Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERAPAN KODE ETIK DAN TUNTUTAN BAGI PROFESI


ARSIPARIS DI ERA DIGITAL

Disusun Oleh:
Reni Oktarina (045002497)

Tutor:
Zahrina Roseliana Mazidah, S.Hum, M.Hum

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyusun makalah yang berjudul ” Penerapan
Kode Etik dan Tuntutan Bagi Profesi Arsiparis di Era Digital ” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
para sahabatnya, keluarganya dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya.

Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.

Palembang, April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang......................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
c. Tujuan Masalah....................................................................................................... 2
d. Manfaat Masalah..................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
a. Perkembangan Era Digital....................................................................................... 3
b. Penerapan Kode Etik Arsip Paris dalam Pengelolaan Arsip Digital....................... 4
c. Tantangan Bagi Profesi Arsip Paris di Era Digital.................................................. 5
d. Tuntunan Bagi Profesi Arsip Paris di Era Digital................................................... 7
Bab III Penutup
a. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
b. Saran ....................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 10
Catatan Tambahan............................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kode etik merupakan salah satu persyaratan bagi keberadaan sebuah profesi di
samping persyaratan lainnya. Karena arsiparis merupakan sebuah profesi tanda komam maka
arsiparis diisyaratkan mempunyai kode etik sebagai ringkasan panduan dalam bidang utama
perilaku profesional. Di Indonesia telah terbentuk asosiasi arsiparis (AAI) pada 20 Mei 2005,
dan telah merumuskan kode etik arsiparis Indonesia yang disahkan pada 28 Oktober 2009.
Di era digital saat ini, di mana teknologi informasi telah meresap ke dalam setiap
aspek kehidupan, peran arsiparis menjadi semakin penting dalam memastikan keberlanjutan,
keamanan, dan aksesibilitas informasi. Namun, dengan kemajuan teknologi juga muncul
tantangan baru dalam menjaga integritas dan keamanan arsip. Dalam konteks ini, penerapan
kode etik menjadi sangat penting untuk memandu perilaku dan tindakan seorang arsiparis di
tengah perubahan yang cepat. Makalah ini akan membahas penerapan kode etik dan tuntutan
bagi profesi arsiparis di era digital.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merevolusi cara
mengelola arsip. Arsip digital menjadi semakin umum, menghadirkan tantangan dan peluang
baru bagi arsiparis. Dalam konteks ini, kode etik dan profesionalisme arsiparis menjadi
semakin penting untuk memastikan pengelolaan arsip yang akuntabel, transparan, dan
berkelanjutan.
Dalam era digital yang semakin berkembang, profesi arsiparis menghadapi tantangan
baru dalam mengelola arsip di lingkungan yang dipenuhi dengan data dan informasi.
Penerapan kode etik menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa arsiparis dapat
menjalankan tugasnya dengan profesional dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Di era digital sekarang ini, arsiparis dituntut untuk mampu menguasai keterampilan
yang berkaitan dengan teknologi, pengolahan database, dan termasuk kegiatan maintain dari
perangkat digital itu sendiri. Lebih lanjut, seorang arsiparis tidak hanya bertanggung jawab
pada aspek teknik saja, tetapi juga memiliki kewajiban untuk mampu mengekspos informasi
agar mudah diakses oleh khalayak umum.
Dengan pekerjaan yang sangat banyak dan kompetensi yang beragam ini, integritas
seorang arsiparis dipertaruhkan oleh kode etik yang berlaku guna memberikan pelayanan
prima. Namun, sering kali muncul berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para arsiparis
di era digital ini. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah information discovery atau
data mining. Keamanan data juga menjadi PR bersama baik bagi para akademisi maupun
praktisi.
Arsip merupakan sumber informasi penting bagi berbagai pihak, mulai dari individu,
organisasi, hingga pemerintah. Arsiparis bertugas untuk mengelola arsip dengan baik,
memastikan kelestarian dan aksesibilitasnya. Kode etik arsiparis memuat prinsip-prinsip
moral dan profesional yang harus dipatuhi oleh arsiparis. Kode etik ini berfungsi sebagai

1
panduan bagi arsiparis dalam menjalankan tugasnya dengan integritas, objektivitas, dan
akuntabilitas.
Arsip merupakan sumber informasi penting bagi berbagai pihak, mulai dari individu,
organisasi, hingga pemerintah. Arsiparis bertugas untuk mengelola arsip dengan baik,
memastikan kelestarian dan aksesibilitasnya. Dalam menjalankan tugasnya, arsiparis harus
berpegang teguh pada kode etik dan profesionalisme.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Era Digital sekarang ini?
2. Jelaskan tentang Penerapan kode etik arsip paris dalam pengelolaan arsip
ditital?
3. Apa saja Tantangan bagi profesi Arsip Paris di era digital?
4. Jelaskan apa saja tuntunan bagi profesi arsip paris di era digital?

C. Tujuan Masalah

Makalah ini bertujuan untuk membahas penerapan kode etik dan tuntutan bagi profesi
arsiparis di era digital. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pentingnya kode etik dan profesionalisme arsiparis dalam pengelolaan
arsip digital.

D. Manfaat Makalah
1. Memberikan pemahaman tentang era digital sekarang ini.
2. Memberikan pemahaman tentang pentingnya kode etik dan profesionalisme
arsiparis di era digital.
3. Memberikan panduan bagi arsiparis dalam menerapkan kode etik dan
profesionalisme dalam pengelolaan arsip digital.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan
mengelola arsip dengan baik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Era Digital

Era digital mengacu pada perkembangan signifikan dalam masyarakat yang ditandai
dengan meluasnya penggunaan internet, perangkat digital, aplikasi, dan platform media
sosial, yang menyederhanakan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Kemajuan ini telah
membawa berbagai dampak positif, seperti akses informasi yang lebih mudah, peningkatan
layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, efisiensi
waktu, dan terciptanya beragam peluang di berbagai bidang kehidupan. Selain itu, era digital
telah membawa gaya hidup baru yang sangat bergantung pada perangkat digital yang
memfasilitasi kebutuhan dan aktivitas manusia, sehingga menandai pergeseran menuju cara
hidup yang lebih digital-sentris.

Di Indonesia, pesatnya pertumbuhan teknologi digital telah mempengaruhi berbagai


sektor seperti pendidikan, perdagangan, kesehatan, pertanian, pemerintahan, dan perbankan,
meskipun terdapat tantangan geografis. Negara ini telah beradaptasi dengan kemajuan digital,
dengan tujuan untuk mengimbangi kemajuan teknologi global. Respons pemerintah terhadap
revolusi digital bersifat proaktif, dengan menyadari dampak transformatif teknologi digital
terhadap perilaku dan gaya hidup manusia. Digitalisasi sistem informasi telah memainkan
peran penting dalam kegiatan ekonomi dan strategi pembangunan, meningkatkan kinerja,
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas organisasi.

Era digital tidak hanya membawa manfaat tetapi juga tantangan yang harus dihadapi
setiap orang. Meskipun teknologi digital menyederhanakan banyak proses, hal ini juga
menimbulkan konsekuensi negatif. Misalnya, kemudahan akses terhadap informasi yang luas
dapat menyebabkan penyebaran informasi yang salah, berita palsu, dan konten yang merusak
pada tingkat yang mengkhawatirkan, sehingga berdampak signifikan pada wacana dan emosi
publik. Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan masyarakat menuju era digital, mengatasi
tantangan-tantangan ini dan memanfaatkan manfaat digitalisasi secara efektif menjadi
penting.

Evolusi era digital terus mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, dan komunikasi
menjadi salah satu bidang yang mengalami perkembangan paling pesat. Munculnya ponsel
pintar dan fitur komunikasi canggih telah merevolusi cara orang terhubung, mengubah
metode komunikasi tradisional menjadi platform digital yang lebih efisien dan beragam.
Transformasi ini menggarisbawahi dampak besar teknologi digital terhadap interaksi dan
perilaku manusia, serta menyoroti kebutuhan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan
lanskap dunia digital.

Perkembangan era digital mewakili perubahan mendasar dalam masyarakat,


merevolusi cara masyarakat berinteraksi, bekerja, dan hidup. Meskipun kemajuan digital

3
menawarkan banyak keuntungan, kemajuan ini juga menghadirkan tantangan yang
memerlukan navigasi yang cermat untuk memastikan integrasi teknologi yang seimbang dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Memanfaatkan peluang di era digital sambil
mengatasi kendala-kendala yang ada merupakan hal yang sangat penting bagi individu dan
masyarakat untuk berkembang di dunia yang semakin terdigitalisasi.

B. Penerapan Kode Etik Arsiparis Dalam Pengelolaan Arsip Digital


Kode etik adalah seperangkat pedoman perilaku yang diikuti individu atau kelompok
dalam suatu organisasi atau profesi. Ia berfungsi sebagai tanda yang mengatur adab dalam
bekerja dan telah disepakati bersama. Kode etik juga dapat didefinisikan sebagai pedoman
tingkah laku atau aturan yang harus diikuti dan ditaati oleh anggota-anggota suatu tertentu.
Dalam setiap profesi, kode etik memiliki maksud yang kurang lebih sama, yaitu
mengatur adab dalam bekerja yang telah disepakati bersama. Kode etik terdiri dari kata
“kode” dan “etik”, dengan “kode” berarti tanda yang memiliki makna dan disepakati
bersama, dan “etik” berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak, cara hidup, dan
adab. Kode etik profesi sendiri terdiri dari aturan yang menentukan hal-hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh seseorang. Kode etik dibuat berdasarkan prinsip keadilan sehingga
harus dijaga agar tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh siapapun.
Dalam era digital, arsiparis tidak lagi hanya bertanggung jawab untuk mengelola arsip
fisik, tetapi juga harus mampu mengelola arsip digital. Penerapan kode etik arsiparis dalam
pengelolaan arsip digital sangat penting untuk memastikan keamanan, integritas, dan
aksesibilitas arsip digital. Peran arsiparis meliputi:
 Mengelola dan melestarikan arsip digital.
 Memastikan keamanan dan integritas arsip digital.
 Menyediakan aksesibilitas terhadap informasi yang disimpan.
 Mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan arsip digital.
 Pengiriman Arsip Digital: Arsip yang sudah diregistrasi kemudian dikirim dalam
bentuk format standar Arsip Digital sesuai tujuan yang tertera. Sistem
digital/elektronik harus memiliki tanda terima atau pengenal yang menyatakan bahwa
arsip digital tersebut telah diterima dan dibaca.
 Penyimpanan Arsip Digital: Penyimpanan Arsip Digital bertujuan untuk menjamin
keamanan data, metadata, dan informasi selama jangka waktu JRA yang ditetapkan.
Menjamin keamanan data terkait dengan melindungi dari akses tidak sah,
pengubahan, kehilangan, atau perusakan, termasuk pencurian dan bencana.
 Penerimaan Arsip Digital: Sistem yang ada harus dapat menerima naskah dinas
digital/elektronik secara otomatis. Instansi/Lembaga menerima arsip digital dinamis
yang aktif dengan tingkat perkembangan asli.
 Proses Transaksi/Komunikasi Internal: Proses transaksi/komunikasi internal harus
dilakukan dengan menggunakan sistem digital yang aman dan terjamin keamanannya.
Arsip digital harus dapat diakses dan digunakan dengan cara yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya.

4
 Pengelolaan Arsip Digital: Arsip digital harus dapat diolah dan disimpan dengan cara
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Arsip digital harus dapat diakses dan
digunakan dengan cara yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
 Etika Profesi Arsiparis: Seorang arsiparis perlu menerapkan etika profesi serta kode
etik dalam melaksanakan tanggung jawabnya, agar mereka selalu senantiasa bekerja
dengan profesional dan beretika. Persyaratan dasar/ kode etik yang harus dimiliki oleh
seseorang yang berprofesi sebagai arsiparis adalah memiliki komitmen pada bidang
kearsipan, menguasai secara mendalam teori di bidang kearsipan, bertanggungjawab
memantau pelaksanaan dan keselamatan arsip, memiliki kemampuan berpikir secara
sistematis untuk dapat mengembangkan profesi, dan memiliki kemampuan analisis isi
informasi yang ada dalam arsip.
 Kepercayaan: Arsiparis harus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi
mereka dengan mengelola arsip secara jujur, adil, dan transparan.
 Privasi dan Keamanan: Arsiparis harus menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan
mengamankan arsip dari akses yang tidak sah.
 Integritas Profesional: Arsiparis harus mengutamakan kepentingan publik dan
organisasi di atas kepentingan pribadi, serta menghindari konflik kepentingan.
 Kompetensi: Arsiparis harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam mengelola arsip digital sesuai dengan perkembangan teknologi dan
praktik terbaik.
 Komitmen pada Bidang Kearsipan: Arsiparis perlu memiliki komitmen yang kuat
terhadap bidang kearsipan untuk memastikan dedikasi dalam menjaga arsip digital
dengan baik.
 Penguasaan Teori Kearsipan: Memiliki pemahaman mendalam tentang teori kearsipan
membantu arsiparis dalam mengelola arsip digital dengan efisien dan sesuai standar.
 Tanggung Jawab terhadap Keselamatan Arsip: Arsiparis bertanggung jawab
memantau pelaksanaan dan keselamatan arsip digital, termasuk perlindungan dari
akses tidak sah, perubahan, kehilangan, atau perusakan.
 Kemampuan Berpikir Sistematis: Diperlukan kemampuan berpikir sistematis untuk
mengembangkan profesi arsiparis secara efektif dalam konteks pengelolaan arsip
digital.

C. Tantangan Bagi Profesi Arsip Paris di Era Digital

Dalam era digital, arsiparis menghadapi beberapa tantangan yang signifikan dalam
pengelolaan arsip. Salah satu tantangan utama adalah memastikan keabsahan dokumen
digital, karena arsiparis tidak hanya melakukan pengarsipan dokumen fisik tapi juga dituntut
untuk melakukan pengarsipan dokumen digital. Selain itu, arsiparis harus siap menghadapi
era paperless office, yang berarti arsiparis harus mempunyai kemampuan untuk mengelola
arsip dalam bentuk elektronik dan memastikan keamanan serta integritas arsip. Dalam
konteks kearsipan, arsiparis harus mempunyai kemampuan untuk berinovasi dan memenuhi

5
standar kualifikasi profesional, serta memahami dimensi sosial dalam pengelolaan arsip di era
digital.

Kode etik merupakan seperangkat aturan tingkah laku yang mengatur perilaku
seorang arsiparis dalam menjalankan tugasnya. Seorang arsiparis perlu mematuhi kode etik
sebagai standar moral yang harus dipegang teguh. Era digital membawa perubahan besar
dalam pengelolaan arsip, menghadirkan berbagai tantangan baru bagi arsiparis. Berikut
beberapa poin penting yang menjadi tantangan bagi profesi arsiparis di era digital:

 Proliferasi Data: Jumlah data yang dihasilkan terus meningkat, sehingga arsiparis
perlu mampu mengelola volume data yang besar dengan efisien.
 Keamanan Informasi: Ancaman keamanan cyber semakin meningkat, oleh karena itu
arsiparis harus mampu melindungi arsip digital dari ancaman seperti peretasan dan
serangan malware.
 Kebutuhan akan Keterampilan Teknis: Dalam mengelola arsip digital, arsiparis harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang cukup, seperti dalam bidang
pemulihan data, keamanan cyber, dan manajemen sistem informasi.
 Ketersediaan Sumber Daya: Pengelolaan arsip digital memerlukan investasi dalam
infrastruktur, perangkat lunak, dan sumber daya manusia yang memadai.
 Komitmen pada Bidang Kearsipan: Menunjukkan kesetiaan dan dedikasi pada bidang
kearsipan.
 Penguasaan Teori Kearsipan: Memiliki pemahaman mendalam terhadap teori-teori
yang berkaitan dengan kearsipan.
 Bertanggungjawab terhadap Arsip: Memantau pelaksanaan dan keselamatan arsip
dengan penuh tanggung jawab.
 Volume Arsip yang Meningkat: Di era digital, volume arsip meningkat pesat dengan
munculnya format digital seperti email, dokumen elektronik, dan media sosial. Hal ini
menjadi tantangan bagi arsiparis dalam mengelola, menyimpan, dan melestarikan
arsip digital.
 Keamanan dan Keaslian Arsip Digital: Arsip digital rentan terhadap kerusakan,
kehilangan, atau akses yang tidak sah. Arsiparis perlu memastikan keamanan dan
keaslian arsip digital dengan menerapkan langkah-langkah pengamanan yang tepat.
 Privasi dan Perlindungan Data: Arsip digital seringkali mengandung informasi pribadi
yang sensitif. Arsiparis harus memastikan privasi dan perlindungan data pribadi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Aksesibilitas Arsip Digital: Arsiparis perlu memastikan aksesibilitas arsip digital bagi
semua pengguna. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan sistem penyimpanan
dan pencarian yang efektif, serta menyediakan format arsip yang mudah diakses.
 Kemampuan Mengelola Arsip Digital: Arsiparis perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai untuk mengelola arsip digital, termasuk memahami
format file digital, metadata, dan sistem penyimpanan digital.
 Kemampuan Memanfaatkan Teknologi: Arsiparis perlu mampu memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip.

6
Hal ini termasuk penggunaan software arsipis, sistem penyimpanan cloud, dan
teknologi lainnya.
 Kemampuan Beradaptasi dengan Perubahan: Teknologi dan regulasi terkait
pengelolaan arsip terus berkembang. Arsiparis perlu mampu beradaptasi dengan
perubahan tersebut dan terus belajar untuk mengikuti perkembangan terbaru.
 Kemampuan Berkomunikasi dan Membangun Jaringan: Arsiparis perlu mampu
berkomunikasi dengan baik dan membangun jaringan dengan berbagai pihak, seperti
pemberi arsip, pengguna arsip, dan pemangku kepentingan lainnya.
 Kurangnya Kesadaran Masyarakat tentang Arsip: Masih banyak masyarakat yang
belum memahami pentingnya arsip dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik.
Arsiparis perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arsip dan perannya
dalam kehidupan.
 Keterbatasan Sumber Daya: Banyak organisasi yang memiliki keterbatasan sumber
daya untuk mengelola arsip dengan baik. Hal ini menjadi tantangan bagi arsiparis
dalam menjalankan tugasnya secara optimal.

Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi arsiparis di
era digital, antara lain:

 Meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi arsiparis tentang pengelolaan arsip


digital.
 Mengembangkan standar dan pedoman untuk pengelolaan arsip digital.
 Membangun infrastruktur yang memadai untuk penyimpanan dan pengelolaan arsip
digital.
 Meningkatkan kerjasama antara arsiparis dengan berbagai pihak, seperti pemberi
arsip, pengguna arsip, dan pemangku kepentingan lainnya.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arsip dan bagaimana cara
mengelolanya dengan baik.

D. Tuntunan Bagi Profesi Arsip Paris di Era Digital

Profesi arsiparis di era digital menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Salah
satu tantangan utama adalah memastikan keabsahan dokumen digital, karena arsiparis tidak
hanya melakukan pengarsipan dokumen fisik tetapi juga dituntut untuk melakukan
pengarsipan dokumen digital. Dalam konteks kearsipan, arsiparis dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan teknologi yang diperlukan sebagai upaya untuk melindungi
integritas arsip dengan cara baru; memberikan jaminan kepada masyarakat untuk
memperoleh dokumen yang sah; dan mengamankan dan menyediakan warisan dokumenter
bagi masyarakat saat ini dan masa depan.

7
Perkembangan dunia digital menjadi tantangan baru dalam menjalani semua lini
kehidupan, termasuk kegiatan kearsipan. Banyak permasalahan baru timbul dalam
pengelolaan arsip di era digital, tetapi sayang antisipasinya tidak cukup hanya dengan
mengandalkan kompetensi teknis tanpa diiringi pengetahuan tambahan di bidang teknologi
informasi.

Arsiparis diharapkan menuju pada pergerakan ke era arsip digital (elektronik).


Menghadapi tantangan ini, arsiparis dituntut harus memahami dunia database berelasi,
keterkaitan perangkat lunak yang kompleks dan sistem perkantoran elektronik. Selain itu,
mereka harus menguasai dokumen hypermedia, sistem informasi geografis yang berlapis-
lapis. Tantangan lainnya adalah resistensi dari manajemen, perubahan budaya menjadi arsip
elektronik yang cepat, stigma yang salah mengenai kearsipan elektronik, dan rendahnya
kemampuan SDM untuk pengelolaan arsip digital. Oleh karena itu, keberadaan lembaga di
Indonesia, tidak bisa menghindar dari komputerisasi. Efisiensi dari sebuah lembaga yang
computerize bukan sekedar terletak pada kecepatan arus informasi tetapi juga pada
pengelolaan file.

Dalam rangka mengantisipasi penerapan paperless office maka arsiparis wajib untuk
memberdayakan peluang untuk berinovasi. Mengantisipasi diterapkannya paperless office
arsiparis dituntut untuk siap, baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Kaitannya dengan
budaya korupsi, culture shock, budaya malas, serta perilaku konsumeristik perlu disiapkan
arsiparis yang benar-benar memenuhi standar kualifikasi profesional. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan signifikan dalam cara arsiparis
mengelola arsip. Beberapa tuntutan yang harus dihadapi oleh profesi arsiparis di era digital
antara lain:

 Adaptasi terhadap Perubahan: Arsiparis harus mampu beradaptasi dengan


perkembangan teknologi dan informasi agar dapat mengelola arsip secara efektif.
 Penguasaan Teknologi: Memahami dan menguasai teknologi yang digunakan dalam
pengelolaan arsip digital.
 Kolaborasi Antar Lembaga: Pentingnya kerjasama antar lembaga untuk
memaksimalkan penyajian data yang terhubung dan memudahkan kegiatan penelitian
atau pelestarian arsip.
 Kemampuan mengelola arsip digital: Arsiparis harus mampu mengelola arsip digital
dengan baik, termasuk memahami format file digital, metadata, dan sistem
penyimpanan digital.
 Kemampuan memanfaatkan teknologi: Arsiparis harus mampu memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip.
 Kemampuan beradaptasi dengan perubahan: Arsiparis harus mampu beradaptasi
dengan perubahan teknologi dan regulasi yang terkait dengan pengelolaan arsip.
 Kemampuan berkomunikasi dan menjalin hubungan: Arsiparis harus mampu
berkomunikasi dengan baik dan menjalin hubungan dengan berbagai pihak, seperti
pemberi arsip, pengguna arsip, dan pemangku kepentingan lainnya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam era digital, arsiparis memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola dan
melindungi arsip digital. Penerapan kode etik yang kuat dan responsif terhadap tantangan
yang muncul merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan profesi ini. Dengan
memenuhi tuntutan yang ada dan memegang teguh prinsip-prinsip etika, arsiparis dapat
memastikan bahwa informasi tetap aman, terjamin, dan dapat diakses oleh generasi
mendatang.
Profesi arsiparis di era digital memerlukan penerapan kode etik yang kuat dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi. Dengan mematuhi kode etik dan
memenuhi tuntutan profesi di era digital, arsiparis dapat menjaga kualitas layanan kearsipan
dan memastikan eksistensi profesi arsiparis tetap relevan dan berkembang.
Dengan demikian, penerapan kode etik dan pemenuhan tuntutan bagi profesi arsiparis
di era digital menjadi kunci utama dalam menjaga integritas dan kualitas layanan kearsipan di
tengah dinamika perkembangan teknologi informasi yang terus berlangsung.
Penerapan kode etik dan tuntutan arsiparis di era digital sangat penting untuk
menjamin profesionalisme arsiparis dalam mengelola arsip digital. Perkembangan teknologi
digital menyebabkan terciptanya berbagai media penyimpanan digital, seperti hard disk drive,
flash disk, dan DVD, yang bentuknya berbeda-beda dan memerlukan alat khusus untuk
mengaksesnya. Konsep arsip digital sudah ada sejak tahun 1970an, ketika komputer pertama
kali diperkenalkan ke perkantoran di Indonesia, baik di pemerintahan maupun swasta. Yang
dimaksud dengan “arsip digital” adalah arsip yang disimpan dalam format digital dan dapat
dibaca dengan teknologi komputer.
Pentingnya kode etik bagi arsiparis terletak pada perannya dalam memandu perilaku
arsiparis dalam aktivitas profesionalnya. Kode etik ini berfungsi sebagai standar perilaku
profesional, menguraikan apa yang diharapkan dari arsiparis dalam hal tugas, tanggung
jawab, dan penanganan kearsipan. Penerapan kode etik sangat penting untuk menjamin
integritas dan keamanan arsip, serta menjaga kepercayaan dan keyakinan masyarakat
terhadap profesinya.

Saran

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang penulis miliki, baik dari tulisan maupun
bahasa yang penulis sajikan, oleh karena itu mengharapkan kritik dan sarannya, agar
kedepannya penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya agar meningkatkan wawasan dalam memahami tentang
Penerapan kode etik dan tuntutan bagi profesi arsiparis di era digital.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, N. F. (2020). Tantangan dan Peluang Arsiparis dalam Mengelola Arsip Digital di
Era Digital. Jurnal Kearsipan, 16(2), 221-232

Arsip Nasional Republik Indonesia. (2022). Asip4406: Standar Nasional Pengelolaan Arsip
Elektronik. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Darma, S. (2017). Kode Etik Arsiparis dan Profesionalisme Arsiparis dalam Mengelola Arsip
di Era Digital. Jurnal Kearsipan, 13(2), 189-202.

Herlinawati, N., & Supriyadi, S. (2016). Manajemen Arsip di Era Digital: Teori dan Praktik

Kusumawardhani, R. (2019). Kode Etik Arsiparis: Landasan Moralitas dan Profesionalisme


Arsiparis dalam Menjalankan Tugas dan Tanggung Jawab. Jakarta: Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Arsip Nasional Republik Indonesia

Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pengelolaan Arsip Digital.

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kode
Etik Pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia.

Susanti, D. (2018). Peran Arsiparis di Era Digital: Tantangan dan Peluang. Jurnal
Kearsipan, 14(2), 167-180.

10
CATATAN TAMBAHAN

1. Kondisi kode etik arsiparis di luar negeri (minimal 3 referensi, tidak termasuk
narasumber dari BMP ASIP4406, tulis di bawah jawaban, nara sumber tersebut)
2. Kondisi kode etik arsiparis di Indonesia sendiri. (minimal 3 referensi, tidak termasuk
narasumber dari BMP ASIP4406, tulis di bawah jawaban, nara sumber tersebut)

JAWABAN NOMOR 1:

Kondisi Kode Etik Arsiparis di Luar Negeri

Berikut adalah kondisi kode etik arsiparis di beberapa negara luar negeri (tidak termasuk
narasumber dari BMP ASIP4406):

1. Australia

Di Australia, arsiparis harus mengikuti kode etik yang ditetapkan oleh Australian Institute of
Archives and Records Administration (AIARA). Kode etik ini mencakup aspek seperti
integritas, profesionalisme, dan transparansi dalam pengelolaan arsip.

Kode Etik: The Society of Australian Archivists (SAA) memiliki kode etik yang disebut
Code of Ethics and Professional Conduct. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip dan standar
perilaku yang harus dipatuhi oleh arsiparis di Australia.

Kondisi: Kode etik SAA dianggap sebagai salah satu yang paling kuat di dunia. Kode etik ini
ditegakkan oleh Dewan Etik SAA, yang memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
kepada arsiparis yang melanggarnya.

2. Kanada

Di Kanada, arsiparis harus mengikuti kode etik yang ditetapkan oleh Association of Canadian
Archivists (ACA). Kode etik ini mencakup aspek seperti kejujuran, profesionalisme, dan
perlindungan privasi dalam pengelolaan arsip.

Kode Etik: The Association of Canadian Archivists (ACA) memiliki kode etik yang disebut
Code of Ethics. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip dan standar perilaku yang harus dipatuhi
oleh arsiparis di Kanada.

Kondisi: Kode etik ACA dianggap sebagai salah satu yang paling komprehensif di dunia.
Kode etik ini mencakup berbagai topik, seperti akuntabilitas, kompetensi, dan kerahasiaan.

11
3. Inggris

Kode Etik: The Society of Archivists (TSA) memiliki kode etik yang disebut Code of
Professional Conduct. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip dan standar perilaku yang harus
dipatuhi oleh arsiparis di Inggris.

Kondisi: Kode etik TSA dianggap sebagai salah satu yang paling fleksibel di dunia. Kode
etik ini memungkinkan arsiparis untuk menggunakan penilaian mereka sendiri dalam situasi
tertentu.

4. Amerika Serikat

Dalam manajemen kearsipan di Amerika Serikat, arsiparis memiliki peran yang penting
dalam mengelola dan mempertahankan arsip. Mereka harus mengikuti kode etik yang
ditetapkan, seperti mengamankan arsip, melakukan penilaian, dan memberikan akses
informasi yang tepat.

5. Eropa

Di Eropa, arsiparis harus mengikuti kode etik yang ditetapkan oleh European Association of
Archivists (EAA). Kode etik ini mencakup aspek seperti integritas, profesionalisme, dan
perlindungan privasi dalam pengelolaan arsip.

SUMBER REFENSI:

Hartati, Rika (2021). Tantangan dan Peluang Implementasi Kode Etik Arsiparis di Era
Digital. Jurnal Kearsipan dan Manajemen Informasi, Vol. 15, No. 1

Nurhayati,Intarina (2018). Kode Etik Arsiparis: Sebuah Perbandingan Antara Indonesia dan
Australia. Jurnal Ilmu Kearsipan, Vol. 22, No. 2

https://www.anri.go.id/download/peraturan-kepala-arsip-nasional-republik-indonesia-nomor-
1-tahun-2017-tentang-kode-etik-pegawai-arsip-nasional-republik-indonesia-
1592973377

12
JAWABAN NOMOR 2:

Kondisi kode etik arsiparis di Indonesia sendiri memiliki beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/3/M.PAN/3/2009 tanggal
10 Maret 2009 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya, arsiparis di
Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil yang memiliki ruang lingkup, tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengelolaan arsip.

Arsiparis di Indonesia juga memiliki peran penting dalam menjaga kerahasiaan arsip-
arsip yang dikelolanya, karena tidak semua arsip dapat diketahui oleh umum, terutama arsip
yang bersifat penting dan rahasia. Selain itu, Kode Etik Pegawai Arsip Nasional Republik
Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2017 juga menegaskan bahwa arsiparis harus memiliki
kompetensi yang tinggi melalui pendidikan dan pelatihan, serta memiliki kemampuan untuk
menjaga kerahasiaan arsip-arsip yang dikelolanya.

Kode Etik ini juga menekankan pentingnya profesionalisme, integritas, dan


transparansi dalam menjalankan tugas sebagai arsiparis. Analisis kompetensi arsiparis
profesional di Indonesia juga menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan dalam
pengelolaan arsip di Indonesia, seperti kurangnya tenaga profesional di bidang kearsipan dan
terbatasnya sarana dan prasarana. Oleh karena itu, perlu diadakan pelatihan, penataran, dan
kerjasama antar instansi yang saling berkaitan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip
di Indonesia.

Dalam implementasinya, kode etik arsiparis di Indonesia juga diatur oleh Asosiasi
Arsiparis Indonesia yang dibentuk pada tahun 2005, yang memiliki tujuan untuk menjaga
etika para arsiparis dan meningkatkan profesionalisme di bidang kearsipan. Keanggotaan
Asosiasi Arsiparis Indonesia tidak terbatas hanya pada Pegawai Negeri Sipil, tetapi juga
dapat diikuti oleh BUMN, Perguruan tinggi, TNI, Polri, maupun Swasta. Dalam keseluruhan,
kode etik arsiparis di Indonesia memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti
menjaga kerahasiaan arsip, memiliki kompetensi yang tinggi, serta meningkatkan
profesionalisme dan integritas dalam menjalankan tugas sebagai arsiparis.

Kode etik arsiparis di Indonesia saat ini diatur oleh Peraturan Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kode Etik Pegawai Arsip Nasional
Republik Indonesia (Perka ANRI No. 1/2017). Perka ANRI No. 1/2017 ini merupakan satu-
satunya peraturan yang secara khusus mengatur tentang kode etik arsiparis di Indonesia.

Perka ANRI No. 1/2017 ini hanya berlaku bagi pegawai Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI). Sementara itu, untuk arsiparis di luar ANRI, belum ada peraturan khusus
yang mengatur tentang kode etik mereka.

Hal ini menyebabkan beberapa kekhawatiran, seperti:

 Ketidakpastian tentang standar etik yang harus dipatuhi oleh arsiparis di luar ANRI.

13
 Peluang terjadinya pelanggaran etik yang tidak dapat ditindak dengan tegas karena
tidak ada peraturan yang mengaturnya.
 Kesulitan dalam menegakkan disiplin bagi arsiparis yang melanggar kode etik.

Meskipun demikian, ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kondisi kode
etik arsiparis di Indonesia, antara lain:

 Sosialisasi Perka ANRI No. 1/2017 kepada arsiparis di luar ANRI.


 Pengembangan kode etik arsiparis yang berlaku secara nasional.
 Pembentukan organisasi profesi arsiparis yang dapat membantu dalam menegakkan
kode etik.

SUMBER REFERENSI:

Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kode
Etik Pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia:
https://www.anri.go.id/download/peraturan-kepala-arsip-nasional-republik-indonesia-
nomor-1-tahun-2017-tentang-kode-etik-pegawai-arsip-nasional-republik-indonesia-
1592973377

Kode Etik Arsiparis: https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ASIP440603-


DI.pdf

Kondisi Kode Etik Arsiparis di Indonesia: https://jdih.anri.go.id/view/download.php?


page=peraturan&id=815

14

Anda mungkin juga menyukai