Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP


GAYA HIDUP HEDONIS
(Studi pada Akun Instagram @awkarin di Kalangan Siswi SMA Islam
Al-Azhar 1 Jakarta)

Di Susun Oleh:
Muhammad Reivan Oktama (0802518200)
Niva Fatimah Zahra (0802518218)
Tengku Salwa Nabila (0802518285)

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Media


(Kuantitatif)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi di era sekarang ini sangat pesat, ditambah dengan


hadirnya internet yang dianggap sebagai awal dari revolusi industri di bidang
sosial media. Bila di era lama, seseorang menggunakan satu benda untuk satu
fungsi, misal koran untuk dibaca, televisi untuk dilihat, radio untuk didengar,
maka di era sekarang ini dalam satu tempat peneliti dapat melakukan banyak hal
sekaligus. Kata media berasal dari bahasa latin yang memiliki arti sebagai
perantara sebuah informasi dengan penerima informasi. Media adalah semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.1

Kemunculan media sebagai suatu teknologi internet secara otomatis turut pula
mempengaruhi perkembangan media sosial di masyarakat. Media Sosial sendiri
bermula pada era 70-an, tepatnya tahun 1978, saat sistem papan buletin atau
bulletin board system (BBS) ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess
yang merupakan pecinta dunia komputer. Media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial. Melalui media sosial setiap orang bisa membuat,
menyunting sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel,
foto dan video.2

Media sosial saat ini memang sedang sangat diminati oleh kalangan remaja
salah satunya adalah Instagram. Alasan mengapa Instagram bisa menjadi populer
karena kebiasaan masyarakat terutama remaja yang sekarang cenderung ‘narsis’.
Penggunanya tertarik untuk mengambil foto yang banyak dan sebagus mungkin
lalu disebarkan agar semua orang itu tahu dan mengenal dirinya di dunia maya,
juga mungkin untuk membentuk pola pikir orang-orang yang mengikuti media
sosialnya tersebut, dan bahkan ada yang menirunya. CupoNation belum lama ini

1
Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).
2
Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Yogyakarta : Buku
Litera, 2012).
melakukan studi mengenai pengguna media sosial serta aplikasi populer yang
dipakai orang Indonesia.

Berdasarkan studi tersebut, Indonesia menjadi negara ke-4 dengan


pengguna Instagram terbesar di dunia. Dalam keterangan resmi CupoNation,
sejauh ini, Amerika menjadi negara dengan pengguna Instagram paling banyak.
Total ada 110 juta pengguna Instagram di Amerika. Sementara Brasil menduduki
posisi kedua pengguna Instagram terbanyak dengan jumlah user 66 juta. Negara
ketiga yang memiliki pengguna Instagram paling banyak adalah India dengan
jumlah 64 juta user.

Gambar 1.1

Data alasan pengguna instagram di Indonesia 2019

Sementara Indonesia yang ada di posisi ke-4 memiliki jumlah pengguna


Instagram 56 juta. Di Indonesia, pengguna Instagram terbanyak berusia 18-24
tahun. Studi juga mengungkap bahwa awal 2019, jumlah rata-rata pengguna
Instagram laki-laki 1,9 persen lebih banyak ketimbang pengguna perempuan.
Selain fenomena pengguna Instagram di Indonesia, pengguna dalam
menggunakan Instagram juga menimbulkan fenomena tersendiri dikalangan
penggunanya, para penggunanya menentukan sendiri siapa yang menjadi role
model mereka berdasarkan dari apa yang baik dan menyenangkan dimata mereka.
Fenomena ini juga membentuk persepsi dari berbagai kalangan dalam menilai
bagaimana gaya hidup masyarakat pada masa sekarang. Oleh karena itu Instagram
sangat berpengaruh terhadap gaya hidup. Gaya hidup menunjukkan bagaimana
orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka (berapa persen untuk bekerja, berapa persen untuk
bermain, ataupun berapa persen untuk bersantai dengan keluarga). Gaya hidup
seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bias menentukan banyak
keputusan konsumsi perorangan, sehingga gaya hidup bias berubah karena
pengaruh lingkungan.

Gaya hidup juga mempengaruhi ideologi dan perilaku yang dapat peneliti lihat
dalam gaya hidup hedonisme. Mengenai gambaran gaya hidup hedonisme,
Susianto menyebutkan pola hidup hedonisme antara lain lebih banyak bermain,
senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disukai serta
selalu ingin menjadi pusat perhatian. Gaya hidup hedonis masyarakat Indonesia
tergolong berlebihan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
Keadaan ini dilihat dari rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia
dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina dan Singapura. Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan uang
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting dengan bergaya hidup hedonis
atau hidup dalam dunia konsumerisme yang menjadi syarat mutlak untuk
kelangsungan status dan gaya hidup.3

Maka dari itu kami berkesimpulan bahwa gaya hidup hedonis bukan lagi
untuk memenuhi kebutuhan semata tapi untuk memenuhi keinginan yang sifatnya
untuk menaikkan prestise, menjaga gengsi, mengikuti mode dan berbagai alasan
yang kurang penting. Gaya hidup hedonis adalah syarat dari kelangsungan hidup
dan status bagi masyarakat Indonesia, dalam hal ini dimana untuk memperlihatkan
gaya hedonisme tidak hanya di pakai sehari – hari tetapi bisa saja mengupload ke
media sosial seperti Instagram.

3
Supranto, J, Nandan Limakrisna, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk
Memenangkan Persaingan Bisnis, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007.
Instagram juga menghadirkan istilah selebgram, yaitu role model atau public
figure yang namanya dikenal masyarakat luas karena jumlah pengikutnya di
media sosial Instagram. Salah satu selebgram yang membuat peneliti tertarik
untuk meneliti pengaruhnya gaya hidup hedonis terhadap siswi SMA Islam Al
Azhar 1 Jakarta adalah seorang perempuan bernama Karin Novilda atau Awkarin.
Awkarin adalah seorang selebgram yang sempat menjadi viral dan terkenal
dikalangan remaja, dengan jumlah pengikutnya yang mencapai hampir 5 juta
orang, membuatnya menjadi acuan penelitian kami terhadap gaya hidup hedonis
siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta.

Media sosial @awkarin sendiri berisi kumpulan gaya hidup berupa foto-foto
bahkan video yang menampilkan bagaimana fashion style dan kehidupan sehari-
hari Awkarin. Dimana hampir dalam semua foto, Karin sering tampil dengan
mengenakan pakaian yang terbuka, yang banyak memperlihatkan bentuk
tubuhnya, ditambah lagi Karin juga berpose dengan gaya “hot” yang hampir
mendekati vulgar dan juga gaya hidup Karin Novilda yang terkesan menyimpang.
Namun dimata pengikutnya foto-foto yang Karin posting selalu terlihat keren,
terbukti dari banyaknya likes di setiap foto di media sosial tersebut.

Gambar 1.2
Gaya pakaian Awkarin yang terkesan nakal, tetapi terlihat asik, santai, keren,
dan trendy menjadikannya seorang gadis dengan selera fashion tinggi, hal ini yang
didambakan pada setiap remaja yang sedang beranjak dewasa pada masa
sekarang. Disisi lain cukup banyak juga pihak yang beranggapan bahwa gaya
hidup, fashion style, gaya berfoto, dan kehidupan sehari-hari Awkarin ini
melanggar norma-norma kesopanan. Dan tak jarang, Awkarin juga mengunggah
foto minuman keras. Selain gaya pakaiannya, Awkarin juga suka mengunggah
aktivitasnya yang suka travelling dan berbisnis. Walaupun belakangan ini
memang Awkarin terkadang suka menjadi sukarelawan membantu orang-orang
yang membutuhkan. Tapi disisi lain pengaruh gaya hidup Awkarin itu sangat
berkembang dengan pesat khusunya pada remaja masa kini. Media sosial
Instagram @awkarin dengan jumlah pengikut hampir dari 5 juta jelas-jelas juga
mendatangkan rejeki untuk diri Awkarin pribadi.

Gaya fashion keren yang selalu berhasil menjaring puluhan ribu likes tersebut
membuat Awkarin kebanjiran endorse dan periklanan dari kaos, celana, jaket dan
berbagai produk yang memanfaatkan remaja sebagai pasarnya. Dari endorse saja
diakui Awkarin mendapat penghasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan
wanita seusianya. Dengan semua hal tersebut yang menjadi alasan kami memilih
penelitian ini karena kami melihat permasalahan yang ada didalamnya dan
penting untuk di teliti diantaranya adalah mengenai adanya kemungkinan
perubahan gaya hidup hedonis dari Instagram @awkarin yang bisa dibilang
menyimpang bagi remaja siswiSMA Islam Al Azhar 1 Jakarta yang menjadi
acuan kami untuk melakukan penelitian. Adanya juga ketertarikan kami pada
penelitian ini karena Awkarin adalah salah satu yang bisa dibilang role model bagi
pengikutnya yang sangat banyak jadi itu juga yang menjadi alasan kami.

Penelitian mengenai media sosial instagram terdapat khalayak juga sudah


pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Dibawah ini beberapa
penelitian mengenai analisis isi pesan terhadap suatu tayangan. Penelitian
sebelumnya tentang pengaruh media sosial instagram terhadap gaya hidup
hedonisme.
Table 1.1

Penelitian Tendahulu

Nama Peneliti Judul Hasil


Rizka Monanda, Pengaruh Media Sosial Terdapat pengaruh pada
Universitas Riau, 2017. Instagram @awkarin Media Sosial Instagram
Terhadap Gaya Hidup @awkarin terhadap gaya
Hedonis ( Studi pada hidup hedonis di
Followers Kalangan kalangan followers
Remaja) remaja. Berpengaruh
secara signifikan
terhadap Gaya hidup
hedonis di kalangan
followers remaja,
meskipun demikian
pengaruh tersebut
termasuk kategori
“rendah”.
Slamet Renaldi, Pengaruh Media Sosial (1) tingkat penggunaan
Universitas Pendidikan Instagram Terhadap media sosial instagram
Indonedia, 2018 Gaya Hidup Hedonis Di tergolong pada kategori
Kalangan Pelajar (Studi sedang artinya tingkat
Deskriptif terhadap ketergantungan siswa
Peserta didik di SMA N 1 pada media sosial
Lembang) instagram tergolong
masih normal hanya
untuk mengisi waktu
luang atau hiburan
(2) tingkat gaya hidup
hedonis pelajar berada
dalam kategori sedang,
artinya pelajar yang
tergolong pada kategori
sedang ini, tingkat gaya
hidup hedonis yang yang
mereka lakukan masih
tergolong pada batas
normal mungkin sesekali
mereka berprilaku
hedonis ketika mereka
dalam keadaan mampu
memenuhi gaya hidup
nya. Atau mereka masih
sedikit bijaksana dalam
membelanjakan uang
yang mereka punya.
(3) pengaruh penggunaan
media sosial Instagram
terhadap gaya hidup
hedonis pelajar berada
dalam kategori rendah,
karena banyak faktor
yang mempengaruhi gaya
hidup seperti sikap,
persepsi, konsep diri,
keluarga, lingkungan
pertemanan, kelas sosial,
dan kebudayaan yang
tidak termasuk dalam
penelitian.
Perbedaan dan Persamaan

1. Jurnal 1

Perbedaan : Perbedaan penelitian Rizka Montana dengan penelitian ini adalah


pada teknik pengambilan sample, Rizka menggunakan teknik Random
Sampling.

Persamaan : Persamaan penelitian ini adalah pada teori dan jenis metode
penelitian yang digunakan yaitu teori S-O-R dan metode penelitian kuantitatif
eksploratif.

2. Skripsi 2

Perbedaan : Perbedaan penelitian Slamet Renaldi adalah penelitian ini


menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.

Persamaan : Persamaan penelitian ini adalah pada Desain Penelitian yaitu


menggunakan penelitian survei.

1.2 Permasalahan

Penelitian ini hanya berfokus pada penggunaan media Instagram dan gaya
hidup hedonis di kalangan Siswi Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Berdasarkan pada
fokus tersebut, maka perumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut:

-Bagaimana pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup hedonis (studi
terhadap akun instagram @awkarin di kalangan siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

-Mengetahui adanya pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup


hedonis (studi terhadap akun instagram @awkarin di kalangan siswi SMA Islam
Al-Azhar 1 Jakarta).
1.4 Signifikansi Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara akademis, praktis maupun sosial.
1.4.1 Signifikansi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
masukan dalam kajian komunikasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai pengaruh media sosial khususnya akun
Instagram @awkarin dari konten-konten yang diperlihatkan terhadap siswi
SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta.
1.4.2 Signifikansi Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai


nahan referensi sebagai bahan penelitian selanjutnya atau bagi pihak-pihak
yang akan melakukan penelitian tentang media sosial yaitu, Instagram

1.4.3 Signifikansi Sosial

Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi


masyarakat sebagai sarana informasi tentang adanya pengaruh yang
ditimbulkan media sosial Instagram terhadap gaya hidup hedonis
masyarakat Indonesia pada kehidupannya setelah menggunakan media
sosial Instagram.

1.5 Sistematika Penelitian

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, penelitian


terdahulu, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II : Kerangka Pemikiran

Bab ini berisikan tentang penjelasan kerangka pemikiran dalam


pembahasan penelitian yang terdiri dari penjelasan mengenai pengaruh
akun Instagram @awkarin dan kehidupan hedonis.
BAB III : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini, kami menjelaskan metode penelitian yang


digunakan yang terdiri dari paradigma penelitian, pendekatan penelitian,
desain/metode penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, metode analisis / hubungan antar variabel penelitian,
hipotesis penelitian, operasional konsep penelitian, uji reliabilitas dan
validitas, kelemahan dan keterbatasan penelitian.

BAB IV : Deskripsi Objek Penelitian

Dalam bab ini, kami akan membahas tentang objek yang diteliti,
yaitu akun Instagram @awkarin yang berisikan bagaimana akun tersebut
dapat mempengaruhi gaya hidup siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta
menjadi kehidupan hedonis.

BAB V : Hasil Penelitian

Dalam bab ini, kami akan memberikan deskripsi responden,


validitas dan reliabilitas penelitian, serta analisis data dari hasil temuan
yang telah dilakukan oleh kami dan diolah melalui software Statistik SPSS
yang kemudian diinterpretasikan oleh kami.

BAB VI : Penutup

Dalam bab ini, kami akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari


penelitian ini dan memberikan saran-saran bagi pembaca baik dari saran
akademis, saran sosial serta saran praktis.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Teori S-O-R

Dalam penelitian ini model yang peneliti gunakan adalah model S-O-R
(Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR singkatan dari Stimulus-Organism-
Response. Objek materialnya siswi SMA yang jiwanya meliputi komponen-
komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dari teori
ini yaitu, media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung
terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau SR theory.

Menurut teori ini, komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model


ini berasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu
akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R
ini dapat berlangsung secara positif atau negatif, misal jika orang tersenyum akan
dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas
dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.

Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni
bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap
komunikan.4

Jadi unsur model ini adalah :

 Pesan (Stimulus,S)
 Komunikan (Organism,O)
 Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya
jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Respon atau perubahan sikap
bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang
disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak, komunikasi yang
terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus
4
Onong Uchana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005).
yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut
memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin
sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif atau
behavioral.

Teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus
(rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus
yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus
dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan
penting. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini
mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.
Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,
kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan
perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

2.2 Media

Secara umum dipahami bahwa istilah media mencakup sarana komunikasi


seperti pers, media penyiaran (broadcasting) dan sinema. Media merujuk pada
berbagai institusi atau bisnis yang berkomunikasi dengan para audiens, terutama
dalam menyediakan pengisi waktu luang atau hiburan.5 Kata media berasal dari
bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata
media, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara etimologi
berarti perantara atau pengantar.

Media merupakan perantara/ penghubung yang terletak antara dua pihak, atau
sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan

5
Aeme Burton, Media dan Budaya Populer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012)
spanduk. 6 Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia
untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide,
gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang
dituju.7

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
untuk menyampaikan informasi kepada penerima dan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian agar terjadi komunikasi yang efektif dan
efisien.

2.3 Media Sosial

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media
sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Melalui media sosial setiap orang bisa membuat, menyunting
sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita, promosi, artikel, foto dan
video. 8 Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media
sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial.

Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk
social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis,
podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan
Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia),
blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas konten (misalnya, youtube),
situs jaringan sosial (misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya world
of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan
6
Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Budaya, 2006).
7
Arsyad, A, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).
8
Nurudin, Media Sosial Baru, (Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2012).
bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia.9 Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses instagram misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile
phone.

2.4 Instagram

Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang
dulu lebih dikenal dengan “foto instan” Instagram juga dapat menampilkan foto-
foto secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari
kata “telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi
kepada orang lain dengan cepat. Begitu pula dengan Instagram yang dapat
mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram
berasal dari kata “instan-telegram”.10

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan mengambil gambar atau
foto yang menerapkan filter digital untuk mengubah tampilan efek foto, dan
membagikannya ke berbagai layanan media sosial, termasuk milik Instagram
sendiri. Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian
bawah.11 Menu itu di antara lain adalah:

a. Home Page

Home Page adalah halaman utama yang menampilkan (timeline) foto-foto


terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti. Cara melihat foto yaitu hanya
dengan menggeser layar dari bawah ke atas seperti saat scroll mouse di
computer.

9
Gusti Ngurah Aditya Lesmana, Tesis: Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap
Pembentukan Brand Attachment (Studi: PT. XL AXIATA), ( Program Magister Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia). hal, 10-11
10
Putri EA. 2013. Aplikasi Instagram sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online
Shop[skripsi]. [internet].[diunduh tanggal 20 Januari 2016]. Dapat diunduh di :
http://eprints.upnjatim.ac.id/5020/1/file1.pdf
11
Bambang Dwi Atmoko, Instagram Handbook, (Jakarta: Media Kita, 2012).
b. Comments

Sebagai layanan jejaring sosial Instagram menyediakan itur komentar, foto-


foto yang ada di instagram dapat dikomentar di kolom komentar. Caranya
tekan ikon bertanda balon komentar di bawah foto, kemudian ditulis kesan-
kesan mengenai foto pada kontak yang disediakan setelah itu tekan tombol
send atau kirim.

c. Explore

Merupakan tampilan daro foto-foto popular yang paling banyak disukai para
pengguna Instagram. Instagram menggunakan algoritma rahasia untuk
menentukan foto mana yang dimasukan ke dalam explore effect atau umpan
explore.

d. Profil

Profil pengguna dapat mengetahui secara detail mengenai informasi pengguna,


baik itu dari profil milik akun pribadi maupun sesama pengguna yang lainnya.
Halaman profil bisa diakses melalui ikon kartu nama di menu utama bagian
paling kanan. Fitur ini menampilkan jumlah foto dan video yang telah
diupload, jumlah follower dan jumlah following.

e. News Feed

Merupakan fitur yang menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang


dilakukan oleh pengguna Instagram. News feed memiliki dua jenis tab yaitu
“Following” dan “News". Tab “Following” menampilkan aktivitas terbaru pada
user yang telah pengguna follow, maka tab “News" menampilkan notifikasi
terbaru terhadap aktivitas para pengguna Instagram terhadap foto pengguna,
memberikan komentar atau follow maka pemberitahuan tersebut akan muncul
pada di tab ini.

f. InstaStory

Merupakan jendela yang menampilkan foto-foto dan video seperti fitur home,
namun dalam jendela stories atau cerita foto dan video tersebut memiliki batas
waktu untuk ditampilkan, berbeda dengan foto dan video yang diposting di
halaman home. Setiap stories yang dibuat oleh pengguna akan terlihat dalam
kurun waktu lima belas detik akan bergati ke stories selanjutnya jika waktu
tersebut telah habis dan dalam kurun waktu 24 jam maka stories akan terhapus
dengan sendirinya. Fitur stories lebih terlihat seperti kilas-kilas singkat untuk
membagikan momen secara singkat dan mudah.

Sebagai media sosial, banyak interaksi yang terjadi dalam instagram sehingga
instagram menyediakan beberapa aktivitas yang dapat pengguna lakuka di
instagram, yaitu sebagai berikut:12

a. Follow

Follow berarti ikut, followers adalah pengikut, dari pengguna instagram


pengguna satu agar mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang
menggunakan instagram. Jumlah pengitu dan pengguna yang diikuti akan
terlihat di profil pengguna.

b. Like

Like adalah suatu ikon dimana pengguna dapat menyukai gambar ataupun foto
pada instagram, simbol suka pada instagram adalah simbol hati. Menyukai atau
like konten dilakukan dengan cara menekan tombol like dengan bawah caption
yang bersebelahan dengan komentar atau dengan double tap (megetuk dua kali)
pada foto yang disukai.

c. Mentions

Fitur ini adalah untuk menambah atau memanggil pengguna lain, caranya
dengan menambah tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari
pengguna tersebut.

12
Nur Rohmah, Dakwah Melalui Instagram (Studi Kasus Materi Dakwah Dalam Instagram Yusuf
Mansyur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin Ilham), (Skirpsi Program Sarjana Uin Walisongo,
Semarang, 2016)
2.4.1 Intensitas Mengakses Instagram

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian intensitas merupakan


keadaan tingkatan atau ukuran intensitasnya. 13 Kemudian menurut Santrock,
intensitas merupakan kekuatan atau kedalaman sikap terhadap sesuatu.14 Intensitas
menggunakan media sosial berdasarkan kualitas merupakan bentuk perhatian dan
ketertarikan yang digunakan seseorang dalam menggunakan media sosial serta
perasaan emosional dimana didalamnya terlibat minat dan penghayatan yang
timbul ketika mengakses media sosial sedangkan berdasarkan kuantitas durasi dan
banyaknya kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dari frekuensinya.

Menurut Ajzen intensitas dibagi menjadi empat yaitu:15

a. Perhatian merupakan ketertarikan terhadap objek tertentu yang menjadi


target perilaku. Hal ini diilustrasikan bahwa khalayak bersifat aktif
menggunakan media sesuai kebutuhannya. Dengan adanya pemenuhan
kebutuhan maka khalayak akan memusatkan perhatiannya dalam
mengakses media.
b. Penghayatan merupakan pemahaman dan penyerapan akan suatu informasi
dan kemudian informasi tersebut dipahami, dinikmati dan disimpan
sebagai pengetahuan baru bagi individu yang bersangkutan.
c. Durasi merupakan lamanya selang waktu yang dibutuhkan individu untuk
melakukan perilaku atau kegiatan yang menjadi target. Menghitung berapa
lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa menit dalam sehari,
atau berapa jam khalayak mengakses media).
d. Frekuensi merupakan banyaknya pengulangan pengguna media. Masing-
masing individu memiliki frekuensi yang berbeda-beda dalam
menginginkan informasi, tergantung tingkat ketertarikan dan kebutuhan.

13
https://kbbi.web.id/intensitas , diakses tanggal 30 November 2019
14
Umi Hidayatun, Pengaruh Intensita Penggunaan Media Sosial Dan Dukungan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Konsumtif pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta tahun
2014/2016, skripsi (yogyakarta: universitas negeri yogyakarta, 2015)
15
Budi Setiawan, Hubugan Intensitas Menonton Tayangan Misteri dengan Tingkat Kecemasan
Pada Remaja di SMP , skripsi (Yogyakarta:Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan, 2005)
2.5 Gaya Hidup

Gaya hidup dapat diberi pengertian bagaimana seseorang menghabiskan uang


dan waktunya untuk mengaktualisasikan dirinya. Bentuk budaya modern juga
menghadirkan gaya hidup modern, yang menjadi acuan dalam bersikap maupun
bertindak. Gaya lahir dari keinginan seseorang untuk menghias dirinya agar dapat
memiliki daya tarik yang lebih memikat. Mode hanyalah penting di dalam
masyarakat yang bersistem kelas sosial. Orang-orang kelas sosial yang aktif
adalah orang-orang yang memperhatikan mode.16

Gaya hidup sering digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini. Gaya hidup
seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin
dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan
dengan perubahan hidupnya. 17 Menurut Adler gaya hidup ditentukan oleh
inferioritas yang khusus, gaya hidup merupakan kompensasi dari kekurang
sempurnaan tertentu dan didasari pada kekuatan seseorang untuk menaggulangi
inferioritas dan meraih superioritas. Kotler berpendapat bahwa gaya hidup adalah
pola interaksi hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan
pendapat seseorang.18

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih
menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana dia hidup, menggunakan
uangnya dan manfaatkan waktu yang dimilikinya namun bukan atas dasar
kebutuhan tetapi atas dasar keinginan untuk bermewah mewahan atau berlebih
lebihan. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian lebih
mengambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia.

2.6 Hedonis

Hedonisme berkembang dikalangan remaja dipengaruhi faktor lingkungan,


mereka meniru gaya hidup orang terkenal, bahkan ingin terkenal. Berbagai reality
show menawarkan program untuk mencapai popularitas dengan cara instant.

16
Paul B. Horton, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1984)
17
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2004).
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)
Menurut para ahli psikologi, hedonisme tidak dapat disangkal, karena manusia
selalu terkait perasaan nikmat, sekaligus secara otomatis condong menghindari
perasaan tidak enak. Manusia berusaha untuk mencapai tujuannya yang kemudian
membuatnya nikmat atau puas (Sunatra: 2016, 130).

Menurut Burhanuddin (1997:81), hedonisme adalah sesuatu itu dianggap baik,


sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini jelas bahwa sesuatu yang
hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak menyenangkan, dengan
sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang mengatakan ini, dengan
sendirinya, menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya.

Orang yang memilik gaya hidup hedonis cenderung menjalani kehidupan


dengan mengutamakan kesenangan, pesta pora, pelesiran dan berbagai hal lainnya
yang sarat akan kemewahan. Orang yang mengikuti pemahaman dan gaya hedonis
menjalani hidup dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi berbagai
keinginannya.19 Hedonis berasal dari kata hedonisme yang berarti gaya hidup atau
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi
adalah tujuan utama hidup.20 Semua hal ini akan terlihat dalam sebuah tingkah
laku yang ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai-
nilai telah berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk diperkirakan.

2.8 Perubahan Perilaku

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi


manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap
dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).
Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

Menurut Ahmadi dalam skripsi Agisni (2013: 27) dilihat dari strukturnya,
sperilaku atau sikap memiliki tiga komponen yakni komponen kognitif yaitu

19
Karlina Supelli, Instanisasi dan Hedonisme, (Pesona, Edisi November 2003).
20
Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali, 1997).
keyakinan seseorang, komponen afektif yaitu yang berhubungan dengan
emosional, dan komponen konatif merupakan yang berhubungan dengan tindakan
yang sesuai dengan sikapnya. Berikut merupakan penjelasannya:

1. Komponen cognitive : berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang


didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek.

2. Komponen affective : menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu


emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek di sini dirasakan sebagai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.

3. Komponen behavior atau conative : yang melibatkan salah satu predis


posisi untuk bertindak terhadap obyek.

2.9 Perilaku Afeksi

Menurut Mar’at (2000: 21) sikap adalah tingkatan afeksi (perasaan), baik yang
bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek psikologi.
Kemudian Thurstone dalam bimo walgito (2003:109) “sikap adalah suatu
tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubunganya
dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif ialah afeksi senang.
Sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan. ” Sikap
merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun
negatif.
Afeksi biasanya lebih melibatkan perasaan, misalnya : emosi,
perasaan tertentu, suasana hati, dan evaluasi. Mungkin bahasa yang lebih mudah
untuk dipahami untuk afeksi adalah afeksi lebih tergantung dari suasana hati
seseorang.21
Komponen afeksi yang menyangkut emosional banyak ditentukan oleh
kepercayaan. Bila seseorang telah memandang negatif terhadap oranng lain, maka
akan merasa malas dan hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian perasaan dalam merespon suatu objek dapat positif yaitu

21
Peter J. Paul dan Olson Jerry C, Consumer Behavior and Marketing Strategy, (New York: Mc
Graw Hill, 2010).
perasaan senang, menerima, terbuka dan lain-lain dan dapat negatif yaitu perasaan
tidak senang, tidak menerima, tidak terbuka dan lain-lain.

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia


nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Menurut Guba dan Lincoln, Paradigma peneltian merupakan kerangka berpikir
yang menjelaskan bagaimana cara pandang kami terhadap fakta kehidupan
sosial.22 Paradigma ini juga mejelaskan bagaimana kami harus memahami suatu
masalah. Dengan adaya paradigma ini, peneliti bisa melihat suatu masalah dengan
sudut pandang yang berbeda.

Penggunaan paradigma dalam penelitian yaitu agar penelitian ini sesuai


dengan tujuan penelitian. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan paradigma positivis. Paradigma positivis ini bisa menyatakan
kebenaran pada kenyataan. Sebuah paradigma digolongkan berdasarkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurutnya pendekatan kuantitatif biasanya
menggunakan tiga paradigma tradisional, yaitu positivis, ekesperimental, dan
empiris. Sedangkan pendeketan kualitatif lebih cenderung menggunakan
paradigma konstruktivis, interpretative, dan perspektif postmodern.23

Paradigma positivis merupakan pandangan yang di dalamnya terdapat realitas


objektif sebagai realitas eksternal di luar peneliti dimana peneliti harus menjaga
jarak dengan objek penelitian, termasuk dalam hal nilai, etika dan pilihan moral.
Penilaian subjektif dan bias pribadi harus bisa dipisahkan dari temuan penelitian.

22
Nur indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. metode penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta, BPFE.
23
Ibid. hal 12
Penelitian ini menggunakan kerangka deduktif, dimulai dari pembentukan
kerangka teori lalu membuat hipotetis sebagai jawaban tantarif bagi masalah
penelitian yang akan diuji lebih lanjut melalui perangkat metodologi tertentu.
Melalui penelitian empiris, hipotetis-hipotetis itu diuji kebenarannya. Bila teruji
kebenarannya, maka hipotetis tersebut diakui sebagai fakta. Dengan adanya fakta-
fakta baru, teroi yang dipakai dalam penelitian dapat disempurnakan24

Paradigm positivis ini menjadi paradigma yang mendukung dalam penelitian


ini, karena penelitian ini mencari tahu pengaruh judul penelitian terhadap opini
publik. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa pengaruh judul penelitian
sebagai sebab yang dapat mempengaruhi publik.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena


penelitian ini menggunakan statistik agar dapat menyampaikan keadaan sesuai
fakta yang ada dilapangan. Metode kuantitatif merupakan metode yang didasarkan
pada informasi numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya diasosiasikan
dengan analisis-analisis statistik.25

Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada


data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika.
Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan
penelitian sampel besar, karena pada pendekatan kuantitatif dilakukan pada
penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian hipotetsis dan menyandarkan
kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan
menggunakan pendekatan ini, maka akan diperoleh signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti.26
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh Media Sosial
Instagram terhadap Gaya Hidup Hedonis. Penelitian ini mengkaji teori-teori yang
ada dan pengetahuan yang sudah ada sehingga muncul sebab permasalahan.

24
Dr. Ulber Silalahi, MA., Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009).
25
Jane Stokes. 2003. Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya.
Terj. Santi Indra Astuti. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
26
Saifudin Azwar, 2011, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Maka dalam penelitian hanya akan menguji hubungan variabel bebas dan variabel
terikat, melalui metodologi pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode
olah data angka statistik, peneliti ingin mengkaji fenomena yang terdapat pada
Media Sosial Instagram apakah berpengaruh terhadap Gaya Hidup Hedonis siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.
Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Dengan menguasai
metode penelitian, bukan hanya dapat memecahkan berbagai masalah penelitian,
namun juga dapat mengembangkan bidang keilmuan yang digeluti. Selain itu,
memperbanyak penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas
27
dan dunia pendidikan. Survei yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk
mengetahui pengaruh media sosial instagram terhadap gaya hidup hedonis siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

Selain itu, penelitian ini menggunakan teknik penyebaran kuesioner yang


merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti memberi seperangkat
pertanyaan terhadap responden untuk dijawab. Kuesioner adalah sebuah alat
pengumpulan data yang akan diolah untuk menghasilkan informasi tertentu. 28
Menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. 29 Model pada pertanyaan kuesioner dalam
penelitian ini adalah penggunaan pertanyaan tertutup yaitu terdiri dari pernyataan
yang jumlah jawabannya ditentukan sebagai pilihan, kemudian responden mengisi
jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.30

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014)
28
Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
29
Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametris . Bandung: Alfabeta.
30
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009).
3.4 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif yaitu,
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.31

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif.


Penelitian deskriptif sendiri adalah suatu metode yang betujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
fenomena-fenomena yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu
berdasarkan apa yang terjadi.32Alasan peneliti menggunakan penelitian deskriptif,
karena berguna untuk meneliti dan menggambarkan bagaimana pengaruh media
sosial instagram ini terhadap gaya hidup hedonis seseorang yang timbul dan dapat
terbentuk pada media sosial instagram ini, sehingga peneliti ingin melihat
berbagai kondisi yang timbul dari fenomena tersebut dalam penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi

Populasi adalah kelompok yang menjadi target atau sasaran studi. Populasi
adalah keseluruhan subjek di dalam penelitian. Populasi juga dapat diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh kami untuk di pelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya. 33 Populasi bisa berbentuk lembaga, individu
kelompok, atau konsep. Sehingga objek-objek ini bisa menjadi sumber penelitian.

31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014).
32
Burhan Bungin. 2010. Metodologi Penelitian Kua ntitatif. Jakarta: Kencan.
33
Alfianika Ninit. 2018. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Cetakan
ke1. Yogyakarta: Deepublish.
Berdasarkan website http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ mengatakan
bahwa siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta yang kurang lebih berjumlah 240
orang. Penelitian dilakukan kepada siswi SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta sebagai
subjek penelitian. Alasan peneliti ingin menargetkan populasi disini karena lokasi
sangat strategis dan dekat dengan wilayah kampus dari kelompok penelitian ini.
Berdasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

a. Siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.


b. Memiliki akun Instagram.
c. Mengikut atau mengetahui akun instagram Awkarin.

3.5.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang diteliti sehingga


hasil penelitian bisa digeneralisasikan, generalisasi hasil penelitian oleh sampel
berlaku juga bagi populasi penelitian tersebut.34 Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti. Penelitian
menggunakan sampel ini untuk mengambil kesimpulan penelitian yang berlaku
bagi populasi. Sampel harus mewakili populasi yang ada dalam kerangka
sampling untuk mencapai hasil yang valid. Hal ini berarti kerangka sampling itu
sendiri haruslah mewakili surveynya dan kemudian populasi tersebut harus
menyerupai populasi targetnya. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMA
Islam Al-Azhar 1 Jakarta yang mengikuti Instagram @awkarin yang mewakili
dari kriteria yang sudah disebutkan dibagian populasi.

3.6 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang tidak memberi peluang
yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel, karena sampel
sudah ditentukan oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Accidental Sampling. Menurut Sugiyono, Accidental Sampling merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, akan tetapi orang tersebut kebetulan
sesuai dengan kriteria dan cocok sebagai sumber data.(Sugiyono 2012)

34
Asep Saepul Hamdi dan E. Bahruddin. 2014. Op Cit.
Alasan peneliti menggunakan metode ini karena, peneliti ingin secara
langsung mengambil sumber data yang sesuai dengan kriteria dan cocok. Selain
itu juga, metode ini dapat mempermudah peneliti. Yaitu siswi yang secara
kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dan apabila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dapat digunakan sebagai
sampel.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh kami pada penelitian ini
melalui survey dengan menggunakan kuesioner (angket). Menurut (Chadwick
1991) tujuan utama penggunaan metode survey adalah untuk mengumpulkan data
atau informasi dari sampel atau populasi yang spesifik, biasanya menggunakan
kuisioner, wawancara, atau survey telepon, data ini akan digunakan untuk
berbagai tujuan, salah satunya adalah menguji hipotesis. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner (angket) dalam penelitian ini berupa pertanyaan tertutup. Kuesioner
dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.35

1. Data Primer

Berupa kuisioner (angket) yang terdiri dari serangkaian pertanyaan yang


disususn secara sistematis untuk dijawab oleh responden setelah mengikuti
Awkarin di instagram. Pada kuisioner (angket) yang telah dibuat oleh kami
menggunakan 30 pertanyaan yang terdiri dari aspek kognitif, afektif dan
behavioral.

35
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.

Instrumen kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga


penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable. Instrumen yang
valid berarti instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, sedangkan instrument yang reliable adalah instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama pula. 36 Dalam metode pengumpulan data, kami
menggunakan skala pengukuran. Kami menggunakan metode skala likert, dengan
kriteria 1 sampai 5 (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak
setuju) biasanya dipertimbangkan sebagai data interval walaupun
dipertimbangkan pada dasarnya adalah ordinal.37

3.8 Hubungan Antar Variabel Penelitian

Didalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu, variable X (Media Sosial)
dan variable Y (Gaya Hidup Hedonis).

Tabel 3.1
Pengaruh Media Sosial Terhadap Gaya Hidup Hedonis

Konten Instagram(X) Gaya Hidup Hedonis(Y)

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

- Fitur Instagram  Kognitif


- Intensitas  Afektif
mengakses  Konatif

Ahmadi (2013)
Atmoko (2012)
36
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006.
37
Syukra Alhamda. 2018. Buku Ajar Metlit dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish.
3.9 Hepotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini menyatakan tentang hubungan atau pengaruh apa yang
kami cari dari rumusan permasalahannya. Hipotesis penelitian ini merupakan
jawaban atau dugaan sementara yang belum diketahui kebenarannya dengan
menggunakan uji statistika. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh media
sosial terhadap gaya hidup hedonis (studi pada akun Instagram @awkarin di
kalangan siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta).

Dalam penelitian ini, kami mengajukan hipotesis penelitian antara lain sebagai
berikut :

Ha : Ada pengaruh media sosial Instagram Awkarin pada siswi SMA Islam Al
Azhar 1 Jakarta terhadap gaya hidup hedonis.

Ho : Tidak ada pengaruh media sosial Instagram Awkarin pada siswi SMA Islam
Al Azhar 1 Jakarta terhadap gaya hidup hedonis.

3.10 Definisi Operasional Konsep

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam


definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam
lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan


timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah media sosial instagram.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel


bebas.Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya hidup
hedonisme. Definisi operasional variable penelitian merupakan penjelasan dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-
indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat
pada table berikut ini :

Tabel 3.2

Operasional Konsep

Variabel Dimensi Indikator Definisi Skala


Operasional
Konten Fitur Effect/Filter Effect/filter yang Skala
Instagram Instagram digunakan Awkarin Likert 5
(X) dalam mempercantik
unggahannya
dengan sesuai
keinginannya.
Pengikut Pengguna instagram
(Follower) yang mengikuti
akun instagram
@awkarin.
Instastory Memungkinkan
Awkarin untuk
membagikan foto
atau video yang
akan terhapus secara
otomatis dalam
waktu 24 jam
setelahnya dan efek-
efek yang dapat
menghibur.
Intensitas Perhatian Ketertarikan
mengakses individu terhadap
akun instagram
@awkarin, bersifat
aktif menggunakan
media sesuai
kebutuhan dan
memusatkan
perhatiann dalam
mengakses media.
Penghayatan Pemahaman dan
penyerapan akan
suatu informasi dan
kemudian informasi
tersebut dipahami,
dinikmati dan
disimpan sebagai
pengetahuan baru
bagi individu.
Durasi Seberapa lama
individu mengakses
media sosial
instagram pada akun
@awkarin.
Frekuensi Seberapa sering
individu mengakses
media sosial
instagram pada akun
@awkarin.
Gaya Kognitif Pandangan Mengetahui dan Skala
Hidup memahami hal baik Likert 5
Hedonis dan buruk dalam
(Y) mengikuti instagram
@awkarin.
Afektif Perasaan Efek tindakan akibat
emosional timbulnya rasa
ketertarikan gaya
hidup seperti
Awkarin dalam akun
Instagram
@awkarin
Konatif Tindakan Mencontoh hal-hal
yang dilakukan
Awkarin dalam
uggahan di akun
instagramnya.

1.10 Uji Validitas dan Uji Realibilitas


1.10.1 Uji Validitas

Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukan derajat ketepatan antara


data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh
peneliti untuk mencari validitas sebuah item, peneliti mengkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total item sama
atau diatas 0,5 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya
dibawah 0,5 maka item terebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas diketahui
melalui penghitungan SPSS, tahap uji ini merupakan tahap akhir pada sebuah
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, membutuhkan instrumen berupa angket.
Angket yang dipergunakan biasanya dihitung dalam skala Likert. Untuk menilai
apakah isi instrumen mempunyai validitas yang tinggi atau tidak, maka perlu
dilakukan uji validitas. Validitas perlu dilakukan untuk mengukur kesesuaian alat
ukur yang digunakan eksperimenter.38

1.10.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan


objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012 : 177).
memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi
dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel. Pengertian dari
38
Getut Pramesti. 2014. Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
reliability (rliabilitas) adalah keajegan dari suatu pengukuran (Walizer, 1987).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Situnjak (2006) mengatakan bahwa reliabilitas
merujuk kepada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai
alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya apa
yang terjadi dilapangan. 39 Jika alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil menunjukkan relatif konsisten maka alat pengukur
tersebut reliabel.40

3.11 Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian adalah pola analisis apa yang digunakan oleh peneliti.
Apakah statistik atau nonstatistik. Statistik disini yaitu sesuai dengan karakteristik
data yang bersifat kuantitatif yang berbentuk angka- angka bilangan, sedangkan
untuk data kualitatif menggunakan analisis non statistik.41 Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode analisis statistik karena pendekatan penlitian ini
menggunakan pendekatan kuantitaif dan hasil datanya berbentuk angka-angka
yang telah diolah menggunakan SPSS.

3.11.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan


yang telah diperoleh dari responden dengan cara mengumpulkan, menyusun dan
42
mengklasifikasikan data-data tersebut. Data tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh media sosial instagram terhadap gaya hidup
hedonis siswi di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

3.11.2 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan


matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas dengan

39
Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto. 2006. LISREL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
40
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
41
Endang Widi Winarni. 2018. Teori dan Praktik: Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
42
Pradana Mahir, Reventiary Avian. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Merek Customade (Studi di Merek Dagang Customade Indonesia). Jurnal Manajemen
variabel bebas tunggal. Sedangkan persamaan regresi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel media social
instagram (X) terhadap variabel gaya hidup hedonis (Y).

3.12 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan dalam melakukan penelitian ini,


yakni:
1. Adanya kemungkinan responden yang bukan pengikut akun instagram
@awkarin.
2. Data yang terkumpul hanya didapat dalam satu lingkungan saja yaitu
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup hedonis siswi dalam
penelitian ini hanya terdapat satu variable yaitu Media Sosial Instagram,
sedangkan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup
hedonis siswi.
4. Adanya keterbatasan menggunakan kuesioner karena terkadang jawaban
yang diberikan oleh responden tidak sesuai dengan keadaan
sesungguhnya.
5. Sulitnya mencari buku yang akan dijadikan bahan acuan atau referensi,
dikarenakan buku yang akan dijadikan bahan acuan atau referensi telah
terpinjam terlebih dahulu oleh orang lain.
BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

4.1 Instagram @awkarin

Instagram dibuat oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram memulai
pengembangan di San Fransisco dan luncurkan pada Oktober 2010 dan hanya bisa
digunakan oleh platform IOS dan pada bulan April 2012, kemudian pada
November 2012 dapat di akses melalui situs web, pada tanggal 9 April 2012
Instagram diakuisisi oleh perusahaan besar sosial media Facebook. Inc, Facebook
mengakuisisi Instagram sebesar $1 Milliar karena Instagram adalah aplikasi
fotografi sosial yang paling cepat pertumbuhannya. Selain Instagram mempunyai
foto dan video yang bisa dimasukan kedalam feeds, fitur lainnya yang paling
terkenal yaitu InstaStories.

Instagram adalah jejaring sosial yang sedang popular dalam kalangan


smartphone. Nama Instagram berasal dari Insta yang artinya Instan dan gram
43
berasal dari kata telegram . Aplikasi Instagram adalah aplikasi untung
mengunggah foto dengan internet, hal ini bisa membuat foto atau informasi dapat
disampaikan dengan cepat. Instagram membuat foto atau video ke dalam feed dan
foto tersebut dapat di edit dengan filter dan juga dapat diatur dengan tag dan
informasi lokasi dari foto tersebut. Dengan latar belakang sebagai aplikasi
jejearing sosial yang di khusus kan untuk berbagi foto dan video. Instagram

43
Ghazali, Miliza. Buat Duit dengan Facebook dan Instagram : Panduan Menjana Pendapatan
dengan Facebook dan Instagram. 2016. Malaysia. Publishing House. Hal 8
memiliki ciri menarik yakni ada batas foto ke bentuk persegi, mirip dengan
gambar Kodak Instamatic dan Polaroid, yang sangat berbeda dengan rasio aspel
16:9 sekarang yang biasanya digunakan oleh kamera ponsel44.

Foto atau video dapat dibagikan secara public atau dibagikan kepada orang
yang sudah menjadi followers (pengikut). Orang – orang yang mempunyai
followers atau pengikut yang berjumlah ribuan hingga jutaan bisa dibilang sebagai
Selebgram. Selebgram yaitu selebritis dan Instagram adalah orang – orang yang
terkenal di sosial media Instagram, salah satu selebgram yang terkenal adalah
Awkarin.

Karin Novilda atau yang biasa di kenal bernama Awkarin adalah selebgram
asal Indonesia. Awkarin lahir di Tanjungpinang, Riau pada tahun 1997, ia terkenal
akan feeds nya yang rapih dan editannya yang menggunakan effect yang menarik
pada setiap unggahannya. Awkarin atau Karin Novilda menjadi selebgram karena
feeds dan kontennya menarik, akan hal itu ia kebanjiran endorse oleh para online
shop untuk mempromosikan produknya, agar produknya tersebut dikenal oleh
orang – orang yang mengikuti Awkarin.

Awkarin atau Karin Novilda ia bukan hanya selebgram Instagram, ia juga


pembisnis, youtuber dan pendiri dari team management nya yang bernama A-
Team. Bisnis yang ia jalan kan adalah merchandise yang ia buat, makanan yang
bernama Awkenyang dan jilbab yang bernama HallyByAwkarin. Selain pembisnis
44
Salbino, Sherief. Buku Pintar Gadget Android Untuk Pemula. 2014. Jakarta. Hal 47
Awkarin juga menjadi sebagai Youtuber konten yang ia masukan ke dalam
youtube nya adalah Travelling, Podcast, Vlogging, dan Reviewer. Dan ia juga
turut serta untuk membantu Kalimantan yang saat itu sedang kebakaran hutan.

Selain menjadi pembisnis dan youtuber ia juga pendiri dari team management
nya yaitu A-Team, management nya yang bernama A-Team adalah 22 orang yang
memiliki talent untuk endorsement atau yang lain nya. Pada tahun 2018 Awkarin
pernah membuat kehebohan karena di sosial media twitter nya ia pernah
membagikan uang untuk orang – orang yang tidak bisa membiayai sekolah nya.
Disamping itu juga Awkarin juga terkenal dengan fashion stylenya yang vulgar,
memakai tato dan life style nya yang cukup terbilang kelas atas.

4.2 Siswi SMA Islam AL AZHAR 1 Jakarta

SMA Islam Alazhar 1 Jakarta adalah sekolah menengah atas swasta islam
yang terdapat di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jl. Sisingamangaraja,
Selong, Kec. Kebayoran Baru. Sekolah ini dinaungi oleh YPI (Yayasan Pesantren
Islam) dan didirikan pada tanggal 30 Januari 1973 yang berlokasi pada Jalan
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru. Sma Islam Alazhar 1 diresmikan oleh
Mendikbud Prof. Fuad Hasan dan Menteri Agama Munawir Sjadzali,MA pada
tanggal 17 Oktober 1986 dan memulai tahun pelajaran 2001/2002, gedung Sma
Alazhar ini bertepatan dengan Masjid Agung Alazhar. Sma Islam Alazhar
mendapatkan beberapa predikat dari Depdiknas yaitu salah satunya menjadi
sekolah berstandar internasional atau disebut RSBI.
Jumlah murid yang sudah terdaftar di SMA Islam Al-Azhar Jakarta pada tahun
terakhir ini berjumlah kurang lebih 460 orang dengan siswa 217 orang sedangkan
siswi 243 orang dan jumlah guru yang mengajar sekitar 32 orang. Fasilitas yang
terdapat pada Sma Islam Alazhar 1 juga diperbarui dan disempurnakan agar
menunjang dalam segala kegiatan yang ada, fasilitas itu meliputi ; Laboratorion
biologi, laboratorium kimia, laboratorium fisika, perpustakaan, sarana olahraga,
studio band, ruang pelatihan computer dan mushola.
BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

5.1 Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas dan reliabilitas pada kedua variable yaitu variable X media
sosial instagram dan variable Y gaya hidup hedonis menggunakan spss versi 25
dan dapat dilihat dari hasil table penelitian tentang Pengaruh Media Sosial
Instagram terhadap Gaya Hidup Hedonis.

5.1.1 Validitas

Hasil Pengujian Validitas X


(Media Sosial Instagram)
Tabel 5.1

NO VARIABLE PEARSON
SIG KETERANGAN
X CORRELATION

1 X1 0.545** 0.002 VALID

2 X2 0.486** 0.006 VALID

3 X3 0.706** 0.000 VALID

4 X4 0.405* 0.013 VALID

5 X5 0.483** 0.007 VALID

6 X6 0.618** 0.000 VALID

7 X7 0.568** 0.001 VALID

8 X8 0.509** 0.004 VALID

9 X9 0.565** 0.001 VALID

10 X10 0.528** 0.003 VALID


11 X11 0.549** 0.002 VALID

12 X12 0.536** 0.002 VALID

13 X13 0.479** 0.007 VALID

14 X14 0.448* 0.013 VALID

15 X15 0.621** 0.000 VALID

16 X16 0.552** 0.002 VALID

17 X17 0.605** 0.000 VALID

18 X18 0.556** 0.001 VALID

19 X19 0.448* 0.013 VALID

Berdasarkan dari table seluruh pernyataan variable X (Media Sosial


Instagram) di atas melalui penghitungan menggunakan SPSS seluruh pernyataan
dalam kuesioner sudah valid, karena nilai pearson correlation dan sig
menunjukan valid.

Hasil Pengujian Validitas Y


(Gaya hidup Hedonis)
Tabel 5.2
VARIABLE PEARSON
NO SIG KETERANGAN
Y CORRELATION
1 Y1 0.498** 0.005 VALID

2 Y2 0.594** 0.001 VALID

3 Y3 0.832** 0.000 VALID

4 Y4 0.866** 0.000 VALID

5 Y5 0.851** 0.000 VALID

6 Y6 0.821** 0.000 VALID


Berdasarkan dari table seluruh pernyataan variable Y (Gaya Hidup
Hedonis) di atas melalui penghitungan menggunakan SPSS seluruh pernyataan
dalam kuesioner sudah valid, karena nilai pearson correlation dan sig
menunjukan valid.

5.1.2 Reliabilitas

Uji Reliabilitas Variabel X


(Media Sosial Instagram)
Tabel 5.3

CRONBACH’S
VARIABEL KETERANGAN
ALPHA

X 0.737 RELIABLE

Hasil uji reliabilitas variable X (Pengaruh Media Sosial Instagram)


dijelaskan bahwa reliability statistics Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0.737 yang
artinya ternyata lebih besar dari 0.70. dapat disimpulkan penelitian pengaruh
media sosial instagram terhadap gaya hidup hedonis studi pada akun @awkarin
dengan siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dalam semua pernyataan-pernyataan
kuesioner bersifat reliable. Nilai ini menunjukan bahwa indikator-indikator yang
digunakan dalam kuesioner stabil.

Uji Reliabilitas Variabel Y


(Gaya Hidup Hedonis)
Tabel 5.4
CRONBACH’S
VARIABEL KETERANGAN
ALPHA

Y 0.787 RELIABLE
Hasil uji reliabilitas variable Y (Gaya Hidup Hedonis) dijelaskan bahwa
reliability statistics Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0.787 yang artinya ternyata
lebih besar dari 0.70. dapat disimpulkan penelitian pengaruh media sosial
instagram terhadap gaya hidup hedonis studi pada akun @awkarin dengan siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta dalam semua pernyataan-pernyataan kuesioner
bersifat reliable. Nilai ini menunjukan bahwa indikator-indikator yang digunakan
dalam kuesioner stabil.

5.2 Analisis Regresi

Table 5.5 ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression .630 1 .630 .024 .879b
Residual 746.736 28 26.669
Total 747.367 29
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
b. Predictors: (Constant), TOTAL_X

Berdasarkan hasil uji regresi pada table ANOVA, diketahui nilai


signifikansi (sig) yang diperoleh adalah 0.879. jika dibandingkan dengan nilai
taraf uji, yakni 0.05 maka 0.879 > 0.05. dengan demikian, Ho diterima dan Ha
ditolak sehingga regresi yang dilakukan adalah tidak sah.

Table 5.6 Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .029a .001 -.035 5.164
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X

Dari tabel di atas sapat disimpulkan, bahwa pengaruh media sosial


instsgram terhadap gaya hidup hedonis memperoleh nilai koefisien sebesar 0.001.
dapat dikatakan bahwa nilai ini terbilang lemah, karena media sosial instagram
tidak berpengaruh terhadap gaya hidup hedonis.
5.3 Interpretasi Hasil Penelitian

Saat ini media sudah berkembang pesat dan kemajuan tersebut tidak bisa
kita hindari, perkembangan yang terjadi akan terus berkembang dalam segala
aspek kehidupan seperti halnya kemajuan dalam media sosial yakni instagram
yang bisa diakses melalui koneksi internet. Instagram merupakan salah satu hasil
dari kemajuan media sosial yang mampu mempengaruhi masyarakat yang
mengaksesnya, namun seiring berjalannya waktu instagram ini justru banyak pro
dan kontra terhadap dampak yang diberikan. Banyak pendapat yang menyatakan
bahwa instagram berdampak positif dan tidak sedikit pula yang beranggapan
negatif.

Berdasarkan dari yang sudah dijelaskan, penelitian ini dilakukan untuk


mengetahui pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Gaya Hidup Hedonis studi
pada akun @awkarin dengan siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel X pengaruh Media Sosial
Instagram dan variabel Y terhadap Gaya Hidup Hedonis. Dari penjelasan tabel-
tabel yang sudah di paparkan, dapat diketahui hasil tertinggi dan terendah pada
setiap dimensinya. Kedua variabel memiliki beberapa dimensi, untuk variabel X
yakni fitur dan intensitas mengakses. Sedangkan untuk variabel Y yakni kognitif
(pengetahuan), afektif (emosional), dan konatif (perilaku).

Seperti yang sudah dijelaskan, pada variabel X memiliki 2 dimensi yang


berbeda-beda. Dimensi pertama fitur memiliki nilai tertinggi dan terendah dari 6
pernyataan yang diberikan oleh responden. Dari 6 pernyataan tersebut, nilai
tertingginya terdapat pada pernyataan Saya mengikuti akun Instagram @awkarin
dan Saya tertarik dengan unggahan InstaStories @awkarin di Instagram,
sedangkan untuk nilai terendahnya terdapat pada Saya salah satu pengikut setia
akun Instagram @awkarin.

Dimensi kedua dari variabel X adalah intensitas mengakses. Dimensi ini


memiliki nilai tertinggi pada pernyataan Ketika mengakses Instagram saya
menghabiskan waktu 1-3 jam dalam sehari dan Saya mengakses Instagram setiap
hari sedangkan nilai terendah pada pernyataan Saya tidak membatasi waktu ketika
mengakses Instagram sehingga bisa 30 menit dalam sehari dan Saya mengakses
Instagram biasanya 3 kali dalam seminggu.

Pada variabel Y memiliki 3 dimensi yang berbeda-beda. Dimensi pertama


kognitif memiliki nilai tertinggi dan terendah dari 2 pernyataan yang diberikan
oleh responden. Dari 2 pernyataan tersebut, nilai tertingginya terdapat pada
pernyataan Konten yang dibuat @awkarin di Instagram memberi pengetahuan
baru tentang life style, sedangkan untuk nilai terendahnya terdapat pada Konten
yang dibuat @awkarin di Instagram memberi pengetahuan baru tentang fashion
style.

Dimensi kedua dari variabel Y adalah afektif. Dimensi ini memiliki nilai
tertinggi pada pernyataan Saya percaya bahwa akun Instagram @awkarin dapat
mempengaruhi gaya hidup saya dan Saya merasakan efek emosional akibat
timbulnya rasa ketertarikan gaya hidup seperti Awkarin dalam akun Instagram
@awkarin sedangkan nilai terendah tidak ada. Dimensi ketiga dari variable Y
adalah konatif. Dimensi ini memiliki nilai tertinggi pada pernyataan Saya akan
berperilaku sesuai dengan perlakuan Awkarin di Instagram dan Saya akan
cenderung berperilaku seperti Awkarin setelah mengikuti akun Instagram
@awkarin sedangkan nilai terendahnya tidak ada.

Dari interpretasi yang sudah disampaikan di atas mengenai dimensi-


dimensi yang ada pada variabel X dan variabel Y, maka telah ditemukan hasil
analisi berdasarkan analisis bivariate. Berdasarkan hasil dari analisis bivariate
tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y dan keduanya tidak
saling mempengaruhi. Nilai signifikansi yang didapat menunjukkan angka 0.879
yang artinya nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis Ha ditolak dan
hipotesis Ho diterima.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan rumusan masalah penelitian
yaitu terdapat atau tidaknya pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya
Hidup Hedonis terhadap Studi Akun Instagram @awkarin dengan Siswi SMA
Islam Al-Azhar 1 Jakarta, yang pada akhirnya dapat di simpulkan sebagai
berikut:
Terdapat tidak adanya pengaruh Media Sosial Instagram @awkarin
terhadap Gaya Hidup Hedonis pada Siswi SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Hal ini
di tunjukan dengan data regresi sederhana linier yaitu menunjukan angka 0.879
yang berarti tidak ada pengaruh yang di karenakan angka tersebut melebihi batas
0.05 dan R Square dengan angka 0.001.
Sedangkan data pada korelasi atau hubungan yang menunjukan angka
yaitu 0.029 yang berarti lemah di karenakan kurang dari batas 0.05. Jadi, tidak
ada pengaruh dari hasil pengujiannya dan juga tidak memiliki hubungan antara
Media Sosial Instagram @awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis dengan Siswi
SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta.

6.2 Saran
Berdasarkan data penelitian, diskusi dan kesimpulan, ada beberapa
saran yang dapat di pertimbangkan menyangkut penelitian ini, antara lain:

6.2.1 Saran Akademis


Berikut adalah beberapa saran akademis yang berguna bagi
penelitian selanjutnya:
1. Penelitian yang akan datang dalam pengambilan data primer tidak
hanya dengan kuisioner, perlu dengan observasi lapangan dan
wawancara langsung ke responden sehingga hasil analisis yang
diperoleh menjadi komprehensif.
2. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperbanyak variable-
variabel yang dapat disertakan dalam metode penelitian ini, agar
hasil penelitian berikutnya dapat dilihat dan dinilai dari sudut
pandang yang lebih luas.

6.2.2 Saran Praktis


Berdasarkan hasil penelitian, saran praktis dalam penelitian ini
diajukan untuk mahasiswa dan pihak Universitas Al-Azhar Indonesia.
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhatikan
data-data yang di dapat dengan lebih teliti.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengurangi kecemasan
akademik selama mengerjakan penelitian, sehingga bias
menyelesaikan penelitian dengan semaksimal mungkin.
3. Bagi pihak Universitas Al-Azhar Indonesia diharapkan dapat
mengadakan kegiatan-kegiatan seperti konseling kelompok,
pelatihan atau seminar pada masing-masing fakultas untuk
mengurangi kecemasan akademik selama mengerjakan penelitian
pada mahasiswa.

6.2.3 Saran Sosial


Walaupun tidak ada pengaruh dan hubungan dari Media Sosial
Instagram @awkarin terhadap Gaya Hidup Hedonis, pengguna instagram
harus lebih mengisi kegiatan dengan hal-hal yang lebih positif dan
mengurangi untuk bermain instagram dengan mengakses akun-akun yang
lain yang mungkin nanti akan berdampak negtif bagi diri sendiri terlebih
agar tidak terpengaruh terhadap gaya hidup hedonis.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Tanzeh. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Alfianika, Ninit. 2018. “Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.” In


Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.

Alhamda, Syukra. 2006. Buku Ajar Metlit Dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asep, Saepul Hamdi & E. Baharuddin. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.


Yogyakarta: Deepublish.

Atmoko Dwi, Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel.


Jakarta: Media Kita.

Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media


Group.

Burton, Graeme. 2012. Media Dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.

Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Endang, Widi Winarni. 2018. Teori Dan Praktik: Penelitian Kuantitatif Dan
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Firdaus & Fakhry Zamzam. 2018. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Deepublish.

Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jane, Stokes. 2003. Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Kajian
Media Dan Budaya. Terj. Santi Indra Astuti. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Kartono, Kartini. 1981. Patologi Sosial Jilid 1. Bandung: Rajawali Press.

Limakrisna, Supranto & Nandan. 2011. Perilaku Konsumen Dan Strategi


Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Paul B, Horton & Chester L. Hunt. 1984. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Peter, Paul & Jerry C. Olson. 2010. Consumer Behavior & Marketing Strategy.
Ninth Edit. New York: McGraw Hill.

Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Save, M Dagun. 2006. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga


Pengkajian Budaya.

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.

Sugiyono. 2000. Metodologi Penelitian Non Parametrik. Edisi 2. Bandung: CV.


Alfabeta.

———. 2012. Ilmu, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&d. Bandung:
Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Tumpal, JR Sitinjak & Sugiarto. 2006. LISREL. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulber, Silalahi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika


Aditama.

Ujang, Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam


Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4. Jakarta:


Salemba Empat.

Skripsi, Tesis, Disertai dan Riset Sejenis

Iis Eka Wulandari, 2017. Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Anandhi Antv
Terhadap Pemahaman Gender Kalangan Ibu-Ibu Dusun Sukorejo, Ngawi,
Jawa Timur. Skripsi. Yogyakarta: Program Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga.

Lesmana, I Gusti Ngurah Aditya, 2012. Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter
Terhadap Pembentukan Brand Attachment ( Studi: PT . XL AXIATA ). Tesis.
Jakarta: Program Magister Manajemen, Universitas Indonesia.

Nur Rohmah, 2016. Dakwah Melalui Instagram (Studi Kasus Materi Dakwah
Dalam Instagram Yusuf Mansyur, Felix Siauw, Aa Gym, Arifin Ilham).
Skirpsi. Semarang: Program Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negri Walisongo.

Umi Hidayatun, 2015. Pengaruh Intensita Penggunaan Media Sosial Dan


Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Siswa Kelas
XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun 2014/2016. Skripsi.
Yogyakarta: Program Universitas Negeri Yogyakarta.

Jurnal

Jurnal Komunikator, 2013. Media Sosial Baru Dan Munculnya Revolusi Proses
Komunikasi. Vol. 5 No. 02.

Web/Internet

KBBI. 2017. “Intensitas.” 2017. Accessed November 10, 2019.


https://kbbi.web.id/intensitas.
kemendikbud. n.d. “SMAS AL-AZHAR 1 JAKARTA - SEKOLAH KITA.”
Accessed November 20, 2019. http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/.

Putri EA. 2013. “Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran


Online Shop.” 2013. Accessed November 27, 2019.
http://eprints.upnjatim.ac.id/5020/1/file1.pdf.

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP GAYA HIDUP


HEDONIS

(Studi pada Akun Instagram @awkarin di Kalangan Siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)

No. Responden: _____

Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan
kuesioner yang kami susun dalam rangka untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Hedonis
(Studi pada Akun Instagram @awkarin di Kalangan Siswi SMA Islam Al-Azhar 1
Jakarta)”. Informasi yang Saudara berikan sangat berguna untuk hasil penelitian
kami dan dijamin kerahasiaannya. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan
terimakasih.

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :……………

Kelas :……………

Usia Saat Ini : …………… Tahun

Tempat Tinggal :……………


B. PERTANYAAN
1. Apakah anda merupakan pengguna aktif Instagram ?
a. Ya b. Tidak
2. Berapa lama anda menggunakan dan mengakses Instagram dalam sehari ?
a. 15 menit b. 30 menit c. 1-3 jam d. lebih dari 3 jam
3. Apakah anda mengikuti akun @awkarin di Instagram ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda pernah atau sering mengakses akun Instagram @awkarin?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda salah satu pengikut setia akun Instagram @awkarin?
a. Ya b. Tidak
6. Berapa lamakah waktu mengakses akun Instagram @awkarin dalam
seminggu?
a. 1 – 2 hari b. 3 – 4 hari c. 5 – 6 hari d. Setiap Hari
7. Dalam sehari, berapa kali anda mengakses akun Instagram @awkarin?
a. <5 kali b. >5 kali

C. KONTEN INSTAGRAM

Berdasarkan atas pernyataan Saudara, berilah tanda centang () pada jawaban
yang paling tepat dengan persepsi Saudara disetiap pernyataan dibawah ini
terhadap konten Instagram.

Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral

Skor
No. STS TS N S SS
Pernyataan
Fitur Instagram
EFFECT/FILTER
1 Saya menggunakan effect/filter yang sama
digunakan @awkarin dalam setiap unggahannya di
Instagram
2 Saya merekomendasikan kepada teman-teman saya
untuk menggunakan effect/filter yang sama seperti
@awkarin di Instagram
FOLLOW
3 Saya mengikuti akun Instagram @awkarin
4 Saya salah satupengikut setia akun Instagram
@awkarin
INSTASTORIES
5 Saya melihat InstaStories pada akun Instagram
@awkarin
6 Saya tertarik dengan unggahan InstaStories
@awkarin di Instagram
Intensitas Mengakses Instagram
PERHATIAN
7 Saya merasa tertarik menggunakan Instagram
8 Saya menggunakan Instagram karena memiliki fitur
lebih banyak dibanding jejaring sosial lainnya
9 Saya menggunakan Instagram karena teman-teman
saya menggunakan
PENGHAYATAN
10 Saya mendapat manfaat dari mengaksesInstagram
11 Saya memahami informasi yang berasal dari
Instagram
12 Saya mengikuti perkembangan informasi secara up
to date di Instagram
13 Saya mudah terpengaruh dengan informasi yang
saya temui di Instagram
DURASI
14 Saya tidak membatasi waktu ketika mengakses
Instagram sehingga bisa 30 menit dalam sehari
15 Ketika mengakses Instagram saya menghabiskan
waktu 1-3 jam dalam sehari
16 Dalam sehari saya menghabiskan waktu lebih dari 3
jam ketika mengakses Instagram
FREKUENSI
17 Saya mengakses Instagram setiap hari
18 Saya membuka Instagram lebih dari 3 kali dalam
sehari
19 Saya mengakses Instagram biasanya 3 kali dalam
seminggu

D. GAYA HIDUP HEDONIS

Berdasarkan atas pernyataan Saudara, berilah tanda centang () pada jawaban
yang paling tepat dengan persepsi Saudara disetiap pernyataan dibawah ini
terhadap konten Instagram.

Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral
Skor
No. Pernyataan STS TS N S SS
Kognitif
20 Konten yang dibuat @awkarin di Instagram memberi
pengetahuan baru tentang fashion style
21 Konten yang dibuat @awkarin di Instagram memberi
pengetahuan baru tentang life style
Afektif
22 Saya percaya bahwa akun Instagram @awkarin
dapat mempengaruhi gaya hidup saya
23 Saya merasakan efek emosional akibat timbulnya
rasa ketertarikan gaya hidup seperti Awkarin dalam
akun Instagram @awkarin
Konatif
24 Saya akan berperilaku sesuai dengan perlakuan
Awkarin di Instagram
25 Saya akan cenderung berperilaku seperti Awkarin
setelah mengikuti akun Instagram @awkarin

PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VARIABEL X MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.737 .889 20

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15

X1 Pearson 1 .320 .668 .283 .349 .277 .163 .210 .039 .402 .434 .392 .201 .216 .300
** * * *
Correlation

Sig. (2- .084 .000 .130 .058 .139 .391 .266 .838 .027 .017 .032 .286 .251 .107
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X2 Pearson .320 1 .428 .681 .337 .338 .111 .278 .119 .100 .239 .293 .061 - .247
* **
Correlation .071
Sig. (2- .084 .018 .000 .069 .068 .559 .137 .532 .599 .203 .116 .748 .709 .188
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X3 Pearson .668 .428 1 .518 .332 .395 .347 .299 .249 .430 .464 .503 .269 .093 .385
** * ** * * ** ** *
Correlation

Sig. (2- .000 .018 .003 .073 .031 .060 .109 .184 .018 .010 .005 .151 .627 .036
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X4 Pearson .283 .681 .518 1 .256 .182 - - .279 .166 .185 .177 .192 - .198
** **
Correlation .063 .126 .109

Sig. (2- .130 .000 .003 .172 .336 .741 .505 .136 .381 .327 .348 .310 .566 .295
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X5 Pearson .349 .337 .332 .256 1 .690 .094 .252 .356 .575 .442 .276 .019 - -
** ** *
Correlation .106 .109

Sig. (2- .058 .069 .073 .172 .000 .620 .180 .054 .001 .014 .140 .922 .578 .565
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X6 Pearson .277 .338 .395 .182 .690 1 .376 .536 .259 .694 .455 .473 - .108 .061
* ** * ** ** * **
Correlation .026

Sig. (2- .139 .068 .031 .336 .000 .041 .002 .167 .000 .012 .008 .892 .572 .751
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X7 Pearson .163 .111 .347 - .094 .376 1 .654 .199 .301 .654 .578 - .521 .411
* ** ** ** ** *
Correlation .063 .039

Sig. (2- .391 .559 .060 .741 .620 .041 .000 .292 .106 .000 .001 .837 .003 .024
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson .210 .278 .299 - .252 .536 .654 1 .061 .304 .407 .701 .090 .165 .295
** ** * **
Correlation .126

Sig. (2- .266 .137 .109 .505 .180 .002 .000 .749 .103 .025 .000 .636 .385 .113
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X9 Pearson .039 .119 .249 .279 .356 .259 .199 .061 1 .272 .113 - .447 .189 .337
*
Correlation .008

Sig. (2- .838 .532 .184 .136 .054 .167 .292 .749 .146 .551 .966 .013 .316 .069
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X10 Pearson .402 .100 .430 .166 .575 .694 .301 .304 .272 1 .426 .473 .012 - .082
* * ** ** * **
Correlation .045

Sig. (2- .027 .599 .018 .381 .001 .000 .106 .103 .146 .019 .008 .949 .812 .666
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X11 Pearson .434 .239 .464 .185 .442 .455 .654 .407 .113 .426 1 .599 - .306 .175
* ** * * ** * * **
Correlation .007

Sig. (2- .017 .203 .010 .327 .014 .012 .000 .025 .551 .019 .000 .971 .100 .355
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X12 Pearson .392 .293 .503 .177 .276 .473 .578 .701 - .473 .599 1 .032 .118 .314
* ** ** ** ** ** **
Correlation .008

Sig. (2- .032 .116 .005 .348 .140 .008 .001 .000 .966 .008 .000 .869 .536 .092
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X13 Pearson .201 .061 .269 .192 .019 - - .090 .447 .012 - .032 1 .254 .256
*
Correlation .026 .039 .007

Sig. (2- .286 .748 .151 .310 .922 .892 .837 .636 .013 .949 .971 .869 .175 .172
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X14 Pearson .216 - .093 - - .108 .521 .165 .189 - .306 .118 .254 1 .514
** **
Correlation .071 .109 .106 .045

Sig. (2- .251 .709 .627 .566 .578 .572 .003 .385 .316 .812 .100 .536 .175 .004
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X15 Pearson .300 .247 .385 .198 - .061 .411 .295 .337 .082 .175 .314 .256 .514 1
* * **
Correlation .109

Sig. (2- .107 .188 .036 .295 .565 .751 .024 .113 .069 .666 .355 .092 .172 .004
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X16 Pearson .182 .106 .388 .303 .179 .312 .082 .146 .293 .301 - .175 .371 .142 .545
* * **
Correlation .106

Sig. (2- .337 .576 .034 .104 .344 .093 .667 .441 .116 .106 .578 .356 .043 .455 .002
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X17 Pearson .115 .118 .308 .082 - .145 .465 .180 .516 .065 .256 .145 .353 .535 .686
** ** ** **
Correlation .115

Sig. (2- .544 .534 .098 .667 .546 .446 .010 .340 .003 .733 .172 .446 .056 .002 .000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X18 Pearson .117 .069 .314 .057 - .094 .508 .197 .468 .071 .285 .159 .260 .494 .685
** ** ** **
Correlation .158

Sig. (2- .537 .717 .092 .765 .405 .622 .004 .297 .009 .710 .127 .400 .166 .006 .000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

X19 Pearson .197 .037 .141 - .005 .036 .302 .243 .146 - .110 - .614 .443 .204
** *
Correlation .076 .032 .014
Sig. (2- .296 .848 .459 .688 .977 .852 .105 .197 .442 .868 .565 .943 .000 .014 .280
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOT Pearson .545 .486 .706 .450 .483 .618 .568 .509 .565 .528 .549 .536 .479 .448 .621
** ** ** * ** ** ** ** ** ** ** ** ** * **
AL_ Correlation
X
Sig. (2- .002 .006 .000 .013 .007 .000 .001 .004 .001 .003 .002 .002 .007 .013 .000
tailed)

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlations

X16 X17 X18 X19 TOTAL_X

X1 Pearson Correlation .182 .115 .117 .197 .545**

Sig. (2-tailed) .337 .544 .537 .296 .002

N 30 30 30 30 30

X2 Pearson Correlation .106 .118 .069 .037 .486**

Sig. (2-tailed) .576 .534 .717 .848 .006

N 30 30 30 30 30

X3 Pearson Correlation .388* .308 .314 .141 .706**

Sig. (2-tailed) .034 .098 .092 .459 .000

N 30 30 30 30 30

X4 Pearson Correlation .303 .082 .057 -.076 .450*

Sig. (2-tailed) .104 .667 .765 .688 .013

N 30 30 30 30 30

X5 Pearson Correlation .179 -.115 -.158 .005 .483**

Sig. (2-tailed) .344 .546 .405 .977 .007

N 30 30 30 30 30
X6 Pearson Correlation .312 .145 .094 .036 .618**

Sig. (2-tailed) .093 .446 .622 .852 .000

N 30 30 30 30 30

X7 Pearson Correlation .082 .465** .508** .302 .568**

Sig. (2-tailed) .667 .010 .004 .105 .001

N 30 30 30 30 30

X8 Pearson Correlation .146 .180 .197 .243 .509**

Sig. (2-tailed) .441 .340 .297 .197 .004

N 30 30 30 30 30

X9 Pearson Correlation .293 .516** .468** .146 .565**

Sig. (2-tailed) .116 .003 .009 .442 .001

N 30 30 30 30 30

X10 Pearson Correlation .301 .065 .071 -.032 .528**

Sig. (2-tailed) .106 .733 .710 .868 .003

N 30 30 30 30 30

X11 Pearson Correlation -.106 .256 .285 .110 .549**

Sig. (2-tailed) .578 .172 .127 .565 .002

N 30 30 30 30 30

X12 Pearson Correlation .175 .145 .159 -.014 .536**

Sig. (2-tailed) .356 .446 .400 .943 .002

N 30 30 30 30 30

X13 Pearson Correlation .371* .353 .260 .614** .479**

Sig. (2-tailed) .043 .056 .166 .000 .007

N 30 30 30 30 30
X14 Pearson Correlation .142 .535** .494** .443* .448*

Sig. (2-tailed) .455 .002 .006 .014 .013

N 30 30 30 30 30

X15 Pearson Correlation .545** .686** .685** .204 .621**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .280 .000

N 30 30 30 30 30

X16 Pearson Correlation 1 .255 .199 .239 .552**

Sig. (2-tailed) .174 .292 .203 .002

N 30 30 30 30 30

X17 Pearson Correlation .255 1 .974** .321 .605**

Sig. (2-tailed) .174 .000 .083 .000

N 30 30 30 30 30

X18 Pearson Correlation .199 .974** 1 .267 .556**

Sig. (2-tailed) .292 .000 .153 .001

N 30 30 30 30 30

X19 Pearson Correlation .239 .321 .267 1 .448*

Sig. (2-tailed) .203 .083 .153 .013

N 30 30 30 30 30

TOTAL_X Pearson Correlation .552** .605** .556** .448* 1

Sig. (2-tailed) .002 .000 .001 .013

N 30 30 30 30 30
VARIABEL Y GAYA HIDUP HEDONIS

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.787 .893 7

Correlations

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6

Y1 Pearson Correlation 1 .318 .264 .327 .146 .124

Sig. (2-tailed) .087 .158 .078 .442 .513

N 30 30 30 30 30 30

Y2 Pearson Correlation .318 1 .395* .346 .362* .277

Sig. (2-tailed) .087 .031 .061 .049 .138

N 30 30 30 30 30 30

Y3 Pearson Correlation .264 .395* 1 .862** .623** .603**

Sig. (2-tailed) .158 .031 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

Y4 Pearson Correlation .327 .346 .862** 1 .675** .662**

Sig. (2-tailed) .078 .061 .000 .000 .000


N 30 30 30 30 30 30

Y5 Pearson Correlation .146 .362* .623** .675** 1 .977**

Sig. (2-tailed) .442 .049 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

Y6 Pearson Correlation .124 .277 .603** .662** .977** 1

Sig. (2-tailed) .513 .138 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

TOTAL_Y Pearson Correlation .498** .594** .832** .866** .851** .821**

Sig. (2-tailed) .005 .001 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

Correlations

TOTAL_Y

Y1 Pearson Correlation .498**

Sig. (2-tailed) .005

N 30

Y2 Pearson Correlation .594**

Sig. (2-tailed) .001

N 30

Y3 Pearson Correlation .832**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Y4 Pearson Correlation .866**

Sig. (2-tailed) .000


N 30

Y5 Pearson Correlation .851**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

Y6 Pearson Correlation .821**

Sig. (2-tailed) .000

N 30

TOTAL_Y Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .029a .001 -.035 5.164
a. Predictors: (Constant), TOTAL_X

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .630 1 .630 .024 .879b
Residual 746.736 28 26.669
Total 747.367 29
a. Dependent Variable: TOTAL_Y
b. Predictors: (Constant), TOTAL_X

Correlations
TOTAL_X TOTAL_Y
TOTAL_X Pearson Correlation 1 .029
Sig. (2-tailed) .879
N 30 30
TOTAL_Y Pearson Correlation .029 1
Sig. (2-tailed) .879
N 30 30

Anda mungkin juga menyukai