Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan SDM dalam Menhadapi Era Society 5.

Raisa Rafdian Risly


Eka Hadi Prasetio

Abstrak

Memasuki Era Society 5.0, masyarakat harus berbenah diri, termasuk menyiapkan sumber
daya manusia yang unggul. Perubahan tata kelola kehidupan pun menjadi sangat cepat seiring
perkembangan perangkat teknologi dan informasi yang telah mempengaruhi perubahan
paradigma pengukuran psikologis. Secara garis besar Era Society 5.0 adalah masa di mana
teknologi-teknologi ini menjadi bagian dari manusia dengan kata lain Society 5.0 ini lebih
mengarahkan bagaimana kita menggunakan teknologi itu sendiri. Kesiapan pembangunan
SDM sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan di Era Society 5.0. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan mengkaji strategi pengembangan SDM
dalam menghadapi tantangan di Era Society 5.0. Penelitian ini menggunakan jenis metode
penelitian kepustakaan dengan pendekatan metode analisis deskriptif.

Pendahuluan

Era Society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, yang dibuat
sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, di mana hal ini akan
mengakibatkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu sehingga dikhawatirkan akan
terjadi invansi yang dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan
oleh setiap bangsa selama ini.

Era Society 5.0 merupakan era masyarakat dengan kecerdasan buatan (artificial intelegence)
yang akan menstranformasi data dan dikumpulkan melalui internet pada segala bidang
kehidupan (the internet of things) menjadi suatu kearifan baru untuk meningkatkan
kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi manusia. Perkembangan teknologi
yang begitu pesat, termasuk adanya peranperan manusia yang digantikan oleh kecerdasan
buatan (artificial intelegence) berupa robot cerdas akan mempengaruhi kehidupan manusia
dan menjadi suatu kekhawatiran bagi semua pihak karena akan menimbulkan penurunan
tenaga kerja.
Revolusi industry 5.0 akan memunculkan re-spiritualisasi di tengah masyarakat. Tetapi di sisi
lain, sikap materialisme dan sainstisme akan terus menurun seiring adanya pergerakan kearah
responsifnya nyata menuju globalisasi. Pada era 5. 0 para cendekiawan dan lembaga
pendidikan harus mengungkap mendapatkan kembali kekuatan revolusi industri 5.0, para
cendekiawan dan lembaga pendidikan harus menjadi kompas. Seiring dengan perkembangan
teknologi tersebut, maka SDM juga harus menyesuaikan dengan mempunyai skill dan
kompetensi yang mampu menghadapi era 5.0 secara baik.

Pembahasan

Sebelum membahas Era Society 5.0, mungkin kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu
Era revolusi industry 4.0. Revolusi Industri 4.0 merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi
bagi kita. Di masyarakat Indonesia sendiri, perkembangan teknologi dan informasi terjadi
begitu cepat. Dampak era revolusi industri 4.0 tersebut sangatlah besar bagi dunia industri
maupun perilaku yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang industri, yang sebelumnya masih
mengandalkan tenaga manusia dalam proses produksi barang. Namun saat ini barang tersebut
diproduksi secara massal dengan menggunakan mesin dan yang berteknologi canggih.
Keadaan seperti ini yang dinamakan era revolusi industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 dibangun untuk memudahkan pekerjaan manusia, namun di balik
peluang yang menggiurkan, tentu ada tantangan yang harus dihadapi di era 4IR. Tantangan
terbesar Indonesia dalam menghadapi 4IR adalah kesenjangan digital akibat minimnya
pengetahuan SDM dalam mengoptimalkan teknologi digital dan infrastruktur. Teknologi 4IR
yang berkembang sangat pesat jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak
yang merusak terhadap seluruh sistem produksi, manajemen, dan pemerintahan dalam rangka
skala global.

Untuk mengatasi dampak dari era revolusi industri 4.0, yaitu tenaga manusia digantikan
dengan digitalisasi, tentu diperlukan adanya peraturan atau persiapan khusus untuk
mengimbangi fenomena revolusi industri 4.0 tersebut. Salah satu solusinya adalah
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang harus dibekali dengan skill operasional mesin
serta pengetahuan dasar yang relevan. Hal ini lah yang mendorong kita agar siap pula
menyongsong Era Society 5.0.
Dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi Era Society 5.0 ada dua hal yang harus
dilakukan yaitu adaptasi dan kompetensi. Beradaptasi dengan Society 5.0, hal yang perlu
dilakukan adalah bahwa kita perlu mengetahui perkembangan para generasi kita, mulai dari
generasi milenial sampai dengan generasi kolonial di mana banyak sekali terjadi transformasi
peradaban antar generasi tersebut. Sedangkan kompetensi yang diharapkan dari semua
generasi tersebut harus memiliki literasi dasar mulai dari literasi numerasi, literasi sains,
literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan. Selain mempunyai
literasi dasar kita dituntut juga mempunyai kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis,
bernalar, kreatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki kemampuan problem solving. Dan
yang terpenting lagi memiliki perilaku (karakter) yang mencerminkan profil pelajar pancasila
seperti rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan,
memiliki kepedulian sosial dan budaya.

Jika di era revolusi industri atau Society 4.0 mengharuskan kita mampu untuk mengakses dan
membagikan informasi yang diperoleh dari internet, seta dapat menjalani kehidupan sehari
hari melalui internet, maka di Era Society 5.0 ini harus bisa menciptakan masyarakat yang
berpusat pada manusia atau SDM yang berbasis teknologi. Manusia harus mempunyai peran
di era digital, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara pencapaian ekonomi dan
penyelesaian masalah sosial seperti adanya peran manusia yang tergantikan oleh kehadiran
robot cerdas, dianggap dapat mendegrasi peran manusia.

Konsep mengenai Era Society 5.0 yang dinyatakan oleh Jepang tersebut bermula karena
melihat permasalahan demi permasalahan yang tengah dialami oleh Jepang saat ini, yaitu
menurunnya tingkat kelahiran di Jepang, bertambahnya populasi senior atau dengan kata lain
penduduk lansia, dan juga berkurangnya tenaga kerja di Jepang. Meningkatnya populasi
lansia menyebabkan biaya jaminan sosial meningkat, apalagi Jepang mengalami penyusutan
tenaga kerja.

Tantangan yang dihadapi oleh Jepang tersebut nantinya akan dihadapi juga oleh negara lain.
Karena hal tersebut, maka Jepang membuat upaya untuk mengatasi hal itu melalui Era
Society 5.0 dengan menciptakan berbagai alat teknologi yang nantinya dapat hidup
berdampingan dan selaras dengan kehidupan manusia. Seperti dengan menciptakan mobil
dengan pengemudi otonom yang dapat membawa dan mengantar masyarakat dengan mudah,
selain itu untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami oleh penduduk lansia,
Jepang membuat layanan kesehatan mandiri yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus
datang langsung ke rumah sakit.

Menurut Mello (2015), tantangan bagi organisasi untuk merespon perubahan teknologi baru,
sebagai berikut:

1. Perlunya meningkatkan skills dan work habits pegawai.

2. Tersingkirnya jabatan tingkat rendah dan level manajerial.

3. Hierarki berkurang, lebih berorientasi pada kerjasama atau kolaborasi.

4. Kehidupan pekerja pada era 4IR didominasi oleh self-directed striving for personally
valued career outcomes.

Soft skill yang harus ada dan terus dikembangkan oleh seorang konselor yang berkualitas
yaitu interpersonal skill dan intrapersonal skill. Interpersonal skill merupakan kemampuan
seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Interpersonal skill
meliputi: communication skill, relationship building, motivation skill, leadership skill, self-
marketing skill, negotiation skill, presentation skill, dan public speaking skills. Intrapersonal
skill merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri. Intrapersonal skill
sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain.
Intrapersonal skill meliputi: transforming character, transforming beliefs, change
management, stress management, time management, creative thinking processes, goal setting
dan life purpose, dan accelerated learning techniques.

Hal yang bisa dipersiapkan dalam rangka menyongsong Era Society 5.0 yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia antara lain adalah:

1. Mengikuti Perkembangan Zaman dengan Baik

Seperti halnya yang sudah disampaikan di atas bahwa untuk menghadapi Era Society 5.0,
kita harus mengikuti perkembangan zaman. Penting sekali sebagai sebuah perusahaan
ataupun organisasi untuk melakukan modernisasi. Dengan mengikuti perkembangan
zaman, sebuah perusahaan, instansi atau organisasi bisa memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan semakin baik. Contohnya adalah apa yang terjadi pada Kereta Api
Indonesia yang pelayanannya semakin baik sejak dilakukan digitalisasi.

2. Kepemimpinan
Sikap kepemimpinan yang adaptif dan informatif diselingi dengan nilai spiritual membuat
kita mampu bertahan dan menghadapi Era Society 5.0. Seorang pemimpin yang baik
bukan pemimpin yang semata-mata bisa mengatur. Tetapi di lihat dari cara seorang
pemimpin dapat mempengaruhi anak buahnya dalam melakukan berbagai perubahan yang
berkemajuan

3. Kemampuan Berbahasa Asing

Bahasa menjadi salah satu element penting dari kemajuan sebuah Bangsa. Penguasaan
bahasa asing pada saat ini akan menjadi prioritas yang penting karena menjadi salah satu
tuntutan zaman. Namun demikian, bukan berarti kita melupakan bahasa ibu milik negara
sendiri. Semakin maju sebuah negara, tentu akan semakin ketat persaingan yang akan
terjadi. Maka dari itu bahasa merupakan salah satu komponen penting untuk menunjang
hal tersebut, terlebih penguasaan bahasa asing. Selain itu bahasa asing dapat memberikan
keuntungan untuk memahami budaya dari negara lain, karena hal tersebut memudahkan
seseorang untuk terhubung dengan dunia yang luas guna menyongsong Era Society 5.0.

4. Menguasai Teknologi IT

Pada Era Society 5.0, pekerjaan dan aktivitas manusia akan difokuskan pada Human-
Centered yang berbasis pada teknologi. Tetapi jika sumber daya manusianya tidak dapat
mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi maka Society 5.0 masih saja dengan
era disrupsi seperti pisau bermata dua. Pada satu sisi dapat menghilangkan pekerjaan yang
telah ada, tetapi di satu sisi dapat menciptakan lapangan kerja baru.

5. Keahlian Literasi

Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0 akan menuntut kita untuk semakin berkembang
mengikuti zaman yang mengarah ke era serba digital. Begitupun penerapan literasi lama
(membaca, menulis dan menghitung) “Calistung” perlu dipadukan dengan literasi baru
diantaranya literasi data, literasi teknologi serta literasi manusia. Penerapan literasinya pun
harus diterapkan sesuai orientasi, antara literasi lama dan literasi baru sehingga capaiannya
dapat secara simultan dan terpadu.

Dalam webinar Nasional yang bertema Menakar Kesiapan SDM Indonesia dalam
Menghadapi Society 5.0, Prof Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Rektor Universitas Widya
Mataram (UWM) Yogyakarta pada rabu 25 November 2020, Beliau mengatakan,
berdasarkan riset Word Economic Forum (WEF) 2020, terdapat 10 (sepuluh) kemampuan
utama yang paling dibutuhkan untuk menghadapi Era Revolusi Industry 4.0 serta sangat
relevan dalam menyongsong Era Society 5.0. Sepuluh kemampuan yang harus dimiliki oleh
SDM tersebut antara lain:

1. Bisa memecahkan masalah yang komplek

Keterampilan untuk menyelesaikan masalah kompleks, dimulai dengan mengidentifikasi,


menentukan elemen utama, melihat berbagai kemungkinan sebagai solusi, melakukan
tindakan untuk menyelesaikan masalah, serta menemukan ilmu pengetahuan baru untuk
memecahkan masalah.

2. Berfikir kritis

Keterampilan untuk berpikir secara rasional, kognitif, dan membentuk strategi yang akan
meningkatkan feedback sesuai yang diharapkan. Berpikir kritis disebut juga berpikir
dengan tujuan yang jelas, beralasan, dan berorientasi pada sasaran.

3. Kreatif dan Inovatif

Keterampilan untuk terus berinovasi, menemukan sesuatu yang unik, orisinal, atau
mengembangkan apa yang sudah ada, serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

4. Kemampuan memanajemen manusia

Keterampilan leadership untuk mengatur, memimpin, dan memanfaatkan SDM secara


efektif, efisien, dan tepat sasaran.

5. Mampu berkoordinasi dengan orang lain

Keterampilan untuk bekerja sama dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar
organisasi.

6. Mempunyai kecerdasan emosional

Keterampilan untuk memahami, menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi


diri sendiri dan orang-orang disekitarnya.

7. Mampu menilai dan mengambil keputusan

Keterampilan untuk menarik kesimpulan dan mengambil keputusan dalam kondisi apapun,
meskipun berada di bawah tekanan.

8. Berorientasi dan mengedepankan pelayanan


Keinginan untuk membantu dan melayani orang lain sebaik mungkin untuk memenuhi
kebutuhan mereka, tanpa mengharapkan penghargaan semata.

9. Kemampuan bernegosiasi

Keterampilan untuk berbicara,bernegosiasi, dan meyakinkan orang dalam aspek pekerjaan.


Tidak semua orang secara alamiah memiliki kemampuan untuk menghasilkan kesepakatan
yang diharapkan, hal ini dapat dikuasai dengan latihan dan pembiasaan diri.

10. Mempunyai sifat fleksibel kognitif.

Keterampilan untuk pengalihan (switch) dalam berpikir sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan, yaitu menyusun secara spontan suatu pengetahuan, serta memberi responuntuk
dapat menyesuaikan dengan keperluan dan mengubah tuntutan situasional (Syarif,2019).

Untuk memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, maka diperlukan kerja
sama dan peran penting dari beberapa elemen masyarakat dan pemangku kepentingan.
Elemen penting tersebut diantaranya.

1. Lembaga Pendidikan

Dalam menghadapi Era Society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam
meningkatkan kualitas SDM. Upaya yang dibutuhkan satuan Pendidikan salah satunya
adalah harus adanya perubahan paradigma pendidikan. Diantaranya pendidik
meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik menjadi penginspirasi
bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor,
penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri,
sebagai program “Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.” Selain itu yang harus menjadi
perhatian bagi perguruan tinggi agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
memiliki kompetensi.

2. Pemuda

Pemuda mempunyai peran yang sangat penting dalam menyongsong Era Society 5.0,
karena pemuda merupakan agen perubahan. Sumpah pemuda adalah salah satu bukti nyata
pentingnya peran pemuda. Peran tersebut berlanjut hingga saat ini. Pemuda sebagai pilar
bangsa sekaligus sebagai generasi pencetus, harus menaruh perhatian lebih terhadap
kondisi saat ini, pemuda harus berperan sebagai pemimpin dan menghasilkan kreativitas
dan inovasi dengan memperkaya literasi serta memiliki wawasan yang lebih luas dalam
hal perkembangan teknologi

3. Pihak Pemerintah

Pemerintah daerah maupun pusat, harus turut mendukung dari segi infrastruktur.
Pemerintah harus berusaha untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan perluasan
koneksi internet ke semua wilayah Indonesia, karena seperti yang kita ketahui bahwa saat
ini belum semua wilayah Indonesia dapat terhubung dengan koneksi internet. Selain itu
Pemerintah harus bisa menyinkronkan antara pendidikan dan industri agar nantinya
lulusan dari perguruan tinggi maupun sekolah dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri sehingga nantinya dapat menekan
angka pengangguran di Indonesia

4. Organisasi Nirlaba

Peran organisasi sosial dalam menggunakan teknologi dengan bijaksana dan efektif
tentunya sangat mendukung akan perkembangan teknologi yang akhirnya sampai di Era
Society 5.0, sehingga dapat mengubah cara pandang, perilaku, sifat, dan karakteristik pola
pelayanan.

5. Masyarakat

Perlu diarahkan pada peran generasi muda dan masyarakat untuk kemajuan bangsa
Indonesia di masa mendatang. Sebagai generasi muda dan masyarakat harus memiliki
perilaku kreatif dan inspiratif, cenderung membangun pola kerja mereka dengan
keterampilan interpersonal yang kuat, sehingga mampu bersaing di Era Society 5.0.

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai