Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN DE MOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA

DESA DAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DI KAMPUNG


BARET ORONG KECAMATAN WANASABA

HEROSITA

UNIVERSITAS MATARAM

rositaafenditaa@gmail.com

ABSTRAK

Dalam artikel ini adalah menjelaskan tentang bagaimana pengaruh pelaksanaan demokrasi
dalam pemilihan kepala desa dan pengangkatan perangkat desa terhadap hak dan
kewajiban warga negara pada artikel ini juga dijelaskan bahwa pengaturan mengenai
pemilihan kepala desa yang terdapat dalam Undang-Undang kurang jelas dan multi tafsir
karena pemilihan kepala daerah secara langsung tidak mencerimkan sifat Pancasila sila
keempat, Pancasila sila keempat merupakan perwujudan demokrasi di Indonesia,
demokrasi yang dinginkan adalah ikut sertaan rakyat didalam menjalankan roda
pemerintahan sistem pemerintahan ini sangat unggul dibanding pemerintahan yang
lainnya. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder dengan pendekatan studi pustaka dan
teknik analisis data serta observasi yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini bahwa Penerapan nilai-nilai pancasila sila keempat untuk kehidupan
demokrasi dalam pilkada di Indonesia dapat digunakan dengan mengutamakan
musyawarah dan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

ABSTRACT

In this article it is explained about how the influence of the implementation of democracy in
the election of village heads and the appointment of village officials . This article also
explains about stated that the arrangements regarding the election of village heads
contained in the Law are unclear and have multiple interpretations because direct elections
to the regions do not reflect the nature of the fourth Pancasila precept, the fourth Pancasila
precept is the embodiment of democracy in Indonesia, the democracy that is desired is
people's participation. in running the wheels of government this government system is very
superior compared to other governments. The research method that the writer uses is
qualitative research .The source of the data in this study is secondary data using literature
study approach and data analysis and observation techniques what the writer uses is
descriptive qualitative. The result of this study is the implementation of the fourth pancasila
values for democratic life in regional election in Indonesia can be used by prioritizing
deliberation and making decisions for the common god.

Kata Kunci :Demokrasi; Jabatan; Penyelewengan;Pelaksanaan; Pemilihan


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi di negara Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga sering


disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila merintahkan musyawarah untuk
mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham kekeluargaan dan Gotong royong yang
ditujukan pada kesejahteraan yang mengandung unsur-unsur religius, berdasarkan
kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur. Dalam demokrasi pancasila kebebasan
individu tidak bersifat mutlak tetapi harus diselenggarakan dengan tanggung jawab sosial.
Prinsip-prinsip demokrasi itu adalah persamaan, kebebasan, dan pluralisme.Salah satu
wujud dari penyelenggaraan demokrasi adalah dengan pemilihan umum. Pemilihan umum
telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi menentukan
sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum adalah suatu hal yang
penting dalam kehidupan kenegaraan. Pemilu adalah pengejewantahan sistem demokrasi,
melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan
dalam struktur pemerintahan.

Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa. Partisipasi
masyarakat desa dalam pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan
bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan kepala desa masyarakat harus
memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan
dengan lancar dan demokratis. kesadaran masyarakat tentang politik dan demokrasi harus
baik agar dalam pelaksanaan pemilu masyarakat dapat menggunakan hak pilih mereka
dengan penuh tanggung jawab

Pengaturan mengenai pemilihan perangkat desa yang terdapat dalam Undang-Undang


kurang jelas dan multi tafsir karena pemilihan perangkat desa secara langsung tidak
mencerimkan sifat Pancasila sila keempat, . Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”,
mengandung makna bahwa kedaulatan rakyat merupakan esensi dari demokrasi
berdasarkan Pancasila. Demokrasi yang demikian itu dapat dijalankan melalui Pemilu dan
Pilkada secara langsung maupun secara tidak langsung. Menginjak tahun politik berbagai
macam hoax muncul untuk menjatuhkan pihak lawan baik secara ragawi dan badawi,
Beragam konflik, dan berbagai intepretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan hal ini
memicu disitegrasi bangsa. Oleh sebab itu perlu dilakukakanya penegakan peraturan
pemilihan umum yang berdampak menimbulkan kekacauan dan disentegrasi bangsa untuk
melindungi demokrasi. Pemilihan pemimpin juga harus sejalan dengan kesepakatan awal,
yaitu melalui perwakilan, bukan melalui pemilu langsung.

Kekuassan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain.

Abuse of power atau tindakan penyalahgunaan wewenang ialah suatu hal yang dilakukan
oleh seorang pejabat untuk kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan diri sendiri, orang
lain atau korporasi. Wewenang yang diberikan sebagai sarana untuk melaksanakan tugas,
dipandang sebagai kekuasaan pribadi. Karena itu dapat dipakai untuk kepentingan pribadi.
Akibatnya, pejabat yang menduduki posisi penting dalam sebuah lembaga negara merasa
mempunyai hak untuk menggunakan wewenang yang diperuntukkan baginya secara
bebas. Makin ting gi jabatannya, makin besar kewenangannya.

Tindakan hukum terhadap orang-orang tersebut dipandang sebagai tindakan yang tidak
wajar. Kondisi demikian merupakan sebuah kesesatan publik yang dapat merugikan
organisasi secara menyeluruh.

Saat ini di Indonesia sering terjadi penangkapan orang yang memiliki kekuasaan, seperti
kepala daerah, anggota dewan, dan lain lain dikarenakan terlibat kasus korupsi atau hal
lainnya. Hal ini mengindikasikan telah terjadi penyalah gunaan kekuasaan yang
menimbulkan dampak yang negative bagi negara. Selainitu jika seseorang atau sekelompok
orang yang diberikan wewenang kekuasaan namun mereka tidak bisa menjalankan
kekuasaan itu dengan baik tentunya akan menimbulkan dampak-dampak lain yang negatif.
Seperti misalnya bisa menimbulkan ketidak adilan, menimbulkan perpecahan di dalam
kelompok tersebut, menimbulkan ketidak percayaan baik internal maupun eksternal.

Seperti halnya yang pernah terjadi di salah satu desa yang berada di Lombok timur, akibat
penyalahgunaan wewenang yang di lakukan salah seorang pejabat disana mengakibatkan
demo besar-besaran yang terjadi pada saat itu, banyak dampak yang ditimbulakan dari
unjuk rasa warga disesa ini salah satunya kericuhan serta menimbulkan perpecahan di
dalam suatu kelompok.

Kericuhan dimulai saat ketika kepala desa disana baru saja menjabat, dia tiba tiba
mengganti dan memberhentikan salah satu perangkat desa yang menjabat pada saat itu,
warga menuntut agar kepala desa melakukan perekrutan perangkat desa secara terbukaa,
warga menilai pengangkatan perangakat desa yang dilakukan pemerintah desa dianggap
sepihak semntara itu kepala desa wanasaba haji misnun mengaku, pihaknya telah
melakukan perekrutan sesuai aturan yang berlaku belasan perwakilan massa aksi dijinkan
melakukan diskusi di auala kantor desa setempat dan dipasilitasi camat wanasaba namun
menemui jalan buntu warga yang kesal mengamuk di halaman kantor desa

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian di atas dapat di rumuskan permaslahannya bahwa masih banyak pejabat-
pejabat di penjuru indonesia yang masih menyalahgunakan kekuasaan atau wewenangnya
untung kepentingan pribadi, bahkan di daerah kecilpun. Dan pada kenyataanya juga
pelakasanaan pemilihan kepala daerah yang masih belum demokratis dan pemahaman
masyarakat tentang demokrasi dan pendidikan politik yang mereka miliki masih kurang.
Kebebasan masyarakat untuk menentukan pilihan lebih di pengaruhi olehpihak lain.
Kemudian kebebasan untuk dipilih lebih di pengaruhi oleh kesadaranmasyarakat sendiri
yang masih kurang, masyarakat saat ini lebih bersikap apatis Oleh karena itu sangatlah
penting untuk terus dilakukan pengawasan baik oleh penyelenggara negara seperti KPK
BPK dan lain-lain, dan juga partisapasi dari masyarakat untuk membantu dalam
pengawasan dalam penggunaan wewenang kekuasaan.

C. TUJUAN MASALAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelaksanaan


demokrasi pada pemilihan kepala desa serta pengangkatan perangkat desa dan bertujuan
untuk menganalisis mengenai kasus penyelewengan yang terjadi supaya menjadi pelajaran
untuk kedepannya agar dapat mewujudkan sistem demokrasi yang merupakan ciri utama
masyarakat Indonesia yang mencerminkan suatu ideologi yang telah disepakati oleh
masyarakat Indonesia yakni demokrasi yang mencerminkan nilai-nilai yang terkadung
dalam Pancasila.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah menggabungkan library research dengan


menelaah berbagai literatur dan dokumentasi melalui mengumpulkan data-data hasil
penelitian yang terkait. Tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis dan identifikasi
apa dan seperti apa masalah yang dikaji. Tahap kedua ialah pengkajian berbagai literatur
dan data dokumentasi yang diperlukan untuk mencarikan solusi atas persoalan yang
ditelaah. Tahap terakhir adalah menarik benang merah atas masalah dan solusi yang
ditawarkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kajian teori
1.1 Pengertian Pemilihan Umum serta demokrasi di indonesia
Salah satu wujud demokrasi adalah dengan Pemilihan Umum. Dalam kata lain,
Pemilu adalah pengejawantahan penting dari “demokrasi prosedural”. prosedur
utama demokrasi adalah pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat
yang bakal mereka pimpin. Selain itu, Pemilu sangat sejalan dengan semangat
demokrasi secara subtansi atau “demokrasi subtansial”, yakni demokrasi dalam
pengertian pemerintah yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Artinya, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi. Berdasarkan
uraian di atas, Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah
pemerintahan perwakilan (representative government). Secara sederhana,
Pemilihan Umum didefinisikan sebagai suatu cara atau sarana untuk
menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan
pemerintahan.

Demokrasi Di Indonesia menjadi salah satu topik yang selalu menarik untuk
dibahas. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat
baik langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah melalui
proses pemilihan umum yang langsung, umum, bebas rahasia, jujur dan
adil. Demokrasi tidak sama dengan kebebasan’ maksudnya adalah meski ada
pengertian timbal balik antara konsep demokrasi dan kebebasan,tetapi tidak
sama. Demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
yang dibatasi oleh aturan hukum (konstitusi).

1.2 Kasus pelanggaran pelaksanaan demokrasi


Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi juga tidak lepas dari
berbagai jenis kasus pelanggaran demokrasi. Berikut ini ada 3 Contoh
Pelanggaran Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia dari masa ke masa seperti
berikut ini.
a. Money Politic
Sepertinya money politik ini selalu menyertai dalam setiap pelaksanaan pemilu.
Dengan memanfaatkan masalah ekonomi masyarakat yang cenderung masih
rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat. Politik uang atau politik
perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya
orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia
menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.
Pembelian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah
sebuah bentuk pelanggaran kampanye. Politik uang umumnya dilakukan
simpatisan, kader atau bahkan pengurus partai politik menjelang hari
H pemilihan umum.
Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian berbentuk uang, sembako
antara lain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan untuk
menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai
yang bersangkutan. Money politik sendiri merupakan hal kerpa kita temui
disetiap penyelenggaran pemilu. Maraknya kasus money politik sendiri
menunjukkan bahwa negeri ini sedang dilanda krisis kepercayaan diri terutama
yang dialami oleh para kandidat.
b. Intimidasi
Intimidasi ini juga sangat berbahaya. Sebagai contoh, seringkali ada oknum yang
melakukan intimidasi terhadap warga agar mencoblos salah satu
calon. ntimidasi (juga disebut cowing) dimaksudkan adalah perilaku “yang akan
menyebabkan seseorang yang pada umumnya akan merasakan “takut cedera”
atau berbahaya. Ini tidak diperlukan untuk membuktikan bahwa perilaku
tersebut sehingga menimbulkan kekerasan sebagai teror atau korban yang
sebenarnya takut. Berikut merupakan Contoh Kasus intimidasi dalam
pelaksanaan Demokrasi
Kasus kekerasan dan intimidasi selama berlangsungnyamasa kampanye
pemilihan kepala daerah (pilkada) Aceh sejak 22 Maret. Ketua Panwas Aceh,
Nyak AriefFadhillah Syah kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor
Panwas Aceh, Senin (2/4), mengatakan, kasus itu umumnya terjadi karena
pergesekan antar pendukung kandidat seusai menggelar kampanye.“Ada yang
dilempari batu, diketapel, juga ada yang menghalang-halangi masyarakat untuk
datang ke lokasi kampanye kandidat tertentu.
c. Penggelembuangan Suara Salah Satu Kandidat
Kehilangan satu suara atau penggelembungan satu suara pun merupakan noda,
bahkan cacat dalam proses rekapitulasi penghitungan Pemilu . “Hukum yang
paling dasar dari seluruh proses rekapitulasi penghitungan suara adalah
bagaimana melindungi hak rakyat yang berdaulat yang telah menyatakan
pilihannya,” dikutip dari salah satu politisi ternaman partai PDIP.
Proses rekapitulasi tetap menempatkan asas jujur dan adil (jurdil) sebagai
landasan moral dan etika, khususnya bagi penyelenggara pemilu. Hal ini sendiri
merupakan cerminan dari perwujudan demokrasi dalam pelaksanaan pemili
yang LUBER dan Jurdil. Penggemlembungan suaran bukan hanya merugikan
salah satu psangan kandidat tetapi juga mencoreng nilai demokrasi yang
merupakan amanat UUD 1945.
2. Awal mula kericuhan pengangkatan perangkat desa
2.1 Penilaian warga atas pengangkatan perangkat desa yang dilakukan secara
sepihak
Kejadian tersebut terjadi dikarenakan tepat setelah kenaikan kepala desa, ia
memberhentikan salah satu perangkat desa tanpa alasan dan mengangkat salah
seorang yang diduga kerabatnya untuk menggantikan salah satu perangkat desa
yang diberhentikan tersebut, sehingga menimbulkan kecurigaan terhadap kepala
desa bahwa hal yang dilakukan tersebut tidaklah adil dan warga saat itu
menuntut agar kepala desa melakukan perekrutan perangkat desa secara
terbuka, namun kepala desa saat itu mengaku bahwa pihaknya telah melakukan
perekrutan sesuai aturan yang berlaku.

Belasan perwakilan massa aksi dijinkan melakukan diskusi di auala kantor desa
setempat dan dipasilitasi camat wanasaba. namun menemui jalan buntu massa
yang kesal mengamuk di halaman kantor desa, warga yang terlibat saling
dorong dengan petugas ricuh polisi terpaksa melepaskan gas air mata untuk
membubarkan warga. Warga melakukan aksi demo hanya untuk mengharapkan
titik terang atau kepastian dari para pejabat supaya mereka adil dan makmur
dalam membina masyarakat.

2.2 Alasan lain warga yang tidak menerima keputusan kepala desa atas di
angkatnya perangkat desa secara sepihak
Dilombok timur tepatnya didesa wanasaba kampung Baret orong, beberapa
tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2018 pernah terjadi tragedi pendemoan
satu kampung di depan kantor desa wanasaba . Hal tersebut dilakukan warga
untuk menyuarakan pendapat mereka supaya kadus yang pada saat itu menjabat
diturunkan dari jabatannya dan digantikan dengan kadus yang baru. Usut
punya usut warga melakukan pendemoan karena tidak puas dengan kebijakan
yang diberikan kadus tersebut dan tidak pernah menjalankan tugasnya dengan
baik.

Warga mengatakan kadus atau perangkat desa yang diangkat ini


menyalahgunakan jabatannya demi kepentingan pribadi. Di kampung Baret
Orong pada saat itu sering mengalami kekeringan air bersih, tidak peduli itu
pada musim hujan maupun musim panas. Hal ini menyebabkan warga terpaksa
pergi ke kampung sebelah untuk mengambil air bersih buat minum tiap harinya.
Sebenarnya warga sering mengeluh dengan masalah ini, namun tidak pernah
didengarkan padahal air minum merupakan kebutuhan paling penting.
Sebelumnya warga tidak pernah curiga dengan apa yang terjadi, Hingga
kemarahan warga membeludak ketika mendengar kabar kalo keluarga dan
semua kerabat yang tinggal di Baret Orong dari kadus tersebut tidak pernah
seharipun kekurangan air bersih, dasas desus ini muncul pertama kali dari
tetangga kadus ini, hingga menyebar keseluruh warga Baret Orong. Banyak dari
warga mengungkit masalah lalu, tentang rumor bansos yang hanya diberikan
kepada keluarga dan orang yang ia inginkan hingga penggelapan dana, isu ini
sebenarnya tidak terbukti kebenarannya, akan tetapi yang namanya masyarakat
apalagi dikalangan ibu-ibu lebih mempercayakan rumor bahkan melebih-
lebihkan.

Banyak dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu bahkan anak-anak ikut turun kejalan
untuk demo didepan kantor desa. Demo ini berlangsung selama beberapa hari,
dan tidak sedikit dari warga yang luka-luka akibat gas air mata dan main fisik
yang dilakukan aparat ke polisian yang bertugas menghalangi warga demo pada
saat itu. Kasus ini juga pernah viral dimedia social karena banyak warga yang
merekam kejadian hingga akhirnya warganet mengecam aparat kepolisian
karena main kekerasan padahal warga tidak membawa senjata apapun.

Ada hal yang mengganjal selama demo berlangsung, warga sudah demo
beberapa hari tapi tidak ada sedikitpun respon dari pihak kantor desa
kecurigaan warga timbul karena kebetulan kades yang menjabat saat itu adalah
kerabat kadus dari Baret Orong yang didemo..

KESIMPULAN

Pemerintah dalam menjalankan demokrasi hendaknya konsisten dengan apa yang sudah
disepakati dalam Pancasila sebagai perwujudan amanat sila ke-empat. Sila ke-4 Pancasila
yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan”, mengandung makna bahwa kedaulatan rakyat merupakan
esensi dari demokrasi berdasarkan Pancasila. Demokrasi yang demikian itu dapat
dijalankan melalui Pemilu dan Pilkada secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pemilihan umum daerah dari Indonesia belum mencerminkan nilai-nilai yang terkadung
dalam Pancasila sila keempat ini, terlihat dari beberapa contoh kasus didalam pemilihan
umum sering terjadi berbagai macam konflik. Penerapan nilai-nilai pancasila sila keempat
untuk kehidupan demokrasi dalam pilkada di Indonesia dapat digunakan dengan
mengutamakan musyawarah dan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

SARAN

1. Kepada kepala desa untuk lebih terbuka dalam pengangkatan / mengganti perangkat
desa supaya tidak menimbuklkan hal hal yang tidak diinginkan.
2. kepada Lembaga pemerintahan agar memperbaiki sistim peraturan persyaratan untuk
masyarakat dapat mencalonkan kepala desa agar masnyarakat lebih antusias untuk
mengikti kompetisi dalam pemn kepala desa, serta dalam pelaksanaannya pemilihan kepala
desa berjalan sesui dengan peraturan dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Barowi Dan Suko Susilo.2006.Demokrasi San HAM. Jakarta :Jenggala Pustaka

Budiardjo, Mariam.2010, Demokrasi Di Indonesia. Jakarta :PT. Gramedia

Budiyanto, 2005. Pengertian Demokrasi.Jakarta: PT. Gramedia

Duverger, Maurice.2005. Sosiologi Politik, Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada.


https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/06/20/ini-contoh-pelanggaran-pelaksanaan-
demokrasi-di-indonesia-2/

https://id.search.yahoo.com/search;?p=DEMO+DI+DESA+WANASABA&fr2=sb-
top&fr=mcafee&type=E211ID885G0

https://iainptk.ac.id/penyalahgunaan-wewenang-jabatan-abuse-of-power/

https://media.neliti.com/media/publications/140373-ID-konsepsi-dan-implementasi-
demokrasi-panc.pdf http://jurnal-perspektif.org/index.php/perspektif/article/view/243
https://ejournal.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai