Di Susun Oleh:
Muhammad Reivan Oktama (0802518200)
Niva Fatimah Zahra (0802518218)
Tengku Salwa Nabila (0802518285)
Kemunculan media sebagai suatu teknologi internet secara otomatis turut pula
mempengaruhi perkembangan media sosial di masyarakat. Media Sosial sendiri
bermula pada era 70-an, tepatnya tahun 1978, saat sistem papan buletin atau
bulletin board system (BBS) ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess
yang merupakan pecinta dunia komputer. Media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial. Melalui media sosial setiap orang bisa membuat,
menyunting sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel,
foto dan video.2
Media sosial saat ini memang sedang sangat diminati oleh kalangan remaja
salah satunya adalah Instagram. Alasan mengapa Instagram bisa menjadi populer
karena kebiasaan masyarakat terutama remaja yang sekarang cenderung ‘narsis’.
Penggunanya tertarik untuk mengambil foto yang banyak dan sebagus mungkin
lalu disebarkan agar semua orang itu tahu dan mengenal dirinya di dunia maya,
juga mungkin untuk membentuk pola pikir orang-orang yang mengikuti media
sosialnya tersebut, dan bahkan ada yang menirunya. CupoNation belum lama ini
1
Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).
2
Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Yogyakarta : Buku
Litera, 2012).
melakukan studi mengenai pengguna media sosial serta aplikasi populer yang
dipakai orang Indonesia.
Gambar 1.1
Gaya hidup juga mempengaruhi ideologi dan perilaku yang dapat peneliti lihat
dalam gaya hidup hedonisme. Mengenai gambaran gaya hidup hedonisme,
Susianto menyebutkan pola hidup hedonisme antara lain lebih banyak bermain,
senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disukai serta
selalu ingin menjadi pusat perhatian. Gaya hidup hedonis masyarakat Indonesia
tergolong berlebihan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
Keadaan ini dilihat dari rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia
dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina dan Singapura. Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan uang
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting dengan bergaya hidup hedonis
atau hidup dalam dunia konsumerisme yang menjadi syarat mutlak untuk
kelangsungan status dan gaya hidup.3
Maka dari itu kami berkesimpulan bahwa gaya hidup hedonis bukan lagi
untuk memenuhi kebutuhan semata tapi untuk memenuhi keinginan yang sifatnya
untuk menaikkan prestise, menjaga gengsi, mengikuti mode dan berbagai alasan
yang kurang penting. Gaya hidup hedonis adalah syarat dari kelangsungan hidup
dan status bagi masyarakat Indonesia, dalam hal ini dimana untuk memperlihatkan
gaya hedonisme tidak hanya di pakai sehari – hari tetapi bisa saja mengupload ke
media sosial seperti Instagram.
3
Supranto, J, Nandan Limakrisna, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk
Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007.
Instagram juga menghadirkan istilah selebgram, yaitu role model atau public
figure yang namanya dikenal masyarakat luas karena jumlah pengikutnya di
media sosial Instagram. Salah satu selebgram yang membuat peneliti tertarik
untuk meneliti pengaruhnya gaya hidup hedonis terhadap siswi SMA Islam Al
Azhar 1 Jakarta adalah seorang perempuan bernama Karin Novilda atau Awkarin.
Awkarin adalah seorang selebgram yang sempat menjadi viral dan terkenal
dikalangan remaja, dengan jumlah pengikutnya yang mencapai hampir 5 juta
orang, membuatnya menjadi acuan penelitian kami terhadap gaya hidup hedonis
siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta.
Media sosial @awkarin sendiri berisi kumpulan gaya hidup berupa foto-foto
bahkan video yang menampilkan bagaimana fashion style dan kehidupan sehari-
hari Awkarin. Dimana hampir dalam semua foto, Karin sering tampil dengan
mengenakan pakaian yang terbuka, yang banyak memperlihatkan bentuk
tubuhnya, ditambah lagi Karin juga berpose dengan gaya “hot” yang hampir
mendekati vulgar dan juga gaya hidup Karin Novilda yang terkesan menyimpang.
Namun dimata pengikutnya foto-foto yang Karin posting selalu terlihat keren,
terbukti dari banyaknya likes di setiap foto di media sosial tersebut.
Gambar 1.2
Gaya pakaian Awkarin yang terkesan nakal, tetapi terlihat asik, santai, keren,
dan trendy menjadikannya seorang gadis dengan selera fashion tinggi, hal ini yang
didambakan pada setiap remaja yang sedang beranjak dewasa pada masa
sekarang. Disisi lain cukup banyak juga pihak yang beranggapan bahwa gaya
hidup, fashion style, gaya berfoto, dan kehidupan sehari-hari Awkarin ini
melanggar norma-norma kesopanan. Dan tak jarang, Awkarin juga mengunggah
foto minuman keras. Selain gaya pakaiannya, Awkarin juga suka mengunggah
aktivitasnya yang suka travelling dan berbisnis. Walaupun belakangan ini
memang Awkarin terkadang suka menjadi sukarelawan membantu orang-orang
yang membutuhkan. Tapi disisi lain pengaruh gaya hidup Awkarin itu sangat
berkembang dengan pesat khusunya pada remaja masa kini. Media sosial
Instagram @awkarin dengan jumlah pengikut hampir dari 5 juta jelas-jelas juga
mendatangkan rejeki untuk diri Awkarin pribadi.
Gaya fashion keren yang selalu berhasil menjaring puluhan ribu likes tersebut
membuat Awkarin kebanjiran endorse dan periklanan dari kaos, celana, jaket dan
berbagai produk yang memanfaatkan remaja sebagai pasarnya. Dari endorse saja
diakui Awkarin mendapat penghasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan
wanita seusianya. Dengan semua hal tersebut yang menjadi alasan kami memilih
penelitian ini karena kami melihat permasalahan yang ada didalamnya dan
penting untuk di teliti diantaranya adalah mengenai adanya kemungkinan
perubahan gaya hidup hedonis dari Instagram @awkarin yang bisa dibilang
menyimpang bagi remaja siswiSMA Islam Al Azhar 1 Jakarta yang menjadi
acuan kami untuk melakukan penelitian. Adanya juga ketertarikan kami pada
penelitian ini karena Awkarin adalah salah satu yang bisa dibilang role model bagi
pengikutnya yang sangat banyak jadi itu juga yang menjadi alasan kami.
Penelitian Tendahulu
1. Jurnal 1
Persamaan : Persamaan penelitian ini adalah pada teori dan jenis metode
penelitian yang digunakan yaitu teori S-O-R dan metode penelitian kuantitatif
eksploratif.
2. Skripsi 2
1.2 Permasalahan
Penelitian ini hanya berfokus pada penggunaan media Instagram dan gaya
hidup hedonis di kalangan Siswi Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Berdasarkan pada
fokus tersebut, maka perumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut:
-Bagaimana pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup hedonis (studi
terhadap akun instagram @awkarin di kalangan siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)?
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini, kami akan membahas tentang objek yang diteliti,
yaitu akun Instagram @awkarin yang berisikan bagaimana akun tersebut
dapat mempengaruhi gaya hidup siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta
menjadi kehidupan hedonis.
BAB VI : Penutup
KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penelitian ini model yang peneliti gunakan adalah model S-O-R
(Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR singkatan dari Stimulus-Organism-
Response. Objek materialnya siswi SMA yang jiwanya meliputi komponen-
komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dari teori
ini yaitu, media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung
terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau SR theory.
Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni
bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap
komunikan.4
Pesan (Stimulus,S)
Komunikan (Organism,O)
Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya
jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Respon atau perubahan sikap
bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang
disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak, komunikasi yang
terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus
4
Onong Uchana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005).
yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut
memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin
sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif atau
behavioral.
Teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus
(rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus
yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus
dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan
penting. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini
mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.
Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan
perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.
2.2 Media
Media merupakan perantara/ penghubung yang terletak antara dua pihak, atau
sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
5
Aeme Burton, Media dan Budaya Populer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012)
spanduk. 6 Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide,
gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju.7
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
untuk menyampaikan informasi kepada penerima dan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian agar terjadi komunikasi yang efektif dan
efisien.
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media
sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Melalui media sosial setiap orang bisa membuat, menyunting
sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel, foto dan
video. 8 Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial.
Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk
social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis,
podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan
Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia),
blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas konten (misalnya, youtube),
situs jaringan sosial (misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya world
of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan
6
Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Budaya, 2006).
7
Arsyad, A, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).
8
Nurudin, Media Sosial Baru, (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2012).
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.9 Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses instagram misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile
phone.
2.4 Instagram
Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang
dulu lebih dikenal dengan “foto instan” Instagram juga dapat menampilkan foto-
foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari
kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi
kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat
mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram
berasal dari kata “instan-telegram”.10
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan mengambil gambar atau
foto yang menerapkan filter digital untuk mengubah tampilan efek foto, dan
membagikannya ke berbagai layanan media sosial, termasuk milik Instagram
sendiri. Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian
bawah.11 Menu itu di antara lain adalah:
a. Home Page
9
Gusti Ngurah Aditya Lesmana, Tesis: Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap
Pembentukan Brand Attachment (Studi: PT. XL AXIATA), ( Program Magister Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia). hal, 10-11
10
Putri EA. 2013. Aplikasi Instagram sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online
Shop[skripsi]. [internet].[diunduh tanggal 20 Januari 2016]. Dapat diunduh di :
http://eprints.upnjatim.ac.id/5020/1/file1.pdf
11
Bambang Dwi Atmoko, Instagram Handbook, (Jakarta: Media Kita, 2012).
b. Comments
c. Explore
Merupakan tampilan daro foto-foto popular yang paling banyak disukai para
pengguna Instagram. Instagram menggunakan algoritma rahasia untuk
menentukan foto mana yang dimasukan ke dalam explore effect atau umpan
explore.
d. Profil
e. News Feed
f. InstaStory
Merupakan jendela yang menampilkan foto-foto dan video seperti fitur home,
namun dalam jendela stories atau cerita foto dan video tersebut memiliki batas
waktu untuk ditampilkan, berbeda dengan foto dan video yang diposting di
halaman home. Setiap stories yang dibuat oleh pengguna akan terlihat dalam
kurun waktu lima belas detik akan bergati ke stories selanjutnya jika waktu
tersebut telah habis dan dalam kurun waktu 24 jam maka stories akan terhapus
dengan sendirinya. Fitur stories lebih terlihat seperti kilas-kilas singkat untuk
membagikan momen secara singkat dan mudah.
Sebagai media sosial, banyak interaksi yang terjadi dalam instagram sehingga
instagram menyediakan beberapa aktivitas yang dapat pengguna lakuka di
instagram, yaitu sebagai berikut:12
a. Follow
b. Like
Like adalah suatu ikon dimana pengguna dapat menyukai gambar ataupun foto
pada instagram, simbol suka pada instagram adalah simbol hati. Menyukai atau
like konten dilakukan dengan cara menekan tombol like dengan bawah caption
yang bersebelahan dengan komentar atau dengan double tap (megetuk dua kali)
pada foto yang disukai.
c. Mentions
Fitur ini adalah untuk menambah atau memanggil pengguna lain, caranya
dengan menambah tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari
pengguna tersebut.
12
Nur Rohmah, Dakwah Melalui Instagram (Studi Kasus Materi Dakwah Dalam Instagram Yusuf
Mansyur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin Ilham), (Skirpsi Program Sarjana Uin Walisongo,
Semarang, 2016)
2.4.1 Intensitas Mengakses Instagram
13
https://kbbi.web.id/intensitas , diakses tanggal 30 November 2019
14
Umi Hidayatun, Pengaruh Intensita Penggunaan Media Sosial Dan Dukungan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta tahun
2014/2016, skripsi (yogyakarta: universitas negeri yogyakarta, 2015)
15
Budi Setiawan, Hubugan Intensitas Menonton Tayangan Misteri dengan Tingkat Kecemasan
Pada Remaja di SMP , skripsi (Yogyakarta:Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan, 2005)
2.5 Gaya Hidup
Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini. Gaya hidup
seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin
dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan
dengan perubahan hidupnya. 17 Menurut Adler gaya hidup ditentukan oleh
inferioritas yang khusus, gaya hidup merupakan kompensasi dari kekurang
sempurnaan tertentu dan didasari pada kekuatan seseorang untuk menaggulangi
inferioritas dan meraih superioritas. Kotler berpendapat bahwa gaya hidup adalah
pola interaksi hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan
pendapat seseorang.18
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih
menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana dia hidup, menggunakan
uangnya dan manfaatkan waktu yang dimilikinya namun bukan atas dasar
kebutuhan tetapi atas dasar keinginan untuk bermewah mewahan atau berlebih
lebihan. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian lebih
mengambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia.
2.6 Hedonis
16
Paul B. Horton, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1984)
17
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2004).
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)
Menurut para ahli psikologi, hedonisme tidak dapat disangkal, karena manusia
selalu terkait perasaan nikmat, sekaligus secara otomatis condong menghindari
perasaan tidak enak. Manusia berusaha untuk mencapai tujuannya yang kemudian
membuatnya nikmat atau puas (Sunatra: 2016, 130).
Menurut Ahmadi dalam skripsi Agisni (2013: 27) dilihat dari strukturnya,
sperilaku atau sikap memiliki tiga komponen yakni komponen kognitif yaitu
19
Karlina Supelli, Instanisasi dan Hedonisme, (Pesona, Edisi November 2003).
20
Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali, 1997).
keyakinan seseorang, komponen afektif yaitu yang berhubungan dengan
emosional, dan komponen konatif merupakan yang berhubungan dengan tindakan
yang sesuai dengan sikapnya. Berikut merupakan penjelasannya:
Menurut Mar’at (2000: 21) sikap adalah tingkatan afeksi (perasaan), baik yang
bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek psikologi.
Kemudian Thurstone dalam bimo walgito (2003:109) “sikap adalah suatu
tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubunganya
dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif ialah afeksi senang.
Sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. ” Sikap
merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun
negatif.
Afeksi biasanya lebih melibatkan perasaan, misalnya : emosi,
perasaan tertentu, suasana hati, dan evaluasi. Mungkin bahasa yang lebih mudah
untuk dipahami untuk afeksi adalah afeksi lebih tergantung dari suasana hati
seseorang.21
Komponen afeksi yang menyangkut emosional banyak ditentukan oleh
kepercayaan. Bila seseorang telah memandang negatif terhadap oranng lain, maka
akan merasa malas dan hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian perasaan dalam merespon suatu objek dapat positif yaitu
21
Peter J. Paul dan Olson Jerry C, Consumer Behavior and Marketing Strategy, (New York: Mc
Graw Hill, 2010).
perasaan senang, menerima, terbuka dan lain-lain dan dapat negatif yaitu perasaan
tidak senang, tidak menerima, tidak terbuka dan lain-lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
22
Nur indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. metode penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta, BPFE.
23
Ibid. hal 12
Penelitian ini menggunakan kerangka deduktif, dimulai dari pembentukan
kerangka teori lalu membuat hipotetis sebagai jawaban tantarif bagi masalah
penelitian yang akan diuji lebih lanjut melalui perangkat metodologi tertentu.
Melalui penelitian empiris, hipotetis-hipotetis itu diuji kebenarannya. Bila teruji
kebenarannya, maka hipotetis tersebut diakui sebagai fakta. Dengan adanya fakta-
fakta baru, teroi yang dipakai dalam penelitian dapat disempurnakan24
24
Dr. Ulber Silalahi, MA., Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).
25
Jane Stokes. 2003. Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya.
Terj. Santi Indra Astuti. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
26
Saifudin Azwar, 2011, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Maka dalam penelitian hanya akan menguji hubungan variabel bebas dan variabel
terikat, melalui metodologi pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode
olah data angka statistik, peneliti ingin mengkaji fenomena yang terdapat pada
Media Sosial Instagram apakah berpengaruh terhadap Gaya Hidup Hedonis siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.
Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Dengan menguasai
metode penelitian, bukan hanya dapat memecahkan berbagai masalah penelitian,
namun juga dapat mengembangkan bidang keilmuan yang digeluti. Selain itu,
memperbanyak penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas
27
dan dunia pendidikan. Survei yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk
mengetahui pengaruh media sosial instagram terhadap gaya hidup hedonis siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014)
28
Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
29
Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametris . Bandung: Alfabeta.
30
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009).
3.4 Jenis Penelitian
Populasi adalah kelompok yang menjadi target atau sasaran studi. Populasi
adalah keseluruhan subjek di dalam penelitian. Populasi juga dapat diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh kami untuk di pelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya. 33 Populasi bisa berbentuk lembaga, individu
kelompok, atau konsep. Sehingga objek-objek ini bisa menjadi sumber penelitian.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014).
32
Burhan Bungin. 2010. Metodologi Penelitian Kua ntitatif. Jakarta: Kencan.
33
Alfianika Ninit. 2018. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Cetakan
ke1. Yogyakarta: Deepublish.
Berdasarkan website http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ mengatakan
bahwa siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta yang kurang lebih berjumlah 240
orang. Penelitian dilakukan kepada siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta sebagai
subjek penelitian. Alasan peneliti ingin menargetkan populasi disini karena lokasi
sangat strategis dan dekat dengan wilayah kampus dari kelompok penelitian ini.
Berdasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:
3.5.2 Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang tidak memberi peluang
yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel, karena sampel
sudah ditentukan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Accidental Sampling. Menurut Sugiyono, Accidental Sampling merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, akan tetapi orang tersebut kebetulan
sesuai dengan kriteria dan cocok sebagai sumber data.(Sugiyono 2012)
34
Asep Saepul Hamdi dan E. Bahruddin. 2014. Op Cit.
Alasan peneliti menggunakan metode ini karena, peneliti ingin secara
langsung mengambil sumber data yang sesuai dengan kriteria dan cocok. Selain
itu juga, metode ini dapat mempermudah peneliti. Yaitu siswi yang secara
kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dan apabila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dapat digunakan sebagai
sampel.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh kami pada penelitian ini
melalui survey dengan menggunakan kuesioner (angket). Menurut (Chadwick
1991) tujuan utama penggunaan metode survey adalah untuk mengumpulkan data
atau informasi dari sampel atau populasi yang spesifik, biasanya menggunakan
kuisioner, wawancara, atau survey telepon, data ini akan digunakan untuk
berbagai tujuan, salah satunya adalah menguji hipotesis. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner (angket) dalam penelitian ini berupa pertanyaan tertutup. Kuesioner
dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.35
1. Data Primer
35
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.
Didalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu, variable X (Media Sosial)
dan variable Y (Gaya Hidup Hedonis).
Tabel 3.1
Pengaruh Media Sosial Terhadap Gaya Hidup Hedonis
Ahmadi (2013)
Atmoko (2012)
36
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006.
37
Syukra Alhamda. 2018. Buku Ajar Metlit dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish.
3.9 Hepotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini menyatakan tentang hubungan atau pengaruh apa yang
kami cari dari rumusan permasalahannya. Hipotesis penelitian ini merupakan
jawaban atau dugaan sementara yang belum diketahui kebenarannya dengan
menggunakan uji statistika. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh media
sosial terhadap gaya hidup hedonis (studi pada akun Instagram @awkarin di
kalangan siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta).
Dalam penelitian ini, kami mengajukan hipotesis penelitian antara lain sebagai
berikut :
Ha : Ada pengaruh media sosial Instagram Awkarin pada siswi SMA Islam Al
Azhar 1 Jakarta terhadap gaya hidup hedonis.
Ho : Tidak ada pengaruh media sosial Instagram Awkarin pada siswi SMA Islam
Al Azhar 1 Jakarta terhadap gaya hidup hedonis.
Tabel 3.2
Operasional Konsep
Analisis data penelitian adalah pola analisis apa yang digunakan oleh peneliti.
Apakah statistik atau nonstatistik. Statistik disini yaitu sesuai dengan karakteristik
data yang bersifat kuantitatif yang berbentuk angka- angka bilangan, sedangkan
untuk data kualitatif menggunakan analisis non statistik.41 Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode analisis statistik karena pendekatan penlitian ini
menggunakan pendekatan kuantitaif dan hasil datanya berbentuk angka-angka
yang telah diolah menggunakan SPSS.
39
Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto. 2006. LISREL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
40
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
41
Endang Widi Winarni. 2018. Teori dan Praktik: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
42
Pradana Mahir, Reventiary Avian. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Merek Customade (Studi di Merek Dagang Customade Indonesia). Jurnal Manajemen
variabel bebas tunggal. Sedangkan persamaan regresi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel media social
instagram (X) terhadap variabel gaya hidup hedonis (Y).
Instagram dibuat oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram memulai
pengembangan di San Fransisco dan luncurkan pada Oktober 2010 dan hanya bisa
digunakan oleh platform IOS dan pada bulan April 2012, kemudian pada
November 2012 dapat di akses melalui situs web, pada tanggal 9 April 2012
Instagram diakuisisi oleh perusahaan besar sosial media Facebook. Inc, Facebook
mengakuisisi Instagram sebesar $1 Milliar karena Instagram adalah aplikasi
fotografi sosial yang paling cepat pertumbuhannya. Selain Instagram mempunyai
foto dan video yang bisa dimasukan kedalam feeds, fitur lainnya yang paling
terkenal yaitu InstaStories.
43
Ghazali, Miliza. Buat Duit dengan Facebook dan Instagram : Panduan Menjana Pendapatan
dengan Facebook dan Instagram. 2016. Malaysia. Publishing House. Hal 8
memiliki ciri menarik yakni ada batas foto ke bentuk persegi, mirip dengan
gambar Kodak Instamatic dan Polaroid, yang sangat berbeda dengan rasio aspel
16:9 sekarang yang biasanya digunakan oleh kamera ponsel44.
Foto atau video dapat dibagikan secara public atau dibagikan kepada orang
yang sudah menjadi followers (pengikut). Orang – orang yang mempunyai
followers atau pengikut yang berjumlah ribuan hingga jutaan bisa dibilang sebagai
Selebgram. Selebgram yaitu selebritis dan Instagram adalah orang – orang yang
terkenal di sosial media Instagram, salah satu selebgram yang terkenal adalah
Awkarin.
Karin Novilda atau yang biasa di kenal bernama Awkarin adalah selebgram
asal Indonesia. Awkarin lahir di Tanjungpinang, Riau pada tahun 1997, ia terkenal
akan feeds nya yang rapih dan editannya yang menggunakan effect yang menarik
pada setiap unggahannya. Awkarin atau Karin Novilda menjadi selebgram karena
feeds dan kontennya menarik, akan hal itu ia kebanjiran endorse oleh para online
shop untuk mempromosikan produknya, agar produknya tersebut dikenal oleh
orang – orang yang mengikuti Awkarin.
Selain menjadi pembisnis dan youtuber ia juga pendiri dari team management
nya yaitu A-Team, management nya yang bernama A-Team adalah 22 orang yang
memiliki talent untuk endorsement atau yang lain nya. Pada tahun 2018 Awkarin
pernah membuat kehebohan karena di sosial media twitter nya ia pernah
membagikan uang untuk orang – orang yang tidak bisa membiayai sekolah nya.
Disamping itu juga Awkarin juga terkenal dengan fashion stylenya yang vulgar,
memakai tato dan life style nya yang cukup terbilang kelas atas.
SMA Islam Alazhar 1 Jakarta adalah sekolah menengah atas swasta islam
yang terdapat di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jl. Sisingamangaraja,
Selong, Kec. Kebayoran Baru. Sekolah ini dinaungi oleh YPI (Yayasan Pesantren
Islam) dan didirikan pada tanggal 30 Januari 1973 yang berlokasi pada Jalan
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru. Sma Islam Alazhar 1 diresmikan oleh
Mendikbud Prof. Fuad Hasan dan Menteri Agama Munawir Sjadzali,MA pada
tanggal 17 Oktober 1986 dan memulai tahun pelajaran 2001/2002, gedung Sma
Alazhar ini bertepatan dengan Masjid Agung Alazhar. Sma Islam Alazhar
mendapatkan beberapa predikat dari Depdiknas yaitu salah satunya menjadi
sekolah berstandar internasional atau disebut RSBI.
Jumlah murid yang sudah terdaftar di SMA Islam Al-Azhar Jakarta pada tahun
terakhir ini berjumlah kurang lebih 460 orang dengan siswa 217 orang sedangkan
siswi 243 orang dan jumlah guru yang mengajar sekitar 32 orang. Fasilitas yang
terdapat pada Sma Islam Alazhar 1 juga diperbarui dan disempurnakan agar
menunjang dalam segala kegiatan yang ada, fasilitas itu meliputi ; Laboratorion
biologi, laboratorium kimia, laboratorium fisika, perpustakaan, sarana olahraga,
studio band, ruang pelatihan computer dan mushola.
BAB V
5.1.1 Validitas
NO VARIABLE PEARSON
SIG KETERANGAN
X CORRELATION
5.1.2 Reliabilitas
CRONBACH’S
VARIABEL KETERANGAN
ALPHA
X 0.737 RELIABLE
Y 0.787 RELIABLE
Hasil uji reliabilitas variable Y (Gaya Hidup Hedonis) dijelaskan bahwa
reliability statistics Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0.787 yang artinya ternyata
lebih besar dari 0.70. dapat disimpulkan penelitian pengaruh media sosial
instagram terhadap gaya hidup hedonis studi pada akun @awkarin dengan siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dalam semua pernyataan-pernyataan kuesioner
bersifat reliable. Nilai ini menunjukan bahwa indikator-indikator yang digunakan
dalam kuesioner stabil.
Saat ini media sudah berkembang pesat dan kemajuan tersebut tidak bisa
kita hindari, perkembangan yang terjadi akan terus berkembang dalam segala
aspek kehidupan seperti halnya kemajuan dalam media sosial yakni instagram
yang bisa diakses melalui koneksi internet. Instagram merupakan salah satu hasil
dari kemajuan media sosial yang mampu mempengaruhi masyarakat yang
mengaksesnya, namun seiring berjalannya waktu instagram ini justru banyak pro
dan kontra terhadap dampak yang diberikan. Banyak pendapat yang menyatakan
bahwa instagram berdampak positif dan tidak sedikit pula yang beranggapan
negatif.
Dimensi kedua dari variabel Y adalah afektif. Dimensi ini memiliki nilai
tertinggi pada pernyataan Saya percaya bahwa akun Instagram @awkarin dapat
mempengaruhi gaya hidup saya dan Saya merasakan efek emosional akibat
timbulnya rasa ketertarikan gaya hidup seperti Awkarin dalam akun Instagram
@awkarin sedangkan nilai terendah tidak ada. Dimensi ketiga dari variable Y
adalah konatif. Dimensi ini memiliki nilai tertinggi pada pernyataan Saya akan
berperilaku sesuai dengan perlakuan Awkarin di Instagram dan Saya akan
cenderung berperilaku seperti Awkarin setelah mengikuti akun Instagram
@awkarin sedangkan nilai terendahnya tidak ada.
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan rumusan masalah penelitian
yaitu terdapat atau tidaknya pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya
Hidup Hedonis terhadap Studi Akun Instagram @awkarin dengan Siswi SMA
Islam Al-Azhar 1 Jakarta, yang pada akhirnya dapat di simpulkan sebagai
berikut:
Terdapat tidak adanya pengaruh Media Sosial Instagram @awkarin
terhadap Gaya Hidup Hedonis pada Siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Hal ini
di tunjukan dengan data regresi sederhana linier yaitu menunjukan angka 0.879
yang berarti tidak ada pengaruh yang di karenakan angka tersebut melebihi batas
0.05 dan R Square dengan angka 0.001.
Sedangkan data pada korelasi atau hubungan yang menunjukan angka
yaitu 0.029 yang berarti lemah di karenakan kurang dari batas 0.05. Jadi, tidak
ada pengaruh dari hasil pengujiannya dan juga tidak memiliki hubungan antara
Media Sosial Instagram @awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis dengan Siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.
6.2 Saran
Berdasarkan data penelitian, diskusi dan kesimpulan, ada beberapa
saran yang dapat di pertimbangkan menyangkut penelitian ini, antara lain:
Buku
Alhamda, Syukra. 2006. Buku Ajar Metlit Dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish.
Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Endang, Widi Winarni. 2018. Teori Dan Praktik: Penelitian Kuantitatif Dan
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jane, Stokes. 2003. Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Kajian
Media Dan Budaya. Terj. Santi Indra Astuti. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Peter, Paul & Jerry C. Olson. 2010. Consumer Behavior & Marketing Strategy.
Ninth Edit. New York: McGraw Hill.
Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
———. 2012. Ilmu, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&d. Bandung:
Alfabeta.
Iis Eka Wulandari, 2017. Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Anandhi Antv
Terhadap Pemahaman Gender Kalangan Ibu-Ibu Dusun Sukorejo, Ngawi,
Jawa Timur. Skripsi. Yogyakarta: Program Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.
Lesmana, I Gusti Ngurah Aditya, 2012. Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter
Terhadap Pembentukan Brand Attachment ( Studi: PT . XL AXIATA ). Tesis.
Jakarta: Program Magister Manajemen, Universitas Indonesia.
Nur Rohmah, 2016. Dakwah Melalui Instagram (Studi Kasus Materi Dakwah
Dalam Instagram Yusuf Mansyur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin Ilham).
Skirpsi. Semarang: Program Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Walisongo.
Jurnal
Jurnal Komunikator, 2013. Media Sosial Baru Dan Munculnya Revolusi Proses
Komunikasi. Vol. 5 No. 02.
Web/Internet
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
(Studi pada Akun Instagram @awkarin di Kalangan Siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)
Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan
kuesioner yang kami susun dalam rangka untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Hedonis
(Studi pada Akun Instagram @awkarin di Kalangan Siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)”. Informasi yang Saudara berikan sangat berguna untuk hasil penelitian
kami dan dijamin kerahasiaannya. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan
terimakasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :……………
Kelas :……………
C. KONTEN INSTAGRAM
Berdasarkan atas pernyataan Saudara, berilah tanda centang () pada jawaban
yang paling tepat dengan persepsi Saudara disetiap pernyataan dibawah ini
terhadap konten Instagram.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral
Skor
No. STS TS N S SS
Pernyataan
Fitur Instagram
EFFECT/FILTER
1 Saya menggunakan effect/filter yang sama
digunakan @awkarin dalam setiap unggahannya di
Instagram
2 Saya merekomendasikan kepada teman-teman saya
untuk menggunakan effect/filter yang sama seperti
@awkarin di Instagram
FOLLOW
3 Saya mengikuti akun Instagram @awkarin
4 Saya salah satupengikut setia akun Instagram
@awkarin
INSTASTORIES
5 Saya melihat InstaStories pada akun Instagram
@awkarin
6 Saya tertarik dengan unggahan InstaStories
@awkarin di Instagram
Intensitas Mengakses Instagram
PERHATIAN
7 Saya merasa tertarik menggunakan Instagram
8 Saya menggunakan Instagram karena memiliki fitur
lebih banyak dibanding jejaring sosial lainnya
9 Saya menggunakan Instagram karena teman-teman
saya menggunakan
PENGHAYATAN
10 Saya mendapat manfaat dari mengaksesInstagram
11 Saya memahami informasi yang berasal dari
Instagram
12 Saya mengikuti perkembangan informasi secara up
to date di Instagram
13 Saya mudah terpengaruh dengan informasi yang
saya temui di Instagram
DURASI
14 Saya tidak membatasi waktu ketika mengakses
Instagram sehingga bisa 30 menit dalam sehari
15 Ketika mengakses Instagram saya menghabiskan
waktu 1-3 jam dalam sehari
16 Dalam sehari saya menghabiskan waktu lebih dari 3
jam ketika mengakses Instagram
FREKUENSI
17 Saya mengakses Instagram setiap hari
18 Saya membuka Instagram lebih dari 3 kali dalam
sehari
19 Saya mengakses Instagram biasanya 3 kali dalam
seminggu
Berdasarkan atas pernyataan Saudara, berilah tanda centang () pada jawaban
yang paling tepat dengan persepsi Saudara disetiap pernyataan dibawah ini
terhadap konten Instagram.
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral
Skor
No. Pernyataan STS TS N S SS
Kognitif
20 Konten yang dibuat @awkarin di Instagram memberi
pengetahuan baru tentang fashion style
21 Konten yang dibuat @awkarin di Instagram memberi
pengetahuan baru tentang life style
Afektif
22 Saya percaya bahwa akun Instagram @awkarin
dapat mempengaruhi gaya hidup saya
23 Saya merasakan efek emosional akibat timbulnya
rasa ketertarikan gaya hidup seperti Awkarin dalam
akun Instagram @awkarin
Konatif
24 Saya akan berperilaku sesuai dengan perlakuan
Awkarin di Instagram
25 Saya akan cenderung berperilaku seperti Awkarin
setelah mengikuti akun Instagram @awkarin
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.737 .889 20
Correlations
X1 Pearson 1 .320 .668 .283 .349 .277 .163 .210 .039 .402 .434 .392 .201 .216 .300
** * * *
Correlation
Sig. (2- .084 .000 .130 .058 .139 .391 .266 .838 .027 .017 .032 .286 .251 .107
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson .320 1 .428 .681 .337 .338 .111 .278 .119 .100 .239 .293 .061 - .247
* **
Correlation .071
Sig. (2- .084 .018 .000 .069 .068 .559 .137 .532 .599 .203 .116 .748 .709 .188
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson .668 .428 1 .518 .332 .395 .347 .299 .249 .430 .464 .503 .269 .093 .385
** * ** * * ** ** *
Correlation
Sig. (2- .000 .018 .003 .073 .031 .060 .109 .184 .018 .010 .005 .151 .627 .036
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson .283 .681 .518 1 .256 .182 - - .279 .166 .185 .177 .192 - .198
** **
Correlation .063 .126 .109
Sig. (2- .130 .000 .003 .172 .336 .741 .505 .136 .381 .327 .348 .310 .566 .295
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson .349 .337 .332 .256 1 .690 .094 .252 .356 .575 .442 .276 .019 - -
** ** *
Correlation .106 .109
Sig. (2- .058 .069 .073 .172 .000 .620 .180 .054 .001 .014 .140 .922 .578 .565
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson .277 .338 .395 .182 .690 1 .376 .536 .259 .694 .455 .473 - .108 .061
* ** * ** ** * **
Correlation .026
Sig. (2- .139 .068 .031 .336 .000 .041 .002 .167 .000 .012 .008 .892 .572 .751
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson .163 .111 .347 - .094 .376 1 .654 .199 .301 .654 .578 - .521 .411
* ** ** ** ** *
Correlation .063 .039
Sig. (2- .391 .559 .060 .741 .620 .041 .000 .292 .106 .000 .001 .837 .003 .024
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson .210 .278 .299 - .252 .536 .654 1 .061 .304 .407 .701 .090 .165 .295
** ** * **
Correlation .126
Sig. (2- .266 .137 .109 .505 .180 .002 .000 .749 .103 .025 .000 .636 .385 .113
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson .039 .119 .249 .279 .356 .259 .199 .061 1 .272 .113 - .447 .189 .337
*
Correlation .008
Sig. (2- .838 .532 .184 .136 .054 .167 .292 .749 .146 .551 .966 .013 .316 .069
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X10 Pearson .402 .100 .430 .166 .575 .694 .301 .304 .272 1 .426 .473 .012 - .082
* * ** ** * **
Correlation .045
Sig. (2- .027 .599 .018 .381 .001 .000 .106 .103 .146 .019 .008 .949 .812 .666
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearson .434 .239 .464 .185 .442 .455 .654 .407 .113 .426 1 .599 - .306 .175
* ** * * ** * * **
Correlation .007
Sig. (2- .017 .203 .010 .327 .014 .012 .000 .025 .551 .019 .000 .971 .100 .355
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X12 Pearson .392 .293 .503 .177 .276 .473 .578 .701 - .473 .599 1 .032 .118 .314
* ** ** ** ** ** **
Correlation .008
Sig. (2- .032 .116 .005 .348 .140 .008 .001 .000 .966 .008 .000 .869 .536 .092
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X13 Pearson .201 .061 .269 .192 .019 - - .090 .447 .012 - .032 1 .254 .256
*
Correlation .026 .039 .007
Sig. (2- .286 .748 .151 .310 .922 .892 .837 .636 .013 .949 .971 .869 .175 .172
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X14 Pearson .216 - .093 - - .108 .521 .165 .189 - .306 .118 .254 1 .514
** **
Correlation .071 .109 .106 .045
Sig. (2- .251 .709 .627 .566 .578 .572 .003 .385 .316 .812 .100 .536 .175 .004
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X15 Pearson .300 .247 .385 .198 - .061 .411 .295 .337 .082 .175 .314 .256 .514 1
* * **
Correlation .109
Sig. (2- .107 .188 .036 .295 .565 .751 .024 .113 .069 .666 .355 .092 .172 .004
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X16 Pearson .182 .106 .388 .303 .179 .312 .082 .146 .293 .301 - .175 .371 .142 .545
* * **
Correlation .106
Sig. (2- .337 .576 .034 .104 .344 .093 .667 .441 .116 .106 .578 .356 .043 .455 .002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X17 Pearson .115 .118 .308 .082 - .145 .465 .180 .516 .065 .256 .145 .353 .535 .686
** ** ** **
Correlation .115
Sig. (2- .544 .534 .098 .667 .546 .446 .010 .340 .003 .733 .172 .446 .056 .002 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X18 Pearson .117 .069 .314 .057 - .094 .508 .197 .468 .071 .285 .159 .260 .494 .685
** ** ** **
Correlation .158
Sig. (2- .537 .717 .092 .765 .405 .622 .004 .297 .009 .710 .127 .400 .166 .006 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X19 Pearson .197 .037 .141 - .005 .036 .302 .243 .146 - .110 - .614 .443 .204
** *
Correlation .076 .032 .014
Sig. (2- .296 .848 .459 .688 .977 .852 .105 .197 .442 .868 .565 .943 .000 .014 .280
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearson .545 .486 .706 .450 .483 .618 .568 .509 .565 .528 .549 .536 .479 .448 .621
** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** ** * **
AL_ Correlation
X
Sig. (2- .002 .006 .000 .013 .007 .000 .001 .004 .001 .003 .002 .002 .007 .013 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
X6 Pearson Correlation .312 .145 .094 .036 .618**
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
X14 Pearson Correlation .142 .535** .494** .443* .448*
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30
VARIABEL Y GAYA HIDUP HEDONIS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.787 .893 7
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
Correlations
TOTAL_Y
N 30
N 30
N 30
N 30
N 30
Sig. (2-tailed)
N 30
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .029a .001 -.035 5.164
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .630 1 .630 .024 .879b
Residual 746.736 28 26.669
Total 747.367 29
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
b. Predictors: (Constant), TOTAL_X
Correlations
TOTAL_X TOTAL_Y
TOTAL_X Pearson Correlation 1 .029
Sig. (2-tailed) .879
N 30 30
TOTAL_Y Pearson Correlation .029 1
Sig. (2-tailed) .879
N 30 30