Disusun oleh :
Kelas 2 – A
Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri kimia untuk memekatkan
suatu larutan. Terdapat banyak tipe evaporator yang dapat digunakan dalam industri kimia.
Umumnya evaporator dioperasikan pada kondisi vakum untuk menurunkan temperatur didih
larutan. Cara lain untuk menurunkan temperatur didih larutan adalah dengan mengalirkan gas
inert (udara) panas yang berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial uap, sehingga menurunkan
temperatur didih larutan. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum yang
memungkinkan penguapan dengan temperatur rendah. Namun sistem vakum memerlukan
biaya tinggi, ada cara lain untuk menurunkan temperatur penguapan yaitu dengan cara
menurunkan tekanan parsial uap air didalam fase gas dengan cara pengaliran udara.
Evaporator yang ada di industri gula merupakan evaporator dengan jenis vertical-type
natural circulation evaporator (cairan berada dalam tube/pipa dan steam mengkondensasikan
dari luar tube. Karena pendidihan dan penurunan dalam massa jenis,cairan yang ada di dalam
tube naik dengan sirkulasi yang alami dan mengalir ke bawah melalui celah terbuka yang cukup
besar di tengah/downcomer. Sirkulasi yang alami ini menaikkan koefisien perpindahan panas.
Tipe ini tidak digunakan untuk cairan yang kental. Tipe ini siring disebut short-tube evaporator.
Variasi dari tipe ini adalah tipe keranjang/basket type, dimana vertical tube digunakan
Gula adalah benda manis yang setiap hari kita makan. Gula yang kita konsumsi
adalah Gula Kristal Putih (GKP) atau Plantation White Sugar atau gula SHS (Superiuer
Hoof Suicker). Pada daerah tropis, produksi gula kebanyakan menggunakan bahan baku
dari Tebu. Secara garis besar langkah pemrosesan tebu menjadi gula sebagai berikut :
1.Ekstraksi di Gilingan
2. Pemurnian
3. Penguapan
4. Pengkristalan
5. Pemisahan
6. Pengeringan dan Pengepakan
Pada industri gula, terdapat minimal 5 jenis proses pemisahan. Proses pemisahan tersebut
terdiri atas proses ekstraksi, adsorpsi, evaporasi, kristalisasi, dan sentrifugasi. Berikut ini
adalah penjelasan beserta analisis mengenai alasan pemilihanproses pemisahan tersebut.
1. Proses ekstraksi tebu
Ada dua alat yang digunakan untuk mengekstrak nira dari tebu, yaitu menggunakan
gilingan dan diffuser. Kebanyakan pabrik gula di Indonesia menggunakan gilingan,
hanya ada dua pabrik gulayang menggunakan diffuser. Proses ekstraksi digunakan karena
kita ingin mendapatkan larutan nira dari tebu. Seperti diketahui, nira dan tebu berwujud
cairan sehingga untuk memisahkan zat cair yang satu dari zat cair lainnya, maka kita
gunakan proses ekstraksi. Tebu diperas dan diambil larutannya yaitu nira dan
menghasilkan produk samping berupa ampas (bagasse). Larutan nira atau disebut dengan
nira mentah akan di bawah ke unit pemurnian, sedangkan ampas yang diperoleh diangkut
ke ketel dan digunakan sebagai bahan bakar.
2. Pemurnian nira melalui proses adsorpsi
Nira mentah mengandung sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa), atom-atom
(Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan anorganik, zat warna,
lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan sebagainya. Nira
mentah ini akan dimurnikan melalui proses adsorpsi. Proses adsorpsi dipilih karena dapat
menghilangkan atau mengurangi zat bukan gula dari nira mentah seoptimal mungkin.
Dalam hal ini, larutan nira mentah yang masuk ke dalam proses akan diadsorpsi dengan
suatu zat padat sehingga didapat output yang diinginkan yaitu larutan nira yang lebih
murni dan bebas pengotor.
Pada proses pemurnian nira secara adsorpsi terdapat tiga buah jenis proses, yaitu
defekasi, sulfitasi, dan karbonatasi. Nira mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat
exchanger sehingga suhunya naik menjadi 700 C. Setelah itu nira tersebut dialirkan
kedalam defekator untuk dicampur dengan susu kapur. Fungsidari susu kapur ini adalah
untuk membentuk inti endapan sehingga dapat mengadsorp bahan bukan gula yang
terdapat dalam nira dan terbentuk endapan yang lebih besar. Proses defekasi ini
dilakukan secara bertahap ( 3 kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 9 – 10. Setelah
itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator dan direaksikan dengan gas SO2. Reaksi antara
nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3 yang berfungsi untuk memperkuat
endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah. pH akhir dari reaksi adalah 7.
Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier). Pada
proses pengendapan ini ditambahkan flokulan yang berfungsi untuk mempercepat
pengendapan. Hasil dari proses pengendapan adalah nira jernih dan bagian yang
terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan ke proses selanjutnya (penguapan),
sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum filter menghasilkan nira tapis dan
blotong.
4. Proses kristalisasi
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Proses kristalisasi dilakukan
untuk mendapatkan zat padat dari zat cairnya. Dalam hal ini, kita ingin mengkristalisasi
nira dari larutannya. Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan
(nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan
pemekatan secara terus menerus koefisien kejenuhannyaakan meningkat. Pada keadaan
lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu dilakukan langkah
membuat bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian
melakukanproses pembesaran kristal. Pada proses masak ini kondisi kristal harus dijaga
jangan sampai larut kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.
Setelah proses masak dirasa cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung pendingin
untuk proses Na–Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah melanjutkan proses
kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak. Dengan adanya pendinginan di palung
pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik
sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada kristalyang telah terbentuk. Untuk
lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin dilengkapi
pengaduk agar terdapat sirkulasi.
5. Proses penyaringan dengan sentrifugasi
Proses pemisahan kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge atau puteran.
Proses penyaringan sengan sentrifuguasi dilakukan untuk memisahkan kristal gula dari
larutan pekatnya dimana pada alat puteran ini terdapat saringan. Sistem kerjanya yaitu
dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan larutanakan
tersaring. Kristal gula yang memiliki berat molekul lebih besar akan tertinggal dalam
puteran.
2.2 Evaporator
Tentang Evaporator (dari wikipedia)
October 10th, 2008 by kodokaja
Evaporator
Dengan sistem downstream, beberapa tahap dapat digunakan untuk isoloasi dan pemurnian produk.
Struktur keseluruhan dari proses adalah pra-treatment, pemisahan solid-liquid, konsentrasi, purifikasi
dan formulasi. Proses evaporasi terjadi pada tahap konsentrasi dari proses downstream dan digunakan
secara luas untuk proses pembuatan makanan, kimia, dan mendaur ulang pelarut. Tujuan dari evaporasi
adalah menguapkan air yang ada pada larutan yang mengandung produk yang diinginkan. Setalah
proses pra-treatment dan separasi, luratan sering kali mengandung 85% air. Hal ini tidak cocok dengan
penggunaan industri karena biaya yang dikeluarkan dalam proses dengan jumlah larutan yang banyak,
karena membutuhkan peraltan yang lebih besar.
Energetics
Air dapat dihilangkan dari larutan dengan dengan cara lain dari evaporasi, antara lain yaitu ekstrasi
liquid-liquid, kristalisasi, dan presepsiasi. Perbedaan evaporasi dengan metode pengeringan lain adalah
produk akhir evaporasi adalah liquid terkonsentrasi, bukan solid. Uap air digunakan sebagai pengubah
fasa saat mengkonsentrasi komponen yang tidak tahan panas seperti protein dan gula. Panas diberikan
pada larutan dan sebagian dari solvent berubah menjadi uap. Proses evaporator berlangsung pada
temperature tinggi dengan tekanan yanf rendah.
Panas diperlukan sebagai energi untuk molekul pada solvent pindah dari larutan menuju udara sekitar.
Energi yang diperlukan molekul dapat disebut petensial termodinamika dari air pada larutan. Saat
menguapkan air, lebih dari 99% energi diperlukan untuk memasok panas penguapan. Energi juga
diperlukan untuk menghilangkan tegangan permukaan dari larutan. Energi yang diperlukan pada proses
ini juga besar karena harus merubah fase, dari air menjadi uap air.
Saat merancang evaporator, jumlah uap yang diperlukan tiap unit massa pada konsentrasi yang telah
ditentukan. Keseimbangan energi harus digunakan dengan asumsi panas yang hilang keluar sistem
sangat kecil. Panas yang harus dipasok oleh uap pendingin sama dengan panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan larutan dan menguapkan air.
Tahapan proses pembuatan gula antara lain adalah penguapan. Proses penguapan ini
dilakukan di evaporator dan operasinya disebut evaporasi. Tujuan dari proses evaporasi adalah
untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut
yang mudah menguap, sebagai pelarut biasanya air. Sejak awal abad XIX penggunaan
evaporator di PG memegang peranan penting. Susunan evaporator biasanya secara quadruple
atau quintuple (multiple effect). Proses penguapan dilakukan pada kondisi vakum. Tujuannya
adalah menurunkan titik didih nira, karena nira dengan brix tinggi akan mengalami kerusakan
apabila dipanaskan pada suhu diatas 1000C.
Untuk pemakaian multiple effect evaporator yang perlu diperhatikan adalah pengawasan dan
pengaturan tekanan uap absolute di masing-masing badan. Dalam keadaan normal, penurunan
tekanan uap absolute dari badan ke badan berikutnya berlangsung secara stabil.
Sejarahnya :
Keuntungan utama penggunaan sistem Multiple Effect Evaporators yaitu energi yang
ekonomis dan efisien. Ekonomi energi bagi multiple effect evaporators bergantung pada
jumlah unit efek (number of effects) dan berkisar dari 220 kkal energi panas per 1 kg air
yang diuapkan.untuk Triple Effect Evaporator sampai dengan 120 kkal untuk sebuah Six
Effect Evaporator. Oleh karena biaya operasi dari sistem Multiple Effect Evaporators
ekonomis maka sistem dengan aliran dengan debit besar menyukai aplikasi ini pada
semua sektor industri dan khususnya pada proses produksi garam dan desalinasi air.
Sistem ini sudah terbukti sangat ekonomis, dengan prosesnya menggunakan gas panas
dengan suhu di atas 250 0C atau biaya uap yang rendah pada tekanan moderat sekitar 7
bar sampai 21 bar yang dibangkitkan dari energi biomassa/ batubara/ waste heat yang
tersedia.
2. Produksi Garam
3. Industri Tekstil
Proses recovery tanaman kaustik (kaustik = bahan tajam yang dapat membakar kulit)
pada pemintalan tekstil.
4. Industri Makanan
5. Industri Air
Daur ulang air dari sungai penyulingan
6. Proses Evaporator
9. Pupuk
10. Farmasi
12. Polimer
13. Otomotif
14. Cat
Prinsip kerja dari evaporator adalah perpindahan panas, oleh karena itu evaporator akan bekerja
maksimal apabila proses perpindahan panas berjalan lancar. Faktor yang mempengaruhi
perpindahan panas dapat dilihat dari rumus dibawah :
Dari rumus diatas apabila Q besar maka perpindahan panas maksimal. Harga Q akan menjadi
besar apabila faktor – faktor pengali masing-masing besar atau paling tidak salah satu faktor
mempunyai harga yang besar. Kondisi tersebut mempengaruhi desain peralatan. Harga U
dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan yaitu pipa pemanas. Pada umumnya pipa pemanas
dipilih dari bahan kuningan (brass) atau stainless steel yang mempunyai daya hantar panas yang
bagus, tabel 1.
Pemilihan macam bahan untuk pipa pemanas tidak hanya dari daya hantar panas dari bahan
tersebut, tetapi juga mempertimbangkan mudah tidaknya bahan tersebut rusak oleh korosi
maupun pertimbangan teknis lainnya. Pada pengoperasian evaporator di pabrik gula, dimana
bahan yang dipanaskan adalah nira harga U dapat berubah-ubah karena terbentuknya kerak pada
permukaan pipa pemanas sisi nira. Kerak terbentuk dari bahan-bahan bukan gula terutama silikat
yang terlarut dalam nira. Selain itu terbentuknya lapisan tipis kondensat dan minyak pada pipa
pemanas sisi uap juga mempengaruhi nilai U. Oleh karena secara periodik pipa pemanas
evaporator dibersihkan baik secara kimiawi maupun mekanis untuk menjaga harga U supaya
tetap tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.thewatertreatmentplant.com/multiple-effect-evaporators.html Tanggal
Akses : 6 Mei 2009