farros arkaan mubarroq maulida nuruzahroh (11220510000141) (11220510000131) (11220510000135) Kata dakwah secara etimologis yang berasal dari bahasa arab dalam bentuk masdar, yaitu Da’ayad’uda’watanyang artinya adalah menyeru, mengajak, memanggil. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dakwah adalah penyiaran, propaganda, penyiaran agama dikalanagan masyarakat dan pengembangannya, seruan untuk memeluk, mempelajari, dan juga mengamalkan agama. Peran Dai dalam Dakwah Islam Kehadiran seorang dai menjadi penting untuk mengkomunikasikan ajaran Islam tersebut kepada masyarakat. Melalui pesan-pesan dakwah yang disampaikan oleh dai esensi ajaran Islam akan sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil, sesuai dengan tuntunan Islam. diperlukan oleh seorang da’i dengan bersifat madal hayah, yang berarti seumur hidup. Sebab kewajiban berdakwah berlaku selama itu pula. Tarbiyah islamiyah merupakan salah satu kata kunci dalam upaya persiapan ini. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) Aqidah adalah merupakan pondasikehidupan mu’min. Persiapan Karakter Da’i harus memiliki karakter yang kuat dan Takarankekutan ruhiyah seseorang ditentukan oleh jelas. Mereka adalah panutan umat, setiap gerakan langkah, tancapan aqidah yang melekat di hatinya. pada saat tutur kata, perilaku, dan kehidupan kesehariannya senantiasa iman mulai tumbuh dan berkembang dalam pribadi diperhatikan oleh umat. Secara umum, persiapankarakter mu’min. Rasulullah SAW menyiapkan generasi awal islam lewat tarbiyah ruhiyah yang mantap. Turunnya bagi diri surat al-muzammil pada awal periode mekah dilakukan dengan proses tarbiyah islamiyah yang kontinyu. mengisyaratkan betapa kuatnya persiapan tarbiyah Ada beberapa tujuan pokok dalam proses tarbiyah ini: ruhiyah saat itu. Setelah mengokohkan aqidah, proses 1. membentuk konsep islam secara gamblang. pembersihan jiwa berjalan efektif. 2. membentuk kepribadian islam. 3. menciptakan kebersamaan Persiapan Tsaqofah (Intelektual) Tidak cukup hanya berbekalpersiapan ruhiyah dan karakter, para da’i Persiapan Jasadiyah Bagi setiap da’i hendaknya melakauakn semestinya juga mempersiapkan diri dalam hal penjagaan kesehatan yang teratur. Hal ini bisa dilakukan dengan intelektualitas. Banyak hal yang harus diketahui para da’i, mengkonsumsi makananyang halal dan thayib, menjauhkan dari semua mengingat kemajuan di bidang sains dan teknologi yang makanan yang merusak badan. Dan hendaknya juga rajin sedemikan pesatnya. Sosok da’i bukannlah orang yang melakanakan olahraga. terbelakang dalam ilmu pengetahuan modern dan teknologiserta perkembangan politikinternasional. Minimal Dengan demikan, beberapa persiapan tersebut dilakukan oleh para ada tiga macam keilmuan yang diperlukan da’i untuk da’i secara terus menerus, untuk menjaga orisinilitas dakwah islam. dirinya sendiri dan orang lain dalam dakwahnya seperti Pengetahuan islam secara lengkap, Pengetahuan modern dan Pengetahuan keahlian Persiapan Maliyah (Materi) Materi bukanlah segalanya akan tetapi ia merupakan hal yang diperlukan bagi kelangsungan dakwah,baik dalam skala individual maupun kolektif. Setiap langkah dakwah pasti membutuhkan materi, baik berupa uang yang langsunng terlihat,ataupun berbentuk perbekalan yang tak terlihat secara langsung. Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi Problematika Internal Aktivis Dakwah kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam Pembahasan problematika internal lebih didahulukan dari meliputi problematika spiritual dan cultural, problematika moral, dan pada pembahasan problematika eksternal karena problem problematika sistemik. terberat bagi semua jamaah dakwah adalah kendala Di antara problematika dakwah di Indonesia yang menyangkut aspek internal. Ketika problematika internal sudah spiritual dan cultural adalah : berhala-berhala modern baik berupa diselesaikan/dikelola dengan baik, maka amanah dakwah teknologi yang dijadikan rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, lebih mudah ditunaikan dan problematika eksternal lebih materi yang ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja, syirik, mudah diselesaikan. khurafat, dan tahayul yang masih merebak di masyarakat, globalisasi dan dialektika cultural. Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam meliputi problematika spiritual dan Belum disadarinya oleh umat Islam secara keseluruhan bahwa dakwah cultural, problematika moral, dan problematika sistemik. adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam Di antara problematika dakwah di Indonesia yang secara keseluruhan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. menyangkut aspek spiritual dan cultural adalah : berhala- Dari berbagai hambatan dakwah yang telah ditemukan di atas, berhala modern baik berupa teknologi yang dijadikan dapat dilihat bahwa salah satu hambatan utama yang ada pada orang- rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, materi yang orang Islam itu sendiri saat ini adalah rendahnya pendidikan umat Islam, ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja, syirik, padahal didasari bahwa keterbelakangan dalam bidang pendidikan khurafat, dan tahayul yang masih merebak di masyarakat, adalah merupakan penghambat untuk mudah menerima ajaran dakwah globalisasi dan dialektika cultural, serta tradisi baik yang telah tergerus dan tergantikan dengan budaya negatif efek perkembangan peradaban. Dalam upaya menjalankan kegiatan dakwah, pemahaman terhadap faktor-faktor pendukung dan penghambat sangat penting. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi efektivitas dakwah dan dampaknya terhadap masyarakat. Berikut adalah kesimpulan mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah: Faktor Pendukung Kegiatan Dakwah: 1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah membuka peluang baru dalam menyebarkan pesan dakwah dan memfasilitasi komunikasi dengan audiens yang lebih luas. 2. Dukungan finansial dari yayasan, organisasi, dan individu yang peduli terhadap dakwah dapat memungkinkan pengadaan sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan dakwah. Faktor Penghambat Kegiatan Dakwah: 1. Ketidakpahaman atau stereotype negatif tentang Islam dapat membuat audiens menolak pesan dakwah, sehingga mempersulit upaya dakwah. 2. Hambatan hukum seperti pembatasan terhadap kebebasan beragama dapat menghambat kegiatan dakwah dan menimbulkan ketidakpastian hukum.
Dalam menghadapi faktor-faktor penghambat, para dai perlu mengembangkan strategi
yang bijak dan berwawasan untuk mengatasi tantangan tersebut. Sementara itu, memanfaatkan faktor-faktor pendukung secara optimal dapat membantu meningkatkan efektivitas kegiatan dakwah dan mencapai tujuan dakwah yang lebih luas