Anda di halaman 1dari 9

DEMO AKIBAT PELANGGARAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI

DESA WANASABA YANG BERAKHIR RICUH

Fitrianti (E1B020042)

Universitas Mataram

Fitrikth95@gmail.com

ABSTRAK

Dalam artikel ini disebutkan bahwa pengaturan mengenai pemilihan kepala desa yang
terdapat dalam Undang-Undang kurang jelas dan multi tafsir karena pemilihan kepada
daerah secara langsung tidak mencerimkan sifat Pancasila sila keempat, Pancasila sila
keempat merupakan perwujudan demokrasi di Indonesia, demokrasi yang dinginkan
adalah ikut sertaan rakyat didalam menjalankan roda pemerintahan sistem pemerintahan
ini sangat unggul dibanding pemerintahan yang lainnya. Menginjak tahun politik berbagai
macam hoax muncul untuk menjatuhkan pihak lawan baik secara ragawi dan badawi,
Beragam konflik, dan berbagai intepretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan hal ini
memicu disitegrasi bangsa. Oleh sebab itu perlu dilakukakanya penegakan peraturan
pemilihan umum yang berdampak menimbulkan kekacauan dan disentegrasi bangsa untuk
melindungi demokrasi.

ABSTRACT

In this article it is stated that the arrangements regarding the election of village heads

contained in the Law are unclear and have multiple interpretations because direct elections
to the regions do not reflect the nature of the fourth Pancasila precept, the fourth Pancasila

precept is the embodiment of democracy in Indonesia, the democracy that is desired is

people's participation. in running the wheels of government this government system is very

superior compared to other governments. Stepping into the political year, various kinds of

hoaxes appeared to bring down the opposing party, both physically and physically, various

conflicts, and various interpretations that did not match reality, this triggered national

disintegration. Therefore, it is necessary to enforce general election regulations which have


the effect of causing chaos and disintegration of the nation to protect democracy.

Kata Kunci :Demokrasi,Jabatan,Pelanggaran,Pemilihan,Penyelewengan


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu wujud dari penyelenggaraan demokrasi adalah dengan pemilihan umum.
Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat
berpartisipasi menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan
umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Pemilu adalah
pengejewantahan sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya
untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan.

Pengaturan mengenai pemilihan perangkat desa yang terdapat dalam Undang-Undang


kurang jelas dan multi tafsir karena pemilihan perangkat desa secara langsung tidak
mencerimkan sifat Pancasila sila keempat, . Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”,
mengandung makna bahwa kedaulatan rakyat merupakan esensi dari demokrasi
berdasarkan Pancasila. Demokrasi yang demikian itu dapat dijalankan melalui Pemilu dan
Pilkada secara langsung maupun secara tidak langsung. Menginjak tahun politik berbagai
macam hoax muncul untuk menjatuhkan pihak lawan baik secara ragawi dan badawi,
Beragam konflik, dan berbagai intepretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan hal ini
memicu disitegrasi bangsa. Oleh sebab itu perlu dilakukakanya penegakan peraturan
pemilihan umum yang berdampak menimbulkan kekacauan dan disentegrasi bangsa untuk
melindungi demokrasi. Pemilihan pemimpin juga harus sejalan dengan kesepakatan awal,
yaitu melalui perwakilan, bukan melalui pemilu langsung.

Kekuassan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain.

Abuse of power atau tindakan penyalahgunaan wewenang ialah suatu hal yang dilakukan
oleh seorang pejabat untuk kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang
lain atau korporasi. Wewenang yang diberikan sebagai sarana untuk melaksanakan tugas,
dipandang sebagai kekuasaan pribadi. Karena itu dapat dipakai untuk kepentingan pribadi.
Akibatnya, pejabat yang menduduki posisi penting dalam sebuah lembaga negara merasa
mempunyai hak untuk menggunakan wewenang yang diperuntukkan baginya secara
bebas. Makin ting gi jabatannya, makin besar kewenangannya.

Tindakan hukum terhadap orang-orang tersebut dipandang sebagai tindakan yang tidak
wajar. Kondisi demikian merupakan sebuah kesesatan publik yang dapat merugikan
organisasi secara menyeluruh.
Saat ini di Indonesia sering terjadi penangkapan orang yang memiliki kekuasaan, seperti
kepala daerah, anggota dewan, dan lain lain dikarenakan terlibat kasus korupsi atau hal
lainnya. Hal ini mengindikasikan telah terjadi penyalah gunaan kekuasaan yang
menimbulkan dampak yang negative bagi negara. Selainitu jika seseorang atau sekelompok
orang yang diberikan wewenang kekuasaan namun mereka tidak bisa menjalankan
kekuasaan itu dengan baik tentunya akan menimbulkan dampak-dampak lain yang negatif.
Seperti misalnya bisa menimbulkan ketidak adilan, menimbulkan perpecahan di dalam
kelompok tersebut, menimbulkan ketidak percayaan baik internal maupun eksternal.

Seperti halnya yang pernah terjadi di salah satu desa yang berada di Lombok timur, akibat
penyalahgunaan wewenang yang di lakukan salah seorang pejabat disana mengakibatkan
demo besar-besaran yang terjadi pada saat itu, banyak dampak yang ditimbulakan dari
unjuk rasa warga disesa ini salah satunya kericuhan serta menimbulkan perpecahan di
dalam suatu kelompok.

Kericuhan dimulai saat ketika kepala desa disana baru saja menjabat, dia tiba tiba
mengganti dan memberhentikan salah satu perangkat desa yang menjabat pada saat itu,
warga menuntut agar kepala desa melakukan perekrutan perangkat desa secara terbukaa,
warga menilai pengangkatan perangakat desa yang dilakukan pemerintah desa dianggap
sepihak semntara itu kepala desa wanasaba haji misnun mengaku, pihaknya telah
melakukan perekrutan sesuai aturan yang berlaku belasan perwakilan massa aksi dijinkan
melakukan diskusi di auala kantor desa setempat dan dipasilitasi camat wanasaba namun
menemui jalan buntu warga yang kesal mengamuk di halaman kantor desa

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian di atas dapat di rumuskan permaslahannya bahwa masih banyak pejabat-

pejabat di penjuru indonesia yang masih menyalahgunakan kekuasaan atau wewenangnya

untung kepentingan pribadi, bahkan di daerah kecilpun. Oleh karena itu sangatlah penting

untuk terus dilakukan pengawasan baik oleh penyelenggara negara seperti KPK BPK dan

lain-lain, dan juga partisapasi dari masyarakat untuk membantu dalam pengawasan dalam

penggunaan wewenang kekuasaan.

C. TUJUAN MASALAH

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai kasus penyelewengan yang terjadi
supaya menjadi pelajaran untuk kedepannya agar dapat mewujudkan sistem demokrasi
yang merupakan ciri utama masyarakat Indonesia yang mencerminkan suatu ideologi yang
telah disepakati oleh masyarakat Indonesia yakni demokrasi yang mencerminkan nilai-nilai
yang terkadung dalam Pancasila.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah menggabungkan library research dengan


menelaah berbagai literatur dan dokumentasi melalui mengumpulkan data-data hasil
penelitian yang terkait. Tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis dan identifikasi
apa dan seperti apa masalah yang dikaji. Tahap kedua ialah pengkajian berbagai literatur
dan data dokumentasi yang diperlukan untuk mencarikan solusi atas persoalan yang
ditelaah. Tahap terakhir adalah menarik benang merah atas masalah dan solusi yang
ditawarkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kajian teori
1.1 Pengertian Pemilihan Umum serta demokrasi di indonesia
Salah satu wujud demokrasi adalah dengan Pemilihan Umum. Dalam kata lain,
Pemilu adalah pengejawantahan penting dari “demokrasi prosedural”. prosedur
utama demokrasi adalah pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat
yang bakal mereka pimpin. Selain itu, Pemilu sangat sejalan dengan semangat
demokrasi secara subtansi atau “demokrasi subtansial”, yakni demokrasi dalam
pengertian pemerintah yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Artinya, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi. Berdasarkan
uraian di atas, Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah
pemerintahan perwakilan (representative government). Secara sederhana,
Pemilihan Umum didefinisikan sebagai suatu cara atau sarana untuk
menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan
pemerintahan.

Demokrasi Di Indonesia menjadi salah satu topik yang selalu menarik untuk
dibahas. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat
baik langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah melalui
proses pemilihan umum yang langsung, umum, bebas rahasia, jujur dan
adil. Demokrasi tidak sama dengan kebebasan’ maksudnya adalah meski ada
pengertian timbal balik antara konsep demokrasi dan kebebasan,tetapi tidak
sama. Demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
yang dibatasi oleh aturan hukum (konstitusi).

1.2 Contoh kasus pelanggaran pelaksanaan demokrasi


Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi juga tidak lepas dari
berbagai jenis kasus pelanggaran demokrasi. Sebagaimana dalam 4 Contoh
Pelanggaran Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia dari masa ke masa seperti
berikut ini.
a. Money Politic
Sepertinya money politik ini selalu menyertai dalam setiap pelaksanaan pemilu.
Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih
rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat. Politik uang atau politik
perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya
orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia
menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.
Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah
sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan
simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari
H pemilihan umum.
Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako
antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk
menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai
yang bersangkutan. Money politik sendiri merupakan hal kerpa kita temui
disetiap penyelenggaran pemilu. Maraknya kasus money politik sendiri
menunjukkan bahwa negeri ini sedang dilanda krisis kepercayaan diri terutama
yang dialami oleh para kandidat.
b. Intimidasi
Intimidasi ini juga sangat berbahaya. Sebagai contoh, seringkali ada oknum yang
melakukan intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu
calon. ntimidasi (juga disebut cowing) dimaksudkan adalah perilaku “yang akan
menyebabkan seseorang yang pada umumnya akan merasakan “takut cedera”
atau berbahaya. Ini tidak diperlukan untuk membuktikan bahwa perilaku
tersebut sehingga menimbulkan kekerasan sebagai teror atau korban yang
sebenarnya takut. Berikut merupakan Contoh Kasus intimidasi dalam
pelaksanaan Demokrasi
Kasus kekerasan dan intimidasi selama berlangsungnyamasa kampanye
pemilihan kepala daerah (pilkada) Aceh sejak 22 Maret. Ketua Panwas Aceh,
Nyak AriefFadhillah Syah kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor
Panwas Aceh, Senin (2/4), mengatakan, kasus itu umumnya terjadi karena
pergesekan antar pendukung kandidat seusai menggelar kampanye.“Ada yang
dilempari batu, diketapel, juga ada yang menghalang-halangi masyarakat untuk
datang ke lokasi kampanye kandidat tertentu.
c. Penggelembuangan Suara Salah Satu Kandidat
Kehilangan satu suara atau penggelembungan satu suara pun merupakan noda,
bahkan cacat dalam proses rekapitulasi penghitungan Pemilu . “Hukum yang
paling dasar dari seluruh proses rekapitulasi penghitungan suara adalah
bagaimana melindungi hak rakyat yang berdaulat yang telah menyatakan
pilihannya,” dikutip dari salah satu politisi ternaman partai PDIP.
Proses rekapitulasi tetap menempatkan asas jujur dan adil (jurdil) sebagai
landasan moral dan etika, khususnya bagi penyelenggara pemilu. Hal ini sendiri
merupakan cerminan dari perwujudan demokrasi dalam pelaksanaan pemili
yang LUBER dan Jurdil. Penggemlembungan suaran bukan hanya merugikan
salah satu psangan kandidat tetapi juga mencoreng nilai demokrasi yang
merupakan amanat UUD 1945.
d. Tragedi Trisakti
Demokrasi sendiri memiliki dua sisi yang berbeda, Sebagaimana pada Tragedi
Trisakti yang merupakan sebuah peristiwa kelam dalam ejarah demokrasi
Indonesia. Dimana hal ini merupakan sebuah peristiwa penembakan, yang
terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi
menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya
luka. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri
Hertanto (1977 – 1998), Hafidin Royan (1976 – 1998 ), dan Hendriawan Sie (1975 –
1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

2. Awal mula kericuhan bisa terjadi


2.1 Penilaian warga atas pengangkatan perangakat desa yang dilakukan secara
sepihak
Dugaan tersebut terjadi dikarenakan tepat setelah kenaikan kepala desa, ia
memberhentikan salah satu perangkat desa tanpa alasan dan mengangkat salah
seorang yang diduga kerabatnya untuk menggantikan salah satu perangkat desa
yang diberhentikan tersebut, sehingga menimbulkan kecurigaan terhadap kepala
desa bahwa hal yang dilakukan tersebut tidaklah adil dan warga saat itu
menuntut agar kepala desa melakukan perekrutan perangkat desa secara
terbuka, namun kepala desa saat itu mengaku bahwa pihaknya telah melakukan
perekrutan sesuai aturan yang berlaku.

Belasan perwakilan massa aksi dijinkan melakukan diskusi di auala kantor desa
setempat dan dipasilitasi camat wanasaba. namun menemui jalan buntu massa
yang kesal mengamuk di halaman kantor desa, warga yang terlibat saling
dorong dengan petugas ricuh polisi terpaksa melepaskan gas air mata untuk
membubarkan warga. Warga melakukan aksi demo hanya untuk mengharapkan
titik terang atau kepastian dari para pejabat supaya mereka adil dan makmur
dalam membina masyarakat.

2.2 Alasan lain warga yang tidak menerima keputusan kepala desa atas di
angkatnya perangkat desa yang dilakukannya
Dilombok timur tepatnya didesa wanasaba kampung Baret orong, beberapa
tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2018 pernah terjadi tragedi pendemoan
satu kampung di depan kantor desa wanasaba . Hal tersebut dilakukan warga
untuk menyuarakan pendapat mereka supaya kadus yang pada saat itu menjabat
diturunkan dari jabatannya dan digantikan dengan kadus yang baru. Usut
punya usut warga melakukan pendemoan karena tidak puas dengan kebijakan
yang diberikan kadus tersebut dan tidak pernah menjalankan tugasnya dengan
baik.

Warga mengatakan kadus atau perangkat desa yang diangkat ini


menyalahgunakan jabatannya demi kepentingan pribadi. Di kampung Baret
Orong pada saat itu sering mengalami kekeringan air bersih, tidak peduli itu
pada musim hujan maupun musim panas. Hal ini menyebabkan warga terpaksa
pergi ke kampung sebelah untuk mengambil air bersih buat minum tiap harinya.
Sebenarnya warga sering mengeluh dengan masalah ini, namun seakan tidak
didengarkan padahal air minum merupakan kebutuhan paling penting.

Sebelumnya warga tidak pernah curiga dengan apa yang terjadi, Hingga
kemarahan warga membeludak ketika mendengar kabar kalo keluarga dan
semua kerabat yang tinggal di Baret Orong dari kadus tersebut tidak pernah
seharipun kekurangan air bersih, dasas desus ini muncul pertama kali dari
tetangga kadus ini, hingga menyebar keseluruh warga Baret Orong. Banyak dari
warga mengungkit masalah lalu, tentang rumor bansos yang hanya diberikan
kepada keluarga dan orang yang ia inginkan hingga penggelapan dana, isu ini
sebenarnya tidak terbukti kebenarannya, akan tetapi yang namanya masyarakat
apalagi dikalangan ibu-ibu lebih mempercayakan rumor bahkan melebih-
lebihkan.

Banyak dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu bahkan anak-anak ikut turun kejalan
untuk demo didepan kantor desa. Demo ini berlangsung selama beberapa hari,
dan tidak sedikit dari warga yang luka-luka akibat gas air mata dan main fisik
yang dilakukan aparat ke polisian yang bertugas menghalangi warga demo pada
saat itu. Kasus ini juga pernah viral dimedia social karena banyak warga yang
merekam kejadian hingga akhirnya warganet mengecam aparat kepolisian
karena main kekerasan padahal warga tidak membawa senjata apapun.

Ada hal yang mengganjal selama demo berlangsung, warga sudah demo
beberapa hari tapi tidak ada sedikitpun respon dari pihak kantor desa
kecurigaan warga timbul karena kebetulan kades yang menjabat saat itu adalah
kerabat kadus dari Baret Orong yang didemo..
KESIMPULAN

Pengalaman bangsa Indonesia relatif masih miskin dalam mewujudkan sistem demokrasi
yang merupakan ciri utama masyarakat Indonesia. demokrasi hakikatnya mengizinkan
warga Negara berpartisipasi dalam menjalankan roda pemerintahan. secara empiris di
Indonesia sampai saat ini tidak mencerminkan suatu ideologi yang telah disepakati oleh
masyarakat Indonesia. Pemerintah dalam menjalankan demokrasi hendaknya konsisten
dengan apa yang sudah disepakati dalam Pancasila sebagai perwujudan amanat sila ke-
empat. Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”, mengandung makna bahwa
kedaulatan rakyat merupakan esensi dari demokrasi berdasarkan Pancasila. Demokrasi
yang demikian itu dapat dijalankan melalui Pemilu dan Pilkada secara langsung maupun
secara tidak langsung. Pemilihan umum daerah dari Indonesia belum mencerminkan nilai-
nilai yang terkadung dalam Pancasila sila keempat ini, terlihat dari beberapa contoh kasus
didalam pemilihan umum sering terjadi berbagai macam konflik. Penyebab konflikpun
beragam, mulai dari partai yang tidak mencerminkan demokrasi, konfik internal partai,
calon yang tidak bisa menerima kekalahan dan pendukung tidak realistis menghadapi
kekalahan calon yang didukungnya. Penerapan nilai-nilai pancasila sila keempat untuk
kehidupan demokrasi dalam pilkada di Indonesia dapat digunakan dengan mengutamakan
musyawarah dan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. Mengembalikan iklim
demokrasi di Indonesia berdasarkan Pancasila menjadi hal yang penting menjadi perhatian
bangsa, khususnya oleh penyelenggara pemerintahan. Pemerintah dalam menjalankan
demokrasi hendaknya konsisten dengan apa yang sudah disepakati dalam Pancasila. Oleh
karena itu, pemilihan pemimpin juga harus sejalan dengan kesepakatan awal, yaitu melalui
perwakilan, bukan melalui pemilu langsung.
DAFTAR PUSTAKA

https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/06/20/ini-contoh-pelanggaran-pelaksanaan-
demokrasi-di-indonesia-2/

https://id.search.yahoo.com/search;_ylt=AwrKBFAlNX9jpJMDnT_LQwx.;_ylc=X1MDMjExN
DczMzAwMwRfcgMyBGZyA21jYWZlZQRmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkA1NnUzMwc1hZUz
EyTE5temNDczFRckEEbl9yc2x0AzAEbl9zdWdnAzEEb3JpZ2luA2lkLnNlYXJjaC55YWhvby
5jb20EcG9zAzAEcHFzdHIDBHBxc3RybAMwBHFzdHJsAzIxBHF1ZXJ5A0RFTU8lMjBESSU
yMERFU0ElMjBXQU5BU0FCQQR0X3N0bXADMTY2OTI4NTI4MA--
?p=DEMO+DI+DESA+WANASABA&fr2=sb-top&fr=mcafee&type=E211ID885G0

https://iainptk.ac.id/penyalahgunaan-wewenang-jabatan-abuse-of-power/

https://media.neliti.com/media/publications/140373-ID-konsepsi-dan-implementasi-
demokrasi-panc.pdf http://jurnal-perspektif.org/index.php/perspektif/article/view/243
https://ejournal.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai