ABSTRACT
Community servise benefit of manggo leaf waste as natural dyes in the cotton
and silk fabrics was done in the batik crasfement Putra Amalia, Sutowijoyo Street,
Penumping Surakarta. The community servise methods was used observation of places,
determine the target, preparation tools and materials, discusision, counseling, and
training. In the training we was teach about negative impact of sintetic dyes, the
important of safety, and explain how to make natural dyes from manggo leaf waste.
There are three benefits from the community services. The first, batik crasfement know
how the best extraction, coloring, dyeing and fixation technique for cotton and silk
fabrics. The second, the batik crasfement have awareness to natural dyes is better
than sintetic dyes. The third, the batik crasfement can increasing economic value of
mango leaf waste than before.
WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 125
Proses pewarnaan tekstil secara METODE KEGIATAN
sederhana meliputi mordanting, pewarnaan, Metode yang akan digunakan dalam
fiksasi dan pengeringan. Mordanting adalah Program Pengabdian Masyarakat ini adalah
perlakuan awal pada kain yang akan diwarnai transfer ilmu sekaligus memberikan
agar lemak, minyak, kanji, dan kotoran yang pelatihan tentang pemanfaatan limbah daun
tertinggal pada proses penenunan dapat mangga sebagai pewarna alami untuk kain.
dihilangkan. Pada proses ini kain dimasukkan Sasaran utama kegiatan ini adalah para
kedalam larutan tawas yang akan dipanaskan pengrajin batik di Penumping, Surakarta.
sampai mendidih. Proses pewarnaan Maka dalam pelaksanaannya kami
dilakukan dengan pencelupan kain pada zat menggunakan metode pembelajaran yang
warna. Proses fiksasi adalah proses bertahap seperti berikut:
mengunci warna kain. Proses ini dapat 1. Observasi Medan
dilakukan dengan menggunakan air atau Observasi medan yang akan kami
tawas (Moerdoko, 1975). lakukan adalah meninjau secara langsung
Penelitian dengan menggunakan zat calon tempat pelatihan yang akan
warna alam untuk pewarna tekstil telah digunakan, mengidentifikasi calon
dilakukan oleh Kwartiningsih dkk (2009) tempat pelatihan, dan menganalisa
dengan menggunakan kulit buah manggis kemungkinan-kemungkinan sarana yang
dengan variasi suhu 30ÚC, 40ÚC, 50ÚC, bisa digunakan serta memperkirakan dan
60ÚC, dan 70ÚC diperoleh berat zat warna mempersiapkan limbah daun mangga
tertinggi sebesar 2,63 gram dan kadar zat yang akan digunakan untuk kepentingan
warna terbanyak sebesar 13,15%. pelatihan. Dalam kegiatan ini, tempat
Tujuan kegiatan pengabdian pelatihan di Batik Putra Amalia, Jalan
masyarakat ini adalah: Sutowijoyo, Penumping, Surakarta.
1. Memanfaatkan limbah daun mangga 2. Menentukan Sasaran Pelatihan
menjadi pewarna tekstil alami yang aman Sasaran pelatihan kami adalah
dan ramah lingkungan perwakilan dari usaha-usaha pengrajin
2. Meningkatkan nilai ekonomis dari batik di daerah Penumping, Surakarta.
limbah daun mangga Peserta berjumlah 10 orang merupakan
3. Memberikan pengetahuan, teknik penduduk asli. Hal ini bertujuan agar
ekstraksi, dan teknik pewarnaan yang pelatihan bisa berjalan lebih efektif dan
sesuai untuk kain katun dan sutra. tidak memakan waktu yang terlalu lama.
Adapun manfaatnya adalah: 3. Persiapan alat dan materi yang akan
1. Para pengrajin batik atau tekstil diberikan
mendapatkan pengetahuan mengenai Mempersiapkan alat-alat dan
pemanfaatan limbah daun mangga bahan yang akan digunakan untuk
sebagai pewarna alami tekstil yang aman penunjang pelatihan. Persiapan disesuaikan
dan ramah lingkungan. dengan lokasi pelatihan yang akan
2. Para pengrajin mendapatkan keterampilan digunakan.
mengenai pembuatan pewarna alami dari 4. Diskusi mengenai pemanfaatan limbah
limbah daun mangga daun mangga sebagai pewarna alami
3. Para pengrajin memahami akan kelebihan tekstil
pewarna alami sebagai bahan pewarna Setelah persiapan alat, maka akan
kain dibandingkan pewarna sintetis. dilakukan diskusi tentang pelatihan
pengolahan limbah daun mangga
WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 127
Gambar 1 Proses Pencelupan Warna Pada Kain
Proses pencelupan bahan tekstil dapat dan melakukan pencelupan selama 10 menit.
segera dilakukan dengan cara menyiapkan Setelah itu bahan dimasukkan ke dalam
larutan zat warna alam hasil ekstraksi dalam larutan fixer Al2(SO 4)3 selama 10 menit.
tempat pencelupan. Kain yang telah di Kemudian bahan dibilas, dicuci, dan
mordanting dimasukan kedalam larutan ZPA dikeringkan.
WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 129
ini dengan adanya pengabdian masyarakat Pewarna Alam Pada Kain Katun dan Sutera
ini, para pengrajin mengetahui tentang teknik di Pengrajin Batik Putra Amalia secara
ekstraksi, pewarnaan atau pencelupan dan umum mendapat respon yang sangat baik
teknik fiksasi yang benar sesuai untuk jenis dari Pengrajin Batik Putra Amalia di
kain katun dan sutra. Para pengrajin juga Penumping Surakarta yang sangat antusias
dapat menyadari akan kelebihan ZPA dari dalam pelatihan ini. Pengrajin batik berharap
limbah daun mangga dibandingkan dengan akan dilanjutkan pelatihan sejenis dengan
pewarna sintetis. Selain itu para pengrajin ZPA yang lain, sehingga pengrajin dapat
juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari lebih mengenal ZPA dan ikut mengurangi
limbah daun mangga yang selama ini hanya pencemaran akibat pemakaian ZPS.
dibuang begitu saja sebagai limbah. Adapun
permasalahan-permasalahan yang dihadapi 2. Saran
dan perlu diperhatikan lagi adalah: Dari pengabdian ini dapat disarankan
1. ZPA mempunyai derajat kelunturannya sebagai berikut:
lebih tinggi bila dibandingkan dengan 1. Pengabdian perlu dilanjutkan lagi kepada
ZPS dan ketajaman warnanyapun lebih
pengrajin batik di daerah lain di Surakarta
tajam ZPS daripada ZPA.
2. Pengabdian perlu dilanjutkan lagi dengan
2. Proses pencelupan dan proses fiksasi
menggunakan ZPA yang lain misalnya
harus dilakukan berkali-kali untuk
kayu secang dll.
menghasilkan warna yang tajam,
sehingga memakan waktu yang lama.
3. Larutan fiksasi harus sesuai dengan PERSANTUNAN
pewarna alam yang digunakan agar Penulis mengucapkan terima kasih
warna yang dihasilkan tahan terhadap yang sebesar-besarnya kepada:
luntur. 1. Universitas Muhammadiyah Surakarta
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut melalui Dana Pengabdian Kolaboratif
tentang ketahanan luntur pewarna alam 2012/2013.
dari limbah daun mangga ini sehingga 2. Ketua Program Studi Teknik Kimia
dihasilkan pewarna alam yang Universitas Muhammadiyah Surakarta.
berkualitas. 3. Risky Patria Sari dan Sri Hidayati yang
membantu mempersiapkan pelatihan.
SIMPULAN dan SARAN 4. Seluruh peserta pelatihan Pemanfaatan
1. Simpulan Limbah Daun Mangga Sebagai Pewarna
Dalam pelaksanaan pengabdian hasil Alam Pada Kain Katun dan Sutera di
pengabdian masyarakat bertema Pelatihan Pengrajin Batik Putra Amalia,
Pemanfaatan Limbah Daun Mangga Sebagai Penumping, Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Gema Industri Kecil., 2007, Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Bahan Tekstil dan
Tenun,www.gemaindustrikecil.com. Diakses 09 Juni 2013
Moerdoko, W. 1975, Evaluasi Tekstil Bagian Kimia, Institut Teknologi Tekstil. Bandung
Muktiadi, I. Dan Lessi, N. 2003, Zat Warna Alami Lebih Menguntungkan,www.republika.co.id.
Diakses 09 Juni 2013.
WARTA, Vol .15, No.2, September 2012: 124 - 131. ISSN 1410-9344 131