Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YESI APRIANTI

NIM : 4621043

MK : AKHLAK TASAWUF

TANGGAL : 23 April 2022

ARTIKEL:

AKHLAK TASAWUF DI ERA DISTRUPTIF


 Oleh: Admin
 Posting: 26/03/2019
Oleh : Rifyal Luthfi MR

Tasawuf diera modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang logis rasional sesuai dengan
nalar-sosiologis dan tulisan ini adalah bagian dari tulisan saya terkait akhlak tasawuf pada buku
Moderasi Islam di era distrupsi yang di breakdown menjadi sebuah catatan sederhana.

Tasawuf bukan barang mati, sebab tasawuf itu merupakan produk sejarah yang seharusnya
dikondisikan sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman. Penghayatan tasawuf bukan untuk
diri sendiri, seperti yang kita temui dimasa silam. Tasawuf diera modern adalah alternatif yang
mempertemukan jurang kesenjangan antara diemensi ilahiyah dengan dimensi duniawi. Banyak
orang yang secara normatif (kesalehan individu) telah menjalankan dengan sempurna, tetapi
secara empiris (kesalehan sosial) kadang-kadang belum tampak ada.

Diera modern secara empiris masihbanyak orang yang sangat lemah karena terlalu
mementingkan dirinya sendiri yang dengan jelas tidak dibenarkan oleh ajaran tasawuf dengan
dalil “Amaluna amalukum”, amalmu untukmu amalku untukku”, secara selintas konteks dari dalil
tersebut memang benar, namun sebenarnya kurang tepat berdalil seperti itu yang tempatnya
bukan di dunia namun di akhirat, jika saja dalil itu dipakai oleh semua orang didunia yang terjadi
semua orang akan bersikap apatis dan mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Padahal
Alquran mengajarkan untuk tidak bersikap apatis bahkan pintu surga tertutup bagi orang-orang
yang apatis (dayus). Dan Rasul bersabdapula bahwa “Barang siapa di antaramu melihat
kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, maka apabila tidak bisa makaubahlah dengan
lisannya, maka apabila tidak bisa maka dengan hatinyayang demikian selemah lemahnya
iman.”(HR. Muslim).

Sikap hidup yang mengutamakan materi yang condong pada hubbudunya (materialistik),
memperturutkan hawa nafsu keduniaan, kelezatan syahwat (hedonistik), merebaknya keinginan
untuk kekuasaan hanya percaya pada rumus pengetahuan empiris, serta faham hidup
(positivistis) yang bertumpu pada pengetahuan akal fikiran, semua itu tampak lebih menguasai
manusia, sehingga manusia terpedaya dengan ilmu pengetahuan akibatnya terciptalah manusia
yang malas, lalai dalam ibadat, lupa akan Tuhan dan menjadi budak ilmu pengetahuan yang
seharusnya manusia yang menjadi motor penggerak serta pengatur ilmu pengetahuan dan
teknologi kini malah sebaliknya, bahkan menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya.

Sangat mengkhawatirkan jika ilmu pengetahuan dipegang oleh manusia yang memiliki sifat
(akhlak) seperti yang demikian, mereka akan menjadi penyebab kerusakan di daratan serta
dilautan karena mereka mempunyai prinsip azas manfaat tanpa memperhitungkan kerusakan
dan kekecauan sesudahnya.

Beberapa efek dari kesemrawutan terhadap tidak memahami dan menginternalisasikan ajaran
tasawuf pada era modern di antaranya adalah:

1. Desintegrasi ilmu pengetahuan.


2. Kepribadian yang terpecah.
3. Melupakan Tuhan.
4. Kehausan hati dan terbelenggu pada kesesatan, jika manusia sudah tersentuh
oleh nikmatnya dunia secara berlebihan (hubbuddunya) dan tidak mengisi
hatinya dengan dzikrullah, ibadah dan thalab ilmu sedang ia terus melakukan
dosa, dengan tidak sadar mereka telah membiarkan hati mereka kelaparan. Jika
terus demikian hatinya akan sakit kemudian mati dan terbelenggu pada
kesesatan.
5. Kegelisahan hati, akibat dari kesibukan dalam mencari kehidupan yang
menjunjung tinggi materi serta bergelamor harta, jabatan dan kekuasaan.
Dari beberapa permasalahan di atas alangkah bijaknya sebagai sebuah solusi bagi kita sebagai
insan cita yang selalu berinovasi dalam segala bidang bahwa ajaran tasawuf sampai detik ini
sangat berperan penting bagi perjalanan kehidupan dimana tasawuf merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat sebagai sebuah pergerakan, keyakinan agama, organisasi, jaringan
bahkan penyembuh atau terapi.

Ajaran tasawuf bagi manusia sekarang ini, sebaiknya lebih ditekankan kepada akhlak, yaitu
ajaran-ajaran moral yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh
kebahagiaan yang optimal.

Ajaran tasawuf juga sangat menitikberatkan totalitas, sehingga ajaran tasawuf adalah
pemahaman tentang totalitas kosmis, bumi, langit dan seluruh isi dan potensinya baik yang kasat
mata maupun tidak, baik rohaniah maupun jasmaniah, pada dasarnya adalah bagian dari
sebuah sistem kosmis tunggal yang saling berkaitan, berpengaruh dan berhubungan. Sehingga
manusia mempunyai keyakinan bahwa penyakit ataupun gangguan apapun yang menjangkiti
tubuh kita harus dilihat sebagai murni gejala badaniah atau kejiwaan.

Dalam moderasi islam melalui perkembangan ajaran tasawuf  menjadi salah satu prioritas dalam
mengembangkan potensi diri dalam kehidupan di dunia ini. Pelaksanaan pendidikan, kesehatan,
sosial, hukum dan bahkan politik harus secara implementatif diintegrasikan dengan nilai-nilai
ajaran tasawuf modern, sehingga perilaku dalam semua aspek kehidupan akan menjadi nilai
ibadah dimata Allah swt.

Jika mengambil slogan dari pendiri Pondok Pesantren Darussalam Ciamis KH. Irfan Hielmy
rahimahullah yakni,

“Tampil terdepan dibarisan muslim moderat, mukmin demokrat dan muhsin diplomat.”

Slogan tersebut sangatlah relevan dengan perkembangan tasawuf diera modern dan Itulah
prinsip tasawuf kekinian atau dizaman distruptif saat ini yang mesti dijadikan sebagai sebuah
pegangan. Menjadi pejabat publik, pendidik, wartawan, pelayan masyarakat, hakim, jaksa, TNI,
Polri bahkan menjadi kiai, ustadz dan profesi yang lainnya, mesti memiliki integritas dalam
hidupnya berupa ajaran tasawuf yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
cita-cita negara dalam rangka baldatun thoyyibatun warabun ghofur akan tercapai dengan hasil
yang baik dan dalam naungan ridho Allah swt.

Hasbunallah wani`mal wakil

KOMENTAR:

AKHLAK TASAWUF DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MODERN

Pada bingkai global, urgensi tasawuf yang disajikan untuk kalangan intelektual muda, seperti
para mahasiswa, adalah upaya positif untuk sadar dan mengenal pada eksistensi dirinya,
sehingga ia akan sampai pada eksistensi Tuhannya. Konsep pendidikan tasawuf yang terkenal
adalah : “ barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya”.

Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah
laku, berperangai atau beradat-istiadat yang baik sesuai dengan ajaran Islam.

Karena, Tasawuf dapat dipahami sebagai pembentuk tingkah laku melalui pendekatan
tasawuf- suluki. Tasawuf juga dapat diamalkan oleh setiap muslim, siapa pun dan di tempat
mana pun. Dan tasawuf juga merupakan ilmu yang mengajarkan kepada manusia untuk
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah.

Tasawuf memiliki fungsi penting dalam membentuk kepribadian seorang muslim, karena
merupakan jalan atau proses untuk mendekatkan diri kepada Allah, manusia tidak menyadari
bahwa hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan masih adanya orang lain yang
perlu diperhatikan sebagai sarana untuk tercapainya tasawuf itu.

Tasawuf sendiri memiliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqorrub kepada Allah
SWT. Dalam kehidupan modern saat ini, kehadiran tasawuf dirasakan sangat relevan, karena
manusia sering merasa lelah dan jenuh dengan tuntutan-tuntutan kerja keras untuk meraih
kenikmatan materi yang tak pernah membuat hati puas dan tenteram. Mereka sangat
membutuhkan tasawuf untuk menentramkan hatinya. Oleh karena itu, akhlak tasawuf untuk
masyarakat modern sangat penting untuk dijalankan agar kita tidak lupa dengan Tuhan,
karena kita tidak kekal hidup di dunia, melainkan kehidupan yang abadi di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai