Anda di halaman 1dari 15

BAB III DESKRIPSI PROSES

Proses di PT Petro Jordan Abadi adalah proses pembuatan Asam Phosphat.


Proses dalam pembuatan asam phosphat di PT Petro Jordan Abadi dibagi
menjadi dua plant yaitu Phosphoric Acid Plant dan Sulfuric Acid Plant.

3.1 Phosphoric Acid Plant


3.1.1
3.1.2 Grinding Unit

Gambar 3.1 Block Diagram Grinding Unit

Unit ini berfungsi mempersiapkan phosphate rock dengan kehalusan


tertentu dan mengeringkan kadar air batuan dari 6% menjadi 1%.
Phosphate rock dipisahkan antara yang oversize (berukuran lebih dari 2
mm) dihaluskan ke dalam Ball Mill. Hasil keluaran Ball Mill kemudian
dicampur dengan phosphate rock undersize dan dipakai sebagai feeding
reaction unit. Phosphate rock harus disiapkan dalam jumlah,size dan
kadar air tertentu agar reaksi di unit Reaction-Digester dapat berjalan
dengan baik.

Ada 2 induk barang harus disiapkan, ukuran batu dan kadar air, itu
adalah fitur utama unit penggilingan. Untuk ukuran proses hemi-dihidrat
batuan yang dibutuhkan adalah 2 mm dan kadar air dalam batuan yang
normal 1% dan max 4%.Pada proses ini menggunakan 2 layar F-2202 A /
B untuk memisahkan penyimpanan batuan fosfat antara kebesaran dan
terlalu kecil batu.batu dengan ukuran <2 mm didefinisikan sebagai batu
terlalu kecil dan lebih dari 2 mm didefinisikan sebagai batu kebesaran.
Ukuran layar mesh 3,4 x 3,4 mm. Kapasitas masing-masing layar 70 ton /
jam. Batuan fosfat dari penyimpanan ditransfer ke hopper D-2201 A / B
dengan menyesuaikan kecepatan rotary valve V-2206 A / B

3.1.2.1 Aliran Proses Grinding Unit


Phosphate rock dari rock storage ditransfer melalui belt conveyor M-
5704, M-5708-2 ditampung di Silo/Hopper D-2201 A/B yang
pengisiannya diatur damper sehingga bisa di switch antar D-2201 A atau
D-2201 B. Selanjutnya phosphate rock dimasukkan ke screen F-2201
A/B yang feedingnya diatur oleh Rotary Valve V-2206A/B yang
dilengkapi dengan speed variator untuk menyesuaikan aliran phosphate
yang keluar / output. Phosphate rock dipisahkan berdasarkan ukuran
oversize dan undersize untuk kebutuhan di unit reaksi. Phosphate rock
oversize dimasukkan Drag Conveyor M-2201 dan Bucket Elevator M-
2202.
Phosphate rock selanjutnya ditampung di hopper M-2209 kemudian
melalui table feeder M-2207 phophate rock dimasukkan ke dalam Ball
Mill Q-2204 untuk dihaluskan. Dari outlet Ball Mill, Phosphate rock
masuk drag conveyor M-2203 kemudian melalui bucket elevator M-2205
dimasukkan ke Hopper D-2302. Ball Mill dialiri udara panas yang
dihasilkan oleh Furnace B-2201. Fungsi udara panas ini adalah untuk
mengurangi kadar H2O yang ada dalam phosphate rock dari 6%
(maksium) menjadi 1%.

Phosphate rock Undersize dari screen dibawa menggunakan Drag


Conveyor M-2204 menuju bucket elevator M-2205 selanjutnya
dimasukkan ke Hopper D-2302. Phosphate rock di D-2302 sebagian over
flow ke D-2301 untuk disirkulasikan melalui Rotary Valve V-2308 dan
Drag Conveyor M-2309 ke Bucket Elevator M-2205 agar D-2302 level
terisi secara konstan atau continue. Titik utama untuk item ini mengontrol
aliran rock selalu stabil, karena jika aliran karena jika arus tidak stabil,
reaksi akan tidak stabil dan P 2O5 recovery tidak bisa mencapai 97% atau
lebih.

3.1.3 Hemihydrate Reaction and Filtration unit


3.1.3.1 Sistem reaksi hemihydrate

Dalam proses asam fosfat basah apatit yang dilarutkan dalam return acid
(encer asam fosfat) dan asam sulfat ditambahkan untuk mengendapkan
kalsium sesuai dengan reaksi berikut:
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4  2H3PO4 + 3CaSO4
Berbagai reaksi samping terjadi secara bersamaan, paling penting reaksi dari
asam sulfat pada kalsium fluorida dan kalsium karbonat :
CaF2+ H2SO4 2HF + CaSO4
CaCO3 + H2SO4 CO2+ CaSO4 + H2O
Phospahte rock dari D-2302 dimasukkan ke dalam digester R-2302A dan
alirannya diatur dengan weigher M-2306. Return acid dari 2302 B) dan
Digester II (R-2302 C) dengan P-2334 A/B dimana masing-masing flow
dikontrol dengan magnetic flow meter .Return acid yang dikirim ke digester
no 1 dan digester no 2 di campur dengan sulphuric Acid untuk mengencerkan
konsentrasi aulphuric acid dari 98,5% menjadi 60% Phosphate rock, return
acid, sulphuric acid, dan recycle slurry. Untuk mengurangi foaming yang
terjadi akibat reaksi maka di injeksikan degan foaming agent yang di pompa
dengan P-2304 A/B.
Slurry dari digester I R-2302 A dan R-2302 over flow ke digester II R-
2302 C. Didalam digester II R-2302 C kadar free Sulphuric Acid dalam liquid
dijaga antara 2.5 % s/d 3% atau menurut kebutuhan design process engan cara
mengatur flow sulphuric acid 98,5%. Dimana sulphuric Acid setelah
diencerkan dengan return acid di injeksikan ke dalam digester II. Kenaikan
decomposikan ratio hemihydrates slurry terjadi juga dalam digester II R-2402
C. Slurry dari digester II dipompa ke No1 Vacum Cooler D-2311 dengan
tujuan untuk engurangi panas reaksi dan untuk menjga suhu slurry pada outlet
vacuum cooler no 1 pada 75 0C. Aliran slurryyang sudah dingin dari vacuum
cooler no 1 mengalir ke seal tank R-2303 dan kemudian di pompa ke no 1
filter Fill-2321 dengan menggunakan hemihydrates slurry pump P-2301 A/B.
Sebagian dari Slurry yang sudah dingin tersebut dikembalikan dari seal
tank ke digester II untuk enjaga teemperatur tetap pada 90 0C Sebagian
dari slurry di Digester II dialirkan ke Pump tank R-2304 yang berguna
untuk menjaga kemungkinan fluktuasi operasi pada reaction section.
Hemihydrate slurry dalam pup tank R-2304 disirkulasikan kebalii ke
Digester I menggunakan Hemihydrate Recycle Pump P-2302 A/B/C
dengan flow rate yang diatur dengan jalan merubah kecepatan putar
(revolution speed) dari P-2302 A/B/C yang diatur dengan FIC-2306.
Recycle dan slurry berguna untuk melarutkan phosphate rock,
memperbaiki decomposition ratio dan memperbaiki pebentukan gypsum di
digester.
Reaksi dekoposisi phosphate rock menghasilkan hasil saping
berupa gas HF. Hal tersbut dapat dilihat dari reaksi utama di digester.

Ca10F2(PO4)₆ + 10H2SO4 + 5H2O 10CaSO4.½H2O + 2HF + 6H3PO4


Gas HF ini bersifat sangat korosif dan berbahaya terhadap
kesehatan manusia. Sebagian dari gas tersebut bereaksi dengan silica
(SiO2) yang terdapat di phosphate rock. Reaksi samping tersebut anatara
lain:
6HF+SiO2  H2SiF6 + 2H2O
H2SiF6  SiF4 + 2 HF
Senyawa-senyawa yang mengandung fluorine in akan di tangkap di
bagian fluorine recovery unit.

3.1.3.2 Sistem Hemihydrate Filtration


Hemihydrates slurry dari seal tank R-2303 dikirim ke filter no 1
Fil-2321 dengan menggunakan Hemihydrate slurry pump P-2301 A/B.
Pada section pertama dari no.1 Filter, Hemyhidrate slurry disaring dengan
hasil cairannya (first filtrate) dikirim ke TK-2351 Acid Storage Tank
dengan P2311 A/B. pada section ke dua, cake (padatan) dicuci dengan
menggunakan cairan (third filtrate) hasil dari no.2 Filter Fil-2421 dan
semua hasil penyaringan (second filtrate) ditampung di TK-2334 dan
digunakan sebagai return acid. Untuk mendapatkan hasil density yang
constant, maka return acid dicampr dengan recycle phosphoric acid dari P-
2510 A/B dan dikontrol DC-2301. Pada second section dari no.1
deiharapkan cake sudah kering dan pan Filter akan dibalik untuk
membuang cake/cake dispopal. No 1 cake blower C-2321
menghembuskan udara bertekanan untuk mempermudah cake disposal.
Sisa-sisa cake yang menempel pada cloth filter dicuci dengan
menggunakan spray acid dengan P-2434, yang berasal dari fourth filtrate
dari no 2 filter Fil-2421.
Cake akan jatuh dan mengalir bersama spray acid dan recyce
dehydrate slurry dar Hydration Tank R-2401B. cake kemudian masuk ke
dalam Hydration Tank R-2401 A. setelah itu pan filter no.1 dibalik dan
Filter no 1 dibalik dan filter cloth dicuci menggunakan 5 th filtrate dengan
P-2433 A/B dan hot water dengan P-2146 A/B. filter cloth selanjutnya
dikeringkan dengan hisapan dari cloth drying fan C-2322. Seluruh filtrate
akan melewati center valve untuk didistribukan ke bagian selanjutnya.
Untuk menghindari scaling,steam diinjeksikan pada center valve no.1 filter
Fil-2321
3.1.4 Conversion / Dihydrate Reaction and filtration unit

Cake Hemihydate diubah menjadi kue dihidrat oleh dua proses kimia,
pembubaran dan r-kristalisasi. Mengontrol suhu, asam bebas dan konten padat
adalah mempercepat proses konversi. Hemihydrates cake dibuang dari no.1
penyaring fil 2321 adalah repulped oleh dihidrat pompa recycle P-2402 A / B dan
terhidrasi untuk dihidrat dalam tangki no.1 hidrasi R-2401 A.

Dalam tangki hidrasi, bahan belum terdekomposisi batuan fosfat terurai hampir
compeletely karena kandungan asam sulfat yang tinggi, yang mengakibatkan
pemulihan P2O5 tinggi.
Reaksi yang terjadi dalam tahap hidrasi sebagai berikut:
1. Pembubaran (repulping)
2Ca2 + + 2SO42- + 4H2O3H2O + 2CaSO4.1/2H2O
2. Re-crytallization
2CaSO4.2H2O 2Ca2+ + 2SO42- + 4H2O
3. Batu dekomposisi
2H3PO4 + 3CaSO4.1/2H2OCa(PO4)2 + 4H2SO4 + 3/2H2O
Hemihydrate cake yang keluar dari Filter No.1 Fill-2321 dilarutkan
dan bereaksi menjadi dehydrate dalam hydration tang no.1 R-2401 A.
Kelarutan dan calcium sulfat (CaSO4) dala hemyhidrate stage menurunkan
cepat dengan turunannya temperature, tetapi beda kelarutan (Solubility)dai
CaSO4 dan heyhidrate dan dehydrate menjadi tambah besar.
Dalam hysration stage, slurry didinginkan ehingga pertumbuhan
Kristal semakin cepat. Kristal yang terbentuk akan stabil dan besar kareana
Kristal heihydrates mengkristal menjadi dehydrates (recrystallization).
Reaksinya adalah sebagai berikut:

Dalam hydration tank, phosphate rock yang belum terdekoposisi


akan terdekomposisi dengan sempurna karena kadar Sulphuric acid yang
tinggi seingga tercapai recovery P2O5 yang tinggi. Penambhan asam sulfat
menimbulkan panas (reaksi exotermis) sehingga slurry perlu didinginkan
menggunakan vacuu cooler no. 2 D-2411 menjadi 600C s/d 650C.
Dihydrate slurry dari hydration tank no.2 R-2410 B dikiei dengan
dehydrate slurry pup P-2401 A/B ke filter no 2 Fill-2421 kemudian cake
dikirm ke granulation gypsum plant melalui conveyor gypsum M-2431.

Fluorine Recovery Unit


Unit ini berfungsi untukmenangkap gas-gas yang berasal dari reaksi di digester,
filtration dan hydration tank.Fluorine dalam gas diserap oleh scrubbing water
dalam fume scrubber T-2341 dan T-2342. Scrubbing water kemudian
disirkulasikan dalam unit fluorine recovery.

Gas fluorine yang keluar dari vacuum cooler no.1D-


2311diserappadaalat fluorine scrubber (D-2342)menggunakan recycle
water dari fume scrubber no.1 T-2341.Flourine yang
diserapakanmenjadifluosilic acid (H2SiF6) melalui reaksi dengan silica dan
water (H2O). Berikut ini reaksi yang terjadi:
6HF + SiO2  H2SiF6 + 2H2O

Silica dipisahkan di Filter


no.3 Fil-2341 dan fluosilisic acid yang sudah bersih tersebut dikirim ke
H2SiF6 storage tank TK-2352 sebagai produk.Silica yang dihasilkan dari
Filter no.3 dilarutkan dengan wash water Filter no.3 dan spray
acidsehinggamembentuk slurry silica.Silica slurry tersebut dimasukkan ke
Hydration tank no.1 untuk membantu memperbaiki pertumbuhan kristal
gypsum.

Concentration And Cooling Tower Unit


Unit ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu ;
1. Concentration unit
2. Cooling system
3. Scrubbing system

3.1.4.1 Concentration Unit


Unit ini adalah proses terakhir untuk menghasilkan asam fosfat
dengan konsentrasi P2O5 52%. asam fosfat (filtrat pertama) dengan
konsentrasi 40% dan dipekatkan menjadi 52% menggunakan penukar
panas dan evaporator. Phosphoric acid pekat dihasilkan dengan cara
menguapkan sejumlah air di dalam bejana vacuum (vaporizer). Phosphoric
acid konsentrasi 40% P2O5 dimasukkan kedalam system lalu
disirkulasikan melewati pemanas E-2501 masuk ke dalam bejana penguap
D-2501 (flowrate=6500 m3/h). Untuk asam fosfat pemanasan dan
mempertahankan suhu selalu 880C. Dalam evaporator D-2501, asam
fosfat dipanaskan menguap menjadi 52% P2O5 dengan kondisi vakum
(kondisi vakum mengendalikan dan suhu untuk menemukan titik nyala
asam fosfat).

3.1.4.2 Cooling System


Phosphoric acid pekat yang panas dimasukkan ke acid cooling tank
TK-2543. Di acid cooling tank Phosporic acid disirkulasikan oleh cooling
pump P-2542 ke acid cooler E-2502 untuk didinginkan dari suhu 88 0C
menjadi 65 0C. Product acid yang dingin di pompa ke clarifier TK-2510
A/B menggunakan product acid cooling pump P-2543.Dari pendinginan
tangki TK-2543, asam fosfat adalah biaya ke clarifier TK-2510 A / B
untuk menurun tersuspensi di asam fosfat max 1% vol. Dari clarifier TK-
2510 Product acid dialirkan secara over flow ke acid cooler tank TK-2511.
Product acid kemudian dikirim ke tanki penyimpanan TK-5204 oleh
cooled acid pump P-2511 A/B. product phosphoric acid yang sesuai spect
dari storage tank TK-5204 dikirimm ke acid storage tank 02 TK-701 A/B
% 03 TK-701 A/B Tank Yard Area PT.Petrokimia. sedangkan sludge yang
mengendap di clarifier TK-2510 A/B dikembalikan ke return acid tank
TK-2334 dengan menggunakan sludge pump P-2510 A/B.
3.1.5 Scrubbing System
Gas uap air melewati mist separator D-2502 lalu masuk ke fluorine scrubber
D-2541 dimana sebagian besar gas fluorine ditangkap dengan proses water.
Senyawa fluorine yang tertangkap akan membentuk larutan asam fluosilikat,
kemudian dikirim ke fluorine recovery unit.
Sisa uap dari D-2541 masuk ke vacuum system yang terdiri dari 2 condensor
dan 2 steam ejector. Siap uap tersebut akan dikondensasikan menjadi hot
water dan ditampung didalam hot well D-2506. Hot water kemudian
disirkulasikan ke cooling tower untuk didinginkan dan digunakan kembali
sebagai circulation water.
Sistem scrubbing ini mengurangi kerugian gas fluor ke sistem menara
pendingin. Ini menyebabkan scaling dalam saringan pendingin pompa tower
dan penyemprot menara pendingin yang membuat menara pendingin tidak
dapat beroperasi dengan baik dan air outlet suhu menara pendingin lebih
tinggi dari desain (410C).

Sulfuric Acid Plant


Dalam proses produksi asam sulfat di PT. Petro Jordan Abadi secara umum
dibagi menjadi beberapa proses, antara lain :
1. Sulfur Handling atau pencairan belerang padat dan pemurnian belerang
cair (seksi 1000)
2. SO2 Generation atau pembakaran belerang cair dengan udara kering
menjadi gas SO2 (seksi 1100)
3. SO2 Convertion atau mengubah gas SO2 menjadi gas SO3 dengan
bantuan katalis vanadium peentaoksida ( seksi 1200 )
4. SO3 Absorpbtion atau penyerapan gas SO3 dengan H2SO4 dan
pengeringan udara (seksi 1300)
5. H2SO4 Storage atau penyimpanan Asam Sulfat dan Distribution (seksi
1400)
Tahap Sulphur Handling
sulfur diangkut dengan shovel loader ke dumphopper (D 1001 AB).
Pemakaian sulfur untuk pabrik adalah 600 ton/hari yang bisa dicairkan
dalam 24 jam secara kontinyu.

Dari dumphopper sulfur dimasukkan ke melter D 1002AB melalui


conveyor (M 1001 A/B). Sulfur dicairkan dengan pemanas steam (steam
coil) yang dilengkapi dengan agitator M 1002AB. Fungsi agitator adalah
meratakan panas dari steam coil ke sulfur dan mengurangi endapan kotoran
pada dasar melter. Selanjutnya sulfur mengalir ke dirty sulphur pit (D
1003AB) yang dilengkapi dengan steam coil untuk menjaga temperatur
konstan. Sulfur cair kemudian dipompakan ke sulphur filter (Fil 1001AB)
dengan dirtysulphur pump (P 1002 AB). Selama pencairan sulfur,
ditambahkan kapur bubuk (CaO 56%-w/w) ke dalam melter untuk
menetralkan freeacid yang terkandung di dalam sulfur. Pada keadaan operasi
aktual, kapur yang ditambahkan dilebihkan 20%. Penambahan kapur ini
dilakukan di dumphopper. Untuk mencairkan sulfur di melter digunakan
steam yang bertekanan 7 kg/cm2 dan untuk menjaga keadaan sulfur tetap cair
diperpipaan digunakan steam jacket dengan tekanan steam sebesar 4 kg/cm2.
Sulfur cair dengan temperatur sekitar 130-140oC pada outlet filter
selanjutnya di tampung di dalam tangki (TK 1001). TK 1001 mempunyai
kapasitas 1800 ton sulfur cair atau 1000 m 3. Tangki ini dilengkapi dengan
steam coil dan diisolasi.
3.1.6 Tahap SO2 Generation
Sulfur cair yang bersih dari storage tank dialirkan ke dalam sulphur
burner feed pit (D 1006) yang dibangun di bawah tanah dan dilengkapi
steam coil pemanas. Pit ini dilengkapi juga dengan pompa sulfur tipe
vertikal, burner feed pump (P 1004AB) yang mana pompa ini memompa
sulfur cair ke sulphurfurnace (B 1101) dengan tekanan sekitar 10 kg/cm2.
Sulfur cair yang masuk ke sulphur furnace (B 1101) di-spray-kan
melalui sulphur burner (B 1102 A/B) dan direaksikan dengan udara kering
dari dryingtower (T 1301) menjadi gas SO2 dengan reaksi sebagai berikut:
S + O2 SO2 + 70,96. 103 Kcal/kmol.
Udara pembakaran yang disuplaikan secara tepat sepanjang
dinding refractory melalui nosel udara mengakibatkan kecepatan yang
tinggi dan menimbulkan sirkulasi yang turbulen. Sulfur di-spray-kan ke
dalam furnace melalui atomizing gun. Pembakaran yang sempurna
dimaksudkan untuk melindungi pemanasan setempat dari refractory dan
penguapan sulfur dan pembentukan NOx. Gas proses panas yang
mengandung SO2 dengan konsentrasi sekitar 10,5%-v didinginkan secara
tepat di dalam WHB B 1104 dan steam superheater E 1102 yang mana
steam yang diproduksi adalah superheater steam . Temperatur gas outlet
furnace sekitar 1050oC dan outlet WHB 590oC. WHB dilengkapi dengan
by pass gas untuk menjaga temperatur gas inletconverter.
3.1.7 Tahap SO2 Convertion
Converter (R 1201) terdiri dari empat bed. Tiga bed merupakan konverter
tingkat pertama dan bed keempat merupakan konverter tingkat kedua. Setiap
tingkat konversi masing-masing mempunyai absorber.
Gas proses yang mengandung gas SO 2 dengan temperatur 430oC masuk ke
converterbed 1 yang mana sekitar 60% dari gas SO2 diubah menjadi SO3
dengan katalis V2O5 dan reaksi sebagai berikut:
SO2 + ½ O2 SO3 + 23,49. 103 Kcal/kmol
Gas outlet bed I yang mengandung SO3 dengan temperatur 610oC
masuk ke shell side heat exchanger I (E 1201) yang mana panasnya
diberikan kepada gas yang akan masuk ke bed IV. Gas dari bed I
kemudian masuk ke bed II dengan temperatur 440oC untuk konversi
selanjutnya. Gas outlet bed II dengan temperatur 520oC masuk ke shell
side heat exchanger II (E 1202) dan selanjutnya keluar pada temperatur
430oC dan masuk ke bed III. Pada E 1202 ini panas gas digunakan untuk
memanaskan gas yang akan masuk ke bed IV.
Gas outlet bed III banyak mengandung SO3 dengan temperatur
450oC masuk ke economizer I (E 1203) untuk didinginkan hingga 220 oC
sebelum masuk absorbingtower I (T 1302). Sekitar 94% dari gas SO2
dikonversikan menjadi gas SO3 di tiga bed pertama.
Setelah gas SO3 diserap dengan H2SO4 di T 1302, sisa gas dengan
temperatur 80oC melalui demister F 1302 di bagian atas T 1302. Aliran gas
tersebut kemudian dipisah secara paralel dan masing-masing masuk ke
tube side heat exchanger I dan II kemudian aliran gas digabung sebelum
masuk bed IV.
Gas sebelum masuk bed IV dipanasi di heat exchanger I dan II.
Temperatur gas naik menjadi 420oC. Konversi terakhir ini dari
doublecontact terjadi di bed katalis IV. Gas outlet bed IV dengan
temperatur 440oC masuk ke dalam economizer II (E 1204) untuk
didinginkan hingga 190oC sebelum masuk absorbingtower II (T 1303).
Untuk mencegah kondensasi gas dari gas outlet T 1302, dipasang tracing
pada gas duct antara T 1302 dan E 1201/E 1202.
3.1.8 Tahap SO3 Absorpbtion
Udara atmosfer diisap dengan air blower (C 1301) melalui
dryingtower . Pada dryingtower ini kandungan air dalam udara diserap
H2SO4 dan menghasilkan udara kering. Asam sulfat 98,5%
disirkulasikan melalui dryingtower. Udara kering dari air blower yang
bertemperatur 110oC dimasukkan ke sulphur furnace sebagai udara
pembakar untuk oksidasi sulfur. Gas yang mengandung SO3 dari
bed III dan bed terakhir dari konverter diserap oleh H2SO4 98,5% yang
disirkulasikan di absorbingtower I dan II yang menghasilkan asam sulfat.
SO3 + H2O  H2SO4 + 32,8 kcal/kmol
Pengenceran H2SO4 selama penyerapan H2O dari udara di dalam
dryingtower dan penambahan konsentrasi dari penyerapan SO 3 didalam
absorbingtower I dicampur bersama-sama di dalam DT/1 st AT pump tank
(D 1301). Apabila konsentrasi H2SO4 di dalam pump tank ini masih lebih
tinggi dari 98,5%, ditambahkan air (dilution water ) yang tujuannya untuk
menjaga konsentrasi tetap 98,5% H2SO4.
Panas yang dihasilkan oleh pengenceran tadi di dryingtower dan
panas hasil reaksi di dalam absorbingtower I dan II, masing-masing
didinginkan di acid cooler dengan sirkulasi cooling water. Temperatur
H2SO4 didalam DT/1st AT pump tank sekitar 100oC. Asam tersebut
dipompakan dari pump tank ke dryingtower dengan pompa P 1301
kemudian didinginkan di dryingtower cooler E 1301 AB sampai 60oC dan
masuk ke dryingtower. Asam sulfat outlet dryingtower bertemperatur
65oC dan kembali ke DT/1st AT pump tank. Dengan 1st AT
Circulationpump (P 1302) asam sulfat dikirim ke absorbingtower I
melalui 1st AT cooler (E 1302) yang mana asam sulfat didinginkan
menjadi 80oC. Asam sulfat outlet absorbingtower bertemperatur sekitar
118oC.
Asam dengan temperatur 90oC dari 2nd AT masuk ke 2nd AT pump
tank (D 1302) dan dipompakan oleh P 1303 ke absorbingtower II melalui
absorbingtower cooler (E 1303) untuk didinginkan sampai 80oC.
Produk asam yang diambil dari cabang line 2nd AT
Circulationpump masuk ke productcooler (E 1304) yang mana produk
didinginkan sampai 45oC dan dikirim ke sulfuric acid storage tank (TK
1401 AB) yang mana lokasinya ada di tankyard.

3.1.9 Tahap H2SO4 Storage


Asam sulfat yang dihasilkan mempunyai temperatur maksimal sebesar 45 oC
dikirim ke dalam Sulphuric Acid Storage Tank ( TK-1401 A/B/C/D/E/F ),
masing – masing tangki yang mempunyai kapasitas penyimpanan 10.000 ton.

Anda mungkin juga menyukai