Anda di halaman 1dari 30

LAMA PERKULIAHAN = 18 MINGGU

Minggu ke 1-2 : Pendahuluan dan Pengantar Distilasi,


Distilasi Sederhana
Minggu ke 3-4 : Distilasi dengan Refluks dan Metode
Metode lain
Minggu ke 5-6 : Distilasi Multi Komponen
Minggu ke 7-8 : Humidifikasi dan Dehumidifikasi
Minggu ke 9 : UTS
Minggu ke 10-14 : Pengeringan
Minggu ke 15-17 : Evaporasi
Minggu ke 18 : UAS / SEMESTER
MATERI 3
(Humidifikasi & Dehumidifikasi)
1. Mekanisme proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi pada menara isian

2. Contoh soal

3. Latihan soal
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Keterangan gambar :

G = Laju air gas total (termasuk uap),


kmol/jam atau kg/jam
G’ = Laju air gas kering (tetap sepanjang
kolom), kmol/jam atau kg/jam
Y = Kelembaban pada gas,kmol uap/mol
gas kering atau kg uap/kg gas kering
H = Entalpi, kj/kmol atau kj/kg
L = laju cairan
1,2 = pada ujung 1,2 kolom
dz = unsur tinggi kolom
S = luas penampang kolom, m2
a = luas bidang antar muka persatuan volum
kolom, m2/m3
q = panas dari luar, kj/jam
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Neraca massa :

Total : G1 + L2 = G2 + L1
Komponen uap :G’(Y2–Y1)=L2– L1
Untuk unsur dz : G’ dY = dL

Neraca Entalpi :

L2HL2 + G’.HG1 + q = L1HL1 + G’.HG2

Untuk proses adiabatis → q = 0


G’(HG1 – HG2) = L1.HL1 – L2.HL2

Untuk unsur dz :
G’ dHG = d (L.HL)
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Penguapan air umumnya kecil yaitu berkisar 1-5%,
sehingga laju alir air dapat dianggap tetap atau kalau
perlu diambil harga rata-rata laju pada ujung-ujung
kolom.
L1 = L2 = Lra
Atau
L  L2
LRe rata  1
2
Perubahan entalpi cairan sepanjang dz :
d(LHL) = Lra CL dTL
Perubahan entalpi gas sepanjang dz :
G’ dHO = G’ d(CH (TG – TO)) + Y. λO
Perubahan harga CH kecil, dapat diabaikan, sehingga CH dapat dianggap
tetap, maka
G’ dHO = G’CH d(TO) + G’. λO.dY
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian

Perpindahan panas pada fase cair :

Lrerata
C L d (TL )  hL .a (TL  Ti ) dZ
S
hL = koefisien lapisan untuk perpindahan panas
pada fase cair.

Perpindahan panas pada fase gas :


Panas sensibel :

G'
C H d (T0 )  hL .a (TL  Ti ) dZ
S
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Perpindahan massa pada fase gas, bersamaan
dengan perpindahan panas laten :
G'
O .dY  O .k y .a(Yi  Y )dZ
S

Sehingga persamaannya menjadi


G'
dH o  hC .a(Ti  To) dZ  O .k y .a(Yi  Y )dZ
S
atau
G' hC
dH G  k y .a( (Ti  TG ) dZ  O .(Yi  Y )dZ )
S ky
hC
Bila r
k y .C H
G'
dH G  k y .a((r.C H Ti  O .TG )  (r.C H .TG  O .Y ))dZ
S
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Untuk sistem udara-uap air : r = 1, sehingga

G'
dH G  k y .a( H i  H G ) dZ
S
atau
z H G2
G ' dH G
Z   dz  
0 H G1
S .k y .a ( H i  H G )
dimana z = panjang kolom dengan isian

Apabila ky.a tetap, atau diambil harga rata-rata


sepanjang kolom, maka :
H G2
G' dH G
Z   dz  
S .k y .a H G1
(H i  H G )
Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Untuk dapat menyelesaikan persamaan
H G2
G' dH G
Z   dz  
S .k y .a H G1
(H i  H G )
maka diperlukan :
a.Harga G’, S
b.Harga ky.a dianggap tetap atau diambil rata-rata
sepanjang kolom
c.Hubungan HG dengan Hi

Hubungan antara entalpi gas (HG) dengan entalpi gas pada


bidang antar fase (Hi) diperoleh dengan meninjau proses
perpindahan panas pada bagian cairan.

Sehingga: G’ dHG = hL . a(TL – Ti) dz


Mekanisme Proses, Humidifikasi dan
Dehumidifikasi Pada Menara Isian
Selanjutnya di dapat hubungan antara :

hL .a H G  H i
 
k y .a TL  Ti

Hubungan ini berlaku untuk setiap titik pertemuan


antara gas-cairan. Dengan hubungan ini dapat
ditentukan Ti dan Hi untuk harga TL dan HG tertentu
asalkan nilai hL .a telah diketahui
k y .a

Persamaan kondisi pada bidang antar fasa tersebut dilakukan


secara grafik dengan membuat garis kesetimbangan dan garis
operasi
CONTOH SOAL
Perhitungan Pada Cooling Tower
Suatu menara isian digunakan untuk pendingin
air. Pada menara ini digunakan laju alir gas =
1,356 kg udara kering/det.m2 dan laju alir air =
1,356 kg air / det.m2. Dengan kondisi tersebut air
mengalami pendinginan dari TL2 = 43,3 oC sampai
TL1 = 29,4 oC. Tekanan operasi 1,013 x 105 Pa.
Udara masuk pada 29,4 oC dan mempunyai suhu
bola basah 23,9 oC. ky.a = 0,358 kg/det.m3 dan
hL.a/kY.a = 4,187 x 104 J/kg.K. Kapasitas panas
air, CL = 4,187 kj/kg.K (= 1 kal/g.oC). Hitunglah
tinggi menara isian Z?
Diketahui data Entalpi campuran udara
jenuh-uap air (temp. ref. 0oC)
Suhu, Ti, oC Entalpi, Hi, J/Kg udara kering
26,7 84,0 x 103
29,4 97,2 x 103
32,2 112,1 x 103
35,0 128,9 x 103
37,8 148,2 x 103
40,6 172,1 x 103
43,3 197,2 x 103
46,1 224,5 x 103
60,9 461,5 x 103
Penyelesaian
Diketahui :
Kondisi Udara
Udara masuk G/S = 1,356 kg/det.m2
TG1 = 29,4oC TW = 23,9 oC
Kondisi Air
Air Masuk L/S = 1,356 kg/det.m2
TL2 = 43,3oC TL1 = 29,4oC

Tekanan (P) = 1,013 x 105 Pa


Ky.a = 0,358 kg/det.m3
hL.a/kY.a = 4,187 x 104 J/kg.K
CL = 4,187 kj/kg.K

Ditanya :
Berapakah Tinggi Menara Isian (Z) cooling Tower ?
Jawab
Udara masuk
TG1 = 29,4 oC
TW = 23,9 oC

Dari peta disamping


didapat :

H (humidity) = Y = 0,0165
kg H2O/kg.udara kering
Suhu, Ti, oC Entalpi, Hi,
J/Kg udara
kering 230

26,7 84,0 x 103 210

190
29,4 97,2 x 103

Entalpi, Hy (J/kg) x 103


170
32,2 112,1 x 103
150
35,0 128,9 x 103 130

37,8 148,2 x 103 110

40,6 172,1 x 103 90

70
43,3 197,2 x 103
50
46,1 224,5 x 103 26,7 29,4 32,2 35 37,8
Suhu Cairan, oC
40,6 43,3 46,1

60,9 461,5 x 103


Karena menggunakan ref. temp OoC, maka menggunakan rumus :
HG = (1,005 + 1,88 Y) (ToC – 0) + 2501 Y
HG = (1,005 + 1,88 x 0,0165) (29,4 – 0) + 2501 (0,0165)
= 71,7 kj/kg
Nilai ini (HG1 = 71,7 kj/kg ) diplot ke grafik sebagai sumbu Y dan
t = 29,4oC sebagai sumbu X
Selanjutnya menentukan HG2 dengan cara:

Menggunakan persamaan : G’ (HG2 – HG1) = L’. CL (TL2 – TL1)


1.356 9(HG2 – 71.7 x 103) = 1,356 (4,187 x 103)(43.3 -29.4)
HG2 = 129,9 KJ/Kg udara kering
Nilai ini juga (HG2 = 129,9 KJ/Kg ) diplot ke grafik sebagai sumbu Y dan
t = 43,3oC sebagai sumbu X

Maka didapatlah grafik sbb:


Dilakukan penentuan
entalpi dengan
menggunakan slope =
∆Y/∆X = -41,87

Dengan menggunakan MS Excell, dengan cara trial & Error


Maka didapat Hasil seperti tabel dibawah ini
slope= ∆y/∆x slope= ∆y/∆x
Titik x1=t1 x2=t2 ∆X=∆t y1=HG1 y2=Hg2 ∆y=∆HG
analisis ketentuan

0.54215
A 28.9 29.4 71.7 94.4 22.7 41.87 41.87
30.6 31.2 0.59476 83.5 108.4
C 24.9 41.87 41.87
34.4 35.1 0.7045 94.9 124.4
D 29.5 41.87 41.87
38.3 0.843 106.5 141.8
E 37.5 35.3 41.87 41.87
39.7 40.7 1.04376
F 118.4 162.1 43.7 41.87 41.87

41.9 1.3566914 186.7


B 43.3 129.9 56.8 41.87 41.87
Maka didapat data untuk beberapa titik sbb:

A (28,9;71,7) : A’ (29,4;94,4) D (34,4;94,9) : D’ (35,1;124,4)


B (41,9;129,9) : B’ (29,4;186,7) E (37,5;106,5) : E’ (38,3;141,8)
C (30,6;83,5) : C’ (31,2;108,4) F (39,7;118,4) : F’ (40,7;162,1)
Maka didapat data seperti tabel dibawah ini

1
Garis HG1 HG2 HG2 - HG1
HG2 - HG1
A - A' 94,4 71,7 22,7 4,41 x 10-2
C - C' 108,4 83,5 24,9 4,02 x 10-2
D - D' 124,4 94,9 29,5 3,39 x 10-2
E - E' 141,8 106,5 35,3 2,83 x 10-2
F - F' 162,1 118,4 43,7 2,29 x 10-2
B - B' 186,7 129,9 54,8 1,82 x 10-2
Kemudian dibuat grafik antara HG Vs I/(HG2-HG1)

X Y 5

4,5
1
HG2 4

HG2 - HG1 3,5

71,7 4,41 x 10-2 3

1/(HG2-HG1)
83,5 4,02 x 10-2 2,5

2
94,9 3,39 x 10-2 1,5

106,5 2,83 x 10-2 1

118,4 2,29 x 10-2 0,5

0
129,9 1,82 x 10-2 71,7 83,5 94,9
HG
106,5 118,4 129,9
Untuk menghitung tinggi menara Z menggunakan rumus :

G' H G
Z   Z 
S .kY .a  H G 2  H G1

H G
HG 2

H H G 2  H G1  LIA  LIIB  LIIIC  LIVD  LVE


G1
menghitung luasan dibawah kurva menggunakan excell

H G
HG 2

H H G 2  H G1  LIA  LIIB  LIIIC  LIVD  LVE  1,615


G1

Panja Tingg
x1 x0 Lebar Li x1 x0 y1 y0 Alas La LUAS
ng i

83.5 71.7 11.8 0.044 0.52038 83.5 71.7 11.8 0.044 0.04 0.004 0.023 0.497 LIA

94.9 83.5 11.4 0.04 0.45828 94.9 83.5 11.4 0.04 0.034 0.006 0.036 0.422 LIIB

106.5 94.9 11.6 0.034 0.39324 106.5 94.9 11.6 0.04 0.028 0.012 0.069 0.324 LIIIC

118.4 106.5 11.9 0.028 0.33677 118.4 106.5 11.9 0.04 0.023 0.017 0.103 0.234 LIVD

129.9 118.4 11.5 0.023 0.26335 129.9 118.4 11.5 0.04 0.018 0.022 0.127 0.137 LVE

1.615
G' H G
Z   Z   H G 2  H G1
S.k Y .a
H G
HG 2
G' 1
  1,356  k .a  1,358  H H G 2  H G1  1,615
S Y G1

Sehingga Tinggi M enara :


G' H G
Z   Z 
S.k Y .a  H G 2  H G1

1,356
Z   Z  (1,615)  1,6126
1,358

Sehingga Tinggi Menara  Z 1,6 meter


Suatu pabrik membutuhkan air pendingin sebanyak 2000
lb/menit untuk keperluan pendinginan pada kondensor di
unit diatilasi. Panas yang harus diambil adalah 55.000
Btu/menit. Air pendingin meninggalkan kondensor pada
temperatur 110oF. Direncanakan untuk mendinginkan
kembali air tersebut di dalam suatu induced draft cooling
tower. Make up H2O ditambahkan dari suatu sumber air
pada temperatur 50oF. Kondisi rancangan menara
ditentukan sebagai berikut:
 udara masuk temperatur dry bulb = 85oF dan tempertur
wet bulb = 75oF.
 Temperatur air keluar menara = 85oF
 Udara yang dipakai adalah 1,5 kali harga minimumnya
 Packing yang dipakai mempunyai harga Kya = 200
lb/jam cuft.ΔY.
 Laju cairan minimal = 2.000 lb/jam.ft2
 Laju udara minimal = 1.500 lb/jam.ft2.
Tentukanlah:
1. Luas penampang dan tinggi menara yang
dibutuhkan !
2. Kondisi Udara keluar menara
3. Perkirakan make up H2O yang diperlukan
(lb/jam)
4. Kapasitas fan (cuft/menit)
5. Apabila hasil rancangan menara di atas setelah
beroperasi diadakan perubahan sbb: udara
masuk mempunyai tG = 85oF dan tW = 80oF,
sedangkan perbandingan L/Gs sama.
Hitunglah temperatur air keluar menara dengan
kondisi yang baru ini.

Anda mungkin juga menyukai