PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN
Unit Proses Propylene Recovery adalah unit proses lanjutan dari LPG Treating Unit yang
bertujuan untuk memisahkan Propane Mixed dan Butane Mixed supaya dihasilkan produk
utama yaitu Propylene yang mempunyai kemurnian tinggi ( min. 99,60 % ), disamping
produk lain yaitu Propane dan Butane Mixed yang digunakan sebagai umpan selanjutnya di
Catalytic Condensation Unit atau sebagai komponen blending LPG.
Proses awalnya adalah pemisahan Treated LPG di kolom C 3/C4 Splitter menjadi Propane
Mixed dan Butane Mixed. Selanjutnya Propane Mixed di proses di Wash Water Column
untuk diambil amonia-nya serta diteruskan ke Molocular Sieve Drier untuk menghilangkan
moisture yang terbawa. Kemudian Propane Mixed yang telah dihilangkan moisture-nya
sampai kandungannya mencapai 2,5 wt ppm max. dipisahkan di kolom C3 Splitter menjadi
produk Propylene dan Propane. Sedangkan Butane Mixed yang telah dipisahkan, diproses
lanjut di Catalytic Condensation Unit atau bersama Propane dicampur untuk menghasilkan
produk LPG.
Kemudian Propylene dialirkan ke COS Removal System untuk dihilangkan Carbonyl Sulfida.
Proses terakhir dari produk Propylene ini adalah di Metal Treater untuk menyerap
kandungan metal yang ada, kemudian diproses di Selective Hydrogenation Reactor untuk
penjenuhan senyawa Diene dan Acetylene.
Proses unit ini dirancang oleh Universal Oil Product ( UOP ).
Dari Block Diagram sederhana dibawah ini dapat dilihat gambaran Propylene Recovery Unit
berada :
Untreated
Off Gas
Naphtha Naphtha
Treat.Naphtha
Treating Unit
AR
DMAR
Residue
Catalytic
Craking Unit
Vap. HC Unsaturated
GasConcent
ration Unit
LPG
Treat. LPG
Propylene
Propane
Butane Mixed
Propylene
Recovery
Unit
Catalytic
Condensation
Unit
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
Butane
Polygasoline
LCO
DCO
1.2. SPESIFIKASI
Aliran feed untuk Propylene Recovery Unit berasal dari LPG Treating Unit dengan kapasitas
146,9 m3/jam atau 82,776 ton/jam, namun setelah pelaksanaan Revamping pada saat TA /
2003 maka aliran feed dapat ditingkatkan menjadi 86,00 ton/jam.
1.2.1. SPESIFIKASI FEED ( DESIGN )
Specific Gravity, 15 / 4 C
H2S Content, ppm wt
RSH + Reentry Sulphur, ppm wt
COS Content, ppm wt
Total Sulphur, ppm wt
Caustic as Na+, ppm wt
Copper Strip Corrosion
0,56
1 max.
5 max.
6
11
0,5 max.
No.1 max.
Komposisi, % Mol :
C2
C2=
C3=
C3
nC4
iC4
iC4= ( Iso Butene )
B-1 ( Butene 1 )
B-2 ( Butene 2 )
nC5
iC5
C5=
C6+
< 0,004
0,0
37,25
9,3
4,0
14,2
9,7
8,2
16,5
< 0,001
0,1
0,75
0,0
< 0,1
10
0,3
99,6
0,4 max.
20
25
300
10
5
min.
max.
max.
max.
max.
max.
2
10
max.
1
max.
2
max.
2
max.
2
max.
100
max.
100
max.
20
max.
100
max.
0,2 max.
1
max.
1
max.
2,5 max.
5
max.
1
max.
1
max.
10
max.
30
max.
30
max.
0,03 max.
5
max.
30
max.
b. Propane
RVP, psi
Weathering Test, 95 % Evaporated, C
Copper Strip Corrosion
Total Volatile Sulphur, grains / 100 cuft
Free Water
Moisture
Residue on Evaporation of 100 ml
208
max.
- 38,3 max.
No. 1 max.
15
max.
Nil
Pass
0,05 max.
Komposisi, % Vol :
C4
C5+
C2
2,5 max.
Nil
0,5 max.
c. Mixed C4
COS Content, ppm wt
Mercaptans + Reentry Sulphur, ppm wt
Total Volatile Sulphur, grains / 100 cuft
Copper Strip Corrosion
C5 Content, % wt
C3 & Lighter Content, % wt
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
Nil
10 max.
15 max.
No. 1 max.
2,0 max.
1,0 max.
1,016 1,021
60,5 62,5
170
10,3
5,33
85
Colorless Transparant Liquid
Middly Ammoniacal
98,5 min.
0,5 max.
1,0 max.
20
98,0 min.
0,12 max.
60,0 max.
12,0 max.
1,0 max.
100,0 max.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
98,0 min.
4,0 4,6
0,0003 max.
0,0001 max.
BAB II
PRINSIP PROSES
LPG Mixed yang berasal dari LPG Treating Unit dipisahkan di Propylene Recovery Unit
menjadi Propane Mixed ( Propane & Propylene ) dan Butane Mixed ( Butane & Butene )
dengan menggunakan kolom C3/C4 Splitter. Dari puncak kolom splitter, Propane Mixed
dialirkan kedalam vessel Solvent Settler untuk menghilangkan kandungan sulphurnya
dengan menggunakan solvent ( campuran condensate, caustic dan MEA ). Kemudian
Propane Mixed tersebut dialirkan ke kolom Water Wash untuk dihilangkan kandungan
ammonia dan caustic dengan melarutkannya kedalam air, selanjutnya dialirkan ke vessel
Sand Filter untuk menghilangkan cairan yang terbawa bersama aliran. Keluar dari Sand
Filter, Propane Mixed dikeringkan terlebih dahulu dari kandungan airnya di C 3 Feed Drier
baru dipisahkan dikolom C3 Splitter menjadi Propylene dan Propane.
Produk Propylene keluar dari puncak C3 Splitter, dialirkan ke vessel COS Removal untuk
dihilangkan kandungan COS nya, kemudian dialirkan ke Metal Treater untuk dihilangkan
metalnya seperti Arsin, Phosphine dan Antimony. Bila kandungan Diene dan Acetylene
didalam Propylene cukup tinggi, maka Propylene perlu dialirkan ke Reaktor SHP
( Selective Hydrogenation Process ) untuk penjenuhan Diene dan Acetylene dengan
menggunakan Gas Hydrogen menjadi Mono Olefine supaya dapat dihasilkan produk
Propylene yang memenuhi persyaratan.
Produk Propane yang keluar dari bagian bawah C3 Splitter dikirim ke tanki penampung 42-T401 A/B sebagai komponen blending LPG.
Dari bagian bawah C3/C4 Splitter dialirkan Butane Mixed yang sebagian dikirim ke tanki
penampung 42-T-403 A/B/C/D sebagai komponen blending LPG dan sebagian lagi sesuai
kebutuhan untuk feed Catalytic Condensation Unit.
2.1. SEKSI FEED
Feed berasal dari LPG Treating Unit dipompakan dengan 19-P-101 A/B ke 19-E-101 untuk
dipanaskan dan masuk ke kolom 19-C-101 pada tray 20 melalui distributor ( Ada 38 Tray )
supaya Propane Mixed terpisah dari Butane Mixed.
2.2. C3/C4 SPLITTER 19-C-101
Vapour Propane Mixed yang keluar dari puncak 19-C-101 dikondensasikan melalui 19-E102 A/B/C/D ( C3/C4 Splitter Condenser ) masuk ke bagian bawah 19-V-101 ( C3/C4 Splitter
Receiver ). Vapour yang tidak terkondensasi dikirim ke 16-V-104 ( Unit 16 ) melalui 16-E-102
A/B, sedangkan liquid Propane Mixed sebagian dipompakan dengan 19-P-102 A/B kembali
ke kolom sebagai reflux untuk mengontrol temperatur puncak dan sebagian lagi melalui 19E-107 ( Overhead Product Cooler ) dialirkan ke 19-V-103
( Solvent Settler ).
Air yang kemungkinan terikut akan terkumpul didalam boot 19-V-101 dan dibuang ke 19-V106 ( Water Degassing Drum ) melalui level control.
Aliran Butane Mixed yang keluar dari bagian bawah 19-C-101 melalui 19-E-101, kemudian
didinginkan di 19-E-104 A/B ( Bottom Cooler ) dan selanjutnya dikirim ke Catalytic
Condensation Unit atau ke tanki penampung, sebagian dipanaskan di 19-E-103 ( Reboiler )
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
yang menggunakan pemanas Naphtha dari Unit 15 untuk mengatur temperatur bottom
kolom.
2.3. SEKSI PENCUCIAN
Liquid Propane Mixed dari 19-V-101 dipompakan dengan 19-P-102 A/B ke 19-V-103
( Solvent Settler ) bercampur dengan solvent yang disirkulasikan oleh 19-P-106 A/B untuk
dihilangkan kandungan Sulphurnya. Fresh Solvent disiapkan di 19-V-108 ( Solvent Tank )
dengan mencampur 72 % condensate, 20 % MEA dan 8 % NaOH 20Be, kemudian
diinjeksikan dengan 19-P-108 ke aliran sirkulasi solvent. Condensate diambil dari fasilitas
line condensate, MEA diambil dari drum dengan menggunakan pompa19-P-107 A dan
NaOH dapat di supply dari Unit 17.
Liquid Propane Mixed yang sudah bercampur dengan solvent dipisahkan kembali dalam 19V-103 secara gravitasi, solvent ditarik dari boot 19-V-103 dengan 19-P-106 A/B untuk
disirkulasikan, jumlah alirannya dijaga 15 % dari aliran Propane Mixed.
Secara berkala solvent harus diganti untuk menjaga kandungan Sulphur di Propane Mixed
tetap memenuhi persyaratan, spent solvent secara manual di drain ke 19-V-105 ( Caustic
Degassing Drum ) yang kemudian dipompakan dengan 19-P-113 A/B ke Sour water
Stripping Unit ( Unit 24 ).
Liquid Propane Mixed yang sudah terpisah dialirkan melalui bagian atas 19-V-103 dan
dimasukkan dibagian bawah tray 20 dari 19-C-103 ( Wash Water Column ), dikontakkan
dengan aliran larutan Monosodium Phosphate yang dimasukkan dari bagian atas tray 1
untuk dihilangkan kandungan ammonia dan causticnya. Pemisahan liquid Propane Mixed
dan larutan phosphate terjadi didalam kolom.
Larutan phosphate yang berada dibagian bawah kolom disirkulasikan kembali dengan 19-P109 A/B ke tray 1 dari 19-C-103, sedangkan liquid Propane Mixed yang sudah dicuci ditarik
dari bagian atas 19-C-103 dan dialirkan ke 19-S-101 ( Sand Filter ) untuk dihilangkan cairan
yang terbawa bersama aliran. Larutan phosphate dibuat di 19-V-109 ( Phosphate Tank )
dan dipompakan dengan 19-P-110 masuk kealiran sirkulasi ke 19-C-103. Kedalam aliran
sirkulasi juga ditambahkan condensate yang diambil dari penampung condensate 19-V-110
( Wash Water Tank ) dengan menggunakan 19-P-111 A/B.
Cairan yang terkumpul dibagian bawah 19-S-101 di drain secara manual ke 19-V-106
( Waste Water Degassing Drum ), yang selanjutnya dipompakan dengan 19-P-112 A/B ke
Unit 24. Sedangkan Propane Mixed yang sudah tersaring cairannya dialirkan ke 19-V-104
A/B ( Feed Drier ).
MEA drum, Solvent Tank ( 19-V-108 ), Phosphate Tank ( 19-V-109 ) dan Water Tank
( 19V-110 ) sebaiknya diselimuti dengan Nitrogen untuk mencegah masuknya udara kedalam
sistim.
2.4. PROPANE MIXED DRIER
Propane Mixed yang sudah dihilangkan kandungan cairannya di 19-S-101 masih harus
dikeringkan lagi di 19-V-104 A/B ( Feed Drier ) supaya dapat memenuhi persyaratan yang
diinginkan. Feed Drier mempunyai urutan kontrol yang bekerja secara automatic dimana
Drier dapat beroperasi satu buah sedangkan yang lainnya pada posisi regenerasi atau
standby setelah regenerasi atau beroperasi secara seri.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
Aliran Propane Mixed yang masih basah sebagai feed Drier masuk dari bagian bawah 19-V104 A/B dan keluar dari bagian atas dengan persyaratan kandungan air didalam Propane
Mixed masih < 1 ppm wt ( indikasi Moisture Anzlyzer ) yang selanjutnya dialirkan ke 19-C102 ( C3 Splitter ) untuk dipisahkan menjadi Propylene dan Propane.
Bila indikasi di Moisture Analyzer mencapai 1 ppm wt, maka Drier sudah harus di
regenerasi. Sebagian dari Propane Mixed yang kering digunakan untuk regenerasi dengan
melewati 19-E-112 ( Regeneration Vaporizer ), 19-E-111 ( Regenerant Superheater ),
kemudian dikirim dan dicampur dengan Propane Mixed yang keluar dari atas 19-C-101
masuk ke 19-V-101 ( C3/C4 Splitter Receiver ) dan 19-E-102 ( C 3/C4 Splitter Condenser )
untuk di proses ulang.
2.5. REGENERASI DRIER
Selama proses langkah-langkah regenerasi, Propane Mixed diuapkan di 19-E-112 dengan
menggunakan steam coil sebagai pemanas dan selanjutnya menggunakan pemanas listrik
19-E-111 untuk menaikkan temperaturnya.
Aliran regenerant bersama uap air ( hasil pemanasan Propane Mixed yang moisturenya
sudah tinggi ) selanjutnya dialirkan kembali ke 19-V-101.
Untuk mendinginkan kembali Molecular Sieve ( media regenerator ), Propane Mixed kering
dialirkan ke Drier.
2.6. C3 SPLITTER
Aliran Propane Mixed yang kering dimasukkan ke 19-C-102 ( C 3 Splitter ) melalui salah satu
dari tiga Feed Nozzle yaitu pada tray 122, tray 136 dan tray 146. Untuk keperluan start up,
feed masuk pada tray 136. Pengaturan kondisi tekanan dan temperatur di 19-C-102
menggunakan 19-K-101 ( Heat Pump Compressor ).
Uap Propylene keluar dari puncak 19-C-102 masuk ke 19-V-102 (C 3 Splitter Flash Drum)
yang dilengkapi Demister pada bagian atasnya untuk mencegah entrainment liquid ke
Suction compressor. Kemudian gas dari bagian atas 19-V-102 dialirkan ke suction
compressor 19-K-101 untuk dikompresi sehingga tekanan di 19-C-102 naik.
Sebagian gas dari discharge 19-K-101 dikembalikan lagi ( spill back ) ke 19-V-102 untuk
menjaga compressor jangan sampai terjadi surging, sebagian lainnya dimanfaatkan sebagai
pemanas di 19-E-105 ( C3 Splitter Reboiler ) dan sebagian lagi didinginkan di 19-E-106 A/B
( C3 Splitter Trim Cooler ) yang dialirkan ke 19-V-102 sebagai reflux untuk mengatur tekanan
dan temperatur 19-V-102.
Bila tekanan naik maka aliran Propylene yang melalui 19-E-106 diperbanyak supaya
tekanan menjadi turun dan sebaliknya.
Dari bagian bawah 19-V-102, sebagian Propylene dipompakan dengan 19-P-104 A/B
sebagai reflux masuk ke tary 1 di 19-C-102 untuk mengatur kandungan Propane di produk
Propylene dan sebagian lainnya dipompakan dengan 19-P-105 A/B ke 19-V-112 A/B ( COS
Removal System ) untuk dihilangkan COS nya.
Liquid Propane yang sudah dipisahkan Propylene-nya dipompakan dengan 19-P-103 A/B
dari bagian bawah 19-C-102 ke tanki penampung 42-T-401 A/B.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
BAB III
VARIABLE PROSES
3.1. VARIABEL
Hal-Hal yang penting diketahui dalam mengoperasikan Propylene Recovery Unit secara baik
dan tercapainya kondisi yang optimum adalah dengan mengetahui Variable Proses utama
yang sangat mempengaruhi kondisi operasi untuk mendapatkan produk yang memenuhi
persyaratan.
3.1.1. C3/C4 SPLITTER
Ada dua variable utama yang dapat mengontrol operasi di 19-C-101 ( C 3/C4 Spliiter ) yang
berpengaruh terhadap jumlah C4+ didalam produk Propylene dan Propane yaitu :
a. Panas yang diberikan pada reboiler.
Panas yang diberikan pada reboiler adalah dari sirkulasi Naphtha panas dari 15-C-101 ( Unit
15 ), sehingga efektifitas penguapan fraksi C3 tergantung pada pengaturan laju alir dan
temperatur sirkulasi Naphtha tersebut yang dikembalikan ke 15-C-101 sebagai Top Pump
Around.
Panas yang berlebihan akan mengakibatkan terbawanya fraksi C4 keatas yang akan dapat
mengakibatkan terjadinya flooding pada tray karena fraksi C 4 tersebut akan terkondensasi
pada tray diatasnya.
Panas yang kurang akan mengakibatkan terikutnya fraksi C3 turun kebawah bersama fraksi
C4 sehingga jumlah fraksi C3 yang diinginkan tidak tercapai.
b. Temperatur pada tray atas.
Temperatur bagian atas kolom dijaga sedemikian supaya didapatkan maksimal fraksi C 3 dan
minimal fraksi C4.
Kenaikan temperatur bagian atas kolom dapat mengakibatkan terbawanya fraksi C 4,
sedangkan penurunan temperatur akan menghasilkan produk puncak dengan fraksi C4 yang
rendah namun mengakibatkan fraksi C3 terikut turun ke produk bawah.
3.1.2 SISTEM PENCUCIAN
Solvent yang digunakan merupakan campuran dari 20 % wt MEA, 8 % wt NaOH 20Be dan
72 % wt condensate yang dicampur dalam 19-V-108 ( Solvent Mix Tank ) dan dinjeksikan ke
19-V-103 ( Solvent Settler ). Penghilangan COS dari Propane Mixed di 19-V-103 dipengaruhi
oleh kekuatan solvent, proses pencampuran dan pemisahan antara Propane Mixed dan
solventnya sendiri.
Laju alir sirkulasi solvent yang dikontakkan dengan Propane Mixed diatur sebesar 15 % dari
laju alir Propane Mixed. Solvent settler dipertahankan terisi 1/3 bagian solvent dan 2/3 bagian
Propane Mixed.
Apabila kekuatan larutan caustic kurang dari 3 %, maka spent solvent harus dikeluarkan dan
dibuang ke Caustic Degassing Drum, kemudian diganti kembali dengan larutan caustic yang
baru.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
10
3.1.5 TEMPERATUR
Temperatur merupakan variable utama dalam proses ini karena temperatur diperlukan untuk
mendapatkan kontak uap dan cairan dalam kolom supaya pemisahannya sempurna.
Temperatur yang berlebihan dapat menyebabkan flooding, oleh sebab itu panas yang
digunakan khususnya pada reboiler column di set agar supaya jumlah reflux yang digunakan
mendekati disain dan demikian pula temperatur top column diatur untuk mendapatkan
komposisi yang diinginkan.
Sedangkan temperatur reaksi di reaktor yang dipilih adalah untuk mengusahakan sebanyak
mungkin perubahan di-olefine menjadi mono-olefine dengan mengatur temperatur yang
serendah mungkin.
Bila temperatur terlalu tinggi , maka mono-olefine yang terbentuk akan berubah menjadi
produk jenuh yang tidak dikehendaki.
3.1.6 SHP REACTOR 19-R-101 A/B
a. Performance SHP
Selective Hydrogenation Process ( SHP ) adalah proses bed yang sangat selektif untuk
penjenuhan Diene dan Acetylene dengan mempergunakan gas Hydrogen didalam fraksi C 3,
C4 dan C5 supaya mendapatkan Mono-Olefine.
Oleh karena prosesnya sangat selektif, maka konversi Diolefine dan Acetylene dapat
mencapai 100 % sehingga untuk mendapatkan produk yang diinginkan, pengaturan reaksi
penjenuhan sangat diperlukan.
Reaksi yang terjadi didalam reaktor SHP berlangsung dalam phase cair melalui fixed bed
catalyst dari jenis UOP H-14171, dengan dibatasi jumlah gas hydrogen yang digunakan
untuk menjenuhkan di-olefine menjadi mono-olefine.
Performance dari SHP ditunjukkan dengan Konversi dari Di-Olefine dan selektifitas dari
Mono-Olefine :
Konversi Di-Olefine, % wt
11
-1
LHSV dirancang berdasarkan kandungan Sulphur, konsentrasi Di-Olefine dan Ratio Butene
2 / Butene 1 yang diinginkan.
LHSV yang rendah akan memberikan kesempatan Feed lebih lama bereaksi dengan katalis
dan akan mengurangi pemakaian quench sehingga mengakibatkan delta temperatur di bed
reaktor akan bertambah, mirip dengan akibat yang ditimbulkan oleh kenaikan temperatur.
d. Hydrogen / Di-Olefine Ratio
Variable operasi yang utama di reaktor SHP adalah Flow Hydrogen.
Ratio Hydrogen / Di-Olefine = 1.02 akan menghasilkan konversi 100 % tanpa ada
penjenuhan Mono-Olefine yang terbentuk.
Kenaikan temperatur disebabkan oleh panas exothermis yang dihasilkan oleh reaksi
penjenuhan, pada saat hydrogen bereaksi dengan ikatan rangkap sebesar 30 Kcal/Mol H2.
Untuk fleksibilitas reaksi, bila ada sedikit penyimpangan kandungan Di-Olefine dalam Feed
diperlukan hydrogen 10 % - 20 % lebih banyak.
Pemakaian hydrogen yang berlebihan akan mengakibatkan reaksi penjenuhan MonoOlefine yang tidak diinginkan akan terjadi, sehingga akan menurunkan kualitas produk .
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
12
TAG NO.
DESIGN
PRE TEST
POST TEST
82,78
70,3
86,3
100
84,92
104,25
19-FU-001
Capacity, %
Temperature Feed Inlet, C
19-TI-002
68
70,4
68,1
Temperature Tray 4, C
19-TI-004
50
51,1
50,7
19-FC-005
104,21
70,2
71,9
Temperatur Reflux, C
19-TC-005
48
50,0
50,0
19-TI-003
49
49,6
49,6
19-PC-002
18,7
19,1
19,2
19-TI-006
106
105,8
101,1
19-PC-012
23,2
23,2
23,2
19-TI-052
30
29,3
29,2
19-TI-017
26,5
26,4
26,5
19-FR-013
464,7
362,6
378,1
19-TI-017
27
26,4
26.5
19-PI-013
11,2
11,3
11,4
19-FU-015
25,1
10,3
23,4
19-TI-018
37
36,8
37,0
19-FU-011
7,19
6,3
6,0
10
10,4
10,5
Total
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
Kg/jam
82.776
82.776
OUTLET
Kg/jam
Propylene
25.103
Propane
7.186
Mixed C4
50.399
Total
82.688
13
BAB IV
CATALYST / CHEMICAL
4.1. CATALYST
Ada dua macam catalyst yang digunakan di Propylene Recovery Unit yaitu :
1. SHP Catalyst H 14171
Basis katalis ini adalah Nikel Oksida ( < 40 % wt ) dan Alumina ( > 60 % wt ).
Produk ini dikeluarkan oleh Nikki Universal ( Jepang ).
Propylene Recovery Unit dilengkapi dengan dua reaktor, 19-R-101A dan 19-R-101B yang
masing-masing isi katalisnya adalah 1,47 m3. ( Total = 2,94 m3 )
Spesifikasi :
Base
Paladium Content, % wt
Diameter, mm
Bulk Density, kg/m3
Bentuk
: Phosphate Acid
: 0,1
:24
: 700
: Sphere
: 20
:5x8
: 700
: Sphere
4.2. CHEMICAL
Chemical yang digunakan di Propylene Recovery Unit cukup banyak yaitu :
1. Mono Ethanol Amine ( HOCH2 CH2 NH2 )
Sebagai komponen solvent di 19-V-108. Kebutuhan selama normal operasi 1110 kg per
bulan dan pengisian awal sebanyak 280 kg.
Produk ini dikeluarkan oleh Mitsui Toatsu.
Sifat-sfat physis :
Melting Point, C
Normal Boiling Point, C
Flash Point, C
Water Solubility
Vapour Pressure, mbar @ 20C
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
: 10,3
: 170
: 85
: Yes
: 5,3
14
Spesifikasi :
Specific Gravity
Color ( APHA )
Appearance
Odor
: 1,017 1,021
: 15 max.
: Colorless Transparant Liquid
: Middly Ammoniacal
Composition :
- MEA ( % wt )
- DEA ( % wt )
- H2O ( % wt )
Appearance Molecular Weight
: 98,5 min.
: 0,5 max.
: 1,0 max.
: 60,5 62,5
2. Caustic ( NaOH ) 20 Be
Sebagai komponen solvent di 19-V-108. Kebutuhan selama normal operasi 3 m 3 per bulan
dan pengisian awal adalah sebanyak 1 m3
Sifat-sifat physis :
Sodium Hydroxide Solution / Caustic Soda Solution
Molecular Weight
: 40,1
Melting Point
: 12 15 C ( 50 % solution ).
Boiling Point
: 142
C ( 50 % solution ).
Viscosity
: 100 cp @ 20 C ( 50 % solution ).
Specific Gravity
: 1,525 @ 20 C ( 50 % solution ).
Vapour Density
: 1,22
@ 20 C ( 50 % solution ).
Vapour Pressure
: 1 mbar @ 20 C
Water Solubility
: Not Applicable
Electrical Conductivity: High
Spesifikasi :
NaOH, % wt
Na2CO3, % wt
NaCl, ppm
Iron, ppm
Copper, ppm
Silica, ppm
: 98,0 min.
: 0,12 max.
: 60,0 max.
: 12,0 max.
: 1,0 max.
: 100,0 max.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
15
Spesifikasi :
Purity, %
pH
Fe, %
As, %
: 98,0 min.
: 4,0 4,6
: 0,0003 max.
: 0,0001 max.
4. Molecular Sieve
Molecular Sieve yang digunakan di Drier 19-V-104 A/B adalah Type ODG 442 dengan
ukuran 1/16 berbentuk pellets. Kebutuhan untuk masing-masing Drier adalah 12,7 m 3 ( Total
25,4 m3 ). Produk ini dikeluarkan oleh UOP.
Spesifikasi :
ABD, mg/l
pH
Absorption Capasity, lbs H2SO4 / cuft Mol Sieve
: 44,8
: 8 11
: > 0,95
Composition :
- Silicon Oxide ( SiO2 ), % wt
- Aluminium Oxide ( Al2CO3 ), % wt
- Sodium Oxide, % wt
- Potasium Oxide, % wt
- Magnesium Oxide, % wt
: < 50
: < 40
: < 30
: < 15
:< 5
: 3,2
: 45 - 52
: 93,0 max.
: 0,6 max.
: 0,2 max.
: 0,1 max.
: 0,5 max.
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
16
Bagian lapisan paling bawah dan lapisan paling atas di 19-V-104 A/B ( 3200 kg / 1,6
m3 )
Bagian lapisan paling bawah dan lapisan paling atas di 19-V-111 ( 1540 kg / 0,77
3
m ).
Spesifikasi :
Al2O3 + SiO2, %
SiO2, %
Fe2O3, %
Operating Temperature, C
Material Hardness ( Mohs scale )
Max. Material Water Adsorbtion Rate, % wt
Crush strength, kg
Packing, kg/drum
: 90 min.
: 80 min.
: 1 max.
: > 980
: 6,5 min.
: 3,0
: 45,4 min.
: 125
b.
Ceramic / Alumina Balls 6 mm ( )
Ceramic / Alumina Balls 19 mm ini di loading pada :
Bagian sebelah bawahnya ceramic 19 mm pada bagian atas 19-R-101 A/B ( 400
kg / 0,2 m3 ).
Bagian sebelah atasnya ceramic 19 mm pada bagian bawah 19-V-104 A/B
dan
sebelah bawahnya ceramic 19 mm pada bagian atas 19-V-104 A/B
( total 1280 kg /
0,64 m3 ).
Bagian sebelah atasnya ceramic 19 mm pada bagian bawah 19-V-111 dan sebelah
bawahnya ceramic 19 mm pada bagian atas 19-V-111 ( total 620 kg / 0,31 m3 ).
Spesifikasi :
Al2O3 + SiO2, %
SiO2, %
Fe2O3, %
Operating Temperature, C
Material Hardness ( Mohs scale )
Max. Material Water Adsorbtion Rate, % wt
Crush strength, kg
Packing, kg/drum
: 90 min.
: 80 min.
: 1 max.
: > 980
: 6,5 min.
: 3,0
: 45,4 min.
: 125
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
17
Spesifikasi :
Al2O3 + SiO2, %
SiO2, %
Fe2O3, %
Operating Temperature, C
Material Hardness ( Mohs scale )
Max. Material Water Adsorbtion Rate, % wt
Crush strength, kg
Packing, kg/drum
: 90 min.
: 80 min.
: 1 max.
: > 980
: 6,5 min.
: 3,0
: 13,6 min.
: 125
d.
Tabular Alumina Balls
Tabular Alumina Balls yang digunakan untuk 19-V-112 A/B adalah jenis Alcoa T 162 dengan
ukuran dan jumlah yang diperlukan sebanyak 4200 kg.
Spesifikasi :
Al2O3 + SiO2, %
SiO2, %
Fe2O3, %
Operating Temperature, C
Material Hardness ( Mohs scale )
Max. Material Water Adsorbtion Rate, % wt
Crush strength, kg
Packing, kg/drum
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
: 90 min.
: 80 min.
: 1 max.
: > 980
: 6,5 min.
: 3,0
: 45,4 min.
: 125
18
DAFTAR LAMPIRAN
- Lampiran no. 1
- Lampiran no. 2
- Lampiran no. 3
- Lampiran no. 4
- Lampiran no. 5
- Lampiran no. 6
- Lampiran no. 7
- Lampiran no. 8
MODUL-1/YBS/LEU-RCC
19