NPM : 20042010239
MEREVIEW JURNAL
DAFTAR PUSTAKA :
DAFTAR PUSTAKA :
Pemerintah Desa (Kepala Desa) Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar
masa jabatan tahun 2008-2014 tidak lagi mendapat legitimasi politik pada Tahun 2010 untuk
menjalankan kewenangan (authority) dan keputusan politik. Hilangnya legitimasi politik
terhadap pemerintah desa Cinda Alus disebabkan: Pertama, kurangnya responsiveness
terhadap tuntutan warga; Kedua, ketidakpahaman akan batasan unsur struktur pemerintah
desa sehingga mengeluarkan keputusan politik yang bukan kewenangan yang dimilikinya
seperti keputusan dan kewenangan untuk memecat Ketua Rukun Tetangga; Ketiga, karena
salah dalam keputusan politiknya sehingga kepala desa mendapat resistensi warga desa;
Keempat, tidak memiliki kemampuan berhubungan dengan mitra penyelenggara
pemerintahan lain (BPD) dengan ditandai adanya hubungan yang disharmonis sehingga
mempersulitnya dalam mempertahankan kekuasaannya; dan Kelima, kurang professional
dalam memimpin pemerintahan sehingga terjadi pemanfaatan kekuasaan yang dimiliki dalam
mendukung kelancaran bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA :
Martapura, K., & Banjar, K. (2012). dan keputusan politik. Delegitimasi politik pemerintah
desa tersebut disebabkan oleh faktor kepemimpinan yang kurang. I, 58–72.
B. TEMA KEDUA : DEMOKRASI DAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
DAFTAR PUSTAKA :
Sulaeman, A. (2017). Demokrasi, Partai Politik Dan Pemilihan Kepala Daerah. CosmoGov,
1(1), 12. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v1i1.11857
REVIEW JURNAL KETIGA
DAFTAR PUSTAKA :
DAFTAR PUSTAKA :
Mansur, M. (2007). Model Kekuasaan Politik Ibnu Khaldun (Sebuah Pelajaran Berharga bagi
Bangsa Indonesia). Unisia, 30(66), 377–383.
https://doi.org/10.20885/unisia.vol30.iss66.art5
REVIEW JURNAL KEDUA
Kekuasaan negara dan kekuasaan pemerintahan, kekuasaan apa pun dia, jika ia
mematuhi kehendak yang secara universal valid, dan bertindak sesuai hukum, maka akan
terwujudlah cita-cita bersama dalam negara.Hal ini menjadi starting point bagi
penyelenggaraan negara yang akuntabel, amanah, transparan, jujur, adil, dan dapat dipercaya.
Rakyat pasti akan merasa aman dan nyaman jika secara ideal kekuasaan ini benar-benar
dapat diimplementasikan dengan baik dan adil.
Penguasa Negara dan Pemerintahan yang jujur dan adil akan membawa manfaat
secara aksiologis bagai rakyat, manakala pelakunya memilki komitmen moral yang tinggi,
integritas pribadi, etika politik yang imperatif. Justru itulah akal budi manusia memegang
peranan penting untuk mengontrol pengalaman indera yang ambisius, korup, tamak dan haus
kekuasaan. Dari sini terlihat jelas bahwa calon pemimpin kedepan harus memiliki wawasan
akademis yang luas, visioner, dan akuntebel serta responsif terhadap rakyat yang
mendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA :
Nursalam, 2016, metode penelitian, & Fallis, A. . (2013). 済無 No Title No Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
REVIEW JURNAL KETIGA
Teknik yang lebih canggih bahkan telah meniadakan keberadaan aktor dominan
dengan aktor yang didominasi karena praktik penundukan terjadi dalam relasi strategis yang
kompleks. Tidak ada dominasi. Pemenjaraan atas kehendak dan kebebasan pun nihil. Namun,
justru melalui kebebasan praktik-praktik sosial dapat melanggengkan eksploitasi dan
penundukan diri. Praktik kekuasaan ini tidak kasat mata dan hampir mustahil dapat
tertangkap melalui kacamata teori kekuasaan yang umum digunakan dalam diskursus politik.
Di sinilah letak keunggulan teori kekuasaan Foucault; ia menyediakan preparat yang lebih
canggih dalam memotret realitas kekuasaan yang kompleks dan rumit itu.
DAFTAR PUSTAKA :
Kamahi, U. (2017). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi Sosiologi Politik
(Umar Kamahi). Al-Khitabah, 3(3), 117–133. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Khitabah/article/view/2926
REVIEW JURNAL KEEMPAT
Dalam kajian teori politik konsepsi power, demokrasi dan legitimasi terus
berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi sosial dan politik setra ekonomi yang
bergerak dengan sangat dinamis di berbagai ruang. Oleh karena itu studi tentang power dan
demokrasi serta legitimasi harus memperhatikan aspek konteks dengan melihat latar belakang
sosial dan politik di setiap perkembangan masing-masing teori. Bagaimana power atau
kekuasaan beroperasi dan bagaimana discourse tentang kekuasaan tersebut berkembang
menjadi penting diperhatikan.
Dengan melihat berbagai perkembangan konsep power dan demokrasi maka rumusan
tentang kekuasaan dalam konteks masyarakat modern juga dapat menghasilkan rumusan baru
yang berangkat dari kasus yang sangat lokal namun bisa menjadi representasi internasional
karena mewakili sebagai konsep yang membantah atau mendukung bahkan menambahi
konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA :
Triantini, Z. elly. (2019). Meta Konsep Kekuasaan Dan Demokrasi Dalam Kajian Teori
Politik. 2(2), 1–15.