OLEH:
MUHAMMAD ALFIN NOOR
141510274
Pembimbing Sekolah
Mulya Dimyati, ST
Kepala Sekolah
IDENTITAS SISWA
Nama Siswa
Jenis Kelamin
: Laki - Laki
Golongan Darah
:-
: 141510274
Sekolah
Alamat Rumah
: Siti Hujaimah
IDENTITAS INDUSTRI
Nama Perusahaan
Bidang
: Pangan
Status
: PMDN
Alamat
Nomor Telepon
: (021) 29455025
Pimpinan Tertinggi
: Direktur
Nama Pembimbing
: Hera Narulita
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktek kerja industri ini.
Laporan ini saya buat atas terlaksananya praktek kerja industri di PT. Cisarua
Mountain Dairy (Cimory).
Laporan ini berisi tentang seluruh kegiatan yang saya lakukan di PT.
Cisarua Mountain Dairy (Cimory) yang meliputi prosedur-prosedur pengerjaan
analisa, teori dasar hasil analisa dan kegiatan yang dilakukan di perusahaan.
Selain itu, laporan ini juga berisi tentang sejarah awal berdirinya PT. Cisarua
Mountain Dairy (Cimory).
Pembuatan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengikutsertaan dalam Ujian Nasional di SMK Bina Putera Nusantara.
Selain itu kami ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Orang Tua penyusun yang selalu memberikan motivasi selama praktek
kerja industri
2. Bpk. Pian S. Nurochman, S.Si.Apt selaku kepala sekolah SMK Bina
Putera Nusantara Tasikmalaya.
3. Bapak Eno Suana selaku General Manager PT Cisarua Mountain Dairy
4. Ibu Hera Narulita, S.TP selaku pembimbing dari PT Cisarua Mountain
Dairy.
5. Bpk. Mulya Dimyati, ST selaku guru pembimbing dari sekolah.
6. Seluruh keluarga besar PT Cisarua Mountain Dairy khususnya kepada
staff laboratorium.
7. Sahabat-sahabat tercinta yang telah membantu dan memberikan semangat
selama pembuatan laporan.
8. Teman-teman seperjuangan.
Tasikmalaya,
Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................2
B. Maksud Dan Tujuan.....................................................................3
C. Tempat Dan Waktu Prakerin........................................................4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN..................................................................5
A.
B.
C.
D.
BAB III
Sejarah Perusahaan.......................................................................6
Struktur Organisasi.......................................................................7
Kepegwaian...................................................................................8
Disiplin Kerja................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA........................................................................10
A. Susu.............................................................................................11
B. Sifat Fisika Susu.........................................................................12
C. Sifat Kimia Susu.........................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................14
A. Analisis Mikrobiologi.................................................................15
1. Uji Resazurin.......................................................................16
2. Uji Enterobacter..................................................................17
3. Uji Total Plate Count..........................................................18
B. Analisis Fisika Kimia.................................................................19
1. Uji Temperatur......................................................................20
2. Uji Peroxide..........................................................................21
3. Uji Alkohol...........................................................................22
4. Uji Karbonat.........................................................................23
5. Uji Daya Pemecah Susu Dengan Pendidihan (COB)...........24
6. Uji Organoleptik...................................................................25
7. Uji Residu Antibiotika.........................................................26
8. Penetapan Keasaman Susu Segar.........................................27
9. Penetapan Derajat Keaasaman (pH).....................................28
10. Penetapan Kadar LemakDengan Metode Gerber.................29
11. Penetapan Berat Jenis Susu Segar........................................30
DAFTAR TABEL
3.1.
3.2.
3.3.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kepmendiknas
RI
Nomor
323/U/1997
tentang
BAB II
ISI
A. Sejarah Prusahaan
Cimory didirikan oleh Bambang Sutantio pada tahun 2004.
Berawal dari keinginan pendiri untuk membantu peternak sapi perah di
daerah Cisarua, Bogor. Harga susu segar yang saat itu masih rendah
kurang tidak mendukung kesejahteraan hidup peternak. Terinspirasi dari
kondisi tersebut, Bambang Sutantio mendirikan industri pengolahan untuk
menampung susu segar yang dihasilkan para peternak dengan nama PT
Cisarua Mountain Dairy atau disingkat dengan Cimory. Di samping itu,
pendiri juga menjalin kerja sama dengan Koperasi Produsen Susu (KPS)
Giri Tani.
Cimory menetapkan standar susu sebagai bahan baku demi
menjaga kualitas produk. Inilah yang membuat peternak terpacu untuk
menerapkan Good Faming Practices demi memenuhi kriteria industri.
Demi meningkatkan kesejahteraan hidup peternak, Cimory berani
membayar
susu
segar
dengan
harga
yang
lebih
tinggi.
Susu adalah salah satu pangan sumber protein dengan kandungan berbagai
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Cimory berkembang sebagai industri
yang fokus terhadap pengolahan susu dengan menerapkan teknologi untuk
memberikan nilai tambah pada produk. Sejak awal tahun 2006, Cimory
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Susu
Susu umumnya didefinisikan sebagai cairan bergizi yang
dihasilkan oleh kelenjar mammae (susu) dari mamalia betina. Susu segar
merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya
tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat
perlakuan apapun. Sedangkan secara biologis, susu merupakan sekresi
fisiologis kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis
(immunological protection) bagi bayi mamalia.
Dewasa ini di negara-negara yang sudah maju maupun di negaranegara yang sedang berkembang (termasuk di Indonesia), sapi perah
merupakan sumber utama penghasil susu yang mempunyai nilai gizi
tinggi.
Susu yang merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru
dilahirkan disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena
kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein,
karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D
dalam jumlah memadai. Syarat susu segar yang baik yaitu mengandung
tidak kurang dari 3,25 % lemak susu dan 8,25 % bukan lemak, tidak
sedunia, walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai ketentuanketentuan tersendiri. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu
diperah (20oC). Penetapan lebih awal akan menunjukkan hasil berat
jenis yang lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi
lemak dan adanya gas yang terbentuk dalam air susu akibat dari
aktifitas bakteri penghasil gas-gas seperti CO2.
4. Kekentalan(Viskositas)
Umumnya kekentalan susu lebih tinggi dari air, hal ini disebabkan
karena adanya lemak dan kasein (protein dalam susu). Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kekentalan adalah temperatur, pH, dan
keasaman juga kondisi dispersi bahan padat.
5. pH
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara
sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5-6,7.
Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat aktivitas bakteri.
6. Titik Beku Dan Titik Didih
Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku susu adalah
-0,500oC. Akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi -0,520 oC.
Sedangkan titik didih susu adalah 100,16oC. Titik didih dan titik beku
ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu
dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik
beku air yang berbeda.
C. Sifat Kimia Susu
Keasaman dan pH susu, susu segar mempunyai sifat amfoter,
artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus
biru, maka warna akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas
lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion
10
hidrogen (pH) susu segar terletak antara 6,5-6,7. Jika dititrasi dengan
alkali indikator phenolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0,100,26% saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat.
Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai
senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa posfat komplek,
asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu.
D. Susu Segar
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein,
lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Susu sapi segar yang digunakan di PT Cimory sebagai bahan
baku adalah susu segar yang dihasilkan oleh para peternak sapi perah yang
berlokasi di wilayah sekitar pabrik. Penerimaan susu sapi segar dilakukan
di pabrik pada waktu pagi dan sore hari. Selanjutnya, susu sapi segar
tersebut dilakukan pengambilan sampel sebanyak dua kali, masing-masing
untuk diuji kandungan mikrobiologinya dan untuk diuji sifat fisika dan
kimianya.
3.1.
11
3.2.
12
E. Susu Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku
dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan
pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi tidak mematikan
semua mikroorganisme, tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak membentuk
spora. Oleh sebab itu, proses ini sering diikuti dengan teknik lain misalnya
13
populasi bakteri.
Untuk memperpanjang daya simpan bahan atau produk.
Untuk mengurangi populasi bakteri dalam bahan.
Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk.
Pada susu proses ini dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu
enzim yang membuat susu cepat rusak.
Metode pasteurisasi yang umum digunakan adalah :
a. Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High
Temperature Short Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu
selama 15 - 16 detik pada suhu 71,7 75 oC dengan alat Plate Heat
Exchanger.
b. Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low
Temperature Long Time/LTLT) yakni proses pemanasan susu pada
suhu 61oC selama 30 menit.
14
3.3.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Kegiatan Laboratotium
A. Analisis Mikrobiologi
1. Uji Resazurin
a. Prinsip :
kemampuan bakteri untuk mereduksi warna, semakin memudarnya warna
susu menunjukan
15
16
2) Tambahkan 1 ml Resazurin
3) Lalu Homogenkan
4) Kemudian panaskan menggunakan waterbath selama 30 menit
5) Lihat warna yang dihasilkan
6) Lanjutkan pemanasan
2. Uji Total Plate Count (TPC)
a. Prinsip :
Dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam
suatu produk dengan cara menghitung koloni bakeri yang ditumbuhkan pada
media agar.
b. Peralatan :
1) Cawan petri
2) Tabung reaksi
3) Mikropipet
4) Botol media
5) Pembakar Spirtus
6) Pengocok tabung (vortex)
7) inkubator
8) Autoklaf
c. Bahan :
1) Media PCA
2) Susu Segar
17
d. Cara kerja
1) Sebelum memulai pengujian, pastikan meja kerja dan peralatan
steril.
2) Kemudian nyalakan pembakar bunsen dan beri identitas pada
petridish.
3) Sterilkan botol dengan alkohol.
4) Homogenkan sample dengan pada vortex mixer.
5) Ambil sample, kemudian buka tutup botol dan ujung pipet didekat
api (difiksasi).
6) Ambil 1 ml sample.
7) Masukkan dalam tabung pengenceran 101 .
8) Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10 1 dan
masukkan ke dalam tabung pengenceran 102.
9) Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 102 dan
masukkan ke dalam petridish.
10) Ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10 2 dan masukkan
11)
12) Ambil 1 ml sampel dari tabung 105, lalu masukan kedalam cawan
petri
13) Tuangkan media PCA ke dalam cawan petri pengenceran 105
,homogenkan.
14) Tunggu hingga media beku, dan masukkan ke dalam inkubator
dalam keadaan terbalik.
3. Uji Enterobacter
a. Prinsip :
Untuk mengetahui jumlah bakteri entero pada susu segar dan susu
pasteurisasi dengan cara menghitung jumlah bakteri yang
ditumbuhkan media agar.
18
b. Peralatan :
1) Cawan petri
2) Tabung reaksi
3) Pipet volumetric
4) Botol media
5) Pembakar Bunsen
6) Pengocok tabung (vortex)
7) Inkubator
8) Autoklaf
c. Bahan :
1) Media VRBGA
2) Susu Segar
d. Cara kerja
1) Sebelum memulai pengujian, pastikan meja kerja dan peralatan
2)
3)
4)
5)
steril.
Kemudian beri identitas pada petridish.
Sterilkan botol dangan alkohol.
Homogenkan sample dengan pada fortex mixer.
Ambil sample, kemudian buka tutup botol dan ujung pipet
didekat
6) api (difiksasi).
7) Ambil 1 ml sample.
8) Masukkan dalam tabung pengenceran 101 .
9) Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 101
10) dan masukkan ke dalam tabung pengenceran 102.
11) Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 10 2
dan masukkan ke dalam petridish.
12) Ambil 1ml sample dari tabung pengenceran 102 dan masukkan
13) ke dalam tabung pengenceran 103 .
14) Homogenkan, ambil 1 ml sample dari tabung pengenceran 103
15) dan masukkan ke dalam petridish.
16) Tuangkan media VGRBA ke dalam petri pengenceran 103
homogenkan.
19
4.1.1.2
C. Cara Kerja:
1) Ambil susu segar
2) Lalu celupkan dipstick kedalam susu segar (sampel)
3) Dan lihat apa susu segar sesuai standar atau tidak
3. Uji Alkohol
A. Prinsip :
Terbentuknya endapan pada susu yang memiliki kualitas rendah pada saat
ditambahkan alkohol 70%. Hal ini dikarenakan alkohol adalah
zat yang
20
C. Bahan :
1) Alkohol 70%
2) Susu segar
D. Cara Kerja :
1) Pipet susu segar sebanyak 5ml dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:1
kedalam cawan petri
2) Dan lihat hasilnya apa susu segar itu sesuai standar atau tidak
4.Uji Karbonat
A. Prinsip :
Uji karbonat merupakan uji kualitatif yang berdasarkan kepada reaksi
antara ion karbonat dengan asam rosalat. Jika uji karbonat positif akan
terbentuk warna merah dan tidak ada endapan (Tidak pecah).
B. Peralatan :
1) Cawan Petri
2) Pipet 5ml
3) Bola hisap (Bulb)
C.Bahan :
1) Asam Rosalat
2) Susu Segar
D. Cara Kerja :
1) Masukan susu segar 5ml dan karbonat dengan perbandingan 1:1 ke dalam
Cawan Petri.
2) Diamati, apa susu segar itu sesuai standar atau tidak
5. Uji Daya Pemecah Susu dengan Pendidihan (COB)
A. Prinsip :
Kestabilan susu terganggu dengan adanya panas yang cukup tinggi.
Sehingga dengan proses pendidihan susu yang berkualitas rendah akan
menggumpal.
B.Peralatan :
1) Erlenmeyer 250 ml
2) Pembakar (Hot plate)
C. Bahan
1) Susu Segar
D. Cara Kerja :
1) Dimasukkan contoh susu segar kedalam erlenmeyer tersebut.
2) Dididihkan contoh dalam erlenmeyer tersebut.
21
3)Tunggu 4 Menit Lalu amati, apabila tekstur susu pecah, susunya berkualitas
rendah.
6. Uji Organoleptik
A. Prinsip :
Dengan uji organoleptik maka dapat diketahui adanya pemalsuan atau
penyimpangan susu oleh pihak suplier yang dapat merugikan.
B. Peralatan :
1) Gelas Beaker 250 ml
2) Sendok
C. Bahan :
1) Susu Segear
D. Cara Kerja :
1) Uji warna
Dimasukkan 5 ml contoh ke dalam Gelas Beaker, dilihat dengan latar
belakang putih.
2) Uji aroma
Mencium aroma susu segar secara langsung, dipanaskan dan dicium lagi
aromanya. Adanya bau yang menyimpang sama dengan susu tidak sesuai
dengan kriteria.
3) Uji rasa
Menuangkan sejumlah kecil contoh ke dalam sendok lalu mencicipi dan
rasakan adanya perbedaan.
7. Uji Residu Antibiotika
A. Prinsip :
B. Peralatan :
1) Antibiotik
2) Mikro pipet
3) Tip
22
C. Bahan :
1) Susu
2) Antibiotik
D. Cara kerja:
1)
2)
3)
4)
23
3) Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga tercapai titik akhir berwarna merah
muda seulas.
E. Perhitungan :
Kadar Keasaman = V NaOH x N NaOH x FK
V Sampel
FK = Faktor Koreksi
9. Penetapan Derajat Keasaman (pH)
A. Prinsip
Cara pengukuran derajat keasaman dengan pH-meter merupakan
pengukuran secara potensiometri. pH air susu normal antara 6,60-6,80 tetapi
dapat berubah-ubah tergantung lamanya susu dibiarkan dan pengaruh
temperatur karena adanya aktivitas dari bakteri.
B. Peralatan :
1) pH-meter
2) Beaker gelas 100 ml
3) Hot Plate
C. Bahan :
1) Larutan buffer pH 4 dan 7
2) Air bilasan (Aquades)
3) Susu Segar
D. Cara Kerja :
1) Dikalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan menggunakan buffer
pH 4 dan 7.
2) Panaskan susu segar dalam beaker gelas sampai suhu 20oC.
3) Dibersihkan elektroda, kemudian dicelupkan ke dalam contoh sampel.
4) Ditunggu beberapa saat hingga angka pada pH meter stabil.
10. Penetapan Kadar Lemak dengan Metode Gerber
A. Prinsip :
Asam sulfat pekat dengan amil alkohol akan membentuk ester yang dapat
merusak dispersi lemak dan protein. Oleh panas, lemak akan mencair lalu
24
25
D. Cara Kerja :
1) Dipanaskan contoh susu kurang lebih 270C.
2) Dimasukkan contoh ke dalam gelas ukur 250 ml.
3) Dimasukkan alat laktodensimeter ke dalam gelas ukur tersebut.
4) Ditunggu hingga laktodensimeter stabil, lalu baca berat jenis pada skala
yang ada pada alat tersebut.
12. Penetapan Padatan Tanpa Lemak (SNF)
A. Prinsip :
Kadar SNF dapat diketahui dari selisih total solid dengan kadar fat dalam
susu segar atau dari tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis susu segar.
B. Cara Penentuan :
1) Diuji kadar lemak susu segar seperti pada prosedur.
2) Diuji berat jenis (RD 27oC) susu segar sesuai dengan prosedur.
3) Dilihat tabel hubungan kadar lemak dengan berat jenis, atau dengan
perhitungan.
C. Perhitungan :
Rumus Fleiscmann = ((1,3111 x F) + (2,378 x 100( Bj-1) /Bj) - F
13. Penetapan Total Padatan Metode Gravimetri
A. Prinsip :
Contoh dipanaskan pada suhu 105oC kemudian
setelah pemanasan dianggap sebagai total solid yang terdapat dalam contoh.
B. Peralatan :
1) Oven (temperatur 105oC 1oC)
2)Cawan timbang
3) Neraca analitik
C. Bahan :
1) Susu Segar
D. Cara Kerja :
26
27
D. Cara Kerja :
1) Contoh diambil sedikit dan dioleskan pada permukaan prisma
refraktometer.
2) Permukaan prisma dihimpitkan (dengan tutup refraktometer)
dan nilai derajat Brix dapat langsung dibaca.
3) Setelah selesai pengecekan, prisma dibersihkan dengan
menggunakan tissue basah lalu dikeringkan.
4.2. HASIL
28
35
BAB VI
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, susu merupakan minuman yang sangat baik bagi tubuh karena dilihat
dari fungsi umumnya sendiri yaitu sebagai penyempurna dari makanan yang kita
konsumsi.Komponen susu terdiri dari protein,lemak,gula glukosa,vitamin,dan
mineral.Susu yang baik mengandung jumlah bakteri yang sedikit,tidak
dipalsukan,bersih,dan tidak mengandung spora mikroba pathogen yang dapat
membahayakan tubuh.
Dan susu segar di PT.Cimory sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia(SNI)
dan layak untuk dikonsumsi.
Kandungan dalam susu segar bisa berbeda tergantung Koperasi Pemasok
Susu yang memasok ke PT Cisarua Mountain Dairy.
B. Saran
1. Untuk Industri
1) Pada pengerjaan derajat Brix sebaiknya digunakan refraktometer
digital, agar didapatkan hasil yang lebih akurat.
2) Pada pengerjaan total solid cara gravimetri pada saat pemanasan
dalam oven pada suhu yang stabil agar pemanasan lebih sempurna,
dan tidak teralalu lama didinginkan dalam desikator.
3) Lebih ditingkatkan lagi fasilitas dan alat pelindung diri bagi karyawan
2. Untuk Sekolah
1) Lebih ditingkatkan hubungan antara pembimbing sekolah dan
pembimbing industri agar tidak terjadi kesalahan informasi.
Daftar Pustaka
36
http://rumuslengkap.com/excel-teks/cara-mengetik-bilangan-pangkat-di-excel/
https://www.academia.edu/5368107/SNI_Susu_Pateurisasi
LAMPIRAN
Colony Counter
Hot Plate
Water Bath
Oven + Cawan
Autoklaf
Oven
Desikator + Cawan
Lactoscan
Hot Plate
pH Meter
Gerber
Hot Plate
Butyrometer