Anda di halaman 1dari 7

E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021

"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

CIVIC LITERACY: SEBAGAI UPAYA DALAM MEMPERSIAPKAN


WARGA NEGARA MENUJU ERA SOCIETY 5.0

Tesa Lonika D.P, Handriyanto, Amallia Noviani, Muhammad Mona Adha


Universitas Lampung, Lampung, Indonesia
Email korespondensi: Tesalonikadwiputri1@gmail.com

ABSTRAK
Kemajuan teknologi yang pesat saat ini membawa manusia ke era serba digital, semua bisa dilakukan
hanya dengan sebuah alat yang serbaguna, telepon genggam, komputer, fasilitas pemancar sinyal wifi
dan perangkat elektronik lain. Kecanggihan teknologi yang berkembang saat ini berdampak pada
aktivitas dan penyebarluasan berita maupun informasi tanpa batas, sehingga diistilahkan dunia berada
dalam genggaman manusia. Perubahan yang menuju era society 5.0 dari fase revolusi industri 4.0
mengisyaratkan bahwa perkembangan dunia global terus berjalan dan menuntut kehandalan serta
kemampuan diri individu untuk hidup dalam konteks global modern. Era society 5.0 dikatakan akan
hadir sebagai era yang akan berpusat pada peran manusia, dengan menyelaraskan antara kemajuan
teknologi dengan penggunaan dan pemanfaatannya, menyeimbangkan kemajuan ekonomi, serta
menyelesaikan permasalahan sosial dengan mengintegrasikan antara ruang digital dengan ruang nyata.
Era ini membutuhkan seorang yang memiliki kemampuan literasi yang baik untuk bertahan dan
bersaing, karena kemampuan literasi dapat menjadi bekal untuk menghadapi era society 5.0. era
society 5.0 yang berkembang saat ini dibutuhkan kekuatan dan kesiapan diri individu untuk lebih
banyak berkontribusi dan berperan di dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat local, nasional, dan global.
Memperkuat aspek soft skill, hard skill, pengetahuan, dan kemampuan elaborasi dengan sikap dan
keterampilan yang baik maka dapat menghasilkan kemampuan kerjasama individu dalam ruang
lingkup modern dan global.

Kata kunci: civic literacy, global modern, society 5.0, warga negara

ABSTRACK
Today's rapid technological advances have brought humans into an all-digital era, everything can be
done only with a versatile tool, mobile phone, computer, and other electronic devices. With the
sophistication of technology that is currently developing, it feels like the world is in the hands of
humans, through unlimited access to information. The industrial revolution 4.0 has changed the way
human activities have a great influence on the behavior and habits of citizens, especially youth. The
era of society 5.0 is said to be present as an era that will be centered on the role of humans, by
aligning technological progress with its use and utilization, balancing the real economic balance, and
solving social problems by integrating digital space with space. This era requires someone who has
good literacy skills to survive and compete, because literacy skills can be a provision to face the era
of society 5.0. In other words, the main abilities that humans must have to face society 5.0 are not
only soft skills and hard skills, but knowledge, and able to elaborate it with good attitude and skill.

Keywords: civic literacy; citizen; era of society 5.0.

PENDAHULUAN teknologi terjadi begitu masif. Semua dapat


dilihat dengan adanya inovasi-inovasi baru
Kemajuan teknologi yang pesat saat ini dan terbukanya pasar-pasar baru saat ini. Di
membawa kita ke era dimana semua serba era 4.0 teknologi berperan penuh disegala
digital, semua bisa dilakukan hanya dengan aspek kehidupan, segala kemudahan dan ke-
sebuah alat yang serbaguna, telephone praktisan-nya dianggap memiliki potensi
genggam, komputer, dan alat elektronik mendegradasi peran manusia dalam
lainnya. Dengan kecanggihan teknologi yang kehidupan. Revolusi industri 4.0 menuntut
berekembang saat ini rasanya dunia berada individu berlari cepat untuk mengembangkan
dalam genggaman manusia. Era ini adalah kemampuan literasi teknologi, data, dan
revolusi industri 4.0 di mana perkembangan sumber daya manusia [1]. Era ini juga telah

449
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

mengubah cara beraktivitas manusia dengan dengan memanfaatkan teknologi untuk


memberikan pengaruh yang besar terhadap membantu dalam pekerjaan, seperti alat
perilaku dan kebiasaan warga negara pendeteksi dan sensor untuk melihat titik
khususnya pemuda, sejalan dengan pendapat fokus yang akan diperbaiki. Penggunaan
Adha, M.M (2015) yang menyatakan bahwa sistem ini memerlukan keterampilan, khusus,
warga masyarakat bergerak dengan dinamis sehingga manusia harus meningkatkan potensi
dan kompleks [2]. yang mereka miliki. 4) Teknologi Keuangan.
Perubahan era ini tentu mendatangkan sebuah
Revolusi industri 4.0 di mana teknologi tantangan baru untuk negara Indonesia,
yang berkembang berorientasi kepada siapkah negara kita menyambut era society
produktifitas peroses bisnis dan ekonomi [3] 5.0.
menimbulkan kesenjangan sosial terjadi dalam
masyarakat, sehingga muncul konsep baru Tantangan baru yang akan dihadapi
sebagai lanjutan dari revolusi industri 4.0 oleh Indonesia adalah pada sumber daya
yaitu era society 5.0. Era society 5.0 dikatakan manusianya. Era ini membutuhkan seorang
sebagai era yang akan berpusat pada peran yang memiliki kemampuan literasi yang baik,
manusia, dengan menyelaraskan antara karena hal tersebut dianggap dapat menjadi
kemajuan teknologi dengan penggunaan dan bekal untuk menghadapi era society 5.0.
pemanfaatannya, menyeimbangkan kemajuan Keterampilan di era ini menekankan pada
ekonomi, serta menyelesaikan permasalahan beberapa kemampuan, yakni: 1) Mampu untuk
sosial dengan mengintegrasikan antara ruang menganalisis berbagai hal dan mampu
digital dengan ruang nyata. Jika revolusi membaca serta menggunakan data digital. 2)
industri 4.0 hanya menempatkan teknologi Mengetahui dan memahami tentang cara kerja
sebagai mesin atau alat untuk mengakses mesin, memahami dan mampu menggunakan
informasi, maka society 5.0 menekankan sistem aplikasi yang ada pada komputer.
bahwa teknologi dan segala fungsinya telah Beberapa cara yang dapat dilakukan Indonesia
menjadi bagian dari kehidupan manusia. yakni: pertama, melalui pendidikan. Pada
Perancangan konsep society 5.0 bertujuan bidang ini sangatlah potensial, peserta didik di
untuk membangun masyarakat yang era sekarang sudah mampu menggunakan
manusiasentris [4]. teknologi, sehingga untuk dapat meningkatkan
potensi tersebut harus menggunakan metode
Society 5.0 atau bisa diartikan pembelajaran tertentu. Kedua, membuka
masyarakat 5.0 merupakan suatu konsep yang tempat pelatihan-pelatihan baru untuk
dicetuskan pertama kali oleh Jepang. Konsep mengupayakan semua masyarakat bisa ikut ke
society 5.0 tidak hanya terbatas pada sektor dalamnya.
manufaktur, tetapi juga bagaimana
memecahkan masalah sosial dengan bantuan Dengan kata lain kemampuan utama
integrasi ruang fisik dan virtual [5]. yang harus dimiliki oleh manusia untuk
Peluncuran konsep ini dilandasi oleh berbagai menghadapi society 5.0 adalah soft skill dan
masalah sosial yang dihadapi oleh Jepang, hard skill. Dalam konteks warga negara kedua
seperti turunnya tingkat pertumbuhan kemampuan itu harus diiringi dengan
penduduk, turunnya jumlah usia produktif, kemampuan-kemampuan lain yang bisa
peningkatan efek rumah kaca dan lain-lain [6]. membawa sebuah negara dapat bersaing dan
Society 5.0 memiliki tujuan untuk membuat siap menghadapai era society 5.0.
masyarakat makmur dengan berbagai layanan keterampilan yang harus dimiliki warga
yang akan disediakan, seperti: 1) Pelayanan negara tersebut adalah civic literacy. Civic
dibidang kesehatan, bentuk pelayanan ini literacy perlu dipersiapkan sebagai bekal
yakni akan terdapat perluasan data kesehatan menghadapi era society 5.0 civic literacy
ke berbagai di rumah sakit, sehingga sendiri adalah pengetahuan dan keterampilan
memungkinkan untuk menjangkau seluruh seorang warga negara untuk mengatasi
masyarakat terkhusus seseorang yang sudah permasalahan negara seperti halnya masalah
lanjut usia untuk mendapatkan pelayanan di sosial, politik dan kenegaraan. Civic literacy
rumah. 2) Meningkatkan mobilitas, layanan meliputi pengetahuan mengenai suatu negara,
ini adalah menyediakan teknologi untuk pemerintahannya, peran warga negara,
daerah-daerah yang memiliki penduduk kewajiban warga negara serta hak sebagai
sedikit, sehingga hal ini dapat meminimalisir warga negara. Secara sederhana kemampuan
kekurangan distributor. 3) Teknologi yang menjadi komponen dalam civic literacy
Infrastruktur, bentuk pengembangan ini yakni adalah: 1) Pengetahuan warga negara (civic

450
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

knowledge), 2) Keterampilan warga negara membantu seorang peneliti dalam


(civic skills), dan 3) Karakter warga negara mendapatkan gambaran terbaru dan terarah
(civic disposition). Ketiga keterampilan ini mengenai literatur dalam cangkupan yang
menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh lebih spesifik dan juga memiliki nilai tambah
setiap warga negara yang akan membawa dalam proses tinjauannya. Ridley dalam
negaranya memasuki era society 5.0. Sugiono, S 2020 menyatakan bahwa tinjauan
literatur akan memberikan suatu gambaran
Civic literacy dapat ditanamkan tentang konteks, perdebatan dan isu yang
melalui proses pembelajaran baik di sekolah sedang hangat [9]. conseptual review
maupun melalui pendidikan non formal. Di mengarah kepada proses sintesis cangkupan
pendidikan formal, civic literacy diajarkan konseptual terhadap pemahaman suatu isu.
lewat pembelajaran PPKn, di pendidikan non Sedangkan kajan pustaka atau studi
formal pembelajaran mengenai civic literacy kepustakaan berisikan teori yang relevan
didapat melalui penanaman nilai-nilai dengan masalah yang ada dalam penelitian.
demokrasi Pancasila dalam kehidupan Menurut sukardi (2013) kajian pustaka yaitu
berbangsa dan bernegara yang tercermin dari suatu kegiatan yang diwajibkan dengan tujuan
prilaku-prilaku yang pancasilais, selain itu mengembangkan aspek teoritis maupun
internet dan media sosial juga memiliki peran manfaat praktis [10].
yang besar untuk membentuk kompetensi
warga negara, seperti tayangan talk show yang PEMBAHASAN
membahas isu kenegaraan, politik dan hukum Civic Literacy
serta isu-isu terkini lainnya, dengan demikian Literasi sering diartikan dengan
anak muda diharapkan dapat meningkatkan kegiatan membaca dan menulis, akan tetapi
cara berpikir dalam menggali informasi, jauh dari itu makna literasi terus berkembang
mengolah informasi, dan mengambil sebuah dengan kebutuhan pada suatu masa. Literasi
keputusan dengan perhitungan yang cerdas merupakan suatu kemampuan dalam membaca
sebagai warga negara [7]. berbagai sumber bacaan dan kemampuan
dalam menulis [11]. Literasi merupakan
Dengan memiliki keterampilan dari seprangkat kemampuan yang lebih tiggi yang
komponen civic literacy tersebut, warga dapat membuat seseorang ikut terlibat atau
negara diharapkan mampu menjadi warga berpartisipasi dalam sistem sosial dalam
negara yang tidak hanya tahu peran, hak dan masyarakat, ekonomi, dan juga politik [12].
kewajibannya, tetapi juga memiliki Kemampuan tersebut adalah bekal utama
kemampuan untuk menjadi warga negara yang terjadinya suatu interaksi dalam masyarakat,
aktif dalam berpartisipasi untuk mengatasi kemampuan memecahkan suatu masalah
masalah-masalah baik masalah sosial dalam dalam bentuk data (komputasi). Kemampuan
kehidupan bermasyarakat, maupun masalah ini dibutuhkan dalam suatu derajat tertentu
yang lebih besar seperti masalah kenegaraan untuk memungkinkan seseorang dapat
dan sebagainnya, untuk itu rasa kepedulian melakukan interaksi dalam lingkup yang lebih
perlu ditumbuhkan melalui kemelekwacanaan luas. Literasi dapat dikatakan sebagai suatu
kewarganegaraan, dan juga sikap kepedulian, kemampuan yang memiliki derajat lebih
serta kerjasama yang dapat ditumbuhkan tinggi, karena hal tersebut dapat
melalui kegiatan volunteering, karena kegiatan memungkinkan setiap individu mampu
tersebut dapat memperkuat karakter melakukan partisipasi diberbagai aspek,
keperibadian seorang warga negara [8]. seperti aspek sosial, perekonomian, politik
Nantinya warga negara tidak hanya memiliki kenegaraan dan kebudayaan.
pengetahuan, tetapi juga memiliki kemampuan
yang dapat dielaborasikan dengan Literasi sangat dibutuhkan oleh setiap
keterampilan yang baik sehingga mampu individu, karena literasi dapat membantu
menghadapi era socity 5.0. mereka dalam berkomunikasi untuk
menciptakan suatu interaksi sosial yang baik
METODE PENELITIAN antar sesama manusia dalam hidup
bermasyarakat. Kehidupan suatu negara tidak
Metode yang digunakan dalam pernah lepas dari partisipasi warga negara
penelitian ini adalah tinjauan literatur dengan untuk dapat berperan dalam kemajuan negara.
teknik konseptual review dan kajian pustaka. Pada hakikatnya literasi bukan hanya
Karena pada dasarnya, tujuan dalam mengenai kemampuan untuk membaca saja,
melakukan suatu tijauan literatur yaitu untuk melainkan membaca dengan makna dan

451
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

mengerti yang mencakup penguasaan ide-ide kehidupan [17]. Warga negara yang memiliki
[13]. Untuk menuju hal tersebut tentu pengetahuan dan keterampilan sangat
diperlukannya warga negara yang melek akan dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama.
keadaan atau kondisi negaranya. Warga Somantri dalam Syam (2008) mengatakan
negara yang cerdas atau yang dikenal dengan bahwa civic literacy bertujuan untuk
civic literasi adalah sebuah bentuk membentuk warga negara yang baik, seperti
pengetahuan warga negara terkait kondisi memiliki sikap patriotis, toleransi, bertakwa,
negaranya. Menurut Suryadi dalam Raharjo, demokratis, pancasilais dan memiliki
dkk. (2017) Civic literacy adalah suatu kesetiaan yang tinggi kepada Negara [18].
pengetahuan dan bentuk kemampuan warga Keterampilan Warga Negara Menyambut
negara dalam mengatasi permasalah yang Era Society 5.0
terjadi pada aspek sosial, politik dan
kenegaraan yang merupakan sebuah tuntutan Era 5.0 adalah keadaan tentang
warga negara untuk dapat bertindak secara bagaimana perkembangan dan kemajuan
otonom [14]. Pengetahuan akan negara teknologi mampu dimanfaatkan untuk
menjadi suatu keharusan bagi individu untuk membantu manusia dalam berbagai aspek
dapat memahami apa yang sedang terjadi di kehidupan, sehingga tidak ada lagi terjadinya
negaranya, seperti yang diakatan Masyada dan kesenjangan sosial. Civic literacy dalam hal
Washington dalam Suryaningsih (2020) civic ini dikatakan dapat membantu mengatasi
literacy yakni pengetahuan dan kemampuan persoalan yang ada karena komponen di
warga negara dalam berpartisipasi secara dalamnya, yakni pengetahuan warga negara
efektif dalam kehiduapan (civic knowledge), keterampilan warga negara
berkewarganegaraan, seperti mengetahui cara (civic skills) dan watak warga negara (civic
untuk tetap selalu mengetahui dan menerima dispotition). Komponen yang ada di dalam
informasi terbaru, mampu memahami civic literacy merupakan nilai yang dianggap
pemerintahan dalam negara, serta mengetahui penting bagi setiap warga negara.
tentang bagaimana seharusnya menggunakan Pengetahuan warga negara dapat diperoleh
hak dan kewajibannya sebagai warga negara, melalui membaca, membaca adalah suatu
baik menggunakan hak dan kewajibannya kegiatan yang melibatkan proses berpikir.
dalam tingkat nasional dan global [15]. Menurut Adha (2015) Pengetahuan
Penguatan kemampuan civic literacy kewarganegaraan terdiri dari ide-ide dan
mengarah kepada pembentukan warga negara informasi mendasar yang harus diketahui dan
yang mampu memikirkan solusi dari masalah digunakan peserta didik untuk menjadi warga
yang ada, dengan meluruskan pola pikir negara demokrasi yang efektif dan
masyarakat yang keliru dalam kehidupan bertanggung jawab [19].
berbangsa dan bernegara.
Keterampilan kewarganegaraan
Sebagai masyarakat yang hidup dalam termasuk keterampilan intelektual. ini dapat
suatu negara tentu saja akan terjadi suatu berarti bahwa untuk menjadi warga negara
interaksi sosial. Komunikasi yang baik dapat yang demokratis tentu harus memilki
tercipta karena adanya pemahaman mengenai pengetahuan yang cukup, dalam hal ini,
konteks yang sedang menajdi tujuan bersama. pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan
Pemahaman dan pegetahuan adalah bekal formal di bangku sekolah [20], namun di era
utama dalam komunikasi, agar dalam suatu sekarang sebuah pengetahuan dapat kita
hubungan dapat memberikan respon yang peroleh dari mana saja baik melalui internet,
berkualitas terkait hal yang akan menjadi maupun sumber lain, civic knowledge salah
tujuan bersama. Literasi sangat dibutuhkan satu kompetensi yang dapat dioptimalisasikan
dalam berkomunikasi untuk menciptakan melalui media sosial atau internet [21].
suatu interaksi sosial yang baik antar Literasi dapat membantu warga negara dalam
masyarakat dalam kehidupan bernegara [16]. meningkatkan kemampuan berpikir, sehingga
Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk mampu memahami berbagai permasalah
suatu pemahaman bagi individu dalam dengan kritis dan memiliki upaya dalam
memahami suatu hal, seperti memahami diri memberikan solusi. Menjadi warga negara
sendiri, lingkungan masyarakat, lingkungan yang memiliki pengetahuan luas akan
pemerintah maupun lingkungan internasional. membantu mereka dalam meningkatkan
Individu yang memiliki kemampuan berpikir kemampuan berpikir. Mereka mampu
yang baik akan mengetahui apa saja yang memahami berbagai permasalahan dengan
menjadi hak dan kewajibannya dalam kritis dan mampu berupaya dalam melakukan

452
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

penyelesaiannya. IPTEK perlu bentuk teknologi di berbagai bidang telah


mempertimbangkan nilai-nilai ideologi bangsa menyediakan banyak keuntungan dan
dalam pengembangannya agar tidak kemudahan, salah satunya dalam bidang karir
merugikan umat manusia [22]. dan memecahkan permasalahan sosial.
Menurut Wahab dalam Belladona dan Kemajuan ini tentu tidak hanya membawa
Anggraena (2019) Warga negara yang dampak positif saja, melainkan juga dampak
memiliki pengetahuan akan mampu negatif, seperti kesenjangan antara
memahami dan melaksanakan hak dan kecanggihan teknologi dengan tingkat
kewajibannya dengan baik sebagai wujud kemampuan pengguna, atau beralihnya
seorang yang memiliki rasa tanggungjawab masyarakat yang bersosial menjadi
dan kepekaan social [23]. Mereka mampu masyarakat yang lebih individual. Seperti
mengatasi berbagai permasalah baik yang dikatakan Setyo (2014) bahwa memang
permasalahan yang terjadi pada diri sendiri, kita harus mampu menggunakan teknologi ini
serta mampu membantu menyelesaikan secara bijaksana, agar perkembangan
masalah yang ada di dalam masyarakat teknologi tidak melunturkan jati diri kita
dengan kecerdasaan dan peran yang sebagai manusia yang memiliki aturan
dimilikinnya. Kecerdasaan tersebut membuat sosial/norma dan nilai budi pekerti yang luhur
individu memiliki kemampuan berpikir kritis, [27].
kreatif dan inovatif, sehingga dapat mencapai
kualitas pribadi yang baik. Penggunaan teknologi harus disertai
dengan kesadaran terhadap kewajiban kita
Pengetahuan warga negara harus sebagai pengguna teknologi. Menggunakan
didukung dengan keterampilan, karena di era teknologi sesuai etika dan norma yang ada
yang akan datang keterampilan akan menjadi untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas,
suatu modal awal dalam mencapai berkompetensi, melek teknologi tetapi juga
kesuksesan. Pembelajaran yang baik harus memiliki karakater dan pandai dalam
mampu mengajak peran serta siswa secara membangun hubungan sosial dalam
aktif dan mampu memberikan perspektif cara komunitas masyarakat. Teknologi dapat
berpikir yang lebih luas secara rasional [24]. dimanfaatkan dengan baik, seperti untuk
Kemampuan tersebut berupa soft sklills dan menjalin hubungan antar masyarakat dari
hard skills. Soft skill adalah bentuk berbagai daerah, alat untuk membantu dalam
keterampilan yang dominan pada keadaan menganalis data, membantu dalam proses
lingkungan sekitar dan lebih condong pada belajar dan karir. Dengan dimilikinya
ranah emosional. Memahami kondisi sekitar kemampuan berupa seperangkat pengetahuan
dalam konteks ini adalah mereka yang berada dan pembelajaran sebagai warga negara yang
dalam lingkungan bekerja. Menurut Kaipa dan cerdas dapat menjadi bekal untuk menghadapi
Millus dalam Setuju (2015) soft skill society 5.0 sebagai warga negara yang baik
merupakan jenis keterampilan yang lebih dan cerdas (smart aand good citizenship) [28].
banyak terkait dengan sensitivitas perasaan Society 5.0 mengajak kita untuk hidup
seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya, menggunakan kecanggihan teknologi sebagai
maka dengan memiliki soft skill, setiap manusia yang seutuhnya.
individu akan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan, yang dalam konteks ini di dalam KESIMPULAN
lingkungan bekerja [25]. Soft skill membantu Kemajuan teknologi yang semakin pesat
mereka agar memiliki kecakapan komunikasi membuat masyarakat sering terlena
yang baik dalam segala kondisi, memiliki dengannya, segala hal yang dapat dilakukan
sikap intrapersonal dan interpersonal yang dengan bantuan mesin akan menjadi
kuat, memiliki kecerdasan secara emosional primadona, tidak jarang hal tersebut
dan sosial yang akan berguna bagi mereka melupakan kewajiban kita sebagai manusia
disetiap saat, sedangkan hard skill dapat dengan tanggungjawab dan kewajiban sebagai
diperoleh melalui pelatihan-pelatihan yang masyarakat dan warga negara. Munculnya era
sudah disediakan oleh pemerintah dan swasta Society 5.0 sebagai lanjutan dari Revolusi
[26]. Industri 4.0 ingin menjadikan masyarkat yang
tidak hanya mahir dalam menggunakan
Era yang akan datang dalam hal ini teknologi tetapi juga mampu menghadapi
adalah Society 5.0 era yang akan permasalahan-permasalahan sosial. Untuk itu
menghadapkan warga negara dengan berbagai warga negara perlu memiliki bekal yang
tantangan dan persaingan. Kemajuan dalam cukup dalam menghadapi Era Society 5.0.

453
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

Dalam kehidupan berbangsa dan Jurnal IPTEK-KOM. Vol 22. No 2, 17-


bernegara seorang warga negara hendaknya 191.
memiliki keterampilan dalam dirinya, [7] Adha, M.M. (2019). Warga Negara Muda
keterampilan ini tercakup dalam suatu konsep Era Modern Pada Konteks Global-Nation:
yang bernama civic literacy dalam civic Perbandinga Dua Negara Jepang dan
literacy terdapat tiga komponen penting yang Inggris. Jurnal Media Komunikasi
harus dikuasi oleh seorang warga negara, yaitu Pendidikan Pancasila dan
civic knowledge (pengetahuan), civic Kewarganegaraan, Vol 1. No 1.
dispositions (sikap), dan civic skills [8] Adha, M.M., Ulpa, E.P., Johnstone,
(keterampilan) kemampuan tersebut akan J.Mc.G., Cook, B.L. (2019). Pendidikan
membawa warga negara menjadi warga Moral pada Aktivitas Kesukarelaan
negara yang memiliki pengetahuan, Warga Negara Muda (Koherensi Sikap
keterampilan sehingga mampu memhami Kepedulian dan Kerjasama Individu).
berbagai persoalan dan menanggulanginya Jurnal of moraland and civic education.
dengan baik. Selain itu civic literacy juga akan Vol 3. No 1. Hal 28-37.
membentuk kita untuk peka, dan memiliki [9] Sugiono,S. (2020). Industri Konten
tanggungjawab sosial yang dapat digunakan Digital dalam Perspektif Society 5.0.
untuk memecahkan masalah-masalah Jurnal IPTEK-KOM. Vol 22. No 2, 17-
kemasyarakatan secara cerdas sesuai fungsi 191. Seminar Nasional Pendidikan
dan perannya sebagai warga negara. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh karena itu civic literacy bukan Universitas Lampung 2019. Hal 216-224.
hanya literasi warga negara dalam memahami [10] Sukardi, Metodologi Penelitian
apa hak dan kewajibannya saja, tetapi Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
bagaimana ia memiliki pengetahuan yang baik (2013). Jakarata : PT Bumi.
dan mampu mengelaborasikannya dengan [11] Yanti. M. (2018). The Naration Of Digital
sikap dan keterampilan yang baik pula Literasi Movement In Indonesia. Jurnal
sehingga mampu menghadapi Era Society 5.0 Kajian ilmu komunikasi. 48 (2) 243-255.
mendatang. [12] Yanti. M. (2018). The Naration Of Digital
DAFTAR PUSTAKA Literasi Movement In Indonesia. Jurnal
[1] Yanzi, H., Adha, M.M., Hidayat, O.T., Kajian ilmu komunikasi. 48 (2) 243-255.
Putri, D.S. (2020). Urgensi nilai-nilai [13] Hartino, A. T., Adha, M. M., Ulpa, E. P.,
pancasila sebagai dasar pengembangan Rifai, A., & Rhosita, R. (2021).
iptek untuk merespon revolusi industru Efektivitas Pembelajaran Daring Dalam
4.0. Prosiding Meningkatkan Literasi Digital.
[2] Adha, M.M. (2015). Pendidikan [14] Raharjo., Armawi. A. dan Soerjo. D.
Kewarganegaraan mengoptimalisasikan (2017). Penguatan Civic Literacy Dalam
pemahaman perbedaan budaya warga Pembentukan Warga Negara Yang Baik
masyarakat indonesia dalam kajian (Good Citizen) Dan Implikasinya
menifestasi pluralisme di era globalisasi. Terhadap Ketahanan Pribadi Warga
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, Vol 14. Negara Muda. Jurnal Ketahanan
No 2. Hal 1. Nasional. 23 (2) 175-198.
[3] Setiawan, D dkk. (2020). Peran Dan [15] Suryaningsih, A. (2020). Strategi
Strategi Perguruan Tinggi Dalam penguatan civic literacy dalam upaya
Menghadapi Era Society 5.0. Journal of penanggulangan hoax pada masa
Computer, Information System, & pandemic covid 19. Jurnal Pendidikan
Technology Management. Vol. 3, No. 1. kewarganegaraan. 15 (1) 48-62.
[4] Sugiono,S. (2020). Industri Konten [16] Yanti. M. (2018). The Naration Of
Digital dalam Perspektif Society 5.0. Digital Literasi Movement In Indonesia.
Jurnal IPTEK-KOM. Vol 22. No 2, 17- Jurnal Kajian ilmu komunikasi. 48 (2)
191. 243-255.
[5] Skobelev, P & Borovik, YS (2017). On [17] Abidin, R. F., Pitoewas, B., & Adha, M.
The Way From Industri 4.0 To Industri M. (2015). Peran Guru Pendidikan
5.0: From Digital Manufactureing To Kewarganegaraan Dalam
Digital Society. International Scientific Mengembangkan Kecerdasan Moral
Research Journal Industri4.0, 307-311. Siswa (Doctoral dissertation, Lampung
[6] Sugiono,S. (2020). Industri Konten University).
Digital dalam Perspektif Society 5.0.

454
E Prosiding Seminar Nasional Virtual Pendidikan Kewarganegaraan 2021
"Respons Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Menyambut Era Society 5.0"

[18] Syam. M. N. (2008). Filsaafat [24] Adha, M. M., Ulpa, E. P., Yanzi, H.,
Pendidikan dan dasar filsafat Pancasila. Nurmalisa, Y., Hidayat, O. T., & Putri, D.
Surabaya: Penerbit usaha nasional. S. (2019). Relevansi Pembelajaran Project
[19] Adha, M.M. (2015). Understanding the Citizen “Memproduksi” Pengetahuan dan
Relationship Between Kindness and Keterampilan Pembelajar Masa Kini dan
Gotong Royong for Indonesian Citizens Masa Depan.
in Developing Bhinneka Tunggal Ika. [25] Setuju. (2015). Penguatan Karakter
The Proceeding of the Commemorative Mahasiswa dalam Menghadapi MEA.
academic conference for the 60 th Seminar dan Call For Paper, Dies Natalis
anniversary of the 1955 Asian – African Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke
conference in Bandung, Indonesia. 196. 60.
[20] Lia, F., Hasyim, A., & Adha, M. M. [26] Adha, M. M. (2015). Pendidikan
(2014). Hubungan Pemahaman Empat Kewarganegaraan Mengoptimalisasikan
Pilar Kebangsaan Dengan Sikap Siswa Pemahaman Perbedaan Budaya Warga
Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Masyarakat Indonesia Dalam Kajian
Kultur Demokrasi, 3(1). Manifestasi Pluralisme Di Era
[21] Tosy, A., Adha, M.M. (2020). Globalisasi. Jurnal Ilmiah Mimbar
Optimalisasi pendidikan Demokrasi, 14(2).
kewarganegaraan sebaagi upaya [27] Wahyudi, Setyo, H. (2014). Teknologi
meningkatkan civic knowledge peserta dan Kehidupan Masyarakat. Jurnal
didik melalui media sosial. analisa sosiologi. Vol 3. No 1.
[22] Yanzi, H., Adha, M. M., & Putri, D. S. [28] Ikhtiarti, E., rohman., Adha, M.M.,
(2019). Urgensi Nilai-Nilai Pancasila Yanzi, H. (2019). Membangun generasi
Sebagai Dasar Pengembangan Iptek muda smart and good citizenship melalui
Untuk Merespon Revolusi Industri 4.0. pembelajaran PPKn menghadapi revolusi
[23] Belladona, A. P. dan Anggraena, S. N. industri 4.0. prosiding seminar nasional
(2019). Penguatan Pengetahuan pendidikan fakultas keguruan dan ilmu
Kewarganegaraan(Civic Knowledge) pendidikan universitas lampung 2019.
Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Aksara, h.33
Mahasiswa. Jurnal pendidikan
kewarganegaraan. 3 (2) 196-210.

455

Anda mungkin juga menyukai