Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN MANGGA SEBAGAI PEWARNA ALAM

PADA KAIN KATUN DAN SUTERA

Emi Erawati, Risky Patria Sari, dan Sri Hidayati


Program Studi Teknik Kimia – Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Community servise benefit of manggo leaf waste as natural dyes in the cotton
and silk fabrics was done in the batik crasfement Putra Amalia, Sutowijoyo Street,
Penumping Surakarta. The community servise methods was used observation of places,
determine the target, preparation tools and materials, discusision, counseling, and
training. In the training we was teach about negative impact of sintetic dyes, the
important of safety, and explain how to make natural dyes from manggo leaf waste.
There are three benefits from the community services. The first, batik crasfement know
how the best extraction, coloring, dyeing and fixation technique for cotton and silk
fabrics. The second, the batik crasfement have awareness to natural dyes is better
than sintetic dyes. The third, the batik crasfement can increasing economic value of
mango leaf waste than before.

Kata kunci : daun mangga, pewarna alam

PENDAHULUAN batik. Untuk memproduksi batik dengan


Pemanfaatan zat pewarna alam (ZPA) kualitas biasa dapat diproduksi puluhan lusin
untuk tekstil menjadi salah satu alternatif per harinya, dalam proses pewarnaannya
pengganti zat pewarna sintetis (ZPS). Sejak menggunakan ZPS. Akibatnya lingkungan
1 Agustus 1996 negara-negara maju, seperti yang tercemar disekitar wilayah pengrajin
Jerman dan Belanda telah melarang batik khususnya sungai akibat pembuangan
penggunaan zat warna berbahan kimia. limbah ZPS. ZPS sangat berbahaya bagi
Larangan ini berdasarkan CBI (Center for lingkungan karena didalamnya terkandung
Promotion of Import from Developing sifat karsinogenik yang diduga kuat dapat
Contries) tertanggal 13 Juni 1996 tentang zat mengakibatkan alergi kulit atau kanker kulit
warna untuk cloting (pakaian), footwear (gemaindustrikecil.com).
(alas kaki), bedsheet (sprei/sarung bantal) Dalam pengabdian masyarakat ini
(Kwartiningsih, 2009). dilakukan penyuluhan dan praktek pewarnaan
Sekarang banyak pencemaran yang beserta fiksasinya dengan menggunakan
terjadi akibat pabrik tekstil yang menggunakan pewarna dari limbah daun mangga kepada
ZPS yang merusak alam. Contoh industri pengrajin batik Putra Amalia, Jalan Sutowijoyo,
yang menggunakan ZPS adalah pengrajin Penumping, Surakarta.

124 WARTA ... Emi Erawati, dkk.


Rendahnya kualitas sumber daya arang batu bara atau minyak bumi yang
manusia menjadi polemik di masyarakat. merupakan hasil senyawa turunan
Pengetahuan SDM yang kurang memadai hidrokarbon aromatik seperti benzena,
akan mengakibatkan produktifitas seseorang naftalena, dan antrasena. (Isminingsih,
menjadi rendah. Oleh karena itu dibutuhkan 1978). Untuk mengurangi penggunaan
solusi yang tepat untuk mendorong ZPS, ZPA sangat potensial untuk digunakan.
peningkatan kualitas dan keterampilan Selain ZPA ramah lingkungan, dapat pula
masyarakat khususnya para pengrajin batik diproduksi di dalam negeri, tidak berbahaya
di daerah Putra Amalia, Jalan Sutowijoyo, bagi kulit, dan warna yang diperoleh lebih
Penumping, Surakarta. beragam serta kualitas ZPA tidah kalah
Dengan pelatihan penggunaan dengan ZPS, sehingga memberikan tampilah
pewarna alam ini untuk produksi batik baik yang lebih mewah, menarik dan natural
untuk kain katun maupun sutra diharapkan (Muktiadi dan Lessi, 2003).
para pengrajin mampu mengaplikasikanya Salah satu sumberdaya alam yang
sebagai pengganti ZPS yang biasa digunakan dapat dipakai atau berpotensi untuk ZPA
dalam produksi kain batik. Dengan adalah dengan cara ekstraksi tumbuhan
ketrampilan ini peserta mampu bekerja lebih mangga. Bagian dari tanaman mangga yang
baik dan memperoleh pendapatan yang dapat dipakai sebagai zat warna adalah
meningkat dengan penjualan batik dengan bagian daunnya karena didalamnya
ZPA yang aman dan ramah lingkungan. mengandung pigmen mangiferine yang
Pendapatan pengrajin batik meningkat akan didalamnya mengandung gugus kromofos
mempengaruhi taraf hidupnya sehingga yaitu karbonil, gugus auksokrom yaitu
menjadi lebih baik. hidroksil aromatic, sehingga pigmen ini
Zat warna alam untuk bahan tekstil mudah sekali melepaskan zat tersebut pada
pada umumnya diperoleh dari hasil ektrak bahan kain karena mangiferine merupakan
berbagai tumbuhan seperti akar, kayu, daun, jenis daripada xantan yang dapat digunakan
biji, ataupun biji. Pengrajin-pengrajin sebagai bahan pewarna.
Pengrajin-pengrajin batik telah banyak Menurut penelitian sebelumnya yang
mengenal tumbuh-tumbuhan yang dapat dilakukan oleh Wilujeng, dkk (2010) tentang
mewarnai bahan tekstil diantaranya adalah ekstraksi pewarna dari daun mangga ini,
daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga diperoleh warna hijau kecoklatan. Warna
tinggi (Ceriops candolleanaarn), kayu hijau diduga berasal dari zat warna klorofil.
tegeran (Cudraina javanensis), kunyit Sedangkan warna coklat dari senyawa
(Curcuma), the (the), akar mengkudu mangiferine. Adapun penelitian lainnya yang
(Morinda citrifelia), kulit soga jambal dilakukan oleh Sari, dkk (2012) tentang
(Pelthophhorum ferruginum), kesumba ekstraksi daun jati menyebutkan bahwa rasio
(Bixa orelana), dan daun jambu biji. Menurut antara daun jati dan air sangat mempengaruhi
sumber diperolehnya zat warna tekstil warna dari kain, rasio 1:2 warna yang
digolongkan menjadi dua yaitu pertama Zat dihasilkan kuning, 1:6 berwarna kuning
Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang muda, dan 1:10 berwarna kuning pudar.
berasal dari bahan-bahan alam pada Waktu pencelupan warna yang paling baik
umumnya dari hasil ekstrak tumbuhan atau adalah ½ jam. Kain katun mempunyai
hewan. Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) ketahanan luntur yang lebih baik dibandingkan
yaitu zat warna buatan atau sintesis dibuat dengan dengan kain semi sutra.
dengan reaksi kimia dengan bahan dasar

WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 125
Proses pewarnaan tekstil secara METODE KEGIATAN
sederhana meliputi mordanting, pewarnaan, Metode yang akan digunakan dalam
fiksasi dan pengeringan. Mordanting adalah Program Pengabdian Masyarakat ini adalah
perlakuan awal pada kain yang akan diwarnai transfer ilmu sekaligus memberikan
agar lemak, minyak, kanji, dan kotoran yang pelatihan tentang pemanfaatan limbah daun
tertinggal pada proses penenunan dapat mangga sebagai pewarna alami untuk kain.
dihilangkan. Pada proses ini kain dimasukkan Sasaran utama kegiatan ini adalah para
kedalam larutan tawas yang akan dipanaskan pengrajin batik di Penumping, Surakarta.
sampai mendidih. Proses pewarnaan Maka dalam pelaksanaannya kami
dilakukan dengan pencelupan kain pada zat menggunakan metode pembelajaran yang
warna. Proses fiksasi adalah proses bertahap seperti berikut:
mengunci warna kain. Proses ini dapat 1. Observasi Medan
dilakukan dengan menggunakan air atau Observasi medan yang akan kami
tawas (Moerdoko, 1975). lakukan adalah meninjau secara langsung
Penelitian dengan menggunakan zat calon tempat pelatihan yang akan
warna alam untuk pewarna tekstil telah digunakan, mengidentifikasi calon
dilakukan oleh Kwartiningsih dkk (2009) tempat pelatihan, dan menganalisa
dengan menggunakan kulit buah manggis kemungkinan-kemungkinan sarana yang
dengan variasi suhu 30ÚC, 40ÚC, 50ÚC, bisa digunakan serta memperkirakan dan
60ÚC, dan 70ÚC diperoleh berat zat warna mempersiapkan limbah daun mangga
tertinggi sebesar 2,63 gram dan kadar zat yang akan digunakan untuk kepentingan
warna terbanyak sebesar 13,15%. pelatihan. Dalam kegiatan ini, tempat
Tujuan kegiatan pengabdian pelatihan di Batik Putra Amalia, Jalan
masyarakat ini adalah: Sutowijoyo, Penumping, Surakarta.
1. Memanfaatkan limbah daun mangga 2. Menentukan Sasaran Pelatihan
menjadi pewarna tekstil alami yang aman Sasaran pelatihan kami adalah
dan ramah lingkungan perwakilan dari usaha-usaha pengrajin
2. Meningkatkan nilai ekonomis dari batik di daerah Penumping, Surakarta.
limbah daun mangga Peserta berjumlah 10 orang merupakan
3. Memberikan pengetahuan, teknik penduduk asli. Hal ini bertujuan agar
ekstraksi, dan teknik pewarnaan yang pelatihan bisa berjalan lebih efektif dan
sesuai untuk kain katun dan sutra. tidak memakan waktu yang terlalu lama.
Adapun manfaatnya adalah: 3. Persiapan alat dan materi yang akan
1. Para pengrajin batik atau tekstil diberikan
mendapatkan pengetahuan mengenai Mempersiapkan alat-alat dan
pemanfaatan limbah daun mangga bahan yang akan digunakan untuk
sebagai pewarna alami tekstil yang aman penunjang pelatihan. Persiapan disesuaikan
dan ramah lingkungan. dengan lokasi pelatihan yang akan
2. Para pengrajin mendapatkan keterampilan digunakan.
mengenai pembuatan pewarna alami dari 4. Diskusi mengenai pemanfaatan limbah
limbah daun mangga daun mangga sebagai pewarna alami
3. Para pengrajin memahami akan kelebihan tekstil
pewarna alami sebagai bahan pewarna Setelah persiapan alat, maka akan
kain dibandingkan pewarna sintetis. dilakukan diskusi tentang pelatihan
pengolahan limbah daun mangga

126 WARTA ... Emi Erawati, dkk.


menjadi pewarna alami kain dan perbandingan 1:10. Kemudian merebusnya
membuat kesepakatan terlebih dahulu hingga volume air menjadi setengahnya
terhadap para peserta tentang pelatihan atau 1/3-nya. Setelah itu menyaring hasil
yang akan dilakukan. rebusan dengan kain, untuk memisahkan
5. Penyuluhan hasil ekstrak dan residu, larutan ekstrak
Sebelum praktek langsung hasil penyaringan disebut larutan zat
pengolahan limbah daun mangga warna alam, setelah dingin larutan zat
menjadi pewarna tekstil, kami akan warna alam siap digunakan.
terlebih dahulu memberikan penyuluhan Tahapan untuk kain katun, kain
tentang cara kerja dan teknik dasar yang akan diwarnai sebelumnya harus di
pengolahan pewarna alami tersebut, mordanting terlebih dahulu, yaitu
meliputi proses mordanting, ekstraksi, dilakukan dengan cara membuat larutan
pewarnaan atau pencelupan dan fiksasi. Al2(SO4)3, Na2CO3 dalam 1 liter air, dan
6. Pelatihan mengaduknya hingga larut. Larutan
Pelatihan akan dilakukan secara direbus hingga mendidih kemudian kain
bertahap. Langkah awal dari pelatihan katun dimasukkan dan direbus selama 1
adalah memberitahukan tentang bahaya jam. Setelah itu api dimatikan dan kain
kerja, pentingnya keselamatan kerja dan katun dibiarkan terendam dalam larutan
dampak negatif yang dapat terjadi dengan selama semalam. Selanjutnya kain di
pemakaian pewarna sintetis yang selama angkat dan di bilas (jangan diperas) lalu
ini digunakan untuk pewarnaan kain. mengeringkan dan menyetrikanya. Kain
Lalu memperkenalkan fungsi dan katun siap untuk proses pencelupan ke
kegunaan cara kerja yang akan dilakukan dalam ZPA.
dan bahan-bahan yang akan digunakan Tahapan untuk kain sutera, larutan
dalam proses pembuatan pewarna alami. mording dibuat dari Al2(SO4)3 dalam 1
Kemudian mensosialisasikan ulang cara liter air dan mengaduknya hingga larut.
kerja dan teknik-teknik dasar yang akan Kain sutera dimasukkan dan diproses
dilakukan dalam proses pembuatan selama 1 jam dengan suhu larutan dijaga
pewarna alami dari limbah daun mangga. konstan. Setelah itu menghentikan
Pembuatan pewarna alami dari pemanasan dan kain dibiarkan terendam
limbah daun mangga dilakukan dengan dalam larutan selama semalam.
cara sebanyak 500 gram daun mangga Selanjutnya mengangkat dan membilas
dipotong dengan ukuran kecil – kecil. (tanpa diperas) lalu mengeringkan dan
Potongan daun dimasukan ke dalam menyetrikanya. Kain sutera siap untuk
panci dan menambahkan air dengan proses pencelupan kedalam ZPA.

WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 127
Gambar 1 Proses Pencelupan Warna Pada Kain

Proses pencelupan bahan tekstil dapat dan melakukan pencelupan selama 10 menit.
segera dilakukan dengan cara menyiapkan Setelah itu bahan dimasukkan ke dalam
larutan zat warna alam hasil ekstraksi dalam larutan fixer Al2(SO 4)3 selama 10 menit.
tempat pencelupan. Kain yang telah di Kemudian bahan dibilas, dicuci, dan
mordanting dimasukan kedalam larutan ZPA dikeringkan.

Gambar 2 Proses Pengeringan

128 WARTA ... Emi Erawati, dkk.


Gambar 3. Contoh Batik yang Diproduksi dengan ZPA
Pelatihan akan dilakukan dalam yang berdomisili di sekitar Putra Batik
waktu 1 hari untuk pembelajaran awal. Amalia, yang mayoritas penduduknya
Untuk berikutnya jika diperlukan akan bermata pencaharian sebagai pengrajin batik.
dilakukan pelatihan-pelatihan kembali Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini akan
dengan tujuan memantapkan keahlian melibatkan peserta pelatihan berjumlah 10
yang sudah didapat oleh para peserta. orang perwakilan dari usaha-usaha batik.
1. Evaluasi Pelatihan dilaksanakan di Batik Putra,
Setelah kegiatan pelatihan Penumping. Peserta pelatihan diutamakan
selesai dilakukan, kami akan melakukan merupakan penduduk asli dengan
evaluasi terhadap program kami. pertimbangan untuk kelancaran dan
Meliputi sejauh mana keberhasilan kesejahteraan usaha pengrajin batik di daerah
kelompok kami dalam memberikan tersebut dan demi keberlangsungan kegiatan
pelatihan serta menganalisis masalah- Pengabdiaan Masyarakat ini.
masalah yang menghambat selama Pengabdian masyarakat dilaksanakan
pelatihan berlangsung. dalam bentuk penyuluhan dan praktek
pewarnaan beserta fiksasinya. Dalam praktek
HASIL DAN PEMBAHASAN pewarnaan, warna yang dihasilkan dari
Sasaran kegiatan pengabdian limbah daun mangga adalah hijau
masyarakat ini adalah para pengrajin batik kecoklatan. Hasil evaluasi terhadap kegiatan

WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 129
ini dengan adanya pengabdian masyarakat Pewarna Alam Pada Kain Katun dan Sutera
ini, para pengrajin mengetahui tentang teknik di Pengrajin Batik Putra Amalia secara
ekstraksi, pewarnaan atau pencelupan dan umum mendapat respon yang sangat baik
teknik fiksasi yang benar sesuai untuk jenis dari Pengrajin Batik Putra Amalia di
kain katun dan sutra. Para pengrajin juga Penumping Surakarta yang sangat antusias
dapat menyadari akan kelebihan ZPA dari dalam pelatihan ini. Pengrajin batik berharap
limbah daun mangga dibandingkan dengan akan dilanjutkan pelatihan sejenis dengan
pewarna sintetis. Selain itu para pengrajin ZPA yang lain, sehingga pengrajin dapat
juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari lebih mengenal ZPA dan ikut mengurangi
limbah daun mangga yang selama ini hanya pencemaran akibat pemakaian ZPS.
dibuang begitu saja sebagai limbah. Adapun
permasalahan-permasalahan yang dihadapi 2. Saran
dan perlu diperhatikan lagi adalah: Dari pengabdian ini dapat disarankan
1. ZPA mempunyai derajat kelunturannya sebagai berikut:
lebih tinggi bila dibandingkan dengan 1. Pengabdian perlu dilanjutkan lagi kepada
ZPS dan ketajaman warnanyapun lebih
pengrajin batik di daerah lain di Surakarta
tajam ZPS daripada ZPA.
2. Pengabdian perlu dilanjutkan lagi dengan
2. Proses pencelupan dan proses fiksasi
menggunakan ZPA yang lain misalnya
harus dilakukan berkali-kali untuk
kayu secang dll.
menghasilkan warna yang tajam,
sehingga memakan waktu yang lama.
3. Larutan fiksasi harus sesuai dengan PERSANTUNAN
pewarna alam yang digunakan agar Penulis mengucapkan terima kasih
warna yang dihasilkan tahan terhadap yang sebesar-besarnya kepada:
luntur. 1. Universitas Muhammadiyah Surakarta
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut melalui Dana Pengabdian Kolaboratif
tentang ketahanan luntur pewarna alam 2012/2013.
dari limbah daun mangga ini sehingga 2. Ketua Program Studi Teknik Kimia
dihasilkan pewarna alam yang Universitas Muhammadiyah Surakarta.
berkualitas. 3. Risky Patria Sari dan Sri Hidayati yang
membantu mempersiapkan pelatihan.
SIMPULAN dan SARAN 4. Seluruh peserta pelatihan Pemanfaatan
1. Simpulan Limbah Daun Mangga Sebagai Pewarna
Dalam pelaksanaan pengabdian hasil Alam Pada Kain Katun dan Sutera di
pengabdian masyarakat bertema Pelatihan Pengrajin Batik Putra Amalia,
Pemanfaatan Limbah Daun Mangga Sebagai Penumping, Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Gema Industri Kecil., 2007, Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Bahan Tekstil dan
Tenun,www.gemaindustrikecil.com. Diakses 09 Juni 2013
Moerdoko, W. 1975, Evaluasi Tekstil Bagian Kimia, Institut Teknologi Tekstil. Bandung
Muktiadi, I. Dan Lessi, N. 2003, Zat Warna Alami Lebih Menguntungkan,www.republika.co.id.
Diakses 09 Juni 2013.

130 WARTA ... Emi Erawati, dkk.


Sari, R. P., Alharis, U.A., Ma’ruf, A. Ekstraksi Zat Warna Alam dari Daun Jati dan
Pemanfaatannya sebagai Pewarna Kain, Laporan Praktikum Bahan Alam. Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Kimia. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wilujeng, A. R., 2010, Ekstaksi Karakteristik Zat Warna Alami Dari Daun Mangga Serat Uji
Potensinya Sebagai Pewarna Tekstil”, Universitas Negeri Malang, Malang.
Kwartiningsih, E., Setyawardhhani, D.A., dan Wiyatno, A., Triyono, “Zat Pewarna Tekstil
dari Buah Manggis”, Ekuilibrium Vol 8 No 1, Januari 2009.

WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 131

Anda mungkin juga menyukai