Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Post-truth merupakan fenomena pergeseran sosial spesifik yang melibatkan media arus
utama dan para pembuat opini.1 Fakta-fakta bersaing dengan hoax untuk dipercaya publik.
Fenomena ini menyebabkan tipisnya pembatasan antara kebenaran dan kebohongan yang
berdampak pada kebiasaan masyarakat untuk lebih mencari pembenaran dari pada
kebenaran.2 Upaya ini dikembangkan sebagai alat propaganda dalam  mengolah sentimen
masyarakat agar berempati pada agenda politik tertentu. Caranya adalah dengan membuat
masyarakat mempercayai informasi yang viral, bukan pada isi informasi yang disampaikan. 3
Fokusnya adalah kepada bagaimana masyarakat membaca fakta yang lebih dekat dengan
ideology agama dan pendapat pribadi. Sehingga setiap orang memiliki pandangan yang
berbeda dalam menilai informasi agama, bergantung pada seberapa tinggi takaran
pendidikan agama yang didapatkan.4
Pada era post truth, Pendidikan agama Islam menghadapi berbagai permasalahan seperti
melemahnya otoritas guru agama dan rendahnya kesadaran keagamaan siswa. 5 Melemahnya
otoritas guru agama dipicu oleh munculnya dualisme sumber informasi agama, seiring
dengan masifnya penggunaan internet sebagai sumber informasi. Riset Poespowardojo
menyatakan, percampuran internet dalam ranah agama menyebabkan kebebasan opini
keagamaan yang disesuaikan dengan kepentingan kelompok, bahkan sampai
mengesampingkan realitas kebenaran.6 Harnes menyatakan, fenomena tersebut muncul
akibat lunturnya wibawa guru yang membuat instruksinya tak lagi diindahkan. Mereka lebih
percaya dengan teman geng, sedang pesan yang dibawa tidak didasarkakan pada fakta

1
Kharisma Dhimas Syuhada. “Etika Media di Era Post-Truth.” Jurnal Komunikasi Indonesia Volume V, no. 1
(2017).
2
Nita Siti Mudawamah. “Membekali Diri Untuk Menghadapi Fenomena Post-Truth.” Indonesian Journal Of
Academic Librarianship Volume 2, no. 2 (Februari 2018): 21–28.
3
Sonny Eli Zaluchu. “Dinamika Hoax, Post-Truth dan Response Reader Critism Dalam Rekonstruksi Kehidupan
Beragama.” Religio : Jurnal Studi Agama-agama Volume 10, no. 1 (Maret 2020): 98–117.
4
Keyes, R. (2004). The Post-Truth Era: Dishonesty and Deception in Contemporary Life, (New York: St.
Martin's Publishing Group).
5
Mahnunah, “Problematika dan tantangan pendidikan Islam di Indonesia,” Jurnal Pendidikan Islam IAIN
Madura, Vol. 3 No.2.
6
Bakshy, E., Messing, S., & Adamic, L. A, “Exposure to ideologically diverse news and opinion on
Facebook. Science New York, N.Y, 2015), 348(6239), 1130–1132. https://doi.org/10.1126/science.aaa1160
objektif.7 Hal ini menjadi salah satu pemicu tawuran yang membawa korban jiwa,
sebagaimana yang terjadi akhir tahun lalu di Sukabumi.8 Selain itu, rendahnya kesadaran
keagamaan siswa mengakibatkan penurunan daya kritis 9 hingga mengedepankan kekerasan
seperti tawuran antara SMK N 1 Islam dan SMK Katolik Santo yang membawa nama
agama.10 Dua permasalahan ini menjadi pemicu kebiasaan pemahaman spontan yang
menimbulkan konflik sebagai dampak negatif post truth.
Riset tentang pendidikan agama Islam di era post truth selama ini cenderung berbicara
pada tiga hal. Pertama, pendidikan agama Islam di era post truth dikaitkan dengan isu
parokial11, rasa defensif diri12, dan pengaruhya terhadap kebebasan berkelompok.13 Kedua,
penelitian mengenai pendidikan agama era post truth dikaitkan dengan perasaan
transendensi sebagai landasan intelektual, 14
psikologis, 15
dan spiritual dalam melawan
dampak negatif post truth.16 Ketiga, studi pendidikan di era post truth cenderung diterapkan
pada ranah penelitian politik, 17 18 yang kemudian digunakan untuk mengukur seberapa besar
campur tangan pendidikan agama dalam memanfaatkan post truth untuk menciptaan people
power.19 Secara garis besar, penelitian tersebut membahas mengenai studi agama yang

7
Harnes, “Education in Post truth era, Annual Review of Psychology,” Journal of Psikologi, 2020, 71(1),
499–515. https://doi.org/10.1146/annurev-psych-010419-050962
8
Hari Nau, Tawuran pelajar di Sukabumi Memakan Korban Jiwa, diunduh dari laman
https://www.tribunnews.com/regional/2021/10/29/tawuran-antarpelajar-di-sukabumi-satu-orang-meninggal-
dunia, pada 1 Januari 2022.
9
Noor Amirudin, “Problematika pembelajaran pendidikan agama Islam di era Digital,” Prosiding Seminar
Nasional Prodi Pai Ump, 2019
10
Cosutance, “Popular culture, post-truth and emotional framings of world politics,” Australian Journal of
Political Science, 2020, 54:4, 543-555, DOI:10.1080/10361146.2019.1663405.
11
Song-Chong Lee, “Boundary-Breaking Disposition against Post-Truth: Five Big Questions for Religious
Education, Religious Studies and Philosophy,” The University of Findlay, 2018.
12
Buckingham, D., “Teaching media in a ‘post-truth’ age: Fake news, media bias and the challenge for
media/digital literacy education/ la ense~nanza medi_atica en la era de la posverdad: Fake news, sesgo medi_atico y
el reto para la educaci_on en materia dealfabetizaci_on medi_atica y digital”, Cultura y Educacion, 2019, 31(2),
213–231. https://doi.org/10.1080/11356405.2019.1603814
13
Brashier, N. M., & Marsh, E. J. “Judging truth. Annual Review of Psychology,” 2020, 71(1), 499–515.
https://doi.org/10.1146/annurev-psych-010419-050807
14
Marga, Aspek Penting Pendidikan Islam, (Jakarta: Hames Media Grup, 2020), 43.
15
Zuhri, Pendidikan Agama Islam Abad 21, (Samarinda: Sandora Pres, 2019), 20.
16
Chinn, C. A., Barzilai, S., & Duncan, R. G, “Education for a post-truth world: New directions for research
and practice. Educational Researcher”, Advance online publication, 2020,
https://doi.org/10.3102/0013189X20940683
17
Sarit Barzilai, A review of educational responses to the “post-truth” condition: Four lenses on “post-
truth” problems, 2020
18
Welfer, Kebohongan dan Kebiasaan, (Jakarta: Tida Saudara, 2019), 62.
19
Bakshy, E., Messing, S., & Adamic, L. A, “Exposure to ideologically diverse news and opinion on
Facebook, Science New York, N.Y, 2015), 348(6239), 1130–1132. https://doi.org/10.1126/science.aaa1160
wajib membutuhkan bimbingan keagamaan agar dampak negatif dari post-trth dapat
diminalisir. Upaya ini tergambar dalam serangkaian refleksi kritis tentang keadaan studi
agama dan sejarah yang dihubungkan dengan fenomena saat ini.20 Padahal, yang terpenting
dalam upaya ini adalah melakukan upaya perbaikan pendidikan agama Islam kepada remaja
dengan psikolgi labil yang rawan dipengaruhi.21 Oleh karena itu, menjadi penting untuk
dilakukan penelaahan terhadap pelaksanaan pendidikan agama Islam di era post truth pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mayoritas siswanya berada pada fase usia
remaja.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahaui peranan pendidikan agama Islam dalam
menghadapi era post truth, terkhusus pada jenjang sekolah menengah atas dengan psikologi
yang masih labil.22 Untuk mengetahui hal tersebut, tulisan ini berfokus pada tiga pertanyaan:
a) apa strategi yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam menghadapi era post
truth; b) mengapa guru pendidikan agama Islam menggunakan strategi tersebut, dan c)
bagaimana dampak strategi yang dipilih bagi kemapuan peserta didik dala menghadapi era
post truth. Ketiga jawaban dari pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan
pemahaman apakah pelaksanaan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang sudah
dilaksanakan berkonstribusi bagi terbangunnya pemahaman yang sempurna dalam
menangggulangi post truth. Untuk memastikan kedalaman data, penelitian ini akan
memetakan faktor lain yang mendorong siswa untuk melawan atau menerima fenomena post
truth.
Tulisan ini didasarkan pada suatu argumen bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam
di sekolah menengah atas ikut serta menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku siswa
dalam menghadapi era post truth.23 Hal ini disebabkan karena dalam materi Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti banyak mengandung konten materi atau tema-tema yang
relevan dengan upaya penanganan post truth.24 Namun belum diketahui apakah pelaksanaan
proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah menengah atas sudah sesuai dengan

20
Buckingham, D., “Teaching media in a ‘post-truth’ age..., 7.
21
Sarit Barzilai, “A review of educational responses to the “post-truth”.., 2020
22
Sarit Barzilai, “A review of educational responses to the “post-truth” condition: Four lenses on “post-
truth” problems…, 2020
23
Sarit Barzilai, A review of educational responses to the “post-truth” condition: Four lenses on “post-
truth” problems, 2020
24
Desvian B. dalam jurnal berjudul Fondasi Filosofis Pendidikan di Era Post Truth diterbitkan oleh Historia:
Jurnal Pendidik dan Peneliti,
ketentuan. Untuk meyakinkan argumen tersebut, penelitian perlu dilakukan untuk melihat
apakah orientasi kompetensi yang dicapai peserta didik telah memenuhi penilaian skor
minimum sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Upaya tersebut menjadi
penting sebab pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, baik di
sekolah negeri ataupun swasta sangat menentukan pemahaman seseorang terhadap agama
sekaligus turut membentuk sikap dan prilaku siswa dalam menghadapi era post truth.

B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan, maka penelitian
ini akan menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa strategi yang digunakan guru pendidikan agama Islam dalam menghadapi era post
truth si SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang?
2. Mengapa guru pendidikan agama Islam di SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang
menggunakan strategi tersebut?

3. Bagaimana dampak strategi yang dipilih bagi kemapuan siswa SMA Islam Al-
Azhar 29 Semarang dalam menghadapi era post truth?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat tiga tujuan pokok yang akan menjadi fokus penelitian,
diantaranya: a) Mengetahui jenis strategi pembelajaran yang digunakan guru pendidikan
agama Islam SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang dalam menghadapi era post truth; b)
mengeksporasi alasan guru pendidikan agama Islam SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang
dalam menggunakan strategi tersebut, dan c) mengidentifikasi dampak strategi yang
dipilih bagi kemapuan peserta didik dalam menghadapi era post truth.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran sistematis pelaksanaan kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Era post truth di SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang, baik secara teoritis atau pun
praktis. Dalam ranag teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah
dalam ilmu pengetahuan tentang pendidikan pendidikan Agama Islam di SMA Islam
Al-Azhar 29 Semarang pada Era Post truth. Sedangkan secara praktis penelitian ini
dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Pertama, bagi guru dapat
memberikan refleksi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Era post truth di SMA Islam
Al-Azhar 29 Semarang. Kedua, bagi siswa dapat memberikan pelajaran dan motivasi
dalam menerapkan nilai-nilai pendidian agama Islam, tidak hanya di sekolah tetapi juga
di rumah dan lingkungan masyarakat. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai prakek baik
(best practic) bagi sekolah menengah di SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang untuk
melakukan perbandingan kurikulum pendidikan Agama Islam di era post truth.
Khususnya mengenai respons/penyesuaian sekolah dalam menghadapi dampak negatif
post truth.

D. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penulisan penelitian ini akan berisi lima bab yang
dimulai dari pendahuluan hingga bab penutup. Pada bab I berisi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan. Sedang bab 2 membahas mengenai kerangka teori yang
menjelaskan tentang Pendidikan Agama Era Post truth di Sekolah Menengah Atas.
Bagian ini berisi tinjauan teori pada dua sub bab yakni pendidikan agama dan post
truth dalam kaca mata global. Pada bab 3 penulis akan menjelaskan mengenai setting
penelitian dan sajian bahan ajar pendidikan Islam era post truth di SMA Islam Al-
Azhar 29 Semarang.
Pada bab 4 memaparkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan
pembelajaran, dan potret kompetensi siswa dalam pembelajaran PAI di SMA era post
truth di Kabupaten Batang. Pada bagian hasil, pertama akan dibahas mengenai
pelaksanaan pembelajaran di SMA Islam Al-Azhar 29 Semarang, baik dalam ranah
pembelajaran dalam kelas ataupun luar kelas. Sedang pada bagian kedua akan dibahas
mengenai potret kompetensi siswa dalam pembelajaran PAI yang dirinci dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotor di sekolah mitra. Selanjutnya setelah hasil diperoleh,
makan akan dilakukan pembahasan untuk mendiskusikan apakah pelaksanaan
pendidikan agama Islam di Kabupaten Batang telah memiliki peran dalam
meminimalisir dampak post truth. Setelah langkah-langkah ini dilalui, maka penelitian
dilanjutkan dengan menyusun bab 5 yang berisi kesimpulan dan saran sebagai
interpretasi data. Temuan yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan dapat
mejawab tujuan penelitian yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai