Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

PROSES PEMBUATAN DETERGENT DENGAN BAHAN BAKU


NATRIUM DIFOSFAT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia

Anggota

Cahya Halimatus Sadiyah

(1141420017)

Dafinta Okfiana Nur Habibah

(1141420018)

Hera Suciana

(1141420024)

FAKULTAS TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2015
BAB II

URAIAN PROSES
2.1 Sifat sifat bahan baku
2.1.1 Bahan baku pembuatan Asam Fosfat
A. Calcium Phospate ( Ca3(PO4)2 )
a. Sifat Fisika
- Rumus molekul : Ca3(PO4)2
- Berat molekul

: 310, 2 g/mol

- Warna

: Putih

- Bentuk

: Padatan

- Densitas

: 3,14 g/mL (pada 20 C )

- Kelarutan dalam air 0,2 g/L (pada 20 C )


b. Sifat Kimia
B. Asam Sulfat ( H2SO4 )
a. Sifat Fisika
- Rumus molekul

: H2SO4

- Berat molekul

: 98,08 g/mol

- Warna

: tidak berwarna

- Bersifat korosif, terutama pada konsentrasi tinggi


-Dapat menimbulkan luka baker bila kontak dengan kulit
- Bentuk

: cair (pada suhu kamar)

- Mudah menguap
-

Densitas

: 1,834 gr/cm3(pada suhu 18 C)

Titik leleh

: 10, 49 C

Titik Didih

: 340 C

- Larut dalam air pada segala perbandingan


- Larut dalam alcohol 95%
b. Sifat Kimia
- H

th

: -193,90548 kcal/mole (Perry, R.H. 6 edition)

C. Asam Phospate ( H3PO4 )


a. Sifat Fisika
-

Rumus molekul
:
H3PO4
-

Berat molekul
:
98 g/gmol
Bentuk
:
Cair
Bau
:
tidak berbau
Warna
:
tidak berwarna atau transparan
-

Specific gravity
:
1,834 ( 28,2 oC )

Titik didih
:
261 oC
Korosif terhadap logam besi dan paduannya.
(Kirk Othmer, 1978)

b. Sifat Kimia
- Asam fosfat dapat dibuat garam dengan mudah melalui satu
atau lebih atom hidrogen.
2.1.2 Bahan baku pembuatan Natrium difosfat
A. Natrium Karbonat ( Na2CO3 )
a. Sifat Fisika

b. Sifat Kimia

B. Natrium difosfat ( NaHPO4 )


a. Sifat Fisika
-

Rumus molekul
:
NaHPO4.7H2O
-

Berat molekul
:

268,09 g/gmol
Bentuk
:
kristal monoklin tembus cahaya
Bau
:
tidak berbau
Warna
:
tidak berwarna atau transparan
-

Specific gravity
:
1,834 ( 28,2 oC )
-

Titik didih
:
261 oC
Korosif terhadap logam besi dan paduannya.

2.2 Konsep Proses Produksi Asam Fosfat

Gambar 1. Blok Diagram Asam Fosfat


Uraian Proses :
Phosphate Rock sebagai bahan baku utama pada pembuatan asam fosfat
dihancurkan dalam grinde ryang kemudian dihaluskan dengan Screen and Ball
Mill untuk umpan reaksi, Proses reaksi antara phosphate rock dengan asam sulfat
menjadi fosfatterjadi dalam reaktor dengan suhu 90-104oC.
Reaksi : Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O

3CaSO4.2H2O + 2 H3PO4

Selanjutnya dilakukan penyerapan SiF4dan HF dengan menggunakan larutan


H2SiF6 encer sehingga menjadi H2SiF6 dengan konsentrasi 18-20%.
Reaksi : 3 H2SiF6 + 2 H2O
:

2 H2SiF6 +SiO2

6 HF + SiO2 H2SiF6 + 2 H2O

Proses filtrasi dari Hemyhidrate slurry unuk mendapatkan First filtrate dengan
konsentrasi P2O5 sebesar 45% dan second filtrate sebagai return acid dengan
kadar 54%. Proses hidrasi dari hemyhidrat cake dan proses reaksi lanjutan dari
rock sisa dengan asam sulfat. proses filtrasi dari dehydrate slury filtratnya untuk

pencucian di hemy filter dan cake berupa phosphor gypsum. Proses pemekatan
first filtratendengan kadar P2O5 45% menjadi asam fosfat pekat 54%

2.3 Deskripsi Proses Produksi Asam Fosfat


Unit Grinding
1. Memperkecil ukuran pada Fosfat Rock
Alat utamanya adaah Ball Mill yang berfungsi untuk menghaluskan
Phospate Rock yang oversize termasuk butiran yang menggumpal
karena moisture dan sekaligus mengurangi kadar airnya dengan
bantuan udara panas.
Batuan Fosfat yang lolos screening ( ukuran yang disyaratkan )
selanjutnya diumpankan di seksi reaksi dan filtrasi hemihidrat

Unit Reaksi dan Filtrasi


2. Reaksi dan Hemihidrat Filtrasi
Peralatan utamanya adalah Premixer yang berfungsi

sebagai

pengadukan awal antara batuan fosfat dengan return acid sehingga


terjadi sedikit reaksi (produknya berupa slurry) dan Digester yang
fungsinya mereaksikan slurry dengan asam sulfat 60% sehingga
membentuk kristal hemihydrate, sedangkan Filter berfungsi untuk
memisahkan kristal hemihydrate dengan asam fosfat.
Reaksi :
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 3CaSO4.2H2O + 2H3PO4
CaSO4.1/2 H2O + 3/2H2O CaSO4.2H2O

Batuan fosfat halus masukkan premixer dicampur dengan return acid


dan recycle hemihydrate sambil diaduk juga dikontrol laju return acid
untuk mendapatkan produk slurry dengan kadar P2O5 45-46%
selanjutnya masuk ke digester untuk menyempurnakan reaksi dan
supaya kristal hemihydrate tidak mengendap dilengkapi agitator.
Hemihydrate slurry masuk filter untuk memisahkan cake hemihydrate
dan hasil cairannya (first filtrate) yang selanjutnya ditampung di acid
storage tank.
Unit Konversi dan Filtrasi Dihidrat
3. Hidrasi dan Filtrasi Dihidrat
Fungsi pada tahapan ini adalah mereaksikan hemihydrate dengan asam
sulfat encer sehingga menjadi dihydrate dengan proses hidrasi dan
untuk mengambil P2O5 yang tersisa dalam cake dihydrate.
Reaksi :
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O 3CaSO4.2H2O + 2H3PO4
CaSO4.1/2 H2O + 3/2H2O CaSO4.2H2O

Slurry gypsum hemihydrate dari filtrasi pertama masuk hydration tank


dicampur dengan H2SO4 98,5% dan hasilnya berupa slurry gypsum
(CaSO4.2H2O) dialirkan kebagian filtrasi kedua sedangkan lainnya
disirkulasikan ke unit reaksi dan filtrasi pertama, untuk mempercepat
reaksi hidrasi ini ditambahkan silica.
Hasil filtrasi kedua yang berupa filtrat selanjutnya ditampung untuk
digunakan sebagai cairan prewashing sedang cake gypsumnya setelah
dicuci dengan air panas dikirim ke pabrik ZA dan CR untuk diproses
lebih lanjut.
Unit Fluorin Recovery
4. Fluorin Recovery
Pada tahapan ini terdiri dari unit exhaust gas treatment (pemurnian gas)
dan unit penyerapan gas fluorine (fluorine recovery) yang berfungsi
untuk membebaskan gas buang dari kandungan fluorine sebelum
diemisikan ke udara bebas.
Gas keluaran digester, hydration tank dan filter yang mengandung
fluorine diserap dalam fume scrubber yang selanjutnya disirkulasikan
ke unit fluorine recovery.
Reaksi :
2SiF6 + 2H2O H2SiF6 + SiO2 + 2HF
5. Menaikan Kosentrasi Asam Fosfat
Fungsi pada tahapan ini memekatkan asam fosfat dari unit filtrasi
pertama sehingga dihasilkan asam fosfat dengan kadar 52-56% dengan
alat utama Vaporizer.
Asam fosfat yang telah dipanaskan pada heater selanjutnya dialirkan
kedalam vaporizer vakum, sehingga akan terbentuk asam fosfat pekat
yang sebagian hasilnya dicampur dengan umpan asam fosfat pada unit
filtrasi pertama dan sebagian lagi dialirkan ke tangki penampungan.
Apabila akan dikirim ke unit pabrik pupuk fosfat, asam fosfat
didinginkan di cooler sampai dihasilkan asam fosfat temperatur +
60C, sedangkan uap dari vaporizer setelah dipisahkan dalam tangki

pemisah didapatkan larutan yang mengandung asam yang selanjutnya


dikembalikan kedalam vaporizer dan gas fluorine yang selanjutnya
diabsorbsi dengan air sehingga terbentuk larutan asam fluosilikat.

2.4 Proses Pembuatan Natrium Difosfat dengan Bahan aku Asam Fosfat dan
Natrium Karbonat
CO2

H3PO4

H2O

Na2CO3
Reaktor

Penyaring

Kristalizer

Penyaring

Pengering

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan Natrium difosfat

Natrium Difosfat dibuat dengan cara mereaksikan antara H3PO4 dan


Na2CO3 dengan perbandingan dalam berat 600 lb : 880 lb untuk menghasilkan
produk 1 ton Natrium Difosfat. Pada reaktor direaksikan pada fase cair cair
dengan suhu 90 oC dan tekanan 1 atm.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
H3PO4 + Na2CO3

NaHPO4 + CO2 + H2O

Hasil reaksi berupa campuran padatan dan cairan dilewatkan ke


penyaring untuk memisahkan produk Natrium Difosfat berupa bubur dengan
filtrat dan air pencuci. Selanjutnya produk Natrium Difosfat bubur dikristalkan
dengan menggunakan kristaliser. Produk kristal Natrium Difosfat lalu disaring
untuk memisahkan kristal dengan sisa cairan. Dari penyaring produk Natrium
Difosfat dimasukkan alat pengering untuk mengeringkan produk Natrium
Difosfat. Natrium Karbonat yang tidak ikut bereaksi digunakan kembali
sebagai bahan baku dengan terlebih dahulu dipekatkan atau diuapkan.
(Faith Keyes, 1957)
2.5 Proses Produksi Detergent dengan Bahan Baku Natrium Difosfat

Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan detergent

Uraian proses

1. Sulfonation-sulfation
Alkilbenzen yang dimasukkan ke dalam sulfonator dengan penambahan
sejumlah

oleum,

menggunakan

dominant

bath

principle

(yang

ditunjukanpada gambar 29.8) untuk mengontrol panas pada proses sulfonasi


dan menjaga temperature tetap pada 550C. di dalam campuran
sulfonasidimasukkan fatty tallow alcohol dan oleum. Semuanya dipompa
menuju sulfater, beroperasi juga dalam dominant bath principle untuk
menjaga suhu agar tetap pada kisaran 50 0 hingga 550C, pembuatan ini
campuran dari surfaktan.
2. Netralization
Produk hasil dari sulfonasi-sulfasi dinetralisasi dengan larutan NaOH
dibawah temperature yang terkontrol untuk menjaga fluiditas bubur
surfaktan. Surfaktan dimasukkan dalam penyimpanan.
3. Bubur surfaktan, sodium tripolipospat , dan bermacam-macam bahan aditif
masuk ke dalamcrutcher. Sejumlah air dipindahkan, dan pasta campuran ini
menebal oleh tripolipospat yang terhidrasi.
4. Campuran ini dipompa ke upper story, dimana campuran ini disemprotkan
dibawah tekanan tinggi ke dalam high spray tower setinggi 24m, melawan
udara panas dari tungku api. Butiran kering ini adalah bentuk yang dapat

diterima, ukuran dan densitas yang sesuai dapat dibentuk. Butiran yang
sudah dikeringkan di alirkan ke upper story lagi melalui lift yang dapat
mendinginkan mereka dari 1150C dan menstabilkan butiran. Butiran ini
dipisahkan
pengemasan.

dalam

goncangan,

dilapisi,

diharumkan

dan

menuju

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, J. C, and Bacon, 1983, Transport and Unit Operation, 2nd edition,
The Ohio University, Inc, Tokyo.
http://www.academia.edu/13174784/laporan_kerja_praktek_petrokimia_gresik
https://viidislamlovers.wordpress.com/2012/11/24/proses-pembuatan-sabun-dandetergent/
Kern, D.Q., 1950, Process Heat Transfer, Mc Graw-Hill Kogakhusa Ltd, Tokyo.
Perry, RH, and Green DW, 1997, Perrys Chemical Engineers Handbook, 7 th
edition USA MC Graw Hill Book Co, New York.

Anda mungkin juga menyukai