Anda di halaman 1dari 10

PERAN KADER IPMIL RAYA DALAM MENGHADAPI ERA 4.

Oleh :

Andini

PKPT IPMIL RAYA

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR


Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Karunia-Nya, penyusun mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “Peran
Kader IPMIL RAYA dalam Menghadapi Era 4.0” sebagai salah satu persyaratan
dalam mengikuti kegiatan LK II yang diadakan oleh Pengurus Besar IPMIL RAYA
tahun 2019. Penyusun pun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca karena penyusun sadar
akan banyak kekurangan dalam makalah ini.

Atas perhatiannya, penyusun ucapkan banyak terima kasih.

Makassar, 20 Agustus 2019

Andini
Daftar isi :

Penyusun …………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………… iii

Bab I Pendahuluan …………………………………………………… 1

Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 3

Bab III Pembahasan …………………………………………………… 4

Bab IV Penutup …………………………………………………… 6

Daftar Pustaka …………………………………………………… 7


Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini membuat manusia


semakin dapat menjangkau berbagai banyak hal dan dari segala sisi. Tak hanya itu,
perkembangan ilmu pengetahuan juga sangat berdampak pada aspek kehidupan
manusia baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Dengan segala kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kini kehidupan manusia telah memasuki Era
Revolusi Industri 4.0 dimana manusia kini sangat bergantung pada layanan jasa,
seperti banyak populer di kalangan masyarakat yang mengatakan bahwa Revolusi
Industri adalah dimana segala pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan-tangan
manusia kini digantikan dengan mesin atau alat lainnya yang serba canggih. Tak
hanya itu, sebenarnya Revolusi Industri 4.0 berfokus pada layanan jasa baik itu jasa
dari mesin maupun manusia. Revolusi industri 4.0 jelas sangat memberikan banyak
pengaruh, salah satunya adalah tingkat keefektifitas dan tingkat produksi sebuah
pekerjaan, semulanya pekerjaan khusus membutuhkan waktu lama dalam
memproduksi namun kini pada Era Revolusi Industri 4.0 telah menjadi sangat
mudah dan cepat. Namun pastinya Revolusi Industri juga memilki pengaruh yang
negatif, misalnya istilah yang sedang populer saat ini adalah “Mager” singkatan dari
Malas Gerak. Kehidupan manusia khususnya di Indonesia telah memasuki Era
Revolusi Industri 4.0. Istilah “Mager” muncul dari kebiasaan aktivitas yang serba
instan misalnya penggunaan teknologi yang serba copy paste di internet, atau
memesan makanan lewat aplikasi dan kemudian diantarkan oleh driver tanpa harus
bersusah payah lagi memngecek buku dan membaca banyak lembaran atau
memasak di dapur dan memotong sayur mayur yang membutuhkan waktu yang
sangat banyak.

Contoh sederhana diatas menjelaskan tentang bagaimana dampak yang


telah diberikan dari Era Revolusi Industri itu sendiri dalam kehidupan manusia.
Maka dari itu bagaimana seharusnya manusia menyikapi Era Revolusi Industri 4.0
tersebut? Jika kita terlena dengan hal-hal yang disajikan pada Era Revolusi Industri
4.0 saat ini maka kita masuk menjadi bagian dari kelompok manusia terbelakang
dan merugi yang bergantung pada layanan jasa namun sebaliknya jika kita dapat
menyikapi dan menjadikan Era Revolusi Industri 4.0 sebagai peluang untuk maju
dan mandiri maka kita adalah bagian dari kelompok manusia yang produktif dan
berkualitas. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana peran kita dalam
menghadapi Era 4.0?

Indonesia dengan segala keberagaman agama, budaya, ras, suku dan bahasa
adalah merupakan cikal bakal terbentuknya Indonesia ini. Jauh dari Ibu Kota
Indonesia, sebuah daerah di bagian Indonesia Timur di Pulau Sulawesi tepatnya di
Propinsi Sulawesi Selatan terdapat sebuah daerah yang akrab disebut Luwu Raya
yang sebenarnya terdiri dari Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu
Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Dari daerah tersebut terdapat sebuah organisasi
mahasiswa daerah yang dikenal dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu
Raya (IPMIL RAYA) yang menghimpun segala mahasiswa dari daerah tersebut
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

Seperti yang banyak dialami oleh mahasiswa di Indonesia pada umumnya,


kader IPMIL Raya pun banyak mengalami berbagai permasalahan baik konflik
antar organisasi mahasiswa daerah maupun konflik politik yang terjadi di daerah
masing-masing. Selain itu, kader IPMIL Raya pun pastinya tidak luput dari
permasalahan yang diakibatkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta Era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan IPMIL Raya khususnya diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas
dan siap bersaing pada saat ini, maka perlu dipahami dengan baik bagaimana peran
kader IPMIL Raya dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

Rumusan Masalah :

“Bagaimana Peran Kader IPMIL Raya dalam Menghadapi Era 4.0?

Tujuan :

Memahami Peran Kader IPMIL Raya dalam Menghadapi Era 4.0


Bab II

Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Revolusi Industri


terdiri dari dua kata yaitu Revolusi dan Industri. Revolusi berarti sebuah perubahan
yang bersifat sangat cepat sedangkan pengertian industri adalah usaha pelaksanaan
proses produksi. Maka pengertian revolusi industri adalah suatu perubahan yang
berlangsung cepat dalam pelaksanaan proses produksi.

Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui adalah tokoh yang


memperkenalkan istilah “Revolusi Industri” pada pertengahan abad ke-19.
Revolusi industri pun sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir saat ini
memasuki fase 4.0, yakni dimana pada fase pertama (1.0) bertempuh pada
penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi produksi. Fase
kedua (2.0) sudah beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan
quality control dan standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman
secara massal yang bertumpu pada integrasi komputrisasi. Dan fase keempat (4.0)
telah menghadirkan digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan
manufaktur.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya revolusi industri adalah terjadinya


revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan
seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan
riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Society of
England, dan The French Academy of Science. Selain itu adapula faktor dari dalam
seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan
Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Bab III

Pembahasan

Pada konteks revolusi industri dapat diterjemahkan proses yang terjadi


sebenarnya adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat
dan menyangkut dasar kebutuhan pokok (needs) dengan keingina (wants)
masyarakat. Perjalanan perubahan dalam revolusi yang terjadi dapat direncanakan
atau terlebih dahulu atau melalui kekerasan. Dasar perubahan ini sebenarnya adalah
pemenuhan hasrat keinginan pemenuhan kebutuhan manusia secara cepat dan
berkualitas. Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan
manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi. Inovasi menjadi kunci eksistensi dari
perubahan itu sendiri. inovasi adalah faktor paling penting yang menentukan daya
saing suatu negara atau perusahaan. Hasil capaian inovasi kedepan ditentukan
sejauh mana dapat merumuskan body of knowledge terkait manajemen inovasi,
technology transfer and business incubation, science and technopark.

Lalu, dengan segala apa yang telah ditawarkan pada era revolusi industri 4.0
saat ini, sebagai generasi muda dan kader IPMIL Raya dalam menghadapi era 4.0,
kita harus siap menuju perubahan besar dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
perubahan dan kemampuan saat ini diperlukan untuk membangun sistem produksi
yang lebih maju, kreatif, dan inovatif.

Sebagai kader IPMIL Raya, harus menjadi generasi inspirasi yang memiliki
daya saing yang tinggi dan berkarakter. Selain itu, dalam revolusi industri 4.0 saat
ini sangat membutuhkan keterampilan pada diri masing-masing. Sebagai kader
yang unggul dengan keterampilan yang kreatif, komunikatif, kritis dan kolaboratif.

Sebagai kader IPMIL Raya, hal yang paling utama adalah menyiapkan diri
menjadi tenaga kerja yang profesional, berpendidikan tinggi, dan peka terhadap
perkembangan teknologi. Dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kita harus mampu memanfaatkan dan menjadikannya sebagai peluang
untuk meningkatkan kualitas diri agar dapat bersaing dengan lainnya.
Empowering human talent adalah kunci kemajuan, pengembangan sumber
daya manusia adalah menjadi hal yang sangat utama dalam menghadapi era 4.0 saat
ini. Bagian yang sangat penting dalam point adalah dengan bagaimana mewujudkan
generasi dan kader yang unggul, yang memiliki sumber daya manusia berkualitas
agar dapat mewujudkan cita-cita dan harapan dan tidak menjadi budak di dalam
negeri sendiri.

Proses pemebekalan dan inovasi perlu diwujudkan bersama dengan


bekerjasama dengan aparat pemerintah sekitar dengan melakukan kajian-kajian isu
atau pelatihan bidang tertentu dalam meningkatkan kualitas diri sumber daya
manusia. Tak hanya itu, meningkatkan budaya literasi juga sangat penting agar tak
tertinggal isu-isu dan fenomena yang tengah hangat saat ini serta ikut andil berperan
dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat serta kritis dan peka terhadap konflik
sosial maupun politik dan isu lainnya.
Bab IV

Penutup

Dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga telah


memasuki era revolusi industri 4.0 saat ini jelas sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas unggul agar dapat bersaing kedepannya. Peran
kader IPMIL Raya dalam menghadapi revolusi industri 4.0 tak lain adalah
meningkat kualitas sumber daya manusianya dengan mengikuti berbagai program
pelatihan misalnya dan peka terhadap isu-isu yang tengah berkembang saat ini.

Kreatifitas, komunikatif, inovatif, dan kolaboratif sangat diperlukan sebagai


bekal dalam menghadapi era yang serba instan saat ini. Tak hanya itu, lewat
berbagai pemberdayaan dan program dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia harus perlu ditingkatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas unggul. Daya berpikir kritis pun menjadi point utama untuk
mewujudkan generasi muda dan kader IPMIL Raya yang siap menghadapi erab 4.0
saat ini. Diperlukan kepekaan sosial dan daya kritis yang tinggi agar tak mudah
dibodohi serta mampu bersaing.

Peran kader IPMIL Raya dalam menghadapi era 4.0 saat ini yang paling
sangat penting adalah dengan meningkatkan daya kualitas diri dengan berbagai
program dan pembangunan karakter yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena
itu, sebagai kader yang unggul dan bermartabat harus mampu mewujudkan cita-cita
dan harapan yang telah dibangun serta tak lupa menjadi manusia yang seutuhnya.
Daftar Pustaka

Fonna, Nurdianita. 2019. Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Berbagai


Bidang. Jakarta : Guepedia

Gunawan. 2019. Mencari Peluang di Revolusi Industri 4.0 untuk Melalui Era
Disrupsi 4.0 . Jakarta : Queency Publisher

Stone, Jhone & Mennel, Stephen. 2005. Tentang Revolusi, Demokrasi, dan
Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Anda mungkin juga menyukai