Anda di halaman 1dari 18

PABRIK GULA 1. Bahan Baku Bahan dasar pembuatan gula adalah tebu.

Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu dapat tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu dapat dipanen dengan cara manual atau menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun kemudian dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru dibawa ke pabrik untuk diproses menjadi gula. 2. Produk ( utama / sampingan ) Produk utama nya adalah Gula Putih atau SHS (superieure hoofd source) 3. Manfaat atau fungsi dari produk tersebut Manfaat atau fungsi dari gula adalah : Pemberi rasa manis pada makanan atau minuman. Menjadi makanan bagi sel-sel tubuh manusia karena gula merupakan sumber karbohidrat yang akan diolah menjadi glukosa. Tidak mengandung garam mineral. Pembasmi kuman pada luka. Gula merupakan pembasmi kuman yang sangat efektif. Masyarakat setempat menaburi luka terbuka dengan gula pasir, dengan tujuan agar proses penyembuhannya lebih cepat. Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet,pengunaangula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan. 4. Urutan Proses dan Peralatan pada pembuatan gula Pembuatan gula putih di pabrik gula mengalami beberapa tahapan pengolahan, yaitu pemerahan nira, pemurian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan pengeringan. a) Pemerahan Nira (Ekstrasi) Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer keras) yang dirangkaikan

dengan alat giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane knife yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah tebu. Setelah tebu mengalami pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira digunakan 5 buah gilingan, masing-masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36X64.

b) Pemurnian Nira Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber). Proses ini menggunakan tabung defekator, alat pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan gas sulfit dari hasil pembakaran.

Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan dengan susu kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian disaring menggunakan Rotery Vaccum Filter. Dari proses ini dihasilkan nira jernih dan endapan padat berupa blotong. Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim kestasiun penguapan.

c) Penguapan Nira (Evaporasi) Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air dilakukan penguapan (evaporasi). Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan bergantian. Evaporator bisanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana sebagai uap pemanas bejana berikutnya. Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.

Dalam bejana Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung. Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa nira dari tombol uap. Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot. dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana penguapan nomor 1. Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana terakhir merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.

d) Kristalisasi Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.

Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan (kultrog). e) Pemisahan Kristal Gula pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 3 buah broadbent 48 X 30untuk gula masakan A. 4 buah bactch sangerhousen 48 X 28 untuk masakan B. 2 buah western stated CCS untuk D awal. 6 buah batch sangerhousen 48 X 28 untuk gula SHS. 3 buah BNA 850 K untuk gula D. gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula

dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada tingkat B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse (tetes gula). f) Pengeringan Kristal Gula Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20% . Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering,untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-kira 800c. pengeringan gula secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang yang panjang. Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses

pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas. 1. Mesin elektrolisa yang terdiri dari a) Mesin pengerja pendahulu (Voorbewer kers) yang terdiri dari Unigator Mark IV dan Cane knife. b) Alat gilingan terdiri dari 5 buah gilingan dan 3 rol penggiling. 2. Mesin pemurnian nira yang terdiri dari : 1. Tabung Defekator 2. Alat Pengendap 3. Rotary Vacuum Filter 3. Mesin penguap yang terdiri dari : 1. Beberapa evaporator 2. Kondespot 3. Michaelispot 4. Pompa vakum 4. Mesin kristalisasi terdiri dari : 1. Pan vakum 2. Palung pendingin (kultrog) 5. Mesin putaran gula (centrifugal) 1. Broadbent 2. Batch Sangerhausen 3. Wester Stated CCS 4. BMA 850 K 6. Mesin pengering

7.

Mesin pembangkit tenaga uap/listrik

Jenis Mesin Modern yang Digunakan dalam Pembuatan Gula a) Boiler b) Diffuser c) Clarifier d) Vakum Putar e) Evaporator Majemuk(multiple effect evaporator) f) Sentrifugasi

g) Resin h) Recovery Gambar, fungsi dan penjelasan mesin pembuat gula

Juice Heater Komponen: 1. Pemberat Fungsi: Sebagai penahan tutup atas dan bawah pada waktu pembersihan. Apabila pemberat patah karena besi terkorosi maka akan menimbulkan efek yaitu pembersihan heater tidak dapat dilakukan. 2. Pipa pengeluaran gas buang Fungsi: Mengeluarkan gas-gas yang tidak terembunkan Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek yaitu: - Gas buang tidak dapat keluar dari pemanas - Proses pengendapan nira terganggu - Proses produksi terhambat

Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek yaitu: - Gas buang tidak dapat keluar dari ruang pemanas - Proses pengendapan nira terganggu 3.Pipa keluar masuk nira Fungsi : Sebagai jalannya nira masuk ke pipa pemanas dan keluar setelah melewati beberapa sirkulasi Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Nira tidak dapat dipanaskan - Proses pemurnian selanjutnya terganggu - Proses produksi terhambat Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Nira tidak dapat dipanaskan - Proses pemurnian selanjutnya terganggu - Proses produksi terhambat 4. katup pengaman Fungsi : Mengontrol tekanan yang masuk ke dalam ruang pemanas Apabila katup rusak karena katup terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Tekanan dalam ruang pemanas terlalu tinggi. - Ruang pemanas damage. - Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas. - Tekanan dalam ruang pemanas terlalu rendah. - Proses pemanasan gagal. - Proses produksi terhambat. Apabila katup rusak karena ulir katup sudah aus maka akan menimbulkan efek : - Tekanan dalam ruang pemanas terlalu tinggi. - Ruang pemanas damage. - Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas. - Tekanan dalam ruang pemanas terlalu rendah. - Pemanasan gagal. - Proses produksi terhambat. 5. pipa pemasukan panas Fungsi : Sebagai jalannya uap pemanas masuk ke dalam ruang pemanas Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Suhu ruang pemanas terlalu rendah - Proses pemanasan gagal - Proses pemurnian terganggu - Proses produksi terhambat Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Suhu ruang pemanas terlalu rendah - Proses pemanasan gagal - Proses pemurnian terganggu - Proses produksi terhambat 6. pipa pengembang Fungsi : Sebagai jalannya air pengimbang Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Suhu ruang pemanas terlalu tinggi. - Ruang pemanas damage - Operator melepuh karena terkena nira dan uap air panas. - Proses pemurnian terganggu - Proses produksi terhambat. Apabila pipa bocor karena tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek :

- Suhu ruang pemanas terlalu tinggi. - Ruang pemanas damage. - Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas. - Proses pemurnian terganggu. - Proses produksi terhambat. Apabila pipa tersumbat karena pipa kemasukan lumpur maka akan menimbulkan efek : - Suhu ruang pemanas terlalu tinggi. - Ruang pemanas damage. - Operator melepuh karena terkena nira dan uap panas. - Panas pemurnian terganggu. - Proses produksi terhambat. 7. ruang pemanas Fungsi : sebagai terjadinya pemanasan Apabila ruang pemanas bocor karena tekanan terlalu tinggi dan ruang pemanas tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek proses produksi terhambat. 8. thermometer Fungsi : sebagai penunjuk suhu nira dalam ruang pemanas. Apabila thermometer rusak karena thermometer sudah terlalu lama digunakan maka akan menimbulkan efek : - Suhu ruang pemanas tidak dapat terkontrol. - Proses pemanasan terhambat/gagal. - Ruang pemanas damage. - Operator terluka karena nira/uap panas. - Proses pemurnian terganggu. - Proses produksi terhambat. 9. manometer Fungsi : Sebagai penunjuk tekanan uap pemanas Apabila manometer rusak karena manometer tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Tekanan dalam ruang pemanas tidak terkontrol. - Proses pemanasan gagal - Ruang pemanas damage - Operator terluka karena nira/uap panas. - Proses pemurnian terganggu. - Proses produksi terhambat. Apabila manometer rusak karena manometer sudah terlalu lama digunakan maka akan menimbulkan efek : - Tekanan dalam ruang pemanas tidak terkontrol. - Proses pemanasan gagal. - Ruang pemanas damage. - Operator terluka karena nira/uap panas. - Proses pemurnian terganggu. - Proses produksi terhambat.

Instalasi pembuat susu kapur Komponen : 1. penampung kapur tohor Fungsi: sebagai penampung sementara kapur tohor yang akan dicairkan. Apabila penampung bocor karena penampung tertimpa benda berat dan penampang terkorosi maka debu kapur keluar dan terhisap oleh operator (sesak nafas). 2. motor penggerak Fungsi : untuk menggerakkan tromol pemadam kapur. Apabila batang penggerak patah karena motor tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Pemadam kapur tidak dapat bergerak. - Proses pencampuran terhenti. - Proses produksi terhambat. Apabila motor macet karena listrik padam maka akan menyebabkan efek : - Pemadam kapur tidak dapat bergerak. - Proses pencampuran terhenti. - Proses produksi terhambat. 3. saringan getar Fungsi : sebagai penyaring untuk memisahkan krikil dan pasir dari susu kapur. Apabila saringan berlubang karena saringan terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur tercampur dengan kerikil. - Pengaduk rusak. - Proses produksi terhambat. Apabila saringan terhambat kotoran karena saringan jarang dibersihkan maka akan menimbulkan efek Susu kapur murni yang dihasilkan sedikit. 4. motor penggerak II Fungsi : sebagai penggerak saringan getar. Apabila motor penggerak patah atau rusak karena motor penggerak tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Proses penyaringan gagal - Susu kapur tidak dapat dihasilkan - Proses pemurnian terganggu - Proses produksi terhambat 5. bak tunggu I Fungsi : sebagai penampung susu kapur yang keluar dari saringan getar. Apabila bak tunggu retak atau bak tunggu bocor karena bak terkorosi maka akan menimbulkan efek susu kapur yang dihasilkan sedikit. 6. pipa air dingin

Fungsi : Sebagai saluran air dingin untuk mengencerkan susu kapur Apabila pipa retak atau pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur menggumpal. - Proses produksi terhambat. Apabila pipa retak karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek susu kapur menggumpal. Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek proses produksi terhambat. Apabila pipa tersumbat karena pipa kemasukan lumpur maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur menggumpal. - Proses produksi terhambat. 7. pangaduk Fungsi : Untuk mengaduk susu kapur sehingga lebih homogen Apabila batang pengaduk patah karena batang pengaduk terkorosi maka akan menimbulkan efek susu kapur yang dihasilkan kurang homogeny. 8. motor penggerak III Fungsi : Sebagai penggerak pengaduk pada bak tunggu II Apabila motor macet karena listrik padam maka akan menimbulkan efek : - Proses pengadukan terhenti - Susu kapur menggumpal. - Proses produksi terhambat. 9. bak tunggu II Fungsi : Sebagai tempat untuk mengencerkan susu kapur Apabila bak tunggu bocor karena bak terkorosi atau bak tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur tumpah - Proses pengenceran gagal - Proses produksi terhambat 10. pompa Fungsi : Untuk memompa susu kapur dari bak tunggu menuju defekator Apabila pompa rusak karena pompa macet atau pompa tertimpa benda barat maka akan menimbulkan efek proses pencampuran nira dan susu kapur gagal.

1. pipa pemasukan susu kapur Fungsi : Sebagai tempat laluan pemasukan susu kapur dari pemadam kapur Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Proses pengendapan nira terganggu. - Proses produksi terhambat. Apbila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Proses pengendapan nira terganggu. - Proses produksi terhambat. 2. peti susu kapur Fungsi : Sebagai tempat menampung susu kapur Apabila peti bocor karena peti tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal. - Proses produksi terhambat. Apabila peti bocor karena terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal - Proses produksi terhambat Apabila peti bocor karena tekanan dalam peti terlalu tinggi maka akan menimbulkan efek : - Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal - Proses produksi terhambat 3. pipa pengembalian Fungsi : Sebagai tempat laluan untuk mengembalikan susu kapur Apabila peti bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur dalam peti susu kapur terlalu berlebih - Proses produksi terhambat Apabila peti bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur dalam peti susu kapur terlalu berlebih - Proses produksi terhambat 4. pengatur pengeluaran susu kapur Fungsi : Sebagai pengatur volume susu kapur yang dibutuhkan di defekator Apabila pengatur rusak karena belt putus maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur tidak dapat mengalir ke defekator - Tidak terjadi proses pengendapan

- Proses produksi terhambat Apabila pengatur rusak karena pemberat patah maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur tidak dapat mengalir ke defekator - Tidak terjadi proses pengendapan - Proses produksi terhmbat Apabila pengatur rusak karena katrol macet maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur yang mengalir ke defekator terlalu banyak - Reaksi pengendapan kotoran tidak berjalan sempurna - Proses produksi terhambat 5. pre kontraktor Fungsi : Sebagai tempat bercampurnya nira dan susu kapur tanpa pengaduk Apabila pre kontraktor bocor karena pre kontraktor terkorosi maka akan menimbulkan efek Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal 6. pipa pengeluaran susu kapur Fungsi : Sebagai tempat laluan pengeluaran susu kapur Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur berlebih tidak dapat dikeluarkan dari pre kontraktor - Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Susu kapur berlebih tidak dapat dikeluarkan dari pre kontraktor - Proses pencampuran nira dan susu kapur gagal 7. defekator I/II/III Fungsi : Sebagai tempat bereaksinya nira dengan susu kapur Apabila defekator bocor karena defekator tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Reaksi pencampuran gagal - Proses produksi terhambat Apabila defekator bocor karena Defekator terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Reaksi pencampuran gagal - Proses produksi terhambat 8. motor Fungsi : Sebagai penggerak pengaduk Apabila motor macet karena motor berkarat maka akan menimbulkan efek : - Reaksi pencampuran gagal - Proses produksi terhambat Apabila motor macet karena motor tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Reaksi pencampuran gagal - Proses produksi terhambat 9. pengaduk Fungsi : Untuk mempercepat reaksi susu kapur dengan nira Apabila pengaduk patah karena pengaduk terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Reaksi pencampuran gagal - Proses produksi terhambat

Tobong belerang Komponen : 1. kompresor Fungsi : Mengatur tekanan udara agar konstan Apabila kompresor rusak karena motor macet maka akan menimbulkan efek proses produksi terhambat. Apabila kompresor rusak karena kipas terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Tekanan terlalu rendah - Proses pembakaran gagal - Proses produksi terhambat Apabila kompresor rusak karena valve rusak maka akan menimbulkan efek : - Tekanan udara yang terjadi terlalu tinggi - Laci pembakaran damage - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Uap panas release (operator luka bakar) - Pencemaran udara 2. penampung udara kering Fungsi : Membantu kompresor agar tekanan udara yang masuk ke dalam laci pembakaran konstan Apabila penampung bocor karena penampung tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Tekanan terlalu rendah - Proses pembakaran belerang gagal - Proses produksi terhambat Apabila penampung bocor karena tekanan teralalu tinggi maka akan menimbulkan efek : - Proses pembakaran belerang gagal - Proses produksi terhambat 3. valve pengatur udara Fungsi : Sebagai pengatur udara masuk laci pembakaran agar tetap konstan Apabila valve rusak karena Batang valve patah karena tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Tekanan udara yang masuk laci pembakaran terlalu tinggi - Laci pembakaran damage - Kebakaran - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Uap panas release (operator luka bakar) - Pencemaran udara Apabila valve rusak karena pemutar korosi maka akan menimbulkan efek:

- Tekanan udara yang masuk laci pembakaran terlalu tinggi - Laci pembakaran damage - Kebakaran - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Uap panas release (operator luka bakar) - Pencemaran udara 4. kaca penglihat Fungsi : Untuk mengontrol proses pembakaran belerang Apabila kaca pecah karena tekanan yang terlalu tinggi maka akan menimbulkan efek : - Uap panas release (operator luka bakar) - gas SO2 dan SO3 release (operator sesak nafas) - Proses produksi terhenti Apabila kaca pecah karena Kaca tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Uap panas release (operator luka bakar) - gas SO2 dan SO3 release (operator sesak nafas) - Proses produksi terhenti 5. pipa pemasukan uap Fungsi : Sebagai saluran pemasukan uap panas Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Uap panas release (operator luka bakar) - Proses pembakaran gagal - Proses produksi terhambat Apabila pipa bocor Karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Uap panas release (operator luka bakar) - Proses pembakaran gagal - Proses produksi terhambat 6. pemasukan belerang Fungsi : Sebagai tempat/lubang untuk memasukkan belerang yang akan dibakar Apabila lubang tersumbat sisa belerang karena jarang dilakukan pembersihan maka akan menimbulkan efek : - Proses pembakaran belerang gagal - Proses produksi terhambat 7. pemasukan air dingin Fungsi : Sebagai saluran masuk air pendingin Apabila pipa bocor karena pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Suhu laci pembakaran terlalu tinggi - Laci pembakaran damage - Kebakaran - Uap panas release (operator luka bakar) - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Pencemaran udara Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Suhu laci pembakaran terlalu tinggi - Laci pembakaran damage - Kebakaran - Uap panas release (operator luka bakar) - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Pencemaran udara Apabila pipa tersumbat karena Adanya lumpur sungai yang mengendap dalam pipa maka akan menimbulkan efek : - Suhu laci pembakaran terlalu tinggi

- Laci pembakaran damage - Kebakaran - Uap panas release (operator luka bakar) - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Pencemaran udara 8. laci pembakaran belerang Fungsi : Sebagai tempat pembakaran belerang Apabila Laci damage/pecah karena Tekanan yang terlalu tinggi, suhu yang teralalu tinggi, laci tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Uap panas release (operator luka bakar) - Kebakaran - gas SO2 dan SO3 release (operator sesak nafas) - Pencemaran udara 9. pipa gas SO2 Fungsi : Sebagai saluran gas SO2 dari sublimator ke peti sulfitasi Apabila Pipa bocor karena Pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Proses sublimasi terganggu - Proses produksi terhambat apabila pipa tersumbat karena adanya pengotor yang mengendap maka akan menimbulkan efek : - Proses sublimasi terganggu - Proses produksi terhambat 10. sublimator Fungsi : Sebagai tempat terjadinya sublimasi Apabila Sublimator bocor karena Sublimator terkorosi dan sublimator tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - gas SO2 release (operator sesak nafas) - Proses sublimasi terganggu - Proses produksi terhambat 11. pipa pemasukan air pendingin sublimator Fungsi : Sebagai jalan masuk/keluarnya air pendingin Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Suhu sublimator terlalu tinggi - Proses sublimasi tidak sempurna Apabila pipa tersumbat karena adanya lumpur yang mengendap dalam pipa maka akan menimbulkan efek : - Suhu sublimator terlalu tinggi - Proses sublimasi tidak sempurna -

PETI SULFITASI Komponen : 1. pipa pemasukan nira Fungsi : Sebagai saluran pemasukan nira dari defekator Apabila pipa bocor karena pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Nira panas release (operator luka bakar) - Proses sulfitasi nira terganggu - Proses produksi terhambat 2. sungkup Fungsi : Untuk mendistribusikan gas SO2 Apabila Lubang sungkup melebar karena sungkup terkorosi maka akan menimbulkan efek Reaksi sulfitasi nira tidak sempurna Apabila Lubang sungkup melebar karena Sungkup jarang dibersihkan akan menimbulkan efek : - Proses sulfitasi nira terganggu - Proses produksi terhambat 3. sekat parabolis Fungsi : Untuk sirkulasi nira sehingga pencampuran nira lebih sempurna Apabila Sekat berlubang/bocor karena sekat terkorosi maka akan menimbulkan efek Reaksi pencampuran tidak sempurna 4. ruang sulfitasi Fungsi : Sebagai tempat terjadinya reaksi pencampuran nira dengan gas SO2 Apabila ruang sulfitasi bocor karena peti tertimpa benda berat dan peti terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Nira panas release (operator luka bakar) - gas SO2 release (operator sesak nafas) apabila ruang sulfitasi meledak/pecah karena tekanan pompa terlalu tinggi maka akan menimbulkan efek : - Nira panas release (operator luka bakar) - gas SO2 release (operator sesak nafas) 5. bak luapan Fungsi : Sebagai penampung luapan nira sebelum keluar peti sulfitasi Apabila bak bocor karena bak tertimpa benda berat maka akan menimbulkan efek : - Nira tidak dapat diproses lebih lanjut

- Proses produksi terhambat 6. pipa pengeluaran Fungsi : Untuk saluran pengeluaran nira tersulfitir untuk mengalami proses selanjutnya Apabila Pipa bocor/pecah karena Pipa tertimpa benda berat dan pipa terkorosi maka akan menimbulkan efek : - Nira tidak dapat diproses lebih lanjut - Proses produksi terhambat 7. pipa tap nira Fungsi : Untuk mengeluarkan sisa cairan Apabila Pipa tersumbat karena Adanya pengotor yang mengendap maka akan menimbulkan efek Pembersihan sulit dilakukan

Anda mungkin juga menyukai