OLEH
2022
PABRIK GULA
1. Bahan Baku
Bahan dasar pembuatan gula adalah tebu. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk
bahan baku gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat
tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung. Umur tanaman sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.
Tebu dapat dipanen dengan cara manual atau menggunakan mesin-mesin pemotong
tebu. Daun kemudian dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru dibawa ke pabrik
untuk diproses menjadi gula.
2. Produk ( utama / sampingan )
Produk utama nya adalah Gula Putih atau SHS (superieure hoofd source)
3. Manfaat atau fungsi dari produk tersebut
Manfaat atau fungsi dari gula adalah :
- Pemberi rasa manis pada makanan atau minuman.
- Menjadi makanan bagi sel-sel tubuh manusia karena gula merupakan sumber
karbohidrat yang akan diolah menjadi glukosa.
- Tidak mengandung garam mineral.
- Pembasmi kuman pada luka.
Gula merupakan pembasmi kuman yang sangat efektif. Masyarakat setempat
menaburi luka terbuka dengan gula pasir, dengan tujuan agar proses
penyembuhannya lebih cepat.
- Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan
menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet,pengunaangula pasir
minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.
4. Urutan Proses dan Peralatan pada pembuatan gula
Pembuatan gula putih di pabrik gula mengalami beberapa tahapan pengolahan, yaitu
pemerahan nira, pemurian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan.
b) Pemurnian Nira
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara
defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia
memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan
pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS
(Superieure Hoofd Sumber).
Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary
Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari
hasil pembakaran.
Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur
dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan
diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian
disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira
jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian
dikirim kestasiun penguapan.
Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air
dilakukan penguapan (evaporasi).
d) Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum,
yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus
sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D
dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali.
Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan
vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula
(sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan
merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di
putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).
dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat
B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya
menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula
terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan
melasse (tetes gula).
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira
20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula
kering,untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami
atau dengan memakai udara panas kira-kira 800c. pengeringan gula secara
alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang yang panjang.
Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses
pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan
cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan.
Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
1. Tabung Defekator
2. Alat Pengendap
1. Beberapa evaporator
2. Kondespot
3. Michaelispot
4. Pompa vakum
1. Pan vakum
1. Broadbent
2. Batch Sangerhausen
4. BMA 850 K
6. Mesin pengering
7. Mesin pembangkit tenaga uap/listrik
a) Boiler
b) Diffuser
c) Clarifier
d) Vakum Putar
e) Evaporator Majemuk(multiple effect evaporator)
f) Sentrifugasi
g) Resin
h) Recovery
1. Juice Heater
Komponen:
1. Pemberat
Fungsi: Sebagai penahan tutup atas dan bawah pada waktu pembersihan.
Apabila pemberat patah karena besi terkorosi maka akan menimbulkan efek yaitu
pembersihan heater tidak dapat dilakukan.
2. Pipa pengeluaran gas buang
Fungsi: Mengeluarkan gas-gas yang tidak terembunkan
Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek
yaitu:
- Gas buang tidak dapat keluar dari pemanas
- Proses pengendapan nira terganggu
- Proses produksi terhambat
Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek yaitu:
- Gas buang tidak dapat keluar dari ruang pemanas
- Proses pengendapan nira terganggu
4. katup pengaman
Fungsi : Mengontrol tekanan yang masuk ke dalam ruang pemanas
Apabila katup rusak karena katup terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Tekanan dalam ruang pemanas terlalu tinggi.
- Ruang pemanas damage.
- Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas.
- Tekanan dalam ruang pemanas terlalu rendah.
- Proses pemanasan gagal.
- Proses produksi terhambat.
Apabila katup rusak karena ulir katup sudah aus maka akan menimbulkan efek :
- Tekanan dalam ruang pemanas terlalu tinggi.
- Ruang pemanas damage.
- Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas.
- Tekanan dalam ruang pemanas terlalu rendah.
- Pemanasan gagal.
- Proses produksi terhambat.
-
5. pipa pemasukan panas
Fungsi : Sebagai jalannya uap pemanas masuk ke dalam ruang pemanas
Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas terlalu rendah
- Proses pemanasan gagal
- Proses pemurnian terganggu
- Proses produksi terhambat
Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas terlalu rendah
- Proses pemanasan gagal
- Proses pemurnian terganggu
- Proses produksi terhambat
6. pipa pengembang
Fungsi : Sebagai jalannya air pengimbang
Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas terlalu tinggi.
- Ruang pemanas damage
- Operator melepuh karena terkena nira dan uap air panas.
- Proses pemurnian terganggu
- Proses produksi terhambat.
Apabila pipa bocor karena tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas terlalu tinggi.
- Ruang pemanas damage.
- Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas.
- Proses pemurnian terganggu.
- Proses produksi terhambat.
Apabila pipa tersumbat karena pipa kemasukan lumpur maka akan menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas terlalu tinggi.
- Ruang pemanas damage.
- Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas.
- Panas pemurnian terganggu.
- Proses produksi terhambat.
7. ruang pemanas
Fungsi : sebagai terjadinya pemanasan
Apabila ruang pemanas bocor karena tekanan terlalu tinggi dan ruang pemanas tertimpa
benda berat maka akan menimbulkan efek proses produksi terhambat.
8. thermometer
Fungsi : sebagai penunjuk suhu nira dalam ruang pemanas.
Apabila thermometer rusak karena thermometer sudah terlalu lama digunakan maka akan
menimbulkan efek :
- Suhu ruang pemanas tidak dapat terkontrol.
- Proses pemanasan terhambat/gagal.
- Ruang pemanas damage.
- Operator terluka karena nira/uap panas.
- Proses pemurnian terganggu.
- Proses produksi terhambat.
9. manometer
Fungsi : Sebagai penunjuk tekanan uap pemanas
Apabila manometer rusak karena manometer tertimpa benda berat maka akan
menimbulkan efek :
- Tekanan dalam ruang pemanas tidak terkontrol.
- Proses pemanasan gagal
- Ruang pemanas damage
- Operator terluka karena nira/uap panas.
- Proses pemurnian terganggu.
- Proses produksi terhambat.
Apabila manometer rusak karena manometer sudah terlalu lama digunakan maka akan
menimbulkan efek :
- Tekanan dalam ruang pemanas tidak terkontrol.
- Proses pemanasan gagal.
- Ruang pemanas damage.
- Operator terluka karena nira/uap panas.
- Proses pemurnian terganggu.
- Proses produksi terhambat.
2. motor penggerak
Fungsi : untuk menggerakkan tromol pemadam kapur.
Apabila batang penggerak patah karena motor tertimpa benda berat maka akan
menimbulkan efek :
- Pemadam kapur tidak dapat bergerak.
- Proses pencampuran terhenti.
- Proses produksi terhambat.
Apabila motor macet karena listrik padam maka akan menyebabkan efek :
- Pemadam kapur tidak dapat bergerak.
- Proses pencampuran terhenti.
- Proses produksi terhambat.
3. saringan getar
Fungsi : sebagai penyaring untuk memisahkan krikil dan pasir dari susu kapur.
Apabila saringan berlubang karena saringan terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Susu kapur tercampur dengan kerikil.
- Pengaduk rusak.
- Proses produksi terhambat.
Apabila saringan terhambat kotoran karena saringan jarang dibersihkan maka akan
menimbulkan efek Susu kapur murni yang dihasilkan sedikit.
4. motor penggerak II
Fungsi : sebagai penggerak saringan getar.
Apabila motor penggerak patah atau rusak karena motor penggerak tertimpa benda berat
maka akan menimbulkan efek :
- Proses penyaringan gagal
- Susu kapur tidak dapat dihasilkan
- Proses pemurnian terganggu
- Proses produksi terhambat
5. bak tunggu I
Fungsi : sebagai penampung susu kapur yang keluar dari saringan getar.
Apabila bak tunggu retak atau bak tunggu bocor karena bak terkorosi maka akan
menimbulkan efek susu kapur yang dihasilkan sedikit.
7. pangaduk
Fungsi : Untuk mengaduk susu kapur sehingga lebih homogen
Apabila batang pengaduk patah karena batang pengaduk terkorosi maka akan
menimbulkan efek susu kapur yang dihasilkan kurang homogeny.
9. bak tunggu II
Fungsi : Sebagai tempat untuk mengencerkan susu kapur
Apabila bak tunggu bocor karena bak terkorosi atau bak tertimpa benda berat maka akan
menimbulkan efek :
- Susu kapur tumpah
- Proses pengenceran gagal
- Proses produksi terhambat
10. pompa
Fungsi : Untuk memompa susu kapur dari bak tunggu menuju defekator
Apabila pompa rusak karena pompa macet atau pompa tertimpa benda barat maka akan
menimbulkan efek proses pencampuran nira dan susu kapur gagal.
1. pipa pemasukan susu kapur
Fungsi : Sebagai tempat laluan pemasukan susu kapur dari pemadam kapur
Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Proses pengendapan nira terganggu.
- Proses produksi terhambat.
Apbila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Proses pengendapan nira terganggu.
- Proses produksi terhambat.
3. pipa pengembalian
Fungsi : Sebagai tempat laluan untuk mengembalikan susu kapur
Apabila peti bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Susu kapur dalam peti susu kapur terlalu berlebih
- Proses produksi terhambat
Apabila peti bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Susu kapur dalam peti susu kapur terlalu berlebih
- Proses produksi terhambat
5. pre kontraktor
Fungsi : Sebagai tempat bercampurnya nira dan susu kapur tanpa pengaduk
Apabila pre kontraktor bocor karena pre kontraktor terkorosi maka akan menimbulkan efek
Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal
7. defekator I/II/III
Fungsi : Sebagai tempat bereaksinya nira dengan susu kapur
Apabila defekator bocor karena defekator tertimpa benda berat maka akan menimbulkan
efek :
- Reaksi pencampuran gagal
- Proses produksi terhambat
Apabila defekator bocor karena Defekator terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Reaksi pencampuran gagal
- Proses produksi terhambat
8. motor
Fungsi : Sebagai penggerak pengaduk
Apabila motor macet karena motor berkarat maka akan menimbulkan efek :
- Reaksi pencampuran gagal
- Proses produksi terhambat
Apabila motor macet karena motor tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Reaksi pencampuran gagal
- Proses produksi terhambat
9. pengaduk
Fungsi : Untuk mempercepat reaksi susu kapur dengan nira
Apabila pengaduk patah karena pengaduk terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Reaksi pencampuran gagal
- Proses produksi terhambat
4. Tobong belerang
Komponen :
1. kompresor
Fungsi : Mengatur tekanan udara agar konstan
Apabila kompresor rusak karena motor macet maka akan menimbulkan efek proses
produksi terhambat.
Apabila kompresor rusak karena kipas terkorosi maka akan menimbulkan efek :
- Tekanan terlalu rendah
- Proses pembakaran gagal
- Proses produksi terhambat
Apabila kompresor rusak karena valve rusak maka akan menimbulkan efek :
- Tekanan udara yang terjadi terlalu tinggi
- Laci pembakaran damage
- gas SO2 release (operator sesak nafas)
- Uap panas release (operator luka bakar)
- Pencemaran udara
4. kaca penglihat
Fungsi : Untuk mengontrol proses pembakaran belerang
Apabila kaca pecah karena tekanan yang terlalu tinggi maka akan menimbulkan efek :
- Uap panas release (operator luka bakar)
- gas SO2 dan SO3 release (operator sesak nafas)
- Proses produksi terhenti
Apabila kaca pecah karena Kaca tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Uap panas release (operator luka bakar)
- gas SO2 dan SO3 release (operator sesak nafas)
- Proses produksi terhenti
6. pemasukan belerang
Fungsi : Sebagai tempat/lubang untuk memasukkan belerang yang akan dibakar
Apabila lubang tersumbat sisa belerang karena jarang dilakukan pembersihan maka akan
menimbulkan efek :
- Proses pembakaran belerang gagal
- Proses produksi terhambat
10. sublimator
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya sublimasi
Apabila Sublimator bocor karena Sublimator terkorosi dan sublimator tertimpa benda berat
maka akan menimbulkan efek :
- gas SO2 release (operator sesak nafas)
- Proses sublimasi terganggu
- Proses produksi terhambat
5. PETI SULFITASI
Komponen :
1. pipa pemasukan nira
Fungsi : Sebagai saluran pemasukan nira dari defekator
Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan
menimbulkan efek :
- Nira panas release (operator luka bakar)
- Proses sulfitasi nira terganggu
- Proses produksi terhambat
2. sungkup
Fungsi : Untuk mendistribusikan gas SO2
Apabila Lubang sungkup melebar karena sungkup terkorosi maka akan menimbulkan efek
Reaksi sulfitasi nira tidak sempurna
Apabila Lubang sungkup melebar karena Sungkup jarang dibersihkan akan menimbulkan
efek :
- Proses sulfitasi nira terganggu
- Proses produksi terhambat
3. sekat parabolis
Fungsi : Untuk sirkulasi nira sehingga pencampuran nira lebih sempurna
Apabila Sekat berlubang/bocor karena sekat terkorosi maka akan menimbulkan efek
Reaksi pencampuran tidak sempurna
4. ruang sulfitasi
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya reaksi pencampuran nira dengan gas SO2
Apabila ruang sulfitasi bocor karena peti tertimpa benda berat dan peti terkorosi maka akan
menimbulkan efek :
- Nira panas release (operator luka bakar)
- gas SO2 release (operator sesak nafas)
apabila ruang sulfitasi meledak/pecah karena tekanan pompa terlalu tinggi maka akan
menimbulkan efek :
- Nira panas release (operator luka bakar)
- gas SO2 release (operator sesak nafas)
5. bak luapan
Fungsi : Sebagai penampung luapan nira sebelum keluar peti sulfitasi
Apabila bak bocor karena bak tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :
- Nira tidak dapat diproses lebih lanjut
- Proses produksi terhambat
6. pipa pengeluaran
Fungsi : Untuk saluran pengeluaran nira tersulfitir untuk mengalami proses selanjutnya
Apabila Pipa bocor/pecah karena Pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan
menimbulkan efek :
- Nira tidak dapat diproses lebih lanjut
- Proses produksi terhambat