Anda di halaman 1dari 2

PEMURNIAN NIRA DI PABRIK GULA

 December 22nd, 2011 |   Author: risvank

Salah satu tahap dari pembuatan gula adalah proses pemurnian. Pada proses pemurnian, zat bukan
gula yang terdapat dalam gula dihilangkan dengan cara kimia. Bahan baku dari proses pemurnian
adalah nira mentah (raw juice). Nira mentah mengandung sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa),
atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan an organik, zat warna,
lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan sebagainya.
Seperti hal nya suatu reaksi kimia, untuk mencapai keberhasilan dalam reaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor.  Parameter utama yang dapat mempengaruhi proses pemurnian nira adalah pH,
suhu dan waktu. pH dari nira selama proses berpengaruh terhadap sukrosa yang terdapat dalam
nira.

pH Sukrosa Glukosa + Fruktosa

7
Tidak terjadi inversi (aman) Tidak terjadi degradasi (aman)

<7
Inversi menjadi gula reduksi Aman

>7
Aman Terbentuk zat warna dan asam
organik.

Skema Proses Pemurnian Nira

Suhu berpengaruh pada kecepatan reaksi dan kerusakan sukrosa yang terdapat dalam nira. Pada
suatu reaksi kimia semakin tinggi suhu reaksi, maka reaksi akan semakin sempurna. Akan tetapi
karena sifat sukrosa yang mudah rusak pada suhu tinggi maka dalam reaksi pemurnian diperlukan
suhu optimal. Berdasarkan hasil penelitian, suhu optimal untuk reaksi pemurnian adalah 70 – 80 0C.
Parameter lain adalah waktu yang berpengaruh terhadap kerusakan sukrosa dalam nira. Reaksi
yang terjadi pada suhu tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama dan pH rendah (asam) dapat
menyebabkan inversi dari sukrosa. Sedangkan pada pH tinggi (basa) dapat memecah warna dari
gula reduksi sehingga warna nira menjadi gelap.

Ada beberapa macam proses pemurnian nira, diantaranya proses defekasi, sulfitasi, karbonatasi dan
defekasi remelt karbonatasi. Sebagian besar pabrikl gula di Indonesia menggunakan proses defekasi
dan sulfitasi untuk memurnikan nira. Tahapan dari proses pemurnian adalah; 1. pemanasan nira, 2.
reaksi dengan susu kapur (defekasi), 3. reaksi dengan gas SO2 (sulfitasi), 4. Pengendapan
(clarifying)
PROSES DEFEKASI
Proses defekasi pada pemurnian nira menggunakan susu kapur (milk of lime) sebagai bahan
pereaksi. Susu kapur akan bereaksi dengan phospat yang terdapat dalam nira untuk membentuk inti
endapan (koagulan). Sebelum direaksikan dengan susu kapur nira terlebih dahulu dipanaskan
di juice  heater sampai suhu 70 0C.  Mekanisme reaksi nya sebagai berikut :
Ca2+   +   HPO4-               ——————–>>                                 CaHPO4                                                  (1)

Ca2+   +   2H2PO4-          ——————–>>                                 Ca(H2PO4)2                                          (2)

2CaHPO4  +  2Ca3(PO4)2        ——————->>                     Ca8H2(PO4)6                                       (3)

Ca3(PO4)2  +  2Ca2+  +  HPO42-  +  H2O       ———>>           Ca5(PO4)3OH + 2H+                       (4)


Dari reaksi dengan susu kapur akan terbentuk inti dari endapan calcium phopsate. Secara umum
yang mempengaruhi laju pengendapan calsium phospate adalah konsentrasi dari calsium dan
phosphate, pH dan luas permukaan inti endapan. Selain itu juga dipengaruhi oleh jumlah asam –
asam organik, ion karbonat dan magnesium  yang terdapat dalam nira.
PROSES SULFITASI
Sebagai bahan baku dari proses sulfitasi adalah gas SO2.  gas SO2 dibuat dari belerang lempeng atau
butiran yang dibakar di tobong belerang atau rotary burner.  Gas SO2 akan bereaksi dengan ion
Ca2+ membentuk endapan CaSO3 sehingga endapan menjadi incompressible (tidak mudah pecah).
Selain itu fungsi gas SO2 adalah untuk mengikat unsur-unsur yang belum bereaksi di defekator,
mengurangi viskositas larutan, mereduksi ion-ion Ferri menjadi Ferro sehingga warnanya menjadi
lebih pucat.
PENGENDAPAN (Clarifying)
Langkah terakhir pada proses pemurnian adalah pengendapan. Setelah nira bereaksi dengan susu
kapur dan gas SO2 maka terbentuk endapan atau koagulan. Endapan ini sifatnya masih melayang
dalam larutan nira. Untuk mempercepat proses pengendapan ditambahkan flokulan dengan berat
jenis > 106. Dosis flokulan yang diberikan sekitar 2 – 3 ppm. Fungsi dari flokulan adalah membentuk
floc sehingga endapan kotoran lebih cepat untuk mengendap.
Proses pengendapan kotoran dilakukan di Clarifier atau bejana pengendapan. Jenis clarifier bisa
single tray atau multi tray, dimana masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan.  Sebelum
dialirkan ke clarifier, nira di alirkan ke flash tank untuk menghilangkan gelembung-gelembung gas
sehingga tidak mengganggu proses pengendapan. Hasil dari proses pengendapan adalah nira
jernih (clear juice) dan nira kotor. Nira jernih diolah untuk proses selanjutnya sedangkan nira
kotor akan dipisahkan menjadi nira tapis dan blotong di rotary vacuum filter.
http://www.risvank.com/2011/12/22/pemurnian-nira-di-pabrik-gula/

Anda mungkin juga menyukai