Anda di halaman 1dari 16

Motivasi Hijrah pada Postingan Instagram dan Pengaruhnya

terhadap Kaum Milenial dalam Perspektif Hadis

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Hadist
Dalam Program Studi Ilmu Hadist
Disusun Oleh :
Elvira

(2220303007)

PROGRAM STUDI ILMU HADIST

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2023 M/ 1445 H
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era digital ini, Instagram menjadi platform populer yang digemari berbagai
kalangan, termasuk kaum milenial. Platform ini tidak hanya digunakan untuk
berbagi foto dan video, tetapi juga untuk menyebarkan konten Islami, termasuk
tentang hijrah. Media sosial ialah sebuah media online, dengan para penggunananya
bisa dengan mudah berpartisipasi berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefenisikan media sosial sebagai
”sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar ideologi
dan teknologi web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content”. Media sosial seperti yang kita ketahui ialah Facebook, Twitter,
Whatsapp, Instagram dan You Tube merupakan media sosial yang muncul pertama
kali dan sangat disukai oleh kaum remaja. Dan paling di minati saat ini ialah
Instagram yang memperlihatkan aktivitas pengguna dalam bentuk foto maupun
video yang bisa diberi komentar dan direct massage.
Instagram sendiri menjadi aplikasi media sosial yang dapat memberikan
informasi yang sangat cepat dan terkini. Banyak informasi yang dibagikan oleh para
pengguna instagram tentang kejadian baru saja terjadi yang bisa didapatkan bahkan
lebih cepat disandingkan informasi tersebut tayang ditelevisi maupun radio. Hal
tersebut karena para pengguna Instagram memiliki dorongan untuk membagikan
informasi kepada pengguna lainnya dalam bentuk gambar maupun video, sehingga
informasi yang di posting tersebut mendapat responan menjadi bahan pembicaraan
informatif di dunia maya. Hal ini pun terjadi dalam proses dakwah dalam aplikasi
Instagram, dimana konten-konten bermuatan Islam dengan penyajian yang kreatif
dan menarik perhatian serta banyak di minati oleh pengguna lain sehingga kegiatan
dakwah di Instagram sebagai wadah untuk mensyiarkan ajaran-ajaran islam. Pada

2
intinya Instagram memberikan manfaat positif bagi penggunanya jika mengakses
informasi yang positif
Hijrah, yang berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain, memiliki
makna yang lebih luas dalam Islam. Hijrah tidak hanya diartikan sebagai
perpindahan fisik, tetapi juga perpindahan mental dan spiritual untuk menjadi lebih
baik. Dalam konteks kekinian, hijrah sering dikaitkan dengan postingan di
Instagram yang menunjukkan perubahan positif dalam kehidupan seseorang,
seperti mulai berhijab, berhenti dari kebiasaan buruk, atau menjadi lebih religius.
Kaum milenial, sebagai generasi muda yang aktif di media sosial, sering terpapar
dengan postingan hijrah di Instagram. Postingan ini dapat menjadi motivasi bagi
mereka untuk melakukan perubahan positif dalam hidup mereka. Namun, perlu
dikaji lebih lanjut mengenai motivasi di balik postingan hijrah di Instagram dan
pengaruhnya terhadap kaum milenial dalam perspektif hadis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja motivasi di balik postingan hijrah di Instagram?
2. Bagaimana pengaruh postingan hijrah di Instagram terhadap kaum
milenial?
3. Bagaimana perspektif hadis tentang motivasi hijrah dan pengaruhnya
terhadap kaum milenial?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi motivasi di balik postingan hijrah di Instagram.
2. Menganalisis pengaruh postingan hijrah di Instagram terhadap kaum
milenial.
3. Memahami perspektif hadis tentang motivasi hijrah dan pengaruhnya
terhadap kaum milenial.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:


1. Akademisi untuk memahami fenomena hijrah di era digital.

3
2. Masyarakat, khususnya kaum milenial, untuk mendapatkan motivasi dan
panduan dalam melakukan hijrah.
3. Pemuka agama untuk merumuskan dakwah yang lebih efektif bagi kaum
milenial.

1.4 Landasan Teori


A. Motivasi
Teori motivasi adalah sekumpulan teori yang berusaha menjelaskan
mengapa orang berperilaku dengan cara tertentu. Teori-teori ini mencoba
memahami faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan perilaku manusia.
• Teori Hirarki Kebutuhan Maslow: Teori ini menyatakan bahwa manusia
memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan fisiologis
dan keamanan, sebelum mereka dapat fokus pada kebutuhan yang lebih
tinggi, seperti kebutuhan akan aktualisasi diri.
• Teori X dan Y Douglas McGregor: Teori ini membagi orang menjadi dua
kelompok: orang X yang dianggap tidak suka bekerja dan harus dipaksa,
dan orang Y yang dianggap suka bekerja dan dapat memotivasi diri sendiri.
• Teori ERG Alderfer: Teori ini menggabungkan beberapa aspek dari teori
Maslow dan McGregor, dan berfokus pada tiga kebutuhan utama:
kebutuhan akan eksistensi (kebutuhan dasar), kebutuhan akan hubungan
(kebutuhan sosial), dan kebutuhan akan pertumbuhan (kebutuhan
aktualisasi diri).
• Teori Harapan Vroom: Teori ini menyatakan bahwa orang akan
termotivasi untuk melakukan sesuatu jika mereka yakin bahwa mereka
dapat mencapainya (harapan) dan jika mereka menghargai hasil dari
tindakan tersebut (valensi).
• Teori Keadilan Adams: Teori ini menyatakan bahwa orang akan
termotivasi untuk bekerja secara adil dan seimbang dengan orang lain.

B. Psikologi Media Sosial

4
Psikologi media sosial adalah bidang studi yang mempelajari bagaimana
media sosial memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku manusia. Bidang ini
relatif baru, tetapi telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir karena
popularitas media sosial yang semakin meningkat.
Beberapa topik yang diteliti dalam psikologi media sosial:
• Bagaimana media sosial memengaruhi identitas diri dan harga
diri: Media sosial dapat memberikan ruang bagi orang untuk
mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain yang memiliki minat
yang sama. Namun, media sosial juga dapat menyebabkan kecemburuan
sosial dan perasaan tidak puas dengan diri sendiri.
• Bagaimana media sosial memengaruhi hubungan interpersonal: Media
sosial dapat membantu orang untuk tetap terhubung dengan teman dan
keluarga yang tinggal jauh. Namun, media sosial juga dapat menyebabkan
konflik dan kesalahpahaman dalam hubungan.
• Bagaimana media sosial memengaruhi kesehatan mental: Media sosial
dapat menjadi sumber informasi dan dukungan bagi orang yang struggling
dengan masalah kesehatan mental. Namun, media sosial juga dapat
memperburuk kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.
• Bagaimana media sosial memengaruhi perilaku politik: Media sosial
dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dan kesadaran tentang isu-
isu politik. Namun, media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan
informasi yang salah dan kebencian.
Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi media sosial:
• Survei: Peneliti dapat menggunakan survei untuk menanyakan kepada
orang tentang penggunaan media sosial mereka dan bagaimana hal itu
memengaruhi mereka.
• Eksperimen: Peneliti dapat melakukan eksperimen untuk menguji
bagaimana variabel tertentu, seperti paparan konten negatif di media sosial,
memengaruhi perilaku orang.

5
• Analisis data: Peneliti dapat menganalisis data dari media sosial, seperti
posting, komentar, dan suka, untuk mempelajari bagaimana orang
menggunakan media sosial dan bagaimana hal itu memengaruhi mereka.

C. Hadist-Hadist Tentang Hijrah


1. Dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang
berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ingin digapainya
atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa
yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Setiap amal perbuatan
tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang
diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya,
maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena mencari keuntungan dunia atau karena wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju." (HR. Bukhari dan
Muslim)
3. Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang
Allah." (HR. Tirmidzi)
4. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Hijrah tidak akan terhenti
sampai hari kiamat." (HR.

D. Hijrah dan Media Sosial

Media sosial menjadi platform yang berpengaruh dalam tren hijrah di


kalangan milenial. Hijrah sendiri memiliki makna yang luas, tidak sekedar
perpindahan tempat, tetapi juga perubahan perilaku dan peningkatan ketaatan
kepada Allah SWT.

Dampak Positif Media Sosial terhadap Hijrah:

6
• Sumber Informasi dan Motivasi: Konten-konten hijrah yang
inspiratif dan mudah dipahami di media sosial bisa menjadi sumber
informasi dan motivasi bagi kaum milenial untuk memperbaiki diri.
• Komunitas Hijrah Online: Hadirnya komunitas hijrah online di
Instagram, Facebook, atau platform lainnya, memberikan ruang untuk
saling menguatkan, berdiskusi, dan berbagi pengalaman dalam
menjalankan hijrah.
• Meningkatkan Kemauan Belajar Islam: Konten-konten kajian Islam
yang dikemas menarik di media sosial, bisa memicu minat belajar dan
menambah ilmu agama bagi mereka yang ingin berhijrah.
• Semangat Dakwah: Media sosial memudahkan untuk menyebarkan
konten-konten positif dan mengajak orang lain untuk berhijrah.

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Hijrah:

• Kesalahpahaman Makna Hijrah: Tidak semua konten hijrah akurat


dan sesuai ajaran Islam. Beberapa konten mungkin menampilkan
pemahaman hijrah yang sempit atau ekstrem.
• Pamer Hijrah: Adanya kecenderungan pamer ibadah atau pencapaian
hijrah di media sosial, yang bisa mengurangi keikhlasan dan berpotensi
menjadi riya'.
• Standarisasi Hijrah: Muncul anggapan bahwa hijrah harus mengikuti
gaya hidup atau penampilan tertentu yang ditampilkan di media sosial.
Padahal, hijrah bersifat personal dan bertahap.
• Banding-banding: Konten yang menampilkan kehidupan hijrah orang
lain yang terlihat "sempurna" bisa menyebabkan perasaan minder dan
kurang bersyukur atas pencapaian hijrah sendiri.

Peran Hadis dalam Memaknai Hijrah:

Hadis Nabi Muhammad SAW menjadi pedoman penting dalam memahami


dan menjalankan hijrah secara benar:

7
• Niat yang Ikhlas: Hijrah harus dilakukan semata-mata karena Allah
SWT, bukan karena tujuan duniawi (HR. Bukhari dan Muslim).
• Meninggalkan Kemungkaran: Hijrah berarti meninggalkan segala
bentuk perbuatan dosa dan maksiat (HR. Tirmidzi).
• Mencari Ridha Allah: Tujuan akhir hijrah adalah untuk mendapatkan
keridhaan Allah SWT (HR. Bukhari dan Muslim).
• Pentingnya Ilmu: Hadis menekankan pentingnya ilmu agama sebagai
bekal dalam berhijrah agar terhindar dari kesesatan (berbagai sumber
hadis).

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Motivasi Hijrah di Instagram:

• "Motivasi Hijrah di Kalangan Pengguna Instagram di Kota Bandung" oleh


Euis Kurniasih (2019): Penelitian ini menemukan bahwa motivasi utama
hijrah di Instagram adalah untuk mencari ridha Allah, meningkatkan
keimanan, dan memperbaiki diri.
• "Pengaruh Konten Hijrah di Instagram terhadap Perilaku Keagamaan Kaum
Milenial di Kota Semarang" oleh Dwi Astuti (2020): Penelitian ini
menunjukkan bahwa konten hijrah di Instagram memiliki pengaruh positif
terhadap perilaku keagamaan kaum milenial, seperti peningkatan intensitas
salat, membaca Al-Qur'an, dan berhijab.
• "Representasi Hijrah di Instagram: Analisis Semiotika pada Akun-Akun
Hijrah Populer" oleh Rini Dwi Wulandari (2021): Penelitian ini
menganalisis representasi hijrah di Instagram yang menunjukkan konstruksi
makna hijrah yang beragam, dari fokus pada aspek spiritual hingga gaya
hidup.

Penelitian tentang Pengaruh Hijrah di Instagram terhadap Kaum Milenial:

8
• "Dampak Fenomena Hijrah di Instagram terhadap Identitas dan Gaya Hidup
Kaum Milenial di Kota Yogyakarta" oleh Anisa Fitriana (2020): Penelitian
ini menunjukkan bahwa hijrah di Instagram memengaruhi identitas dan
gaya hidup kaum milenial, seperti perubahan cara berpakaian, berperilaku,
dan bermedia sosial.
• "Peran Komunitas Hijrah Online dalam Meningkatkan Motivasi
Keagamaan Kaum Milenial" oleh Nisa Rahmawati (2021): Penelitian ini
menunjukkan bahwa komunitas hijrah online di Instagram berperan dalam
meningkatkan motivasi keagamaan kaum milenial melalui interaksi,
berbagi pengalaman, dan dukungan sosial.

Penelitian tentang Perspektif Hadis tentang Hijrah:

• "Konsep Hijrah dalam Perspektif Hadis dan Implementasinya di Era


Modern" oleh M. Arifin (2018): Penelitian ini menjelaskan konsep hijrah
dalam hadis yang tidak hanya sebatas perpindahan fisik, tetapi juga
perubahan mental dan spiritual.
• "Motivasi Hijrah dalam Hadis Nabi Muhammad SAW dan Relevansinya
dengan Kaum Milenial" oleh A. Muhaimin (2020): Penelitian ini membahas
motivasi hijrah dalam hadis, seperti mencari ridha Allah, meninggalkan
maksiat, dan menyebarkan kebaikan, yang relevan dengan kebutuhan kaum
milenial.

1.6 Metodologi Penelitian


1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif yakni penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang
dan prilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004:3). Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif yakni menganalisis dan menggambarkan secara objektif
dan akurat tentang kegiatan, peristiwa dan keadaan penelitian (Muhlis,
2016:13). Maka dalam hal ini peneliti berusaha menggambarkan tentang

9
realitas proses dakwah di media sosial Instagram. Pendekatan dalam penelitian
ini adalah studi fenomenologi.
Fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami
dunia melalui pengalaman langsung. Menurut Schutz, fenomenologi adalah
studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami
sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman sadar tentang obyek atau
peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah obyek,
peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang. Jadi bersifat subyektif. Bagi
Schutz pemahaman tugas utama analisis fenomenologi adalah
merekomendasikan dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk
yang mereka sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubyektif
dalam arti bahwa sebagai anggota masyarakat berbagi persepro dasar mengenai
dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan
mereka melakukan interaksi atau komunikasi (Prihandani, 2015:9).
Fenomenologi memulai segala sesuatu dengan diam, yakni sebagai tindakan
untuk mengungkapkan makna sesuatu yang sedang diteliti. Fenomenologi
bertujuan untuk mengetahui dunia dari sudut pandang orang yang
mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat alami
pengalaman manusia itu sendiri. Fenomenologi juga tidak diawali serta tidak
bertujuan untuk menguji sebuah teori.

2. Sumber dan Jenis Data


Suharsimi Arikunto (2010: 114), menyatakan yang dimaksud sumber data
dalam penelitian adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya hanya data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Moleong, 2006: 112). Adapun
sumber data yang peneliti gunakan terdiri atas:
A. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiono, 2010:225). Data primer dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara mendalam dengan informan (da’i) mengenai
penggunaan serta bentuk dakwah bil lisan, bil qalam dan bil hal yang dapat

10
dilakukan melalui media instagram. Adapun itu, peneliti akan
memfokuskan pada subjek dakwah yang sesuai dengan kriteria yang dibuat
oleh peneliti.
B. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti
buku, majalah, karya ilmiah yan relevan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pegumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
melakukan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi alami, sumber data primer dan
lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan
dokumentasi (Almanshur & Ghony, 2012 : 164). Selalu ada hubungan antara
metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik purposive sampling. Informan
ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Lazimnya, didasarkan atas kriteria atau
pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang
dilakukan dalam teknik random (Faisal, 2005 : 67). Informan penelitian ini
adalah subjek dakwah (da’i) yang memiliki instagram dan menjadikan
instagramnya sebagai media berdakwah.

4. Teknik Analisis Data


Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, baik data dari wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan di lokasi penelitian, dokumen pribadi,
dokumen resmi, foto/gambar dan sebagainya hingga pada paparan hasil
(Almanshur & Ghony, 2012: 245). Alur analisis menurut Miles dan Huberman
yakni analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
pengumpulan data pada periode tertentu (Sugiyono, 2010 : 246). Proses
analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap, yaitu

11
A. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal hal penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.
Reduksi data dalam penelitian ini ialah memilih data yang relevan
dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk mencegah
masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab rumusan
permasalahan penelitian tentang penggunaan serta bentuk dakwah
bil lisan, bil qalam dan bil hal yang dapat dilakukan melalui media
instagram. Kemudian menyederhanakan dan menyusun secara
sistematis dan menjabarkan hal-hal penting yang berkaitan dengan
penelitian.
B. Display atau penyajian data
Display atau Penyajian Data adalah bentuk uraian singkat, bagan,
dan sejenisnya yang merupakan lanjutan setelah data direduksi dan
melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini merupakan
sekumpulan informasi yang tersusun mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan serta bentuk dakwah bil lisan, bil hal
dan bil qalam yang dapat dilakukan melalui media instagram.
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
bedasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
C. Verivikasi atau penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yakni setelah data dipolakan, difokuskan dan
disusun secara sistematik dalam bentuk naratif, maka melalui
motode induksi, data tersebut disimpulkan. Sehingga makna data
dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi.

12
Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Kesimpulan yang diambil sekiranya masih terdapat kekurangan
akan ditambahkan.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penelitian skripsi, peneliti membuat sistematika
penulisan. Sistematika penulisan diantaranya sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjuan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TEORI DAKWAH, MEDIA SOSIAL, INSTAGRAM DAN INSTAGRAM


SEBAGAI MEDIA DAKWAH.

Pada bab ini memuat empat sub yaitu, sub bab pertama kajian tentang
dakwah (meliputi: pengertian dakwah, dasar hukum dakwah, tujuan
dakwah, unsur dakwah, dan metode dakwah). Sub bab kedua mengenai
media sosial (meliputi: definisi media sosial, karakteristik media sosial,
jenis-jenis media sosial, dan ciri khalayak media sosial). Sub ketiga
mengenai instagram (meliputi: pengertian instagram, sejarah instagram
dan fitur-fitur instagram). Sub ke-empat mengenai instagram sebagai
media dakwah.

BAB III GAMBARAN UMUM INFORMAN (DA’I) DAN HASIL


WAWANCARA INFORMAN (DA’I) TENTANG FENOMENOLOGI
DAKWAH DI INSTAGRAM

Bab ini berisi tetang gambaran umum informan (profil informan) dan hasil
wawancara informan (Da’i) tentang Fenomenologi Dakwah di Instagram

BAB IV ANALISIS FENOMENOLOGI DAKWAH DI INSAGRAM DAN


BENTUK METODE DAKWAH BIL LISAN, BIL HAL DAN BIL QALAM DI
INSTAGRAM

13
Bab ini mengurai data yang diteliti mengenai analisis fenomenologi
dakwah di instagram dan bentuk dakwah bil lisan, bil hal, dan bil qalam di
instagram.

BAB V PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan


yang dibahas. Selain itu juga penulis mencantumkan saran-saran serta
diikuti dengan uraian kata penutup. Setelah penutup dibagian akhir akan
dicantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata penulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Azmi Fadhilah Mujahid and Muhammad Fauzi Arif (2022) ‘Analisis Isi Pesan
Dakwah yang Terkandung dalam Akun Instagram @Shiftmedia.Id’,
Jurnal Riset Komunikasi Penyiaran Islam, pp. 105–110. Available at:
https://doi.org/10.29313/jrkpi.vi.1471.

Meiranti, M. (2019) ‘Fenomena Hijrah Di Era Milenial Dalam Media Sosial’, Ath
Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(2), p. 148. Available at:
https://doi.org/10.32332/ath_thariq.v3i2.1350.

Mutiawati, I. (2018) ‘Dakwah di Media Sosial (Studi Fenomenologi Dakwah di


Instagram)’, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 2(3), pp. 1–151. Available
at: http://eprints.walisongo.ac.id/9496/1/SKRIPSI LENGKAP.pdf.

Nur, S. and Abdullah, A. (2020) ‘FRAME HIJRAH MILLENIAL DI MEDIA


SOSIAL (Telaah Makna Hadis Tentang Hijrah)’, pp. 237–246. Available
at: https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/1024.

Nur Zulaecha, N., Nanda Oktivibi Pertiwi, B. and Nashihin, H. (2023)


‘Pemanfaatan media sosial sebagai dakwah digital dalam penyiaraan
agama kalangan kaum milenial di instagram (ustadz hanan attaki)’,
Attractive : Innovative Education Journal, 5(2), pp. 534–547. Available at:
https://www.attractivejournal.com/index.php/aj/.

Ramadhan, A.R. and Lailatusyifa, F. (2023) ‘Strategi Muslim Muda Dalam


Berdakwah Di Era Digital Melalui Komunitas Remaja Islam Berprestasi (
Kreasi )’, 1(1), pp. 124–144.

Setiawati, M. (2023) ‘Fenomena Minat Hijrah Melalui Media Sosial Instagram


(Studi Kasus Pada Followers @Xbank.Indonesia)’, GANDIWA Jurnal
Komunikasi, 3(1), pp. 15–20. Available at:
https://doi.org/10.30998/g.v3i1.1852.

Ummah, I., Mila Rosa, E. and Samsul Mutaqin, R. (2022) ‘Interpretasi Hadis dan
Strategi Dakwah (Studi Kasus Komunitas Pemuda Hijrah Yuk Ngaji)’,

15
Ulil Albab : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(11), pp. 4134–4145. Available
at: https://journal-nusantara.com/index.php/JIM/article/view/1024.

16

Anda mungkin juga menyukai