Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM

PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI DI ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0

ARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas Academic Writing
Yang diampu oleh Bapak Dr. Siswanto

Oleh:
Nur Lailis Nanis Sa’adah
NIM. 19380011022

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA IAIN MADURA
OKTOBER 2019
PERKEMBANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM
PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Nur Lailis Nanis Sa’adah


Program Magister Pendidikan Agama Islam IAN Madura
nurlailis97@gmail.com

Abstrak:
Tuntutan kualitas pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
sebagai lembaga pendidikan ilmu agama Islam adalah
mencetak ahli dalam ilmu keislaman, baik berorientasi
akademik maupun profesional semakin tinggi. Kualitas pada
perguruan tinggi baik pada lingkup IAIN maupun perguruan
tinggi lain erat kaitannya dengan tuntutan pasar di era
revolusi industri 4.0 yang mau tidak mau mengarah pada
pasar bebas. Oleh karena, IAIN tidak hanya mempersiapkan
alumni dan SDM untuk menjadi tenaga akademik dan
profesional dalam bidang ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga
harus ikut memiliki kompetensi mempersiapkan SDM dalam
ilmu lain yang mempunyai landasan keislaman yang kuat. Di
era Revolusi Industri 4.0 Perguruan tinggi dituntut untuk
meluluskan mahasiswa yang memiliki kemampuan adaptif
terhadap perubahan yang makin sering terjadi. Kemampuan
tersebut antara lain meliputi kemampuan menyelesaikan
masalah yang makin kompleks, berpikir kritis, kreatif,
mampu menjadi manajer yang baik, serta memiliki
kemampuan koordinasi yang baik. Lulusan perguruan tinggi
juga diharapkan harus punya emotional intellegence yang
baik, kemampuan menilai dan memutuskan dengan tepat,

1
berorientasi pelayanan, jago negosiasi dan daya kognitif yang
fleksibel.
Kata Kunci: Perguruan Tinggi, Informasi, Teknologi,
Revolusi Industri.

Abstract:
Quality demands on the State Islamic Institute of Religion
(IAIN) as an Islamic religious education institution are
experts in Islamic science, both academically and
professionally oriented. Quality at universities Both in the
IAIN transition as well as other universities are closely
related to market recovery in the era of the industrial
revolution 4.0 which inevitably is in a free market. Therefore,
IAIN not only prepares alumni and HR to become academic
and professional staff in the field of Islamic sciences, but also
must participate in preparing HR competencies in other
sciences that have strong Islamic competencies. In the era of
the Industrial Revolution 4.0 Universities are demanded to
graduate students who have an adaptive ability to change
more frequently. Thus, among others, complementing the
ability to solve problems that make complicated, critical
thinking, creative, able to be a good manager, and have good
coordination skills. University graduates must also have good
emotional intelligence, the ability to approve and decide
correctly, service-oriented, good at negotiation and flexible
cognitive power.
Keywords: University, Information, Technology, Industrial
Revolution.

A. Pendahuluan
Dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 peran pendidikan di
perguruan tinggi menjadi sangat penting, terutama dalam perkembangan

2
ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, perguruan tinggi yang berbasis
penelitian (riset) harus mendorong semakin terbukanya pengetahuan yang
nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan manusia. Kuantitas bukan lagi
menjadi indikator utama bagi setiap perguruan tinggi dalam mencapai suatu
kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Sebuah negara dapat dikatakan
sukses apabila mampu menghadapi revolusi industri 4.0 yang erat kaitannya
dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas.
Sehingga setiap perguruan tinggi wajib dapat menjawab tantangan untuk
menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era
globalisasi.
Dalam menciptakan sumber daya yang inovatif dan adaptif terhadap
teknologi, diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran dalam
hal teknologi informasi, internet, analisis big data dan komputerisasi.
Perguruan tinggi yang menyediakan infrastruktur pembelajaran tersebut
diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil dalam aspek literasi
data, literasi teknologi dan literasi manusia. Terobosan inovasi akan
berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan
perusahaan pemula berbasis teknologi, seperti yang banyak bermunculan di
Indonesia saat ini.1
Teknologi dan informasi yang berkembang begitu cepat merambah
ke dalam berbagai aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam bidang
pendidikan. Perkembangan ini merupakan suatu upaya untuk menjembatani
masa sekarang dan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan
pembaharuan-pembaharuan yang membawa kecenderungan menuju
perbaikan kualitas pendidikan.
Era revolusi industri 4.0 menuntut sebagian besar komponen
bermasyarakat untuk mengembangkan kemampuan diri agar digitalisasi
benar-benar dapat terpenuhi. Oleh karena itulah, pendidikan sebagai basis
utama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia harus mampu
menjawab tantangan yang ada. Harapannya agar sumber daya manusia
1
Fahrina Yustiasari Liriwati, “Peran Perguruan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0”,
Prosiding Seminar Nasional, 280 (Januari, 2019) diakses https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2536 diakses pada tanggal 25
September 2019.

3
Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja dan dunia
industri untuk turut berperan aktif mengembangkan produk-produk digital.2
berdasarkan deskripsi di atas, maka penting untuk dianalisis dan dikaji
bagaimana pemanfaatan informasi teknologi di era revolusi industri 4.0
benar-benar dapat dijalankan di Indonesia.

B. Pembahasan
Revolusi Industri
Revolusi industri terdiri dari dua kata yaitu revolusi dan industri.
Revolusi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti perubahan
yang bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah usaha
pelaksanaan proses produksi. Sehingga jika dua kata tersebut dipadukan
bermakna suatu perubahan dalam proses produksi yang berlangsung cepat.
Perubahan cepat ini tidak hanya bertujuan memperbanyak barang yang
diproduksi (kuantitas), namun juga meningkatkan mutu hasil produksi
(kualitas).3
Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi industri ini pun
sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut
memasuki fase keempat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan
artikulatif pada sisi kegunaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada
penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi
produksi. Fase kedua (2.0) sudah beranjak pada etape produksi massal yang
terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase ketiga (3.0)
memasuki tahapan keseragaman secara massal yang bertumpu pada
integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan digitalisasi
dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur.4

2
Emalia dan Farida, “Inovasi Pendidikan Dengan Memanfaatkan Teknologi Digital Dalam
Upaya Menyonsong Era Revolusi Industri 4.0”, Prosiding Seminar Nasional, 161 (Mei
2019) https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2984
diakses pada tanggal 25 September 2019.
3
Sigit Priatmoko, “Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam Di Era 4.0”, TA‟LIM : Jurnal
Studi Pendidikan Islam Vol.1 No.2 (Juli, 2018), 9.
4
Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental”, JATI UNIK,
Vol.1, No.2 (2017), 102.

4
Buah dari revolusi industri 4.0 adalah munculnya fenomena
disruptive innovation. Dampak dari fenomena ini telah menjalar di segala
bidang kehidupan. Mulai industri, ekonomi, pendidikan, politik, dan
sebagainya. Fenomena ini juga telah berhasil menggeser gaya hidup (life
style) dan pola pikir (mindset) masyarakat dunia. Disruptive innovation
secara sederhana dapat dimaknai sebagai fenomena terganggunya para
pelaku industri lama (incumbent) oleh para pelaku industri baru akibat
kemudahan teknologi informasi.5
Dewasa ini kehidupan penduduk dunia dipenuhi dengan berbagai
permasalahan yang kompleks. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di
seluruh belahan dunia mengalami pergeseran yang cukup ekstrim. Salah
satu indikator yang dapat kita rasakan adalah pergeseran budaya masyarakat
yang telah beralih menuju dunia virtual dalam kehidupan sehari-harinya.
Kondisi inilah yang disebut sebagai era disrupsi, sebuah era yang
memunculkan terobosan atau inovasi tanpa dapat diprediksi dan mengubah
tatanan yang sudah dianggap mapan pada masa sebelumnya.
Istilah revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor
Klaus Schwab yang menyebutkan bahwa revolusi ini telah menyebabkan
perubahan yang sangat mendasar terhadap hidup dan cara kerja manusia.
Beliau adalah ketua eksekutif World Economic Forum yang menulis tentang
revolusi industri 4.0 melalui bukunya berjudul The Fourth Industrial
Revolution. Banyak hal yang mendorong terjadinya revolusi ini, beberapa di
antaranya adalah berkembangnya teknologi robotika, bioteknologi,
nanoteknologi, dan lain-lain.6

Pemanfaatan Informasi Teknologi


R. Eko Indrajit dan R. Djokopranoto dalam Syahrizal Abbas
menyebutkan keberadaan teknologi informasi di dunia perguruan tinggi
bukanlah suatu kebetulan. Informasi Teknologi telah menjadi kebutuhan
mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan oleh perguruan tinggi.

5
Anisa Septianingrum, Revolusi Industri Sebab dan Dampaknya (Yogyakarta: Sociality,
2017), 33.
6
S.N. Eisenstadt, Revolusi dan Transformasi Masyarakat (Jakarta: Rajawali, 1986), 3.

5
Pemanfaatan informasi teknologi bukan hanya sekadar untuk memberikan
pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, tetapi juga meningkatkan kualitas
perguruan tinggi secara keseluruhan. Di beberapa perguruan tinggi terkenal
seperti Harvard, MIT, Oxford University dan lain-lain telah menerapkan
teknologi informasi tidak hanya untuk keperluan administrasi manajemen
pendidikan, tetapi sebagai media utama dalam proses belajar-mengajar,
riset, serta pelayanan kepada masyarakat.7
Tridarma perguruan tinggi merupakan produk dan jasa yang dapat
ditawarkan perguruan tinggi kepada masyarakat atau pelanggan. Oleh
karena itu, keberadaan informasi teknologi menjadi amat penting guna
mendukung kegiatan perguruan tinggi sehingga produk jasa perguruan
tinggi dapat acceptable dalam masyarakat. Peran informasi teknologi untuk
mendukung kegiatan perguruan tinggi dapat berupa; administrasi akademis,
keuangan dan akuntansi, infrastruktur kampus, sumber daya manusia dan
lain-lain.8
Penggunaan informasi teknologi akan menunjang kegiatan
perguruan tinggi melalui fungsi back office maupun front office. Fungsi
back office adalah penggunaan informasi teknologi untuk mendukung proses
administrasi penyelenggara pendidikan yang kerap kali dikatakan aktivitas
operasional. Fungsi front office adalah fungsi penggunaan informasi
teknologi untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang mengarah
pada peningkatan kualitas.
Keberadaan internet pada perguruan tinggi dengan aplikasi
knowledge portal merupakan perangkat mutlak yang harus dimiliki
perguruan tinggi. Dengan didukung oleh kompetensi dan keahlian yang
cukup, seorang dosen dapat mencari beragam jenis pengetahuan seperti:
kumpulan jurnal terbaru; silabus mata kuliah di berbagai perguruan tinggi
dunia; materi kuliah dalam bentuk presentasi maupun electronic file; hasil
riset lembaga terkemuka dunia.9

7
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008),
166.
8
Zurqoni, Meretas Peran Perguruan Tinggi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 59.
9
Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, 167.

6
Penggunaan informasi teknologi sangat penting bagi pimpinan
perguruan tinggi, dekan, dan ketua program studi, dosen, dan tenaga
akademik lainnya, mahasiswa dan alumni, dan pemerintah atau pihak
eksternal lainnya. Bagi pimpinan perguruan tinggi dukungan informasi
teknologi sangat diperlukan guna membantu menerapkan prinsip good
governance pada sebuah perguruan tinggi dengan memperhatikan aspek
transparancy, accountability, responsibility, independency, dan fairness.
Pimpinan perguruan tinggi harus memiliki cukup akses terhadap sejumlah
data dan informasi penting terkait dengan indikator kinerja atau performa
perguruan tinggi dari berbagai sisi. Informasi ini akan dapat diperoleh
dengan cepat bila didukung oleh informasi teknologi.10
Kepentingan informasi teknologi bagi dosen adalah untuk
mendukung aktivitasnya sebagai tenaga pengajar. Ia bertanggungjawab
langsung terhadap mata kuliah yang ia ajarkan. Oleh karena itu, ia
membutuhkan alat untuk membantunya dalam hal pengelolaan isi dan
materi kuliah. Dukungan informasi teknologi akan menentukan keberhasilan
dosen dalam menjalankan tugasnya.
Bagi mahasiswa, informasi teknologi akan membantunya untuk
mengelola rencana studi dengan baik, berupa pemilihan mata kuliah,
portofolio nilai, status kemahasiswaan, sisa akhir studi dan lain-lain.
Sedangkan bagi pemerintah dan pihak eksternal lainnya memerlukan
informasi teknologi perguruan tinggi untuk kepentingan pengawasan bila
perguruan tinggi tersebut berada di bawah pemerintah. Informasi teknologi
juga membantu pihak luar ketika mereka ingin mengetahui perkembangan
suatu perguruan tinggi.11

C. Penutup
Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi industri ini pun
sedang berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut

10
Sutrisno, Desain Kurikulum Perguruan Tinggi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016),
11.
11
Ibid. 12-13.

7
memasuki fase keempat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan
artikulatif pada sisi kegunaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada
penemuan mesin yang menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi
produksi. Fase kedua (2.0) sudah beranjak pada etape produksi massal yang
terintegrasi dengan quality control dan standarisasi. Fase ketiga (3.0)
memasuki tahapan keseragaman secara massal yang bertumpu pada
integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan digitalisasi
dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur.
Penggunaan informasi teknologi akan menunjang kegiatan
perguruan tinggi melalui fungsi back office maupun front office. Fungsi
back office adalah penggunaan informasi teknologi untuk mendukung proses
administrasi penyelenggara pendidikan yang kerap kali dikatakan aktivitas
operasional. Fungsi front office adalah fungsi penggunaan informasi
teknologi untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang mengarah
pada peningkatan kualitas.
Keberadaan internet pada perguruan tinggi dengan aplikasi
knowledge portal merupakan perangkat mutlak yang harus dimiliki
perguruan tinggi. Dengan didukung oleh kompetensi dan keahlian yang
cukup, seorang dosen dapat mencari beragam jenis pengetahuan seperti:
kumpulan jurnal terbaru; silabus mata kuliah di berbagai perguruan tinggi
dunia; materi kuliah dalam bentuk presentasi maupun electronic file; hasil
riset lembaga terkemuka dunia.

Daftar Pustaka
Liriwati, Fahrina Yustiasari. 2019. “Peran Perguruan Tinggi di Era Revolusi
Industri 4.0”. Prosiding Seminar Nasional. 280-288. diakses
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2536 diakses
pada tanggal 25 September 2019.

Emalia dan Farida. 2019. “Inovasi Pendidikan Dengan Memanfaatkan


Teknologi Digital Dalam Upaya Menyonsong Era Revolusi Industri
4.0”. Prosiding Seminar Nasional. 160-169. diakses
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/2984 diakses
pada tanggal 25 September 2019.

8
Priatmoko, Sigit. 2018. “Memperkuat Eksistensi Pendidikan Islam Di Era
4.0”. TA‟LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol.1 No.2. 1-19.
diakses http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/talim/article/view/948
pada tanggal 03 Oktober 2019.

Suwardana, Hendra. 2017. “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi


Mental”. JATI UNIK, Vol. 1. No. 2. 102-118. DOI:
http://dx.doi.org/10.19105/tjpi.v14i1.2147.

Septianingrum, Anisa. 2017. Revolusi Industri Sebab dan Dampaknya.


Yogyakarta: Sociality.

Eisenstadt, S.N. 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta:


Rajawali.

Abbas, Syahrizal. 2008. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Zurqoni. 2014. Meretas Peran Perguruan Tinggi. Jogjakarta: Ar-Ruzz


Media.

Sutrisno. 2016. Desain Kurikulum Perguruan Tinggi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai