Anda di halaman 1dari 17

GULA RAFINASI

RAFINATION SUGAR

Apa Itu Gula Rafinasi


• Gula Rafinasi adalah Gula dengan kualitas paling bagus karena
melalui proses pemurnian bertahap.
• Warna putih cerah (ICUMSA 45).
• Di Indonesia Gula Rafinasi diperuntukkan bagi industri
makanan dan minuman karena membutuhkan kadar kotoran
yang sangat sedikit dan transparan
• Bahan Baku yang digunakan industry Gula Rafinasi yaitu Raw
Sugar.
• Raw Sugar merupakan gula mentah atau gula setengah jadi,
sehingga perlu diolah lebih lanjut untuk kebutuhan industri
makanan dan minuman.
• Raw Sugar diimport dari negara Australia, Afrika, Thailand dan
Brazil menggunakan kapal container dalam bentuk curah.
Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelian Raw Sugar menurut Peter Rain

 Pol
 Colour
 Ash
 Insoluble Solids
 Filterability
 Dextran
 Starch
 Reducing Sugars
 Grain Size
PROSES PEMBUATAN GULA RAFINASI
RAW SUGAR
MINGLING
AIR AFINATED
CENTRIFUGATION SYRUP
(SWEET WATER)
MELTING
CO2 + KAPUR CARBONATATION
FILTER
FILTER AIDS FILTRATION
CAKE
DECOLORIZATION/
IER
EVAPORATION
BOILING
CENTRIFUGATION
DRYING
BAGGING AND
STORE
1. PERSIAPAN BAHAN BAKU
 Persiapan dimulai dari pemindahan Raw Sugar dari dalam gudang bahan baku ke dalam
penampung yaitu Raw Sugar Bin. Dilakukan dengan menggunakan alat berat Shovel
dimasukkan ke conveyor untuk dikirim ke Melter.
 Pada persiapan bahan baku ini juga dilakukan penimbangan yang bertujuan untuk
mengetahui berat bahan yang akan diproses dan untuk menyesuaikan dengan kapasitas
mesin

2. AFFINASI
 Proses penghilangan molasses yang masih melapisi Kristal gula
A. MINGLING
Bertujuan untuk melunakkan lapisan syrup yang terdapat di permukaan Kristal, sehingga
dapat dipisahkan pada proses centrifugal
Yang dilakukan dalam proses Mingling ini adalah :
1. Membersihkan permukaan Mingler dengan penambahan Hot Water
2. Penambahan Sweet Water pada Raw Sugar untuk meningkatkan brix affinated
magma
3. Pengadukan Affinated Magma (melunakkan lapisan tetes/ molasses yang masih
menempel pada permukaan Raw Sugar
B. CENTRIFUGATION
Bertujuan untuk memisahkan antara Kristal gula dengan molasses menggunakan gaya
centrifugal. Hasil dari pemutaran di Centrifugal Affinasi adalah Affinated Sugar dan Green
Molasses
C. MELTER
Bertujuan untuk peleburan Affinated Sugar, dengan mencampurkannya bersama dengan
Sweet Water. Agar mempermudah proses pencampuran dilakukan pemanasan steam
hingga suhu 650 C.
3. CLARIFICATION
Proses ini bertujuan untuk membuang semaksimal mungkin pengotor non Sugar yang
ada dalam leburan (Melt Liquor).
Ada 2 teknologi klarifikasi yaitu :
A. Karbonatasi
Metode pemurnian yang dapat memisahkan kotoran berupa koloid yang terdapat pada
leburan gula. Proses ini juga dapat menyerap atau menghilangkan warna yang memiliki
berat molekul lebih tinggi yang berasal dari Raw Sugar.
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3
Terbentuknya endapan CaCO3 berfungsi menyerap zat-zat yang bukan gula yang terdapat
pada Raw Liquor
B. FOSFLATASI
 Pada proses ini digunakan Asam Fosfat dan Kalsium Hidroksida yang akan membentuk
gumpalan (primer) Kalium Fosfat.
 Penambahan Floculant sebelum tangki aerator dilakukan untuk membantu
pembentukan gumpalan sekunder yang terbentuk dari gumpalan-gumpalan primer
yang terikat oleh rantai molekul Floculant.
 Pembentukan gumpalan sekunder dapat menyerap berbagai pengotor yaitu zat
warna, zat organic, partikel yang melayang dan lain-lain.
 Pemisahan gumpalan tersebut tidak diendapkan melainkan diambangkan pada
Clarifier. Pemisahan berlangsung dengan sekrap yang berputar pada permukaan
Clarifier dan menyingkirkan scum ke kanal yang dipasang pada sekeliling Clarifier.
4. FILTRATION
 Pemisahan campuran antara cairan dengan zat padat tidak terlarut melalui media
penapis (filter) yang meloloskan cairan namun menahan zat padatnya pada
permukaan penapis (filter).
Proses Filtrasi terdapat 2 tipe yaitu :
1. Filtrasi tipe 1, dan
2. Filtrasi tipe 2
 Tipe filter pada proses filtrasi gula rafinasi adalah rotary leaf filter. Penyaringan raw
liquor menggunakan saringan berlapis-lapis dengan cara mengalirkan larutan dari
lubang inlet dilewatkan pada saringan kemudian dialirkan menuju lubang outlet.
 Penggunaan rotary leaf filter dalam proses filtrasi memiliki keuntungan yaitu filter
cake yang dihasilkan memiliki ukuran yang sama yang disebabkan oleh bingkai-bingkai
filter yang ikut berputar.
5. DEKOLORISASI

 Proses Dekolorisasi merupakan proses yang bertujuan untuk menurunkan kandungan


warna pada liquor.
 Pada proses inilah terjadi penghilangan warna larutan sehingga cairan yang dihasilkan
jernih. Proses dekolorisasi dilakukan pada tangka IER (Ion Exchange Resin).
 Proses penghilangan warna menggunakan resin yang mempunyai sifat menyerap zat-
zat warna dengan prinsip pertukaran ion. Metode ini digunakan karena terdapat sifat
beberapa zat pewarna yang terkandung seperti melanoide, melanine, caramel, yang
mempunyai sifat an-ionic.
6. EVAPORASI
 Proses Evaporasi bertujuan menurunkan kadar air dan meningkatkan brix. Semakin
kecil kandungan air bahan, maka brix bahan akan semakin tinggi. Peningkatan brix
bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses kristalisasi pada tahap
berikutnya yakni dalam proses vacuum pan.
 Pada proses Evaporasi dilakukan penurunan kadar air fine liquor dengan nilai brix
yang diharapkan adalah berkisar 65 – 70 %. Penguapan kadar air ini dilakukan dengan
mengalirkan panass pada bahan.
 Selain itu, Evaporator didesain dapat beroperasi pada kondisi vacuum, bertujuan agar
suhu yang digunakan untuk proses penguapan tidak terlalu tinggi yaitu 60 – 65 0 C.
7. KRISTALISASI
 Proses Kristalisasi bertujuan untuk merubah molekul-molekul sukrosa dalam fine
liquor menjadi Kristal gula dengan kehilangan minimum dan proses sesingkat
mungkin. Semakin murni larutan gula semakin mudah gula mengkristal.
 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Kristal sukrosa adalah kelewatjenuhan
larutan, suhu, kecepatan nisbi Kristal dan larutan, serta sifat permukaan Kristal.
 Pada proses kristalisasi terjadi pembentukan Kristal gula yang berasal dari larutan
(Thick Liquor) dan kemudian dimasak dalam kondisi vacuum di dalam pan masak
(vacuum pan). Melalui pemanasan ini terjadi penguapan lanjut hingga larutan
mengalami kondisi Supersaturated (sangat/lewat jenuh).
 Pada saat masakan berada di kondisi Supersaturated, dilakukan pemberian bibit
Kristal gula (fondan/slurry) yang berfungsi untuk merangsang pembentukan Kristal.
Dengan penambahan fondan proses pembentukan Kristal lebih cepat.
 Temperatur berkisar 60-650 C dan tekanan yang digunakan pada vacuum 65-70 cmHg.
8. SENTRIFUGASI
 Pada saat proses Sentrifugasi terjadi pemisahan gula Kristal dan molasses
menggunakan gaya sentrifugal. Dengan demikian molasses akan terpisah dengan
Kristal gula.
 Prinsip kerja centrifugal menggunakan gaya sentrifugal, dimana Kristal yang terdapat
dalam basket putaran akan terlempar dan akan tertahan di saringan, sedang
larutannya akan lolos melalui saringan.
 Pemisahan Kristal dilakukan dengan cara memutar masakan dalam mesin sentrifugal
dan menghasilkan Kristal (Gula A) dan sirop A. Selanjutnya sirop A dimasak seperti
yang dilakukan sebelumnya dan menghasilkan Gula B dan sirop B. Demikian
seterusnya secara berjenjang menghasilkan Gula A, B dan C yang masuk dalam
kategori Gula Rafinasi.
9. PENGERINGAN DAN PENDINGINAN

 Proses pengeringan bertujuan agar gula tidak menggumpal atau


mengeras dalam penyimpanan, mencegah kerusakan secara
mikrobiologis dan kimia, dan agar gula tetap bersifat free flowing.
 Sedangkan proses pendinginan dilakukan untuk menurunkan suhu gula
hingga mencapai suhu kamar yaitu sekitar 27 – 30 0 C
9. PENGEMASAN DAN PENGGUDANGAN

 Pengemasan bertujuan untuk mencegah kerusakan fisik gula rafinasi


akibat pengaruh dari luar. Kemasan yang digunakan yaitu plastic jenis
Polypropilen dan kemasan sekunder berupa karung plastic. Gula
Rafinasi ini kemudian disimpan dalam gudang (Warehousing) sebelum
didistribusikan.
 Penyimpanan bertujuan untuk menghindari kerusakan gula rafinasi
yang telah dikemas dan disusun di atas pallet. Penggunaan pallet selain
untuk memudahkan perhitungan, bertujuan juga untuk melindungi
produk dari kontaminasi yang disebabkan kemasan menyentuh lantai.
KEBUTUHAN BAHAN PEMBANTU PROSES RAFINASI
 AIR
Sebagai bahan pembantu yang dalam penggunaannya diolah menjadi
Hot Water dan Sweet Water
 CO2
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan bersamaan dengan susu
kapur pada saat menggunakan metode karbonatasi di proses klarifikasi.
Sehingga terbentuk endapan kalsium karbonat yang akan menyerap
pengotor termasuk zat pewarna
 SUSU KAPUR
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses karbonatasi
dalam pembuatan gula rafinasi. Bertujuan untuk membantu pemurnian
dan menaikkan pH nira.
 ASAM FOSFAT
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan pada saat fosflatasi di
klarifikasi bersama dengan kalsium hidroksida, berperan untuk
membentuk gumpalan yang disebut mikriflok.
 FLOCULANT
Sebagai bahan pembantu yang berperan dalam meningkatkan efisiensi
pemurnian nira dan memperbaiki mutu nira. Floculant disini akan
membantu gumpalan primer (asam fosfat dan kalsium klorida)
membentuk gumpalan yang menyerap zat pengotor.

 FILTER AIDS
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam wujud cairan dan
digunakan sebagai media penapisan dalam rotary leaf filter (filtrasi)
 ANION EXCHANGE RESIN
Sebagai bahan pembantu yang ditambahkan pada saat dekolosisasi
yang dilakukan dengan pertukaran ion, yang dapat mengikat ion-ion
warna dalam larutan sehingga larutan menjadi jernih.
 NaCl
Sebagai bahan pembantu yang mana ion Cl akan berikatan dengan
resin dan ion Na akan mengikat warna kembali.

 HCl
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses regenerasi
total yaitu bila resin mencapai titik kejenuhannya.
 NaOH
Sebagai bahan pembantu yang digunakan dalam proses regenerasi
total bersama dengan HCl apabila resin telah mencapai titik
kejenuhannya.
REAKSI BAHAN PEMBANTU PROSES GULA RAFINASI

 REAKSI PEMBAKARAN KAPUR TOHOR  REAKSI PEMBUATAN SUSU KAPUR


Ca CO3 + Panas CaO + CO2 CaO + H2O Ca(OH)2 + Panas

 REAKSI KARBONATASI  REAKSI FOSFLATASI


Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O 2H3PO4 + 3Ca(OH)2 Ca3(PO4)2 + 6H2O

Anda mungkin juga menyukai