Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK ERA REVOLUSI 4.

0 TERHADAP NILAI PANCASILA BAGI KAUM MILENIAL DI


DESA (JAGARAGA TEGAL) LOMBOK BARAT

Istiana (E1B020061)
Program studi pendidikan kewarganegaraan, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

Universitas mataram, lombok barat

Email:@tiana9551.com

Abstrack

Revolusi industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “cyber physical system” ini
sendiri merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara teknologi siber
dengan teknologi otomatisasi. Dengan adanya revolusi ini sendiri membawa banyaknya
perubahan di berbagai aspek. Kaitan Peran Pancasila dan pesatnya teknologi saat ini kerap
terabaikan padahal Pancasila dapat membangun karakter positif dalam berperilaku di era
milenial khususnya bersosial media. namun Derasnya arus teknologi informasi dan
komunikasi di era industri 4.0 tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga dapat
memicu efek negatif. Media yang awal kemunculannya hanya berfungsi satu arah, kini
dengan kecanggihannya dapat berfungsi Multi arah. Berbicara Pancasila di depan kalangan
milenial tidak tepat jika terlalu filosofis, menjejali dengan teori-teori. Narasinya perlu dikemas
sedemikian rupa sesuai dengan bahasa kalangan milenial, yang pada dasarnya merupakan
masyarakat awam, ataupun literasinya minim. Maka dari itu sangat perlu konten sederhana,
terutama dalam konteks pemanfaatan digital dan pemahamannya diharapkan mampu
diaplikasikan oleh kaum milenial. Dua arus utama yang dibutuhkan untuk kembali memupuk
nilai Pancasila mulai dari sektor pendidikan hingga peran penting Badan Pembinaan
Ideologi Pancasila.
Kata kunci: pengaruh era 4.0 terhadap kaum milenial

Abstrak
The industrial revolution 4.0 or also commonly known as "cyber physical system" itself is a
phenomenon where collaboration between cyber technology and automation technology
occurs. With this revolution itself brings many changes in various aspects. The relationship
between the role of Pancasila and the current rapid pace of technology is often overlooked
even though Pancasila can build positive character in behaving in the millennial era,
especially in social media. However, the rapid flow of information and communication
technology in the industrial era 4.0 not only has positive impacts but can also trigger
negative effects. Media that initially appeared only functioned in one direction, now with its
sophistication it can function in multi directions. Talking about Pancasila in front of
millennials is not appropriate if it is too philosophical, filled with theories. The narrative needs
to be packaged in such a way according to the language of millennials, who are basically
ordinary people, or have minimal literacy. Therefore, it is very necessary to have simple
content, especially in the context of digital utilization and it is hoped that millennials can
apply its understanding. Two main currents are needed to return to cultivating Pancasila
values, starting from the education sector to the important role of the Pancasila Ideology
Development Agency.
Pendahulun
Pancasila sebagai Ideologi dan dasar Negara ini tidak akan tergantikan dan diubah
selama Negara Kesatuan Republik Indonesia masih ada. Di era yang serba cepat ini,
amanat dan nilai-nilai pada Pancasila harus tetap diamalkan dalam kehidupan kita
sehari-hari, sehingga keberadaannya tidak hanya dijadikan sebagai simbol semata.
Sehingga dalam berperilaku dan berbaur antar sesama warga Indonesia, baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus didasari oleh Pancasila yang
dijadikan dasar dalam berperilaku. Perkembangan teknologi sangat mempengaruhi nilai-
nilai Pancasila dan juga perilaku masyarakat indonesia khususnya kaum muda di desa
Jagaraga tegal ini. Perkembangan Teknologi yang ditandai dengan era society 1.0 hingga
society 5.0 saat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai-nilai
Pancasila dan juga perliaku kehidupan masyarakat. Saat ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berada di titik era society 5.0 yang merupakan kelanjutan dari
era industri 4.0.Dengan adanya era society 5.0 ini, dunia yang luas tidak menjadi
penghalang keterbatasan informasi. Berita dan isu menjadi lebih up to date
dalam penyebarannya. Namun, perkembangan teknologi yang pesat ini bagi sebagian
orang yang belum memiliki pemikiran maju masih menjadi hal yang baru ini. Masyarakat
yang tidak sanggup menghadapi perubahan dari kemajuan zaman serta pertumbuhan
teknologi yang cepat akan berdampak pada terlindasnya kehidupan masyarakat
tertentu (Yudi Ardian Rahman, 2017).Dengan adanya era 4.0 ini, masyarakat atau kaum
muda diharapkan bisa mempertahankan nilai-nilai Pancasila yang ada, karena jika kita
sebagai warga negara Indonesia melupakan dan tidak mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila di era 4.0 ini kita akan tergerus oleh zaman, dan bahkan kita bisa tidak mengenali
ciri khas bangsa kita sendiri. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi pilar bagi masyarakat
Indonesia sebagai antisipasi dari gelombang transformasi digital yang berpotensi
mempengaruhi secara negatif pada masyarakat sehingga menghapus jati diri bangsa
Indonesia itu.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teknik observasi kualitatif (deskripsi) dan memperoleh Informasi dari
informan. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana kaum muda didesa Jagaraga
tegal bijak dalam menggunakan media sosial, penelitian dilakukan di desa Jagaraga tegal,
Alasan peneliti memilih melakukan penelitian disini karena anak-anak muda (kaum muda)
sangat aktif dalam bersosial media bahkan dari umur yang cukup muda sudah mengenal
berbagai jenis media sosial untuk mereka memperoleh informasi didalamnya dan
mengepresikan bakat mereka di media sosial.

Pembahasan
1.Awal kemunculan dan pengertian era 4.0
Tahun 2018, Tonggak Awal Revolusi Industri 4.0.Industri tersebut menggabungkan teknologi
otomatisasi dan teknologi siber. Jadi, pada konsisi ini memungkinkan adanya pertukaran
data dalam teknologi manufaktur. Pada Era ini memungkinkanan adanya dunia virtual yang
membentuk koneksivitas manusia, mesin, dan data.
Revolusi Industri 4.0 dapat diartikan sebagai fenomena yang menggabungkan teknologi siber
dan teknologi otomatisasi.
Makanya revolusi tersebut disebut juga dengan cyber physical system. Kolaborasi itu
menerapkan konsep otomatisasi yang dibantu dengan teknologi informasi. Imbasnya,
keterlibatan manusia semakin berkurang. Di satu sisi hal tersebut memberikan efektivitas
dan efisiensi dalam dunia kerja. Sehingga biaya produksi tumbuh dengan signifikan. Namun
di sisi lain hal tersebut memberikan kerugian pada kesejahteraan umat manusia.
Awalnya, Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ia menjelaskan
Revolusi Industri 4.0 akan mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Revolusi generasi keempat ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas
yang lebih tinggi dibandingkan revolusi sebelumnya.
Beberapa kemajuan yang muncul di era Revolusi Industri 4.0 adalah kecerdasan buatan,
teknologi nano, bioteknologi, blockchain, teknologi berbasi internet, teknologi komputer
kuantum, dan printer 3D. Sementara itu, Schlechtendahl mengungkapkan kalau Revolusi
Industri 4.0 menekankan pada unsur kecepatan dalam menyediakan informasi. Semua
entitas dalam lingkungan industri selalu terhubung dan akhirnya saling berbagi informasi.

Jadi menurut Schlechtendahl, Revolusi Industri 4.0 membuka peluang semua entitas dalam
industri saling berkomunikasi secara real time. Semua itu bisa terjadi dengan pemanfaatan
teknologi internet.

Sejalan dengan yang terjadi di desa Jagaraga tegal yang dimana kaum muda merespon era
ini, dengan berbagai respon positif dan negatif karena era 4.0 ini memiliki pengaruh yang
sangat pesat dalam berbagai bidang salah satunya nilai pancasila, moral bangsa
Indonesia.Indonesia sendiri masih dalam keadaan beradaptasi dengan era ini karna
pemerintah baru-baru ini menetapkan kebijakan yang dimana masyarakat diharuskan ikut
serta dalam perkembangan era industri 4.0 ini khususnya kaum milenial yang aktif
memperoleh informasi dari media sosial. Jadi diharapkan kaum milenial di Indonesia
memanfaatkan era ini dengan sebaik-baiknya terkhusus pengimplementasian nilai moral
pancasila untuk menjaga dan membatasi sesama warga Indonesia untuk tidak melupakan
jati diri bangsa ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat konten,vlog sederhana
mengenai nilai moral pancasila dan masih banyak lagi.

2. Pentingnya nilai pancasila dalam era revolution industri 4.0

Revolusi industri 4.0 merupakan industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dan
pertukaran data dalam teknologi manufaktur yang mencakup siber-fisik, internet untuk
segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dalam revolusi ini manusia dituntut untuk
dapat mengembangkan usaha industri yang digabungkan dengan konsep teknologi pintar
dalam dunia digital yang bersifat maya.
Di Indonesia sendiri, revolusi industri 4.0 sudah dikembangkan dengan sedemikian rupa.
Karena dengan revolusi tersebut, mengahasilkan banyak keuntungan dalam negri dari segi
aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Tapi juga diikuti dengan hal negatif yang perlu
diwaspadai oleh masyarakat. Kecanggihan teknologi dan majunya zaman menjadi salah
satu permasalahan yang berdampak pada hal negative tersebut. Ketakutan akan hilangnya
nilai-nilai moral, keluhuran bangsa, dan memudarnya nasionalisme menjadi efek negatif dari
industri 4.0 ini.
Apalagi, pemuda masa kini yang dijuluki generasi milenial memiliki peran penting dalam
revolusi industry 4.0. Menurut Teguh Wicaksono terdapat tiga keterampilan yang harus
dikuasai generasi milenial dalam menyongsong era revolusi industry 4.0 yaitu pemecahan
masalah kompleks, berpikir kritis, dan daya kreativitas.
Namun dilihat pada masa kini, tiga hal tersebut hanya terdapat disebagian generasi milenial
saat ini. Sedangkan sebagian yang lainlah yang dikhawatirkan terkena efek negatif dari
industri 4.0. Disinilah, peran Pancasila penting. Pancasila yang merupakan ideologi atau
dasar negara digunakan untuk menanggulangi dampak negatif yang terjadi akibat revolusi
industri 4.0 sekaligus menjadi pilar utama kokohnya jiwa nasionalisme dalam diri generasi
milenial.
Nilai-nilai Pancasila harus terus digaungkan, dipelihara, dan diterapkan. Tidak hanya untuk
generasi milenial saja tapi juga untuk semua lapisan masyarakat. Diantara cara untuk
menjaga dan mempertahankannya adalah dengan memasukkan kedalam kurikulum
pendidikan baik bersifat formal seperti mewajibkan adanya pembelajaran PPKN (Pendidikan
Pancasilan dan Kewarganegaraan) mulai jenjang SD sampai perkuliahan, maupun bersifat
non formal. Agar nilai-nilai Pancasila tidak sampai hilang tergerus oleh perkembangan
zaman, juga untuk membangun karakter seluruh masyarakat Indonesia serta menjadi alat
pemersatu bangsa dalam menghadapi perubahan era .
Dengan demikian kekhawatiran akan dampak negatif revolusi industri 4.0 dapat dihilangkan
selama nilai-nilai Pancasila selalu diimplementasikan dan ditanamkan dalam jiwa
nasionalisme generasi bangsa. Dan dengan itu, Indonesia akan mampu menghadapi
revolusi industri 4.0 dengan lebih baik.

3.Tantangan bagi Generasi Millennials


Pada akhirnya Revolusi Industri 4.0 memberikan sisi negatif dan positif. Tak sedikit orang
yang menganggap perubahan ini harus dihadapi manusia, suka atau tidak, dengan semua
sisi negatif dan positif yang menyertainya.
Jadi Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri terutama bagi generasi milenial. Bila
dilihat dari sisi positif, Revolusi tersebut akan memberikan manfaat dalam perkembangan
platform digital:
1. Inovasi
Revolusi Industri 4.0 membuka peluang munculnya model-model bisnis baru. Hal ini
berkaitan erat dengan para pengembang bisnis yang menerapkan strategi dengan platform
digital.
Sehingga revolusi itu memungkinkan terjadinya inovasi digital baik di dunia ritel, pendidikan,
kesehatan, hingga hukum. Beberapa orang berpikir inovasi tersebut membuat semakin
banyak orang berpartisipasi. Alhasil timbul persaingan sehat untuk memberikan nilai tambah
barang atau jasa pada masyarakat.
2. Inklusivitas
Dengan adanya inovasi digital, layanan didapat dengan mudah dijangkau oleh seluruh
orang. Sehingga terjadilah inklusivitas. Semua orang bisa menikmati layanan digital yang
sama, dimanapun mereka berada.
3. Efisiensi
Ketiga, Revolusi Industri menciptakan efisiensi Bila terjadi inovasi digital, maka efisiensi pun
turut terjadi. Agar sisi positif ini semakin optimal, para pembuat kebijakan harus mampu
menerapkan strategi yang tepat. Meskipun dapat memberikan masalah-masalah baru dalam
dunia perekonomian, disisi lain era ini juga dianggap akan memberikan dorongan besar
dalam segala bidang.
Misalnya dalam dunia kerja, revolusi tersebut dapat memicu adanya jenis pekerjaan baru
walaupun revolusi juga menghilangkan beberapa jenis pekerjaan.
Dinukil dari uii.ac.id, Jaya Addin menjelaskan Revolusi Industri 4.0 adalah keadaan yang
memberikan janji sekaligus ancaman besar. Bila orang-orang tidak mampu mengikuti
perkembangannya maka mereka akan rentas tertinggal. Untuk itu diperlukan persiapan yang
matang agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Sehingga ketertinggalan dapat
dihindari.
Menurut Jaya Addin, tidak hanya ketersediaan akses internet dan kepekaan media sosial
untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Lebih utama dan penting adalah menyiapkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, harmonisasi aturan, dukungan semua pihak, dan
sebagainya.
Pasalnya persiapan untuk menghadapi revolusi yang serba IOT ini tidak mudah atau dalam
sekejap mata. Apalagi bila mengingat kondisi pemerataan teknologi dan informasi di
Indonesia masih kurang. Hingga detik ini, beberapa wilayah di Indonesia masih belum dialiri
listrik dan internet.
Jadi penting untuk mengetahui posisi dan situasi Indonesia sekarang agar bisa menentukan
kebijakan yang tepat demi menghadapi Revolusi industri 4.0

Penutup
Hasil penelitian inj menjelaskan bahwa pengaruh dan pentingnya nilai pancasila dalam era
revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh besar terhadap nilai pancasila.
Pertama Revolusi Industri 4.0.Industri tersebut menggabungkan teknologi
otomatisasi dan teknologi siber.Makanya revolusi tersebut disebut juga dengan cyber
physical system. Kolaborasi itu menerapkan konsep otomatisasi yang dibantu
dengan teknologi informasi. Imbasnya, terhadap nilai pancasila dapat dipandang dari
2 sisi yaitu positif dan negatif, jadi kaum milenial sangat berperan penting di era ini
untuk menyongsong kaum muda lainnya supaya tidak terjerumus ke dalam
perubahan negatif yang dipengaruhi oleh era revolusi 4.0 ini
Kedua Dengan adanya inovasi digital, layanan didapat dengan mudah dijangkau oleh
seluruh orang. Sehingga terjadilah inklusivitas. Semua orang bisa menikmati layanan digital
yang sama, dimanapun mereka berada. Maka dari itu penting adanya sebuah pembatasan
atau perisai yang dibuat kaum milenial agar tidak terpengaruh radikalisme dan tetap
mempertahankan nilai pancasila sebagai bentuk jati diri warga negara indonesia. Sehingga
kaum-kaum kita tetap terjaga keaslian dan akan tetap sesuai dengan zaman dengan tidak
meninggalkan ciri khas bangsa ini.
Ketiga Menurut Jaya Addin, tidak hanya ketersediaan akses internet dan kepekaan media
sosial untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Lebih utama dan penting adalah menyiapkan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, harmonisasi aturan, dukungan semua pihak, dan
sebagainya.
Daftar Pustaka

Nezar Raksa Wigena1, Muhammad Dzar Alghifari2, NaylaRosiana Kamilah3, Hani


Nurhalimah4, Rana Gustian Nugra. Jurnal sinta kewarganegaraan Era society5.0,
Pancasila,Moral masyarakat Indonesia
Ainun Safitri – Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Malang pancasila di era
milenial 4.0
Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak dan Contoh Penerapannya, Gramediablog
Yusuf Abdhul Revolusi Industri 4.0 dan Tantangannya Bagi Millenials. Deepublish web

PENTINGNYA NILAI PANCASILA DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Hanna Iklila Nadia Ali. 14kompasiana

Anda mungkin juga menyukai