Anda di halaman 1dari 6

PROSES INDUSTRI KIMIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIYAN SANJAYA (061930400081)


KELAS : 3 KB
MATA KULIAH : PROSES INDUSTRI KIMIA
DOSEN PEMBIMBING : Ir. Selastia Yuliati, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2019-2020
A. Proses Industri Gula

Pabrik gula memproses tebu menjadi gula mentah atau gula putih dengan tahap-tahapan
sebagai berikut:

1. Pemotongan dan pencacahan batang tebu sebelum masuk ke proses ekstraksi


2. Ekstraksi
3. Penjernihan nira atau juice hasil ekstraksi
4. Pemekatan nira atau juice sampai 65 derajat brix
5. Kristalisasi
6. Pemisahan kristal
7. Pengeringan

Semua proses tersebut akan menghasilkan brown sugar atau gula mentah dan bila ingin
menghasilkan gula putih maka akan dilakukan proses penghilangan warna melalui proses
sulfitasi (pada umumnya) yang terjadi diantara tahapan penjernihan nira dan pemekatan.

Proses Produksi

Pada umumnya pemrosesan gula tebu dalam pabrik gula dibagi menjadi beberapa
tahapan antara lain melalui proses pemerahan/penggilingan (milling), pemurnian (refining),
penguapan (evaporation), kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).

1. Pencucian dan Pemotongan (washing and cutting)

Batang tebu dimasukkan ke dalam konveyor yang bergerak untuk proses pembersihan
menggunakan air panas yang disemprotkan kepadanya, kemudian batang tebu
dipotong/dicacah untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil dan memudahkan meng-
ekstrak jus dari potongan batang tebu.

2. Pemerahan Jus Gula (extracting the sugar juice)

Ekstraksi jus tebu atau nira menggunakan sugar cane processing plant melalui dua cara:
difusi atau penggilingan (milling). Dengan difusi, potongan batang dihancurkan dengan air
panas atau lime juice (jus kapur). Cara yang umum dengan penggilingan (milling) yakni
potongan tebu digiling dengan roller berat sehingga proses perahan ini menghasilkan jus atau
nira (sugar juice) dan ampas (bagasse). Jus atau nira ini yang akan menjadi gula, sedangkan
ampas dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar boiler.

Potensi kebakaran dapat terjadi dalam tahapan ini karena tebu mentah dan ampasnya
bersifat mudah terbakar (combustable), terutama serat ampas yang tersisa di dasar plant
pencacah (crushing plant). Kebersihan mesin harus tetap dijaga setelah proses penggilingan.

3. Pemurnian (refining) dan Pengendapan (clarifying) Jus Gula


Tujuan proses pemurnian jus gula atau jus mentah (raw juice) adalah untuk memisahkan
antara zat bukan gula dan zat yang mengandung gula. Hasil proses pemurnian jus gula adalah
gula mentah (raw sugar) dan molasse. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis
melalui penyaringan atau secara kimiawi melalui pemanasan dan pemberian bahan
pengendap. Proses kimiawi terdiri dari tiga metode pemurnian (refining) gula tebu, yakni
defekasi, sulfitasi, karbonatasi. Artikel ini lebih fokus kepada metode sulfitasi dalam
pemurnian jus mentah karena metode ini umum dipakai di Indonesia.

Pada proses sulfitasi jus mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat exchanger
sehingga suhunya naik menjadi 700 C kemudian jus mentah diendapkan dengan
menambahkan susu kapur (lime milk) dan karbondioksida. Jus disalurkan ke decanter,
dipanaskan dan dicampur dengan kapur (lime). Jus melewati filter karbon, menghasilkan zat
semacam lumpur, yang disebut jus kotor (carb juice). Jus kotor ini dipompa melalui pemanas
dan selanjutnya ke mesin pengendap. Di sini jus kotor diendapkan ke dasar dan jus murni
dialirkan ke pemanas lainnya dan direaksikan lagi dengan karbondioksida. Pada proses
pengendapan ini dihasilkan jus jernih (clarified juice) dan jus kotor (mud juice). Jus jernih
dialirkan ke proses selanjutnya (penguapan), sedangkan jus kotor diolah dengan rotary
vacuum filter menghasilkan nira tapis dan blotong.

Secara umum tahapan ini bersifat basah sehingga potensi kebakaran cukup rendah. Ketel
dipanaskan menggunakan air panas yang disirkulasi melalui pipa ke ketel. Namun, risiko
lainnya bisa saja terjadi misalnya apabila tekanan pada ketel/boiler tidak dapat dijaga dengan
baik sehingga rendahnya tekanan di dalam ketel bias menyebabkan ketel kolaps ke dalam

Penguapan dan Kristalisasi (evaporating and concentrating the syrup)

Jus jernih dipompa ke dalam evaporator yang mendidihkan jus hingga kandungan air
menghilang dan menyisakan sirup. Sirup dikristalkan (concentrate) melalui beberapa tahapan
pendidihan vakum (vacuum boiling) dengan suhu didih rendah untuk menghindari gosong
pada sirup. Akhirnya, kristal gula terbentuk yang disebut massecuite.

Pemisahan (Sentrifugal)

Tahapan selanjutnya massecuite dimasukkan ke dalam sentrifugal untuk lebih


memisahkan kristal gula mentah dari sirup. Dalam sentrifugal ini, kristal gula akan jatuh
menjauhi sirup dengan kekuatan putaran yang signifikan. Proses ini menghasilkan sisa sirup
yang disebut molasse yang keluar melalui lubang sentrifugal tersebut.

Umumnya, debu gula (sugar dust) adalah masalah dalam tahapan pengepakan karena
lapisan debu bisa meledak atau terbakar. Direkomendasikan untuk menggunakan mesin
secara aman dan menjaga kebersihan untuk mengurangi volume debu yang dihasilkan.

Produk sampingan(Byproducts)
Sisa proses pemurnian gula adalah molasse, yang berarti “semacam madu”, yakni sirup
yang tebal/kental. Molasse dihasilkan setelah kristalisasi gula dari jus gula tebu. Molasses
dijual untuk konsumsi manusia misalnya pembuatan kue, proses peragian bir dan
penyulingan rum, dan sebagai bahan pakan ternak.

B. Proses Industri Pupuk

1. Proses Pembuatan Pupuk Amoniak

Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :

a) Feed Treating Unit Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit
ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam
tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas
sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
b) Reforming Unit Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas
hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan
udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
• Hidrogen
• Nitrogen
• Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas
karbon dioksidanya.
c) Purifikasi & Methanasi Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim
sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses,
akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum
gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.
d) Compression Synloop & Refrigeration Unit Gas Proses yang keluar dari Methanator
dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk
mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi
pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia
dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Hasil /
produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan
sebagai bahan baku pembuatan Urea.
2. Proses Pembuatan Pupuk Urea

Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang
disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

a) Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery.
Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian
Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan ammonianya setelah
dilakukan stripping oleh CO2.
b) Purifikasi Unit Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di
unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua
step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian
berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya
dikirim ke bagian kristaliser.
c) Kristaliser Unit Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea
dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
d) Prilling Unit Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan
dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor dijatuhkan ke
bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran
(prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.
e) Recovery Unit Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian absorbent
kemudian direcycle kembali ke bagian sintesa.
f) Proses Kondensat Treatment Unit Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian
kristaliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut
kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas
NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya
dikirim ke utilitas.

C. Industri Petrokimia

Definisi dan Bahan Baku Utama Industri petrokimia adalah industri yang menghasilkan
produkproduk industri kimia organik yang merupakan bahan baku industri polymer, dengan
bahan baku dasar bersumber dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi (gas alam), produk
pencairan batubara, bahkan sekarang sedang dikembangkan oleokimia berbasis biomassa. Basis
bahan baku dari industri petrokimia adalah kandungan senyawa hidrokarbon yang didapat dari
hasil pengolahan minyak dan gas bumi, maupun pencairan batu bara, dengan kandungan utama
unsur kimia atom C dan H beserta turunannya, termasuk senyawa hidrokarbon dengan ikatan
gugus fungsional senyawa tersebut.

Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar:

1. Industri Petrokimia Hulu (upstream petrochemical) berupa produk dasar (produk primer) dan
produk antara (produk setengah jadi) Berupa

2. Industri Petrokimia Hilir (downstream petrochemical produk akhir dan atau produk jadi

Berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi menjadi


empat jenis:

a) Produk Dasar: gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene, toluene, xilena
dan n-parafin.
b) Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida, cumene, propilen
oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid),
TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl
Benzene), dll.
c) Produk Akhir: urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, polipropilena, poli
vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat,
dll.
d) Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai