Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira) kelapa atau
enau, serta cairan batang tebu. Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian
timur. Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu
monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia,
lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an,
dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun. Penurunan harga
gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35
pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang
Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik
aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto.
Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi
industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu gula ?
Apa saja jenis jenis dari gula ?
Apa saja bahan baku,komposisi gula dan reaksi kimia dari pembuatan gula ?
Apa saja sifat fisik dan kimia bahan baku produk ?
Apa saja manfaat produk ?
Bagaimana proses pembuatan gula ?
Blok Diagram Pembuatan Gula
Flowsheet Pembuatan Gula
Apa saja fungsi dari alat alat pembuatan gula ?

1.3 Tujuan
Mengetahui proses pembuatan gula
Mengetahui cara membaca flowsheet dari suatu industry pabrik

BAB II

1
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi
perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat.

2.2 Jenis Jenis Gula

1. Gula Merah

Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari
nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa,
aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah disebut sebagai
gula semut.

2. Gula Tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan
mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk
kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk
menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang
dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang
mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan
dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke
cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.

3. Gula Batu

Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak/blok adalah gula
kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal
yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan
karena masih mengandung molase.

4. Gula Bit
Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air
panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan
kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu
dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian
diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula pertama tama dipisahkan dengan mesin
sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi
selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya)

2
digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian
disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.

2.3 Bahan Baku Pembuatan Gula Tebu

Berbagai sumber utama gula yang berasal dari berbagai macam tanaman, yang dapat
digolongkan sebagai penghasil gula antara lain : tebu, beet, kelapa aren (enau). Untuk daerah
tropis tebu merupakan tanaman utama sebagai penghasil gula, disamping kelapa dan enau. Tebu
mengandung karbohidrat yang terjadi dalam tanaman karena proses fotosintesa.

Komposisi Gula

Terdiri dari karbohidrat-karbohidrat yakni monosakarida (sukrosa; glukosa, fruktosa), disakarida


(sakharosa), dan polisakharida (selulosa).

Komposisi Tebu

Tebu mengandung karbohidrat yang terjadi dalam tanaman karena proses fotosintesa.

Komponen Persentase (%)


Air 73-76
Serat Ampas 11-16
Zat kering terlarut 10-16
Komposisi zat kering terlarut
Sukrosa 70-86
Glukosa 2-4
Fruktosa 2-4
Garam organik bebas 0,5-2,5
Zat-zat lain 0-10

Reaksi Kimia

Dalam fotosintesa terjadi reaksi antara CO2 dan H2O dibantu tenaga sinar matahari dan zat hijau
daun (khlorofil) menghasilkan karbohidrat monosakarida.

6CO2 + 6H2O + kalori C6H12O6+ 6O2

2.4 Sifat Fisika Dan Kimia Bahan Baku(Tebu)

3
Bentuk : Kental, coklat kehitaman

pH : 5,3

Titik beku : -18 0C

Titik didih : 107 0C

Specific gravity : 1,4

Kelarutan dalam air : Sangat larut

Viscositas : 4,323 cp

Panas Spesifik : 0,5 kkal/kg 0C

Densitas : 1,47 gr/ml

2.5 Bahan Penunjang

Bahan penunjang adalah bahan bahan kimia yang ditambahkan untuk membantu proses
pengolahan tebu menjadi gula dan menunjang kualitas gula yang akan dihasilkan.

a.Kapur/susu kapur

Susu kapur adalah bahan pembantu yang berfungsi untuk menetralkan nira,mencegah
terbentuknya inversi gula,menaikkan pH dan membentuk endapan kotoran dalam nira.Pada PG
Cinta Manis kapur yang digunakan adalah Hydrate Lime atau Lime Hydrateed yang berbentuk
powder/bubuk kapur yang diperoleh dengan cara membeli dari luar atau distributor kapur dengan
kadar CaO harus lebih dari 90 %.Pada pengunaannya kapur diubah terlebih dahulu menjadi susu
kapur yang dibuat dengan cara menambahkan air pada kapur.Reaksi yang terjadi yaitu : CaO(s) +
H2O(l) Ca(OH) 2(l) + kalori.

b.Belerang

Gas sulfur dioksida merupakan gas yang diperoleh dari hasil pembakaran belerang (S) dengan
udara yang terjadi dalam Rotary Sulfur Furnace,dimana gas SO2 yang terbentuk dihisap oleh

4
Exhauster yang dipasang pada Sulfur Tower dan terbentuk gas sulfur dioksida.Reaksi yang
terjadi : S + O2 SO2 dijaga pada suhu 250 C.

c.Flokulan

Flokulan adalah jenis bahan kimia yang dapat menggumpalkan kotoran dalam nira.Jenis flokulan
yang digunakan di PG Cinta Manis adalah jenis flokulan anionic seperti Amyfloc dan Superfloc
A2120 (anionik).Dosis penambahan flokulan harus tepat yaitu 2-3 ppm,karena apabila terlalu
banyak dapat mengakibatkan partikel diselubungi oleh flokulan sehingga penggumpalan tidak
terjadi ,sedangkan apabila terlalu sedikit mengakibatkan tidak terjadinya penggumpalan karena
terlalu lemahnya titik hubungan antar benang flokulan.Flokulan ini ditambahkan sebelum nira
yang akan diendapkan masuk ke dalam Single Tray Clarifier (STC).

d.Asam Phospat

H3PO4 adalah pembantu yang digunakan dan dicampurkan pada nira mentah di tangki nira
tertimbang pada unit operasi purifikasi.Tujuan pemberian asam phospat cair ini adalah untuk
menambah kadar phospat pada nira mentah,sehingga dalam proses pemurnian dapat dengan
mudah terbentuk endapan Kalsium Phospat (endapan inti) yang dapat menyerap warna.

2.6 Manfaat Produk (Gula)

Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau
minuman.
Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau
hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
2.7 Macam - Macam Proses Pembuatan gula

1. Penimbangan

Sebelum ditampung tebu terlebih dahulu ditimbang dan dinyatakan dalam angka bulat kuintal.
Perhitungan harus dilakukan dengan cermat karena angka timbangan merupakan angka masukan
yang pertama dalam perhitungan angka-angka hasil pengolahan. Tempat penampungan tebu
sementara disebut dengan emplacement (Kuntardiryo, 1997).

2. Penggilingan

Penggilingan dilakukan secara bertingkat dengan jalan tebu digiling dalam beberapa mesin
penggiling sehingga diperoleh cairan yang disebut nira. Penggilingan bertujuan untuk
mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Nira yang diperoleh dari mesin penggiling dibersihkan

5
dari zat-zat bukan gula dengan pemanasan dan penambahan zat kimia.Sedangkan ampas
digunakan bahan ketel uap.

3. Pemurnian Nira

Pelaksanaan pemurnian dalam pembuatan gula dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

a. Proses Defekasi

Pemurnian cara defekasi adalah cara pemurnian yang paling sederhana, bahan pembantu hanya
berupa kapur tohor. Kapur tohor hanya digunakan untuk menetralkan asam-asam yang terdapat
dalam nira. Nira yang telah diperoleh dari mesin penggiling diberi kapur sampai diperoleh harga
pH sedikit alkalis (pH 7,2). Nira yang telah diberi kapur kemudian dipanaskan sampai mendidih.
Endapan yang terjadi dipisahkan.

b. Proses Sulfitasi

Pada pemurnian cara sulfitasi pemberian kapur berlebihan. Kelebihan kapur ini dinetralkan
kembali dengan gas sulfite. Penambahan gas SO2 menyebabkan : SO2 bergabung dengan CaO
membentuk CaSO3 yang mengendap. SO2 memperlambat reaksi antara asam amino dan gula
reduksi yang dapat mengakibatkan terbentuknya zat warna gelap. SO2 dalam larutan asam dapat
mereduksi ion ferri sehingga menurunkan efek oksidasi.

Pelaksanaan proses sulfitasi adalah sebagai berikut :


Sulfitasi dingin

Nira mentah disulfitasi sampai pH 3,8 kemudian diberi kapur sampai pH 7. Setelah itu
dipanaskan sampai mendidih dan kotorannya diendapkan.

Sulfitasi panas

Pada proses sulfitasi terbentuk garam CaSO3 yang lebih mudah larut dalam keadaan dingin,
sehingga watu dipanaskan akan terjadi endapan pada pipa pemanas. Untuk mencegah hal ini
pelaksanaan proses sulfitasi dimodifikasi sebagai berikut : Dimulai dengan nira mentah yang
dipanaskan sampai mendidih dan akhirnya diendapkan. Pada suhu kira-kira 75C kelarutan
CaSO3 paling kecil.

Pengapuran sebagian dan sulfitasi bila dicara sulfitasi panas tidak dapat memberikan hasil yang
baik maka dipakai cara modifikasi berikut : pengapuran pertama sampai pH 8,0 pemanasan

6
sampai 7 7,2 dilanjutkan dengan pemanasan dengan pemanasan sampai mendidih dan
pengendapan.

Pelaksanaan sulfitasi dipandang dari sudut kimia menjadi 3 yaitu :

Sulfitasi Asam

Nira mentah disulfitasi dengan SO2 sehingga dicapai pH nira 3,2. Sesudah sulfitasi nira diberi
larutan kapur sehingga pH 7,0 7,3.

Sulfitasi Alkalis

Pemberian larutan kapur sehingga pH nira 10,5 dan sesudah itu diberi SO2 pH nira menjadi 7,0
7,3. (Halim K, 1973)

c. Proses Karbonat

Cara ini merupakan cara yang paling baik dibandingkan dengan kedua cara diatas. Sebagai bahan
pembantu untuk pemurnian nira adalah susu kapur dan gas CO2. Pemberian susu kapur
berlebihan kemudian ditambah gas CO2 yang berguna untuk menetralkan kelebihan susu
sehingga kotoran-kotoran yang terdapat dalam nira akan diikat. Reaksi :

Ca (OH)2 CaCO3 + H2O


Karena terbentuknya endapan CaCO3 banyak maka endapan dapat dengan mudah dipisahkan.
(E. Hugot, 1960)

4. Penguapan

Nira yang telah mengalami proses pemurnian masih mengandung air, air ini harus dipisahkan
dengan menggunakan alat penguap. Penguapan adalah proses menghilangkan zat pelarut dari
dalam larutan dengan menggunakan panas. Zat pelarut dalam proses penguapan nira adalah air.
Bila nira dipanaskan terjadi penguapan molekul air. Akibat penguapan, nira akan menjadi kental.
Sumber panas yang digunakan adalah uap panas. Pada pemakaian uap panas terjadilah peristiwa
pengembunan. Sistem penguapan yang dipakai perusahaan gula adalah penguapan efek banyak.
(Soejardi, 1975)

5. Pengkristalan

7
Proses pengkristalan adalah salah satu langkah dalam rangkaian proses di pabrik gula dimana
akan dikerjakan pengkristalan gula dari larutan yang mengandung gula. Dalam larutan encer
jarak antara molekul satu dengan yang lain masih cukup besar. Pada proses penguapan jarak
antara masing-masing molekul dalam larutan tersebut saling mendekat. Apabila jaraknya sudah
cukup dekat masing-masing molekul dapat saling tarik menarik. Apabila pada saat itu
disekitarnya terdapat sakharosa yang melarut dan molekul sakharosa yang menempel, keadaan
ini disebut sebagai larutan jenuh.

Pada tahap selanjutnya, bila kepekatan naik maka molekul-molekul dalam larutan akan dapat
saling bergabung dan membentuk rantai-rantai molekul sakharosa. Sedangkan pada pemekatan
lebih tinggi maka rantai-rantai sakharosa tersebut akan dapat saling bergabung pula dan
membentuk suatu kerangka atau pola Kristal sakharosa.

6. Pengeringan

Gula yang keluar dari alat pemutar ditampung dalam alat getar (talang goyang). Talang goyang
ini selain berfungsi sebagai alat pengangkut, dan juga sebagai alat pengering gula. Pengeringan
ini menggunakan udara yang dihembuskan dari bawah, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kadar air dalam gula. Setelah pengeringan gula dimasukkan dalam karung dan disimpan
digudang.

2.8 Diagram Blok Proses Pembuatan Gula

PENIMBANGAN
Gambar
1.Blok
PENGGILINGAN Diagram
Pembuatan
PEMURNIAN Gula
NIRA

PENGUAPAN

PENGKRISTALA
N

PENGERINGAN 8
2.9 Flow Sheet Pembuatan Gula

Gambar 2.Flowsheet Pembuatan Gula

1. Pemerahan Nira (Ekstrasi)

Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas)
dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah). Alat penggiling tebu yang digunakan di
pabrik gula berupa suatu rangkaian alat yang terdiri dari alat pengerja pendahuluan (Voorbewer
keras) yang dirangkaikan dengan alat giling dari logam. Alat pengerja pendahuluan terdiri dari
Unigator Mark IV dan Cane knife (cane cutter) yang berfungsi sebagai pemotong dan pencacah
tebu. Setelah tebu mengalami pencacahan dilakukan pemerahan nira untuk memerah nira
digunakan 4 buah gilingan, masing-masing terdiri dari 3 rol dengan ukuran 36 X 64.

2. Pemurnian Nira

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi
dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi
menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah

9
gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).Proses ini menggunakan tabung defekator, alat
pengendap dan saringan Rotary Vacuum Filter dan bahan pemurniannya adalah kapur tohor dan
gas sulfit dari hasil pembakaran.Mula-mula nira mentah ditimbang, dipanaskan, direaksikan
dengan susu kapur dalam defekator, kemudian diberi gas SO2 dalam peti sulfitasi, dipanaskan
dan diendapkan dalam alat pengendap. Nira kotor yang diendapkan kemudian disaring
menggunakan Rotary Vaccum Filter.Dari proses ini dihasilkan nira jernih dan endapan padat
berupa blotong.Nira jernih yang dihasilkan kemudian dikirim kestasiun penguapan.

3. Penguapan Nira (Evaporasi)

Nira jernih masih banyak mengandung uap air. Untuk menghilangkan kadar air dilakukan
penguapan (evaporasi).Dipabrik gula penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa
evaporator dengan sistem multiple effect yang disusun secara interchangeable agar dapat
dibersihkan bergantian.Evaporator biasanya terdiri dari 4-5 bejana yang bekerja dari satu bejana
sebagai uap pemanas bejana berikutnya.Total luas bidang pemanas 5990m2 vo.Dalam bejana
Nomor 1 nira diuapkan dengan menggunakan bahan pemanas uap bekas secara tidak langsung.
Uap bekas ini terdapat dalam sisi ruang uap dan nira yang diuapkan terdapat dalam pipa-pipa
nira dari tombol uap.Dari sini, uap bekas yang mengembun dikeluarkan dengan kondespot.
dalam bejana nomor 2, nira dari bejana nomor 1 diuapkan dengan menggunakan uap nira dari
bejana penguapan nomor 1.Kemudian uap nira yang mengembun dikeluarkan dengan
Michaelispot. Di dalam bejana nomor 3, nira yang berasal dari bejana nomor 2 diuapkan dengan
menggunakan uap nira dari bejana nomor 2. Demikian seterusnya, sampai pada bejana terakhir
merupakan nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan sekitar 60 brik. Nira kental ini
diberi gas SO2 sebagai belancing dan siap dikristalkan. Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang
ke kondensor sentral dengan perantara pompa vakum.

10
4. Kristalisasi

Nira(cairan tebu) kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan vakum,
yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai
kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.Sistem yang dipakai yaitu ACD,dimana gula A
dan C sebagai produk,dan gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk
dimasak kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan
vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa) tidak rusak
akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan
(Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu didinginkan pada palung pendinginan
(kultrog).

5. Pemisahan Kristal Gula

Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja dengan gaya memutar
(sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula terdiri dari :

1. 3 buah broadbent 48 X 30untuk gula masakan A.

2. 4 buah bactch sangerhousen 48 X 28 untuk masakan C.

3. 2 buah western stated CCS untuk D awal.

4. 6 buah batch sangerhousen 48 X 28 untuk gula SHS.

5. 3 buah BNA 850 K untuk gula D.

11
Persiapan
Penggilingan
dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada
tingkat B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya menggunakan
gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah selanjutnya pada tingkat D
dihasilkan gula molasse (kristal gula) dan molasse (tetes gula).

6. Pengeringan Kristal Gula

Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kira-kira 20% .Gula yang
mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula kering,untuk menjaga agar tidak rusak
selama penyimpanan, gula tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat
dilakukan dengan cara alami atau dengan memakai udara panas kira-kira 80 0c.pengeringan gula
secara alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talanggoyang yang panjang. Dengan
melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses pengeringan dengan cara ini
membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik
gula menggunakan cara pemanasan. Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan
aliran udara panas.

2.10 Fungsi Alat Pembuatan Gula

Proses
Alat
Fungsi

Meja Tebu (Cane Feeding


Table)
Membawa
batang tebu
untuk dipotong
ke cane cutter

12
Cane Cutter (Mesin
Pemotong)

Memotong tebu menjadi cacahan

Cane Carrier

13
Membawa
cacahan batang
tebu untuk digiling

Penggilingan
Tebu

Mil
l

Menggiling
cacahan batang
tebu

14
Pemurnian Nira

Juice heater

Memanaskan nira
mentah hingga
750 C

Defekator

15
Mencampur dan
pengaduk nira
mentah dengan
susu kapur hingga
kotoran nira
mengendap untuk
dipotong ke cane
cutter

Tangki Sulfitasi Nira


Mentah

Mengendapkan
kotoran nira
mentah dengan
menggunakan SO2

16
Tangki Netralisasi

Flash
tank

Menguapkan gas-
gas yang
terkandung dalam
nira mentah

Menurunkan pH
nira mentah dengan
cara
mencampurkan
susu kapur ke
dalam larutan nira
hingga menjadi pH
netral

17
Continuous
Clarifier

Mengendapkan nira mentah sehingga diperoleh nira jernih

Vacuum
Filter

Menyaring
kotoran nira
untuk
memperoleh
filtrat sebanyak-
banyaknya

18
Mud feed mixer

Mencampur nira
kotor dengan ampas
halus dari mesin
giling

Penguapan

Evaporator
Mengurangi kadar air dalam nira encer dengan menyemprotkan uap kering

19
Kristalisasi

Vaccum pan

Memasak nira
kental hingga
menghasilkan gula

Tabel 1.Fungsi Alat Alat Pembuatan Gula

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya proses pembuatan gula di PG X adalah melalui 6 tahap yaitu :

1. Stasiun penimbangan.

2. Stasiun penggilingan.

3. Stasiun pemurnian nira.

3. Stasiun penguapan.

4. Stasiun kristalisasi.

5. Stasiun pemisahan.

6. Stasiun pengeringan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.risvank.com/wp-content/uploads/2011/12/Flowsheet-Gula.jpg

http://www.scribd.com/doc/57424993/2/DIAGRAM-ALIR-PROSES

http://lordbroken.wordpress.com/2009/11/11/pengolahan-gula-tebu-4/

http://id.wikipedia.org/wiki/Gula

http://pecintafivers.wordpress.com/2011/11/22/proses-pembuatan-gula-dari-tebu-
pada-pg-x/

http://raesaayu.wordpress.com/2010/04/07/bioethanol/

http://deluk12.wordpress.com/makalah-proses-pembuatan-gula/

22

Anda mungkin juga menyukai