SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung
Disusun oleh:
AJI WIRYONEGORO
NPM: 10020217021
PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H/2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak pelaku dakwah yang berusaha untuk menyebarkan
segala bentuk kebaikan dalam kehidupan yang mengandung nilai-nilai keislaman.
Dakwah adalah seruan kepada manusia untuk memeluk dan mengamalkan Islam
serta melakukan amar ma’ruf nahiy munkar sebagai upaya untuk mengubah
masyarakat Jahiliah ke masyarakat yang memiliki karakter keislaman. Adapun
ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan dakwah. Allah SWT berfirman:
Dari ayat itu jelas, bahwa dakwah hukumnya wajib. Dakwah Islam
bertujuan untuk mengajak dan memberikan pengajaran tentang ke-Esaan Allah
(tauhid) serta membimbing individu dan masyarakat menuju pada tatanan
keshalehan pribadi dan keshalehan sosial. Dakwah juga membebaskan masyarakat
dari pengaruh nilai-nilai syaithaniyah dan kejahiliahan menuju pada nilai-nilai
Islam.
1
informasi, berita, dan lain-lain melalui berbagai macam media, salah satunya
melalui instagram.
3
Atmoko, B.D. 2012, Instagram Handbook, Jakarta: Media Kita, hlm 10.
4
Sari Pediatri, Adolescent development (perkembangan remaja), dalam Jurnal Ilmu Kesehatan
Anak, Vol. 12, No. 1, Tahun 2010.
2
kelainan-kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri baik
sekarang, maupun di kemudian hari.5
Maka peneliti disini tertarik untuk mengangkat tema dan penelitian terkait
pengaruh akun dakwah dari seorang konten kreator di aplikasi instagram terhadap
akhlak followersnya. Salah satunya adalah akun @bagussuhar yang menjadi fokus
penelitian pada pesan dakwah yang menggunakan konten video-video pendek dan
di desain secara Islami yang disesuaikan dengan kehidupan dan keadaan yang
dialami khususnya oleh para remaja. Gaya dakwahnya pun menggunakan bahasa-
bahasa yang kekinian, singkat dan jelas, agar memikat hati para remaja dan
masyarakat umumnya di aplikasi instagram sebagai media hiburan mereka.
5
Rumini, S., & Sundari, S. 2004, Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 53.
3
Hingga saat ini akun @bagussuhar memiliki jumlah postingan sebanyak
208, memiliki 56.700 followers (pengikut) dan mengikuti 426 akun lainnya.6
Akun ini termasuk kedalam kategori konten kreator dalam instagram, karena di
dalamnya dipenuhi oleh postingan video-video pendek yang mempunyai nilai
seni, nilai dakwah yang tujuan dan sasaran objek dakwahnya ditujukan pada para
remaja untuk mengenal lebih dalam mengenai ajaran keislaman terhadap para
followers (pengikut).
6
https://www.instagram.com/bagussuhar/ diunduh 10/2/2020 pukul 16.15.
4
2. Untuk mengetahui kendala atau kelamahan berdakwah melalui media
sosial instagram
5
Metode adalah suatu tata cara yang ditempuh untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian adalah cara atau
jalan untuk mencari kebenaran secara ilmiah untuk memahami obyek yang
menjadi sasaran, sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan .7
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk
memberikan uraian mengenai strategi dakwah akun @bagussuhar dalam media
sosial instagram dan pengaruhnya terhadap akhlak followers. Adapun metode
yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
7
Bakker, A. 1986, Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 10.
6
media dakwah yang dimana gaya penyampaiannya mencakup aspek pemanfaatan
media sosial instagram yang di unggah dengan kreatif.
8
Anggara, S. 2015, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Pustaka Setia. hlm 96.
9
Ibid. hlm 97.
10
Sugiyono. 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. hlm
218.
7
yaitu literatur di instagram @bagussuhar. Adapun tekhnik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner atau Angket
Peneliti menggunakan metode kuesioner dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan.11 Peneliti menggunakan metode wawancara untuk
mengungkap keterangan mengenai pengaruh dakwahnya dari akun
@bagussuhar di media sosial instagram sebagai responden.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi merupakan pengumpulan data
dengan buku-buku, penyelidikan benda-benda, surat kabar, majalah, dan
sebagainya.12 Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan metode
dokumentasi dengan menggunakan hasil dari postingan-postingan di akun
@bagussuhar dalam media sosial instagram untuk memperkuat hasil
penelitian.
1.5.4 Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis data kualitatif dengan proses pengumpulan
data, pemilihan data, pengkategorian, dan penafsiran data yang sudah didapat.
Setelah semua data didapatkan kemudian dianalisis menggunakan teori yang
menjadi acuan dalam proses analisis data agar mudah dipahami.
11
Meleong, L. J. 2010, Atletodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. hlm
186.
12
Arikunto, S. 2019, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. hlm
85.
8
berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. 13 Berikut adalah
kerangka berfikir yang menjadi dasar dari dilakukannya penelitian:
Akun instagram @bagussuhar menggiring dan mengajak kebaikan dalam
bentuk nasehat agar akhlak followers dapat di minimalisir melalui konten kreatif
yang di unggahnya melalui sosial media. Berikut ini akan penulis sajikan bentuk
bagan dari penelitian ini:
Latar Belakang
Kesimpulan
13
Husaini, U. 2010, Manajemen Teori, Taktik, dan Risen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. hlm 32.
9
1.7 Prior Reasearch (Kajian Terdahulu)
Kajian studi terdahulu terhadap topik serupa diperlukan untuk mengetahui penelitian-penelitian sebelumnya, agar
menjadi perbandingan dan membuatpenelitian yang berbeda. Adapun kajian-kajian terdahulu yang memiliki topik serupa
dengan studi yang sedang dikaji. Berikut adalah studi terdahulu yang telah dilakukan, diantaranya:
Tabel 1
Prior Research
10
2. Asmaniar Judul: Instagram Sebagai Media Penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini, Perbedaannya adalah, penulis berfokus
Dakwah (Respon Followers pada jenis penelitian adalah instagram sebagai
kepada pengaruh dakwah dari akun
Akun @felixiauw dan kualitatif dengan media dakwah dianggap
@yusufmansurnew). Skripsi pendekatan cukup efektifdalam @bagussuhar terhadap akhlak
tahun 2019, Fakultas Dakwah komunikasi massa. penyebaran dakwah dan
followersnya. Sedangkan
dan Komunikasi UIN Alauddin Sumber data media sosial instagram telah
Makassar. menggunakan data membuktikan bahwa Islam persamaannya adalah, pemanfaatan
primer dan sekunder. dapat mengikuti
media sosial instagram untuk
perkembangan zaman
khususnya dalam media berdakwah.
teknologi dan informasi.
3. Darsam Judul: Penggunaan Instagram Metode penelitian ini Hasil dari penelitian ini Perbedaanya terletak pada subjek dan
adalah kualitatif adalah pesan-pesan dakwah objek penelitianya. Peneliti
Sebagai Trend Media Dakwah
deskriptif. tidak terlepas dari kerangka menekankan kepada pengaruh dakwah
(Strategi Dakwah Akun Pengumpulan data dasar yaitu aqidah, syari’ah akun @bagussuhar dalam media sosial
menggunakan teknik dan akhlak. Strategi yang instagram dan pengaruhnya terhadap
@taubatters). Skripsi tahun
dokumentasi, dilkukan oleh akun akhlak followersnya. Sedangkan
2019, Fakultas Ushuluddin IAIN wawancara, dan @taubatters dibagi kedalam dilihat dari sisi persamaanya dengan
observasi. tiga tahapan, pertama penelitian yang sedang diteliti adalah
Palopo.
tahapan perumusan visi dan meneliti aplikasi dari akun dakwah di
misi dari akun @taubatters instagram.
dan tahapan terakhir dengan
melakukan peninjauan serta
penilaian kembali, apaka
strategi dakwah yang
dilakukan oleh akun
@taubatters telah sesuai
dengan visi dan misi yang
ingin dicapai.
4. Febri Judul: Efektivitas Dakwah Metode penelitian ini Hasil dari penelitian ini Perbedaanya terletak pada subyek dan
Nurrahmi menggunakan membuktikan bahwa,
Melalui Instagram. Jurnal ilmiah objeknya yaitu, penulis berfokus
dan Puteri metode kualitatif strategi dakwah
11
Farabuana tahun 2020, Vol 4, No. 1 ekslanatif melalui menggunakan video yang kepada akun @bagussuhar dan
wawancara disebarluaskan melalui akun
Nyimak: Journal of pengaruhnya terhadap akhlak
mendalam, observasi Pemuda Hijrah tergolong
Communication nonpartisipan efektif untuk meningkatkan followers. Sedangkan persamaannya
terhadap tujuh pemahaman agama,
dilihat dari media yang digunakannya,
followers pada akun memberikan informasi
instagram pemuda tentang keislaman, memberi yakni aplikasi instagram untuk
hijrah. motivasi, dan meningkatkan
berdakwah.
nilai-nilai religiusitas.
5. Mega Silvia Judul: Strategi Content Creator Penelitian ini Hasil dari penelitian ini, Perbedaanya terletak pada obyek dan
pada Dakwah di Media Sosial: menggunakan menunjukan bahwa para
subyeknya, penulis meneliti pengaruh
Studi Kasus pada Akun metode kualitatif content creator membuat
Instagram @pejuang.mahar. dengan studi kasus kontennya dengan akun dakwah @bagussuhar dalam
Tesis tahun 2019, Fakultas pada akun dakwah mengikuti perkembangan
media sosial instagram dan bagamana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan @pejuang.mahar. zaman yang bergaya
Sosial, UPI. milenial, menggunakan pengaruhnya terhadap akhlak
warna-warna romantis dan
followersnya. Sedangkan dilihat dari
kata-kata yang mudah
dipahami oleh anak muda. sisi persamaanya dengan penelitian
yang sedang diteliti adalah seorang
konten kreator di instagram dalam
berdakwah.
12
1.8 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, metode penelitian, kerangka
pemikiran, kajian terdahulu (prior research), serta sistematika penulisan.
Dalam bab ini terdapat teori yang berkaitan dengan pengaruh, tentang
kedakwahan membahas mengenai ruang lingkup definisi, unsur-unsur dakwah
dan strategi dakwah. Dan teori komunikasi, media masa, dan media sosial
menurut beberapa ahli.
Menyajikan proses dan hasil analisis data terkait dengan pengaruh dakwah akun
@bagussuhar dalam media sosial instagram dan pengaruhnya terhadap akhlak
followers.
BAB 5 PENUTUP
13
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dan saran berupa fakta hasil
temuan penelitian mengenai “Pengaruh Dakwah Akun @bagussuhar dalam Media
Sosial Instagram terhadap Followersnya”.
14
BAB 2
TINJAUAN TEORI
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, hlm 141.
15
Zain, B. 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm 1031.
16
Munir, M. dan Wahyu, I. 2006, Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media, hlm 17.
17
Abubakar Madani. “Dakwah dan Perubahan Sosial: Studi terhadap Peran Manusia sebagai
Khalifah di Muka Bumi” dalam Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, No. 1, Vol 1, Tahun 2017, hlm
3.
15
Secara terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para
ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada
orang lain masuk ke dalam sabil Allah Swt. Bukan untuk mengikuti da’i atau
sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan
pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam.
Abdul al-Badi Shadar membagi dakwah menjadi dua hal; pelaksana dakwah,
perseorangan, dan organisasi. Sedangkan Ismail al-Faruqi, mengungkapkan
bahwa hakikat dakwah adalah kebebasan, universal, dan rasional. Dan kebebasan
inilah menunjukan bahwa dakwah itu bersifat universal.
Pada intinya, pemahaman lebih luas dari pengertian dakwah yang telah
didefinisikan oleh para ahli tersebut adalah: Pertama, ajakan ke jalan Allah Swt.
Kedua, dilaksanakan secara berorganisasi. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi
manusia agar masuk jalan Allah Swt. Keempat sasaran bisa secara fardhiyah atau
jama’ah.18
Secara kualitatif dakwah Islam bertujuan untuk mempengaruhi dan
mentransformasikan sikap batin dan perilaku warga masyarakat pada aspek
tatanan keshalehan individu maupun keshalehan sosial. Dakwah dengan pesan-
pesan keagamaan dan pesan-pesan sosialnya juga merupakan ajakan kepada
kesadaran untuk senantiasa memiliki komitmen (istiqomah) di jalan yang lurus.
Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan
masyarakat dari pengaruh eksternal nilai-nilai syaithanah dan kejahiliahan menuju
internalisasi nilai-nilai ketuhanan. Di samping itu, dakwah juga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman keagamaan dalam berbagai aspek ajarannya agar
diaktualisasikan dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.19
Sebagaimana dicatat oleh Muhyidin, al-Qur’an telah mengulang kata
dakwah dan derivasinya sebanyak 321 kali. Selain kata dakwah beserta
derivasinya, beberapa kata lain yang memiliki makna sepadan dengan dakwah
juga berulang kali disebutkan. Misalnya, kata nasihat sebanyak 13 kali, kata
18
Wahyu, I. 2010, Komunikasi Dakwah, PT Remaja Rosdakarya, hlm 14-15.
19
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 1-2.
16
tanzir sebanyak 130 kali, kata tadzkirah sebanyak 130 kali, kata tabsyir sebanyak
86 kali, kata tabligh sebanyak 76 kali, dan amar ma’ruf disebut hingga 9 kali.
Adapun makna dakwah dalam al-Qur’an untuk mengajak dan menyeru,
baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan; kepada jalan neraka atau jalan ke
surga. Makna ini paling banyak menghiasi ayat-ayat al-Qur’an (46 kali).
Kebanyakan makna ini mengarah kepada jalan keimanan (39 kali). Di antara dua
jalan berlawanan yang menggunakan kata dakwah adalah surat al-Baqarah ayat
ke-221:
ت َح ٰتّى ي ُْؤ ِم َّن ۗ َواَل َ َمةٌ ُّم ْؤ ِمنَةٌ خَ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَوْ اَ ْع َجبَ ْت ُك ْم ۚ َواَل تُ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َح ٰتّى ِ َواَل تَ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ٰك
ٰۤ
ار ۖ َوهّٰللا ُ يَ ْدع ُْٓوا ِالَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغفِ َر ِة
ِ َّكَ يَ ْد ُعوْ نَ ِالَى النƒِك َّولَوْ اَ ْع َجبَ ُك ْم ۗ اُول ِٕٕى
ٍ ي ُْؤ ِمنُوْ ا ۗ َولَ َع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر
ِ َّبِا ِ ْذنِ ٖ ۚه َويُبَيِّنُ ٰا ٰيتِ ٖه لِلن
َاس لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُوْ ن
17
tidak harus menunggu seseorang harus menghafalkan ayat-ayat dalam al-Qur’an,
metode dakwah atau menjadi seorang ustadz terlebih dahulu ketika seorang
Muslim melihat kemunkaran, maka menjadi kewajiban untuk mengingatkannya.21
Berikut ini, adalah beberapa definisi mengenai dakwah yang diungkapkan
oleh para ahli:
1. Toha Yahya Omar
“Definisi ilmu dakwah secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan yang
berisi cara-cara atau tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ide/gagasan,
pendapat atau pekerjaan tertentu. Adapun definisi dakwah menurut Islam
adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai peringatan Allah Swt. Untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.”
2. Al-Khuli’i
Dakwah adalah “Memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang lain”.
3. Abu Bakar Dzakaria
Dakwah sebagai kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia
kepada apa yang baik bagi mereka, yaitu kehidupan dunia akhirat menurut
kemampuan mereka.”
4. Hamzah Ya’kub
“Mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
petunjuk Allah Swt. dan Rasul-Nya.”
5. Ali Mahfudz
“Mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan
mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebaikan di
dunia dan di akhirat.”
6. Ahmad Ghalwasy
21
Irzum Farihah, “Pengembangan Karakter Pustakawan Melalui Jabatan Fungsional Perpustakaan
Sebagai Media Dakwah” dalam Jurnal Libraria, No. 1, Vol. 2, Tahun 2014, hlm 119.
18
“Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha
yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran
Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah, dan
akhlak.22
7. Muhammad Khidir Husain
“Dakwah adalah upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan
mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf dan nahiy munkar
dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan bahagia dunia dan akhirat.23
Secara umum, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan
lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus-
menerus menuju kepada yang baik dan lebih baik dalam mewujudkan tujuan
dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah terdapat suatu ide dinamis,
sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntunan ruang dan
waktu. Sementara itu, dakwah dalam prakteknya merupakan kegiatan untuk
mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan berperan
langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan.24
Berdasarkan beberapa definisi yang disebutkan di atas, maka dapat
dirumuskan bahwa dakwah adalah, suatu usaha yang dilakukan oleh setiap kaum
Muslimin dalam rangka menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam secara lisan
maupun tulisan sebagai realisasi amar ma’ruf dan nahiy munkar untuk mencapai
kehidupan di dunia dan akhirat.
19
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau
lewat organisasi/lembaga.25
Pada dasarnya, semua pribadi Muslim mempunyai peran sebagai
juru dakwah, artinya orang yang harus menyampaikan atau dikenal
sebagai komunikator dakwah. Maka, yang dikenal sebagai da’i atau
komunikator dakwah itu dapat dikelompokan menjadi:
1. Secara umum adalah setiap Muslim atau Muslimat yang mukallaf
(dewasa) di mana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam,
sesuai dengan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”.
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal panggilan
ulama.26
25
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 21.
26
Wahyu, I. Op.cit, hlm 19.
27
Abduh, M., 2008, Memperbarui Komitmen Dakwah, Jakarta: Rabbani Pers, hlm 28.
20
2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-
pengertian yang tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan golongan di atas adalah mereka yang
senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu tidak
sanggup mendalami benar.28
28
Wahyu, I. Op.cit, hlm 20.
29
Ibid, hlm 20.
21
Di dalam penyampaian dakwahnya, harus dapat menunjukan kehebatan
ajaran Islam kepada masyarakat yang di ajak berkomunikasi melalui argumentasi
dan keterangan-keterangan yang mudah dipahami oleh masyarakat. Materi dalam
komunikasi sebagai tujuan dalam berdakwah harus disampaikan dengan cara yang
bijaksana. Sebab ajaran Islam itu meliputi aspek kehidupan di dunia dan akhirat,
maka dengan sendirinya materi itu akan sangat luas.
Adapun materi pokok yang harus disampaikan meliputi:
1. Akidah Islam, tauhid dan keimanan.
2. Pembentukan karakter sesuai ajaran Islam.
3. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur.
4. Kesejahtraan di dunia dan akhirat.
d. Metode Dakwah
30
Pattaling, “Problematika Dakwah dan Hubungannya dengan Unsur-Unsur Dakwah” dalam
Jurnal Farabi, No. 2, Vol 10, Tahun 2013, hlm 156.
22
Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan da’i untuk mencapai
tujuan dakwah yang efektif dan efisien. Pedoman dasar atau dasar penggunaan
metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Qur’an dan al-Hadits
Rasulullah Saw. Dalam al-Qur’an prinsip-prinsip dakwah disebutkan dalam
surah an-Nahl ayat 125, sebagai berikut.
Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tiga metode yang menjadi dasar
dakwah, yaitu:
1. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka,
sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya mereka
tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2. Mauidhah hasanah, adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat
sesuai dengan ajaran Islam dengan kasih sayang sehingga dapat
menyentuh hati mereka.
3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan bertukar pikiran dan membantah
dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak memberikan rasa tekanan-
tekanan dan tidak menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.
Adapun beberapa metode dakwah yang harus dimiliki oleh seorang da’i adalah
sebagai berikut:
1. Metode ceramah (retorika dakwah)
Ceramah adalah suatu teknik dakwah yang dapat diwarnai oleh ciri
karakteristik bicara oleh seorang da’i pada suatu kegiatan dakwah.
31
Ibid, hlm 151.
23
Ceramah dapat bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khutbah
sambutan, mengajar, dan sebagainya.
2. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab ini dimaksudkan untuk menyatakan suatu masalah
yang dirasa belum dimengerti oleh masyarakat dan da’i hanya sebagai
penjawab sesuai dengan kapasitas ilmu yang dimilikinya. Sebab dengan
bertanya orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya. Oleh karena
itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan kejelasan dan pembahasan yang
sedalam-dalamnya, lagi pula jawaban harus sesuai dengan maksud
pertanyaan dari penanya.
3. Metode penawaran Islam kepada orang lain
Para da’i menawarkan Islam kepada umat manusia, dengan cara
menjanjikan berbagai kebahagiaan dunia supaya memeluk Islam. Tetapi
standar kebahagiaan tidak sama antara satu orang dengan yang lain.
Namun demikian kita selaku umat Islam tetap berdakwah menyampaikan
ajaran Islam dengan harapan mereka mendapatkan hidayah (petunjuk) dan
ridha dari Allah Swt.32
e. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada masyarakat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah
(media). Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam,
yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.33
1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana menggunakan suara
dan lidah untuk menyampaikan pesan dakwah. Dakwah dengan media
ini dapat berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, kuliah, penyuluhan,
dan sebagainya.
32
Pattaling, Op.cIt, hlm 152.
33
Munir, M. dan Wahyu, I. Op.cit, hlm 32.
24
2. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk, poster, dan
sebagainya.
3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televise, film
slide, internet, dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan
didengarkan oleh mad’u (penerima pesan).34
34
Wahyu, I. Op.cit, hlm20-21.
35
Asmaniar, Op.cit, hlm 26.
25
Mitra dakwah akan menyerap isi dakwah tersebut melalui proses
berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami, dan dimengerti oleh mitra dakwah tentang
isi pesan yang diterimanya.
2. Efek behavioral
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan
pola tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan pesan dakwah
yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul
setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dapat diambil pemahaman
bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu
mengerti dan memahami apa yang telah diketahuinya itu, kemudian
masuk ke dalam perasaannya, kemudian timbullah keinginan untuk
bertindak dan bertingkah laku.36
2.4 Akhlak
Pengertian akhlak secara etimologi (bahasa), adalah bentuk jamak dari
kata khuluk, yang berarti budi pekerti (muru’ah), perangai (sajiyyah), tingkah
laku, tabiat (thab’u), adab, atau sifat-sifat yang terdidik. Hal ini berarti bahwa,
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak
yang mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela. Baik dan buruknya
sifat manusia itu ditentukan oleh pembinaan dan pembiasaan yang dilakukan.
Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengemukakan, bahwa akhlak adalah
“kebiasaan, kehendak itu bila dibiasakan maka kebiasaannya itu disebut akhlak”.
Dalam hubungan ini Ibnu Miskawih, mengemukakan, bahwa akhlak
adalah suatu gejela kejiwaan yang sudah meresap dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan pertimbangan
terlebih dahulu, apabila yang timbul daripadanya muncul perbuatan-perbuatan
yang terpuji menurut akal dan syara’, maka disebut akhlak yang baik, sebaliknya
36
Muhlis, “Bentuk Dakwah di Facebook” dalam Jurnal Diskursus Islam, No. 1, Vol, 4, Tahun 2016,
hlm 10.
26
apabila yang timbul daripadanya adalah perbuatan yang jelek, maka dinamakan
akhlak yang buruk”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat ditegaskan bahwa ada lima ciri-
ciri akhlak, yaitu:
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
seseorang sehingga menjadi keperibadian.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-
mata mengharap ridho Allah Swt.
c. Perbuatan akhlak adalah dilakukan dengan sungguh-sungguh.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri seseorang tanpa
adanya tekanan dari luar.
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran.
37
Nashrudin. 2015, Akhlak: Ciri Manusia Paripurna, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hlm 104.
27
Pada sifatnya akhlak terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Akhlak yang baik (mahmudah) seperti sabar, adil, pemurah, dan
sebagainya.
b. Akhlak yang buruk (madzmumah) seperti dusta, bohong, menipu, dan
sebagainya.
Sedangkan akhlak menurut subyeknya terbagi empat, yaitu:
a. Akhlak kepada Allah seperti taubat, sabar, syukur.
b. Akhlak kepada rasul seperti mengikuti sunnah-sunnahnya.
c. Akhlak terhadap lingkungan tumbuhan dan hewan.
d. Akhlak terhadap sesame manusia.
28
aspeknya terhadap hak orang lain. Dengan demikian hal ini merupakan perintah
agama Islam yang harus dilaksanakan.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa yang dimaksud akhlak terhadap
sesame manusia adalah berbuat baik terhadap orang lain, tidak menyakiti perasaan
atau badannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat.
Nabi Muhammad Saw telah mencontohkan akhlak yang mulia terhadap
sesame manusia. Oleh karena itu, kepada Nabi Muhammad, Allah memberikan
Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai akhir
zaman untuk mencapai ketakwaan, maka sudah seharusnya akhlak Nabi
Muhammad Saw dipelajari untuk mendapat petunjuk dalam bertindak, berperilaku
dan berkata-kata.
Kesempurnaan akhlak Nabi Muhammad Saw ini ada dalam berbagai
bidang kehidupan, beliau adalah seseorang pemimpin bangsa dan juga pengusaha
yang berhasil memiliki usaha perdagangan lintas Negara-negara Arab. Beliau juga
seorang ayah, seorang suami, seorang imam bagi seluruh umat manusia.
Hal ini berarti da’i bias belajar dari keteladanan Nabi Muhammad Saw
dalam meneruskan tugas yang mulia dalam rangka membina umat sesuai dengan
ajaran Islam, sehingga manusia bias berakhlak terpuji dalam kehidupan di dunia
ini.38
38
Nasution, N., Metode Dakwah dalam Membentuk Akhlak Mahmudah Remaja, hlm 167-169,
dalam akhlak dan remaja.pdf, 2\5\21, pukul 14.00.
39
Mukarom, Z. 2020, Teori-Teori Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dan Komunikasi: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, hlm 19.
29
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris Communication menurut
asal katanya berasal dari bahasa latin Communicate, dalam perkataan ini
bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah
sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi
akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dikomunikasikan , yakni baik si peenrima maupun si pengirim sepaham dari suatu
pesan tertentu.
Berdasarkan dari definisi di atas, dapat dijabarkan bahwa komunikasi
adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang
(biasanya lambing bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar
memberi tahu tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut
untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).
Mengenai tujuan komunikasi menurut Cangara adalah, kita dapat
memahami diri kita, dunia kita dan aspek-aspek dan perilaku umat manusia, dapat
memberi pengetahuan teori, sehingga dalam praktik kota dapat menjadi pekerja
komunikasi yang baik, terampil dan professional dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diemban.
Jadi, pertama-tama yang harus diperhatikan bahwa komunikasi itu
memahami pesan-pesan komunikasi, apabila komunikan memahami, berarti ada
kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan, karena tidak mungkin
memahami sesuatu tanpa terlebih dahulu adanya kesamaan makna. Jika
komunikasi memahami dapat diartikan menerima, maka penerimanya itu perlu
dibina selanjutnya, komunikan di motivasi untuk melakukan suatu kegiatan.
Uraian tersebut jelas, hakikat komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat atau perilaku orang lain, baik secara lisan maupun melalui
perantara media komunikasi. Pada dasarnya dalam proses komunikasi, adalah
proses yang dilakukan oleh seorang komunikator kepada komunikan pesan, baik
itu berupa gagasan, informasi, opini, dan sebagainya.40
40
Mohammad Elfan Putra Pratama, “Pola Komunikasi Pemuda Hijrah Al-Furqon Melalui Konsep
Halaqoh (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pemuda Hijrah Al-Furqon di Gang Babakan Priangan
Bandung Melalui Konsep Halaqoh)”, diunduh dalam file:///C:/Users/GADABAGA/Downloads/hlm
30
2.5.1 Komunikasi Dakwah
Ahmad Mubarok dalam buku Psikologi Dakwah mengungkapkan bahwa
kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengomunikasikan
pesan dakwah kepada mad’u baik secara perseorangan maupun kelompok. Secara
teknis, dakwah adalah komunikasi da’i (komunikator) dan mad’u (komunikan).
Semua hokum berlaku dalam ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah,
hambatan komunikasi adalah hambatan dakwah, dan bagaimana mengungkapkan
apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa
yang harus dikerjakan pada manusia komunikan.
Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari
seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang
lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunakan
lambing-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran
Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media.
Secara umum, komunikasi dakwah adalah suatu penyampaian pesan
dakwah secara sengaja dilakukan oleh komunikator (da’i) kepada komunikan
(mad’u) dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu.41
Komunikasi dakwah juga perlu melihat sisi kuat retorika pribadinya untuk
mengirim pesan jenis mana dan media atau tatanan apa yang efektif untuk dirinya.
Apapun yang dilakukan oleh komunikatronya, dia perlu menghibur, meyakinkan,
menyenangkan komunikasinya karena bila itu terjadi, disitulah persuasivitasnya.
Dia perlu mencoba berkali-kali dan bereksperimen untuk ditarik kesimpulan yang
tepat sekitar kekuatan retorika dirinya. Komunikasi dakwah dibuat tidak
membebani komunikannya sehingga komunikatornya perlu bersifat benar, lembut,
dan santun.42
31
Komunikasi dakwah adalah pertemuan dua disiplin ilmu yaitu komunikasi
dan dakwah. Menurut Gordon I. Zimmerman, membagi dan merumuskan tujuan
komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, tujuan komunikasi adalah untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan manusia untuk memberi
dan pakaian pada diri sendiri, memuaskan kepenasaran pada diri manusia. Kedua,
tujuan komunikasi adalah menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang
lain. Dengan demikian, memiliki fungsi isi, yang melibatkan pertukaran hubungan
yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana kita dengan orang
lain.
Secara khusus, tujuan dakwah itu dapat dibedakan menjadi beberapa segi,
yaitu sebagai berikut.
1. Dari segi mitra dakwah
- Tujuan perseorangan, yaitu terbentuknya pribadi Muslim dengan iman
yang kuat, berperilaku sesuai dengan hokum-hukum Allah Swt dan
memiliki akhlak karimah.
- Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia, penuh
ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
- Tujuan umat di seluruh dunia, yaitu terbentuknya masyarakat dunia
yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya
keadilan, persamaan hak dan kewajiban tidak adanya diskriminasi dan
eksploitasi dan saling tolong menolong dan menghormati.
2. Dari segi pesan
- Tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap di setiap hati
manusia sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam tidak lagi
dicampuri dengan rasa keraguan.
- Tujuan hokum, yaitu terbentuknya pribadi Muslim yang luhur dengan
sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat tercela.
32
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan memasukan
nilai-nilai persuasive Islam, sikap mental Islam, dan bentuk perilaku Islam.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan pendidikan
Islam.
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
pengetahuan.
4. Komunikasi dapat meningkatkan apresiasi yang merupakan perangsang
untuk bertindak secara riil.
5. Komunikasi dapat menciptakan umat menjadi loyal terhadap Islam.
6. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program dan
strategi dakwah.
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi
dalam membuat keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8. Komunikasi dapat merubah struktur kekuasaan masyarakat terhadap
masyarakat yang awam kemasyarakatan yang memiliki pengetahuan dan
wawasan kepada massa.
9. Komunikasi dapat membuat dakwah menajdi proses yang berlangsung
secara mandiri.
43
Ibid, hlm 38-41.
33
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi adalah:
a. Pihak yang mengandalkan masa dengan menggunakan teknologi
komunikasi modern.
b. Pihak yang berusaha memberikan jasa melalui penyebaran informasi dan
sekaligus menajdi agen perubahan dalam pemahaman, wawasan dan
solusi-solusi jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui
dengan jelas keberadaan mereka.
c. Pihak yang menjadi sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili
institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran isu.
2. Media massa
Media massa adalah saluran atau alat komunikasi dan informasi
yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses
oleh masyarakat secara massal pula.
3. Informasi masa
Informasi massa adalah informasi yang ditentukan kepada masyarakat
secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara
pribadi. Dengan demikian informasi massa adalah milik publik, bukan
individu. Misalnya, berita, iklan, film, sinetron, infotainment, dan lain
sebagainya.
4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui
bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang organisasi media
massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan
disebarkan kepada masyarakat. Bahkan mereka memiliki kewenangan
untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan
tersebut. Mereka adalah wartawan, editor, sutradara, dan lain sebagainya.
5. Khalayak
Khalayak adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran
informasi dari media massa, mereka bersifat heterogen dan luas.
6. Umpan balik
34
Awalnya umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin
berkembangnya teknologi komunikasi, maka komunikasi interaktif dapat
dilakukan secara langsung melalui media massa.
44
Mulyana, A. 2007, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, hlm 7-8.
35
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
yang diikat oleh visi, teman, keturunan, dan lain-lain. Situs jejaring sosial
memberikan sebuah kemudahan bagi kita dalam hubungan dengan banyak orang
lewat dunia maya. Banyak jejaring sosial yang menyediakan beragam cara dalam
berinteraksi seperti chatting, messaging, email, upload foto dan video, diskusi
group, dan lain-lain.45
Dengan berkembangnya sosial media, yang sekarang ini mulai banyak
masyarakat menggunakan media sosial seperti instagram, facebook, whatsapp,
dan twitter. Saat ini instagram banyak diminati oleh masyarakat, dimana
instagram adalah sosial media berbasiskan sharing foto dan video. Sama seperti
media sosial lainnya yang bias share dan like. Postingan instagram dapat di share
ke media sosial lainnya seperti facebook dan twitter. Bisa juga menambahkan
pilihan lokasi sehingga pengguna lain bias tahu dimana lokasi tersebut.46
45
Sulisliyani, S. 2010, Marketing Gratis dengan Facebook, Yogyakarta: CV Andi, hlm 2.
46
Asmaniar. Op.cit, hlm 36 diunduh 11/4/2021 pukul 08.50.
47
Darsam, 2019. Skripsi: Penggunaan Instagram Sebagai Trend Media Dakwah (Strategi Dakwah
Akun @taubatters) dalam 208/bahan%20%skripsi/DARSAM_15%200104%200007_2019%20+.pdf
diunduh 11/2/21 pukul 09.15, hlm 31-32.
36
namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto dalam bentuk atau tempat
untuk berbagi informasi terhadap penggunanya.48
Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya dan dapat
meningkatkan kreativitas, karena aplikasi instagram mempunyai fitur yang dapat
membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus.
48
Dwi Atmoko, B. 2012, Instagram Handbook, Jakarta: Media Kita, hlm 10.
37
batasan usia 11-14 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda sekunder
mulai Nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik
menurut adat dan agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka seperti anak-anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan
jiwa seperti tercapainya identitas ego, tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual, dan tercapainya kognitif maupun moral.
4. Batas usia tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
menggantungkan diri pada orang tua dan belum mempunyai hak-hak
penuh sebagai orang tua.
5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan apakah
individu masih digolongkan sebagai remaja atau tidak.49
49
Khamim Zarkasih, P., Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja, dalam Jurnal
Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol 17, No. 1, Tahun 2017, hlm 1-2.
38
perkembangan fisiknya dan psikisnya ia bukan lagi seorang anak atau
kanak-kanak tetapi bukan pula manusia dewasa yang sudah matang”.
2. Masa Remaja Akhir
Masa remaja akhir sering juga dikatakan masa adolensensia,
artinya masa muda. Menurut istilah adulecentia, adalah masa sesudah
pubertas, yakni antara 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi proses
pematangan fungsi psikis yang berlangsung secara berangsur-angsur dan
teratur. Masa ini merupakan kunci penutup dari perkembangan anak. Pada
periode ini remaja banyak melakukan introspeksi dan merenung. Dalam
pengertian mereka mampu menemukan keseimbangan dan keselarasan
baru sikap di dalam dan luar diri. Mereka cenderung dapat menerima
realita baik yang berkenaan dengan pribadinya maupun orang lain.
Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa masa remaja
akhir merupakan suatu masa dimana mereka mulai mengenal diri,
memahami jati dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, lebih
dapat menerima realitas atau kenyataan hidup yang mereka alami. Oleh
karena itu, mereka cenderung lebih stabil, tenang (ketenangan emosional
bertambah) dan bertanggung jawab dan juga lebih matang menghadapi
persoalan.50
50
Nasution N., Op.cit, hlm 165-166.
39
BAB 3
PEMBAHASAN
40
tuntunan terhadap para pengguna instagram. Beliau pun menukil dari salah satu
hadits yang berbunyi, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mnegerjakannya”. (HR.
Muslim no. 1893).
52
Ibid.
41
3.3 Pesan Dakwah
Pesan dakwah dalam bentuk konten video kreatif dalam postingan akun
instagram milik Bagus Suhartawan, lebih banyak membahas akhlak atau kisaran
hal-hal yang biasanya menjadi permasalahan kalangan remaja seperti pacaran,
menjaga interaksi pada lawan jenis, menahan emosi, ghibah, menutup aurat, dan
menjalani keseharian sebagai remaja tidak lepas dari aturan Allah Subhanahu wa
ta’ala.
42
dan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya apa yang
telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Dalam meneliti ada yang namanya pengukuran, maka harus ada alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrument penelitian.
Adapun instrument sendiri adalah alat untuk mengukur informasi atau melakukan
pengukuran. Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah untuk diolah.54
43
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 Sangat Setuju (SS)
Adapun bentuk instrumennya adalah tersaji dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2
Alternatif Jawaban
Grafik……
Deskripsikan….
44
No. Pernyataan Variabel (Y) Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
45
pribadi yang lebih baik.
Grafik…..
Deskripsikan…..
a. Jenis Kelamin:
b. Usia Responden:
Grafik……
Deskripsikan…..
DAFTAR PUSTAKA
46
Iskandar, A.B., 2015. Materi Dasar Islam: Islam Mulai Akar Hingga Daunnya.
Bogor: Al-Azhar-Press.
Anggara, S., 2015. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Pustaka Setia.
Rumini, S., & Sudari, S. 2004, Perkembangan Anak & Remaja, Jakarta: Rineka
Cipta.
Husaini, U. 2010, Manajemen Teori, Taktik, dan Risen Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
47
48