2.Tebu Kotor :
Semua tebu termasuk sampah dari kebun dan air hujan, pasir, dll.
3.Tebu Bersih :
Tebu kotor dikurangi semua sampah tebu.
4.Sampah Tebu :
Semua daun, pucuk, batang mati, akar, tanah, dll yang di kirim sebagai
bagian dari tebu atau semua material lain kecuali tebu bersih.
5.Sabut :
Zat kering yang tidak larut dalam air yang terdapat dalam tebu.
Didefinisikan sebagai semua yang tidak dapat larut termasuk
kotoran tebu.
6.Nira Mentah :
Semua padatan terlarut di dalam tebu ditambah total air dalam tebu
dikurangi sabut.
7.Nira Primer :
Semua nira yang diperoleh sebelum dimulainya pengenceran, biasanya
disebut Nira Mill Pertama (FEJ).
9.Nira Lanjutan :
Pengenceran juice bersama dengan nira primer membentuk Mixed Juice.
10.Nira Perahan Akhir :
Nira yang diperah dari dua roll (bagasse roll) pada gilingan akhir (LEJ).
11.Mixed Juice :
Campuran antara Nira Gilingan Pertama dan Nira Gilingan Ke 2 yang
dikirim dari station mill ke station proses.
12.Ampas :
Sisa serat padat dari tebu setelah pemerahan nira pada tiap-tiap mill.
Masing-masing dinamakan Ampas Mill 1, Ampas Mill 2, dan seterusnya
sampai dengan ampas mill akhir. Umumnya ampas yang dimaksud adalah
ampas akhir dari gilingan terakhir.
13.Nira Sisa :
Adalah nira yang tertinggal dalam ampas. Ampas dikurangi sabut.
14.Imbibisi :
Air atau nira yang ditambahkan pada ampas untuk dilakukan pemerahan
pada mill berikutnya. Air yang digunakan ini disebut air imbibisi.
15.Pol Ekstraksi :
Pol dalam Mixed Juice persen pol dalam tebu. Ektraksi sendiri biasanya disebut Pol
Ektraksi.
17.Nira Jernih :
Nira Jernih didapat dari pengendapan nira terkapur dalam tanki pengendap
(clarifier) dan bahan ini dikirim ke Evaporator.
18.Lumpur (Mud) :
Lumpur yang didapat dari pengendapan nira terkapur dalam clarifier, lalu disaring
dengan Rotary Vacuum Filter (Oliver Filter) setelah dicampur dengan bagasse halus
(bagacillo).
19.Filtrate Juice :
Nira yang melewati saringan Rotary Vacuum Filter dalam penyaringan mud.
20.Blotong :
Material yang tidak larut yang terdapat pada screen Rotary Vacuum Filter dalam
penyaringan mud dan sludge cake dalam penyaringan sludge pada proses Refinery.
21.Syrup (Raw Syrup) :
Nira kental yang didapat dari penguapan (Evaporator).
22.Sugar Boiling :
Proses pembentukan kristal gula dari larutan gula, semisal syrup atau
molasses di dalam Vacuum Pan.
23.Massecuite :
Campuran kristal gula dan larutan induknya yang didapat dari proses
kristalisasi di Vacuum Pan (Pan Masakan).
24.Magma :
Campuran yang memang disiapkan dari campuran kristal gula dengan
molasses atau air dalam magma mingler. Magma ini disiapkan sebagai
umpan (Seed Magma) pada Sugar Boiling.
25.Molasses :
Larutan induk yang dipisahkan dari kristal gula ketika massecuite
diputar pada mesin Centrifugal.
26.Final Molasses (Tetes) :
Molasses dari tingkatan terakhir sugar boiling, disebut juga cairan sisa dan
tidak dapat dikristalkan lagi menjadi gula secara ekonomi.
27.Seed :
Kristal gula yang disiapkan sebagai bagian terkecil dari proses kristalisasi di
dalam Vacuum Pan. Ada dua type Seed yaitu Seed Magma dan Seed Slurry
(Fondan).
30.Raw Liquor :
Larutan gula yang didapat dari melebur Raw Sugar.
31.Clear Liquor :
Larutan gula yang didapat dari pemurnian Raw Liquor dalam proses karbonatasi
& filtrasi.
32.Brix (Spindle Brix) :
Brix diartikan sebagai hydrometer Brix, diukur menggunakan spindle,
merupakan persentase berat material padat dalam larutan gula yang
dinyatakan sebagai Derajat Brix (°Brix).
33.Pol :
Suatu nilai yang ditentukan dengan Polarisasi tunggal dari berat larutan
normal dalam sebuah Saccharimeter.
34.Berat Normal :
Berat 26.00 gr sucrose yang jika dilarutkan dalam air sampai volume 100 ml
pada 27.5 °C dan diukur pada suhu 27.5 °C dengan polarimeter gula dalam
kondisi spesifik alat memberikan hasil 100°.
35.Purity :
Apparent Purity (App.Pur) dan Gravity Purity (Gr.Pur) digunakan sebagai
pengawasan.
- 1. Apparent Purity
Pol persen Spindle Brix, Istilah ini umumnya disebut Purity.
- 2. Gravity Purity.
Persentase true sucrose persen brix.
36.Reducing Sugar (Invert Sugar) :
Istilah ini digunakan sebagai indikasi bahan-bahan reducing dalam tebu
dan produk lainnya, dihitung sebagai gula invert dengan metode
Methylene Blue.
37.Ash (Abu) :
Residu yang diperoleh dari pemisahan produk pada kondisi tertentu.
Diharapkan pada kasus tertentu kandungan ash dapat diukur dengan
conductivity ash sesuai metode ICUMSA.
38.Entrainment :
Terbawa keluarnya gula dari proses bersama uap dari Vacuum Pan atau
Evaporator.
Y = x 100
Dimana :
Y = Gula yang diharapkan (%)
J = Pty material proses (juice)
M = Pty Molasses
S = Pty Sugar
Dimana : G = E S G
S = Purity gula produk
46.Overall Recovery :
Adalah Boiling House Recovery dikali Sucrose (Pol) ekstraksi.
X 100%
48.Mill Ekstraksi :
Prosentasi kemampuan gilingan untuk mengekstraksi / memerah
kandungan gula dalam tebu.
ME = Ton pol Mixed Juice / ton pol dalam tebu x 100%
49.Bagasse % Cane :
Persentasi bagasse terhadap tebu, dan dapat dihitung dengan formula
Fibre % Cane / fibre % bagasse x 100
TERIMA KASIH