan

produktifitas tanaman kentang?


b) Seberapa

penurunan

yang

sudah

teramati?

Jawaban :
a) Sebelumnya sudah ada bu, Rahman :
2010., mengidentifikasi adanya infeksi virus
pada

produktifitas/

kualitas

tanaman

kentang.
b) sebanyak 40%-50% dalam fungsi waktu
dan kandungan gizi dari kentang.

Anda mungkin juga menyukai