Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH DAKWAH AKUN @bagussuhar DALAM MEDIA

SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP AKHLAK


FOLLOWERSNYA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung

Disusun oleh:
AJI WIRYONEGORO
NPM: 10020217021

PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H/2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak pelaku dakwah yang berusaha untuk menyebarkan
segala bentuk kebaikan dalam kehidupan yang mengandung nilai-nilai keislaman.
Dakwah adalah seruan kepada manusia untuk memeluk dan mengamalkan Islam
serta melakukan amar ma’ruf nahiy munkar sebagai upaya untuk mengubah
masyarakat Jahiliah ke masyarakat yang memiliki karakter keislaman. Adapun
ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan dakwah. Allah SWT berfirman:

َ ْ‫َّك ه َُو أَعْ لَ ُم ِب َمن‬


ْ‫ض َّل َعن‬ َ ‫ِي أَحْ َسنُ إِنَّ َرب‬
َ ‫ك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ه‬
َ ‫يل َر ِّب‬ ِ ‫ْاد ُع إِلَى َس ِب‬
'َ ‫َس ِبيلِ ِه َوه َُو أَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َتد‬
‫ِين‬

Artinya: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (hujjah) dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik” (QS.
An-Nahl {16}: 125).1

Dari ayat itu jelas, bahwa dakwah hukumnya wajib. Dakwah Islam
bertujuan untuk mengajak dan memberikan pengajaran tentang ke-Esaan Allah
(tauhid) serta membimbing individu dan masyarakat menuju pada tatanan
keshalehan pribadi dan keshalehan sosial. Dakwah juga membebaskan masyarakat
dari pengaruh nilai-nilai syaithaniyah dan kejahiliahan menuju pada nilai-nilai
Islam.

Saat ini kemajuan teknologi dan informasi sangatlah berpengaruh terhadap


gaya hidup masyarakat sehari-hari. Dari sini terlihat bahwa media memiliki peran
besar dalam penyampaian pesan agama, juru dakwah tidak harus bertatap muka
langsung dengan masyarakat. Media dakwah merupakan suatu alat yang menjadi
perantara seorang da’i (penyeru dakwah) untuk menyampaikan materi dakwah
kepada mad’u (penerima pesan dakwah).2 Pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi memudahkan kita untuk mencari berbagai macam bentuk hiburan,
1
Iskandar, A.B. 2015, Materi Dasar Islam: Islam Mulai Akar Hingga Daunnya. Bogor: Al-Azhar
Press. hlm 180-181.
2
Syukir, A. 1993, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. hlm 61.

1
informasi, berita, dan lain-lain melalui berbagai macam media, salah satunya
melalui instagram.

Instagram adalah salah satu aplikasi yang digunakan sebagai sarana


menyebarkan foto dan video. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi
para penggunanya dan juga dapat meningkatkan kreativitas, karena instagram
yang dapat membuat foto menjadi lebih artistic dan menjadi lebih bagus.3 Saat ini
bagi sebagian orang, aplikasi instagram menjadi salah satu media/ sarana untuk
berdakwah. Melalui instagram pula mad’u (penerima pesan) dapat melihat pesan-
pesan dakwah yang disajikan dalam bentuk foto dan video. Fitur dalam video
instagram pun dapat bervariasi, disesuaikan dengan tema, kreativitas dan durasi
waktu (panjang atau pendek), sesuai dengan yang diinginkan kreator. Dalam
menciptakan konten, para kreator juga membuat video dengan seinformatif dan
seefektif mungkin agar menarik dan dapat dipahami pesan-pesannya oleh para
penonton.

Aplikasi instagram saat ini diminati oleh masyarakat pengguna media


sosial, namun seiring dengan arus perkembangan zaman, sosial media ibarat pisau
bermata dua yang bisa memberikan dampak positif atau negatif, terutama pada
perilaku. Mengingat pengguna media sosial sebagian besar adalah anak remaja
dan pada usia tersebut merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan
emosional mereka.

Remaja mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Remaja (dolesen)


merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini
berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, psikologis, fisik, maupun
sosial.4 Remaja pada hakikatnya sedang berjuang untuk menemukan jati dirinya
sendiri, jika dihadapkan pada keadaan lingkungan yang kurang serasi penuh
kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah kesengsaraan batin, penuh kecemasan,
dan kebimbangan. Hal seperti ini yang menyebabkan remaja-remaja jatuh kepada

3
Atmoko, B.D. 2012, Instagram Handbook, Jakarta: Media Kita, hlm 10.
4
Sari Pediatri, Adolescent development (perkembangan remaja), dalam Jurnal Ilmu Kesehatan
Anak, Vol. 12, No. 1, Tahun 2010.

2
kelainan-kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri baik
sekarang, maupun di kemudian hari.5

Remaja adalah salah satu sasaran dakwah di instagram, karena remaja


merupakan pengguna yang cukup aktif dalam aplikasi instagram. Sekarang ini
banyak remaja yang mencari berbagai informasi di media sosial instagram dan tak
sedikit konten-konten yang membawa pada arus westernisasi yang semakin
menjauhkan para remaja dari nilai-nilai keislaman. Dalam aplikasi instagram pun,
banyak konten-konten yang tidak bermanfaat seperti memamerkan kemasiatan,
dan berpenampilan tidak baik, bahkan menghina orang sebagai bahan candaan di
media sosial. Jelas konten-konten seperti ini pada hakikatnya membawa dampak
buruk dalam segala kegiatan di aplikasi instagram.

Disamping banyaknya konten-konten negatif dan melalaikan, maka harus


diredam dengan memunculkan konten-konten yang semakin mendekatkan dan
membangkitkan para remaja menuju nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu,
bagaimana caranya agar seorang konten kreator harus membuat konten positif
untuk meredam dan mengentaskan dari pengaruh konten negatif yang tersebar di
media sosial instagram.

Maka peneliti disini tertarik untuk mengangkat tema dan penelitian terkait
pengaruh akun dakwah dari seorang konten kreator di aplikasi instagram terhadap
akhlak followersnya. Salah satunya adalah akun @bagussuhar yang menjadi fokus
penelitian pada pesan dakwah yang menggunakan konten video-video pendek dan
di desain secara Islami yang disesuaikan dengan kehidupan dan keadaan yang
dialami khususnya oleh para remaja. Gaya dakwahnya pun menggunakan bahasa-
bahasa yang kekinian, singkat dan jelas, agar memikat hati para remaja dan
masyarakat umumnya di aplikasi instagram sebagai media hiburan mereka.

5
Rumini, S., & Sundari, S. 2004, Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 53.

3
Hingga saat ini akun @bagussuhar memiliki jumlah postingan sebanyak
208, memiliki 56.700 followers (pengikut) dan mengikuti 426 akun lainnya.6
Akun ini termasuk kedalam kategori konten kreator dalam instagram, karena di
dalamnya dipenuhi oleh postingan video-video pendek yang mempunyai nilai
seni, nilai dakwah yang tujuan dan sasaran objek dakwahnya ditujukan pada para
remaja untuk mengenal lebih dalam mengenai ajaran keislaman terhadap para
followers (pengikut).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk memperdalam dan melakukan


penelitian dengan judul: “Pengaruh Dakwah Akun @bagussuhar dalam Media
Sosial Instagram terhadap Akhlak Followersnya”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini, secara umum merupakan sebuah
sebab akibat dari penggunaan media sosial instagram yang tidak tepat. Pada
akhirnya membentuk pengaruh negatif yang menimbulkan bentuk permasalahan.
Adapun rincian dari rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi dakwah akun @bagussuhar dalam media sosial
instagram?
2. Apa kendala dakwah bagi akun @bagussuhar di media sosial instagram?
3. Bagaimana pengaruh dakwah akun instagram @bagussuhar terhadap
akhlak followersnya?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui strategi dalam
penggunaan media sosial instagram sebagai media dakwah untuk memperbaiki
akhlak dari yang tidak terpuji menjadi akhlak yang terpuji dalam perspektif Islam.
Adapun rincian dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh dakwah pada akun instagram @bagussuhar.

6
https://www.instagram.com/bagussuhar/ diunduh 10/2/2020 pukul 16.15.

4
2. Untuk mengetahui kendala atau kelamahan berdakwah melalui media
sosial instagram

1.4 Kegunaan Penelitian


Penyusun menemukan kegunaan penelitian dalam penyusunan skripsi ini
yang berjudul “Pengaruh Dakwah Akun @bagussuhar dalam Media Sosial
Instagram terhadap Akhlak Followersnya” yang terbagi menjadi 2 yaitu,
kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:
1.4.1 Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui strategi dakwah media sosial
instagram milik @bagussuhar.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai media
masa, ilmu komunikasi dan dakwah khususnya di sosial media instagram.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan bagi para peneliti
lain dalam melakukan penelitian yang menyerupai penelitian yang dibuat
penyusun saat ini, dalam rangka meningkatkan keterampilan berpikir dan
memecahkan suatu permasalahan secara radik (mendalam).
1.4.2 Praktis
1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh akun dakwah di media sosial
instagram untuk terus menyebarkan nilai-nilai keislaman.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi inspirasi kepada para penonton
dan followers (pengikut) untuk berdakwah di dunia maya, setelah melihat
video-video dakwah yang dikemas Islami di akun @bagussuhar dalam
media sosial instagram,
3. Hasil penelitian diharapkan diteliti lebih lanjut dalam beberapa tema,
untuk terus mengikuti perkembangan arus zaman yang kian modern dan
strategi dakwah yang silih berganti yang digunakan oleh akun instagram
@bagussuhar.

1.5 Metode Penelitian

5
Metode adalah suatu tata cara yang ditempuh untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah cara atau
jalan untuk mencari kebenaran secara ilmiah untuk memahami obyek yang
menjadi sasaran, sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan .7
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk
memberikan uraian mengenai strategi dakwah akun @bagussuhar dalam media
sosial instagram dan pengaruhnya terhadap akhlak followers. Adapun metode
yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Jenis dan Sifat Penelitian


1. Sifat Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis, artinya
penelitian yang menggambarkan objek yang sedang diteliti dan
menjelaskan hal-hal yang terkait secara faktual. Penelitian ini juga
menggambarkan suatu objek untuk mengambil kesimpulan yang sudah
diolah melalui analisis data. Peneliti akan mendeskripsikan penelitian ini
yang berkaitan dengan strategi dakwah akun instagram @bagussuhar
dalam media sosial dan pengaruhnya terhadap akhlak followers.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan
metode kuantitatif/ kualitatif, yakni peneliti berupaya untuk menggali
informasi pada akun instagram dari @bagussuhar sebagai subjek dalam
penelitian ini. Objek penelitian juga menjadi ruang lingkup pokok
permasalahan pada penelitian yang membahas mengenai akhlak followers.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus peneliti adalah strategi dakwah
akun instagram @bagussuhar dalam media sosial dan pengaruhnya
terhadap followers.

Media sosial dibuat untuk melakukan sebuah interaksi di dunia maya


begitu pun dengan subjek yang diteliti. Bagaimana akun @bagussuhar
menggunakan media sosial instagram dalam berdakwah dan berfokus kepada

7
Bakker, A. 1986, Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 10.

6
media dakwah yang dimana gaya penyampaiannya mencakup aspek pemanfaatan
media sosial instagram yang di unggah dengan kreatif.

1.5.2 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. 8 Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud populasi adalah seluruh individu baik itu
merupakan orang dewasa atau anak-anak dan objek lain sebagai sasaran dalam
penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah akhlak followers dari akun
instagram @bagussuhar yang berjumlah 56.700.
2. Sampel
Sampel adalah sekelompok kecil dari subjek dalam populasi yang diteliti,
yang secara representatif dapat mewakili populasinya. Jika populasinya besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi dikarenakan.
Keterbatasan waktu, tenaga, dan juga dana, maka peneliti akan mengambil sampel
dari populasi tersebut.9 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dapat memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 10 Alasan
peneliti menggunakan teknik tersebut, karena mengingat jumlah populasi yang
begitu besar pada akun instagram @bagussuhar.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini berlokasi di sosial media instagram dengan objek penelitian
akun instagram pembuat video dakwah kreatif dengan sumber data primer
mewawancarai langsung pada pemilik akun @bagussuhar dalam mendapatkan
informasi terkait dengan strategi dakwahnya. Data sekunder dalam penelitian ini

8
Anggara, S. 2015, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Pustaka Setia. hlm 96.
9
Ibid. hlm 97.
10
Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. hlm
218.

7
yaitu literatur di instagram @bagussuhar. Adapun tekhnik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner atau Angket
Peneliti menggunakan metode kuesioner dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan.11 Peneliti menggunakan metode wawancara untuk
mengungkap keterangan mengenai pengaruh dakwahnya dari akun
@bagussuhar di media sosial instagram sebagai responden.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi merupakan pengumpulan data
dengan buku-buku, penyelidikan benda-benda, surat kabar, majalah, dan
sebagainya.12 Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan metode
dokumentasi dengan menggunakan hasil dari postingan-postingan di akun
@bagussuhar dalam media sosial instagram untuk memperkuat hasil
penelitian.
1.5.4 Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan proses pengumpulan
data, pemilihan data, pengkategorian, dan penafsiran data yang sudah didapat.
Setelah semua data didapatkan kemudian dianalisis menggunakan teori yang
menjadi acuan dalam proses analisis data agar mudah dipahami.

1.6 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan upaya untuk menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir disusun

11
Meleong, L. J. 2010, Atletodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. hlm
186.
12
Arikunto, S. 2019, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. hlm
85.

8
berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. 13 Berikut adalah
kerangka berfikir yang menjadi dasar dari dilakukannya penelitian:
Akun instagram @bagussuhar menggiring dan mengajak kebaikan dalam
bentuk nasehat agar akhlak followers dapat di minimalisir melalui konten kreatif
yang di unggahnya melalui sosial media. Berikut ini akan penulis sajikan bentuk
bagan dari penelitian ini:

Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan informasi


membawa dampak terhadap gaya Pengaruh Pesan Dakwah Akun
hidup remaja. Media sosial @bagussuhar dalam Media Sosial
instagram menjadi perantara Instagram terhadap Akhlak
seorang da’i untuk berdakwah. Followersnya
Akun @bagussuhar berusaha
untuk meredam konten-konten
negative agar para penonton
metode Penggunaan
khususnya remaja di instagram
Tema dan dakwah media sosial
tidak terbawa arus negative,
materi instagram
dengan memposting konten-
pesan video
konten dalam bentuk video dakwah Pengaruh konten terhadap
pendek yang dikemas Islami, gaya akhlak penonton
bahasa yang ringan dan kekinian.

Kesimpulan

13
Husaini, U. 2010, Manajemen Teori, Taktik, dan Risen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. hlm 32.

9
1.7 Prior Reasearch (Kajian Terdahulu)
Kajian studi terdahulu terhadap topik serupa diperlukan untuk mengetahui penelitian-penelitian sebelumnya, agar
menjadi perbandingan dan membuatpenelitian yang berbeda. Adapun kajian-kajian terdahulu yang memiliki topik serupa
dengan studi yang sedang dikaji. Berikut adalah studi terdahulu yang telah dilakukan, diantaranya:

Tabel 1

Prior Research

Nama Perbedaan dan Persamaan


No Judul dan Tahun Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Yosiena Duli Judul: Pemanfaatan Instagram Penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini, Perbedaanya terletak pada subjek dan
Deslima Sebagai Media Dakwah Bagi penelitian kualitatif bahwa instagram adalah
objek penelitianya. Peneliti berfokus
Mahasiswa Komunikasi dan deskriptif. Teknik media yang efektif untuk
Penyiaran Islam UIN Raden pengumpulan data menyebarkan pesan pada pengaruh dakwah dari akun
Intan lampung. Skripsi tahun dilakukan dengan dakwah, karena bisa
@bagussuhar tehadap akhlak
2018, Fakultas Dakwah dan metode wawancara, dipastikan banyak yang
Komunikasi UIN Raden Intan angket, observasi, menonton dan melihat pesan followernya. Sedangkan penelitian
Lampung. dan dokumentasi. isi dakwah yang
terdahulu meneliti pemanfaatan
disampaikan melalui
instagram. aplikasi instagram sebagai alat media
dalam berdakwah bagi mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jika
dilihat dari persamaan dengan
penelitian ini adalah aplikasi
instagram sebagai alat media dalam
berdakwah di dunia maya.

10
2. Asmaniar Judul: Instagram Sebagai Media Penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini, Perbedaannya adalah, penulis berfokus
Dakwah (Respon Followers pada jenis penelitian adalah instagram sebagai
kepada pengaruh dakwah dari akun
Akun @felixiauw dan kualitatif dengan media dakwah dianggap
@yusufmansurnew). Skripsi pendekatan cukup efektifdalam @bagussuhar terhadap akhlak
tahun 2019, Fakultas Dakwah komunikasi massa. penyebaran dakwah dan
followersnya. Sedangkan
dan Komunikasi UIN Alauddin Sumber data media sosial instagram telah
Makassar. menggunakan data membuktikan bahwa Islam persamaannya adalah, pemanfaatan
primer dan sekunder. dapat mengikuti
media sosial instagram untuk
perkembangan zaman
khususnya dalam media berdakwah.
teknologi dan informasi.
3. Darsam Judul: Penggunaan Instagram Metode penelitian ini Hasil dari penelitian ini Perbedaanya terletak pada subjek dan
adalah kualitatif adalah pesan-pesan dakwah objek penelitianya. Peneliti
Sebagai Trend Media Dakwah
deskriptif. tidak terlepas dari kerangka menekankan kepada pengaruh dakwah
(Strategi Dakwah Akun Pengumpulan data dasar yaitu aqidah, syari’ah akun @bagussuhar dalam media sosial
menggunakan teknik dan akhlak. Strategi yang instagram dan pengaruhnya terhadap
@taubatters). Skripsi tahun
dokumentasi, dilkukan oleh akun akhlak followersnya. Sedangkan
2019, Fakultas Ushuluddin IAIN wawancara, dan @taubatters dibagi kedalam dilihat dari sisi persamaanya dengan
observasi. tiga tahapan, pertama penelitian yang sedang diteliti adalah
Palopo.
tahapan perumusan visi dan meneliti aplikasi dari akun dakwah di
misi dari akun @taubatters instagram.
dan tahapan terakhir dengan
melakukan peninjauan serta
penilaian kembali, apaka
strategi dakwah yang
dilakukan oleh akun
@taubatters telah sesuai
dengan visi dan misi yang
ingin dicapai.
4. Febri Judul: Efektivitas Dakwah Metode penelitian ini Hasil dari penelitian ini Perbedaanya terletak pada subyek dan
Nurrahmi menggunakan membuktikan bahwa,
Melalui Instagram. Jurnal ilmiah objeknya yaitu, penulis berfokus
dan Puteri metode kualitatif strategi dakwah

11
Farabuana tahun 2020, Vol 4, No. 1 ekslanatif melalui menggunakan video yang kepada akun @bagussuhar dan
wawancara disebarluaskan melalui akun
Nyimak: Journal of pengaruhnya terhadap akhlak
mendalam, observasi Pemuda Hijrah tergolong
Communication nonpartisipan efektif untuk meningkatkan followers. Sedangkan persamaannya
terhadap tujuh pemahaman agama,
dilihat dari media yang digunakannya,
followers pada akun memberikan informasi
instagram pemuda tentang keislaman, memberi yakni aplikasi instagram untuk
hijrah. motivasi, dan meningkatkan
berdakwah.
nilai-nilai religiusitas.
5. Mega Silvia Judul: Strategi Content Creator Penelitian ini Hasil dari penelitian ini, Perbedaanya terletak pada obyek dan
pada Dakwah di Media Sosial: menggunakan menunjukan bahwa para
subyeknya, penulis meneliti pengaruh
Studi Kasus pada Akun metode kualitatif content creator membuat
Instagram @pejuang.mahar. dengan studi kasus kontennya dengan akun dakwah @bagussuhar dalam
Tesis tahun 2019, Fakultas pada akun dakwah mengikuti perkembangan
media sosial instagram dan bagamana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan @pejuang.mahar. zaman yang bergaya
Sosial, UPI. milenial, menggunakan pengaruhnya terhadap akhlak
warna-warna romantis dan
followersnya. Sedangkan dilihat dari
kata-kata yang mudah
dipahami oleh anak muda. sisi persamaanya dengan penelitian
yang sedang diteliti adalah seorang
konten kreator di instagram dalam
berdakwah.

12
1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Dakwah


Akun @bagussuhar dalam Media Sosial Instagram terhadap Akhlak
Followersnya”, dapat dilihat pada rincian sistematika penulisan berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, metode penelitian, kerangka
pemikiran, kajian terdahulu (prior research), serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini terdapat teori yang berkaitan dengan pengaruh, tentang
kedakwahan membahas mengenai ruang lingkup definisi, unsur-unsur dakwah
dan strategi dakwah. Dan teori komunikasi, media masa, dan media sosial
menurut beberapa ahli.

BAB 3 GAMBARAN UMUM

Membahas mengenai gambaran umum akun instagram milik @bagussuhar mulai


dari jumlah potingan, followers (pengikut), jenis konten dakwah, target sasaran
dakwah, serta gaya berdakwah di sosial media instagram khususnya terhadap
followers.

BAB 4 ANALISIS DATA

Menyajikan proses dan hasil analisis data terkait dengan pengaruh dakwah akun
@bagussuhar dalam media sosial instagram dan pengaruhnya terhadap akhlak
followers.

BAB 5 PENUTUP

13
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dan saran berupa fakta hasil
temuan penelitian mengenai “Pengaruh Dakwah Akun @bagussuhar dalam Media
Sosial Instagram terhadap Followersnya”.

14
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Pengaruh


Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang/benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan ataupun perbuatan seseorang.14
Sedangkan menurut W.J.S Poewadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
definisi pengaruh adalah suatu daya yang ada dalam sesuatu yang sifatnya dapat
memberi perubahan kepada yang lain.
Selain itu juga, ada pengertian pengaruh menurut Badudu Zain, pengaruh
adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi, dalam arti sesuatu yang
dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dengan kata lain pengaruh
merupakan penyebab sesuatu terjadi atau dapat mengubah sesuatu hal dalam
bentuk yang kita inginkan.15
Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pengaruh merupakan
suatu daya atau perbuatan dari orang ataupun benda sehingga memberikan
perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2.2 Pengertian Dakwah


Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u,
da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan,
permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan
istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahiy munkar, mau’idzoh hasanah, tabsyir,
indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah. 16Orang yang berdakwah disebut
da’i dan orang yang menerima pesan dakwah atau orang yang didakwahi disebut
dengan mad’u.17

14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, hlm 141.
15
Zain, B. 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm 1031.
16
Munir, M. dan Wahyu, I. 2006, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media, hlm 17.
17
Abubakar Madani. “Dakwah dan Perubahan Sosial: Studi terhadap Peran Manusia sebagai
Khalifah di Muka Bumi” dalam Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, No. 1, Vol 1, Tahun 2017, hlm
3.

15
Secara terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para
ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada
orang lain masuk ke dalam sabil Allah Swt. Bukan untuk mengikuti da’i atau
sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan
pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam.
Abdul al-Badi Shadar membagi dakwah menjadi dua hal; pelaksana dakwah,
perseorangan, dan organisasi. Sedangkan Ismail al-Faruqi, mengungkapkan
bahwa hakikat dakwah adalah kebebasan, universal, dan rasional. Dan kebebasan
inilah menunjukan bahwa dakwah itu bersifat universal.
Pada intinya, pemahaman lebih luas dari pengertian dakwah yang telah
didefinisikan oleh para ahli tersebut adalah: Pertama, ajakan ke jalan Allah Swt.
Kedua, dilaksanakan secara berorganisasi. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi
manusia agar masuk jalan Allah Swt. Keempat sasaran bisa secara fardhiyah atau
jama’ah.18
Secara kualitatif dakwah Islam bertujuan untuk mempengaruhi dan
mentransformasikan sikap batin dan perilaku warga masyarakat pada aspek
tatanan keshalehan individu maupun keshalehan sosial. Dakwah dengan pesan-
pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan ajakan kepada
kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (istiqomah) di jalan yang lurus.
Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan
masyarakat dari pengaruh eksternal nilai-nilai syaithanah dan kejahiliahan menuju
internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Di samping itu, dakwah juga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman keagamaan dalam berbagai aspek ajarannya agar
diaktualisasikan dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.19
Sebagaimana dicatat oleh Muhyidin, al-Qur’an telah mengulang kata
dakwah dan derivasinya sebanyak 321 kali. Selain kata dakwah beserta
derivasinya, beberapa kata lain yang memiliki makna sepadan dengan dakwah
juga berulang kali disebutkan. Misalnya, kata nasihat sebanyak 13 kali, kata

18
Wahyu, I. 2010, Komunikasi Dakwah, PT Remaja Rosdakarya, hlm 14-15.
19
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 1-2.

16
tanzir sebanyak 130 kali, kata tadzkirah sebanyak 130 kali, kata tabsyir sebanyak
86 kali, kata tabligh sebanyak 76 kali, dan amar ma’ruf disebut hingga 9 kali.
Adapun makna dakwah dalam al-Qur’an untuk mengajak dan menyeru,
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan; kepada jalan neraka atau jalan ke
surga. Makna ini paling banyak menghiasi ayat-ayat al-Qur’an (46 kali).
Kebanyakan makna ini mengarah kepada jalan keimanan (39 kali). Di antara dua
jalan berlawanan yang menggunakan kata dakwah adalah surat al-Baqarah ayat
ke-221:

‫ت َح ٰتّى ي ُْؤ ِم َّن ۗ َواَل َ َمةٌ ُّم ْؤ ِمنَةٌ خَ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَوْ اَ ْع َجبَ ْت ُك ْم ۚ َواَل تُ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َح ٰتّى‬ ِ ‫َواَل تَ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ٰك‬
ٰۤ
‫ار ۖ َوهّٰللا ُ يَ ْدع ُْٓوا ِالَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغفِ َر ِة‬
ِ َّ‫كَ يَ ْد ُعوْ نَ ِالَى الن‬ƒِ‫ك َّولَوْ اَ ْع َجبَ ُك ْم ۗ اُول ِٕٕى‬
ٍ ‫ي ُْؤ ِمنُوْ ا ۗ َولَ َع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر‬
ِ َّ‫بِا ِ ْذنِ ٖ ۚه َويُبَيِّنُ ٰا ٰيتِ ٖه لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ن‬

Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka


beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surge dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.”
Kewajiban dakwah ada pada pundak setiap umat Islam tanpa terkecuali.
Umat Islam sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya, dituntut untuk
melakukan dakwah di mana pun dan kapan pun berada. Dakwah tidak hanya
terbatas pada mimbar masjid. Usaha dakwah hendaknya dilakukan secara sadar
dengan tujuan untuk terbentuknya individu dan keluarga bahagia (khyr al-‘usrah)
dan masyarakat terbaik (khyr al-ummah) dengan cara taat menjalankan ajaran
Islam yang bisa dilakukan melalui bahasa lisan, tulisan dan perbuatan.20
Berbicara masalah dakwah, pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap
umat Islam, dengan tidak melihat status sosial yang melekat pada masing-masing
individu. Dakwah sendiri tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berdakwah pun
20
Asmaniar, Instagram Sebagai Media Dakwah (Respon Followers pada Akun @felixiauw
@yusufmansurnew, hlm 14-15, dalam 20skripsi/ASMANIAR%2050100115089_2.pdf diunduh
24/3/21 pukul 16.51

17
tidak harus menunggu seseorang harus menghafalkan ayat-ayat dalam al-Qur’an,
metode dakwah atau menjadi seorang ustadz terlebih dahulu ketika seorang
Muslim melihat kemunkaran, maka menjadi kewajiban untuk mengingatkannya.21
Berikut ini, adalah beberapa definisi mengenai dakwah yang diungkapkan
oleh para ahli:
1. Toha Yahya Omar
“Definisi ilmu dakwah secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan yang
berisi cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ide/gagasan,
pendapat atau pekerjaan tertentu. Adapun definisi dakwah menurut Islam
adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai peringatan Allah Swt. Untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.”
2. Al-Khuli’i
Dakwah adalah “Memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang lain”.
3. Abu Bakar Dzakaria
Dakwah sebagai kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia
kepada apa yang baik bagi mereka, yaitu kehidupan dunia akhirat menurut
kemampuan mereka.”
4. Hamzah Ya’kub
“Mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya.”
5. Ali Mahfudz
“Mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebaikan di
dunia dan di akhirat.”
6. Ahmad Ghalwasy

21
Irzum Farihah, “Pengembangan Karakter Pustakawan Melalui Jabatan Fungsional Perpustakaan
Sebagai Media Dakwah” dalam Jurnal Libraria, No. 1, Vol. 2, Tahun 2014, hlm 119.

18
“Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha
yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran
Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah, dan
akhlak.22
7. Muhammad Khidir Husain
“Dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan
mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf dan nahiy munkar
dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan bahagia dunia dan akhirat.23

Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan
lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus-
menerus menuju kepada yang baik dan lebih baik dalam mewujudkan tujuan
dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah terdapat suatu ide dinamis,
sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan
waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan untuk
mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan
langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan.24
Berdasarkan beberapa definisi yang disebutkan di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa dakwah adalah, suatu usaha yang dilakukan oleh setiap kaum
Muslimin dalam rangka menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam secara lisan
maupun tulisan sebagai realisasi amar ma’ruf dan nahiy munkar untuk mencapai
kehidupan di dunia dan akhirat.

2.3 Unsur-unsur Dakwah


Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam
kegiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut adalah, da’i (pelaku dakwah),
mad’u (penerima pesan), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah),
thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).
a. Da’i (Pelaku Dakwah)
22
Wahyu, I. Op.cit, hlm 16-17.
23
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 19.
24
Loc.cit.

19
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau
lewat organisasi/lembaga.25
Pada dasarnya, semua pribadi Muslim mempunyai peran sebagai
juru dakwah, artinya orang yang harus menyampaikan atau dikenal
sebagai komunikator dakwah. Maka, yang dikenal sebagai da’i atau
komunikator dakwah itu dapat dikelompokan menjadi:
1. Secara umum adalah setiap Muslim atau Muslimat yang mukallaf
(dewasa) di mana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam,
sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”.
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal panggilan
ulama.26

b. Mad’u (Penerima Pesan)


Mad’u yaitu, manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima pesan dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik
manusia yang beragama Islam atau tidak, dengan kata lain manusia secara
keseluruhan.
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan
mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-
orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan untuk meningkatkan
kualitas iman, Islam, dan ihsan.27 Muhammad Abduh membagi mad’u
menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir
kritis, cepat menangkap persoalan,

25
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 21.
26
Wahyu, I. Op.cit, hlm 19.
27
Abduh, M., 2008, Memperbarui Komitmen Dakwah, Jakarta: Rabbani Pers, hlm 28.

20
2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-
pengertian yang tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan golongan di atas adalah mereka yang
senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu tidak
sanggup mendalami benar.28

c. Maddah (Materi Dakwah)


Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u.
Pada dasarnya pesan dakwah itu adalah ajaran Islam itu sendiri. Secara
umum dapat dikelompokan menjadi:
1. Pesan akidah, meliputi iman kepada Allah Swt. Iman kepada Malaikat-
Nya, Iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman
kepada Hari Akhir, iman kepada Qadha dan Qadar.
2. Pesan syari’ah meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji,
serta mu’amalah.
- Hukum perdata meliputi:hukum niaga, hukum nikah, dan hukum
waris.
- Hukum publik meliputi: hukum pidana, hukum negara, hukum perang
dan damai.
3. Pesan akhlak meliputi akhlak terhadap Allah Swt., akhlak terhadap
makhluk yang meliputi; akhlak terhadap manusia, pada diri sendiri,
tetangga, masyarakat lainnya, akhlak terhadap bukan manusia seperti,
flora, fauna, dan sebagainya.29
Materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai,
namun secara umum bahwa materi dakwah adalah mencakup ajaran Islam yang
terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Materi yang disampaikan harus cocok
dengan keahliannya dan harus cocok dengan metode, media dan media, serta
obyek dakwahnya.

28
Wahyu, I. Op.cit, hlm 20.
29
Ibid, hlm 20.

21
Di dalam penyampaian dakwahnya, harus dapat menunjukan kehebatan
ajaran Islam kepada masyarakat yang di ajak berkomunikasi melalui argumentasi
dan keterangan-keterangan yang mudah dipahami oleh masyarakat. Materi dalam
komunikasi sebagai tujuan dalam berdakwah harus disampaikan dengan cara yang
bijaksana. Sebab ajaran Islam itu meliputi aspek kehidupan di dunia dan akhirat,
maka dengan sendirinya materi itu akan sangat luas.
Adapun materi pokok yang harus disampaikan meliputi:
1. Akidah Islam, tauhid dan keimanan.
2. Pembentukan karakter sesuai ajaran Islam.
3. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur.
4. Kesejahtraan di dunia dan akhirat.

Adapun makna iman adalah sebagai berikut:


1. Kokoh penuh dalam hati dan tidak dicampuri dengan keraguan.
2. Keyakinan yang kuat dalam hati.
3. Dapat memberi pengaruh dalam pandangan hidup, mengarahkan pada
tingkah lau, perasaan, dan pola piker. Jadi, iman disini bukanlah
sekedar ucapan dalam bentuk lisan, bukan sekedar perbuatan, dan
bukan pula sekedar pengetahuan tentang rukun iman, tetapi diyakini
dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota
badan.

Namun secara global, dapatlah dikatakan sebagai materi dakwah dapat


diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:
1. Masalah akidah (keimanan).
2. Masalah keislaman.
3. Masalah budi pekerti.30

d. Metode Dakwah

30
Pattaling, “Problematika Dakwah dan Hubungannya dengan Unsur-Unsur Dakwah” dalam
Jurnal Farabi, No. 2, Vol 10, Tahun 2013, hlm 156.

22
Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i untuk mencapai
tujuan dakwah yang efektif dan efisien. Pedoman dasar atau dasar penggunaan
metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Qur’an dan al-Hadits
Rasulullah Saw. Dalam al-Qur’an prinsip-prinsip dakwah disebutkan dalam
surah an-Nahl ayat 125, sebagai berikut.

َ ْ‫َّك ه َُو أَعْ لَ ُم ِب َمن‬


‫ض َّل‬ َ ‫ِي أَحْ َسنُ إِنَّ َرب‬
َ ‫ك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ه‬ َ ‫يل َر ِّب‬ِ ‫ْاد ُع إِلَى َس ِب‬
َ ‫َعنْ َس ِبيلِ ِه َوه َُو أَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َتد‬
‫ِين‬

Artinya: “Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (hujjah) dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”31

Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tiga metode yang menjadi dasar
dakwah, yaitu:
1. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka,
sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya mereka
tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2. Mauidhah hasanah, adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat
sesuai dengan ajaran Islam dengan kasih sayang sehingga dapat
menyentuh hati mereka.
3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan bertukar pikiran dan membantah
dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan rasa tekanan-
tekanan dan tidak menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.
Adapun beberapa metode dakwah yang harus dimiliki oleh seorang da’i adalah
sebagai berikut:
1. Metode ceramah (retorika dakwah)
Ceramah adalah suatu teknik dakwah yang dapat diwarnai oleh ciri
karakteristik bicara oleh seorang da’i pada suatu kegiatan dakwah.

31
Ibid, hlm 151.

23
Ceramah dapat bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khutbah
sambutan, mengajar, dan sebagainya.
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab ini dimaksudkan untuk menyatakan suatu masalah
yang dirasa belum dimengerti oleh masyarakat dan da’i hanya sebagai
penjawab sesuai dengan kapasitas ilmu yang dimilikinya. Sebab dengan
bertanya orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya. Oleh karena
itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan kejelasan dan pembahasan yang
sedalam-dalamnya, lagi pula jawaban harus sesuai dengan maksud
pertanyaan dari penanya.
3. Metode penawaran Islam kepada orang lain
Para da’i menawarkan Islam kepada umat manusia, dengan cara
menjanjikan berbagai kebahagiaan dunia supaya memeluk Islam. Tetapi
standar kebahagiaan tidak sama antara satu orang dengan yang lain.
Namun demikian kita selaku umat Islam tetap berdakwah menyampaikan
ajaran Islam dengan harapan mereka mendapatkan hidayah (petunjuk) dan
ridha dari Allah Swt.32

e. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada masyarakat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah
(media). Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam,
yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.33
1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana menggunakan suara
dan lidah untuk menyampaikan pesan dakwah. Dakwah dengan media
ini dapat berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, kuliah, penyuluhan,
dan sebagainya.

32
Pattaling, Op.cIt, hlm 152.
33
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 32.

24
2. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk, poster, dan
sebagainya.
3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televise, film
slide, internet, dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan
didengarkan oleh mad’u (penerima pesan).34

Dengan banyaknya media dakwah, maka seorang da’i harus


memilih media yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah
tersebut. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin
memilih media yaitu:
1. Tidak ada satu media lain yang paling baik untuk seluruh masalah atau
tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan,
kekurangan, keserasian) yang berbeda.
2. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.
3. Pemilihan media hendaknya dilakukan berdasarkan penilaian yang
objektif.
4. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwah.
5. Ketersediaan media perlu mendapatkan perhatian.
6. Efektivitas dan efisiensi harus diperhatikan.35
f. Efek Dakwah
Efek adalah suatu pengaruh atau tindakan dan sikap setelah mitra dakwah
menerima pesan tersenut. Dalam hal ini, efek dapat dibagi menjadi tiga.
1. Efek kognitif

34
Wahyu, I. Op.cit, hlm20-21.
35
Asmaniar, Op.cit, hlm 26.

25
Mitra dakwah akan menyerap isi dakwah tersebut melalui proses
berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, dan dimengerti oleh mitra dakwah tentang
isi pesan yang diterimanya.
2. Efek behavioral
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan
pola tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan pesan dakwah
yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul
setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dapat diambil pemahaman
bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu
mengerti dan memahami apa yang telah diketahuinya itu, kemudian
masuk ke dalam perasaannya, kemudian timbullah keinginan untuk
bertindak dan bertingkah laku.36

2.4 Akhlak
Pengertian akhlak secara etimologi (bahasa), adalah bentuk jamak dari
kata khuluk, yang berarti budi pekerti (muru’ah), perangai (sajiyyah), tingkah
laku, tabiat (thab’u), adab, atau sifat-sifat yang terdidik. Hal ini berarti bahwa,
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak
yang mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela. Baik dan buruknya
sifat manusia itu ditentukan oleh pembinaan dan pembiasaan yang dilakukan.
Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengemukakan, bahwa akhlak adalah
“kebiasaan, kehendak itu bila dibiasakan maka kebiasaannya itu disebut akhlak”.
Dalam hubungan ini Ibnu Miskawih, mengemukakan, bahwa akhlak
adalah suatu gejela kejiwaan yang sudah meresap dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan
terlebih dahulu, apabila yang timbul daripadanya muncul perbuatan-perbuatan
yang terpuji menurut akal dan syara’, maka disebut akhlak yang baik, sebaliknya

36
Muhlis, “Bentuk Dakwah di Facebook” dalam Jurnal Diskursus Islam, No. 1, Vol, 4, Tahun 2016,
hlm 10.

26
apabila yang timbul daripadanya adalah perbuatan yang jelek, maka dinamakan
akhlak yang buruk”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditegaskan bahwa ada lima ciri-
ciri akhlak, yaitu:
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
seseorang sehingga menjadi keperibadian.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-
mata mengharap ridho Allah Swt.
c. Perbuatan akhlak adalah dilakukan dengan sungguh-sungguh.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri seseorang tanpa
adanya tekanan dari luar.
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran.

2.4.1 Sumber Ajaran Akhlak


Sumber ajaran akhlak yang dimaksud adalah menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, dasar sumber akhlak
adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Tingkah laku dari Nabi Muhammad Saw
merupakan contoh suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Hal ini ditegaskan
dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar
yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu (Nabi Muhammad) benar-
benar berbudi pekerti yang agung”. (Al-Qolam: 3-4)
Ayat diatas menginformasikan kepada umat manusia bahwa Nabi
Muhammad Saw memiliki pahala dan kebajikan yang tidak pernah putus-
putusnya. Dan Nabi Muhammad Saw itu benar-benar memiliki akhlak yang
paling agung. Karena itulah, Nabi Muhammad Saw dijadikan sebagai suri
tauladan.37

2.4.2 Macam-macam Akhlak

37
Nashrudin. 2015, Akhlak: Ciri Manusia Paripurna, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm 104.

27
Pada sifatnya akhlak terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Akhlak yang baik (mahmudah) seperti sabar, adil, pemurah, dan
sebagainya.
b. Akhlak yang buruk (madzmumah) seperti dusta, bohong, menipu, dan
sebagainya.
Sedangkan akhlak menurut subyeknya terbagi empat, yaitu:
a. Akhlak kepada Allah seperti taubat, sabar, syukur.
b. Akhlak kepada rasul seperti mengikuti sunnah-sunnahnya.
c. Akhlak terhadap lingkungan tumbuhan dan hewan.
d. Akhlak terhadap sesame manusia.

Akhlak mempunyai peranan yang menentukan dalam kehidupan dan


pergaulan manusia sehari-hari. Orang yang berakhlak mahmudah di setiap tempat
mudah diterima orang, disenangi oleh lingkungannya, mudah dipercaya oleh
setiap orang yang berhubungan dengannya. Oleh karena itu menjadi lapanglah
rizkinya dan menjadi mudah segala urusannya.
Anjuran untuk bersikap baik terhadap sesame manusia adalah dalam
konteks statusnya sebagai makhluk-Nya, manusia mempunyai hak hidup di bumi
ini, karena setiap Muslim dianjurkan untuk menunjukan sikap yang baik dalam
pergaulan. Bersikap baik pada pergaulan dalam artian hubungan antara sesame
manusia dan bukan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah
(keyakinan).
Akhlak yang baik terhadap sesame manusia adalah berperilaku baik
terhadap sesama manusia, seperti jujur, pemaaf, menghormati tamu, belas kasih,
dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat,
manusia tidak dapat hidup sendiri, ia membutuhkan orang lain, oleh karena itu
menjalin hubungan yang baik diantara mereka. Dalam melakukan hubungan itu
manusia harus menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia, seperti: tidak
mengganggu jiwa, harta, agama, keturunan, orang lain, tidak memaksa kehendak.
Dengan kata lain, tidak boleh melakukan perbuatan jahat dalam berbagai

28
aspeknya terhadap hak orang lain. Dengan demikian hal ini merupakan perintah
agama Islam yang harus dilaksanakan.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa yang dimaksud akhlak terhadap
sesame manusia adalah berbuat baik terhadap orang lain, tidak menyakiti perasaan
atau badannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat.
Nabi Muhammad Saw telah mencontohkan akhlak yang mulia terhadap
sesame manusia. Oleh karena itu, kepada Nabi Muhammad, Allah memberikan
Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai akhir
zaman untuk mencapai ketakwaan, maka sudah seharusnya akhlak Nabi
Muhammad Saw dipelajari untuk mendapat petunjuk dalam bertindak, berperilaku
dan berkata-kata.
Kesempurnaan akhlak Nabi Muhammad Saw ini ada dalam berbagai
bidang kehidupan, beliau adalah seseorang pemimpin bangsa dan juga pengusaha
yang berhasil memiliki usaha perdagangan lintas Negara-negara Arab. Beliau juga
seorang ayah, seorang suami, seorang imam bagi seluruh umat manusia.
Hal ini berarti da’i bias belajar dari keteladanan Nabi Muhammad Saw
dalam meneruskan tugas yang mulia dalam rangka membina umat sesuai dengan
ajaran Islam, sehingga manusia bias berakhlak terpuji dalam kehidupan di dunia
ini.38

2.5 Pengertian Komunikasi


Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap orang. Sebab
tanpa adanya komunikasi manusia tidak akan berkembang dan mengenal satu
sama lain. Komunikasi pada dasarnya merupakan proses pertukaran symbol yang
mengandung makna yang dengan symbol itu saling berbagi dalam mengirim dan
menerima pesan.39

38
Nasution, N., Metode Dakwah dalam Membentuk Akhlak Mahmudah Remaja, hlm 167-169,
dalam akhlak dan remaja.pdf, 2\5\21, pukul 14.00.
39
Mukarom, Z. 2020, Teori-Teori Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dan Komunikasi: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, hlm 19.

29
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris Communication menurut
asal katanya berasal dari bahasa latin Communicate, dalam perkataan ini
bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah
sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi
akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dikomunikasikan , yakni baik si peenrima maupun si pengirim sepaham dari suatu
pesan tertentu.
Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi
adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang
(biasanya lambing bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar
memberi tahu tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut
untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).
Mengenai tujuan komunikasi menurut Cangara adalah, kita dapat
memahami diri kita, dunia kita dan aspek-aspek dan perilaku umat manusia, dapat
memberi pengetahuan teori, sehingga dalam praktik kota dapat menjadi pekerja
komunikasi yang baik, terampil dan professional dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diemban.
Jadi, pertama-tama yang harus diperhatikan bahwa komunikasi itu
memahami pesan-pesan komunikasi, apabila komunikan memahami, berarti ada
kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan, karena tidak mungkin
memahami sesuatu tanpa terlebih dahulu adanya kesamaan makna. Jika
komunikasi memahami dapat diartikan menerima, maka penerimanya itu perlu
dibina selanjutnya, komunikan di motivasi untuk melakukan suatu kegiatan.
Uraian tersebut jelas, hakikat komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat atau perilaku orang lain, baik secara lisan maupun melalui
perantara media komunikasi. Pada dasarnya dalam proses komunikasi, adalah
proses yang dilakukan oleh seorang komunikator kepada komunikan pesan, baik
itu berupa gagasan, informasi, opini, dan sebagainya.40
40
Mohammad Elfan Putra Pratama, “Pola Komunikasi Pemuda Hijrah Al-Furqon Melalui Konsep
Halaqoh (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pemuda Hijrah Al-Furqon di Gang Babakan Priangan
Bandung Melalui Konsep Halaqoh)”, diunduh dalam file:///C:/Users/GADABAGA/Downloads/hlm

30
2.5.1 Komunikasi Dakwah
Ahmad Mubarok dalam buku Psikologi Dakwah mengungkapkan bahwa
kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengomunikasikan
pesan dakwah kepada mad’u baik secara perseorangan maupun kelompok. Secara
teknis, dakwah adalah komunikasi da’i (komunikator) dan mad’u (komunikan).
Semua hokum berlaku dalam ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah,
hambatan komunikasi adalah hambatan dakwah, dan bagaimana mengungkapkan
apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa
yang harus dikerjakan pada manusia komunikan.
Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari
seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang
lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunakan
lambing-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran
Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media.
Secara umum, komunikasi dakwah adalah suatu penyampaian pesan
dakwah secara sengaja dilakukan oleh komunikator (da’i) kepada komunikan
(mad’u) dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu.41
Komunikasi dakwah juga perlu melihat sisi kuat retorika pribadinya untuk
mengirim pesan jenis mana dan media atau tatanan apa yang efektif untuk dirinya.
Apapun yang dilakukan oleh komunikatronya, dia perlu menghibur, meyakinkan,
menyenangkan komunikasinya karena bila itu terjadi, disitulah persuasivitasnya.
Dia perlu mencoba berkali-kali dan bereksperimen untuk ditarik kesimpulan yang
tepat sekitar kekuatan retorika dirinya. Komunikasi dakwah dibuat tidak
membebani komunikannya sehingga komunikatornya perlu bersifat benar, lembut,
dan santun.42

2.5.2 Tujuan dan Peran Komunikasi Dakwah

17-18, 29/3/21 pukul 14.57.


41
Wahyu, I. Op.cit , hlm 24-26.
42
Ma’arif, B. 2015, Psikologi Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm 145-
147.

31
Komunikasi dakwah adalah pertemuan dua disiplin ilmu yaitu komunikasi
dan dakwah. Menurut Gordon I. Zimmerman, membagi dan merumuskan tujuan
komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, tujuan komunikasi adalah untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan manusia untuk memberi
dan pakaian pada diri sendiri, memuaskan kepenasaran pada diri manusia. Kedua,
tujuan komunikasi adalah menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang
lain. Dengan demikian, memiliki fungsi isi, yang melibatkan pertukaran hubungan
yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana kita dengan orang
lain.
Secara khusus, tujuan dakwah itu dapat dibedakan menjadi beberapa segi,
yaitu sebagai berikut.
1. Dari segi mitra dakwah
- Tujuan perseorangan, yaitu terbentuknya pribadi Muslim dengan iman
yang kuat, berperilaku sesuai dengan hokum-hukum Allah Swt dan
memiliki akhlak karimah.
- Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh
ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
- Tujuan umat di seluruh dunia, yaitu terbentuknya masyarakat dunia
yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya
keadilan, persamaan hak dan kewajiban tidak adanya diskriminasi dan
eksploitasi dan saling tolong menolong dan menghormati.
2. Dari segi pesan
- Tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap di setiap hati
manusia sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam tidak lagi
dicampuri dengan rasa keraguan.
- Tujuan hokum, yaitu terbentuknya pribadi Muslim yang luhur dengan
sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat tercela.

Selanjutnya tentang peran komunikasi dalam dakwah. Setidaknya ada


beberapa peran komunikasi dalam dakwah di antaranya adalah:

32
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan memasukan
nilai-nilai persuasive Islam, sikap mental Islam, dan bentuk perilaku Islam.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan pendidikan
Islam.
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
pengetahuan.
4. Komunikasi dapat meningkatkan apresiasi yang merupakan perangsang
untuk bertindak secara riil.
5. Komunikasi dapat menciptakan umat menjadi loyal terhadap Islam.
6. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program dan
strategi dakwah.
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8. Komunikasi dapat merubah struktur kekuasaan masyarakat terhadap
masyarakat yang awam kemasyarakatan yang memiliki pengetahuan dan
wawasan kepada massa.
9. Komunikasi dapat membuat dakwah menajdi proses yang berlangsung
secara mandiri.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa kelangsungan atau peran komunikasi


dakwah seperti halnya disebutkan di atas hanya sebagian untuk dimensi ide,
teknik, dan imej. Dalam ukuran yang lebih luas, komunikasi dakwah yang
berhasil harus juga memberikan jaminan bagi umat bahwa mereka di masa depan
memiliki suatu identitas sebagai umat yang bahagia di dunia dan akhirat.43

2.6 Komunikasi Massa


Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian maka unsur-unsur penting
dalam komunikasi massa adalah:

43
Ibid, hlm 38-41.

33
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi adalah:
a. Pihak yang mengandalkan masa dengan menggunakan teknologi
komunikasi modern.
b. Pihak yang berusaha memberikan jasa melalui penyebaran informasi dan
sekaligus menajdi agen perubahan dalam pemahaman, wawasan dan
solusi-solusi jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui
dengan jelas keberadaan mereka.
c. Pihak yang menjadi sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran isu.
2. Media massa
Media massa adalah saluran atau alat komunikasi dan informasi
yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara massal pula.
3. Informasi masa
Informasi massa adalah informasi yang ditentukan kepada masyarakat
secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara
pribadi. Dengan demikian informasi massa adalah milik publik, bukan
individu. Misalnya, berita, iklan, film, sinetron, infotainment, dan lain
sebagainya.
4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui
bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang organisasi media
massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan
disebarkan kepada masyarakat. Bahkan mereka memiliki kewenangan
untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan
tersebut. Mereka adalah wartawan, editor, sutradara, dan lain sebagainya.
5. Khalayak
Khalayak adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran
informasi dari media massa, mereka bersifat heterogen dan luas.
6. Umpan balik

34
Awalnya umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin
berkembangnya teknologi komunikasi, maka komunikasi interaktif dapat
dilakukan secara langsung melalui media massa.

Proses komunikasi massa melibatkan banyak orang yang bersifat


kompleks dan rumit. Menurut MC Quail, proses komunikasi massa terlihat
berperoses dalam bentuk:
1. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah
yaitu, dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak.
Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas.
2. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi,
proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan
dalam skala besar, sekali siaran, atau pemberitaan jumlah dan lingkupnya
sangat luas dan besar.
3. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada kebutuhan-
kebutuhan di masyarakat. Misalnya, program akan ditentukan oleh rating
yaitu, ukuran dimana suatu program di jam yang sama di tonton oleh
sejumlah khalayak massa.
5. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator
dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka
berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional
sifatnya sementara dan tidak permanen.44

2.7 Media Sosial


Perkembangan media sosial (jejaring sosial) sekaran ini semakin pesat.
Penggunaannya pun semakin banyak seiring mudahnya mengakses internet.
Jejaring sosial merupakan struktur sosial dari elemen-elemen individual dan
organisasi. Jalan ini pula yang menunjukan kesamaan sosialitas, mulai dari
mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

44
Mulyana, A. 2007, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, hlm 7-8.

35
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
yang diikat oleh visi, teman, keturunan, dan lain-lain. Situs jejaring sosial
memberikan sebuah kemudahan bagi kita dalam hubungan dengan banyak orang
lewat dunia maya. Banyak jejaring sosial yang menyediakan beragam cara dalam
berinteraksi seperti chatting, messaging, email, upload foto dan video, diskusi
group, dan lain-lain.45
Dengan berkembangnya sosial media, yang sekarang ini mulai banyak
masyarakat menggunakan media sosial seperti instagram, facebook, whatsapp,
dan twitter. Saat ini instagram banyak diminati oleh masyarakat, dimana
instagram adalah sosial media berbasiskan sharing foto dan video. Sama seperti
media sosial lainnya yang bias share dan like. Postingan instagram dapat di share
ke media sosial lainnya seperti facebook dan twitter. Bisa juga menambahkan
pilihan lokasi sehingga pengguna lain bias tahu dimana lokasi tersebut.46

2.7.1 Media Sosial Instagram


Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata
“insta” berasal dari kata “instan” seperti kamera polaroid yang ada pada masanya
lebih dikenal dengan sebuah foto instan. Instagram juga menampilkan foto-foto
secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata
“gram” berasal dari kata “telegram” yang secara kerjanya untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan instagram yang
dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga
informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat.47
Menurut Bambang Dwi Atmoko, instagram adalah sebuah aplikasi dari
handphone yang khusus untuk media sosial yang merupakan salah satu dari media
digital yang mempunyai fungsi yang hamper sama dengan media sosial twitter,

45
Sulisliyani, S. 2010, Marketing Gratis dengan Facebook, Yogyakarta: CV Andi, hlm 2.
46
Asmaniar. Op.cit, hlm 36 diunduh 11/4/2021 pukul 08.50.
47
Darsam, 2019. Skripsi: Penggunaan Instagram Sebagai Trend Media Dakwah (Strategi Dakwah
Akun @taubatters) dalam 208/bahan%20%skripsi/DARSAM_15%200104%200007_2019%20+.pdf
diunduh 11/2/21 pukul 09.15, hlm 31-32.

36
namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat
untuk berbagi informasi terhadap penggunanya.48
Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan dapat
meningkatkan kreativitas, karena aplikasi instagram mempunyai fitur yang dapat
membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus.

2.8 Pengertian Remaja


Kata remaja berasal dari bahasa latin adolence berarti to grow maturity.
Banyak tokoh yang memberikan definisi mengenai remaja, seperti De Braun,
mendefinisikan remaja adalah sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa.
Menurut Papalia dan Olds mendefinisikan, remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai
dari 13 tahun dan berakhir pada awal dua puluh tahun. Sedangkan menurut Anna
Freud, berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan
meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan
juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang tua dan cita-cita mereka,
dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa
remaja secara konseptual. Dikembangkannya oleh WHO ada tiga kriteria yang
digunakan; biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yakni (1) individu yang
berkembang saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual, (2) individu yang mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dai anak-anak menjadi dewasa,
dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang lebih mandiri.
Wirawan menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan remaja seharusnya
disesuaikan dengan budaya setempat, sehingga untuk di Indonesia digunakan

48
Dwi Atmoko, B. 2012, Instagram Handbook, Jakarta: Media Kita, hlm 10.

37
batasan usia 11-14 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda sekunder
mulai Nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik
menurut adat dan agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka seperti anak-anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan
jiwa seperti tercapainya identitas ego, tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual, dan tercapainya kognitif maupun moral.
4. Batas usia tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
menggantungkan diri pada orang tua dan belum mempunyai hak-hak
penuh sebagai orang tua.
5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan apakah
individu masih digolongkan sebagai remaja atau tidak.49

Adapun ciri-ciri remaja terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Masa Remaja Awal
Dalam usia ini, cenderung emosional, tidak stabil keadaannya,
mereka mempunyai banyak masalah baik masalah yang berhubungan
dengan jasmaniah, kebebasannya, kemampuannya serta masalah yang
berhubungan dengan masyarakat. Menurut Akmal Haw, “remaja awal
sering disebut sebagai fase negatif, dimana mereka sering menyendiri,
kurang suka bekerja, mudah merasa jemu, selisih dan menentang terhadap
kewibawaan orang dewasa”.
Kondisi remaja seperti di atas dapat dipahami karena seperti yang
dikatakan oleh Zakiah Darajat bahwa, “seorang remaja dilihat dari

49
Khamim Zarkasih, P., Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja, dalam Jurnal
Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol 17, No. 1, Tahun 2017, hlm 1-2.

38
perkembangan fisiknya dan psikisnya ia bukan lagi seorang anak atau
kanak-kanak tetapi bukan pula manusia dewasa yang sudah matang”.
2. Masa Remaja Akhir
Masa remaja akhir sering juga dikatakan masa adolensensia,
artinya masa muda. Menurut istilah adulecentia, adalah masa sesudah
pubertas, yakni antara 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi proses
pematangan fungsi psikis yang berlangsung secara berangsur-angsur dan
teratur. Masa ini merupakan kunci penutup dari perkembangan anak. Pada
periode ini remaja banyak melakukan introspeksi dan merenung. Dalam
pengertian mereka mampu menemukan keseimbangan dan keselarasan
baru sikap di dalam dan luar diri. Mereka cenderung dapat menerima
realita baik yang berkenaan dengan pribadinya maupun orang lain.
Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa masa remaja
akhir merupakan suatu masa dimana mereka mulai mengenal diri,
memahami jati dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, lebih
dapat menerima realitas atau kenyataan hidup yang mereka alami. Oleh
karena itu, mereka cenderung lebih stabil, tenang (ketenangan emosional
bertambah) dan bertanggung jawab dan juga lebih matang menghadapi
persoalan.50

50
Nasution N., Op.cit, hlm 165-166.

39
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Akun Instagram @bagussuhar

Asal mula terbentuknya akun instagram bernama @bagussuhar dibuat


pada tahun 2018 oleh Bagus Suhartawan sebagai pemilik akun. Bagus Suhartawan
membuat akun tersebut selayaknya pemuda pada umumnya dalam menggunakan
media sosial instagram pribadinya, guna menunjukan eksistensi diri. Namun, pada
pertengahan tahun 2018, sebuah kesadaran untuk mengubah perilaku untuk
menjadi lebih baik. Akun @bagussuhar juga sedikit berubah haluan, dimulai
dengan memposting video-video bertemakan dakwah yang berdurasi satu menit,
dengan tujuan utamanya adalah memberikan tontonan sekaligus tuntunan terhadap
pengguna instagram.51 Hingga saat ini Bagus Suhartawan aktif di media sosial
instagram dengan memposting konten video dakwah pada akun pribadinya.

Menurut Bagus Suhartawan, media sosial di zaman sekarang ini sudah


seperti kebutuhan yang wajib bagi setiap orang untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, khususnya bagi mereka yang lahir pada tahun 1995 keatas, atau
yang biasa kita sebut dengan generasi Z (millenial). Hampir semua informasi yang
didapat oleh anak-anak generasi Z (millenial), berasal dari sosial media. Dan salah
satu sosial media yang paling digemari generasi Z (millenial) adalah, instagram.
Berlatar belakang hal itulah, akhirnya banyak para influencer, da’i, komunitas-
komunitas dakwah, dan lain-lain untuk memanfaatkan instagram sebagai media
dalam berdakwah, agar informasi mengenai pengetahuan keislaman tersebar
secara meluas terhadap masyarakat yang mayoritas memiliki akun media sosial,
khususnya aplikasi instagram.

Memanfaatkan instagram ini sebagai media untuk menebar informasi ke


publik. Dan Bagus Suhartawan adalah salah satu orang yang memanfaatkan
kondisi tersebut untuk memberikan tontonan sebagai media hiburan, sekaligus
51
Bagus Suhartawan, Pemilik Akun Instagram @bagussuhar, Hasil Wawancara, Tanggal 8 Juni
2021.

40
tuntunan terhadap para pengguna instagram. Beliau pun menukil dari salah satu
hadits yang berbunyi, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mnegerjakannya”. (HR.
Muslim no. 1893).

3.2 Visi dan Misi

Visi dan misi Bagus Suhartawan menjadikan aplikasi instagram sebagai


sarana berdakwah di media sosial karena ingin memberikan tontonan sekaligus
tuntunan, dan juga berbagi ilmu-ilmu mengenai pengetahuan keislaman melalui
konten kreatif video dakwah yang diunggahnya di instagram pribadinya.

Target akhir Bagus Suhartawan dalam melaksanakan dakwahnya adalah


untuk mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa ta’ala, karena dakwah adalah
kewajiban bagi setiap Muslim, maka perlu baginya untuk terus melangkah dalam
menebar manfaat dan kebaikan melalui media sosial instagram sebagai ladang
amal. Dengan memanfaatkan semua keahlian dan kelebihan yang telah Allah
berikan kepada Bagus Suhartawan.

Langkah-langkah yang diambil oleh Bagus Suhartawan pun, tidak lepas


dari menebar ilmu-ilmu yang didapatkan, dengan menggunakan konsep dubbing
atau biasa disebut dengan voice over, karena itulah yang menurut orang-orang
anggap adalah keunikan dalam konten-konten video dakwah di instagram milik
Bagus Suhartawan.

Dalam berdakwah, tentu ada sasaran dakwah untuk menyampaikan nilai-


nilai keislaman seperti salah satunya adalah menyampaikan pesan akhlak sebagai
seorang Muslim. Target sasaran dakwah yang dituju oleh Bagus Suhartawan rata-
rata adalah kalangan remaja. Bagus Suhartawan menyesuaikan konsep tema yang
akan digarapnya untuk dipublikasikan di akun instagram pribadinya kepada
followers (pengikut), agar mereka mau menerima apa yang telah disampaikan
melalui konten video dakwah.52

52
Ibid.

41
3.3 Pesan Dakwah

Pesan dakwah dalam bentuk konten video kreatif dalam postingan akun
instagram milik Bagus Suhartawan, lebih banyak membahas akhlak atau kisaran
hal-hal yang biasanya menjadi permasalahan kalangan remaja seperti pacaran,
menjaga interaksi pada lawan jenis, menahan emosi, ghibah, menutup aurat, dan
menjalani keseharian sebagai remaja tidak lepas dari aturan Allah Subhanahu wa
ta’ala.

Proses dalam pembuatan konten video dakwah oleh Bagus Suhartawan,


dengan cara memahami bidang yang mau dibahas, lalu mulai mencari atau
mengingat scene film yang dirasa menarik untuk di jadikan bahan dubbing atau
voive over, lalu membuat dialognya sendiri agar sesuai dengan pembahasan, lalu
melakukan perekaman suara, dan editing sampai selesai.

Dalam proses pembuatan konten kreatif yang dikerjakan oleh Bagus


Suhartawan, tentunya ada faktor penghambat dan penunjang dalam pembuatan
video dakwahnya. Menurut Bagus, konsep yang digunakan dalam dakwah
instagram ini adalah konsep dubbing, atau seni berdialog, yang mana untuk hal ini
saya sudah punya kemampuan dasar dari organisasi kampus yang digelutinya,
yakni sanggar teater. Hal itulah yang menjadi faktor penunjang dalam melakukan
dakwah. Sedangkan penghambatnya adalah alat yang digunakan masih sangat
terbatas. Belum bias memakai alat editing ata alat perekam yang menggunakan
perangkat komputer. Jadi pemanfaatannya masih menggunakan perangkat di
handphone dan sejenisnya.

Perubahan yang diharapkan oleh Bagus Suhartawan terhadap followers


akun instagram @bagussuhar, adalah menjadi lebih baik dari segi kualitas
keimanan, keilmuan, dan akhlaknya sesuai dengan petunjuk dari Al-Qur’an dan
Hadits. Dan agar mereka paham, bahwa hakikat yang dicari selama hidup di dunia
ini adalah ridho Allah, jika Allah sudah ridho maka sudah cukup baginya. Cara
untuk mendapatkan ridho Allah adalah dengan menjaga kemurnian aqidah dengan
mentauhidkan-Nya, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal kebajikan,

42
dan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya apa yang
telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Para remaja sebagai followers dari akun instagram @bagussuhar tertarik


dengan konten video dakwahnya, karena kreatif dalam membuat dialog dalam
videonya, unik, tanpa merasa digurui dalam bentuk pesan yang berisi nilai-nilai
moral, dan bisa sebagai sarana hiburan para pengguna media sosial di instagram.
Bagus Suhartawan memiliki target dalam dakwahnya, yakni agar konten dan
video dakwah yang diunggahnya bisa membawa pengaruh yang lebih baik lagi
terhadap akhlak followers, khususnya remaja sebagai pengguna media sosial di
zaman sekarang ini.53

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam meneliti ada yang namanya pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrument penelitian.
Adapun instrument sendiri adalah alat untuk mengukur informasi atau melakukan
pengukuran. Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah untuk diolah.54

Dalam penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti


adalah menggunakan kuesioner yang telah disusun peneliti. Kuesioner tersebut
akan memberikan informasi yang dimiliki oleh individu tersebut. Jawaban
pernyataan berupa peringkat yang diberi simbol angka sebagai simbol peringkat,
yakni:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


2 = Tidak Setuju (TS)
53
Op.cit.
54
Moch Hawin. Hubungan Tingkat Pendidikan Berbasis Islam Anggota Karang Taruna Dengan
Kepedulian Sosial. dalam Jurnal Islamic Studies, Vol. 7, No. 2, Tahun 2019.

43
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 Sangat Setuju (SS)

Adapun bentuk instrumennya adalah tersaji dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2

Tabel 3.1 Tentang Mengikuti Akun Instagram @bagussuhar

Alternatif Jawaban

No. Pernyataan Variabel (X) STS TS N S SS

1. Saya suka mengikuti akun-akun


instagram yang menyajikan
dakwah Islam sesuai Al-Qur’an
dan Hadits

2. Menurut saya penyampaian


dakwah melalui instagram lebih
menarik buat saya.

3. Saya mengikuti akun


@bagussuhar sebagai salah satu
akun dakwah bagi saya.

Grafik……

Deskripsikan….

Tabel 3.2 Mengenai Pesan Dakwah Akun @bagussuhar

44
No. Pernyataan Variabel (Y) Alternatif Jawaban

STS TS N S SS

1. Penyampaian pesan oleh akun


@bagussuhar sampai kepada
pemikiran saya.

2. Pesan dakwah yang disampaikan


@bagussuhar benar apa adanya
sesuai pada fakta kenyataan.

3. Pesan dakwah akun @bagussuhar


menyampaikan pesan akhlak
terhadap followers.

4. Bahasa dan video yang diunggah


oleh akun @bagussuhar menarik
buat saya.

5. Bahasa dan video yang diunggah


mengandung pesan moral dan
akhlak.

6. Sebagai penerima pesan, saya


merasa ingin terus mendapatkan
informasi seperti akun
@bagussuhar.

7. Akun @bagussuhar berusaha


untuk merubah saya menjadi

45
pribadi yang lebih baik.

8. Pesan dakwah yang disampaikan


oleh akun @bagussuhar merubah
akhlak saya menjadi lebih baik.

Grafik…..

Deskripsikan…..

Tabel 3.3 Responden Penelitian

a. Jenis Kelamin:

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase


1. Laki-laki
2. Perempuan
Jumlah Total

b. Usia Responden:

No. Usia Responden Jumlah Responden Persentase


1.
2.
Jumlah Total

Grafik……

Deskripsikan…..

DAFTAR PUSTAKA

46
Iskandar, A.B., 2015. Materi Dasar Islam: Islam Mulai Akar Hingga Daunnya.
Bogor: Al-Azhar-Press.
Anggara, S., 2015. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Pustaka Setia.

Syukir, A., 1993. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-Ikhlas).

Bakker, A., 1986. Metode-Metode Filsafat. (Jakarta: Ghalia Indonesia).

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:


Alfabeta).

Meleong, L. J. 2010. Atletodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja


Rosda Karya).

Arikunto, S. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT


Rineka Cipta).

Atmoko, B.D. 2012, Instagram Handbook, Jakarta: Media Kita.

Sari Pediatri, Adolocent development (perkembangan remaja), dalam Jurnal Ilmu


Kesehatan Anak, Vol. 12, No. 1, Tahun 2010.

Rumini, S., & Sudari, S. 2004, Perkembangan Anak & Remaja, Jakarta: Rineka
Cipta.

Husaini, U. 2010, Manajemen Teori, Taktik, dan Risen Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.

https://www.instagram.com/bagussuhar/diakses pada tanggal 10 Februari 2020

47
48

Anda mungkin juga menyukai