Anda di halaman 1dari 10

TEMA: JEJAK KERUHANIAN DAN NESTAPA MANUSIA MODERN

MENEGAKAN STATUS KADER HMI CABANG AMBON SEBAGAI


PENOPANG ISLAM PADA MASA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nama: Aljihasto Madat Rumakefing

Asal Cabang: Ambon

Kontak: 082254089468

E-mail: jr123830@gmail.com

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG AMBON

i
ABSTRAK

Revolusi Industri 4.0 adalah perubahan Zaman yang terjadi pada


abad ke -21 yang merubah aktifitas manusia dari mesin menjadi aktifitas
komputerisasi. Kita tidak dapat menghentikan revolusi teknologi yang
sedang terjadi saat ini. Benar bahwa saat ini masih banyak orang yang
menolak atau menutup mata terhadap perubahan yang terjadi. Tetapi
apakah seorang kader dapat menghadapinya Digitalisasi yang telah
merangkul zaman pada saat ini membuat orang harus berpacu agar bisa
beradaptasi dengan zaman. Menjadikan Nilai Dasar Perjuangan (NDP
sebagai sebuah dasar dari seorang HMI adalah salah satu hal yang
penting agar seorang kader dapat mengimplementasikannya dalam
kehidupan Industri 4.0. Pada Jurnal ini saya menggunakan Studi
kepustakaan sebagai Metode Penulisan. Dari penulisan jurnal ini
menjelaskan bagaimana seorang kader dapat menyeimbangkan dirinya
antara teknologi dan juga kultural serta agama yang dimiliki. Yang mana
mereka harus melakukan pengembangan diri untuk menopang Sumber
Daya Manusia (SDM), Mempelajari Digitalisasi, dan menerapkan Nilai
Dasar Perjuangan pada kehidupan sehari-hari

Kata Kunci: Revolusi Industri 4.0, Nilai Dasar Perjuangan (NDP),


Sumber Daya Manusia (SDM), Islam, Teknologi,

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwasannya Dunia sekarang ini semakin hari
semakin canggih dengan maraknya teknologi yang menyebar luas ke seluruh
dunia. Dengan penyebaran teknologi tersebut pun memberikan pengaruh besar
terhadap umat manusia dalam menjalankan keseharian ataupun aktivitas sehari-
hari mereka. Teknologi mengoba pola hidup manusia yang awaalnya Traditional
menjadi modern. Modernsasi juga membuat umat manusia harus berevolusi dan
beradaptasi dengan kekuatan teknologi yang semakin canggi. Tapi apakah itu
berpengaruh terhadap jati diri seseorang?

Menurut Robert N Bellah, Masyarakat muslim klasik itu “modern”


(terbuka, demokrasi, dan partisipatif), dan bahwa keadaan itu berubah total
setelah tampilnya dinasti Bani Umayyah. Oleh Karena itu, kesenjangan yang ada
sekarang antara ide dan realitas dalam masyarakat islam harus di telusuri
sebagai kelanjutan apa yang dilihat oleh bellah sebagai “kegagalan” dimasa awal
itu sendiri, karena belum adanya prasarana untuk menopang prinsip-prinsip yang
disebutnya sebagai “modern” itu. Begitulah keadaan islam sejagat dan keadaan
islam di tanah air disebabkan oleh berbagai hal: realitas masyarakat (Islam)
dengan ide dalam ajaran (Islam) terasa semakin besar kesenjangannya. Dari
berbagai hal itu, yang pertama dan utama iyalah kenyataan.

Berbagai Problema Umat Islam Indonesia, dan dalam hal ini umat Islam
dimana saja, iasalh kesenjangan yang cukup parah antara ajaran dan kenyataan.
Dahulu bung karno menyeru umat islam untuk “menggali api islam” karena
agaknya dia melihat bahwa kaum muslim saat itu, mungkin sampai sekarang,
hanya mewarisi “abu” dan “arang” yang mati dan statis dari warisan kultural
mereka. Kiranya, kutipan-kutipan panjang tersebut banyak menopang
kepercayaan kaum muslim tentang islam, khususnya kaum muslim dari kalangan
“Modernis” dan kaum muslimin yang menghayati secara mendalam “api” Islam

Revolusi Industri 4.0 menjadi sebuah perubahan besar yang terjadi di


dunia. Dan khususnya di Indonesia. Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah kondisi
pada abad ke-21, ketika terjadi perubahan besar besaran di berbagai bidang
lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik,
digital, dan biologi. Dan revolusi ini ditandai dengan kemajuan buatan, robot,

1
blockchain, teknologi nano, computer kuantum, bio teknologi, internet of Things,
kendaraan 3D dan lain-lain.

Dengan adanya perkembangan ini menjadi sebuah tantangan tersendiri


kepada para kader HMI. Tetapi bukan berarti ini menjadi kabar baik terhadap
para kader HMI, melainkan akan timbul banyak perubahan dari diri seorang
kader karena telah di ikat oleh Zaman Revolusi Industri 4.0 ini. Dari
perkembangan ini apakah para kader akan tetap bertahan dalam lingkup
Revolusi tanpa harus menghilangkan Kultural dan keagamaan mereka?, Atau
malah sebaliknya

Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka timbul


beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam jurnal
ini sebagai berikut:

 Apa pengaruh Revolusi Industri 4.0


 Bagaimanakah seorang kader dapat menyesuaikan diri dengan
Tantangan Revolusi Industri 4.0?
 Apakah Seorang kader dapat menyeimbangkan Teknologi dengan
Kultural dan juga Agama Mereka?

Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui apa saja factor Revolusi Industri 4.0 Terhadap Kader
dalam menyesuaikan Kewajiban Mereka Sebagai seorang Muslim
 Untuk mengetahui apa saja cara seorang kader dapat menyesuaikan diri
dengan tantangan Revolusi Industri 4.0
 Untuk mengetahui Apakah seorang kader dapat menyeimbangkan
Teknologi dengan kultural dan juga Agama mereka

Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan adalah studi kepustakaan melalui
buku-buku dan tulisan yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalam
jurnal

2
PEMBAHASAN

Pengaruh Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri adalah periode industrialisasi besar-besaran yang


terjadi selama akhir tahun 1700-an hingga awal tahun 1800-an. Dimulai
dari britania raya dan kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Revolusi industry amerika, yang biasa disebut sebagai revolusi industry ke
dua, dimulai antara, tahun 1820-1870. Periode ini mencakup mekanisasi
pertanian dan manufaktur tekstil serta revolusi industri dalam penguasaan,
termasuk kapal uap dan rel kereta api, yang berdampak social, budaya
dan kondisi perekonomian.

Kita tidak bisa menolak bahwa otomatisasi dan revolusi industry


membawa kita pada dampak yang mengubah dunia. Era industry
membuat dunia menjadi yang kita kenal saat ini. Revolusi merupakan
hasil dari keinginan manusia untuk tumbuh, berkembang dan membesar.
Keinginan dan kebutuhan tersebut mengarah pada penemuan-penemuan
signifikan dalam masyarakat

Di Indonesia, revolusi industry ini sangat mempengaruhi setiap


bidang kehidupan. Contoh yang dapat kita lihta sehari hari yaitu adanya
ojek online, online shooping, dan diperlakukannya uang elektronik.
Namun, selain memiliki dampak yang positif, dampak negatif dari revolusi
industry 4.0 ini juga tidak dapat dihindari

Industri 4.0 memiliki potensi manfaat yang besar namun juga


memiliki tantangan yang besar jika tidak bijak dalam menghadapi, maka
menjadi ancaman besar bagi kehidupan manusia. Dengan era serba ada
dan canggih ini manusia semakin dimanjakan oleh teknnologi, manusia
semakin berfikir dengan serba instan, dengan begitu karakter manusia
semakin tergerus oleh zaman. Sehingga era industry 4.0 menjadi
disruption/ problem manusia yang tidak bijak dalam mengadapi era ini.
Dengan mudahnya akses inrnet, banyak tontonan yang tidak layak
menjadi tuntunan bagi masyarakat kususnya kepada para kader HMI.

3
Tantangan dan Penyesuaian Diri Seorang Kader Pada Era Revolusi
Industri 4.0

Manusia Telah dibajak oleh hiperialitas, dan kian kehilangan


otentisitas dirinya. Ketimbang percaya kepada “parasnya” sendiri,
manusia kini lebih percaya pada apa yang popular dalam psikoanalisis
sebagai “citra cermin” (mirror image) dari dirinya.

Kehadiran globalisasi membawah hidup yang riuh, gemuruh, serba-


cepat, tapi memberikn sesuatu yang amat tertinggal dan terlupakan,
apakah itu?. Kultural dan agama. Dalam sherry turkey (1995 dalam
bukunya yang berjudul Life on the Screen : Identity in the Age of the
Internet Melukiskan pergeseran fungsi computer dari babak modernisasi
ke posmodernisasi. Jika babak pertama memosisikan computer sebagai
medium yang membuat pekerjaan manusia jadi super cepat, yang terakhir
justru menciptakan “budaya simulasi”

dari perubahanan zaman ini menjadi tantangan bagi masyarakat


dan khususnya bagi Para kader HMI. tantangannya adalah tentu dengan
revolusi industri 4.0 ini akan semakin sulit persaingan antara kita Indonesia
dengan negara-negara lain yang memang sudah maju dari segala aspek,
sehingga timbul pertanyaan “kita mampu atau tidak?”. Pertanyaan tersebut
bukan hanya tertuju kepada para Kader tetapi juga bagi setiap orang di seluruh
Dunia khususnya Indonesia.

Penyesuaian Antara Teknologi dengan Kultural dan juga Agama dari


seorang HMI

Teknologi dan perkembangannya merupakam sebuah keharusan yang


harus dihadapi oleh seluruh umat manusia, begitu juga dengan umat islam.
Sehingga tidak ada alasan untuk menghindar dan tidak terlibat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggihnya.

4
HMI yang berasaskan islam dan berperan sebagai organisasi perjuangan yang
didalamnya semua anggota HMI adalah anak muda islam yang tentu punya
kekuatan (power) yang masih sangat ideal.

Dari pernyataan-pernyataan yang telah di paparkan tadi bahwasannya


Seorang Kader harus mampu menyesuaikan dirinya pada saat ini, dan
khususunya penyesuaian antara Penggunaan Teknoogi dan juga Dasar Kultural
dana gam yang Memang Tertanam dalam diri Seorang HMI.

Ada beberapa cara dalam penyesuaian Seorang kader dalam menyesuaikan


dirinya pada Masa Era Revolusi Industri 4.0 saat ini diantaranya yaitu

 Pengembangan SDM

Sumber Daya (SDM) perlu dikembangkan dari segaka Aspek, tertama


pendidikan dalam menjawab tantangan era industry 4.0. ini karena
pengembangan SDM adalah modal Utama Menghadapi era modern yang penuh
dengan lajunyaarus globalisasi yang didominasi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini mengharuskan staratak HMI membentuk manusia
Indonesia menjadi manusia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan
spiritual. Baik itu di HMI sendiri maupun untuk masyarakat Indonesia, terutama
generasi muda.

Semua tertuju demi memperbanyak pengetahuan, terutama tentang


perkembangan di era Industri dengan mengadakan training-training dibidang
teknologi dan perindustrian. Kemudain melalui kader-kader HMI mereka harus
tetap menjadikan kebiasaan mereka meningkat seperti, membaca, diskusi, dan
kajian sebagai budaya HMI.

 Penguasaan Digital

Teknologi Baru dapat menjadi agen perubahan yang kuat untuk selamanya.
Pendidikan dan akses ke indormasi dapat meningkatkan kehidupan miliaran
orang didunia. Perangkat dan jaringan komputasi yang semakin kuat, layanan
digital, serta perangkat seluler dapat menjadi kenyataan bagi orang-orang
diseluruh dunia, termasuk penduduk dinegara-negara terbelakang.

Dari pada itu perlu juga bagi seorang kader dalam melakukan sebah perubahan
dalam konteks belajar mereka. Dalam artian, kader HMI harus mampu dalam

5
menerima ilmu terkait dengan Revolusi Industri 4.0 ini dalam mengembangkan
Digitalisasi yang menjadi Acuan dalam pengembangan Daya Saing Manusia
Kedepannya. Seorang Kader harus meningkatkan kebiasaan belajarnya atau
memasukan Fokus Belajar baru yang terkait dengan Revousi Industri 4.0 dan
Digitalisasi dalam sebuah kajian atau diskusi. Selain itu seorang Kader juga
harus mampu untuk berinovasi untuk mengembangkan dan memanfaatkan
kecanggihan Teknologi Digital ini. Misalnya dalam rangka membuat media
dengan konten-konten menarik, mengembangkan Perekonomian mahasiswa
islam dengan memakai digital dan sebagainya.

 Implementasi Konspe NDP

Nilai dasar perjuangan di HMI adalah sebuah ideology yang digunakan untk
melihat dunia atau pandangan Dunia (World View).

Dalam NDP, Kader HMI bagaimana bisa memaknai Tentang Tuhan, Manusai,
dan Alam dari sisi Iman, Ilmu, dan Amal. Olehnya itu, Mengimplementasikan
Konsep NDP dalam konteks Kehidupan Di era Industri Adalah sebuah keharus
agar dapat menciptakan sebuah kesesuaian diri pada diri seorang Kader
terhadap Teknologi, Kultural dan juga Agama.

6
PENUTUP

KESIMPULAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah


dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika
tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah
satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18 dan berlanjut
sampai sekarang di mana digital bisa bekerja menyelesaikan semuanya.

Saat ini yang menjadi fokus anak bangsa adalah mengembangkan


ilmu pengetahuannya dan mampu untuk menguasai teknologi digital
secara baik. Oleh karena itu, HMI sebagai harapan umat dan bangsa
harus mampu menjadi platform dalam menghadapi tantangan zaman yang
semakin kompleks ini.

SARAN

Terkait dengan jurnal ini sebagaimana dijelaskan. Seorang kader


HMI adalah salah satu Hal yang penting dalam pengembangan Himpunan
dan juga sebagai penopang dalam mewujudkan Tujuan HMI itu sendiri.
Dalam Dunia yang semakin hari semakin canggih ini tentu menjadi
tantangan dan juga sekaligus ancaman terhadap seorang Kader HMI jika
tidak ada sebuah dasar Ilmu yang kuat dalam diri seorang Kader. Maka
dari pada itu seorang kader harus menyiapkan dirinya dengan
menerapkan atau mengimplementasikan NDP ke kehidupan sehari-
harinya agar bisa berjalan dan seimbang dengan Teknologi yang
digunakan dalam pengembangan Organisasi maupun Individu

7
DAFTAR PUSTAKA

Fonna, N. (n.d.). Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam berbagai


Bidang. Guepedia.com.

Madjid, N. (1987). ISLAM KEMODERENAN DAN KEINDONESIAAN.


Bandung: Mizan Media Utama (MMU).

Maruapey, N. (2019, Februari 16). Nalar Politik. Retrieved January 19,


2021, from Startak HMI menyongsong Era Industri 4.0:
https://nalarpolitik.com/stratak-hmi-menyongsong-era-industri-4-0/

Mortigor Afrizal Purba, S. A. (2020). Revolusi Industri 4.0. Cv Batam


Publusher.

Muhammad Sabri, I. S. (n.d.). ISLAM, KEINDONESIAAN, &


POSTMODERNITAS.

Pratama, D. A. (2019). TANTANGAN KARAKTER DI ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0 DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM. Al-
Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 211-222.

Savitri, A. (2019). Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi


Peluang di Era Distrupsi 4.0. Yogyakarta: Penerbit Genesis.

Anda mungkin juga menyukai