Anda di halaman 1dari 12

Nama : Putra Bagus Dwi Cahya Purnama

Nim : 190331100107

Kelas : TIP C

TUGAS 1

KOPI JAHE SIDOMUNCUL

Kopi-Jahe-Gula-Susu

BAB I

1.1 Deskripsi Produk

Seiring berjalannya waktu PT. Sido Muncul mulai memproduksi berbagai


macam produk dan tidak hanya memproduksi jamu tradisional saja. Sebagai
terobosan, PT. Sido Muncul mulai mengembangkan jamu tradisional tersebut menjadi
jamu modern yang sudah diproduksi dengan mesin yang lebih canggih dan
berstandard. Disisi lain dengan banyaknya inovasi baru, PT. Sido Muncul pun mulai
mengeluarkan berbagai jenis produk yang beragam seperti minuman serbuk, permen,
minuman energi, dan minuman kesehatan, bahkan yang terbaik adalah kopi jahe.

Jahe merupakan salah satu tanaman rimpang yang memiliki manfaat bagi
tubuh dan memiliki rasa yang pedas khas jahe (pungent). Rimpang jahe sendiri
memiliki banyak kandungan senyawa volatil seperti minyak atsiri, zingiberon, gingerin,
kamfer, dan beberapa senyawa lainnya (Kataren, S. dan Djatmiko, 1986). Pada jahe
sendiri terdapat 2 senyawa antimikroba, yaitu gingerin dan zingiberon (Santoso, 1994).
Dapat diketahui pula bahwa jahe memiliki rasa yang pedas, hal ini dikarenakan pada
jahe mengandung senyawa fenol yang bersifat sebagai pemberi rasa pedas dan
antioksidan alami, senyawa tersebut adalah 6-gingerol dan 6-shogaol (Nobrega, et al.,
1997). Di Indonesia, jahe dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu jahe emprit, jahe merah,
serta jahe gajah. Masing-masing jahe tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Sebagai contoh, jahe emprit memiliki ukuran rimpang yang relatif kecil, namun
walaupun demikian kandungan minyak atsirinya besar (Rukmana, 2001). Kemudian
jahe merah, jahe merah ini memiliki warna rimpang yang merah serta memiliki ukuran
rimpang yang lebih kecil dibanding jahe emprit, namun memiliki tingkat kepedasan
yang serupa dengan jahe emprit. Sementara itu, jahe gajah merupakan salah satu jahe
yang memiliki ukuran besar dan biasa digunakan dalam beberapa produk minuman
serbuk. Jahe digunakan sebagai bahan dasar dalam produk olahan jahe dikarenakan
jahe memiliki sifat yang mudah diproses dan praktis (Mathur, 2003).
Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak penggemar nya
diseluruh dunia, minuman kopi merupakan minuman yang berasal dari biji kopi yang
dihaluskan menjadi bubuk, saat ini kopi menjadi komuditas yang banyak di perjual
belikan antar negara. Ada dua jenis kopi yang paling terkenal didunia yaitu kopi
arabika(Coffea Arabica) dan kopi robusta(Coffea Canephore). Kata kopi sendiri berasal
dari bahasa arab yaitu qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awal penemuan
kopi digunakan sebagai makanan berenergi, kata qahwah kemudian mengalami
perubahan kembali menjadi kahveh yang berasal dari bahasa turki dan berubah lagi
menjadi koffie dalam bahasa belanda, dan dari sinilah kemudian diserap menjadi kopi
dalam bahasa indonesia.Secara umum dikenal 4 jenis kopi yaitu kopi arabika (Coffee
Arabica), kopi robusta (Coffee Cannephora), kopi liberika (Coffee Liberica), Kopi
excelsa (Coffee Dewevrei). Diindonesia sendiri menghasilkan 6 dari 7 jenis kopi
arabika yaitu gayo (aceh), kintamani (bali), jawa, mangkuraja (bengkulu), mandailing
(sum-ut), Kalosi (toraja) sementara satu jenis kopi arabika lainnya berada di jamaica
yang dikenal dengan blue mountain.

Kopi Jahe Sido Muncul merupakan produk kopi bubuk dalam kemasan yang
diproduksi oleh PT. Sido Muncul dan termasuk dalam kategori minuman serbuk instant
atau kopi mix instant. Kopi mix instant adalah produk dalam bentuk serbuk, mudah
larut di dalam air, serta merupakan campuran antara kopi dengan atau tanpa bahan
aditif makanan yang diperbolehkan. Biasanya, produk kopi ini disajikan dalam suatu
pengemas yang sudah atau tanpa ditambahkan dengan bahan aditif lainnya. Namun
berbeda dengan produk kopi bubuk dipasaran, produk Kopi Jahe Sido Muncul ini
memiliki kelebihan, hal ini dikarenakan pada produk Kopi Jahe Sido Muncul terdapat
tambahan ekstrak jahe di dalamnya. Hal ini menjadikan produk Kopi Jahe Sido Muncul
memiliki kelebihan dalam segi kandungan nutrisi dibanding dengan produk kopi bubuk
lainnya di pasaran. Adapun komposisi produk Kopi Jahe Sido Muncul terdiri dari gula,
creamer, kopi.Produk Kopi Jahe Siomuncul ini meiliki berat jenis sebesar 280 gr.

1.2 Gambar Produk Kopi Jahe Sidomuncul

Gambar 1 Kopi Jahe Sidomuncul.


1.3 Proses Pembuatan Produk Kopi Jahe Sidomuncul

Kopi Jahe Sido Muncul memiliki bahan baku berupa kopi bubuk, creamer, jahe
bubuk, dan gula. Dimana setiap bahan yang digunakan dalam produksi Kopi Jahe Sido
Muncul berasal dari bahan kering yang sudah diproses sebelumnya oleh mitra atau
divisi lainnya. Pertama-tama dilakukan proses pencampuran bahan baku kering
secara bertahap dengan menggunakan mesin super mixing yang berkapasitas 300
kg. Tahap pertama merupakan pencampuran kopi bubuk dan gula selama 2 menit
diikuti dengan penambahan creamer dan jahe bubuk yang kemudian dicampur atau
diaduk selama 4 menit. Tujuan pencampuran ini adalah agar setiap bahan baku dapat
tercampur dengan merata. Selain itu, proses pencampuran tersebut dilakukan secara
otomatis oleh mesin dengan perbandingan bahan baku yang sudah diatur sebelumnya.
Setelah tahap pencampuran bahan kering, maka proses selanjutnya adalah proses
filling dan pengemasan.

1.4 Diagram Alir

Diagram alir proses pembuatan produk Kopi Jahe Sidomuncul

Kopi Bubuk & Gula

Pencampuran (2 menit)

Creamer & Jahe Bubuk

Pencapuran (4 menit)

Produk Kopi Jahe Sidomuncul

Pengemasan Primer

Pengemasan Sekunder

Pengemasan Tersier

Penggudangan
1.5 Profit,People dan Planet dari adanya Produk Kopi Jahe Sidomuncul

Kopi Jahe Sidouncul ialah salah satu jenis produk yang berasal dari
kombinasi kopi, jahe, gula dan susu yang memiliki nilai keunggulan yang sangat tinggi
di dalam perusahaan PT. Sidomuncul serta mendapatkan nilai keuntungan yang tinggi,
sehingga produk Kopi Jahe Sidomuncul menjadi salah satu produk andalan
perusahaan PT. Sidomuncul .Produk Kopi Jahe Sidomuncul ini memiliki banyak
keunggulan yag dapat beranfaat untuk masarakat Inonesia.. Faktor yang
mempengaruhi masyarakat dapat menerima produk Kopi Jahe Sidomuncul dengan
sangat baik karena sesuai dengan kebutuhan sehari hari masyarakat Indonesia. Kopi
Jahe Sidomuncul dapat digunakan sebagai inuan penghangat tubuh saat cuaca
sedang dingin, igunakan juga sebagai minuman pendamping saat berbincang, serta
menyegarkan tenggorokan. Dalam pegolaha proses produksi produk Kopi Jahe
Sidomuncul PT. Siomuncul selalu menjamin sistem sanitasi yang baik dan berkualitas
serta telah terpercaya. Sehingga dari pelaksanaan sanitasi inddustri yang baik dapat
menjaga potensi kerusakan alam yang disebabkan oleh limbah industri. Perusahaan
PT. Sidomuncul pada produk Kopi Jahe Sidomuncul merupakan produk yang
berkelanjutan dikarenakan juga oleh harga produk yang di tawarkan. Harga produk
untuk 1 kemasan dengan berat jenis 280gr hanya Rp1.500, karena itu produk Kopi
Jahe Sidomuncul menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang i, dan juga dari
nilai ekonomisnya dapat diterima oleh masyarakat.
TUGAS 2

PENERAPAN GREEN PRODUK PADA

PRODUK KOPI JAHE SIDOMUNCUL YANG MENGGUNAKAN

BIOFOAM DAN PAPER BAG

BAB II

2.1 Produktivitas Hijau (green productivity)

Ramah lingkungan adalah sesuatu yang tidak merusak alam lingkungan di


sekitarnya atau suatu program yang tidak mengakibatkan dampak buruk atau dampak
negativ terhadap lingkungan sekitar. Untuk melaksanakan penerapan mengenai ramah
lingkungan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan pula teknologi
yang proses produksinya, penggunaannya, dan barang bekas atau limbahnya tidak
mencemari lingkungan sekitar atau menyebabkan kerusakan lingkungan sekitarnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan produk yang ramah lingkungan. Ramah
lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada
pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan
strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai
bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah
dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah
ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu
perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan,
penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM.
Industri yang menerapkan strategi ramah lingkungan mempunyai tujuan menciptakan
produk yang sehat, aman dan berkualitas, meminimalkan potensi kontaminasi bahan-
bahan yang beracun atau berbahaya pada produk, melindungi kesehatan dan
keselamatan pekerja meminimalkan terbentuknya limbah baik dalam jumlah dan
toksisitasnya. Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry
dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle,
Recovery dan Retrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut
dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production),
produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (greencompany). Model-
model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan
produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta
keselamatan pekerja. Konsep dan definisi Green Productivity (GP) integrasi dua
konsep penting dari Produktifitas Hijau diambil dari strategi produksi, yaitu perubahan
produktivitas dan perlindungan lingkungan. (APO, 2001) Produtivitas lingkungan
menyediakan kerangka kerja untuk perbaikan terus-menerus, sementara perlindungan
lingkungan memberikan landasan untuk berkelanjutan. (APO, 2001) Green Productivity
bila diterjemahkan dapat diartikan produktivitas ramah lingkungan yang merupakan
bagian dari program peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dalam rangka
menjawab isu global tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Konsep Green Productivity diambil dari penggabungan dua hal penting dalam strategi
pembangunan, (APO, 2001) yaitu, Perlindungan lingkungan Peningkatan Produktivitas
Oleh karena itu, Produktifitas Hijau adalah strategi untuk meningkatkan produktivitas
dan kinerja yang membutuhkan kerja keras untuk keseluruhan pengembangan
ekonomi. Ini adalah aplikasi yang sesuai dengan sistem teknolog dan manajemen
untuk menghasilkan barang dan layanan yang sesuai dengan lingkungan. (APO, 2001)

2.2 Deskripsi Kemasan

Meningkatnya kebutuhan kemasan makanan akan terus bertambah seiring


dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan ekonomi masyarakat, serta
pertumbuhan pada berbagai sektor industri terutama makanan. Kemasan makanan
menjadi kendala lingkungan berskala global saat ini karena penggunaan tempat
penyimpanan makanan sementara ini oleh sebagian masyarakat dinilai belum ramah
lingkungan. Kemasan makanan juga mempermudah proses transportasi, distribusi,
penyimpanan hingga penjualan barang sampai ke konsumen. Selain itu kemasan juga
menjadi sarana untuk menyampaikan komunikasi dari penjual ke konsumen (Amadori
et al., 2015). Hampir semua barang yang dibeli konsumen dalam kehidupan sehari-hari
dibeli dengan kemasan yang memenuhi setidaknya satu dari fungsi berikut:
memberikan perlindungan dari kerusakan fisik, kontaminasi dan kerusakan,
memberikan daya tarik penjualan, memastikan identitas produk ini mudah dikenali,
memberikan informasi tentang produk, mengoptimalkan biaya distribusi dan
penyimpanan, dan memberikan kenyamanan konsumen dan keamanan
(Preechawong, Peesan, Rujiravanit, & Supaphol, 2016;; Sek & Kirkpatrick, 2001).
Styrofoam merupakan salah satu jenis kemasan makanan yang sering kita jumpai
(Sulchan & Nur, 2007). Styrofoam memiliki kemampuan daya tahan terhadap panas
dan dingin yang sangat baik sehingga digunakan sebagai insulator. Kemampuan
menahan suhu yang baik,bringan dan praktis mendorong penggunaannstyrofoam
sebagai bahan pengemas makanan dan minuman (Khairunnisa, 2016). Umumnya
kemasan styrofoam hanya digunakan sekali pakai, selanjutnya dibuang hingga sering
menimbulkan tumpukan sampah yang banyak karena styrofoam tidak bisa
terdegradasi. Pembakaran limbah styrofoam tidak memberikan solusi dalam
mengurangi limbah, tetapi justru menimbulkan masalah lain karena hasil pembakaran
menimbulkan gas berbahaya seperti styrene, polyaromatic hydrocarbons (PAHs),
hydrochlorofluorocarbon (HCFC), dan karbon monoksida (Fikri & Veronica, 2018).
Pada proses produksi styrofoam itu sendiri akan dihasilkan limbah yang tidak sedikit,
sehingga dikategorikan sebagai penghasil limbah berbahaya kelima terbesar di dunia
oleh EPA (Enviromental Protection Agency) USA. Salah satu pilihan untuk pengganti
polimer berbasis minyak bumi dan sintetis adalah menggunakan polimer alam seperti
pati dan kitosan (Sarka et al., 2011). Pati merupakan salah satu hasil pertanian yang
amat potensial menjadi bahan pembuatan barang sekali pakai karena biaya yang
murah dan ketersediaannya berlimpah (Nofar, Ameli,& Park, 2015).Bahan berpati yang
berpotensialdi kembangkan di Indonesia menjadi biodegradable foam adalah
pemanfaatan bonggol pisang mahuli dan ubi nagara Kalimantan Selatan yang tidak
terpakai sebagai bahan dasar. Bonggol pisang dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk
diambil patinya. Produksi pisang di Indonesia sebesar 7,01 juta ton/tahun dan
merupakan komoditas ekspor buah terbesar setelah manggis (BPS, 2017). Pati dari
bonggol pisang ini serupa dengan pati tepung sagu dan tepung tapioka, dimana
bonggol pisang memiliki komposisi yang terdiri dari 76% pati, 20% air (Yuanita &
Rahmawati, 2008). Sedangkan ubi nagara (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu
ubi lokal Kalimantan Selatan yang tumbuh pada lahan rawa lebak dengan sentra di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Produksi ubi nagara mencapai 44-45 ton/ha dengan
rata-rata produksi berkisar 10-11 ton per hektar. Ubi nagara disamping mengandung
pati (19,79%), juga vitamin C (13,3%), protein (1,42%), dan serat kasar (0,94%)
(Qomariah & Hasianto, 2015). Kandungan pati sangat penting dalam menentukan
karakteristik fisikokimia dari biodegradable film yang dihasilkan (Luchese, Spada,
&Tessaro, 2017), sedangkan penambahan PVA terbukti meningkatkan kualitas
biodegradable foam yang dihasilkan terutama dalam mengurangi sifat menyerap air
(Mali, Debiagi, Grossmann, & Yamashita, 2010). Dengan meningkatnya kesadaran
terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya minyak bumi pada masa yang akan
datang, maka penting untuk menggunakan proses alternatif dan bahan baku dari
sumber daya terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi paling
tepat dari bonggol pisang mahuli dan ubi nagara terhadap karakter fisik biodegradable
foam sebagai kemasan makanan yang ramah lingkungan.

2.3 Gambar Kemasan Produk

Gambar 2 Kemasan Biofoam.


2.4 Proses Pembuatan Kemasan

Bahan baku pembuatan biodegradable foam terdiri atas bonggol pisang mahuli
dan ubi nagara yang diperoleh dari Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan dan
sekitarnya. Polivinil alkohol dan NaCl digunakan sebagai bahan aditif untuk
memperbaiki sifat mekanis biodegradable foam, disamping bahan-bahan kimia lainnya
diantaranya H2SO4, n-heksana, NaOH, aseton, etanol, dan akuades. Menggunakan
bonggol pisang mahuli dan ubi nagara dengan tujuan untuk mengetahui komposisi
biodegradable foam yang paling tepat terhadap karakter fisik biodegradable foam.
Sebelum digunakan dalam proses pembuatan biodegradable foam, bonggol pisang
mahuli dan ubi nagara dihaluskan hingga ukurannya 100 mesh. Perbandingan
komposisi bonggol pisang mahuli dan ubi nagara yang digunakan pada penelitian ini
yaitu, 60:40, 70:30, 80:20 dan sebagai kontrol digunakan bahan tanpa campuran.
Perlakuan lainnya adalah dengan penambahan PVA sebanyak 10% dan sampel yang
tidak ditambahkan PVA. Proses pembuatan biodegradable foam diawali dengan
proses plastisasi di atas hotplate dengan suhu 150°C, selama 3 menit. Campuran
kemudian dicetak dengan alat thermopressing pada suhu ±120°C selama 2,5 menit,
kemudian dimasukkan ke dalam microwave selama 10 menit pada suhu 100°C selama
10 menit. Dilakukan masing-masing sebanyak 3 (tiga) kali.

2.5 Diagram Alir

Diagram Alir Proses Pembuatan Kemasan

Penghalusan Pisang Mahuli dan Ubi Nagara hingga Ukuran 100 mesh

Penambahan PVA Sebanyak 10%

Plastisasi dengan Suhu 150° C (Selama 3 menit)

Pencetakan dengan Suhu ±120° C (Selama 2,5 menit)

Masukkan ke dalam Microwave dengan Suhu 100°C (Selama 10 menit)

Biodegradable Foam atau Biofoam Siap Digunakan


2.6 Profit,People dan Planet dari adanya Kemasan Biodegradable Foam atau
Biofoam

Inovasi teknologi biofoam yang menghasilkan produk bahan kemasan ramah


lingkungan dan aman bagi kesehatan tubuh serta lingkungan menjadi solusi cerdas
mengatasi membanjirnya kemasan plastik dan Styrofoam. Kelebihan dari biofoam,
dapat terurai secara alamiah (biodegradable) sehingga tidak berdampak buruk pada
lingkungan. Biofoam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang terbuat
dari bahan baku alami, yaitu pati dengan tambahan serat untuk memperkuat
strukturnya. Dengan demikian produk ini tidak hanya bersifat biodegradable, tetapi
juga renewable. Proses pembuatan biofoam juga tidak menggunakan bahan kimia
berbahaya seperti benzene dan styrene yang bersifat karsinogenik. Selain itu Biofoam
juga sangat baik bagi lingkungan sekitar dalam proses pelestarian alam karena bahan
dasar yang berasal dari bahan – bahan organik sehingga dapat terurai dengan mudah
dan sempurna oleh alam. Kehadiran biofoam dapat ini menjadi jalan keluar atas
keberadaan sampah plastik yang selama ini menjadi momok yang menakutkan. Saat
ini rata-rata orang Indonesia menghasilkan sampah 0,5 kg per hari, 13 persen di
antaranya adalah plastik. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD).
Keunggulan menggunakan kemasan Biofoam pada produk Kopi Jahe Sidomuncul
ialah meningkatkan jaminan produk yang higienis serta efisien. Kemasan Biofoam
dijuan dengan harga yang cukup murah yaitu Rp 5.000,-.
TUGAS 3

SIKLUS HIDUP

PRODUK KOPI JAHE SIDOMUNCUL YANG MENGGUNAKAN

BIOFOAM DAN PAPER BAG

BAB III

Tahapan Siklus Hidup Produk

3.1 Tahap Perkenalan

Kopi Jahe Sidomuncul ialah produk yang ramah lingkungan adalah produk
yang berasal dari bahan yang tidak mencemari lingkungan dan kemasan nya juga
mudah di urai sehingga tidak menjadi sampah selain itu proses produksi nya juga tidak
banyak mengeluarkan limbah sesungguh nya produk ini sendiri belum ada standar
nya..jadi bebas untuk semua industri untuk melabeli produk mereka ramah lingkungan
dan dapat terpercaya kualitasnya, produk Kopi Jahe Sidomuncul memiliki harga jual
yang murah dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis produk ini juga memiliki
khasiat yang dapat berperan sesuai dalam tubuh maka dari hal tersebut produk ini
sangat dapat bersaing dalam penjualan pasar produk minuman berkemasan ramah
lingkungan. Produk ini pula telah terdistribusikan dan tersedian di setiap mini market
terdekat sehingga produk dapat mudah dijumpai oleh konsumen.

3.2 Tahap Pertumbuhan

Tahap ini terjadi peningkatan penjualan. Konsumen awal merasa senang dan
konsumen berikutnya mulai membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar, harga
bertahan atau sedikit turun, dan laba meningkat. Sepanjang tahap pertumbuhan,
perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan
pasar selama mungkin yaitu Meningkatkan kualitas produk, menambah ciri-ciri atau
fitur-fitur produk, serta memperbaiki modelnya. Menambah model baru dan produk
penyerta (misal: produk dengan ukuran berbeda, rasa, dan sebagainya untuk
melindungi produk utama). Memasuki segmen pasar baru. Meningkatkan cakupan dan
memasuki saluran distribusi baru. Beralih dari iklan yang membuat orang menyadari
produk (product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk
tertentu (product-preference advertising). Menurunkan harga untuk menarik lapisan
berikutnya yang sensitif terhadap harga. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan
melakukan strategi perluasan pasar akan memperkuat posisi persaingannya, tentu
saja akan menambah biaya yang cukup besar. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan
akan menghadapi pilihan antara pangsa pasar yang besar dan keuntungan saat ini
yang tinggi. Dengan mengeluarkan uang untuk peningkatan produk dan distribusi,
perusahaan dapat menghadapi  posisi yang dominan. Dengan kata lain, perusahaan
akan melepaskan keuntungan saat ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar pada tahap berikutnya.
3.3 Tahap Kedewasaan

Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan produk akan menurun dan produk
akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama
dari tahap sebelumnya dan merupakan tantangan berat bagi manajer pemasaran.
Kebanyakan produk berada pada tahap kedewasaan dari siklus hidup. Perusahaan
akan melewati tiga fase kedewasaan yaitu, fase kedewasaan bertumbuh (growth
maturity) tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun dan tidak ada saluran
distribusi baru. fase kedewasaaan stabil (stable maturity) penjualan datar atas dasar
per kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh
pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti. fase kedewasaan menurun
(decaying maturity) penjualan menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain.
Dalam tahap ini, jika sebuah produk mulai mengalami penurunan, maka perusahaan
harus mulai memikirkan cara-cara untuk kembali menaikkan minat konsumen terhadap
produk tersebut.Terdapat tiga cara bermanfaat yang dapat mengubah jumlah
pemakaian terhadap suatu merek (brand), yaitu modifikasi pasar (market modification),
dengan konsep menarik perhatian orang yang bukan pemakai, memasuki segmen
pasar baru, dan merebut pelanggan pesaing. Modifikasi produk (product modification),
meningkatkan volume penjualan dengan cara memodifikasi karakteristik produk
melalui peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri, atau fitur-fitur produk, dan
peningkatan model produk. Modifikasi bauran pasar (marketing program modification),
dengan diskon harga, distribusi, iklan, sales, personil penjualan (personal selling), dan
pelayanan (services).

3.4 Tahap Penurunan

Penurunan bisa cepat atau lambat, karena alasan teknologi, pergeseran selera
konsumen, dan meningkatnya persaingan. Mempertahankan produk adalah beban
bagi perusahaan maupun karyawan. berikut adalah strategi bertahan dalam tahap
penurunan yang tersedia untuk perusahaan yaitu meningkatkan investasi perusahaan
untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar. Mempertahankan level investasi
sampai ketidakpastian industri itu terselesaikan. Mengurangi investasi secara selektif
dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan. Menuai investasi untuk
memulihkan kas secepatnya. Melepas usaha secepat mungkin dengan menjual
asetnya. Keempat tahapan pertumbuhan produk dan strategi pemasaran tersebut,
tentunya akan berjalan dengan baik jika didukung oleh perencanaan keuangan yang
matang dan terencana. Sebuah analisa, pelaporan, dan penghitungan keuangan harus
didapat secara cermat dan cepat agar tidak terlambat melakukan analisis untuk
kebutuhan pendukung strategi pemasaran yang dibutuhkan. Pertumbuhan produk dan
strategi pemasaran harus disesuaikan satu sama lain. Hal ini juga menuntut
perusahaan untuk selalu melihat keadaan pasar dan peluang yang bisa diambil dari
pasar. Dengan mahir mengambil peluang pasar, strategi pemasaran produk akan lebih
sukses dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Tupamahu, Y.M., et al.(2014). ANALISIS USAHA PENGOLAHAN KOPI JAHE INSTAN
DI TERNATE.Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-
Ternate).7(2).68-71.Diakses dari
https://www.stipwunaraha.ac.id/ejournal/index.php/AGRIKAN/article/view/866

Irawan, C., et al.(2018). BIODEGRRADABLE FOAM DARI BONGGOL PISANG DAN


UBI NAGAR SEBAGAI KEMASAN MAKANAN YANG RAMAH
LINGKUNGAN.Jurnal Riset Industri Hasil Hutan.10(1).34-39.Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/3299793288

Rini,E.S.(2013). PERAN PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MENINGKATKAN


PENJUALAN.Jurnal Ekonom.16(1).31-38.Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/43525

Anda mungkin juga menyukai