Anda di halaman 1dari 23

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI

ERA SOCIETY 5.0 DI SMPN 1 MAJENE

PROPOSAL PENELITIAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) TP.6

Semester 5

Oleh:

Mardinah 10156121201

Dosen pengampuh:

Darwis, S. si., M.Si.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, yang telah memberikan contoh teladan dalam membentuk

karakter religius dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hormat, saya bermaksud

mengajukan sebuah proposal penelitian yang bertajuk "Peran Pendidikan Agama

Islam dalam Mengembangkan Karakter Religius Siswa di Era Society 5.0 di

SMPN 1 Majene". Penelitian ini sebagai upaya untuk memahami dan

meningkatkan peran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter religius

para siswa di era yang semakin kompleks ini.

Konteks era Society 5.0 yang ditandai dengan integrasi teknologi digital

dalam berbagai aspek kehidupan, menjadi tantangan tersendiri dalam

mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pendidikan agama Islam

di SMPN 1 Majene dapat berperan secara optimal dalam membentuk karakter

religius siswa-siswa kami. Dalam penelitian ini, saya akan melakukan analisis

mendalam terhadap kurikulum, metode pengajaran, dan lingkungan pembelajaran

agama Islam di sekolah. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas pendidikan agama Islam dalam

mengembangkan karakter religius, serta memberikan rekomendasi yang

konstruktif bagi peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di SMPN 1 Majene.

1
Akhir kata, sayaa menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan

partisipasi Bapak/Ibu Guru serta staf pengajar dalam menjalankan kegiatan ini.

Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan mutu

pendidikan agama Islam di SMPN 1 Majene.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Majene, 12 Januari 2024

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakangan

Masyarakat era 5.0 merupakan konsep yang diprakarsai oleh Jepang

sebagai respons terhadap dampak globalisasi yang timbul akibat munculnya

revolusi industri 4.0. Pada periode ini, terjadi kemajuan industri yang signifikan

yang menghasilkan berbagai teknologi yang memfasilitasi kegiatan manusia,

seperti penggunaan mesin-mesin teknologi yang menggantikan peran-peran

pekerja di berbagai perusahaan. Awalnya, operasional perusahaan membutuhkan

tenaga kerja manusia yang besar, namun saat ini banyak di antaranya telah

digantikan oleh mesin-mesin teknologi. Masyarakat diera 5.0 ini mencoba

menjawab adanya tantangan serta dampak dari adanya era industri 4.0, efeknya

yaitu dengan adanya ambiguitas, adanya disrupsi, serta adanya kompleksitas. Masa

era 5.0 juga merupakan masa pembaharuan dari era 4.0. Seperti yang diungkap

oleh Hanafiah dan Soomro yang mengatakan bahwa pada masyarakat era 5.0

sedang mencari solusi dan pembaharuan dari era 4.0. 1 Society 5.0 merupakan

masyarakat yang dapat menyelesaikan tantatangan serta permasalahan sosial

dengan memanfaatkan inovasi yang lahir pada era revolusi industri.

Pada era society 5.0, suatu topik yang penting dalam sebuah konteks

pendidikan modern yakni pendidikan karakter, yang dimana pada era tersebut

ditandai dengan perubahan sosial serta perkembangan teknologi digital yang sangat

1
Lilis Madyawati, dkk., Urgensi Nilai Agama Pada Moral Anak Di Era Society 5.0, Al-
Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, Vol. 18 No.2, Oktober 2021. h. 132-133.

3
cepat. Dalam membentuk individu yang berakhlak mulia dan mampu dalam

menghadapi tantangan zaman, pendidikan karakter memiliki peran yang utama.2 Di

era society 5.0, terjadi perubahan besar dalam persepsi global terhadap ekonomi,

sosial, politik, dan juga dalam ranah pendidikan. Secara khusus, dalam bidang

pendidikan, kemajuan di era society 5.0 menghadirkan banyak perubahan. Ketika

membahas pendidikan dalam konteks masyarakat era 5.0, hal tersebut secara

otomatis melibatkan transformasi dalam sistem pembelajaran yang berlaku pada

periode tersebut. Era revolusi ini sangat terkait dengan keterampilan Abad ke-21

yang berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi. Ini juga

menimbulkan implikasi terhadap sistem pembelajaran yang tentunya mengacu

pada konsep teknologi yang semakin canggih.3.

Dengan perkembangan teknologi ini bisa memberi banyak manfaat dan

kemudahan dalam menjalani kehidupan serta menjadi sebuah alternatif untuk

menunjang kebutuhan manusia. Ragam keuntungan dan keterjangkauan dalam

perkembangan teknologi yang memenuhi kebutuhan manusia, seperti akses

informasi dan komunikasi melalui platform-platform seperti Twitter, email,

Facebook, Instagram, WhatsApp, dan berbagai aplikasi media sosial lainnya,

memungkinkan manusia untuk mencari informasi dan berkomunikasi secara online

dengan mudah melalui perangkat genggaman. Kebebasan dan kemudahan yang

ditawarkan oleh kemajuan teknologi, di mana akses bisa dilakukan dengan cepat

2
Herlini Puspika Sari, Pendidikan Karakter di Era Society 5.0: Analisis Pemikiran Ibnu
Miskawaih, Al-thariqah. vol8(2) 2023.
3
Sulastri Harun, Pembelajaran Di Era 5.0, Pascasarjana Universitas
Negeri Gorontalo Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Merdeka Belajar dalam
Menyambut Era Masyarakat 5.0) 28 November 2021, h. 266

4
melalui satu perangkat genggaman, tentu dapat berdampak pada sikap dan perilaku

siswa.

Tanpa bimbingan langsung dari pendidik, kemudahan akses mungkin tidak

akan menghasilkan hasil yang diharapkan dan bahkan bisa memiliki dampak

negatif terhadap pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam hal pemahaman

materi pelajaran. Saat ini, konteks pendidikan sangat dipengaruhi oleh arus

globalisasi yang memperluas pengetahuan dengan sangat luas dan tidak terbatas.

Salah satu contoh dampak negatif dari globalisasi adalah meningkatnya perilaku

kenakalan remaja.4 Di era Society 5.0, terjadi perubahan besar dalam berbagai

aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Kemajuan teknologi dan globalisasi

telah menyebabkan transformasi signifikan dalam cara manusia berinteraksi,

termasuk dalam praktik keagamaan dan pembentukan karakter religius. Dalam

konteks ini, pendidikan agama Islam memegang peran penting dalam membentuk

karakter religius siswa, yang pada akhirnya akan membentuk individu yang lebih

baik dan dapat memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.

Dari pemaparan diatas maka diperlukan kejelasan dari sebuah tujuan, visi

dan misi lembaga pendidikan untuk menciptakan dan membentuk karakter peserta

didik dalam lingkungan sekolah, kemudian dilaksanakan melalui program-progran

kegiatan sekolah. Maka dari itu atas latar belakang penjelasan diatas, peneliti

tertarik untuk membahas dan mengkaji tentang “Peran pembelajaran pendidikan

agama islam dalam pengembangan karakter religius siswa di era society 5.0”

A. Rumusan Masalah

4
Rohmat Mulyana Sapdi, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era
Society 5.0, JURNAL BASICEDU Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023. h.994.

5
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana peran pendidikan agama

islam dalam pengembangan karakter religius siswa di era society 5.0?” Untuk

menjawab rumusan masalah tersebut maka peneliti akan melakukan observasi dan

juga wawancara di SMPN 1 Majene, untuk menggali lebih dalam mengenai

pengembangan karakter religius siswa melalui pembelajaran pendidikan agama

islam.

B. Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang Peran

pembelajaran pendidikan agama islam dalam pengembangan karakter religius

siswa di era society 5.0. Tinjauan pustaka yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Jailani, dkk. Dengan judul “Peran

Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Jujur Pada Siswa”

tahun 2019. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa Peran

pendidikan Islam sangat dibutuhkan dalam mendukung pembentukan karakter

jujur dimana menjadi era yang penuh tantangan dihadapi oleh para siswa saat

ini, para siswa menjadi bingung dan bertanya-tanya mereka harus melakukan

apa dan bagaimana harus bersikap. Melalui Penddikan Agama Islam siswa-

siswa dapat memiliki bekal untuk memiliki karakter jujur dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Musyafak, ddk. Dengan judul ”Strategi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Tantangan Di

6
Era Revolusi Industri 5.0” Berdasarkan hasil penelitian berfokus pada. Untuk

mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan perkembangan teknologi modern,

langkah awal melibatkan pemahaman mendalam terhadap perubahan global

dalam era Revolusi Industri 5.0. Kesadaran akan revolusi ini mendorong

penyesuaian dalam kurikulum dan metode pengajaran sebagai strategi penting.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rustan Efendy. Dengan judul “Peran

Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa”

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa dalam pendidikan karakter ini

dibentuk dari materi akidah akhlak yang terdapat pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Akidah membentuk karakter religius. Upaya guru

adalah membentuk karakter religius melalui pendidikan agama Islam. Namun

pada kenyataannya, Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang

dipandang tidak lebih penting dari mata pelajaran yang lain. Alasannya adalah

karena tidak termasuk dalam standar kelulusan. Selain itu lebih banyak

mengarah kepembinaan secara teoritis, sedangkan PAI baiknya dilakukan

dengan praktek agar dapat diterapkan dalam kehidupan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni terletak pada

variabel yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya menggunakan jenis penelitian

kuantitatif dimana pada penelitian tersebut meneliti peran pendidikan agama islam

dalam membentuk karakter jujur pada siswa, lebih fokus terhadap membentuk

karakter jujur, pada penelitian kedua lebih berfokus pada strategi penanaman nilai-

nilai ajaran islam dan pada penelitian ketiga kurang lebih sama dengan penelitian

yang akan saya teliti titik pembeda yaitu pada penelitian sebelumnya melakukan

7
upaya pembentukan karakter melalui praktek karena menganggap dengan cara

tersebut dapat lebih mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan

pada penelitian ini lebih berfokus dalam peran pendidikan islam dalam

pengembangan karakter religius siswa di era society 5.0.

C. Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat kita ketahui bahwa tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahaui peran pendidikan agama islam dalam

pembangunan karakter religius siswa di era society 5.0. Adapun manfaat dari

penelitian ini diantaranya:

1. Bagi guru

a. Pengembangan pendekatan pengajaran: Penelitian ini dapat membantu guru

dalam merancang metode pengajaran yang efektif untuk meningkatkan

karakter religius siswa.

b. Peningkatan pemahaman Guru: Guru bisa lebih memahami peran

pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter religius siswa dengan

hasil penelitian ini.

c. Pengembangan Kurikulum: Temuan penelitian ini dapat membantu guru

dalam menyusun kurikulum yang memprioritaskan pembentukan karakter

religius siswa di era Society 5.0.

d. Pengembangan Profesional: Penelitian ini dapat menjadi landasan bagi

pelatihan profesional guru untuk menyampaikan pendidikan agama Islam

dengan lebih efektif dan relevan.

2. Bagi Siswa

8
a. Peningkatan Kesadaran Keagamaan: Siswa dapat lebih menyadari

pentingnya karakter religius dalam kehidupan mereka di era Society 5.0

berkat penelitian ini.

b. Pembentukan Sikap dan Perilaku: Siswa bisa memahami nilai-nilai agama

Islam dan cara menerapkannya dalam sikap dan perilaku mereka sehari-

hari.

c. Pengembangan Etika: Dengan fokus pada pendidikan agama Islam yang

membangun karakter religius, siswa dapat mengembangkan etika dan

moralitas yang kokoh.

d. Peningkatan Kesejahteraan Emosional: Karakter religius dapat membantu

siswa menghadapi tantangan emosional di era Society 5.0 dengan lebih

baik.

3. Bagi orang tua siswa

a. Pemahaman yang Lebih Mendalam: Orang tua dapat memahami lebih baik

bagaimana pendidikan agama Islam berperan dalam membentuk karakter

religius anak-anak mereka.

b. Keterlibatan dalam Pendidikan Anak: Temuan penelitian ini dapat

mendorong orang tua untuk terlibat lebih aktif dalam mendukung

pendidikan agama Islam anak-anak mereka.

c. Penguatan Nilai Keluarga: Hasil penelitian dapat digunakan orang tua

untuk memperkuat nilai-nilai agama Islam dalam keluarga dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

9
d. Peningkatan Komunikasi: Penelitian ini bisa menjadi topik pembicaraan

antara orang tua dan anak-anak mereka, meningkatkan komunikasi

keluarga tentang nilai-nilai agama Islam dan karakter religius.

10
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan diartikan

yaitu sebagai proses, cara, dan perbuatan mendidik”. Menurut Undang-undang

No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa

Pendidikan Nasional yaitu: “berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

Peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu

point daripada tujuan Pendidikan adalah berakhlak mulia”.5

Berdasarkan UU No.2 Tahun 1998, bahwa “Pendidikan Islam adalah

usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa,

sesuai dengan ajaran agama Islam, bersifat inklusif, rasional dan filosofis

dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan

kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan Nasional.” Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk

menjaga dan meningkatkan kualitas keimanan, ibadah, dan akhlak peserta didik

melalui pengajaran-pengajaran Islam, sehingga dapat menjadi manusia yang

baik dihadapan Allah dan menjadi manusia yang baik pula dihadapan
5
Rohmat Mulyana Sapdi, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era
Society 5.0, Jurnal Basicedu : Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023. h.994.

11
masyarakat bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-undang No.2 Tahun 1989,

pendidikan Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan kepada

Tuhan yang maha Esa, sesuai dengan ajaran agama Islam, bersifat inklusif,

rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan

kerukunan dan kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan Nasional.6

Pendidikan agama islam memiliki fungsi yang kritis mengenai

meningkatkan pengetahuan siswa tentang agama islam, dalam pendidikan

agama islam juga memiliki peran utama dalam hal pembentukan karakter,

karena didalamya terkandung etika, nilai, dan akhlak. Pendidikan agama islam

penting bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik mengenai

prinsip-prinsip islam, juga pada pendidikan islam berupaya dalam hal

pengembangan keimanan, penghayatan, pemahaman, serta penerapan terkait

prinsip-prinsip islam.7 Dalam konteks pembentukan karakter dan akhlak

keagamaan, pendidikan agama Islam memegang peranan utama karena

fokusnya pada nilai-nilai moral dan spiritual.

Kehadiran pendidikan agama Islam di lingkungan sekolah sangatlah

penting bagi siswa guna memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai

prinsip-prinsip Islam. Selain itu, melalui pendidikan ini, siswa juga didorong

untuk mengembangkan iman mereka, serta pemahaman, penghayatan, dan

penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.


6
Aminuddin, Aliaras Wahid, Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h.
1.
7
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter
Siswa Di Era Milenia, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran : Vol. 5
No. 3 Tahun 2022, h. 362

12
B. Karakter religius

Secara etimologi, asal usul kata "karakter" dapat ditelusuri dari Bahasa

Latin "character", yang mengandung arti dari aspek-aspek seperti watak, tabiat,

sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak. Secara terminologi,

karakter mengacu pada kumpulan nilai-nilai yang terkait dengan hubungan

seseorang dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan. Nilai-nilai ini tercermin dalam pikiran, sikap, hukum, tata krama,

budaya, dan tradisi.8 Menurut Salahudin dan Alkrienciechie mendefinisikan

karakter sebagai atribut yang membedakan individu atau kelompok orang, yang

mencakup nilai-nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketahanan dalam

menghadapi tantangan dan kesulitan. Aspek-aspek nilai, moral, dan ketahanan

ini berasal dari kesepakatan dalam kelompok di mana individu tersebut terlibat,

dan telah dijadikan standar dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab

dalam hidup mereka.9

Istilah "religi" berasal dari kata "religie" dalam bahasa belanda dan

"religion" dalam bahasa inggris. Kata ini mulai diperkenalkan dalam bahasa

indonesia oleh penjajah sebelum kemudian digunakan secara meluas oleh

masyarakat indonesia. "religi" atau "religion" sendiri berasal dari kata

"relegere" atau "relegare" dalam bahasa latin. Menurut harun nasution (dalam

rachmad, 1995), "relegere" berarti mengikat, hati-hati, dan berpegang pada

aturan serta norma. Dengan demikian, "religi" mengacu pada nilai, norma, dan

8
Hasan Basri, dkk. Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik Melalui Pembiasaan
Kegiatan Keagamaan di MA Miftahul Ulum Kabupaten Purwakarta, Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 12 No. 02 Mei 2023, h. 1524
9
Santy Andrianie, dkk. Karakter Religius: Sebuah Tantangan Dalam Menciptakan Media
Pendidikan Karakter, (Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media,2021), h. 23

13
aturan yang diyakini oleh individu dan dijadikan sebagai pedoman hidup serta

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.10 Sedangkan Religius menurut

KBBI merujuk pada sifat yang terkait dengan agama atau keagamaan.

Karakter religius adalah sifat yang melekat pada individu atau objek

yang mencerminkan identitas, ciri, kepatuhan, atau pesan dari agama tertentu.

Ini tercermin dalam pola pikir dan perilaku individu dalam tindakan mereka,

yang selalu diwarnai oleh nilai-nilai agama tersebut. Dengan demikian,

karakter religius menunjukkan keteguhan dalam keyakinan, ketaatan dalam

ibadah, serta pemeliharaan hubungan yang baik dengan sesama manusia dan

lingkungan sekitarnya.11 Membentuk karakter religius merupakan usaha yang

disusun secara terencana untuk memperkenalkan, menginspirasi, dan

menanamkan nilai-nilai religius kepada peserta didik sehingga mereka dapat

berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikehendaki. Menurut

Rianawati bahwa dengan memiliki karakter religius, seseorang dapat hidup

dengan arah dan panduan yang jelas menuju kehidupan yang bermoral dan

mulia. Oleh karena itu, pembentukan karakter religius adalah hasil dari upaya

pendidikan dan pelatihan yang sungguh-sungguh terhadap berbagai potensi

spiritual yang ada dalam diri manusia.

Pada era milenial, pembentukan karakter menjadi dasar bagi

pembangunan sosial. Suatu bangsa yang memiliki moralitas, fokus pada

kesejahteraan masyarakat, serta tangguh dan kompetitif, akan memiliki

10
Santy Andrianie, dkk. Karakter Religius: Sebuah Tantangan Dalam Menciptakan Media
Pendidikan Karakter, h. 25
11
Kusno , “Pendidikan Matematika FKIP : Model Pendidikan Karakter Religius Berbasis
Pada pegetahuan matematika”, dalam Jurnal Vol.2 Nomor 1, 2014, h. 4.

14
generasi yang memiliki karakter yang kuat. Generasi yang berkarakter adalah

mereka yang memiliki moralitas yang tinggi, berlandaskan pada keyakinan dan

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menciptakan masyarakat

yang aman dan sejahtera, sesuai dengan aspirasi yang tercantum dalam

Pancasila.12 Dalam konteks pendidikan formal yang diawasi oleh Kementerian

Pendidikan Nasional, pemerintah turut serta secara aktif dalam melaksanakan

pendidikan karakter religius. Langkah ini diambil sebagai bagian dari usaha

untuk memperkuat dasar pembentukan generasi yang pintar dan memiliki

karakter yang tangguh. Program pendidikan karakter religius ini merupakan

bagian dari upaya percepatan pendidikan karakter, yang juga mencakup

pembentukan karakter integritas, nasionalisme, kemandirian, dan kerjasama.

Praktik pendidikan karakter religius diimplementasikan dalam berbagai

kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti memulai kegiatan belajar dengan

doa, memberikan salam saat bertemu dengan sesama siswa, mengintegrasikan

aktivitas keagamaan dalam rutinitas sekolah, dan kegiatan lainnya.

C. Era Society 5.0

Masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang membentuk suatu

sistem yang sebagian terbuka atau terbatas, dimana mayoritas interaksi terjadi

antara individu-individu di dalam kelompok tersebut. Perkembangan

masyarakat yang signifikan dapat diamati dengan membandingkan kehidupan

masyarakat pada masa lampau dengan masa kini. Society 5.0 mencerminkan

fase kelima dalam revolusi kemasyarakatan dalam sejarah perkembangan


12
Bagus Wicaksono & Rizqi Meidianto, Peran Pendidikan Agama Islam dalam
Membangun Karakter Mahasiswa di Era Milenial, Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama
Islam (JPAI), Volume 03, Nomor 1 Tahun 2021, h. 2

15
manusia.13 Menurut Skobelev & Borovik, masyarakat 5.0, atau yang dikenal

sebagai Era Society 5.0, merupakan sebuah teori konseptual yang

diperkenalkan oleh pemerintah Jepang,14 yang disesuaikan dengan keadaan

negaranya. Namun, pada beberapa aspek konsep ini juga sangat cocok dengan

situasi yang ada dinegara lain, seperti indonesia. Negara harus bersiap

menghadapi tantangan dan peluang yang datang bersamaan dengan kemajuan

teknologi canggih dalam era Society 5.0, agar tetap dapat mencapai cita-cita

dan tujuan bangsa, yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi era Society 5.0

dengan cermat, dua faktor kunci yang dapat menentukan arah kemajuan suatu

bangsa adalah Pendidikan dan Kebudayaan.15 Berikut adalah beberapa strategi

yang bisa diterapkan oleh sektor pendidikan di Indonesia dalam menghadapi

Society 5.0. Pertama, pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur dengan

meningkatkan pembangunan dan menyediakan akses internet yang merata di

seluruh wilayah Indonesia. Hal ini penting karena belum semua daerah di

Indonesia memiliki akses internet yang memadai. Kedua, para pendidik perlu

ditingkatkan keterampilan digitalnya dan mendorong kemampuan berpikir

kreatif di kalangan pengajar serta pemerataan guru diberbagai daerah yang

masih mengalami kekurangan tenaga pendidik. Ketiga, sinergi antara

pendidikan dan dunia industri harus diperkuat agar lulusan dapat menyesuaikan

diri dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga dapat membantu mengurangi

13
Nelly Mursyidah dan Muhammad, Arah Baru Pembelajaran Pada Mahasiswa Di Era
Society 5.0, Jurnal Pembelajaran Dan Matematika Sigma (JPMS): Vol. 9 No. 1 (2023), h. 6
14
Rohmat Mulyana Sapdi, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era
Society 5.0, h. 996.
15
Sulastri Harun, Pembelajaran Di Era 5.0, h. 270

16
tingkat pengangguran. Terakhir, pemanfaatan teknologi sebagai alat

pembelajaran perlu ditingkatkan agar proses belajar-mengajar menjadi lebih

efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.16

Dalam era milenial ini, siswa mengalami banyak perubahan dalam

sikap, moralitas, dan karakteristik mereka. Dengan adanya akses yang mudah

terhadap informasi melalui sistem internet yang canggih. Kebebasan dan

kemudahan pada kemajuan teknologi yakni dalam mengakses dengan cepat

dalam satu genggaman tentu dapat memberi perubahan pada sikap dan perilaku

siswa. Tanpa didampingi oleh guru, kemudahann mengakses bisa jadi tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan karena akan menjadi dampak negatif

terhadap suatu tujuan dalam pencapaian pendidikan seperti halnya pemahaman

mengenai materi ajar. Sekarang ini, realita mengenai pendidikan sangat

dipengaruhi oleh adanya arus globalisasi yang menambah sebuah pengetahuan

luas tak terbatas. Salah satu contohnya yakni pada pengaruh kenakalan remaja

yang merupakan bukti sebagai pengaruh negatif dari adanya arus globalisasi. 17

Jika penurunan karakter dibiarkan tanpa upaya perbaikan atau penanganan

yang segera, maka hal tersebut dapat berdampak negatif pada perkembangan

siswa. Contohnya, siswa mungkin menjadi kurang berperilaku baik, seperti

bersikap tidak sopan terhadap orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya, dan

juga meningkatnya kasus kriminal serta pelecehan seksual.18

16
Nelly Mursyidah dan Muhammad, Arah Baru Pembelajaran Pada Mahasiswa Di Era
Society 5.0, h. 8
17
Rohmat Mulyana Sapdi, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era
Society 5.0, h.994.
18
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter
Siswa Di Era Milenia, h. 363

17
Dalam menanggapi era ini pendidikan di Indonesia mengamati

beberapa aspek, seperti infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia,

integrasi pendidikan dengan industri, dan pemanfaatan teknologi sebagai

sarana pembelajaran.19 Dengan melakukan Pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada peningkatan kompetensi atau keterampilan hidup berkarier,

kesediaan untuk terus belajar dan berinovasi, penguasaan teknologi media

informasi, kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah, keahlian

dalam berkomunikasi, kemampuan kreatif dan inovatif, serta kemampuan

bekerjasama dalam kelompok, merupakan hal yang penting dan harus

dikembangkan secara kreatif oleh para pendidik. 20 Berdasarkan hal tersebut,

pendidikan di Indonesia juga harus sesuai dengan konsep Society 5.0. Konsep

pendidikan di Indonesia perlu diubah agar tujuan Society 5.0 dalam masyarakat

dapat tercapai. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan atau konsep kurikulum

yang sesuai dengan perkembangan era. Kurikulum perlu dirancang untuk

memuat kompetensi berupa keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat di

Society 5.0.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang lebih fokus pada

19
Rohmat Mulyana Sapdi, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era
Society 5.0, h. 997.
20
Sulastri Harun, Pembelajaran Di Era 5.0, h. 270

18
observasi dan analisis. Pada metode penelitian kualitatif lebih mementingkan

proses dan bersifat elaboratif yang dapat membantu peneliti untuk menggali

informasi yang lebih detail mengenai suatu fenomena yang terjadi yaitu

tentang Peran pembelajaran pendidikan agama islam dalam pengembangan

karakter religius siswa di era society 5.0. Selanjutnya, penelitian ini akan

dilaksanakan di SMPN 1 Majene yang berada di kecamatan Banggae,

kabupaten Majene.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu SMPN 1 Majene. sampelnya siswa-

siswi SMPN 1 Majene yang dipilih secara acak (Simple Random Sampling).

Simple random sampling merupakan teknik random sampling yang paling

sederhana, yaitu dengan mengedepankan prinsip bahwa setiap

sampel/individu memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih secara acak.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan pengambilan data berupa data sekunder dan data primer. Data

sekunder bersumber dari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik

penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan data primer

dikumpulkan melalui proses observasi dan wawancara langsung dengan

informan.

D. Analisis Data

Proses analisis data melibatkan penyusunan secara sistematis data yang

dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Reduksi data dilakukan

19
dengan selektif memilih informasi relevan dari hasil wawancara dan

observasi, kemudian disajikan dalam bentuk naratif yang mudah dipahami.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan menyelaraskan hasil reduksi data

dengan tujuan penelitian. Bu

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Adhandayani, Modul Metode Penelitian 2 (Kualitatif), Universitas Esa

Unggul 2020.

Aminuddin, Aliaras Wahid, Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2006).

Andrianie Santy, dkk. Karakter Religius: Sebuah Tantangan Dalam Menciptakan

Media Pendidikan Karakter, Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media, 2021

20
Basri Hasan, dkk. Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik Melalui

Pembiasaan Kegiatan Keagamaan di MA Miftahul Ulum Kabupaten

Purwakarta, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 12 No. 02 Mei

2023

Harun Sulastri , Pembelajaran Di Era 5.0, Pascasarjana Universitas

Negeri Gorontalo Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar

(Merdeka Belajar dalam Menyambut Era Masyarakat

5.0) 28 November 2021

Kusno , “Pendidikan Matematika FKIP : Model Pendidikan Karakter Religius

Berbasis Pada pegetahuan matematika”, dalam Jurnal Vol.2 Nomor 1,

2014.

Madyawati Lilis, dkk., Urgensi Nilai Agama Pada Moral Anak Di Era Society 5.0,

Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, Vol. 18 No.2, Oktober

2021.

Mulyana Sapdi R, Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era

Society 5.0, JURNAL BASICEDU Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023

Mursyidah Nelly dan Muhammad, Arah Baru Pembelajaran Pada Mahasiswa Di

Era Society 5.0, Jurnal Pembelajaran Dan Matematika Sigma (JPMS): Vol.

9 No. 1 (2023)

Nurazizah Afifah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk

Karakter Siswa Di Era Milenia, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan

Pengembangan Pembelajaran : Vol. 5 No. 3 Tahun 2022.

21
Puspika Sari H, Pendidikan Karakter di Era Society 5.0: Analisis Pemikiran Ibnu

Miskawaih, Al-thariqah. vol8(2) 2023

Wicaksono Bagus & Rizqi Meidianto, Peran Pendidikan Agama Islam dalam

Membangun Karakter Mahasiswa di Era Milenial, Tarbiyatu wa Ta’lim:

Jurnal Pendidikan Agama Islam (JPAI), Volume 03, Nomor 1 Tahun 2021

22

Anda mungkin juga menyukai