Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan Filsafat Pendidikan


Islam
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Dwi Fitri Wiyono S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. FAISAL GHUFRON HASAN (22202011014)


2. HESTY HYLDANIA AZIZAH (22202011013)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
KATA PENGANTAR

Dengan penuh keikhlasan hati, puji dan syukur Alhamdulillah kami haturkan
kepada Ilahi Robbi, sang maha pencipta, sumber ilmu pengetahuan, Allah SWT.
Berkat keluasan rahmat dan nikmatnya , sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam mengenai pengertian, ruang lingkup
dan kegunaan filsafat pendidikan Islam, walaupun dengan keadaan makalah yang
menurut kami masih jauh dari kata kesempurnaan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan ke hadirat junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang diutus dengan membawa syariat yang mudah nan
penuh dengan rahmat, dan membawa keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam bapak Dr. Dwi Fitri Wiyono, S.Pd.I., M.Pd.I,
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Terakhir kalinya, makalah ini masih jauh dari sempurna, karenanya penulis
berharap atas kritik dan saran konstruktif demi kesempurnaan makalah ini, dengan
segala keterbatasan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri pada khususnya serta bagi semua pembaca pada umumnya.

Malang, 20 Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki

hubungan sangat erat dengan kehidupan manusia. Dalam konteks

kehidupan sebagai manusia ciptaan Tuhan selalu mempertimbangkan hal-

hal yang penting sebelum menetapkan keputusan dalam berperilaku.

Filsafat disebut juga dengan induk dari ilmu pengetahuan, karena filsafat

mampu menjawab segala pertanyaan baik yang berhubungan dengan alam

semesta maupun manusia dengan segala permasalahan dalam kehidupan.

Pendidikan bisa dikatakan sebagai proses penyiapan generasi untuk

menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup yang lebih efektif dan

efisien. Pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu melainkan juga

mentransfer ilmu pengetahuan. Salah satu ciri khas manusia yaitu tidak

hanya kemampuannya untuk mendidik dan dididik, melainkan juga

mentransfer nilai. Sedangkan pendidikan Islam adalah kombinasi antara

akal manusia dengan tuntutan firman Allah SWT. Manusia dituntut untuk

selalu menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat dalam Al-Quran dan

Hadist.

B. Rumusan Masalah

1. Apa masalah yang sedang sering terjadi di masyarakat?

2. Apa saja pengertian, ruang lingkup, dan kegunaan Filsafat Pendidikan

Islam?
3. Bagaimana hubungan antara masalah yang ada dimasyarakat dengan

Filsafat Pendidikan Islam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah yang sedang sering terjadi di masyarakat.

2. Untuk mengetahui pengertian, ruang lingkup, dan kegunaan Filsafat

Pendidikan Islam.

3. Untuk mengetahui hubungan antara masalah yang ada dimasyarakat

dengan Filsafat Pendidikan Islam.

4.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Problem di Masyarakat

Sumber : Whisnu Pradana (Detik.com/detikJabar)

“PRIHATIN ANAK KECANDUAN GAWAI, YAYASAN DI

BANDUNG BIKIN METODE BELAJAR ASYIK”

Bandung - Anak-anak dinilai memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap

dampak dari kecanduan gadget atau gawai yang kian hari kondisinya kian

memprihatinkan.

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Kabupaten

Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, hingga kini terdapat 98 anak yang

menjalani perawatan karena disinyalir mengalami kecanduan gawai.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Yayasan Bakti 45 Sejahtera

Bandung berupaya untuk mengalihkan perhatian anak terhadap gawai

salah satunya dengan metode belajar menyenangkan.

"Setiap hari Minggu kita punya slogan 'Learning With Fun', di situ kita

bagaimana caranya kita buat belajar semenyenangkan mungkin setelah Senin

sampai Sabtu anak-anak di sekolah jenuh," kata Menurut pendiri Yayasan

Bakti 45 Sejahtera, Salim, kepada wartawan, Sabtu (8/10/2022).

Cara menyenangkan yang diterapkan misalnya saat belajar Bahasa

Inggris dan Matematika yang dilaksanakan oleh sejumlah relawan yang

terlibat. "Kita lebih praktik, misalnya matematika itu tidak hanya di

whiteboard terus. Kita terapkan pembelajaran lewat alat peraga juga,"

ujar Salim.
Salim menuturkan saat ini ada sekitar sepuluh relawan dari berbagai

universitas yang turut andil dalam gerakan tersebut. Para relawan yang

terlibat memiliki visi yang sama untuk mengalihkan kebiasaan anak-anak

bermain gawai.

"Di tengah gempuran teknologi, kita harus menjadi contoh dan keprihatinan

kita lihat di lapangan anak-anak lebih banyak ke gadget. Jadi kita berupaya

untuk memberikan kesibukan yang lain bagi anak-anak. Tentunya yang

menyenangkan agar mereka juga tidak jenuh," ucap Salim.

Yayasan yang berdiri sejak 2019 ini memiliki 10 anak asuh dengan

berbagai tingkat pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi.

Anak-anak itu juga tetap mendapatkan pendidikan lain di luar sekolah

formal.

"Karena kita lihat kalau lagi libur atau sesudah sekolah, mereka itu asik

main gadget bahkan mereka jarang main sama teman-temannya. Itu yang

kita khawatirkan, karena kalau tidak terkontrol juga dampaknya bisa

berbahaya," kata Salim

Ia berharap, dengan adanya gerakan tersebut dapat memberikan dampak

positif bagi anak-anak, terutama melepas kebiasaan bermain gawai. Terlebih

yayasan yang masih seumur jagung tersebut masih terus berupaya untuk

memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama di wilayah Lembang.

"Kami yayasan masih baru, 2019 berdiri. Lalu kami juga donaturnya

belum banyak, jadi masih terbatas yang belum bisa kita bantu. Tapi saya
bersyukur banyak teman teman mahasiswa mereka bergabung disini,"

tutur Salim.

Baca artikel detikjabar, "Prihatin Anak Kecanduan Gawai, Yayasan di

Bandung Bikin Metode Belajar Asyik" selengkapnya

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6336963/prihatin-anak-kecanduan-

gawai-yayasan-di-bandung-bikin-metode-belajar-asyik.

B. Filsafat Pendidikan Islam

1. Pengertian

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philos dan shopia.

Sedangkan secara etimologis, philos berarti cinta dan shopia berarti

kebijaksanaan atau kepahaman yang mendalam. Jika dua kata tersebut

disambungkan maka bermakan mencintai kebijaksanaan. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI) filsafat adalah teori yang mendasari alam

pikiran atau suatu kegiatan yang berintikan ilmu tentang logika, estetika,

metafisika dan epistemologi.

Sedangkan pengertian filsafat menurut beberapa filosof menurut

Sumanto (2019) yaitu: Plato berpendapat filsafat adalah ilmu pengetahuan

yang berusaha mencapai kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak

ditangan tuhan atau disingkat dengan pengetahuan tentang segala yang

ada. Menurut Aristoteles, filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi

kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika,

etika, ekonomi, politik, sosial budaya dan estetika atau menyelidiki sebab

dan asas segala benda. Sedangkan Al-Farrabi berpendapat bahwa filsafat


adalah pengetahuan tentang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya

yang sebenarnya. Al-Kindi sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat Islam

yaitu mengemukakan bahwa filsafat dibagi menjadi tiga lapangan yaitu:

ilmu fisika (al-ilmu al-thobiiyyat), ilmu matematika (al-ilmu al riyadi),

ilmu ketuahanan (al-ilmu al rububiyyat).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, filsafat adalah berfikir

untuk mencari pengetahuan tentang kebijaksanaan, prinsip, dasar-dasar

untuk mencapai kebenaran. Namun perlu tetap diingat bahwa kebenaran

yang mutlak hanyalah milik Allah SWT.

Islam sebagai agama peradaban akan bersentuhan juga dengan

filsafat. Pada masa kejayaan Islam ditandai dengan lahirnya pemikir-

pemikir muslim yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan

disiplin ilmu-ilmu pengetahuan agama dan sosial. Ilmu-ilmu pengetahuan

agama seperti ilmu al-Quran, ilmu qira’at, ilmu Hadis, ilmu kalam, ilmu

fiqih, dll. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah,

matematika, ilmu alam, aritmatika, astronomi, matematika, kimia, dll.

Dari seluruh disiplin-disiplin ilmu yang berkembang melahirkan

teknologi yang nantinya dibutuhkan dalam menunjang peradaban umat

Islam.

Pembahasan antara filsafat dan Islam ini melahirkan cabang ilmu

baru yaitu filsafat pendidikan Islam. Hidayat dan Henny (2018) mengutip

pendapat Omar Mohammad al-Tourny al Syaibany menyatakan bahwa

filsafat pendidikan Islam ialah pelaksanaan pandangan dan kaidah filsafat

tentang pandangan filosofis dan sistem aliran filsafat dalam Islam


terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat

Islam. Selain itu, filsafat pendidikan Islam mereka artikan sebagai

penggunaan dan penerapan metode dan sistem filsafat Islam dalam

memecahkan problematika pendidikan umat Islam yang selanjutnya

memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan

umat Islam.

Abuddin Nata mendefinisikan filsafat pendidikan islam adalah

sebagai suatu kajian filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat

dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Quran dan Hadist

sebagai sumber primer dan pendapat dari para ahli khususnya para filosof

muslim sebagai sumber sekunder. Selain itu, Abuddin Nata juga

mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah suatu upaya

menggunakan filosofis, yakni berpikir secara mendalam, sistematis,

radikal dan universal tentang masalah-masalah pendidikan,seperti

masalah tentang peserta didik, guru, kurikulum, metode dan lingkungan

dengan menggunakan Al-Quran dan Hadist sebagai dasar acuannya.

Kesimpulannya yaitu filsafat pendidikan Islam adalah kajian-kajian

secara menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka

menyelesaikan segala masalah yang berkaitan dengan pendidikan Islam.

Dengan kata lain Nata (2013) mengatakan bahwa prinsip-prinsip dan

dasar filsafat pendidikan Islam digunakan untuk merumuskan berbagai

konsep dan teori pendidikan Islam, mulai dari prinsip ajaran tauhid,

akhlak mulia, fitrah manusia sebagai makhluk yang tidak hanya


mengedepankan jasmani dan akal melainkan prinsip spiritualnya juga

harus seimbang, pandangan tentang alam jagat raya yang menjadi wujud

nyata ciptaan Allah SWT, pandangan tentang akhlak, serta berbagai

pandangan ajaran Islam lainnya.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah sebuah masalah

yang berkaitan dengan tujuan, kurikulum, metode, materi, evaluasi, dan

lingkungan pendidikan. Namun seluruh masalah tersebut dilatarbelakangi

dengan kegiatan kita yang semakin mendalam dalam mempelajari dan

memahami segala aspek yang berkaitan dengan pendidikan mulai dari

konsep dan tujuan pendidikan, konsep kurikulum, metode, guru yang

baik, materi, evaluasi, dll yang sesuai dengan tuntutan ajaran agama

Islam.

Secara makro, ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah

cakupan objek material filsafat yaitu mencari keterangan secara radikal

mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tudak bisa dijangkau dan

dipahami oleh pengetahuan biasa. Namun, secara mikro objek kajian

filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau

berkaitan dalam pelaksanaan pedidikan. Faktor atau komponen

pendidikan ada lima, yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat

pendidikan dan lingkungan pendidikan. Adapun ruang lingkup filsafat

pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terkait dengan kegiatan

pendidikan, seperti kurikulum, metode dan lingkungan yaitu


1) Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata Curer, yang

memiliki makna pelari. Curerer artinya tempat berpacu dan sehingga

curriculum dapat diartikan jarak yang ditempuh oleh seseorang pelari.

Pada saat ini kurikulum dapat diartikan sejumlah mata pelajaran yang

harus ditempuh dan dikuasai peserta didik untuk mendapatkan ijazah.

2) Metode

Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thariqah yang

berarti langkah-langkah strategis yang disiapkan untuk melakukan

suatu pekerjaan. Dalam pendidikan Islam, metode dikaitkan dengan

sebuah jalan dan cara untuk menanamkan pengetahuan agama pada

diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang Islami. Adapun dasar

dari metode pendidikan Islam yaitu dasar agama, dasar biologis, dasar

psikologis, dan dasar sosiologis.

3) Lingkungan

Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang begitu penting

dan berpengaruh dalam kelangsungan hidup. Oleh karena itu, masalah

lingkungan hidup adalah masalah yang perlu kita perhatikan dalam

melaksanakan proses pembelajaran efektif dan efisien. Lingkungan

sangat memiliki peran penting apalagi pada siswa contohnya jika kita

bersama dan bergaul dengan lingkungan yang baik maka otomatis

dampak yang kita dapatkan akan baik pula.


Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam yang telah dideskripsikan

bahwa pentingnya untuk diperhatikan dan dipahami secara mendalam

untuk memaksimalkan dalam mengimplementasi proses pembelajaran.

Dalam filsafat pendidikan Islam mengkaji tiga objek yaitu ontologi,

epistemologi dan aksiologi.

a) Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos

berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi

dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang

ada. Sehingga yang menjadi dasar kajian atau dalam istilah lain

sebagai objek kajian (ontologi) filsafat pendidikan Islam seperti yang

termuat didalam wahyu adalah mengani pencipta (Khaliq), ciptaan-

Nya (makhluk), hubungan antar ciptaan-Nya, dan utusan yang

menyampaikan risalah pencipta (rasul).

b) Epistemologi

Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan

dan logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu yang

membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya.

Epistemologi disebut juga teori pengetahuan yaitu cabang filsafat

yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat

pengetahuan dan sumber pengetahuan.

c) Aksiologi

Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu

tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia berikut


manfaatnya bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, apa yang

dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam

meningkatkan kualitas hidup manusia.

3. Kegunaan

Filsafat pendidikan Islam merupakan pemikiran yang mendasar

dan melandasi dengan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan

Islam. Filsafat pendidikan Islam seharusnya memberikan gambaran

tentang proses-proses yang direncanakan dalam ruang lingkup serta

bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu, filsafat juga bertugas

untuk melakukan kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan

dalam proses pendidikan Islam serta memberikan pengetahuan dasar

tentang bagaimana metode tersebut dapat menjadi efektif dalam mencapai

sebuah tujuan.

Sehingga menurut Arifin dalam Rusman (2020), filsafat

pendidikan Islam memiliki tugas sebagai berikut yaitu: memberikan

landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan

pendidikan yang berdasarkan Islam, melakukan kritik dan koreksi

terhadap proses pelaksanaan pendidikan tersebut, dan melakukan evaluasi

terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.

Selain itu, Rusman (2020) mengutip penjelasan Marimba tentang

kegunaan filsafat pendidikan Islam, menurutnya filsafat pendidikan Islam

dapat dijadikan sebagai pegangan pelaksanaan pendidikan yang

mengahsilkan generasi-generasi baru yang berkepribadian muslim.

Sehingga generasi yang baru akan mengembangkan usaha pendidikan dan


kemungkinan untuk menyempurnakan filsafat yang dijadikan sebuah

dasar usaha pendidikan dan membawa hasil yang lebih besar.

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa kegunaan filsafat

pendidikan Islam adalah untuk memberikan arahan dan kritik bagi

pelaksana proses pembelajaran agar terus mengalami penyempurnaan

dalam bidang pendidikan dan tetap menjadikan al-Quran dan Hadist

sebagai acuannya.

C. Hubungan antara Metode Pembelajaran dengan Filsafat Pendidikan

Islam

Metode pembelajaran adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dengan

proses pembelajaran. Penggunaan metode yang baik akan berpengaruh

terhadap proses pembelajaran dan hasil akhir siswa. Karena sebuah metode

adalah jalan untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Kejelasan dari tujuan

pendidikan Islam ini sangat dibutuhkan untuk menentukan metode yang tepat

dalam mengajarkan materi yang berkaitan.

Dalam pembahasan ini, metode lebih menekankan pada istilah

thariqah atau jalan. Mengajarkan materi yang dapat diterima dan dapat

dikuasai peserta didik hendaknya menggunakan jalan yang tepat dan benar

atau dengan kata lain dengan menggunakan metode yang tepat.

Jika dihubungkan dengan permasalahan yang telah dipaparkan

sebelumnya, tujuan sebuah Yayasan kemanusian untuk membantu anak-anak

yang sudah kecanduan gadget untuk belajar secara menyenangkan dengan

menciptakan metode belajar “learning with fun”. Usia-usia mereka adalah


usia keemasan dimana mereka seharusnya akan mudah sekali dalam

menerima informasi dan materi yang disampaikan oleh pendidik justru

banyak anak yang harus mengalami perawatan di Rumah Sakit Jiwa akibat

kecanduan gawai/gadget. Maka dari itu, kita sebagai pendidik harus lebih

pintar dalam membaca situasi yang sedang dirasakan peserta didik. Agar

potensi-potensi tersebut bisa lebih diarahkan dan dimanfaatkan lebih baik

lagi.

Prinsip-prinsip dalam metode pembelajaran menurut Daradjat (2011),

prinsip-prinsip metode pembelajaran yaitu prinsip-prinsip individualitas,

kebebasan, lingkungan, globalisasi, pusat-pusat minat, aktivitas, motivasi,

korelasi dan konsentrasi. Dari delapan prinsip tersebut, prinsip-prinsip

menggunakan metode pembelajaran sangat berkaitan dan berhubungan.

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis memberikan contoh metode

“learning with fun” yang diciptakan oleh Yayasan Bakti 45 Bandung adalah

menggunakan beberapa prinsip yaitu prinsip kebebasan dimana anak

dibebaskan untuk belajar sambal bermain secara bebas dan dengan

lingkungan yang nyaman.

Kemajuan teknologi harusnya menjadi pendukung dalam menciptakan

metode pembelajaran di masa sekarang ini. Meski teknologi masih memiliki

banyak kekurangan, namun pendidikan dimasa sekarang ini sudah tidak bisa

dilepaskan dengan proses pembelajaran. Bahkan saat ini untuk mengerjakan

tugas evaluasi yang diberikan oleh guru, banyak sekolah yang sudah tidak

menggunakan kertas lagi melainkan sudah bisa diakses secara mudah melalui
gadget. Namun kekurangannya yaitu siswa menjadi semakin kecanduan

dalam menggunakan gadget dan akan terus menerus menggunakannya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa, filsafat pendidikan Islam adalah adalah kajian-kajian secara

menyeluruh, mendalam dan spekulatif dalam rangka menyelesaikan segala

masalah yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Ruang lingkup filsafat

pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

pendidikan, seperti kurikulum, metode, dan lingkungan. Metode

pembelajaran merupakan hal yang penting karena dengan metode bisa

mewujudkan atau menjadi jalan menuju tujuan pendidikan yang telah

direncanakan.
DAFTAR RUJUKAN

Assegaf, Abd Rachman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru


Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif Interkonektif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Amiruddin, Acmad dan Abdullah Muhammad. 2022. Urgensi dalam Memahami
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam. Makassar: Institut Parahikam
Indonesia
Daradjat, Zakiah. 2011. Metodik Khusus Pengejaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Harisah, Afifuddin. 2018. Filsafat Pendidikan Islam Prinsip dan Dasar
Pengembangan. Sleman: Deepublish.
Hidayat, Rahmat dan Henny SN. 2018. Filsafat Pendidikan Islam: Membangun
Konsep Pendidikan Islam, Cet. 1; Mendan: LLPI
Ilham, Dodi. 2020. Persoalan-persoalan Pendidikan dalam Kajian Filsafat
Pendidikan Islam. Institut Agama Islam Negeri Palopo. Vol. 9, No. 2, Mei
2020
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama
Nata, Abuddin. 2103. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Prendo Media Grup
Rusman, Asrori. 2020. Filsafat Pendidikan Islam. Malang: CV Pustaka Learning
Center
Sumanto, Edi. 2019. Filsafat Jilid 1. Bengkulu: Penerbit Vanda
Tolchah, Moch. 2015. Fislaafat Pendidikan Islam: Konstruksi Tipologis dalam
Pengembangan Kurikulum. UIN Sunan Ampel Surabaya. Vol. 11. No. 2,
November 2015
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6336963/prihatin-anak-kecanduan-gawai-
yayasan-di-bandung-bikin-metode-belajar-asyik. (diakses pada 18 Oktober
2022)

Anda mungkin juga menyukai