“Pengaruh Organisasi MATAN di Era 4.0 terhadap Jalan Menuju Seorang Sufi di
Kalangan Milenial (MATAN UNJ)”
Dosen Pengampu: Firdaus Wajdi, M.A., Ph.D
Oleh:
SALMAN ZUHDI
1404621037
PAI A 2021
A. Latar Belakang
Era 4.0 ini, rasanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di Indonesia
sendiri, perkembangan teknologi dan informasi sudah berkembang pesat. Dampak
dari era 4.0 ini tentu sangat besar untuk dunia industri dan juga perilaku di masyarkat.
Tidak dapat dipungkiri, perlahan semua akan beralih ke era digital. Sehingga interaksi
antara manusia dan teknologi sudah tidak terelakkan lagi. Semua pemenuhan
kebutuhan kini sudah tersedia secara digital, mulai dari jual-beli, jasa, hingga
transaksi pembayaran bahkan, sumber pengetahuan dengan mudah diakses oleh
masyarakat.
Kemajuan yang telah diraih di era globalisasi ini memberikan dampak yang
besar bagi kehidupan manusia. Dilihat dari dampak positifnya, segala aspek
kehidupan manusia dari berbagai bidang menjadi mudah terpenuhi, baik segi fasilitas,
penunjang aktivitas kehidupan manusia dan sebagainya. Sementara, apabila ditinjau
dari dampak negatifnya, banyak manusia yang mengalami kehampaan spiritual, krisis
moral dan sebagainya. Sehingga tak sedikit orang yang mempunyai harta berlimpah,
jabatan tinggi namun berujung pada bunuh diri. Akan tetapi, apakah masyarakat
sudah tau bagaimana cara mengatasi dampak dari era 4.0 ini?
Pada titik ini, tasawuf memiliki peran penting dalam menjadi rujukan serta
solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi di era ini. Tasawuf merupakan
khazanah keilmuan yang memiliki perannya sendiri dalam membimbing manusia agar
tidak tersesat dari fitrahnya. Pada dasarnya, ia berfokus pada cara membersihkan jiwa
sebersih mungkin agar manusia memperoleh kedekatan kepada Allah SWT. Dari
usaha pembersihan jiwa inilah yang nantinya akan lahir pribadi tangguh dengan iman
dan akhlak yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari era 4.0 dan tasawuf serta tujuan dan manfaatnya?
2. Bagaimana peran dari tasawuf di era 4.0 ini?
3. Apa saja organisasi yang mengajarkan tasawuf di era 4.0 ini?
4. Apa latar belakang serta profil dari Matan?
5. Pandangannya terhadap tasawuf di era 4.0?
6. Bagaimana cara tasawuf berdialog dan pengaplikasiannya dalam kalangan
milenial?
7. Apa saja ciri-ciri khusus dan hal menarik dari tasawuf melalui Matan?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya paper ini agar para pembaca dapat mengetahui urgensi
dari pembelajaran tasawuf terutama bagi kalangan milenial yang berada pada era 4.0,
dimana pada era ini banyak orang yang mengalami kehampaan spiritual, kehilangan
moral dan sebagainya sehingga banyak masyarakat menjadi mudah putus asa dan
stress dengan permasalahan yang dihadapi. maka, diperlukannya solusi untuk dapat
mengatasi dampak negatif itu, dengan belajar tasawuf diharapkan menjadi solusi
yang tepat. Salah satu cara belajar Tasawuf itu dapat pula dipelajari melalui
organisasi. Serta tujuan lainnya adalah untuk pemenuhan tugas paper mata kuliah
Tasawuf pada ujian tengah semester 113.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Profil MATAN
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa fenomena gerakan mahasiswa yang
radikal dan pragmatis di beberapa perguruan tinggi telah menjadi keprihatinan
masyarakat yang consent terhadap moralitas bangsa, terutama kalangan thoriqoh.
Gagasan awal MATAN bermula dari diskusi kecil di sore hari tanggal 2 Agustus 2009
Pukul 15.30 – 17.00 di emperan dalem Habib Luthfi bin Ali Bin Yahya Pekalongan,
antara DR. H. Hamdani Mu‟in, M.Ag dengan KH. Dimyati Rois( Mustasyar PBNU
Periode 2010 – 2015 dan Pengasuh Pesantren Al-Fadlu Kaliwungu ), bersama
beberapa mahasiswa; Abdul Rosyid, M.Mahfudz, Syariful Anam, Asep Syaiful
Zulfikar,M.Ridlo, Kholid Abdillah, Nurul Mu‟amar,Dedi Rosadi, Ubaidillah dan
Riyadli Muhlisin. Saat itu diskusi tentang keprihatinan terhadap fenomena
radikalisme dan pragmatisme di kalangan mahasiswa. Mbah Dimyati Rois pun sangat
memberikan apresiasi dan dukungan atas visi pergerakan spiritualitas dan
intelektualitas di kalangan mahasiswa yang diwacanakan oleh mereka.
Diskusi intensif pun berlanjut bersama Habib Luthfi, Rois „Am JATMAN, di
dalem beliau, tepatnya Pukul 21.00 – 22.30. Sungguh luar biasa, gagasan dan visi
pergerakan mahasiswa tersebut disambut beliau dengan penuh apresiatif. Bahkan
setelah mendengarkan deskripsi tentang fenomena pergerakan mahasiswa yang
cenderung radikal dan pragmatis, dengan spontan, Habib Luthfi mengatakan : “Kita
dirikan MATAN” !. Ditanya oleh Kang Hamdani “Apa MATAN itu Mbah ?” , beliau
menjawab “MATAN itu singkatan Mahasiswa Ahlit Thoriqoh Al- Mu‟tabaroh An-
Nahdliyyah”. Serentak para tamu yang hadirpun, khususnya Hamdani cs mengamini
dan mengucapkan rasa syukur dan gembira atas penamaan “MATAN” tersebut.
Bahkan tidak berhenti di situ, Habib Luthfi pun berharap besar dengan
MATAN, hingga beliau mengucapkan “Saya ingin lahir mursyid- mursyid dari
MATAN !”. Subhanallah, sungguh sangat mulia dan besar harapan beliau dari
MATAN. Semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kader-kader MATAN
untuk dapat merealisasikan cita-cita mulia beliau, amin. Dan selanjutnya beliau
memberikan arahan dan do‟a kepada Hamdani cs agar diberikan kekuatan oleh Allah
swt dengan mengijazahkan ayat Kursi dan mensarankan untuk ziyarah ke makam-
makam Auliya. Sebenarnya jauh sebelum kelahiran MATAN, pada tahun 2000 Rois
Am Maulana Habib Luthfi sudah berkeinginan untuk mengorganisir kalangan pemuda
berthoriqoh, dan hal ini baru dapat terealisasi pada periode ke 3 kepemimpinan beliau
sebagai Rois Am di JATMAN tepatnya pada Muktamar ke XI di Kabupaten Malang,
Jawa Timur.
Gagasan dibentuknya MATAN dimulai setelah diskusi dengan Habib Luthfi
dan KH. Dimyati Rois di atas, tepatnya dimulai sejak Agustus 2009 di Pondok
Pesantren Al-Ibrahimiyyah Kranggan III Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, pesantren
asuhan Hamdani Mu‟in. Di mulai dengan merumuskan SOP - JUKNIS MATAN
hingga kepanitiaan deklarasi MATAN. Ada beberapa tokoh yang juga ikut
mendampingi dan membantu dalam proses kelahiran MATAN, beliau adalah Drs.
KH. Chabib Thoha, MA (Mudir „Am JATMAN periode 2010 – 2012) dan Drs. KH.
Muhammad Masroni (Sekjen JATMAN) Untuk mendapat dukungan dan doa dari para
masyayikh, maka dilakukan sosialisasi MATAN melalui sowan-sowan ke beberapa
masyayikh, seperti ke Mbah KH. Sahal Mahfudz, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus),
Mbah KH. Maemun Zubaer. Di samping itu, sosialisasi MATAN pun dilakukan ke
pejabat pemerintahan, seperti Mendiknas Prof. Muhammad Nuh, Menag H. Maftuh
Basuni, Menhut MS Ka‟ban dan Pangdam IV Dioponegoro.
Namun seiring waktu, atas arahan dan masukan dari Habib Luthfi bin Yahya,
deklarasi MATAN akhirnya dilakukan bersamaan dengan Muktamar XI JATMAN di
Pondok Pesantren Al- Munawariyyah Bululawang Malang Jawa Timur pada tanggal
10– 14 Januari 2012 M / 16 – 20 Shafar 1433 H. Muktamar XI mensepakati lahirnya
MATAN sebagai Badan Lajnah Mustaqilah dari JATMAN. Dan tepatnya pada acara
penutupan Muktamar XI tersebut Rois „Am JATMAN Habib Luthfi mendeklarasikan
MATAN. Mundurnya pendeklarasian MATAN didasarkan atas pertimbangan
strategis dan harapan Habib Luthfi yang menghendaki agar MATAN lahir atas dasar
niat suci, ikhlas dan niat berjuang, bukan karena dorongan nafsu atau hanya eforia
semata. Subhanallah, ternyata itu lah tarbiyah beliau yang luar biasa kepada mereka
yang diamanati untuk mengawal MATAN.
Penjabaran profil di atas merupakan bagian dari profil pusat. Maka, sejak
kapankah MATAN UNJ berdiri?
Gagasan MATAN UNJ bermula dari diskusi kecil yang berlangsung antara
DR. H. Hamdani Mu’in, M.Ag dengan KH. Dimyati Rois (Mustasyar PBNU periode
2010-2015) yang saat itu hadir beberapa mahasiswa. Saat itu diskusi tentang
keprihatinan terhadap fenomena radikalisme di kalangan mahasiswa. Kemudian pada
tahun 2016 dalam acara UNJ BERSHALAWAT di gedung B, ketika Habib Luthfi bin
Yahya menjadi salah satu pengisi acara dalam kegiatan tersebut, beliau membentuk
sekaligus mengesahkan beberapa mahasiswa menjadi anggota dan juga pengurus
MATAN UNJ. Namun, secara administrasinya tahun berdiri MATAN UNJ berada
pada tahun 2017.
G. Pandangan Organisasi MATAN terhadap Tasawuf di Era 4.0
Dari hasil wawancara, Ketua MATAN UNJ mengungkapkan, “Dari perihal
ini, sebenarnya menjadi visi juga bagi MATAN. MATAN itu ingin menebarkan
tasawuf yang intinya mutabarah (benar-benar nyambung sanadnya, jelas tapi bukan
yang zuhudnya terlalu berlebihan) karena era kontemporer ini bukan sebuah hal yang
baru apalagi aneh terkait kemajuan teknologi. Jadi, tasawuf yang ada di MATAN itu
ingin menebarkan tasawuf yang mendekatkan diri pada Allah tapi juga memanfaatkan
yang ada di zaman ini, tetap menyesuaikan dengan konteksnya. Kalau sesuai jargon
MATAN yaitu intelektual, spiritual, dan nasionalisme, jadi dari ketiganya, MATAN
ingin mengembangkan dan mengdakwahkan hal itu. Mahasiswa tidak hanya pintar
saja, tidak hanya sholeh secara spiritual, dan tidak hanya cinta tanah air saja tapi,
ketiganya digabungkan.” Ujarnya
MATAN UNJ berkomitmen tinggi untuk memperkuat ajaran Islam Ahlusunah
wal Jamaah di lingkungan kampus. Upaya itu dilakukan dengan giat menggelar
berbagai kegiatan modern berbasis tradisi keagamaan.Bagaimanakah bentuk konkrit
kegiatan tersebut yang dilakukan dalam MATAN UNJ? Selengkapnya, akan ada pada
pembahasan selanjutnya.
A. Kesimpulan
Era 4.0 ini memang sudah tidak asing lagi, sangat erat keterkaitannya dengan
era modern yang mana manusia sangat bergantung pada kecanggihan teknologi.
Sehingga, menyebabkan kehampaan spiritual, meningkatnya kemudah putus asa-
an dan stress dalam menghadapi masalah. Sudah sepatutnya kita sebagai kalangan
milenial terutama mahasiswa harus bisa mengatasi dampak negatif tersebut. Habib
Luthfi bin Yahya telah memberikan solusi dengan mendirikannya organisasi
MATAN sebagai jalan kalangan milenial dalam jalan menuju seorang sufi.
Ditilik, dari penjelasan terkait MATAN yang berada di kampus UNJ,MATAN
termasuk organisasi yang terbuka dengan berbagai tareqat dan mengambil
kebaikan dari berbagai tareqat tersebut. Dengan adanya MATAN ini dilingkup
kampus diharapkan dapat mengatasi pemikiran ekstrim dari seorang
mahasiswa.MATAN juga dinilai dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dengan menggunakan media-media yang marak digunakan oleh kalangan
milenial. MATAN dianggap dapat dengan mudah diterima oleh kalangan milenial
di era 4.0 ini.