Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENELITIAN KoPSI

Shortcut To Heaven:
Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0

TIM PENELITI:
HASYIFA KHAILA RAHMAWATY
KHANSA HANA KAMILA

Bidang Kompetisi Penelitian:


Ilmu Sosial Dan Humaniora
(ISH)

SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang


Kabupaten Serang, Provinsi Banten
Tahun 2021

1
SHORTCUT TO HEAVEN:
PERGESERAN PENDAKWAHAN ISLAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Hasyifa Khaila Rahmawaty1 dan Khansa Hana Kamila2


1Ketua Penelitian, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, SMA Islam Nurul Fikri Boarding School
Serang – Banten 42167
2 Anggota Penelitian Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, SMA Islam Nurul Fikri Boarding School
Serang – Banten 42167

ABSTRAK
Penelitian tentang Shortcut to heaven: Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0 memiliki tujuan
untuk mengetahui persepsi remaja mengenai pendakwahan islam era revolusi industri 4.0. Penelitian dilakukan
karena terdapat kelompok tertentu yang menggunakan kemajuan teknologi dengan tidak baik seperti
menyebarkan propaganda melalui berbagai macam instrumen sosial media sehingga mampu menarik simpati
umat islam dari berbagai macam negara tak terkecuali Indonesia. Salah satu propaganda nya yaitu shortcut to
heaven atau yang biasa disebut jalan pintas ke surga dimana praktiknya adalah dengan melakukan bom bunuh
diri atas dasar jihad fisabilillah. Metodologi penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan
Metode pengolahan data berupa analisis data statistik deskriptif. Peneliti menggunakan instrumen penelitian
berupa kuisioner dengan total objek penelitian sebanyak 87 santri yang ber-rentang usia 13-18 thn. Dengan
melakukan wawancara semi terstruktur, maka didapatkan hasil penelitian berupa: 1) sebanyak lebih dari 50%
responden per-rentang usia 13-18 thn memahami dasar-dasar pengetahuan otoritas dakwah 4.0 dan shortcut to
heaven. 2) sebanyak lebih dari 50% responden per rentang usia 13-18 thn mengerti perubahan otoritas dakwah
yang terjadi di masa sekarang. 3) sebanyak kurang dari 50% per rentang usia 13-18 thn responden tidak
merasakan dampak shortcut to heaven. 4) sebanyak lebih dari 50% resonden per rentang usia 13-18 thn sudah
mengantisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa para responden tidak terkena dampak shortcut to heaven namun terkena dampak pergeseran
dakwah era revolusi industri 4.0.

Kata kunci: Revolusi indutri 4.0, internet, pendakwahan, perspektif remaja, shortcut to heaven

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tanggal 28 Maret 2021 telah terjadi peristiwa dimana sepasang pasutri yang baru saja menikahdi usia belia
melakukan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar yang mengakibatkan 20 orang mengalami luka-
luka dan 2 orang meninggal. Diketahui bahwa penyebab bom bunuh diri ini dikarenakan tersangka beranggapan
bahwa salah satu cara tercepat untuk memasukkan mereka ke surga ialah dengan melakukan propaganda
shortcut to heaven atau bunuh diri sebagai jalan pintas menuju surga. Tentu halini disebut oleh sebagian
masyarakat sebagai aksi radikalisme. Banyak orang akan bertanya bagaimana bisa seorang awam dengan
mudahnya menuruti perintah-perintah yang tidak masuk akal tersebut. Hal ini tentu dapat terjadi akibat dari
kosongnya spiritual dan wawasan mereka mengenai agama. Kosongnya spiritual ini disebabkan malasnya
mereka mencari informasi yang benar sehingga mereka hanya menangkap umpan yang diberikan.

Pendakwahan pada masa sekarang sebenarnya sudah sangat nyaman dan efisien dimana para ustad bisa
membagikan materi dakwah hanya dengan memposting di media sosial. Namun, hal tersebut kembalilagi pada
pribadi masing-masing, apakah mereka ingin mencari kebenaran atas islam atau menunggu umpanyang akan
diberikan kepada mereka. Jalan pintas menuju surga merupakan salah satu propaganda yang sering kali diminati
bagi sebagian pengikutnya dan sudah banyak sekali terjadi disetiap tahunnya. Berikut contohnya:
Tabel 1.1 beberapa data bom bunuh diri akibat propaganda
No. Tersangka Lokasi Tanggal Kejadian
1 2 orang Gereja Katedral, Jalan Kajolalido, Makassar 28-Maret-21
2 1 keluarga Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya 13-Mei-18
3 1 keluarga Rumah susun di Wonocolo 14-Mei-18
4 1 keluarga Mapolrestabes Surabaya 14-Mei-18
5 1 orang Polrestabes Medan 13-Nov-19
*Arsip dan Dokumentasi berita media online
Berdasarkan data di atas, bahwa propaganda yang dilakukan oleh oknum ini tentu menimbulkan kekhawatiran
dan juga mendapatkan berbagai macam reaksi dari kalangan masyarakat. Inilah yang menjadi permasalahan awal
yang peneliti temui dimana salah satu propaganda nya yaitu shortcut to heaven atau jalan pintas ke surga dimana
prakteknya adalah dengan melakukan bom bunuh diri atas dasar jihad fisabilillah. Pola pikir ini tentu tidak
dapat dibenarkan. Ditambah lagi dengan mereka yang tidak mencari kevaliditasan dari informasi tersebut dan
cenderung mengiyakan pernyataan dari para oknum. Dalam penyampaian propagandanya, tentu kelompok
radikalisme ini menggunakan berbagai macam sumber dalam mengoperasikan maksud dan tujuan mereka tak
terkecuali dengan media internet. Oleh karena itu, dimulai dengan adanya rasa keingintahuan penulis terhadap
perspektif remaja mengenai jalan pintas ke surga yang terjadi di era 4.0 ini turut menjadi pertanyaan yang sangat
ingin penulis bahas pada penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan kajian penelitian secara
ilmiah yang berjudul “Shortcut To Heaven: Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0”
1.1 Rumusan Masalah

Seperti yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
“Bagaimanakah persepsi generasi milenial mengenai pendakwahan islam era revolusi industri 4.0?”

3
1
1.2 Tujuan Penelitian

Hasil yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah para persepsi subjektif yang berupa remaja
milenial memiliki pemikiran yang bervariasi baik positif maupun negatif. Peneliti berharap para subjek tidak
memiliki keinginan yang memacu pemikiran melenceng tentang shortcut to heaven. Penelitian yang mengandung
unsur agama masih sedikit jika dibandingkan dengan tema penelitian lainnya. Padahal banyak hal menarik
berunsur agama yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengambil penelitian
berunsur agama yang terdapat tantangan keaslian nilai-nilai agama dengan kemajuan teknologi dan zaman yang
dapat merancu keaslian nilai agama. Dari pernyataan permasalaan yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin
menguraikan tujuan yang akan difokuskan dalam penelitian yaitu “Mengetahui persepsi generasi Milenial
mengenai pendakwahan islam era revolusi industri 4.0”
1.3 Manfaat Penelitian
Setelah merumuskan masalah dan menentukan tujuan, maka manfaat yang diharapakan dari penelitian ini
adalah:
1. Manfaat teoritis:
Manfaat teoritis dalam penulisan ini terutama untuk memperkaya tentang kajian penelitian mengenai pandangan
generasi milenial terhadap pendakwahan islam di era revolusi industri 4.0, serta menjadi bahasan studi lanjut
bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan dikemudian hari.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat terasa langsung setelah selesainya penelitian ini, manfaat-
manfaatnya diantara lain:
A. Bagi penulis :
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai pandangan masyarakat mengenai
pergeseran industri 4.0 dalam bidang pendakwahan.
B. Bagi pembaca:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah terutama
dinas Pendidikan atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar menerapkan pendidikan
agama dikalangan siswa dengan lebih memperhatikan pendekatan zaman sehingga generasi muda
tidak salah dalam mengaplikasikan ilmu agama yang telah dipelajari di sekolah.
b. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumber informasi dan dapat menambah
pengetahuan para pembaca mengenai pandangan remaja mengenai pergeseran otoritas keagamaan
di era revolusi industri 4.0.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada para pendakwah supaya dapat
mengaplikasikan teknologi industri 4.0 untuk penyebaran dakwah.
d. Penelitian ini diharapkan dapat membuka mata pembaca maupun masyarakat, terutama milenial
supaya lebih berhati-hati dalam memilih informasi ataupun berita yang belum terverifikasi
kevalidatisannya terutama yang menyinggung agama agar tidak tertarik ke aliran yang salah.
e. Menambah wawasan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang merasa tertarik dengan
kajian-kajian tentang pergeseran pendakwahan era revolusi industri 4.0.

24
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas mengenai akibat dari revolusi industri 4.0 yang
mengakibatkan bergesernya otoritas pendakwahan dan memaparkan paham-paham baru yang berkembang di
kalangan masyarakat, Kajian Pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Siti Utami (2020), Prosiding, Komunikasi, Pembangunan, dan Media,
berisi mengenai tantangan sosial di era revolusi insustri 4.0 dimana terjadinya krisis komunikasi yang diciptakan
oleh kebiasaan dari manusia yang lebih asyik dengan smartphone atau akun dunia maya daripada berinteraksi
sosial di dunia nyata. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah teknologi yang dihadirkan untuk
mempermudah pekerjaan manusia kadang justru membentuk budaya pribadi yang selalu ingin dipermudah
dengan menghindari kerja keras, dan jiwa sosial yang melemah akibat merasa tidak memerlukan orang lain.
Namun, dengan adanya kesadaran diri terhadap pengaplikasian teknologi, masyarakat akan dapat
memanfaatkan teknologi serta media dengan bijak. Dari artikel ilmiah tersebut, terdapat kemiripan terhadap
fokus penelitian dalam komunikasi sosial era revolusi industri 4.0
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Imam Alfi (2020), Strategi Pesantren dalam Pemberdayaan Masyarakat
pada Era Generasi 4.0, berisi mengenai pesantren dengan segala keunikan yang di display sebagai wajah islam
yang santun, damai dan mendamaikan menjadikannya sebagai aset nusantara yang kini usianya masuk pada era
revolusi industri 4.0 dengan memiliki tantangan yang lebih kompleks. Dalam penelitian ini, pesantren dinilai
cakap dan terampil dalam menghadapi perubahan zaman sekaligus sebagai agen pembangunan. Kini pesantren
tampil lebih terbuka membuka diri dan melebarkan peranannya pada masyarakat di era revolusi 4.0. Diantara
strategi pesantren dalam memperankan diri di era sekarang adalah: 1) Pesantren tetap komitmen dalam keunikan
dan kekhasannya mengkaji dan memperdalam ilmu agama (tafaqquh fi al din). 2) Pesantren sebagai agen
perdamaian (rahmatan lil alamin) dalam percaturan dunia global. 3) Pesantren sebagai agen pemberdayaan
masyarakat dengan membuat rekayasa sosial yang mengarah pada fungsi pesantren sebagai enabler,
empowerment dan protector masyarakat. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-
sama membahas mengenai pesantren dan pemberdayaan masyarakat pada era generasi 4.0.
B. Kerangka teoritik
2.1 Dakwah
Dakwah merupakan suatu gerakan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan
taat kepada Allah sesuai dengan aturan aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Menurut Arifin M.Ed, dakwah
merupakan sebuah gerakan mengajak kebaikan dalam bentuk lisan, tulisan, perilaku, dan lain- lain yang
dilaksanakan secara sengaja dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual
maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta
pengamalan terhadap ajaran sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur paksaan. Sesuai
pengertian dakwah tersebut, maka dapat dipahami bahwa dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak,
menyeru, mengundang atau memanggil, sedangkan dari segi istilah dakwah adalah mempengaruhi dan merubah
tingkah laku seseorang dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik berdasarkan ajaran agama Islam. Dakwah
sebagai kewajiban bagi setiap orang harus memperhatikan sasaran, tujuan, dan berbagai unsur-unsur dakwah.
2.2 Revolusi Industri 4.0
Definisi mengenai industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir
Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari
keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
53
konvensional. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data.
Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup.
Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang
kehidupan manusia. Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi baru,
serta membuka lahan bisnis yang sangat besar.
2.3 Internet dan Sosial Media
Secara umum internet ialah sebuah jaringan komputer yang terhubung dan bekerja sebagai suatu sistem.
Sedangkan internet secara khusus ialah suatu jaringan komputer yang terbesar di dunia karena dapat
menghubungkan seluruh jaringan komputer yang ada di seluruh penjuru dunia ini. Menurut Onno W. Purbo
(Prihatna, 2005:7) menjelaskan bahwa internet dengan berbagai aplikasinya seperti Web, VoIP, E-mail pada
dasarnya merupakan media yang digunakan untuk mengefesiensikan proses komunikasi.
Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang
memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan media sosial manusia
dimungkinkan untuk berkomunikasi satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli
seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam. Menurut Andreas Kaplan dan Michael
Haenlin, mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content”.
2.4 Shortcut to Heaven
Shortcut to Heaven atau jalan pintas menuju surga menurut kajian Islam ada beberapa jalan pintas menuju surga
yang disediakan Allah SWT untuk para hamba-Nya. Di antara jalan pintas itu adalah dengan menuntut ilmu.
Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699). Disabdakan pula oleh Rasulullah
SAW dalam hadisnya "Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap Mus lim." (HR Ibnu Majah, disahihkan oleh Syekh
Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah No 224) Dapat disimpulkan bahwa hadis tersebut
menyiratkan akan pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan seorang muslim.

64
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri Boarding School Serang, Banten. Serta
dilaksanakan mulai dari tanggal 12-17 Juli 2021. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disini karena
beberapa alasan:
1. Pesantren ini memiliki tatanan islami sesuai dengan Alquran dan Sunnah sehingga berpengaruh
terhadap cara pandang para responden.
2. Pesantren ini menargetkan para warganya termasuk santri untuk memiliki wawasan yang luas dalam
berbagai hal termasuk teknologi, sehingga diharapkan para responden bisa membandingkan dan
memberi tanggapan dengan bijak terhadap ruang lingkup permasalahan.
3. Pesantren ini memiliki kedekatan emosional dengan peneliti dikarenakan peneliti juga bersekolah di
pesantren ini.
3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif-kuantitatif. Mohamad Ali (1982:120) menjelaskan bahwa:
“metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang terjadi
pada masa sekarang”. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis
atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran
tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi. Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan
kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator
variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran diatara variabel-variabel tersebut. Sebagaimana dikemukakan
oleh Nana Sudjana (1997:53) bahwa ”Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif
digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi
pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna”.
3.2.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini
menggunakan variabel tunggal. Menurut Hadari Nawawi dan H,.M Martini Hadari (1992 : 45) variabel tunggal
adalah variabel yang hanya mengungkapkanvariabel unutk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor di dalam
setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah seluruh santri
dari Pondok Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri Boarding School Serang, Banten.

3.2.3 Populasi dan Sampel


3.2.3.1 Populasi
Menurut Arikunto (2006: 130) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Penelitian hanya dapat
dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah
santri SMP dan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang dengan rentang usia sekitar 12-18tahun.

75
Tabel 3.1 populasi santri Nurul Fikri Boarding School Serang*
no. Kelas rentang usia jumlah siswa
1 7 12-13 thn 174
2 8 13-14 thn 186
3 10 15-16 thn 172
4 11 16-17 thn 159
total 691
*Arsip dan Dokumentasi bagian tata usaha SMP dan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School
Berdasarkan data tersebut, peneliti akan mengambil populasi per-rentang usia sehingga total populasi dalam
penelitian ini berjumlah 691 orang.

3.2.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk memperkirakan karakteristik suatu
populasi (Rachmat Trijono, 2015:30). Pengambilan sampel dilakukan sebagai upaya peneliti untuk menetapkan
bagian dari populasi dengan mempertimbangkan representasi dari elemen populasi untuk memperoleh data dan
informasi penelitian (Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, 2014:93). Penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan Teknik pengambilan sampel probably sampling dengan simple random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi dianggap homogen. Berdasarkan
pernyataan tersebut, maka penggunaan rumus untuk menentukan kevaliditasan sebuah data menggunakan
formulasi statistik Slovin atau Taro Yamane sebagai berikut:

𝑁
𝑛 = 𝑁 (𝑑)2 +1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi sebesar 90% dengan kesalahan penarikan sampel sebesar 10% atau 0,1
(Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, 2014: 103).
691
𝑛=
691(0,1)2 + 1

691
𝑛=
691(0,01)+1
691
𝑛=
7,91

𝑛 = 87,35

𝑛 = 87
Dari perhitungan di atas didapatkan jumlah sampel sebanyak 87 responden. Kemudian ditentukan jumlah
masing-masing sampel menurut tingkatan perjenjang usia. Masing-masing siswa disusun secara proportionate
𝑁𝑖 𝑛
random sampling dengan rumus: 𝑛𝑖 = (Riduan dan Akdon, 2009: 254).
𝑁

Dimana:
Ni = jumlah sampel menurut stratum

86
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Dari rumus di atas, maka dapat diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing strata sebagai berikut:
174
Kelas VIII (usia 13-14 thn) = 87 = 21,90 = 22
691

Kelas IX (usia 14-15 thn) =186 87 = 23,41 = 23


691
Kelas XI (usia 16-17 thn) =172 87 = 21,65 = 22
691
Kelas XII (usia 17-18 thn) =159 87 = 20,01 = 20
691

Tabel 3.2 pembagian sampel berdasarkan rentang usia*


no. Kelas rentang usia jumlah siswa Sampel
1 8 13-14 thn 174 22
2 9 14-15 thn 186 23
3 11 16-17 thn 172 22
4 12 17-18 thn 159 20
Total 691 87

*Arsip dan Dokumentasi bagian tata usaha SMP dan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School

3.2.4 Instrumen Penelitian


Menurut Sugiyono (2013:146) instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner yang dibuat sendiri oleh
peneliti. Peneliti akan menggunakan skala likert agar data yang dihasilkan lebih akurat. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
hingga sangat negatif (Sugiyono, 2014: 136). Peneliti menggunakan jenis instrumen angket dan kuesioner
dengan pemberian skor sebagai berikut:

a. Sangat Setuju/sering/baik diberi skor 5


b. Setuju/sering/baik diberi skor: 4
c. Ragu-ragu/jarang/cukup diberi skor: 3
d. Tidak setuju/tidak pernah/tidak baik diberi skor: 2
e. Sangat tidak setuju/tidak pernah/tidak baik diberi skor: 1
3.3 Metode Pemerolehan Data
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa metode pengumpulan data yang diambil peneliti untuk mendapatkan
data yang akurat. Metode-metode tersebut diantaranya:
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
penelitian. Fokus observasi dilakukan terhadap tiga komponen utama yaitu ruang waktu, aktor (pelaku), dan
aktifitas (kegiatan). Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan di Pondok Pesantren Ibnu Salam Nurul Fikri

97
Boarding School karena dianggap warga ataupun para santrinya dapat memberi tanggapan yang bijak dan
relevan pada permasalahan di penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tatap muka secara langsung untuk menggali
informasi kepada responden. Pada penelitian ini, Peneliti akan menggunakan wawancara semi struktur dimana
teknik ini akan dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti untuk
menemukan topik permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,
ide-idenya. Dasar pertimbangan pemilihan wawancara semi terstruktur karena pelaksanaannya lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur sehingga akan timbul keakraban antara peneliti dan responden
yang ada pada akhirnya akan memudahkan peneliti dalam menghimpun data (Sugiyono, 2010:233).
3. Kuisioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan kemudian setelah diisi dengan lengkap dikembalikan kepada peneliti (Sugiyono, 2014: 192).
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik deskriptif. Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014: 199). Secara umum, Moh. Nazir menfasirkan dalam
pengolahan data melalui tahap berikut:
1. Editing
Sebelum data diolah, data perlu diedit terlebih dahulu. Data yang telah dikumpulkan perlu dibaca sekali lagi
dan diperbaiki jika masih ada hal yang meragukan.
2. Mengodekan Data
Data yang telah dikumpulkan berupa angka perlu diberi kode untuk mempermudah analisa data. Misalkan jika
responden menjawab ya, maka kodenya 1 dan jika menjawab tidak, maka kodenya 0.
3. Membuat Tabulasi
Membuat tabulasi ialah memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat
dihitung jumlah kasus dan berbagai kategori (Moh. Nazir, 2005: 346-355).

10
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yang dirumuskan berdasarkan teori dan masalah yang ingin
peneliti ungkapkan. Kemudian diisi oleh responden yang kemudian diolah menjadi sebuah informasi.
Responden yang dilibatkan dalam pengambilan data sebanyak 87 santri dan santriwati yang terdiri dari 45 santri
SMP (13-15thn) dan 42 santri SMA (16-18thn) Islam Nurul Fikri Boarding School Serang. Pengukuran yang
dilakukan terhadap 87 orang tersebut menggunakan skala likert dengan penilaian skor 5= sangat setuju, skor 4=
setuju, skor 3= ragu-ragu, skor 2= tidak setuju, dan skor 1= sangat tidak setuju.
4.1.1 pengetahuan mengenai dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
Hasil uji penyebaran angket dan wawancara mengenai pengetahuan dasar santri tentang dakwah 4.0 dan
shortcut to heaven dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil persentase pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
SKOR
No. Pernyataan SMA (16-18 Tahun) SMP (13-15 Tahun)
SS S R TS STS SS S R TS STS
Memahami maksud dari pergeseran pendakwahan era
1 8 21 10 2 1 2 8 24 7 4
revolusi industri 4.0
2 Memahami maksud dari propaganda Shortcut to Heaven 5 18 15 4 0 2 27 8 4 4
Pernah mendapat konten propaganda shortcut to heaven di
3 4 8 10 12 8 3 12 11 14 5
internet/ media sosial
Baru mengetahui propaganda shortcut to heaven setelah
4 9 9 6 13 5 14 16 4 10 1
kuisioner ini dibagikan
Telah lama mengetahui pergeseran otoritas dakwah sangat
5 11 18 10 2 1 5 15 18 4 3
berdampak pada diri dan masyarakat
JUMLAH 37 74 51 33 15 26 78 65 39 17
JUMLAH SKOR 185 296 153 66 15 130 312 195 78 17
SKOR 715 732
PERSENTASE (%) 68,09% 65,06%
Jumlah skor observasi adalah jumlah dari skor masing-masing butir pernyataan hasil observasi yang dikalikan
bobot skor menurut skala likert. Skor maksimal adalah skor maksimal pada skala likert yang dikalikan dengan
jumlah butir soal, sehingga 5 x 5 = 25. Jumlah skor yang diharapkan adalah skor maksimal yang dikalikan
dengan jumlah responden, sehingga:
SMA (16-18 Tahun) = 25 x 42 = 1.050.
SMP (13-15 Tahun)= 25 x 45 = 1.125
perhitungan persentase pengetahuan dasar santri tentang dakwah 4.0 dan shortcut to heaven adalah sebagai
berikut:
A) Pada rentan 16-18 thn (SMA)
 skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah
x skor STS)
 skor observasi = (37 x 5) + (74 x 4) + (51 x 3) + (33 x 2) + (15 x 1)
 skor observasi = 715
Sedangkan persentase pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
715
Persentase = 𝑥 100%
1.050
Persentase = 68,09%
119
B) Pada rentan 13-15 thn
 skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah
x skor STS)
 skor observasi = (26 x 5) + (78 x 4) + (65 x 3) + (39 x 2) + (17 x 1)
 skor observasi = 732
Sedangkan persentase pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
732
Persentase = 𝑥 100%
1.125
Persentase = 65,06%
Total skor observasi dari persentase pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven sejumlah:
1. Pada rentan 16-18 thn (SMA)
715 (68,09%) dari total 1.050 (100%). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden mengerti
dasar pengetahuan dakwah 4.0 dan shortcut to heaven.
2. Pada rentan 13-15 thn (SMP)
732 (65,06%) dari total 1.125 (100%). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden mengerti
dasar pengetahuan dakwah 4.0 dan shortcut to heaven.
4.1.2 Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
Hasil uji penyebaran angket mengenai Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Hasil persentase Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
SKOR
No. Pernyataan SMA (16-18 Tahun) SMP (13-15 Tahun)
SS S R TS STS SS S R TS STS
1 Merasa mudah mengakses konten agama di internet 35 6 1 0 0 28 14 2 1 0
Menyukai pendakwah yang memiliki wajah rupawan
2 1 6 5 19 11 1 1 5 24 14
dibanding kualitas dakwah yang diberikan
Merasa terdapat perbedaan signifikan dalam penyampaian
3 19 15 6 2 0 10 14 19 1 1
metode dakwah antara 10 tahun yang lalu dengan sekarang
Puas dengan hanya menonton kajian-kajian agama melalui
4 7 12 13 10 0 4 19 12 9 1
internet/media sosial
Lebih mementingkan kualiatas dakwah yang diberikan
5 25 11 6 0 0 28 14 3 0 0
dibanding kerupawanan pendakwah
Akibat dari pergeseran pendakwahan dimana berubahnya
6 metode dakwah melalui jaringan internet, saya menjadi lebih 3 9 24 6 0 5 16 20 3 1
taat dalam beribadah
Kemajuan teknologi membuat saya malas untuk mempelajari
7 4 8 7 18 5 1 6 12 19 7
ilmu agama
Pergeseran otoritas keagamaan membuat saya lebih
8 4 18 16 3 1 3 18 23 1 0
bersemangat dalam memperdalam ilmu agama
JUMLAH 98 85 78 58 17 80 102 96 58 24
JUMLAH SKOR 490 340 234 116 17 400 408 288 116 24
SKOR 1197 1236
PERSENTASE (%) 71,25% 68,6%

12
10
Jumlah skor observasi adalah jumlah dari skor masing-masing butir pernyataan hasil observasi yang dikalikan
bobot skor menurut skala likert. Skor maksimal adalah skor maksimal pada skala likert yang dikalikan dengan
jumlah butir soal, sehingga 5 x 8 = 40. Jumlah skor yang diharapkan adalah skor maksimal yang dikalikan
dengan jumlah responden, sehingga:
SMA (16-18 Tahun) = 40 x 42 = 1.680
SMP (13-15 Tahun) = 40 x 45 = 1.800
Perhitungan persentase Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
A) Pada rentan 16-18 thn (SMA)
 skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah
x skor STS)
 skor observasi = (98x 5) + (85 x 4) + (78 x 3) + (58 x 2) + (17 x 1)
 skor observasi = 1197
Sedangkan persentase Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
1197
Persentase = 𝑥 100%
1.680
Persentase = 71,25%
B) Pada rentan 13-15 thn (SMP)
 skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah
x skor STS)
 skor observasi = (80 x 5) + (102 x 4) + (96 x 3) + (58 x 2) + (24 x 1)
 skor observasi = 1236
Sedangkan persentase Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
1236
Persentase = 𝑥 100%
1.800
Persentase = 68,6%
Total skor observasi dari persentase mengenai Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
sejumlah:
1. Pada rentan 16-18 thn (SMA)
1197 (71,25%) dari total 1.680 (100%). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori Setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden
merasakan Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan.
2. Pada rentan 13-15 thn (SMP)
1.236 (68,6%) dari total 1.800 (100%). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden
merasakan Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan.
4.1.3 Dampak Shortcut to Heaven dalam perubahan diri dan lingkungan
Hasil uji penyebaran angket mengenai dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan dapat
dilihat dalam tabel berikut:

13
11
Tabel 4.3 Hasil persentase dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan
SKOR
No. Pernyataan SMA (16-18 Tahun) SMP (13-15 Tahun)
SS S R TS STS SS S R TS STS
Merasa tertarik untuk mengikuti propaganda
1 1 5 3 7 26 4 4 8 12 17
shortcut to heaven
Pernah menjadi bagian dari propaganda shortcut to
2 0 0 4 4 34 0 1 5 13 26
heaven
Pernah menjadi korban dari propaganda shortcut to
3 0 1 3 6 32 1 0 6 15 23
heaven
Menyesal menjadi bagian dari propaganda shortcut
4 4 1 4 10 22 1 1 9 14 20
to heaven
5 Mendukung aksi propaganda shortcut to heaven 0 0 5 10 27 3 3 5 10 24

Punya keinginan untuk mengikuti paham yang


6 0 1 1 6 34 1 3 4 10 26
melenceng dari ilmu agama

Paham propaganda membuat saya takut untuk


7 1 4 9 17 11 1 9 12 16 7
bersosialisasi dengan dunia luar

Kemajuan teknologi membuat rasa penasaran


8 0 8 6 19 9 2 12 14 `12 5
terhadap shortcut to heaven meningkat
paham propaganda membuat saya lebih
9 7 11 8 7 9 6 15 11 8 5
mendekatkan diri kepada sang pencipta
Merasa propaganda akan membawa ke jalan yang
10 19 11 8 0 4 11 12 16 3 3
sesat
JUMLAH 32 42 51 86 208 30 60 90 113 156
JUMLAH SKOR 160 168 153 172 208 150 240 270 226 156
SKOR 861 1,042
PERSENTASE (%) 41% 46,3%

Jumlah skor observasi adalah jumlah dari skor masing-masing butir pernyataan hasil observasi yang dikalikan
bobot skor menurut skala likert. Skor maksimal adalah skor maksimal pada skala likert yang dikalikan dengan
jumlah butir soal, sehingga 5 x 10 = 50. Jumlah skor yang diharapkan adalah skor maksimal yang dikalikan
dengan jumlah responden, sehingga:
SMA (16-18 Tahun) = 50 x 42 = 2.100
SMP (13-15 Tahun) = 50 x 45 = 2.250
Perhitungan persentase dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
A) Pada rentan 16-18 thn (SMA)
∑ skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) +
(jumlah x skor STS)
∑ skor observasi = (32 x 5) + (42 x 4) + (51 x 3) + (86 x 2) + (208 x 1)
∑ skor observasi = 861
Sedangkan persentase dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = x 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
861
Persentase = x 100 %
2.100
Persentase = 41 %
B) Pada rentan 13-15 thn (SMP)
∑ skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah x
skor STS)
14
12
∑ skor observasi = (30 x 5) + (60 x 4) + (90 x 3) + (113 x 2) + (156 x 1)
∑ skor observasi = 1.042
Sedangkan persentase dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = x 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
1.042
Persentase = x 100 %
2.250
Persentase = 46,3 %
Total skor observasi dari persentase mengenai Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
sejumlah:
1. Pada rentan 16-18 thn (SMA)
861 (41 %) dari total 2.100 (100 %). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori tidak setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori tidak setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak kurang dari 50% responden
tidak merasakan dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri maupun lingkungan.
2. Pada rentan 13-15 thn (SMP)
861 (46,22 %) dari total 2.250 (100 %). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori Tidak setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori tidak setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak kurang dari 50% responden
tidak merasakan dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri maupun lingkungan.
4.1.4 Antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven
Hasil uji penyebaran angket mengenai antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan
shortcut to heaven dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil persentase Antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to
heaven
SKOR
No. Pernyataan SMA (16-18 Tahun) SMP (13-15 Tahun)
SS S R TS STS SS S R TS STS
Memastikan keakuratan konten agama yang ada di
1 10 16 16 0 0 11 23 9 2 0
internet/media sosial
Berharap pemerintah dan instansi terkait dapat
2 menerapkan pendidikan agama dikalangan siswa 19 16 3 3 1 22 18 5 0 0
dengan lebih memperhatikan pendekatan zaman
Terbiasa membaca dan mengklaim informasi yang
3 didapat tanpa mengetahui kevalidatisan informasi 4 13 7 13 5 1 13 14 14 3
tersebut.
Berusaha menjauhi konten propaganda shortcut to
4 14 16 9 1 2 10 21 10 4 0
heaven.
5 Merasa propaganda adalah salah 18 15 7 1 1 18 13 10 4 0
Terganggu dengan konten propaganda bila muncul di
6 6 20 12 3 1 13 18 12 2 0
internet/sosial media.
Sudah mengantisipasi diri jika terjadi propaganda
7 dengan mengikuti kajian islam untuk memperdalam 10 25 5 1 1 8 21 14 2 0
ilmu agama
Lebih waspada terhadap tempat-tempat kemungkinan
8 terjadinya kejadian perkara diakibatkan shortcut to 4 13 11 11 3 11 19 13 1 1
heaven
JUMLAH 85 134 70 33 14 94 146 87 29 4
JUMLAH SKOR 425 536 210 66 14 470 584 261 58 4
SKOR 1,041 1,800
PERSENTASE (%) 61.96% 76. 5%

1513
Jumlah skor observasi adalah jumlah dari skor masing-masing butir pernyataan hasil observasi yang dikalikan bobot skor
menurut skala likert. Skor maksimal adalah skor maksimal pada skala likert yang dikalikan dengan jumlah butir
soal, sehingga 8 x 5 = 40. Jumlah skor yang diharapkan adalah skor maksimal yang dikalikan dengan jumlah
responden, sehingga:
SMA (16-18 Tahun) = 40 x 42 = 1.680.
SMP (13-15 Tahun) = 40 x 45 = 1.800
Perhitungan persentase Antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven
adalah sebagai berikut:
A) Pada rentan 16-18 thn (SMA)
∑ skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah x
skor STS)
∑ skor observasi = (85 x 5) + (134 x 4) + (70 x 3) + (33 x 2) + (14 x 1)
∑ skor observasi = 1.041
Sedangkan persentase antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otomatis dakwah dan shortcut to heaven
adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = x 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
1.041
Persentase = x 100 %
1.680
Persentase = 61,96 %
B) Pada rentan 13-15 thn (SMP)
∑ skor observasi = (jumlah x skor SS) + (jumlah x skor S) + (jumlah x skor R) + (jumlah x skor TS) + (jumlah x
skor STS)
∑ skor observasi = (94 x 5) + (146 x 4) + (87 x 3) + (29 x 2) + (4 x 1)
∑ skor observasi = 1.377
Sedangkan persentase antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otomatis dakwah dan shortcut to heaven
adalah sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
Persentase = x 100 %
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
1.377
Persentase = x 100 %
1.800
Persentase = 76,5 %
Total skor observasi dari persentase antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otomatis dakwah dan shortcut
to heaven sejumlah:
1. Pada rentan 16-18 thn
1.041 (61,96%) dari total 1.680 (100 %). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden setuju
dalam hal mengantisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven.
2. Pada rentan 13-15 thn
1.377 (76,5 % ) dari total 1.800 (100 %). Menurut Sugiyono, persentase ini termasuk dalam kategori setuju
(Sugiyono, 2014: 138). Kategori setuju yang dimaksudkan bahwa sebanyak lebih dari 50% responden setuju
dalam hal mengantisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven.

16
14
Penyajian skala sesuai persentase total skor dapat dilihat sebagai berikut:

perspektif remaja terhadap otoritas


dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
100,00% 76,50%
68,09% 71%
80,00% 68,60%
65,06% 61,96%
60,00% 46,30%
41%
40,00%
20,00%
0,00%
Pengetahuan Dampak Dampak Antisipasi diri
dasar 4.0 otoritas shortcut to
dakwah heaven

SMA (16-18thn) SMP (13-15thn)

Gambar 4.1 Tingkat perspektif santri terhadap pergeseran dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti peroleh, dapat disimpulkan dalam grafik bahwa:
1. Pada sub pernyataan pengetahuan dasar mengenai shortcut to heaven dan pergeseran dakwah 4.0 sebanyak
lebih dari 50% responden dari kalangan SMA dan SMP setuju terhadap pernyataan yang peneliti berikan.
Pernyataan setuju dimaksudkan bahwa para responden memahami dengan baik pengertian dasar dan
maksud dari pergeseran dakwah 4.0 dan shortcut to heaven.
2. Pada sub pernyataan dampak orotitas dakwah 4.0, sebanyak lebih dari 50% responden dari kalangan SMA
maupun SMP setuju terhadap pernyataan yang peneliti berikan. Pernyataan setuju dimaksudkan bahwa para
responden merasakan dampak pergeseran otoritas dakwah yang terjadi di era revolusi industri 4.0.
3. Pada sub pernyataan dampak shortcut to heaven, sebanyak kurang dari 50% responden dari kalangan SMA
maupun SMP tidak setuju terhadap pernyataan yang peneliti berikan. pernyataan tidak setuju dimaksudkan
bahwa para responden tidak merasakan dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan.
4. Pada sub pernyataan antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven,
sebanyak lebih dari 50% responden dari kalangan SMA maupun SMP setuju terhadap pernyataan yang
peneliti berikan. pernyataan setuju dimaksudkan bahwa para responden selalu mengantisipasi diri dalam
menghadapi perubahan yang terjadi termasuk menghadapi pergeseran dakwah dan shortcut to heaven.
4.2 Pembahasan Penelitian
4.2.1 Pengetahuan mengenai dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh mengenai pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven dengan
menggunakan skala likert, dari 5 butir pernyataan yang disajikan mayoritas dari responden menjawab setuju.
Jika dituangkan dalam bentuk persentase, angka yang didapatkan 68,09% dari SMA (rentan 16-18 thn) dan
65,06% dari SMP (rentan 13-15 thn) atau masuk ke dalam kategori setuju. Jika dilihat dari jawaban para
responden sebagian besar santri SMA (rentan 16-18 thn) mengerti maksud dari Pergeseran otoritas 4.0 dengan
total respon sebesar 21 responden. namun berkebalikan dengan santri SMA, santri SMP (rentan 13-15 thn) lebih
cenderung ragu mengenai pergeseran otoritas dakwah 4.0 dengan total 24 responden. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pemahaman antara rentan 13-15 thn (SMP) dan rentan 16-18 thn (SMA).
Lalu, terdapat perbedaan dari dominansi siswa SMA (rentan 16-18 thn) dan SMP (rentan 13-15 thn) dimana
para santri SMA cenderung sudah mengetahui sejak lama mengenai propaganda shortcut to heaven sedangkan
santri SMP cenderung mengetahui propaganda shortcut to heaven setelah kuisioner ini dibagikan. Para
17
15
responden SMA (rentan 16-18 thn) juga cenderung lebih peka dibanding dengan SMP (rentan 13-15 thn)
terhadap fenomena pergeseran otoritas dakwah yang terjadi di lingkungan masyarakat sekarang dengan
perolehan 29 responden. Maka daripada itu dapat disimpulkan bahwa baik responden SMP (rentan 13-15 thn)
dan SMA (rentan 16-18 thn) paham mengenai pengetahuan dasar dakwah 4.0 dan shortcut to heaven.
4.2.2 Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh mengenai dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
dengan menggunakan skala likert, dari 8 butir penyataan yang disajikan mayoritas responden menjawab setuju.
Jika dituangkan dalam bentuk persentase, angka yang didapatkan 63% dari SMA (rentan 16-18 thn) dan 61,03%
dari SMP (rentan 13-15 thn) atau masuk dalam kategori setuju. Jika dilihat dari jawaban para responden baik
SMA (rentan 16-18 thn) maupun SMP (rentan 13-15 thn) sangat merasakan kemudahan mengakses konten
agama di internet atau media sosial terbukti dengan sebanyak 83 responden menjawab setuju dan sangat setuju.
Berdasarkan hasil wawancara semi terstruktur yang peneliti lakukan mayoritas responden menjawab bahwa
bagi kaum pelajar di zaman covid19, akses internet sangat memudahkan mereka dimana mereka tidak perlu
bersusah payah untuk datang ke ulama langsung perihal yang ingin ditanyakan. Selanjutnya, menurut data yang
peneliti dapatkan rata-rata responden SMP (rentan 13-15 thn) dan SMA (rentan 16-18 thn) lebih mementingkan
kualitas dakwah dari ulama yang ilmunya sudah tinggi dibanding dengan pendakwah yang hanya memiliki
wajah yang rupawan. Hal tersebut kadang bertolak belakang dengan kebanyakan pemuda pemudi diluar sana di
mana mereka lebih mementingkan kerupawanan pendakwah dibanding isi yang disampaikan pendakwah
tersebut. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui kuisioner yang dibagikan dengan perolehan responden
sebanyak 67 orang. Selain itu, para santri merasa terdapat perbedaan signifikan dalam penyampaian metode
dakwah antara 10 tahun yang lalu dan sekarang terbukti dengan sebanyak 58 responden menjawab setuju dan
sangat setuju. Namun, terdapat 19 santri SMP (rentan 13-15 thn) yang menjawab ragu-ragu karena mereka
merasa masih kurang peka terhadap lingkungan yang terjadi di sekitar. Kemudian, berdasarkan data yang
didapat dari pengisian kuisioner terdapat bahwa dominansi santri yang merasa puas dengan hanya menonton
kajian-kajian agama cenderung setuju (31 responden) dan ragu-ragu terhadap pilihannya. Sebanyak 25 santri
SMA (rentan 16-18 thn) dan SMP (rentan 13-15 thn) lebih memilih ragu karena mereka merasa terkadang
internet tidak hanya menyebarkan pengaruh baik namun juga menyebarkan pengaruh buruk seperti hoax-hoax
yang beredar di masyarakat, mereka cenderung lebih memilih bertanya kepada orang yang dianggap lebih
mengerti terkait perihal agama seperti orang tua atau guru-guru yang ilmu agama nya sudah dirasa memumpuni.
Lalu, terdapat 44 santri SMP (rentan 13-15 thn) dan SMA (rentan 16-18 thn) yang memilih ragu atas pernyataan
bahwa perubahan metode dakwah melalui jaringan internet membuat santri tersebut lebih taat dalam beribadah.
Santri dan santriwati cenderung ragu dikarenakan sebenarnya akibat dari perubahan otoritas tidak terlalu
berdampak dimana seharusnya perubahan tersebut bergantung pada diri sendiri bukan pada internet atau media
sosial. Para responden juga beranggapan bahwa kemajuan tekonologi di era revolusi industri 4.0 tidak membuat
mereka malas untuk mempelajari ilmu agama terbukti dengan total responden yang menjawab sebanyak 39
orang dari santri SMP (rentan 13-15 thn) maupun SMA (rentan 16-18 thn) Sebab keinginan untuk mempelajari
ilmu agama bukan datang melalui media sosial atau internet melainkan datang dari diri masing-masing.
Kemudian terdapat 22 santri SMA yang setuju bahwa pergeseran otoritas keagamaan membuat santri tersebut
lebih bersemangat dalam memperdalam ilmu agama. Menurut responden, pergeseran otoritas seperti ini
sebaiknya digunakan untuk suatu hal yang baik dan jangan digunakan untuk bermalas malasan. Namun terdapat
beberapa santri yang ragu-ragu terhadap pilihannya dikarenakan keinginan menuntut ilmu agama lebih dalam
tergantung pada lingkungan dan kondisi yang dibutuhkan dari setiap masing-masing pribadi. Dari berbagai
macam sudut pandang tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Dampak perubahan otoritas dakwah pada
diri dan lingkungan benar terasa pada kehidupan masing-masing santri.

18
16
4.2.3 Dampak Shortcut to Heaven dalam Perubahan Diri dan Linkungan
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh mengenai dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan
lingkungan dengan menggunakan skala likert, dari 10 butir pernyataan yang disajikan mayoritas dari responden
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jika dituangkan dalam bentuk persentase, angka yang didapatkan
41% dari SMA (rentan 16-18 thn) dan 46,22% dari SMP (rentan 13-15 thn) atau masuk ke dalam kategori tidak
setuju. Jika dilihat dari jawaban para responden sebagian besar tidak terkena dampak shortcut to heaven dan
sebagian lainnya ragu-ragu ataupun terkena dampak. Sebanyak 43 responden menjawab tidak pernah merasa
tertarik untuk mengikuti propaganda shortcut to heaven. Maka, bisa ditarik kesimpulan para responden tidak
pernah menjadi bagian dari propanda, menjadi korban dan tidak pernah menyesal menjadi bagian propaganda
dikarenakan tidak pernah merasa tertarik untuk mengikuti. Selain itu sebanyak 30 responden merasa bahwa
propaganda shortcut to heaven akan menarik mereka ke jalan sesat yang membuat para responden lebih
mendekatkan diri kepada sang pencipta. Sebanyak 31 responden beranggapan bahwa kemajuan teknologi tidak
membuat para responden penasaran pada propaganda shortcut to heaven. Para responden juga tidak memiliki
keinginan untuk mengikuti paham yang melenceng dari ilmu agama. Sebagian besar responden tidak
mendukung aksi propaganda dan shortcut to heaven dan sebagian kecil ragu-ragu mendukung atau tidak
propaganda shortcut to heaven. Paham-paham propaganda juga tidak membuat sebagian besar responden takut
untuk bersoliasi dengan dunia luar. Namun ada satu responden berasal dari SMA (rentan 16-18 thn) dan 8
responden dari SMP (rentan 13-15 thn) yang pernah merasa tertarik mengikuti propaganda namun tidak sampai
menjadi bagian dari propaganda. Selain itu juga terdapat 4 responden dari SMA (rentan 16-18 thn) dan satu
responden dari SMP (rentan 13-15 thn) yang menyesal pernah menjadi bagian propaganda namun responden
tersebut tidak pernah menjadi bagian dari propaganda. Peneliti menarik kesimpulan bahwa mereka berpikir
apabila mereka mejadi bagian dari propaganda, responden tersebut akan merasa menyesal. Peneliti menemukan
bahwa ada satu responden dari SMP (rentan 13-15 thn) pernah menjadi bagian dari propaganda, menjadi korban
dan menyesal pernah menjadi bagian dari propaganda shortcut to heaven. Selain itu juga terdapat 3 responden
dari SMP (rentan 13-15 thn) mendukung aksi propaganda shortcut to heaven.
4.2.4 Antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti peroleh mengenai antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran
otoritas dakwah dan shortcut to heaven dengan menggunakan skala likert, dari 8 butir pernyataan yang disajikan
mayoritas dari responden menjawab setuju dan sangat setuju. Jika dituangkan dalam bentuk persentase, angka
yang didapatkan 61,96% dari SMA (rentan 16-18 thn) dan 76,5% dari SMP (rentan 13-15 thn) atau masuk
dalam kategori setuju. Jika dilihat dari jawaban para responden sebagian besar sudah mengantisipasi diri dalam
menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven dan sebagian lainnya ragu-ragu ataupun belum
mengantisipasi. Sebanyak 39 responden memastikan keakuratan konten agama yang ada di internet/media social
dan 26 responden tidak memastikan keakuratan konten agama. Sebagian besar responden merasa terganggu
dengan konten propaganda shortcut to heaven bila muncul di internet/social media. Para responden juga secara
umum sudah mengantisipasi diri jika terjadi propaganda dengan mengikuti kajian-kajian islam untuk
memperdalam ilmu agama dan berusaha menjauhi konten propaganda sebisa mungkin. Selain itu para
responden merasa bila propaganda shortcut to heaven salah. Sebanyak 41 responden sangat berharap
pemerintah dan instansi terkait dapat menerapkan pendidikan agama dikalangan siswa dengan lebih
memperhatikan pendekatan zaman. Dengan adanya banyak kejadian yang diakibatkan bom bunuh diri sebagai
jalan pintas menuju surga sebagian besar responden SMA (rentan 16-18 thn) tidak menjadi lebih waspada
terhadap tempat-tempat kemungkinan terjadinya kejadian perkara, sedangkan sebagian besar responden SMP
menjadi lebih waspada.

17
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian mengenai pengetahuan otoritas dakwah 4.0 dan shortcut to heaven menunjukan dari 5
pernyataan yang disajikan kepada rentang usia 13-18 tahun, diperoleh angka 63 memilih sangat setuju, 152
memilih setuju, 116 memilih ragu-ragu, 72 memilih tidak setuju, 32 memilih sangat tidak setuju.
Berdasarkan angka tersebut diperoleh hasil 68,09% dari rentan 16-18 thn, dan 65,06% dari rentan 13-15 thn
sehingga termasuk dalam kategori setuju.
2. Hasil penelitian mengenai dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan menunjukan dari 8
pernyataan yang disajikan kepada rentang usia 13-18 tahun, diperoleh angka 178 memilih sangat setuju,
187 memilih setuju, 174 memilih ragu-ragu, 116 memilih tidak setuju dan 41 memilih sangat tidak setuju.
Berdasarkan angka tersebut diperoleh hasil 63% dari rentan 16-18 thn, dan 61,03% dari rentan usia 13-15
thn. Sehingga termasuk dalam kategori setuju.
3. Hasil penelitian mengenai dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan menunjukkan
dari 10 pernyataan yang disajikan kepada rentang usia 13-18 tahun diperoleh angka 62 memilih sangat
setuju, 102 memilih setuju, 141 memilih ragu-ragu, 198 memilih tidak setuju dan 364 memilih sangat tidak
setuju. Berdasarkan angka tersebut diperoleh hasil 41% dari rentan 16-18 thn dan 46% dari rentan 13-15thn
sehingga masuk ke dalam kategori tidak setuju.
4. Hasil penelitian mengenai antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to
heaven menunjukkan dari 8 pernyataan yang disajikan kepada rentang usia 13-18 tahun, diperoleh angka
179 memilih sangat setuju, 280 memilih setuju, 157 memilih ragu-ragu, 62 memilih tidak setuju dan 18
memilih sangat tidak setuju. Berdasarkan angka tersebut diperoleh hasil 61,96% dari rentan 16-18 thn dan
76,5% dari rentan usia 13-15 thn. sehingga masuk ke dalam kategori setuju.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum terpecahkan sehingga peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah dan instansi terkait diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
dengan menerapkan Pendidikan agama yang berpacu pada pendekatan zaman agar generasi muda tidak
mudah terpengaruh dengan propaganda yang sering beredar di kalangan masyarkat.
2. Bagi para pendakwah diharapkan dapat mengaplikasikan teknologi 4.0 dengan tidak semena-mena agar
proses penyebaran dakwah lebih teratur.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih bisa mengangkat permasalahan utama yang dirasakan para
korban propaganda shortcut to heaven dengan melibatkan lokasi utama tempat terjadinya kejadian perkara.

20
18
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirobbil’alamin, peneliti hendak mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan keberkahan bagi peneliti sehingga peneliti
mampu menyelesaikan penelitian ini dengan baik,
2. Kedua orang tua kami, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan serta mencurahkan
segala kasih sayang yang tidak ternilai oleh apapun,
3. Pembimbing kami, Bapak Yudi Putra Ardiansyah yang telah menberikan waktu, tenaga dan
arahan-arahan terbaiknya,
4. Seluruh Santri Nurul Fikri Boarding School Serang, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya saat peneliti meminta
data,
5. Seluruh keluarga besar SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang yang telah
memfasilitasi peneliti dalam penyelesaian penelitian ini.

21
19
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, & Agung. (2017). Jalan Pintas Menuju Surga. Retrieved April 7, 2021, from
https://www.republika.co.id/berita/ou7vjw313/jalan-pintas-menuju-surga

Ambar. (2017). 20 Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli. Retrieved April 6, 2021, from
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-
ahli#:~:text=Andreas%20M.,pertukaran%20dari%20User%20Generated%20Content.

Astinana, Tahir, & Hafied. (2017). Isis dan Stigma Islamofobia Framing tentang Konstruksi Pemberitaan
Isis dalam Media Online. KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi. Retrieved April 15, 2021, from
http://journal-old.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view/5329/2884

Hendryadi. (2010). Populasi dan Sampel. Retrieved April 4, 2021, from


https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/

Heri. (2017). 10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya Lengkap (SAMPLING). Retrieved April
7, 2021, from https://salamadian.com/teknik-pengambilan-sampel-sampling/

Hoedi, & Wahyudi. (2018). Indusri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset. J@ti
Undip: Jurnal Teknik Industr. Retrieved April 8, 2021, from
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/18369/12865

Merry, G. (2020). Dakwah: Definisi, Macam-Macam dan Contoh Dakwah. Retrieved April 7, 2021, from
https://majalahpendidikan.com/dakwah-definisi-macam-macam-dan-contoh-dakwah/

Nofyat, Adelina, & Ibrahim. (2018). SISTEM INFORMASI PENGADUAN PELANGGAN AIR
BERBASIS WEBSITE. Indonesian Journal on Information System. Retrieved April 6, 2021, from
https://media.neliti.com/media/publications/260170-sistem-informasi-pengaduan-pelanggan-air-
2be5b23d.pdf

Rada. (2021). Teknik Pengumpulan Data. Retrieved April 7, 2021, from https://dosenpintar.com/teknik-
pengumpulan-data/

Rahayu, N. (2019). Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0. Retrieved April 7, 2021, from
https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-40

Saumi, R. (2012). Apa itu Sosial Media. Retrieved April 6, 2021, from http://www.unpas.ac.id/apa-itu-
sosial-media/

Sutiono. (n.d.). 24 Pengertian Internet menurut Para Ahli. Retrieved April 6, 2021, from
https://dosenit.com/jaringan-komputer/internet/pengertian-internet-menurut-ahli

Welianto, A. (2019). Pengertian Industri 4.0 dan Penerapannya. Retrieved April 8, 2021, from
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/16/160000169/pengertian-industri-4.0-dan-
penerapannya-di-indonesia?page=all
Singarimbun, Masri, & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survay. Retrieved July 28, 2021
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinas (Mixed Methods). (B. Alfabeta, Ed.) Retrieved July 28, 2021

Singarimbun, Masri, & Effendi, S. (2006). Metode Penelitian Survay. Jakarta: LP3ES Indonesia. 336
Halaman. Retrieved July 28, 2021
22
20
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinas (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. 630 Halaman.
Retrieved July 28, 2021
Trijono, & Rachmat. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Depok Timur: Papas Sinar Sinanti. 287 Halaman
Retrieved July 28, 2021

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor Selatan. Ghalia Indonesia. 544 Halaman. Retrieved July 28,
2021
Santosa. (2012). Buku Ajar Metodelogi Peneltian. Bogor: PT. Penerbit IPB Press. 73 Halaman. Retrieved July
28, 2021
Yusuf, M., & A. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencapa
Prenamedia Group. 480 Halaman. Retrieved July 28, 2021

2321
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti
Nama Lengkap : Hasyifa Khaila Rahmawaty
NISN : 0050336831
Posisi dalam Penelitian : Ketua
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Jambi
Tanggal Lahir : 11 April 2005
Nomor Induk Siswa : 1920.2.1.0122
Kelas : 12
Peminatan/Jurusan : IPA
Jalan: Abdul Muis
Kelurahan/Desa: Lingkar Selatan
Alamat Rumah : Kecamatan: Paalmerah
Kabupaten/Kota: Jambi
Provinsi: Jambi
Nomor Telepon Rumah : 085266750405
Nomor Ponsel : 081278633272
E-mail Siswa : hasyifakhaila@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Meliya Bahnan
Ukuran Kaos : L
1. Judul: -
Tempat: -
Waktu: -
Penyelenggara: -
Kompetisi Penelitian yang Pernah Diikuti 2 Tahun Prestasi: -
:
Terakhir 2. Judul: -
Tempat: -
Waktu: -
Penyelenggara: -
Prestasi: -
SMAI Nurul Fikri Boarding School
Nama Sekolah :
Serang
Jalan: Jln. Palka

Kelurahan/Desa: Desa Bantarwaru


Alamat Sekolah :
Kecamatan: Cinangka
Kabupaten/Kota: Serang
Provinsi: Banten
Nomor Telepon Sekolah : 087777833303
24
E-mail Sekolah : humas@nfbs.or.id

Lampiran 2. Biodata Anggota Peneliti


Nama Lengkap : Khansa Hana Kamila
NISN : 0041435215
Posisi dalam Penelitian : Anggota
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Tangerang
Tanggal Lahir : 27 Juni 2004
Nomor Induk Siswa : 1920.2.1.0131
Kelas : 12
Peminatan/Jurusan : IPA
Jalan: Pejaten
Kelurahan/Desa: Desa Pejaten
Alamat Rumah : Kecamatan: Kramatwatu
Kabupaten/Kota: Serang
Provinsi: Banten
Nomor Telepon Rumah : 233423
Nomor Ponsel : 082113256611
E-mail Siswa : khansaakamila@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Novia Fitriawati
Ukuran Kaos : L
3. Judul: -
Tempat: -
Waktu: -
Penyelenggara: -
Kompetisi Penelitian yang Pernah Diikuti 2 Tahun Prestasi: -
:
Terakhir 4. Judul: -
Tempat: -
Waktu: -
Penyelenggara: -
Prestasi: -
SMAI Nurul Fikri Boarding School
Nama Sekolah :
Serang
Jalan: Jln. Palka
Kelurahan/Desa: Desa Bantarwaru
Alamat Sekolah : Kecamatan: Cinangka
Kabupaten/Kota: Serang
Provinsi: Banten
Nomor Telepon Sekolah : 087777833303
E-mail Sekolah : humas@nfbs.or.id
25
Lampiran 3. Biodata Guru Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar Guru Pembimbing : Yudi Putra Ardiansyah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
NIP / Nomor Register Guru : 118256
Nomor Ponsel Guru Pembimbing : +62 812-7113-5925
E-mail Guru : yudiputra.ardiansyah@yahoo.co.id

26
Lampiran 4. Lembar pernyataan orisinalitas/bukan dan belum pernah dikompetisikan atau pernah
dikompetisikan tetapi belum mendapat juara/penghargaan di tingkat Nasional/Internasional

27
Lampiran 5. Lembar pengganti ethical clearance

28
Lampiran 6. Instrumen kuisioner penelitian

Judul Penelitian : Shortcut To Heaven: Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0
Tim Peneliti : Hasyifa Khaila Rahmawaty dan Khansa Hana Kamila
Sekolah Peneliti : SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang - Banten

Semoga Santri/Santriwati selalu dalam keadaan sehat wal’afiat.


Terkait dengan penelitian ini, kami meminta kepada Santri/Santriwati untuk dapat mengisi kuisioner
ini dengan sebenar-benarnya dan sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh Santri/Santriwati.
Santri/Santriwati cukup memberikan tanda centang ( √ ) pada pilihan yang dianggap sesuai dengan
keadaan yang Santri/Santriwati rasakan. Adapun penjelasan kolom yang akan di centang adalah:
SS : Jika Santri/Santriwati Sangat Setuju dengan pernyataan yang diajukan
S : Jika Santri/Santriwati Setuju dengan pernyataan yang diajukan
R : Jika Santri/Santriwati Ragu-Ragu dengan pernyataan yang diajukan
TS : Jika Santri/Santriwati Tidak Setuju dengan pernyataan yang diajukan
STS : Jika Santri/Santriwati Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang diajukan
Sebelumnya, apakah teman-teman mengetahui apa
Kuisioner ini disusun berdasarkan skala likert yang terdiri atas 30 pernyataan berhubungan dengan
Pergeseran Pendakwahan Islam di Era Revolusi Industri 4.0 dimana kebanyakan prakteknya menggunakan
propaganda. Salah satu propaganda yang kita ketahui Bersama adalah Shortcut to Heaven atau jalan pintas
menuju surga. Kuisioner ini terdiri dari 12 pernyataan tentang pandangan santri/santriwati mengenai pergeseran
pendakwahan islam di era revolusi industri 4.0 dan 18 pernyataan mengenai pandangan santri/santriwati tentang
propaganda Shortcut to Heaven atau jalan pintas menuju surga.

Shortcut to Heaven: Pergeseran Pendakwahan Islam Era Revolusi Industri 4.0


IDENTITAS RESPONDEN
Nama santri/santriwati: ………………………………………………………………….
Kelas santri/santriwati : …………………………………………………………..……...
Angkatan santri/santriwati : ……………………………………………………………..
SMA atau SMP
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang dianggap sesuai!
Saya yang dimaksud dalam pernyataan berikut adalah santri/santriwati yang mengisi kuisioner ini.
NO INSTRUMENT PERNYATAAN SS S R TS STS
No. INSTRUMEN PERNYATAAN SS S R TS STS
Pengetahuan mengenai otoritas dakwah 4.0 dan shortcut to heaven
Saya mengetahui maksud dari pergeseran
1
pendakwahan yang terjadi di era revolusi industri 4.0
Saya mengetahui maksud dari propaganda Shortcut
2
to Heaven
29
Saya pernah mendapatkan konten propaganda
3
shortcut to heaven di internet/ media sosial
Saya baru mengetahui propaganda shortcut to
4
heaven setelah kuisioner ini dibagikan
saya sudah lama mengetahui bahwa pergeseran
5 otoritas dakwah sangat berdampak pada diri dan
masyarakat
Dampak perubahan otoritas dakwah pada diri dan lingkungan
Saya merasakan kemudahan mengakses konten
1
agama di internet/media sosial
Saya lebih menyukai pendakwah yang memiliki
2 wajah rupawan dibandingkan kualitas dakwah yang
diberikan
Saya merasa terdapat perbedaan signifikan dalam
3 penyampaian metode dakwah antara 10 tahun yang
lalu dengan sekarang
Saya merasa puas dengan hanya menonton kajian-
4
kajian agama melalui internet/media sosial
Saya lebih mementingkan kualiatas dakwah yang
5
diberikan dibandingkan kerupawanan pendakwah
Akibat dari pergeseran pendakwahan dimana
berubahnya metode dakwah melalui jaringan
6
internet,saya dan keluarga saya menjadi lebih taat
dalam beribadah
Kemajuan teknologi membuat saya malas untuk
7
mempelajari ilmu agama
Pergeseran otoritas keagamaan membuat saya lebih
8
bersemangat dalam memperdalam ilmu agama
Dampak shortcut to heaven dalam perubahan diri dan lingkungan
Saya pernah merasa tertarik untuk mengikuti
1
propaganda shortcut to heaven
Saya pernah menjadi bagian dari propaganda
2
shortcut to heaven
Saya pernah menjadi korban dari
3
propagandashortcut to heaven
Saya menyesal pernah menjadi bagian dari
4
propaganda shortcut to heaven
5 saya mendukung aksi propaganda shortcut to heaven
Saya mempunyai keinginan untuk mengikuti paham-
6
paham yang melenceng dari ilmu agama
Paham-paham propaganda membuat saya takut
7
untuk bersosialisasi dengan dunia luar
Kemajuan teknologi membuat rasa penasaran saya
8 terhadap shortcut to heaven atau propaganda lainnya
menjadi semakin tinggi
paham propaganda membuat saya lebih
9
mendekatkan diri kepada sang pencipta
Saya merasa bahwa propaganda akan menarik saya
10
ke jalan yang sesat
30
Antisipasi diri dalam menghadapi pergeseran otoritas dakwah dan shortcut to heaven
Saya memastikan keakuratan konten agama yang ada
1
di internet/media sosial
Saya berharap pemerintah dan instansi terkait dapat
2 menerapkan pendidikan agama dikalangan siswa
dengan lebih memperhatikan pendekatan zaman
Saya terbiasa untuk membaca dan mengklaim
3 informasi yang saya dapatkan tanpa mengetahui
kevalidatisan informasi tersebut.
Saya berusaha menjauhi konten propaganda shortcut
4
to heaven sebisa mungkin
5 Saya merasa bila propaganda tersebut salah
Saya terganggu dengan konten propaganda tersebut
6
bila muncul di internet/sosial media saya.
Secara umum saya sudah mengantisipasi diri jika
7 terjadi propaganda dengan mengikuti kajian-kajian
islam untuk memperdalam ilmu agama
Karena banyak sekali kejadian yang diakibatkan
bom bunuh diri sebagai jalan pintas menuju surga
8
maka saya lebih waspada terhadap tempat-tempat
kemungkinan terjadinya kejadian perkara
Kami ucapkan terima kasih atas partisipasi santri/i. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menjaga
Kesehatan serta menjauhkan kita semua dari marabahaya. Aamiin.

Salam hormat kami, Tim Peneliti

31
Lampiran 7. Pengambilan data secara secara daring melalui media internet pada santri
SMA dan SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Serang.

Sumber: Sumber: Sumber:


Dokumentasi Peneliti Dokumentasi Peneliti Dokumentasi Peneliti
pada 26 Juli 2021 pada 27 Juli 2021 pada 29 Juli 2021

Sumber: Sumber: Sumber:


Dokumentasi Peneliti Dokumentasi Peneliti Dokumentasi Peneliti
pada 27 Juli 2021 pada 2 Agustus 2021 pada 4 Agustus 2021

32

Anda mungkin juga menyukai