Anda di halaman 1dari 18

KRISTALISASI

1. ANGKA STANDAR MASAKAN :


Vacuum pan masak = 6
Tekanan Exh
steam = ≥ 0,5 ato
Lama masakan A = 2–3 jam
Lama masakan C = 4–5 jam
Lama masakan D = 6–8 jam
Ukuran kristal A = 0,8 – 1,1mm
Ukuran kristal C = 0,7 mm
Ukuran kristal D = 0,3 mm
Ukuran fondan = 0,075 mm
Fondan
Pty Masakan A 1C + 2D
= 82 = 350 ml
Pty Masakan B = 70 – 71
Pty Masakan C = 60 – 61
% Brix Masakan A = 92
% Brix Masakan C = 93
% Brix Masakan D = 98
Pty pdc = minimal 71
Pty Graining = minimal 75
Umpan Strike = mulai HK tinggi
2. PENDINGINAN ( KRISTALISASI ) :
Waktu pendinginan masakan A/C = 1,5 – 2 jam
Waktu pendinginan masakan D = minimal 30 jam
Temperature massecuite turun = 70 – 750
Temp. masc setelah pendinginan = 38 – 430 C
Temperatur reheating sebelum LGC = 550 C
Kristal % massecuite A = 50 %
Kristal % massecuite C = 45 %
Kristal % massecuite D = 40 %
Selisih HK tetes, pendinginan 250 C = 5

Pendinginan yang diutamakan adalah masakan D, sedang AC apabila


didinginkan lama, HK setroop A akan rendah yang nantinya menurunkan
mutu masakan berikutnya
Pendinginan masseeuite D berguna untuk menekan HK tetes, sehingga
terajadi proses Nakristalisasi (kristalisasi lanjutan).
3. CONTOH PERHITUNGAN PENYIMPANGAN PROCESS :
Masakan A % tebu = 16
Kapasitas giling = 4000 TCD
Standart waktu masak A = 3 jam
Karena kondisi BVP :

- Vacuum < 60CmHg

- Masakan kotor

- Brix nira kental rendah

- Waktu masak menjadi lama (misal 5 jam )


Selisih waktu masak = 5 jam – 3 jam = 2 jam
Penurunan Cap. Masc A = 2:24x (0,16x4000):24) ton/jam
= 2,22 ton/jam
4. MASAKAN D TIDAK DIDINGINKAN :
Masakan D % tebu = 8
Brix masakan D = 98 (bj = 1,58324)
HK masakan D = 60
HK tetes apabila melalui proses pendinginan ≥ 30 - 32
HK tetes aapabila masakan D diputar langsung = 37

Kristal % massecuite melalui proses pendingin :


Ton masakan D = (8 : 100 x 4000) x 1,5324 = 490, 36 ton/hari
Ton pol masakan D = (0,60 x 0,98) x 490,36 = 288,33 ton/hari

Uitputting masakan D :
= HK msk D – HKm(mol) : 100 – HKm
= (60 – 32) : 100 – 32 = 0,412

Kristal gula D1 dimasakan D :


= 0,412 x 288,3 ton/hari
= 118,79 ton/hari
5. Kristal % massecuite diputar langsung :
= (60 – 37) : 100 – 37) x 288,33
= 105,26 ton/hari

Selisih kristal yang didapat :


= 118,79 – 105,26 ton/hari
= 13,53 ton/hari (perhitungan I)

Apabila kadar kristal gula D1 = 0,60


selisih SHS yang diadapat = 0,60 x13,53 = 8,118 ton/hari

Penurunan rendemen :
= 8,118 : 400 x 100% = 0,20 point
6. Perhitungan di atas dapat juga memakai rumus empiris dan Herzfeld,
yaitu :

% kelarutan S = 64,1835 + 0,1347 (t) + 0,000537 (t)2


Suhu massecuite turun = 680° C
Suhu massecuite didinginkan = 400° C
% Kelarutan S tanpa pendinginan :

= 64,1835 + 0,13477 (68)+0,000537 (68)2


= 75,618 %
% Kelarutan S dengan pendinginan ;

= 64,1835 + 0,13477 (40)+0,000537 (40)2


= 70,423 %
Selisih kristal gula D didapat :

= (75,618 – 70, 423) x 288,326 : 100


= 14,978 ton/hari (perhitungan II)

( Perhitungan I dan II hampir sama )


7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Kerja Kristalisasi
Suhu dan Tekanan Steam Vacuum Pan Masak Dipengaruhi :

- Bocoran vacum pada body pan dan apipa


- Debit dan suhu air injeksi
- Clearence pompa vacum

Perpindahan Panas Dipengaruhi :


- Tebal kerak di steam side dan juice side
- Bukan pipa amoniak

- Kerja steam trap

Dosis Fondan yang Tepat / Contoh :


- Volume masak= 45 m3
- % brix masakan D = 98 (bj = 1,5324)
- HK masakan D = 60
- HK tetes = 32
- % Brix masakan C = 97 (bj = 1,5252)
- HK masakan C= 71
- HK stroop C= 50
- Ukuran fondan = 0,075 mm (75pM)
Kristal % masakan D = (60 – 32 : 100 – 32) x 100 = 41,18 %
Ton masakan D = 45 x 1,5324 = 68,958 ton
Ton pol masakan D = (0,60 x 0,98) x 68,958 = 40,547 ton
Kristal masakan D = 0,4118 x 40,547 = 16,697 toan
Kebutuhan Fonadan= (0,075 : 0,3)3 x 16,697 = 0,261 ton
= 261 gram

Kristal % masakan C = (71 – 50 : 100 – 50) x 100 = 42 %


Ton masakan C = 45 x 1,5252 = 68,634 ton
Ton pol masakan C = (0,71 x 0,97) x 68,634 = 47,268 ton
Kristal masakan C = 0,42 x 47,268 = 19,852 toan
Kebutuhan Fonadan= (0,075 : 0,7)³ x 19,852 = 0,0244 ton
= 24,4 gram

Kebutuhan fondan untuk graining 1 masakan C dan 2 masakan D


= 3 turunan
Apabila suspensi pondan 2000 ml mengandung 1750 gram,
Maka = (261 x 2) + (24,4) : 1750 x 2000 ml = 624 ml
8. Viscousitas Masakan :
Bahan olahan yang viscous (lengket) akibat adanya tebu terbakar
atau tebu wayu, akan menyulitkan proses kristalisasi dan waktu
masakan lama.

Upaya :
Dengan penambahan chemikalia misalnya
aenzym karmil, aerosol, pan Aid atau bisa juga menaikan HK dengan
cara melebur gula D II.
Dipengaruhi oleh Operasional :
- Brix Nira Kental Rendah
- Waktu masak lama dan pemakaian uap banyak
- Warna kristal turun

Dipengaruhi Perlakuan Tukang Masak (Operator) :


- Tidak sesuai skema masak yang telah diprogram chemiker
- Kelengahan tukang masak (pasir palsu)
9. Pendinginan Masakan Akhir :
Untuk mendinginkan mascuite D, selain dengan alat pengaduk harus
memperhatikan air pendingin critalizer baik debit maupun suhunya.
Misalnya :
Kapas giling = 4000 TCD
Masakan D % tebu = 8
Suhu massecuite turun = 68
Kebutuhan Air Pendingin Cristaliser = . . . ?

W = ( ∂. V . d . c . To – T ) : ( t – to )
Dimana :
-∂ = kooefisien 1,15 – 1,20
- V = Volume masukan
= (8 : 100 x 4000 : 24) = 13,33 M3/j
- d = Densitya massecuite = 1,5324
- c = Specific heat massecuite = 0,44
- W = Air pendingin Crystaliser . . . ?

 = (1,15) x (13,33) x (1,5324) x 0,44 x (68 – 40) : (54 – 30)


= 12.058 kg/jam
= 12 ton/jam
10. PERALATAN YANG PERLU PERHATIAN KHUSUS :
- Vapoour bleeding digunakan untuk 2 – 3 pan masak , untuk
menjaga kondisi tekanan exhaust steam dan meningkatkan
kemampuan badan penguapan .
- Tangki bahan khususnya nira kental dibersihkan secara bergantian
setiap satu minggu sekali dimasukkan ke tangki nira mentah untuk

diproses kembali .
- Bila keadaan abahan baku sangat visicous, surfactant (visc-aid)
diaktifkan sesuai kebutuhan .
- Talang kristaliser selalu dibersihkan setalah masakan habis
diturunkan .
- Skema masak (boiling house system) diikuti dengan sportif dan
selalu control purity masakan .
- Setiap perubahan boiling system hanya dapat dilakukan
dengan kepala bagian dan kepala seksi/officer.
- Selalu menjaga kebersihan di lokasi kerja stasiun dan
hygine membawa citra positif pabrik makanan .
11. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. pH nira kental dibuat 5.4 – 5.6


2. Skema masakan sependek mungkin dengan efisiensi maksimal.
Menentuka rencana skema masak dan jumlah masing-masing
masakan berdasarkan balance/H.K. nira kental.

Hal penting yang selalu dipertimbangkan :


a. kualitas gula
b. H.K. tetes
c. Operasional yang sederhana dan luwes
d. Ekonomi uap
e. Kapasitas pabrik
f. H.K. nira
3. Leburan gula/SHS dan gula C dikhususkan untuk pembuatan
bibit masakan utama .
4. Rendemen kristal masakan :
Masakan A = 50 – 55 %
Masakan B = 45 – 50 %
Masakan C = 40 – 45 %
5. Penurunan purity masakan A ke A Mol ± 22 point, dan untuk
masakan C ± 30 point .

6. Kualitas masakan prima (masakan turun tua dengan lapisan


molasses sangat tipis/bening dan bebas kristal palsu) .

7. Kecepatan masak/produk dengan jumah dan kualitas maksimal .

8. Menurunan masakan dg baik tidak tumpah :


a. Hindari pemakaian air untuk membantu mendorong.masakan
masuk receiver yang dituju .
b. Hindari krengsengan pan khususnya masakan C yg berlebihan
9. Jumlah masakan akhir minimal, liquiditas bukan gula
secepatnya dan H.K. masakan D serendah mungkin .

10. Na kristalisasi terselenggara dengan baik apabila :


a. Masakan turun tua dan bebas air palsu
b. Waktu cukup :
- Masakan utama = 2 – 3 jam
- Masakan akhir =16 – 25 jam

11. Suhu mainimum yang dicapai disesuaikan dengan kemampuan


aliran masakan dari palung ke palung berikutnya .

12. Suhu minimum yang dikehendaki antara 40°C – 45°C


selanjutnya dipanaskan kembali sampai ke suhu putar 55°C
(titik leleh masscuite) untuk berpisah dengan induknya .
12. PERIKSA BERIKUT INI :
1.Vacuum :
Vacuum pan harus bertekanan vacuum antara 63
– 67 cmHg. Periksa dan lihat ketinggian vacuum dan keadaan yang
stabil (tidak naik turun) .
2.Kebocoran :
Jika vacuum rendah, periksa kebocoran pan dan peralatan lainnya
yang saling berhubungan .
3.Air injeksi :
Banyaknya air untuk condensor harus mencukupi operasi pompa
injeksi yang harus dijalankan. Suhu air injeksi yang rendah dapat
menghasilkan vacuum yang tinggi. Jika terjadi kenaikan suhu
pada air injeksi, maka harus diperiksa pada cooling pond/cooling
tower.
4.Vacuum pan discharge valve :
Jika valve tidak menutup rapat, maka menyebabkan kebocoran
vacuum. Discharge valve harus diperiksa secara berkala .
5.Fungsi Vacuum :
Untuk membuang udara dan gas-gas yang
mengembun dan condensor jika tidak beroperasi efisien, maka
vacuum tidak dapat dicapai
6.Tekanan uap bekas :
Tekanan uap bekas yang digunakan di pan masak harus
berkisar 0,5 – 0,8 kg/cm2. untuk memperoleh operasi yang
effisien .
7.Start Vacuum pan :
Operasi dikoordinasi untuk tidak mulai masak
dengan waktu bersamaan
8.Brix masakan :
Untuk memperoleh maksimum effisiensi, masakan turun harus
dengan brix yang tinggi sesuai standar jika masakan selalu
dengan brix yang rendah dalam proses masak akan sangat
berbahaya untuk pembentukan kristal. Jika brix masakan
tinggi kadar air dengan masakan akan kurang dan jumlah
sucrose lebih tinggi recovery dapat dicapai maksimum .
9.H.K. masakan A :
Ini harus mendekati sama atau sedikit lebih tinggi
dari H.K. nira kental (syrup) dengan menghasilkan kualitas
produk yang baik .
10.Feeding masakan dengan nira kenatal ataupun molases harus
kontinyu dan tidak boleh intermittent supaya mendapatkan
operasi yang baik .

11.H.K. magma selalu diperhatikan H.K. amgma yang rendah akan


menambahkan volume dari resirkulasi molasses :
H.K. magma B berkisar 94 – 96
H.K. magma C berkisar 90 – 93
Pada pengalam praktek, bahwa setiap satu derajad penurunan H.K.
magma C, maka akan membawa recirkulasi tetes naik 1.54%
13. INTRUKSI :
1.Pembuatan bibitan masakan B/C menggunakan foundant/slury
Pembuatan foundant di bawah quality control laboratory dengan 2
kgs gula refine diencerkan dengan 4 Kgs isopropyl alcohol diputar
hingga 4 – 6 ajam diharapkan bersa kristal 20 micron .

2.Pada kondisi H.K. nira kental normal (H.K 75 – 82) masak


(boiling system) mengacu tiga tingkat (masak A, B dan C) dengan C
magma dilebur semua .

3.Leburan gula SHS dan gula C2 ditampung di peti tersendiri


ditarik kemasakan utama

2/11/2019

Anda mungkin juga menyukai