Anda di halaman 1dari 20

1

MAKALAH
LITERASI DIGITAL DAN LITERASI HUMANIS
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi
Dalam Pelayanan Kebidanan)
Dosen Pengampu : Neli Nurlina, SST, MPH

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Sumber Segar P20624222035
2. Windi Fitriani Latifah P20624222038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
D-III KEBIDANAN CIREBON
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT


dan shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Literasi Digital dan Literasi Humanisme.” yang selesai
pada tepat waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi Informasi
Dalam Pelayanan Kebidanan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Neli
Nurlina, SST, MPH. Selaku dosen mata kuliah Teknologi Informasi Dalam
Pelayanan Kebidanan, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu. kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, Januari
2024

Penulis

i
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Literasi Digital..............................................................................................3
1. Definisi Literasi Digital.............................................................................3
2. Jenis-Jenis Literasi Digital........................................................................4
3. Cara Melakukan Literasi Media................................................................5
4. Prinsip Dasar Pengembangan Literacy Digital.........................................7
B. Kerangka Literasi..........................................................................................8
C. Tantangan Orang Tua Mendidik Anak Di Era Digital..................................9
D. Dampak positif Dan Negative Anak Di Internet/ Era Digital.....................11
E. Peran Orang Tua Di Era Digital Serta Mengarahkan Perangkat Digital
secara Tepat........................................................................................................12
F. Literasi Humanisme....................................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era digital merupakan suatu masa atau era di mana informasi semakin
mudah didapat, dan cepat untuk disebarluaskan dengan menggunakan
perantara teknologi digital. Era dimana kemajuan zaman yang pesat , dam
membuat segalanya serba otomatisasi, system komputerisasi yang terhubung
dengan internet (Kemdikbud,2018).
Suatu bangsa dapat dikatakan maju atau tidak dilihat melaui budaya
literasinya pada momen ini sangat penting diperlukannya digitalisasi untuk
kemajuan suatu bangsa karena perkembangan literasi sangatlah pesat dan hal
ini tentunya tidak terlepas dari dunia teknologi digital.
Pesatnya perkembangan zaman dengan berkembangnya berbagai
perangkat teknologi canggih saat ini menjadikan masyarakatnya tidak dapat
dipisahkan dari teknologi digital dengan memanfaatkan jaringan internet.
Kalangan yang menggunakan jaringan internet bukan hanya orang dewasa dan
remaja saja, tetapi sampai pada usia dini. Keluarga terutama orang tua harus
menjalankan perannya yaitu modeling, mentoring, organizing dan teaching
dalam kecakapan literasi digital dengan mendampingi setiap anaknya dalam
penggunaan internet seperti, mengarahkan pada hal-hal positif yang
mengandung pembelajaran sesuai dengan usia mereka dan tidak mengarahkan
anak usia dini pada informasi yang bersifat negative sehingga dapat merusak
proses tumbuh kembang mereka.
Literasi humanistik penting di era ini agar manusia dapat berfungsi dengan
baik di lingkungannya dan dapat memahami interaksi dengan sesama manusia
(Intan, 2018). Interaksi tersebut berupa proses belajar melalui pembelajaran.
Proses pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguatan kompetensi
literasi lama, tetapi sekaligus penguatan literasi baru yang terintegrasi dalam
penguatan kompetensi bidang keilmuan dan keahlian atau profesi. Mengingat
era digital dan media sosial yang makin mekar, salah satu kompetensi yang
dapat dikembangkan adalah literasi humanistik dalam menulis komentar di

1
2

media sosial. Di situlah peran pembelajaran menulis komentar sebagai


perwujudan literasi humanistik masih mencari bentuk melalui proses
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi literasi digital?
2. Apa saja kerangka literasi digital ?
3. Bagaimana tantangan orang tua mendidik anak di era digital ?
4. Apa saja risiko anak di internet/ era digital?
5. Bagaimana peran orang tua di era digital dan mengarahkan penggunaan
perangkat digital secara tepat?
6. Apa definisi literasi humanis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi literasi digital.
2. Untuk mengetahui kerangka literasi digital.
3. Untuk mengetahui tantangan orang tua mendidik anak di era digital.
4. Untuk mengetahui risiko anak di internet/ era digital.
5. Untuk mengetahui peran orang tua di era digital dan mengarahkan
penggunaan perangkat digital secara tepat.
6. Untuk mengetahui definisi literasi humanis.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang literasi digital dan
literasi humanisme.
2. Bagi Pembaca
Sebagian bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang bagaimana
literasi digital dan literasi humanisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Literasi Digital
1. Definisi Literasi Digital
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy
(1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan
menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang
sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Bawden (2001)
menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada
literasi komputer dan literasi informasi. Literasi komputer berkembang
pada dekade 1980-an, ketika komputer mikro semakin luas dipergunakan,
tidak saja di lingkungan bisnis, tetapi juga di masyarakat. Namun, literasi
informasi baru menyebar luas pada dekade 1990-an manakala informasi
semakin mudah disusun, diakses, disebarluaskan melalui teknologi
informasi berjejaring. Dengan demikian, mengacu pada pendapat Bawden,
literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis
mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.
Dari prinsip dasar pengembangan literasi digital ada juga element
esensial yang harus kita ketahui yang bertujuan untuk mendukung
pengembangan literasi digital (Douglas A.J Belshaw2011):
a. Cultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital
b. Kognitif adalah daya pikir dalam menilai konten
c. Konstruktif adalah mereka menciptakan sesuatu yang ahli saat ini
d. Komunikatif, adalah memahami kinerja jejaring dan komunikasi di
jejaring /dunia digital.
e. kepercayaan diri yang bertanggung jawab.
f. Kreatif, yaitu melakukan hal baru dengan cara baru.
g. Bersikap mengkritisi dalam menyikapi konten dengan rasa tanggung
jawab.

3
4

Menurut Belshaw prinsip cultural adalah aspek yang sangatlah penting


karena mampu mengartikan konteks pengguna dan akan membantu aspek
kognitif dalam menilai suatu konten.
Ada pula elemen utama Literacy Digital, maka perlu diketahui tujuh
elemen utama dalam Literacy Digital yaitu:
a. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan
masyarakat.
b. Sebuah pemahaman tentang komunikasi massa.
c. Pengembangan strategi-strategi yang digunakan untuk menganalisis
dan membahas pesan-pesan media.
d. Sebuah kesadaran akan isis media sebagai teks yang memberikan
wawasan dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan
diri manusia sendiri.
e. Peningkatan kesenangan, pemahaman, dan apresiasi terhadap isi
media.
2. Jenis-Jenis Literasi Digital
Menurut Eisenberg (2004), selain memiliki kemampuan literasi
informasi, seorang juga harus membekali dirinya dengan literasi yang
lainnya, seperti:
a. Literasi Visual
Adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan dan
mengekspresikan gambar.
b. Literasi Media
Adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan menciptakan
informasi untuk hasil yang spesifik. Media tersebut adalah televisi,
radio, surat kabar, film, musik.
c. Literasi Komputer
Adalah kemampuan untuk membuat dan memanipulasi dokumen
dan data melalui perangkat lunak pangkalan data dan pengolah data
dan sebagainya. Literasi komputer juga dikenal istilah literasi
elektronik atau literasi teknologi informasi.
5

d. Literasi Digital
Merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber
dan perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan
melihat hal ini merupakan cara praktis untuk mengajarkan literasi
informasi, salah satunya melalui tutorial.
e. Literasi Jaringan
Adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, menemukan
dan memanipulasi informasi dalam jaringan misalnya internet. Istilah
lainnya dari literasi internet atau hiper literasi.
3. Cara Melakukan Literasi Media
Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari
kegiatan literasi media (Potter, 2004: 124), yaitu:
a. Analyze/Menganalisa
Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam
media, mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk
memahami konteks dalam pesan pada media tertentu. Misalnya,
mampu mendayagunakan informasi di media massa untuk
membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar
teori sesuai ranah keilmuannya.
b. Evaluate/Menilai
Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang
diperlukan adalah membuat penilaian (evaluasi). Seseorang yang
mampu menilai, artinya ia mampu menghubungkan informasi yang
ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian
mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan
dirinya; apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau usang. Disini,
terjadi perbandingan norma dan nilai sosial terhadap isi yang dihadapi
dari media.
c. Grouping/Pengelompokan
Menentukan setiap unsur yang sama dalam beberapa cara, dan
menentukan setiap unsur yang berbeda dalam beberapa cara.
6

d. Induction/Induksi
Menyimpulkan suatu pola dalam set kecil elemen, dan
menggunakan pola generalisasi untuk semua elemen dalam himpunan
tersebut
e. Deduction/Deduksi
Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus.
f. Synthesis/Sintesis
Merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru.
g. Abstracting/abstrak
Menggambarkan secara singkat, jelas, dan tepat isi dari pesan yang
terkandung dalam media. Kecakapan di atas sebaiknya juga diperkuat
dengan aspek- aspek yang harus dipahami dalam kegiatan literasi
media (Silverblatt, 1995:13), yaitu:
a) Proses
Proses di dalam aktivitas penguatan literasi media sangat
dipengaruhi oleh tujuan kegiatan tersebut. Bila tujuan dari kegiatan
literasi media adalah mengenalkan efek media, prosesnya tentu saja
mendahulukan mengakses isi pesan yang diasumsikan berefek tak
baik. Sementara itu, bila tujuan untuk mengenalkan aspek
produksi, tentu saja prosesnya melibatkan produksi dan semua
aspeknva.
b) Konteks
Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media.
Maraknya pembicaraan tentang pornografi membuat kegiatan
literasi media sebaiknya juga merujuk pada kasus-kasus pornografi
di media.
c) Framework
Aspek framework terutama berkaitan dengan aspek produksi.
Kerangka pandang konten media mempengaruhi kegiatan literasi
media, terutama yang berkaitan dengan motif komersial.
d) Produksi Nilai
7

Kegiatan literasi media seharusnya menjadikan individu


khalayak media memiliki nilai tersendiri, yang mana konten media
yang dipandang baik dan dipandang buruk.
4. Prinsip Dasar Pengembangan Literacy Digital
Konsep literasi digital, sejalan dengan terminologi yang
dikembangkan oleh UNESCO pada tahun 2011, yaitu merujuk pada serta
tidak bisa dilepaskan dari kegiatan literasi, seperti membaca dan menulis,
serta matematika yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu,
literasi digital merupakan kecakapan (life skills) yang tidak hanya
melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan
komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam
pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif
sebagai kompetensi digital. Prinsip dasar pengembangan literasi digital,
antara lain, sebagai berikut :
a. Pemahaman
Prinsip pertama dari literasi digital adalah pemahaman sederhana
yang meliputi kemampuan untuk mengekstrak ide secara implisit dan
eksplisit dari media.
b. Saling Ketergantungan
Prinsip kedua dari literasi digital adalah saling ketergantungan
yang dimaknai bagaimana suatu bentuk media berhubungan dengan
yang lain secara potensi, metaforis, ideal, dan harfiah. Sekarang ini
dengan begitu banyaknya jumlah media, bentuk-bentuk media
diharapkan tidak hanya sekadar berdampingan, tetapi juga saling
melengkapi satu sama lain.
c. Faktor Sosial
Berbagi tidak hanya sekadar sarana untuk menunjukkan identitas
pribadi atau distribusi informasi, tetapi juga dapat membuat pesan
tersendiri. Siapa yang membagikan informasi, kepada siapa informasi
itu diberikan, dan melalui media apa informasi itu berikan tidak hanya
dapat menentukan keberhasilan jangka panjang media itu sendiri,
8

tetapi juga dapat membentuk ekosistem organik untuk mencari


informasi, berbagi informasi, menyimpan informasi, dan akhirnya
membentuk ulang media itu sendiri.
d. Kurasi
Berbicara tentang penyimpanan informasi, seperti penyimpanan
konten pada media sosial melalui metode "save to read later"
merupakan salah satu jenis literasi yang dihubungkan dengan
kemampuan untuk memahami nilai dari sebuah informasi dan
menyimpannya agar lebih mudah diakses dan dapat bermanfaat jangka
panjang. Kurasi tingkat lanjut harus berpotensi sebagai kurasi sosial,
seperti bekerja sama untuk menemukan, mengumpulkan, serta
mengorganisasi informasi yang bernilai.
Pendekatan yang dapat dilakukan pada literasi digital mencakup dua
aspek, yaitu pendekatan konseptual dan operasional. Pendekatan
konseptual berfokus pada aspek perkembangan kognitif dan sosial
emosional, sedangkan pendekatan operasional berfokus pada kemampuan
teknis penggunaan media itu sendiri yang tidak dapat diabaikan. Prinsip
pengembangan literasi digital menurut Mayes dan Fowler (2006) bersifat
berjenjang. Terdapat tiga tingkatan pada literasi digital. Pertama,
kompetensi digital yang meliputi keterampilan, konsep, pendekatan, dan
perilaku. Kedua, penggunaan digital yang merujuk pada pengaplikasian
kompetensi digital yang berhubungan dengan konteks tertentu. Ketiga,
transformasi digital yang membutuhkan kreativitas dan inovasi pada dunia
digital
B. Kerangka Literasi
Kerangka Literasi Digital Indonesia" yang terdiri atas 3 pilar yaitu:
Proteksi (safeguard), hak-hak (rights), dan Pemberdayaan (empowerment).
Proteksi (safeguard): pada bagian ini memberikan pemahaman tentang
perlunya kesadaran dan pemahaman atas sejumlah hal terkait dengan
keselamatan dan kenyamanan siapapun pengguna Internet. Hak-hak (rights):
ada sejumlah hak-hak mendasar yang harus diketahui dan dihormati oleh para
9

pengguna Internet. Hak tersebut adalah terkait kebebasan berekspresi yang


dilindungi (freedom of expression) serta hak atas kekayaan intelektual
(intellectual property rights). Pemberdayaan (empowerment): Internet tentu
saja dapat membantu penggunanya untuk menghasilkan karya serta kinerja
yang lebih produktif dan bermakna bagi diri, lingkungan maupun masyarakat
luas.
Konsep literasi media ini dekat dengan pendidikan bermedia. Melalui
pendidikan bermedia, seseorang akan dapat berpikir kritis, merefleksikan
nilai-nilai pribadinya dan menggunakan media untuk berkreasi, berinovasi
untuk memecahkan masalah. Buckingham (2004) mengkategorikan
pendidikan media ini menjadi empat kategori, diantaranya:
1. Protectionist model, berasumsi bahwa budaya popular yang ditawarkan
media bersifat lebih rendah nilai daripada budaya klasik. Model ini
diterapkan pada khalayak dengan tingkat. pendidikan dan pengetahuan
terbatas. Bentuk kegiatannya: Diet media, pengaturan jadwal bermedia.
2. Uses and gratification model, khlayak dianggap sebagai entitas aktif yang
memiliki kemampuan luar biasa untuk memilih dan memilah sendiri
konten media. Dalam model ini khalayak memiliki kemampuan untuk
memutuskan sendiri untuk memilih media.
3. Cultural studies model, beranggapan bahwa pengertian budaya sangat luas
sehingga mencakup lingkungan sosial. Sehingga pendidikan bermedia juga
harus mencakup ranah yang lebih luas yaitu kesadaran politik. Khalayak
diharapkan mampu tidak sekedar memilih dan memahami konten media
tetapi juga bersikap terhadap isu-isu di media. Sehingga demokratisasi
dapat berjalan.
4. Active audience model (inquiry model), metode ini yakin bahwa khalayak
mampu mengintrepretasikan konten media berdasarkan latar belakang
pengetahuan yang dimiliki. Jadi penonton yang memiliki latar belakang
sosial dan kultural yang berbeda akan memahami media dengan cara yang
berbeda.
10

C. Tantangan Orang Tua Mendidik Anak Di Era Digital


Tantangan mendidik anak di era digital :
1. Anak-anak tidak belajar melalui interaksi tatap muka langsung
Anak belajar melalui meniru orang disekitar, tokoh utama anak dalam
meniru yaitu dari keluarga terutama orang tua, jika orang tua banyak
menghabiskan waktu dengan gadget, maka anak akan mengalami kesulitan
untuk belajar interaksi langsung dengan orang tuanya.
2. Kemampuan membaca anak menurun
Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa anak-anak yang membaca
buku cetak memiliki pemahaman yang lebih baik dibandingkan anak-anak
yang hanya menggunakan buku elektronik (e-book). Salah satu
penyebabnya adalah ketika membaca buku elektronik, perhatian anak-anak
lebih terfokus pada fitur visual dan bukan teks bacaan.
3. Permainan tradisional hampir punah
Banyak permainan tradisional yang hampir punah. Padahal permainan
tradisional umumnya mengandung kegiatan fisik, kreativitas, sportivitas,
interaksi sosial, makna filosofis yang dalam dan masih banyak segudang
manfaat lainnya. Di era modern saat ini anak-anak lebih kenal dengan
ragam permainan elektronik seperti game.
4. Butuh waktu pendampingan yang lebih
Orang tua harus berhati-hati agar anak-anak tidak kecanduan internet.
Sebagai orang tua harus meluangkan waktunya untuk mendampingi anak-
anak ketika mengakses situs didunia maya. Banyak situs yang kurang
sesuai untuk anak-anak.
5. Resiko kecanduan gadget
Gadget atau alat teknologi lainnya, tentu memiliki manfaat. Namun,
yang perlu diperhatikan oleh orang tua, gadget memiliki banyak resiko
negatif untuk anak-anak. Semakin kecil usia anak, resikonya semakin
besar.
Permasalahan gadget bagi perkembangan anak :
11

1. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi tidak
fokus dan hanya teringat gadget)
2. Anak malas menulis dan membaca
3. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi (anak kurang bermain dengan
teman dilingkungan sekitarnya)
4. Kecanduan (anak ketergantungan dengan gadget karena sudah menjadi
kebutuhan untuknya).
D. Dampak positif Dan Negative Anak Di Internet/ Era Digital
Era digital merupakan suatu masa atau era di mana informasi semakin
mudah didapat, dan cepat untuk disebarluaskan dengan menggunakan
perantara teknologi digital. Era dimana kemajuan zaman yang pesat, dan
membuat segalanya serba otomatisasi, sistem komputerisasi yang terhubung
dengan internet (Kemdikbud, 2018). Contohnya adalah seperti penggunaan
VR (Virtual Reality), AI (Artificial Intelligence), AR (Augmented Reality),
IOT (Internet of Things), Smartphone, smart home, Alexa, dan Google.
Beberapa literatur menyatakan setidaknya ada tiga alasan mengapa TIK
penting dalam pendidikan anak usia dini: 1) TIK telah berdampak pada orang-
orang dan lingkungan pembelajaran bagi anak; 2) TIK menawarkan peluang
baru untuk memperkuat banyak aspek praktek PAUD; dan 3) Ada dukungan
dan minat dari seluruh sektor pendidikan untuk pengembangan dan integrasi
TIK ke dalam kebijakan, kurikulum, dan praktek pendidikan.
1. Dampak positif penggunaan TIK/ Internet untuk anak usia dini
a. Dapat menstimulasi kreativitas. Kreativitas anak akan tumbuh lebih
cepat dengan stimulasi informasi yang diterima melalui media digital.
Anak dapat menuangkan ide dan keinginannya dengan menggunakan
aplikasi dan sumber belajar digital yang beragam.
b. Selain mengasah kreativitas, anak usia dini mudah dalam
melaksanakan proses bermain sambil belajar, dari beragam aplikasi
yang ada, anak-anak dapat mengenal warna, bentuk suara, percobaan
dan pemecahan masalah sederhana melalui aplikasi, dan sebagainya.
2. Dampak Negative penggunaan TIK / Internet
12

a. Anti sosial:
a) Televisi memberikan kita informasi, namun kurang relasi,
b) Facebook mencarikan kita teman, akan tetapi membuat
kemampuan kita turun dalam berteman
c) Jaringan sosial yang kita miliki luas, namun dangkal.
b. Konsumtivisme:
a) Gaya hidup menjadi bebas dan tidak teratur,
b) Pemborosan,
c) Menciptakan sifat tidak mau berusaha, semuanya ingin serba
instan,
d) Susah dalam bergaul.
c. Alat kejahatan:
a) Penipuan yang dilakukan melalui media sosial,
b) Penipuan belanja online,
c) Pembajakan akun,
d) Undian-undian berhadiah palsu,
e) Berita hoax kecelakaan yang dibuat-buat,
f) Pemerasan.
g) Petunjuk lokasi bagi pencuri.
d. Kecanduan:
a) Lupa dalam menjalankan ibadah, karena main game,
b) Kurang tidur,
c) Prestasi belajar yang menurun drastis karena tidak belajar, main
gadget,
d) Tidak bisa mengatur waktu,
e) Lupa akan segala hal, karena terlalu fokus main handphon
E. Peran Orang Tua Di Era Digital Serta Mengarahkan Perangkat
Digital secara Tepat
Adapun yang harus dilakukan orang tua terhadap anak dalam pengasuhan
digital atau digital parenting dan serta mengarahkan perangkat digital secara
tepat adalah:
13

1. Meningkatkan dan memperbaharui wawasan tentang internet dan gadget.


2. Jika rumah ada internet, posisikan di ruang keluarga dan siapa yang dapat
melihat apa yang dilakukan anak dalam mengakses internet.
3. Membatasi waktu pada anak dalam menggunakan gadget dan internet.
4. Memberikan pemahaman dan kesadaran bersama akan dampak negatif
dari internet atau gadget.
5. Secara tegas melarang sesegera mungkin jika ada yang tidak pantas
ditonton.
6. Menjalin komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak- anak.
Jadi, pengasuhan digital atau digital parenting merupakan suatu pola
pengasuhan orang tua disesuaikan dengan kebiasaan anak menggunakan
gadget atau perangkat di era digital.
F. Literasi Humanisme
Literasi humanistik adalah literasi yang berkaitan dengan manusia. Oleh
karena itu, literasi humanistik bertumpu kepada manusia sebagai pelaku
sekaligus sasaran literasi. Dalam literasi humanistik segala hal yang berkaitan
dengan manusia, baik tentang hak individu maupun hak sosial harus diberikan
secara berimbang dengan kewajiban sebagai individu dan sosial.
Alfin (2018) menyatakan bahwa literasi manusia terkait dengan
kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
Keberadaan literasi membuat seseorang mudah berkomunikasi dalam
masyarakat. Artinya, pengetahuan dan kemampuan literasi yang baik akan
menjadi kunci masa depan seseorang. Terlebih, soal keterampilan membaca
bukan hanya kemampuan membaca biasa, tetapi harus dipenuhi dengan
tuntutan memahami informasi secara kritis dan analitis dalam menantang
kecerdasan buatan seperti sekarang ini.
Mardiana (2021) menjelaskan bahwa literasi humanis adalah sebuah
kesadaran manusia dalam membaca, menyimak dengan menemukan nilai-nilai
untuk menghargai sesama. Oleh karena itu, literasi humanis mampu menjadi
penentu dalam hidup masyarakat pada era revolusi industri.
14

Berdasarkan teori literasi humanistik tersebut diketahui bahwa segala hal


yang bersangkut paut dengan manusia dalam pemenuhan semua
kebutuhannya tidak terlepas dari kemampuan, kesempatan, dan usaha harus
diperhatikan dan dipenuhi semaksimal mungkin. Oleh karena itu, perlu usaha
untuk menggali potensi unggul dan mengatasi keterbatasan yang dimiliki
manusia. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak terlepas dari faktor internal dan
ekternal manusia. Pengenalan terhadap manusia dan lingkungan dapat
diperoleh melalui pendidikan, bacaan, tontonan, siaran, dan pengalaman
pribadi maupun orang lain. Literasi tidak sekadar kemampuan baca tulis,
tetapi juga kemampuan memanfaatkan media dan teknologi. Dengan kata
lain, literasi humanistik adalah literasi yang memanusiakan manusia.
Menjadikan manusia sebagai makhluk berakal dan beradab, memahami
budaya dan norma, berpikir kritis dan berusaha, dan taat hukum. Literasi
humanistik menjadikan manusia membentuk kondisi sehat diri dan
lingkungannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan keterampilan teknis
mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi.
Tantangan mendidik anak di era digital meliputi anak akan belajar melalui
meniru orang disekitarnya, kemampuan membaca anak menurun, permainan
tradisional hampir punah, membutuhkan waktu pendampingan yang lebih,
dan berisiko anak kecanduan gadget.
Dampak positif penggunaan TIK/ Internet untuk anak usia dini yaitu
dapat menstimulasi kreativitas dan mempermudah anak dalam bermain
sambil belajar. Sedangkan dampak negatif internetnya melipuiti anti sosial,
konsumtisme, alat kejahatan dan kecanduan.
Pengasuhan digital atau digital parenting merupakan suatu pola
pengasuhan orang tua disesuaikan dengan kebiasaan anak menggunakan
gadget atau perangkat di era digital.
Literasi tidak sekadar kemampuan baca tulis, tetapi juga kemampuan
memanfaatkan media dan teknologi. Dengan kata lain, literasi humanistik
adalah literasi yang memanusiakan manusia. Menjadikan manusia sebagai
makhluk berakal dan beradab, memahami budaya dan norma, berpikir kritis
dan berusaha, dan taat hukum. Literasi humanistik menjadikan manusia
membentuk kondisi sehat diri dan lingkungannya.
B. Saran
Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat penulis paparkan,
besar sangat harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat dan membantu
kalangan banyak. Namun, karena keterbatasan ilmu dan referensi. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangatlah diharapkan agar makalah ini dapat disusun
lebih baik lagi di masa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

AK, M. F., Ferawati, & dkk. (2021). Pembelajaran Digital . Jawa Barat: Widina
Bhakti Persada Bandung.

Chandrawaty, Intan, P., & dkk. (2020). Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesia:
Edu Publisher.

Fatmawati. (2021). Model Literasi Media Pendekatan Local Wisdom Masyarakat


Melayu. Jawa Tengah: CV Amerta Media.

Oktavia, B. N., & dkk. (2023). Membentuk Karakter Anak Di Sekolah Melalui
Literasi Digital. Surakarta: UNISRI Press.

Sutarsih , R., Ismoyoputro, L., Maemunah, E., & dkk. (2022). Humanistic
Literacy Learning Design In Writing Comments In Social Media . A
Preliminary Study, 123-134.

Syafrial, H. (2023). Literasi Digital Seri 1. Yogyakarta: PT Nas Media Indonesia.

Ulfah, M. (2020). Digital Parenting. Jawa Barat: Edu Publisher.

SUMBER SEGAR WARNA HIJAU


WINDI FITRIANI LATIFAH WARNA KUNING

16

Anda mungkin juga menyukai