Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PENDIDIKAN DI BIDANG INDUSTRI”

DISUSUN OLEH :

Yosi octaviani(20101155310546)

DOSEN: Vicky Brama Kumbara, SE, B.Ba, MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menggerakkan tangan untuk
memenuhi salah satu mata kuliah "Bisnis Digital" yang berupa sebuah makalah yang
membahas tentang "Pendidikan di Era Industri 4.0".
Sholawat dan salam kami panjatkan kepada jujungan kita Syaidil Imam Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah ke jaman islamiah
yang penuh pengetahuan dan dari alam kegelapan kealam yang terang benderag.
Dan saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya umunya
dan penulis khususnya.
Kemudian dengan hati yang lapang kami menerima kritik atau pun saran jika ada
kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini guna untuk melengkapi dan
membenarkan kekliruan tersebut..
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………,………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

BAB I:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….…………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan …………………………………………….………………………
BAB ll:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Revolusi Industri 4.0 ……………………………………………………
B. Karakteristik dan Tujuan Revolusi Industri 4.0 ……………………………………
C. Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0…………………………………………….
D. Perubahan Sistem Pendidikan di Era Industri 4.0…………………………………….
E. Yang Harus Dilakukan Terhadap Revolusi Industri 4.0………………………………
BAB III:
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini, dunia sudah memasuki era revolusi industri 4.0, hal ini di tandai
dengan semakin maju nya perkembangan teknologi. Dampak dari kemajuan
teknologi ini di antaranya mencakup bidang komunikasi, informasi, perdagangan
hingga bidang pendidikan. Kita tidak bisa menghindar dari kemajuan era ini,
melainkan kita harus menghadapinya dengan meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) agar mampu dan siap bersaing di era revolusi industri 4.0 ini.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia bisa dimulai dari meningkatkan


kualitas pendidikan, karena diharapkan dengan baik nya kualitas pendidikan maka
menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing di era industri 4.0 ini. Salah
satu hal yang memengaruhi ini adalah tenaga pendidik, dimana tenaga pendidik
harus menguasai kemampuan dan keahlian agar bisa beradaptasi dengan teknologi
baru dan tantangan global. Dengan pendidik yang berkualitas, di harapkan mampu
mengatur system pendidikan agar lebih baik lagi sehingga melahirkan generasi yang
siap bersaing di masa yang akan datang.

Berangkat dari hal tersebut , perlu kiranya kita meneliti atau mempelajari kembali
tentang pendidikan di era industri 4.0 ini. Oleh karena itu dalam makalah ini akan di
bahas tentang maksud dari revolusi industri 4.0, karakteristik dan tujuan, tantangan
pendidikan di era industri 4.0, sistem pendidikan di era industri 4.0 serta
Apa yang harus dilakukan terhadap revolusi industri 4.0.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil rumusan


masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0?
2. Bagaimana karakteristik dan tujuan revolusi industri 4.0?
3. Apa saja tantangan pendidikan di era industri 4.0?
4. Bagaimana perubahan sistem pendidikan di era industri 4.0?
5. Apa yang harus dilakukan terhadap revolusi industri 4.0?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:


1. Untuk mengetahui pengertian revolusi industri 4.0
2. Untuk mengetahui karakteristik dan tujuan revolusi industri 4.0
3. Untuk mengetahui tantangan pendidikan di era industri 4.0?
4. Untuk mengetahui perubahan system pendidikan di era industri 4.0
5. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap revolusi industri 4.0
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri adalah perubahan cara hidup dan proses kerja manusia secara
fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat menyatukan
dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak bagi seluruh
disiplin ilmu. Dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang secara
cepat mengalami terobosan diantaranya dibidang artificiall intelligent (kecerdasan
buatan), dimana teknologi komputer suatu disiplin ilmu yang mengadopsi keahlian
seseorang kedalam suatu aplikasi yang berbasis teknologi dan melahirkan teknolologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Dengan lahirnya
teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan
manusia diseluruh dunia. Revolusi industri 4.0 semua proses dilakukan secara sistem
otomatisasi didalam semua proses aktivitasi, dimana perkembangan teknologi
internet semakin berkembang tidak hanya menghubungkan manusia seluruh dunia
namun juga menjadi suatu basis bagi proses transaksi perdagangan dan transportasi
secara online.'

Dasar perubahan ini sebenarnya adalah pemenuhan hasrat keinginan pemenuhan


kebutuhan manusia secara cepat dan berkualitas. Revolusi Industri telah mengubah
cara kerja manusia dari penggunaan manual menjadi otomatisasi atau digitalisasi.
Inovasi menjadi kunci eksistensi dari perubahan itu sendiri.?

Jadi dapat disimpulkan bahwa Revolusi Industri 4.0 yaitu perubahan yang
berlangsung cepat dengan memanfaatkan teknologi dan big data, dalam pelaksanaan
proses produksi yang dulunya dilakukan oleh manusia sekarang digantikan oleh
mesin atau menggunakan teknologi baru.

Menurut pemakalah, bedasarkan rujukan dari jurnal tersebut. Keadaan yang


terjadi saat ini memang sama seperti apa yang di sebutkan di atas, dimana dampak
dari revolusi industri 4.0 ini memajukan teknologi yang memudahkan kehidupan
manusia dimana hal tersebut terlaksana sebab keinginan manusia itu sendiri.
B. Karakteristik dan Tujuan Revolusi Industri 4.0

Karakteristik industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan


teknologi-teknologi terbaru (Kinzel, 2016), yaitu:

1. Sistem siber-fisik (cyber-physical systems).


Sistem Siber-Fisik Sistem siber-fisik (cyber-physical systems) meningkatkan
kemampuan untuk mengontrol dan memonitor proses fisik, dengan bantuan sensor,
robot cerdas, drone, printer 3D dan lain sebagainya. Dalam cyber-physical systems.
komponen fisik seperti printer 3D, drone dan robot, serta komponen perangkat lunak
seperti analisa data dan teknologi sensor semua disatukan ke dalam jaringan
(network) yang saling berinteraksi antar elemennya. Pada saat input awal dan produk
akhir yang biasanya berbentuk fisik, informasi biasanya dipindahkan antara kondisi
fisik dan digital selama proses manufaktur berlangsung. Sebagai contoh, aktivitas
memindai (scan) komponen fisik yang menghasilkan representasi model digital sesuai
dengan hasil pindaiannya. Data digital ini kemudian dapat dirubah ke bentuk
informasi fisik lagi menggunakan printer 3D.

2. Teknologi Informasi dan komunikasi (information and communication technology).


80% inovasi-inovasi dalam manufaktur berbasis pada ICT (Wahlster, 2012).
Digitalisasi dan menyebarluasnya aplikasi ICT memungkinkan untuk
mengintegrasikan semua sistem diseluruh pasokan dan rantai nilai sehingga dapat
mengagregasikan data di semua level. Seluruh informasi terdigitalisasi dan
kesesuaian sistem di dalam dan antar perusahaan terintegrasi dalam setiap tahapan
antar pembuatan dan penggunaan siklus hidup produk (Kinzel, 2016).
Manufaktur produk pintar (smart product) akan mengambil peran tambahan dari
tujuan utamanya: sebagai wadah informasi yang mengumpulkan informasi sepanjang
rantai suplai dan siklus hidupnya; sebagai agen; produk secara aktif memberikan
pengaruh kepada lingkungan, dan sebagai observer; produk memonitor dirinya
sendiri dan lingkungannya (Wahlster, 2012). Sebagai contoh, item pakaian dapat
memonitor berapa lama keusangannya atau sebarap sering telah dicuci, untuk
dilaporkan ke pabrik dalam rangka untuk memproduksi penggantinya saat
dibutuhkan (Kinzel, 2016). Pengembangan sektor ICT saat ini telah membentuk
pondasi industri 4.0, sebagai proses industrialisasi yang telah mulai untuk melampaui
otomatisasi sederhana dari produksi yang telah dimulai pada awal 1970an
(Schlaepfer, 2014).

3. Jaringan komunikasi (network communications).


Komunikasi Jaringan (Network Communications) Semua peralatan ini, baik
pada pabrik manufaktur, pemasok dan distributor semua terhubung melalui
teknologi internet dan wireless (Kinzel, 2016). Jaringan komunikasi dengan kualitas
tinggi yang terpercaya menjadi kebutuhan paling penting bagi industri 4.0 dan
karenannya sangat penting untuk mengembangkan infrastruktur jaringan internet di
mana dibutuhkan (Kagermann, 2013). Jaringan dengan kemampuan intemet yang
tinggi mampu menghubungkan antar komponen ini sehingga dapat melakukan
desentralisasi dan pengaturan mandiri dari pengoperasian sistem siber-fisik (cyber-
physical systems).

4. Big data dan cloud computing.


Big Data and Cloud Computing. Dengan penggunaan big data dan komputasi
awan (cloud computing), informasi yang diambil melalui jaringan ini dapat digunakan
untuk memodelkan, memvirtualisasi dan mensimulasi produk dan proses
manufakturnya. Model ini disebut sebagai kembar digital (digital twins), atau
peralatan bayangan (device shadows). Digital twins adalah pendamping
komputerisasi (computerized companion) dari asset fisik yang mampu melakukan
monitoring, diagnosis, dan prognosis asset secara langsung (real time).

5. Peningkatan kemampuan peralatan untuk interaksi dan kooperasi manusia-


komputer (human-computer).
Peralatan Yang Ditingkatkan Kemampuannya (Improved Tools) Untuk
melakukan kontrol terhadap proses tersebut, tempat kerja manusia dipasok dengan
peralatan ICT yang dibuat dan digunakan untuk perkembangan dalam augmented
reality dan robot cerdas. Sistem siber-fisik pada industri 4.0 memiliki tujuan utama
untuk membantu manusia dalam pekerjaan sehari-hari. Mereka menyertakan
pembantu fisik exoskeletons, context-adaptive sistem untuk mendiagnosa kesalahan,
sistem perencanaan dan perawatan berbasis waktu, mobile, personalisasi, sistem
tutor yang adaptif terhadap situasi, dan lain-lain.
Fitur kunci dari semua sistem pembantu tersebut adalah non-intrusiveness,
contextadaptiveness, personalisasi, berbasis lokasi dan mobilitas. Untuk memastikan
pengunaan secara optimal dan efisien, sistem-sistem tersebut harus didesain secara
baik, dengan memperhatikan kemungkinan untuk dapat merespon ucapan, gerak,
treking mata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan fisik dan grafik grafik (Wahlster,
2012). Aspek sentral dari industri 4.0 adalah antarmuka (interface) nya dengan
infrastruktur pintar lainnya, seperti, bangunan pintar (smart building), rumah pintar
(smart home), logistik pintar (smart logistic), mobilitas dan jaringan, serta
konektifitas terhadap bisnis dan web sosial (Kagermann, 2013; Schlaepfer, 2014). Hal
ini sangat penting bahwa area-area kunci ini dipertimbangkan ketika
mengimplementasikan industri 4.0. karenanya, dapat dikatakan, bahwa efek dari
industri 4.0 tidak terbatas pada manufacturing namun juga berpengaruh kepada
berbagai aspek kehidupan manusia.

6. Pemodelan (modeling), virtualisasi (virtualization), dan simulasi (simulation).


Pemodelan, virtualisasi serta simulasi ini masuk kepada Big Data and Cloud
Computing Dengan penggunaan big data dan komputasi awan (cloud computing),
informasi yang diambil melalui jaringan ini dapat digunakan untuk memodelkan,
memvirtualisasi dan mensimulasi produk dan proses manufakturnya.?'

Jadi, dapat disimpulkan Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari
beberapa perkembangan teknologi terbaru seperti sistem siber fisik, teknologi
informasi dan komunikasi, jaringan komunikasi, big data dan cloud computing,
pemodelan, virtualisasi, simulasi seta peralatan yang telah dikembangkan untuk
kemudahan interaksi manusia dengan komputer.

Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik dan tujuan dari


revolusi industri 4.0 memang sangat bagus. Karena teknologi dikembangkan untuk
mempermudah interaksi manusia. Namun, di Negara Indonesia sendiri mash perlu
peningkatan untuk lebih mengembangkan teknologi ini. Karena Indonesia mash
tertinggal dalam hal ini dibandingkan dengan Negara yang sudah maju.

C. Tantangan Pendidikan di Era Industri 4.0

Menghadapi tantangan yang besar era revolusi industri 4.0 ini, maka
pendidikan dituntut untuk berubah juga karena kita hanya disungguhkan dua pilihan
yaitu berubah atau mati. Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut
Pendidikan 4.0. dengan memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran.
Agar mewujudkan itu semua, inovasi pembelajaran adalah jawaban alternative yang
dapat menjadikan guru mampu menguasai perkembangan teknologi.

Seorang pendidik harus bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk


meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap jenjang pendidikan.
Upaya ini dilakukan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul
dengan kompetensi global dan mampu beradaptasi pada era yang ada, meskipun
teknologi informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu
mudah diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak dapat tergantikan oleh
kemajuan teknologi tersebut ketika mampu beradaptasi.

Tantangan seorang pendidik tidak berhenti pada kemampuan menerapkan


teknologi informasi pada proses belajar mengajar akan tetapi ada 6 kompetensi yang
diharapkan dimiliki guru 4.0 yaitu :

1) Critical Thinking and Problem solving (keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah). Yaitu kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit,
mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul
berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Kompetensi ini
dimaknai kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit;
memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis,
dan menyelesaikan masalah. ini sangat penting dimiliki peserta didik dalam
pembelajaran abad ke 21. Guru era 4.0 harus mampu meramu pembelajaran
sehingga dapat mengekspor kompetensi ini kepada peserta didik
2) Communication and collaborative skill ( keterampilan komunikasi dan kolaborasi).
kemampuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang harus diterapkan guru
dalam pembelajaran guna mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
3) Creativity and innovative skill ( keterampilan berpikir kreatif dan inovasi).
Revolusi mengkehendaki peserta didik untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif, ini
perlu agar mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasisi revolusi
industry 4.0. Tentu seorang guru harus terlebih dahulu dapat kreatif dan inovasi agar
bisa menularkan kepada peserta didiknya
4) Information and communication technology literacy ( Literasi teknologi informasi
dan kominikasi ). Literasi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) menjadi kewajiban guru 4.0, ini harus dilakukan agar tidak ketinggalan dengan
peserta didik. Literasi Teknologi infomasi dan komunikasi merupakan dasar yang
harus dikuasai agar mampu menghasilkan peserta didik yang siap bersaing dalam
menghadapi revolusi industry 4.0.
5) Contextual learning skill. Pembelajaran ini yang sangat sesuai diterapkan guru
4.0 ketika sudah menguasai TIK, maka pembelajaran kontekstual lebih mudah
diterapkan. Saat ini TIK salah satu konsep kontekstual yang harus diketahui oleh guru,
materi pembelajaran berbasis TIK sehingga guru sangat tidak siap jika tidak memiliki
literasi TIK. Materi yang bersifat abstrak mampu disajikan lebih riil dan kontekstual
menggunakan TIK.
6) Information and media literacy (literasi informasi dan media). Banyak media
informasi bersifat sosial yang digeluti peserta didik. Media sosial scolah menjadi
media komunikasi yang ampuh digunakan peserta didik dan salah satu media
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru 4.0. Kehadiran kelas digital bersifat
media sosial dapat dimanfaatkan guru, agar pembelajaran berlangsung tanpa batas
ruang dan tanpa waktu.

Revolusi industri 4.0 telah menyusup pada berbagai bidang termasuk bidang
Pendidikan lawan kita sekarang adalah tidak hanya pada pemerataan pendidikan
akan tetapi mutu lulusan ikut di dalamnya, maka perlu upaya untuk beradaptasi
dengan matang yaitu guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran berbasis
Teknologi informasi dan komunikasi sebab kalau tidak siap maka akan semakin
ketinggalan, peningkatan kualitas pendidik menjadi prioritas agar mampu
beradaptasi, menghasilkan peserta didik sesuai tuntutan zaman dan posisi guru tidak
tergantikan kepada siswa. Salah satu cara menghadapi tantangan era digital ini
adalah peningkatan kualitas guru menjadi guru 4.0 melalui pendidikan dan pelatihan
(diklat) cara pemanfaatan dan penerapan TIK dalam pembelajaran, diklat tentang
kompetensi guru menuju guru 4.0. Dalam hal menghadapi tantangan era digital ini
maka sangat diharapkan dukungan segala pihak. Pemerintah bersama dengan
seluruh stakeholder seharusnya memikirkan kembali secara serius mengenai
berbagai hal terkait dengan penguatan sistem pendidikan dalam menghadapi
gangguan Revolusi Industri 4.0.
Karena perubahan merupakan sebuah keharusan dan tidak menunggu kesiapan kita.
Tantangan era Revolusi Industri 4.0 kompleks sekali. Belum lagi di dunia
pendidikan, semua sudah berkonversi di dunia digital. Jika dulu cukup sistem manual,
kuno, primitif, saat ini semua harus serba siber. Contohkan e-library (perpustakaan
digital), e-learning (pembelajaran digital), e-book (buku online), dan lainnya.

Peralihan gaya mengajar bergeser dari teacher center ke student center yang
tentu dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran menjadi inovasi pembelajaran berdampak positif.
Tidak hanya dari segi minat belajar namun juga dari hasil belajar. Penggunaan
berbagai aplikasi digital, CD pembelajaran interaktif, ebook, website, dan gaya belajar
digital lainnya merupakan alternatif paperless. Guru tidak perlu mencetak berlembar-
lembar soal tes bagi siswanya. Siswa dapat menempuh evaluasi dengan
berbagai aplikasi online seperti edmodoo dan kahoot.:

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan era Revolusi


Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan teknologi informasi yang menyasar
ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin produksi. Ketiga,
kurangnya keterampilan yang memadai. Keempat, keengganan untuk berubah para
pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya banyak pekerjaan karena otomatisasi.
Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum
meratanya perubahan kurikulum, model, strategi, pendekatan dan guru dalam
pembelajaran yang menguatkan literasi baru. Perkembangan era Revolusi Industri 4.0
yang ditandai dengan masifnya perkembangan digital technology, artificial
intelligence, big data, robotic, dan lainnya menjadi proyek bersama semua lembaga
pendidikan untuk menjawabnya. Meskipun tidak bisa pada semua aspek, minimal
lembaga pendidikan tingkat dasar fokus pada penguatan literasi baru.

Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas tantangan revolusi industri


4.0 ini memang harus di taklukkan. Tetapi masih ada kendala bagi orang yang
tinggal di pedalaman yang sulit untuk di akses teknologi. Belum lagi masalah tenaga
pendidik yang masih gagap terhadap teknologi sehingga tidak bisa memaksimalkan.
Di atas ditulis untuk mengatasi nya, tenaga pendidik harus mengikuti diklat pelatihan.
Memang sudah selayaknya pelatihan-pelatihan seperti itu di galakkan di Indonesia.

D. Perubahan Sistem Pendidikan di Era Industri 4.0

Perkembangan teknologi digital di era Industri 4.0 saat ini telah membawa
perubahan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
dibidang pendidikan.
Hoyles & Lagrange (2010) menegaskan bahwa teknologi digital adalah hal yang
paling mempengaruhi sistem pendidikan di dunia saat ini. Hal ini disebebkan karena
aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran
berbasis teknologi digital. Jika pada tahun 1980an, benda-benda kongkrit artifisial
mendominasi penggunaannya sebagai alat visualisasi konsep-konsep abstrak, kini
visualisasi berbasis teknologi digital marak digunakan sebagai alat bantu yang lebih
efektif, efisien, interaktif, dan attraktif. Jika pada tahun 1990an, penggunaan alat
hitung berbasis digitial, seperti kalkulator, dihindari penggunaannya di sekolah
dikarenakan asumsi bahwa alat tersebut dapat merusak mental matematika siswa,
kini
kalkulator dipandang memiliki nilai edukasi untuk meningkatkan kemampuan siswa
kepekaan bilangan siswa dan membantu dalam pemecahan masalah matematika.

Dewan Nasional Guru Matematika NCTM (National Council Of Teacher Of


Mathematics) (2000) menegaskan bahwa integrasi teknologi dalam pembelajaran
paling tidak memiliki tiga dampak yang positif dalam pembelajaran matematika,
yaitu:

1) Teknologi dapat meningkatkan capaian pembelajaran matematika


2) Teknologi dapat meningkatkan efektivitas pengajaran matematika
3) Teknologi dapat mempengaruhi apa dan bagaimana matematika itu
scharusnya dipelajari dan dibelajarkan.

Sejalan dengan NCTM (2000), berbagai penelitian menunjukkan bahwa siswa


dapat belajar matematika lebih kaya dan mendalam ketika teknologi digunakan
dengan 'tepat guna' dalam pembelajaran matematika (seperti Drijvers, Boon & Van
Reeuwijk, 2010; Ellington, 2003; Heid, 1988; Dunham and Dick 1994; Sheets 1993;
Boersvan Oosterum 1990; Rojano 1996; Groves 1994).

Meskipun berbagai riset menunjukkan dampak positif dari pengintegrasikan


teknologi digital dalam pembelajaran matematika, mash banyak ditemukan
pendidikan matematika lainnya yang meragukan hal tersebut. Misalnya, studi awal
kami menemukan bahwa guru mash menyimpan kekhawatiran terkait implementasi
teknologi dalam pembelajaran matematika. Mereka mash berasumsi bahwa
teknologi digital dalam pembelajaran matematika akan memberikan dampak buruk
terhadap pembelajaran matematika. Misalnya, pengenalan mesin kalkulator sebagai
alat hitung akan menyebabkan ketergantungan siswa terhadap mesin hitung
tersebut, yang kemudian berakibat pada buruknya kemampuan siswa dalam
melakukan perhitungan.
Selain itu, penggunaan teknologi digital dikhawatirkan disalahgunakan oleh siswa
yang akibatnya siswa tidak mempelajari apa yang seharusnya dipelajari. Misalnya,
ketika siswa bekerja dengan alat pembelajaran berbasis teknologi digital, mereka
lebih disibukkan dengan mencoba-coba fitur pada alat belajar tersebut, bukan pada
penemuan pelajaran berbantuan alat tersebut.

Meskipun demikian, mereka menyadari bahwa teknologi dalam pembelajaran


tidak dapat dihindari dan ada keyakinan pada diri mereka bahwa teknologi dapat
memberikan dampak positif jika dilakukan dengan tepat guna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa era industry 4.0 membawa perubahan serta dapat
mempengaruhi system pendidikan karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik
yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi digital. Yang dulunya
menggunakan alat hitung berbasis digital dihindari karena alat tersebut dapat
merusak mental siswa, sekarang alat hitung digital yang sering disebut kalkulator kini
digunakan dan dipandang untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas, perubahan sistem


pendidikan yang sangat menonjol adalah masuknya Digitalisasi ke dalam pendidikan.
Seperti hal nya dulu guru menjelaskan hanya menggunakan papan tulis, namun
sekarang guru bisa menggunakan proyektor dengan didukung animasi yang menarik
schingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Dan semua teknologi akan berdampak
positif jika tepat guna dalam menggunakannya.

E. Yang Harus di Lakukan Terhadap Revolusi Industri 4.0

Perubahan dalam pembelajaran sesuai dengan era industry 4.0 akan berdampak
pada peran pendidikan vokasi khususnya peran pendidiknya. Jika peran pendidik
mash mempertahankan sebagai penyampai pengetahuan, maka mereka akan
kehilangan peran seiring dengan perkembamgan teknologi dan perubahan metode
pembelajarannya. Kondisi tersebut harus diatasi dengan menambah kompetensi
pendidik yang mendukung pengetahuan untuk eksplorasi dan penciptaan melalui
pembelajaran mandiri.

Selain peran pendidik, pendidikan vokasi harus menyiapkan bimbingan karir dan
pengembangan karir peserta didik, lebih mengutamakan kompetensi lulusannya
nanti seperti apa daripada ijasahnya, membentuk akses untuk pendidikan yang
global, meningkatkan personal development khususnya tentang keterampian sosial.
Selain itu untuk penataan kelembagaan, program studi yang ada tidak perlu diganti
dengan yang baru akan tetapi lebih pada menyesuaikan sesuatu yang baru kedalam
program studi yang sudah ada, meningkatkan kinerja pendidikan vokasi pada level
yang lebih tinggi dengan menerapkan model pembelajaran problem solving dan
berpikir sistem, serta keterhubungan dengan pihak industri yang sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja.

Dalam konteks pembelajaran abad 21, pembelajaran yang menerapkan


kreativitas, berpikir kritis, kerjasama, keterampilan komunikasi, kemasyarakatan dan
keterampilan karakter, tetap harus dipertahankan bahwa sebagai lembaga
pendidikan vokasi peserta didik tetap memerlukan kemampuan teknik. Pemanfaatan
berbagai aktifitas pembelajaran yang mendukung industri 4.0 merupakan keharusan
dengan
model resource sharing dengan siapapun dan dimanapun, pembelajaran kelas dan
lab
dengan augmented dengan bahan virtual, bersifat interaktif, menantang, seta
pembelajaran yang kaya isi bukan sekedar lengkap. Melalui kesadaran terhadap
tantangan yang sudah ada di dunia kerja melalui revolusi industri 4.0, dan kesiapan
untuk berubah akan mendekatkan pendidikan vokasi pada kondisi ketenagakerjaan
sekarang dan masa depan.

Jadi dapat disimpulkan revolusi industri 4.0 ini pendidikan di hadapkan


dengan perubahan. Pendidik harus mampu menanggapi perubahan ini, karena
operan
penyampai pengetahuan akan segera berubah menjadi peran pendamping untuk
menemukan dan menciptakan melalui belajar mandiri. Maka dari itu pendidik vokasi
harus belajar cepat berubah bekerjasama dengan industri dan mengenali kompetensi
baru seperti apa yang dibutuhkan oleh industri 4.0 melalui pemanfaatan berbagai
data. Pendidik juga harus mengembangkan keahliannya sendiri termasuk juga
bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui big data, serta
peserta didik dapat segera beradaptasi dengan perubahan.

Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas, yang harus dilakukan


terhadap revolusi industri 4.0 ini adalah dengan mempersiapkan diri untuk
menghadapi revolusi industri 4.0 dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar bisa bersaing di masa ini. Contohnya dari negara Indonesia sendiri
masih perlu menigkatkan lagi pengembangan keahlian untuk para pendidik agar
mampu dan siap melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki mutu tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Revolusi Industri 4.0 yaitu perubahan yang berlangsung cepat dengan


memanfaatkan teknologi dan big data, dalam pelaksanaan proses produksi yang
dulunya dilakukan oleh manusia sekarang digantikan oleh mesin atau menggunakan
teknologi baru.
2. Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa
perkembangan teknologi terbaru seperti sistem siber fisik, teknologi informasi dan
komunikasi, jaringan komunikasi, big data dan cloud computing, pemodelan,
virtualisasi, simulasi serta peralatan yang telah dikembangkan untuk kemudahan
interaksi manusia dengan komputer.
3. Tantangan era Revolusi Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan teknologi
informasi yang menyasar ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin
produksi. Ketiga, kurangnya keterampilan yang memadai.
Keempat, keengganan untuk berubah para pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya
banyak pekerjaan karena otomatisasi. Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi,
informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum meratanya perubahan kurikulum, model,
strategi, pendekatan dan guru dalam pembelajaran yang menguatkan literasi baru.
4. Era industry 4.0 membawa perubahan serta dapat mempengaruhi system
pendidikan karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh
pembelajaran berbasis teknologi digital. Yang dulunya menggunakan alat hitung
berbasis digital dihindari karena alat tersebut dapat merusak mental siswa, sekarang
alat hitung digital yang sering disebut kalkulator kini digunakan dan dipandang untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
5. Yang harus dilakukan dalam menghadapi revolusi industry 4.0 ini. Pendidik harus
mampu menanggapi perubahan ini, karena operan penyampai pengetahuan akan
segera berubah menjadi peran peran pendamping untuk menemukan dan
menciptakan melalui belajar mandiri. Maka dari itu pendidik vokasi harus belajar
cepat berubah bekerjasama dengan industry dan mengenali kompetensi baru
seperti apa yang dibutuhkan oleh industry 4.0 melalui pemanfaatan berbagai data.
Pendidik juga harus mengembangkan keahliannya sendiri termasuk juga
bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui big data, serta
peserta didik dapat segera beradaptasi dengan perubahan

B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah
ini,
karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Kami juga butuh saran/
kritikan dari kalian semua, agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih
baik dari pada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkakn terima kasih atas dosen
pembimbing mata kuliah Perbandingan Pendidikan yaitu Ibu Nur Hikmah, M.Pd.
,yang telah memberi kami tugas membuat makalah ini demi kebaikan diri kami
sendiri dan untuk orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Hamdan. "Industri 4.0: Pengaruh Revousi Industri Pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi" dalam Jurnal Nusamba edisi No. 2, Vol. 3, 2018.
Suwardana, Hendra. "Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental" dalam Jurnal
Unik, vol.1, no. 2, 2017.
Fauzan, Rahman. "Karakteristik Model dan Analisa Peluang Industri 4.0" dalam
Jurnal PHASTI, vol.04, No. 1, 2018.
Joenaidy, Abdul Muis. Konsep dan Strategi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri
4.0. Yogyakarta : Laksana, 2019.
Ibda, Hamisullah. "Penguatan Literasi Baru Era Revolusi Industri 4.0" dalam.Jurnal
RTIE, vol. 1, No. 1, 2018.
Putrawang, Susilahudin. "Integrasi Teknologi Digital Dalam Pembelajaran di Era
4.0" dalam Jurnal Tatsgif, vol. 16, No. 1, 2018.
Triyono, Moch Bruri. "Tantangan Revolusi 4.0 Bagi Pendidikan Vokasi" dalam
Jurnal seminasvoktek, 2017.

Anda mungkin juga menyukai