Anda di halaman 1dari 3

Nama: Riski Pardomuan

NIM: 14/367052/TK/42304
Tugas Proses Industri Kimia 1-B

Pabrik Asam Fosfat di PT. Petrokimia Gresik


Bahan baku:
1. Batu fosfat
Batu fosfat yang dipakai adalah batu fosfat yang berasal dari Jordan, Maroko
dan Mesir. Komposisi batu disyaratkan:
P2O5
: min 25 %
CaO
: 51 %
SiO2
: 2,5-5,0 %
F
: 3,6 %
CO2
:3%
Impurities
: 2,9 %
Ukuran partikel dari ground rock
Lolos 2 mm
: 99%
Lolos 1 mm
: 99%
Lolos 32 tyler mesh
: 80%
Lolos 100 tyler mesh
: 3%
Moisture (kadar air) max : 4 % on wet basis
Normal
:1%
2. Asam sulfat
Asam sulfat yang digunakan berasal dari Departemen Produksi III dengan
kadar 98,5%. Kadar asam sulfat juga mempengaruhi water balance, kadar
P2O5 dalam produk atau juga P2O5 recovery dari batu fosfat.
3. Bahan penolong
Trimin DF 500 sebagai defoaming agent
Silica (produk samping AlF3) untuk mempercepat proses hidrasi.
Floculant
4. Utilitas
Cooling water
Tenaga listrik
Steam
Air proses
Uraian Proses
1. Unit handling
Unit handling bertugas untuk memindahkan batu fosfat dari pelabuhan kapal
sampai ke unit Grindling.

2. Unit Grindling
Unit grindling bertugas menghaluskan baru fosfat dengan ukuran butiran
(mesh) yang sesuai dengan syarat berlangsungnya proses lebih lanjut dan
menurunkan kandungan air (moisture content) dalam batu fosfat. prosesnya
yaitu Raw Rock Hopper sebagai tempat penampung batu fosfat pertama yang
dilengkapi dengan rotary valve mengumpankan batu fosfat ke dalam screen
untuk memisahkan batu fosfat besar (>2mm) sebagai produk atas atau batu
batu fosfat kecil (<2mm) sebagai produk bawah. Produk bawah selanjutnya
diangkut oleh Undersize Rock Conveyor menuju Rock Feed Bucket Elevator,
sementara itu batu fosfat yang tidak lolos screen (produk atas) diangkut oleh
Oversize Rock Conveyor menuju Oversize Rock Bucket Elevator. Batu fosfat
oversize ini terjadi dimungkinkan karena adanya moisture atau mungkin
ukuran batu fosfat itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilewatkan Ball Mill untuk
dihaluskan, sehingga keluaran batu fosfat sudah sesuai dengan ukuran yang
disyaratkan dan dapat diproses. Sementara debu yang berasal dari Screen
dan Ball Mill ditangkap oleh Bag Filter dengan bantuan hembusan udara dari
Exhaust Fan yang bekerja secara vakum. Selanjutnya dengan getaran vibro
arm maka debu-debu akan jatuh karena gravitasi dan digabungkan dengan
batu fosfat di Undersize Rock Conveyor. Pada Ball Mill kandungan air dalam
batu fosfat dapat dikurangi dengan bantuan gas panas dari boiler yang
digunakan untuk pembuatan steam dari service unit.
3. Reaction an hemyhidrate filtration
Peralatan utamanya adalah premixer yang berfungsi sebagai
pengadukan awal antara batuan fosfat dengan return acid sehingga terjadi
sedikit reaksi (produknya berupa slurry) dan digester yang fungsinya
mereaksikan slurry dengan asam sulfat 60% sehingga membentuk Kristal
hemihidrat, sedangkan filter berfungsi memisahkan Kristal hemihidrat dengan
asam fosfat.
Batuan fosfat harus dimasukkan ke dalam premixer kemudian
dicampur dengan return acid dan recycle hemihidrat sambil diaduk. Laju
return acid perlu dikontrol untuk mendapatkan produk slurry dengan kadar
P2O5 45-46%. Kemudian hasilnya dimasukkan ke digester untuk
menyempurnakan reaksi. Premixer dilengkapi dengan agitator supaya Kristal
hemihidrat tidak mengendap.
Hemihidrat slurry dimasukkan ke dalam filter untuk memisahkan cake
hemihidrat dan hasil cairannya (first filtrate). Selanjutnya first filtrate
ditamoug dalam acid storage tank.
4. Hydration and dehydrate filtration
Tahapan ini berfungsi untuk mereksikan hemihidrat dengan asam
sulfat encer sehingga menjadi dihidrat dengan proses hidrasi dan untuk
mengambil P2O5 yang tersisa dalam cake dihidrat.
Slurry gypsum hemihidrat dari filtrasi pertama dimasukkan ke dalam
hidration tank dan dicampur dengan H2SO4 98,5% menghasilkan slurry
gypsum (CaSO4.2H2O) yang dialirkan ke bagian filtrasi kedua. Sedangkan

lainnya disirkulasikan ke unit reaksi dan filtrasi pertama. Untuk mempercepat


reaksi hidrasi ini ditambahkan silica.
Hasil filtrasi kedua yang berupa filtrate selanjutnya disamping untuk
digunakan sebagai cairan prewashing. Sedangkan cake gypsum-nya setelah
dicuci dengan air panas dikirim ke pabrik ZA dan CR untuk diproses lebih
lanjut.
5. Fluorine (F2) recovery
Tahapan ini terdiri dari unit pemurnian gas (exhaust gas treatment)
dan unit penyerapan gas F2 yang berfungsi untuk membebaskan gas
buangan dari kandungan fluorine sebelum diemisikan ke udara bebas.
Gas keluaran digester, hydration tank dan filter yang mengandung
F2diserap dalam fume scrubber. Selanjutnya disirkulasikan ke unit fluorine
recovery.
Fluosilicic acid yang terbentuk dari fluorine scrubber dan
concentration unit mengandung sedikit silica. Setelah dipisahkan dari
silikanya. Fluosilicic acid yang sudah bersih dikirim ke H 2SiF6 storage tank
sebagai produk.
Silica yang dihasilkan dari filter dilarutkan dengan wash water hingga
terbentuk slurry. Selanjutnya slurry dikirim ke hydration tank untuk
mendapatkan bentuk dari pertumbuhan Kristal yang baik.
6. Concentration
Tahapan ini berfungsi untuk memekatkan H 3PO4 dari unit filtrasi
pertama sehingga dihasilkan H3PO4 dengan kadar 52-56% dengan vaporizer.
Asam fosfat yang telah dipanaskan pada heater selanjutnya dialirkan
ke dalam vacuum vaporizer, sehingga terbentuk asam fosfat pekat. Sebagian
asam fosfat pekat dicampur dengan umpan asam fostat pada unit filtrasi
pertama dan sebagian lagi dialirkan ke tangki penampungan.
Sebelum dikirim ke unit pabrik pupuk fosfat, asam fosfa didinginkan di
cooler hingga temperature 600C. Setelah dipisahkan dalam tangki pemisah,
uap dar vaporizer menghasilkan larutan yang mengandung asam, ddan
dikembalikan ke dalam vaporizer. Gas F 2 selanjutnya diabsorbsi dengan air
sehingga terbentuk asam fluosilikat.
Sumber:
Barkah, Zakia Nurdini.2007. LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PETROKIMIA GRESIK
PABRIK ASAM FOSFAT. Jogjakarta: JURUSAN TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK,
UNIVERSITAS GADJAH MADA.

Anda mungkin juga menyukai