Anda di halaman 1dari 194

Kurikulum

dan Modul

Pelatihan
Kader
Posyandu

Ayo ke
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BEKERJA SAMA
DENGAN POKJANAL POSYANDU PUSAT
2012
karta:
Kementerian
Kesehatan RI.
2011 ISBN
978-602-235-
169-6
I. Judul II.
COMMUNITY HEALTH
SERVICES
III.
MATERNAL
MORTALITY
III. MATERNA
L HEALTH
SERVICES
IV. CHILD
HEALTH
SERVICES
V. INFANT
MORTALIT
Y

K
a
t
3 Katalog dalam
6
2
Terbitan. Kementerian a
. Kesehatan RI

1
Indonesia.
Kementerian
P
1
I
Kesehatan RI.
Sekretariat Jenderal
e
n
d
Pedoman Umum
Pengelolaan
n
k
Posyandu. g
Ja
kur kepada tetap mengacu pada
Allah SWT Pedoman Umum
KEPALA
atas PUSAT
segala Pengelolaan Posyandu
rahmat dan dan Pedoman
karunia-Nya Pengintegrasian
KEMENTERIAN
sehingga Layanan Sosial Dasar
KESEHATAN
pada di Pos Pelayanan
D
akhirnya Terpadu yang tertuang
e
“Kurikulum dalam Peraturan Menteri
n
dan Modul Dalam Negeri Nomor 19
g
Pelatihan Tahun 2011.
a
Kader Kurikulum dan
n
Posyandu” modul pelatihan ini
ini dapat sebagai acuan untuk
m
diterbitkan melatih kader Posyandu
e
atas dan materi
m
prakarsa pembelajarannya dapat
a
berbagai digunakan sebagai
n
unsur dan bahan belajar untuk
j
komponen meningkatkan
a
yang pengetahuan dan
t
tergabung kemampuan kader
k
dalam dalam mengelola
a
Kelompok Posyandu guna
n
Kerja meningkatkan upaya
Operasional pemberdayaan
p
Pembinaan masyarakat di bidang
u
Posyandu kesehatan.
j
(Pokjanal Kami menyadari
i
Posyandu) bahwa kurikulum dan
di tingkat modul ini masih jauh
s
Pusat. Di dari sempurna,
y
samping itu, karenanya saran dan
u
k mi harapkan. dalam penyelenggaraan
r Kepada pelatihan kader
i semua pihak Posyandu.
t yang Jak
i memberikan rta,
k kontribusi Ag
stu
dalam 201
m penyusunan 2
e kurikulum Kep
m dan modul ala
b ini, kami Pus
a menyampaik t
n an terima Pro
g kasih dan mo
u penghargaan i
n atas Kes
kesungguha eha
s nnya. an
a Semoga Ke
n kurikulum me
g dan modul teri
a pelatihan ini n
t dapat Ke
memberikan eha
k manfaat bagi an
a semua pihak RI
yang terlibat
Sambutan mendukung percepatan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, yang
merupakan salah satu target kinerja yang ingin dicapai dalam proses pemberdayaan
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI masyarakat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelatihan bagi fasilitator, pelatihan petugas kesehatan, pelatihan kader, dan
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
pelatihan-pelatihan lain bagi tenaga pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk
masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat maupun kader, dan khususnya
budaya masyarakat. Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
kader Posyandu yang berkualitas, baik dalam jumlah (kuantitas) yang tersebar
dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan
merata dan mutu (kualitas) yang memadai dan diarahkan dalam pencapaian
antar sesama masyarakat serta mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
tujuan. Untuk itu, Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu yang
berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
disusun agar dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak terkait untuk
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Jumlah Posyandu di Indonesia
menyelenggarakan pelatihan tersebut guna peningkatan keterampilan agar dapat
sebanyak 266.827 yang tersebar di seluruh Indonesia dan terdapat sekitar 3 sampai
berperan serta sebagai pengelola Posyandu.
4 orang kader per Posyandu dan berarti ada lebih dari 1 juta kader Posyandu.
Semoga buku Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu ini
Berdasarkan data Riskesdas, hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di
dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menyelenggarakan pelatihan kader Posyandu
Posyandu.
di daerah sehingga keberadaan kader Posyandu dapat memberikan kontribusi bermakna
Kondisi tersebut memperlihatkan peran penting dari kader Posyandu sebagai
terhadap akselerasi pencapaian masyarakat yang sehat dan mandiri.
garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui Posyandu. Namun demikian,
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan
masih banyak kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
dalam melaksanakan tugasnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola
Posyandu dengan baik karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan Jakarta,Agustus 2012 Direktur Jenderal
masyarakat di wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
mampu, dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar Kementerian Dalam Negeri
masyarakat. Oleh sebab itu, pelatihan bagi kader Posyandu merupakan salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader Posyandu.
Kegiatan pelatihan kader Posyandu ini dapat difasilitasi oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, swasta maupun organisasi masyarakat, lembaga Ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc
kemasyarakatan, dan unsur masyarakat luas termasuk dunia usaha.
Peran dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas
dan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu sangat penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan masyarakat di Posyandu.
Peningkatan kapasitas Posyandu pada skala desa/kelurahan akan

iv v
Sambutan wilayahnya. Pengelola Posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia, mampu,
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
dan memiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama masyarakat.
atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan, pendidikan dan ekonomi Upaya untuk meningkatkan kemampuan kader tersebut diperlukan pelatihan kader
merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumber daya Posyandu. Untuk itu, perlu disusun Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader
manusia. Posyandu yang dapat digunakan sebagai acuan bagi semua pihak terkait untuk
Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana menyelenggarakan pelatihan tersebut sebagai upaya peningkatan keterampilan kader
Pembangunan jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010—2014 menitikberatkan pada agar dapat berperan serta sebagai pengelola Posyandu yang ada di masyarakat.
pendekatan upaya preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak
kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang turut menyusun dan menerbitkan buku ini. Semoga Posyandu tetap ada di hati
adalah menumbuhkembangkan Posyandu. masyarakat dan terus berperan dalam mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri.
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam Jakarta, Agustus 2012 Sekretaris
kehidupan dan budaya masyarakat. Posyandu, selain berfungsi sebagai wadah Jenderal Kementerian Kesehatan
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada RI
masyarakat dan antar sesama masyarakat, juga untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKBA.
Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2011, sebanyak 268.439
Posyandu tersebar di seluruh Indonesia. Namun, bila ditinjau dari aspek dr. Ratna Rosita, MPHM
kualitas, masih ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan sarana dan
keterampilan kader yang belum memadai, dimana kader Posyandu adalah anggota
masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk mengelola
kegiatan Posyandu.
Peran dan dukungan pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas sangat
penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di Posyandu.
Kegiatan Posyandu selama ini terlaksana dengan adanya peran masyarakat sebagai
kader dengan bimbingan petugas kesehatan dan pihak lain terkait pemberdayaan
masyarakat.
Kader Posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola Posyandu karena
merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan masyarakat di

vi vii
Daftar Isi

Daftar Isi ix
x xi
Daftar Isi Daftar Isi
xii Daftar Isi Daftar Isi
xiii
KURI
KUL
UM
Pelati
han
Kader
Posya
ndu

Bagian 1

KURIKULUM
PELATIHAN KADER POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

Daftar Isi
xiv
I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah


kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2010—2014 bidang kesehatan yang dititikberatkan pada
pendekatan preventif dan promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang salah satunya adalah Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselengarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Oleh sebab itu, untuk mendukung
pembinaan Posyandu diperlukan langkah-langkah edukasi kepada
masyarakat antara lain dengan upaya peningkatan kapasitas kader melalui
pelatihan kader Posyandu.
Untuk maksud tersebut, perlu disusun buku kurikulum pelatihan kader
Posyandu sehingga dapat digunakan sebagai acuan berbagai pihak yang
akan menyelenggarakan pelatihan bagi kader Posyandu. Dengan demikian,
pelatihan tersebut diharapkan menghasilkan kader yang handal dalam upaya
pengembangan Posyandu khususnya di daerahnya.
Kurikulum ini didesain dengan pendekatan learned centered, yakni
pendekatan yang menempatkan pembelajar sebagai pusat perhatian, sedangkan
fasilitator lebih berperan sebagai process helper, mengingat adanya
keanekaragaman kebijakan dan budaya setempat maka tujuan
pembelajaran diarahkan pada tumbuhnya proses penemuan sendiri
sehingga kompetensi yang telah diperoleh dapat diterapkan dalam
pelaksanaan tugas.
Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 1
II. PENDEKATAN PELATIHAN III. PERAN DAN KOMPETENSI
Pelatihan ini diselenggarakan dengan berdasarkan pendekatan berikut. Peserta yang telah menyelesaikan Pelatihan Kader Posyandu
A. Berda (Problem mempunyai peran dan
sarka Based), kompetensi sebagai berikut.
n yakni
Masal proses
ah
pelatihan didekatkan dewasa, yang selama
pada permasalahan pelatihan peserta berhak
nyata yang ada di untuk:
lapangan. 1. Didengarkan dan
dihargai
B. Berdasarkan
pengalamannya.
Kompetensi
2. Dipertimbangkan
(Competency
setiap ide dan
Based), yakni proses pendapat, sejauh
pelatihan selalu berada di dalam
berupaya untuk konteks pelatihan.
mengembangkan 3. Dihargai
keterampilan keberadaannya.
berjenjang langkah
demi langkah menuju
kemampuan
paripurna.
C. Pembelajaran
Orang Dewasa
(Adult Learning),
yakni proses
pelatihan yang
diselenggarakan
dengan pendekatan
pembelajaran orang

2 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 3


u. maupun kelompok.
A. Peran 7. Mampu
3. Mampu 2. Melakukan
melaksanakan
Kader sebagai memahami pengulangan
penyelenggara pencatatan
masalah ataupun perbaikan
kegiatan di dan pelaporan
Posyandu. kesehatan yang dirasa perlu.
Posyandu
pada
(Sistem
B. Kompetensi sasaran
Informasi
Posyandu.
Peserta latih Posyandu).
mempunyai 4. Mampu
kompetensi: menggerakkan 8. Mampu menyusun
masyarakat. rencana tindak
1. Mampu lanjut.
memahami 5. Mampu
pengelolaan melakukan
Posyandu.
lima
2. Mampu IV. TUJUAN PELATIHAN
langkah
memaha A. Tujuan Umum
kegiatan di
mi tugas-
Posyandu Setelah selesai
tugas
dan pelatihan, peserta
kader
kegiatan mampu
dalam
pengemban menyelenggarakan
penyelen
gannya. kegiatan Posyandu.
ggaraan 6. Mampu
Posyand melakukan
penyuluhan. B. T
D. Pembelajaran dari materi pelatihan K
Dengan dengan menggunakan
Sete
Melakukan metode pembelajaran pela
(Learning by antara lain diskusi mam
Doing), yang kelompok, studi
memungkinkan kasus, simulasi, role
peserta untuk: play (bermain peran),
1. Berkesempatan dan latihan
melakukan (exercise) baik
eksperimentasi secara individu
2 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 3
1. Memahami pengelolaan Posyandu. C. Narasumber
2. Memahami tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDMK.
Posyandu.
2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan
3. Memahami masalah kesehatan pada sasaran Posyandu.
PPSDMK.
4. Menggerakkan masyarakat.
3. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
5. Melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan
Kementerian Dalam Negeri.
pengembangannya.
4. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
6. Mampu melakukan penyuluhan.
5. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu (Sistem
6. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
Informasi Posyandu).
7. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
8. Menyusun rencana tindak lanjut (RTL).
terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.

V. PESERTA, FASILITATOR, NARASUMBER, D. Penyelenggara


DAN PENYELENGGARA
Pelatihan dapat diselenggarakan oleh:
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan
A. Peserta
PPSDMK.
1. Kriteria peserta 2. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Kader Posyandu yang berasal dari tingkat desa/kelurahan. Kementerian Dalam Negeri.
2. Jumlah peserta 3. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
Jumlah peserta pelatihan kader Posyandu antara 24—30 orang per 4. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
kelas. Apabila peserta melebihi jumlah yang telah ditentukan 5. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
maka pelatihan dilakukan dengan beberapa kelas secara paralel. 6. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
terkait di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.

B. Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Dinas terkait di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota.

4 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 5


VI. STRUKTUR PROGRAM VII. DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN DAN METODE
PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran di atas, materi pelatihan disusun dengan A. Diagram Proses Pembelajaran
struktur program yang terdiri dari: Pembukaan
A. Materi DasarPra-tes Dinamika kelompok
B. Materi Inti
C. Materi Penunjang
NO MATERI WAKTU (Jpl) Keterangan:

A. Materi Dasar T P PL JUMLAH


T =
Wawasan: Teori Pembekalan kemampuan:
P = Penugasan
PLPengelolaan Posyandu
Tugas-tugas kader dalam - Posyandu Penilaian masalah kesehatan pada
penyelenggaraan sasaran Posy
Pengelolaan Posyandu 2 0 0 2 = Praktik lapang
Penggerakan
1 Jpl masyarakat
= 45 menit
B. Materi Inti
Lima langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan
- pengembangannya
Tugas-tugas kader dalam Penyuluhan pada kegiatan Posyandu
1. 1 2 0 3
penyelenggaraan Posyandu - Informasi Posyandu)
Pencatatan
Metode: danCeramah
pelaporan Posyandu
- Tanya (Sistem
Jawab
Penilaian masalah kesehatan pada -
2. 1 3 0 4
sasaran Posyandu
Metode: CTJ, Curah Pendapat, Diskusi, Simulasi, Role Play, Praktik Lapang, Presentasi, Studi Kasus d
3. Penggerakan masyarakat 1 0 4 5
Lima langkah kegiatan di Posyandu Bekerja secara tim
4. 1 3 0 4
dan kegiatan pengembangannya
(in door & out door)
5. Penyuluhan pada kegiatan Posyandu 1 3 0 4
Diskusi :
Pencatatan dan pelaporan Posyandu
6.
(Sistem Informasi Posyandu)
1 3 0 4 Rangkuman Hasil Praktik Lapang
C. Materi Penunjang
1. Dinamika kelompok 0 2 0 2

2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 0 2 0 2

Jumlah Total 8 18 4 30

Rencana tindak lanjut


Pasca-tes Penutupan

6 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 7


B. Proses dan Metode Pembelajaran Oleh sebab itu, metode yang digunakan selama proses pembelajaran di
1. Proses pembelajaran antaranya adalah:
Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut. a. Ceramah singkat dan tanya jawab.
a. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun b. Curah pendapat, untuk penjajakan pengetahuan dan pengalaman peserta
komitmen belajar di antara peserta. terkait dengan materi yang akan diberikan.
b. Persiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang c. Penugasan berupa: diskusi kelompok, studi kasus, tugas baca,
mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam bermain peran (role play), simulasi, dan praktik lapang.
menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas. c. P
e
n
j
a
j
a
k
a
n

a
w
a
l

p
e
s
e
r
t
a

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


d -
e t
n e
g s
a )
n .
d. Review semua materi baik teori maupun praktik untuk
m memantapkan pengetahuan dan keterampilan peserta.
e e. E
m v
b a
e l
r u
i a
k s
a i
n
a
t k
e h
s i
r
a
w u
a n
l t
u
( k
p
r m
e e

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


n o
i m
l p
a e
i t
e
k n
e s
b i
e
r p
h e
a s
s e
i r
l t
a a
n .

2. Metode pembelajaran
p
Metode pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:
e
a. O
n
r
c
i
a
e
p
n
a
t
i
a
a
s
n
i

k
k
8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9
e l
p a
a k
d a
a n
g
p ,
e
s k
e e
r b
t u
a t
u
m h
e a
l n
i
p d
u a
t n
i
h
l a
a r
t a
a p
r a
n
b
e y

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


a k
n a
g n

t d
e i
r l
k a
a k
i s
t a
n
d a
e k
n a
g n
a
n s
e
t t
u e
g l
a a
s h

y m
a e
n n
g g
i
a k

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


u p
t a
i t
a
p n
e
l b
a e
t l
i a
h j
a a
n r
,
d
m e
e n
m g
b a
e n
r
i m
k e
a l
n a
k
k u
e k
s a
e n
m

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


( r
l
e a
a t
r a
n s
i
n p
g e
n
b g
y a
l
d a
o m
i a
n n
g
) (
, l
e
d a
a r
n n
i
b n
e g
l
a b
j y
a

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


e e
x s
p e
e r
r t
i a
e
n (
c a
e c
) t
. i
b. P v
e e
r
a l
n e
a
s r
e n
r e
t r
a
p
a a
k r
t t
i i
f c
i
p p

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


c. P
e d
m a
b n
i
n d
a i
a n
n a
m
i i
k s
l
i u
m n
t
y u
a k
n
g t
e
d r
e c
m i
o p
k t
r a
a n
t y
i a
s

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


d. P
e u
n n
g t
a u
l k
a
m m
a e
n m
b
p i
r a
a s
k a
t k
i a
k n

k p
e e
r s
j e
a r
t
l a
a
p m
a e
n l
g a

8 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 9


VIII. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Materi Dasar Pengelolaan Posyandu
(GBPP)
Alat bantu 1. LCD
A. Materi Dasar 2. Laptop
:
Materi Dasar Pengelolaan Posyandu 3. Flip chart
4. Spidol
Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl, P= 0 Jpl, PL= 0 Jpl) :
Referensi • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu Kementerian Dalam Negeri, Pedoman Umum
pembelajaran memahami Pengelolaan Posyandu Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
umum Jakarta, 2010.
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: • Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian Posyandu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu,
khusus 2. Menjelaskan kegiatan Posyandu Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta,
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu 2011.
• Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
Pokok Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pedoman
A. Pengertian Posyandu Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
bahasan dan 1. Pengertian
sub-pokok Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
2. Sasaran
bahasan 3. Fungsi
4. Manfaat
5. Pengorganisasian
6. Pembentukan
7. Tingkat perkembangan Posyandu
B. Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan utama
2. Kegiatan pengembangan
C. Penyelenggaraan Posyandu
1. Waktu penyelenggaraan
2. Tempat penyelenggaraan
3. Penyelenggaraan kegiatan
4. Para pelaksana
5. Pendanaan
6. Pencatatan dan pelaporan

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Media : Slide

10 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 1


1
B. Materi Inti
Tugas Kader dalam Tugas Kader dalam
Materi Inti 1 : Materi Inti 1 :
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Posyandu Posyandu
Waktu : 3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl) : 1. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Referensi
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu,
Tujuan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta,
pembelajaran : memahami tugas kader dalam penyelenggaraan 2011.
umum Posyandu 2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
Tujuan Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta,
pembelajaran Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: 2011.
khusus 1. Menjelaskan tugas kader dalam 3. Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
penyelenggaraan Posyandu Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pedoman
:
2. Menjelaskan kegiatan utama Posyandu Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos
3. Menjelaskan kegiatan pengembangan Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
Posyandu 4. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI
dengan Kementerian Dalam Negeri Republik
Pokok A. Tugas Kader Posyandu Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
bahasan dan 1. Sebelum hari buka Posyandu Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
sub-pokok 2. Pada saat hari buka Posyandu Kesehatan, Jakarta, 2011
bahasan 3. Sesudah hari buka Posyandu
B. Kegiatan Utama Posyandu
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
C. Kegiatan Pengembangan Posyandu

Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok


1. Modul
Media : 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
Alat Bantu
1. LCD, laptop
: 2. Flip chart
3. Spidol

12 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 13


Penilaian Masalah Kesehatan pada Sasaran
Materi Inti 2 :
Posyandu
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu


pembelajaran : memahami masalah kesehatan pada sasaran Posyandu
umum

: Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:


Tujuan 1. Menjelaskan pengertian masalah kesehatan
pembelajaran 2. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang
khusus sering ditemukan di Posyandu
3. Menyebutkan potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Menentukan kegiatan untuk menangani masalah
kesehatan yang ada
5. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang perlu
dirujuk ke sarana kesehatan

Pokok bahasan A. Masalah Kesehatan


dan sub-pokok 1. Pengertian masalah kesehatan
bahasan 2. Pembahasan masalah
B. Masalah-masalah Kesehatan yang Sering Penilaian Masalah Kesehatan pada Sasaran
Ditemukan di Posyandu
Materi Inti 2 :
Posyandu
1. Masalah kesehatan ibu
Alat Bantu 1. LCD, laptop
2. Masalah kesehatan anak
C. Kegiatan untuk Menangani Masalah Kesehatan : 2. Flip chart
: 3. Spidol
yang Ada
1. Kegiatan oleh masyarakat
2. Kegiatan oleh Posyandu Referensi 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
3. Rujukan oleh kader Kader Posyandu, Jakarta.
D. Masalah Kesehatan yang Perlu Dirujuk ke 2. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Kader Seri
Kesehatan Anak, Jakarta, 2010.
Sarana Kesehatan
3. Kementerian Kesehatan RI, Informasi Dasar
1. Pengertian rujukan
Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak Bagi
2. Masyarakat yang perlu dirujuk
Kader, Petugas Lapangan dan Organisasi
Kemasyarakatan, Jakarta, 2010.
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok 4. Kementerian Kesehatan RI, Buku Pedoman
Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Media 1. Modul Persalinan dan Nifas, Jakarta, 2011.
2. Slide 5. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
: Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
3. Lembar penugasan/bergambar
4. Buku KIA/KMS, Balok SKDN

14 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 15


Materi Inti 4 : Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan
Materi : Penggerakan Masyarakat Kegiatan Pengembangan
Inti 3
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Waktu : 5 Jpl (T = 1 Jpl, P = 0 Jpl, PL = 4 Jpl)
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
Tujuan pembelajaran : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu pembelajaran melakukan lima langkah kegiatan di Posyandu dan
umum menggerakkan masyarakat umum kegiatan pengembangan.
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
pembelajaran 1. Melakukan komunikasi efektif pembelajaran 1. Menjelaskan lima langkah kegiatan utama di
khusus 2. Memotivasi masyarakat untuk berperan serta khusus Posyandu
dalam kegiatan Posyandu 2. Menjelaskan kegiatan pengembangan di Posyandu
3. Melakukan kunjungan rumah 3. Mempraktikkan lima langkah kegiatan utama di
Posyandu
Pokok bahasan dan : A. Komunikasi Efektif Pokok bahasan : A. Lima Langkah Kegiatan Utama di Posyandu
sub-pokok bahasan 1. Pengertian komunikasi dan sub-pokok 1. Langkah Pertama: pendaftaran
2. Bentuk-bentuk komunikasi bahasan 2. Langkah Kedua: penimbangan
3. Membangun komunikasi efektif 3. Langkah Ketiga: pengisian KMS
4. Langkah Keempat: penyuluhan
4. Komunikasi verbal yang efektif
5. Langkah Kelima: pelayanan kesehatan
5. Komunikasi non-verbal yang efektif
B. Pengembangan Kegiatan di Posyandu
B. Motivasi Masyarakat untuk Berperan Serta
dalam Kegiatan Posyandu Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, bermain peran, diskusi
kelompok
1. Motivasi masyarakat
2. Menggerakkan masyarakat Media : 1. Modul
C. Kunjungan Rumah 2. Slide
3. Lembar penugasan/bergambar
1. Pengertian kunjungan rumah
4. Timbangan dacin
2. Sasaran kunjungan rumah
5. KMS/Buku KIA
3. Langkah-langkah kunjungan rumah
6. Buku bantu pencatatan lainnya
D. Saran untuk Kader 7. Media penyuluhan
Metode : Ceramah tanya jawab, simulasi, praktik lapang, diskusi Alat Bantu : 1. LCD, laptop
kelompok, bermain peran
2. Flipchart
Media : 1. Modul 3. Spidol
2. Slide Referensi : 1. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis
3. Lembar penugasan/bergambar Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak,
Alat Bantu : 1. LCD, laptop Jakarta, 2009.
2. Flip chart 2. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
3. Spidol Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu,
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011.
3. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
Kader Posyandu, Jakarta.
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI 4. Kementerian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan
dengan Kementerian Dalam Negeri RI, Anak, Jakarta, 2011.
Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Masyarakat, Jakarta, 2011.
16 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 17
Materi Inti 5 : Penyuluhan pada Kegiatan Posyandu Materi Inti 6 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Waktu : 4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu pembelajaran melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu
pembelajaran melaksanakan penyuluhan umum (Sistem Informasi Posyandu)
umum
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu:
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: pembelajaran 1. Menjelaskan pentingnya SIP
pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian penyuluhan khusus 2. Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan
khusus 2. Menjelaskan pesan, metode, dan media untuk kegiatan Posyandu menggunakan SIP
penyuluhan yang harus disampaikan
Pokok bahasan A. Sistem Informasi Posyandu
3. Mempraktikan penyuluhan di Posyandu dan di
dan sub-pokok 1. Pengertian dan manfaat SIP
luar Posyandu
bahasan 2. Macam-macam format SIP
Pokok bahasan : A. Pengertian Penyuluhan
B. Cara Mengisi Format SIP
dan sub-pokok B. Pesan, Metode, dan Media Penyuluhan
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi
bahasan 1. Pesan penyuluhan
kelompok
2. Metode penyuluhan
Media : 1. Modul
3. Media penyuluhan
2. Slide
C. Penyuluh yang Baik
3. Lembar penugasan
Metode : Ceramah tanya jawab, penugasan, diskusi kelompok,
4. Format SIP
simulasi
Alat Bantu : 1. LCD, laptop
Media : 1. Modul 2. Flip chart
2. Slide 3. Spidol
3. Lembar penugasan/bergambar Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan
Alat Bantu : 1. LCD, laptop Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu,
2. Flip chart Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta,
3. Spidol 2011.
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan 2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader
Kader Posyandu, Jakarta. Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta,
2. Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader 2011.
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, 3. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Jakarta, 2011. Kader Posyandu, Jakarta.

18 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 19


C. Materi Penunjang
Materi
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
: Dinamika Kelompok Penunjang 2
Penunjang 1
Waktu : 2 Jpl ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl) Waktu : 2 J PL ( T = 0 Jpl, P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl)
Tujuan : Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator dan
Tujuan : Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut
pembelajaran penyelenggara/panitia saling mengenal serta
pembelajaran (RTL) berdasarkan karakteristik wilayah kerja tempat
umum (TPU) menyepakati norma selama proses pelatihan
umum (TPU) bertugas
berlangsung.
Tujuan : Peserta mampu:
Tujuan : Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu: pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL
pembelajaran 1. Mengenal seluruh peserta, fasilitator dan panitia khusus (TPK) 2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL
khusus (TPK) penyelenggara 3. Menyajikan RTL
2. Mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya
Pokok bahasan
3. Menyampaikan harapannya
A. Pengertian dan Ruang Lingkup RTL
4. Menyepakati norma selama proses pelatihan
B. Langkah-langkah Penyusunan RTL
Pokok bahasan : A. Perkenalan C. Penyajian RTL
B. Tujuan Pelatihan
C. Harapan Peserta Metode : Ceramah tanya jawab, Diskusi kelompok,
D. Norma Kelas pembelajaran Penugasan, Presentasi
Metode : Diskusi kelompok, penugasan, permainan (games) Alat bantu : 1. Laptop
pembelajaran pembelajaran 2. LCD
3. Flip chart
Alat bantu : 1. Laptop
4. Spidol
pembelajaran 2. Flip chart
5. White board
3. Kertas metaplan
Media : Lembar penugasan
4. LCD
pembelajaran
5. Spidol
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan
Referensi : 1. Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta.
Kader Posyandu, Jakarta. 2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI
2. Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan dengan Kementerian Dalam Negeri RI,
Kementerian Dalam Negeri RI, Kurikulum dan Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011. Masyarakat, Jakarta, 2011.

20 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 21


IX. EVALUASI DAN SERTIFIKASI g. Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti pengadaan dan
A. Evaluasi bahan diskusi).
h. Penilaian proses pelatihan baik di kelas, maupun di lapangan.
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari
i. Laporan akhir.
evaluasi terhadap:
1. Peserta.
B. Sertifikasi
2. Pelatih (fasilitator/CI, asisten CI, pembimbing PL).
Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan lamanya
3. Penyelenggara.
waktu pelatihan dalam satuan pembelajaran efektif, dimana peserta
Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari yang mengikuti pelatihan selama 30 jam pelajaran akan memperoleh
evaluasi terhadap: angka kredit sebanyak 1 (satu).
1. Peserta, meliputi:
a. Pra-tes.
b. Pasca-tes.
2. Pelatih dan fasilitator/CI meliputi:
a. Penguasaan materi.
b. Ketepatan waktu.
c. Sistematika penyajian.
d. Penggunaan metode dan alat bantu diklat.
e. Empati gaya dan sikap kepada peserta.
f. Pencapaian kompetensi sesuai bidang yang diajarkan.
g. Kesempatan tanya jawab.
h. Kemampuan menyajikan.
i. Kerja sama antara fasilitator.
3. Penyelenggara, meliputi:
a. Pengalaman peserta dalam pelatihan.
b. Rata-rata penggunaan metode pembelajaran.
c. Tingkat semangat peserta untuk mengikuti program pelatihan.
d. Tingkat kepuasan peserta terhadap proses pembelajaran.
e. Kenyamanan ruang pelatihan.
f. Penyediaan alat bantu pelatihan.

22 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu 23


TIM REVIEW MATERI

Bagian 2 MOD
UL
Pelati
han
Kader
Posya
ndu

MODUL
PELATIHAN KADER POSYANDU

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

24 Kurikulum Pelatihan Kader Posyandu


Modul
Materi Dasar
MOD
UL
MAT
ERI
DAS

PENGELOLAAN POSYANDU
AR
Pen
gelo
laan
Posy

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI DASAR

Pengelolaan Posyandu

Pengelolaan Posyandu 25
I. DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Modul Pengelolaan Posyandu ini disusun untuk membekali para kader Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini
Posyandu tentang konsep dasar pengelolaan Posyandu dalam kaitannya untuk adalah:
meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya Pokok Bahasan A: Pengertian Posyandu
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan Angka 1. Pengertian
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian 2. Sasaran
Balita (AKBA). 3. Fungsi
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya 4. Manfaat
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, 5. Pengorganisasian
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, 6. Pembentukan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada 7. Tingkat perkembangan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk Posyandu
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. Pokok Bahasan B: Kegiatan Posyandu
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan sosial dasar keluarga dalam aspek 1. Kegiatan utama
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya, dilakukan 2. Kegiatan pengembangan
secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan
dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan Pokok Bahasan C: Penyelenggaraan Posyandu
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan 1. Waktu penyelenggaraan
aspek pemberdayaan masyarakat. 2. Tempat penyelenggaraan
3. Penyelenggaraan kegiatan
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 4. Para pelaksana
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) 5. Pendanaan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami 6. Pencatatan dan pelaporan
Pengelolaan Posyandu.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta:
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam pelajaran
1. Menjelaskan pengertian Posyandu.
(T=2 Jpl, P=0, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
2. Menjelaskan kegiatan Posyandu.
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
3. Menjelaskan penyelenggaraan Posyandu.
berikut.

26 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 27


A. Langkah 1 (15 menit) dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
1. Fasilitator memperkenalkan diri. bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
3. Menggali pendapat peserta tentang Posyandu. optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung
4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan pengertian jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama
Posyandu. pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta. Revitalisasi Posyandu
sejalan dengan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
B. Langkah 2 (60 menit) (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 Tahun 2010 tentang
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
bahwa keaktifan Posyandu merupakan salah satu kriteria untuk mencapai
a. Pengertian Posyandu.
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Untuk memantapkan upaya dimaksud
b. Kegiatan Posyandu.
dan dalam rangka pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu yang
c. Penyelenggaraan Posyandu.
memerlukan peran serta pemerintah daerah dan lintas sektor
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan
(Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang
hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab pertanyaan peserta
Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan
tersebut.
Terpadu).

C. Langkah 3 (15 menit)


1. Pengertian
3. Fasilitator kritik dari
meminta peserta
peserta untuk pada
menanyakan kertas
hal-hal yang yang telah
kurang jelas, disediakan
memberikan .
jawaban atas 5. Fasilitator
pertanyaan menutup
peserta. sesi
4. Meminta pembelajar
komentar, an dengan
penilaian, menegaska
saran, bahkan n peran
28 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 29
penting kesehatan dasar
Posyandu
Posyandu untuk mempercepat
merupakan
dalam penurunan angka
salah satu
pembangun kematian ibu, bayi,
bentuk Upaya
an dan balita.
Kesehatan
kesehatan. UKBM adalah
Bersumber
wahana
Daya
pemberdayaan
VI. URAIAN Masyarakat
masyarakat, yang
MATERI (UKBM) yang
dibentuk atas dasar
dikelola dan
A. Pokok kebutuhan
diselenggaraka
Bahasan: masyarakat,
Pengertian n dari, oleh,
dikelola oleh, dari,
Posyandu untuk, dan
untuk dan bersama
Kesehatan bersama
masyarakat,
merupakan hak masyarakat
dengan bimbingan
azasi (UUD dalam
dari petugas
1945, pasal 28 penyelenggaraa
Puskesmas, lintas
ayat 1 dan UU n
sektor, dan
Nomor 36 pembangunan
lembaga terkait
Tahun 2009 kesehatan,
lainnya.
tentang guna
Kesehatan) dan memberdayaka
sekaligus n masyarakat
sebagai dan
investasi memberikan
sehingga perlu kemudahan
diupayakan, kepada
diperjuangkan, masyarakat
dalam
memperoleh
pelayanan

28 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 29


Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang 3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
bersifat non-instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.
kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah b. Bagi kader dan tokoh masyarakat
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan 1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat. kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan
AKBA.
2. Sasaran 2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama: masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait
a. Bayi. dengan penurunan AKI, AKB, dan AKBA.
b. Anak balita. c. Bagi Puskesmas
c. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui. 1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
d. Pasangan usia subur (PUS). pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer,
3. Fungsi dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan 2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB, 3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada
dan AKBA. masyarakat.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, d. Bagi sektor lain
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKBA. 1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya,
4. Manfaat terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB,
a. Bagi masyarakat dan AKBA sesuai kondisi setempat.
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan 2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan secara terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi
penurunan AKI, AKB, dan AKBA. (tupoksi) masing-masing sektor.
2) Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi,
dan balita.

30 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 31


5. Pengorganisasian a. Pendekatan internal
a. Struktur organisasi Tujuannya adalah mempersiapkan para petugas sehingga
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah bersedia dan memiliki kemampuan mengelola Posyandu
masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur melalui berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan
organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara seluruh petugas Puskesmas.
serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Struktur b. Pendekatan eksternal
organisasi bersifat fleksibel sehingga dapat dikembangkan Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan, dan masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan
kemampuan sumber daya. Posyandu melalui berbagai pendekatan dengan tokoh
b. Pengelola Posyandu masyarakat setempat.
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga c. Survei mawas diri (SMD)
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat
masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang
dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian dihadapi serta potensi yang dimiliki dengan bimbingan petugas
terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Puskesmas, aparat pemerintahan desa kelurahan dan forum
Kriteria pengelola Posyandu antara lain: peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
1) sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat, d. Musyawarah masyarakat desa (MMD)
2) memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat
mampu memotivasi masyarakat, yang mendukung pembentukan Posyandu atau forum peduli
3) bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. kesehatan kecamatan.
c. Kader Posyandu
Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, 7. Tingkat perkembangan Posyandu
mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Tingkat perkembangan Posyandu dibedakan atas 4 tingkat sebagai
Posyandu secara sukarela. berikut.
a. Posyandu pratama, adalah Posyandu yang belum mantap, yang
6. Pembentukan ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. orang.
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan b. Posyandu madya, adalah Posyandu yang sudah dapat
tahapan berikut. melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan

32 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 33


rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi lengan atas).
cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang e) Pemberian tablet besi.
dari 50%. f) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
c. Posyandu purnama, adalah Posyandu yang sudah dapat g) Pemeriksaan fundus uteri.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata- h) Penyuluhan termasuk perencanaan persalinan dan
rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan pencegahan komplikasi (P4K), pentingnya IMD, dan
kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu ASI eksklusif.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh i) KB pasca-persalinan.
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh 2) Pelayanan untuk ibu nifas dan menyusui
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari a) Penyuluhan/konseling kesehatan.
50% KK di wilayah kerja Posyandu. b) KB pasca-persalinan.
d. Posyandu mandiri, adalah Posyandu yang sudah dapat c) ASI eksklusif.
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata- d) Gizi untuk ibu nifas dan menyusui.
rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan e) Pemberian kapsul vitamin A.
kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu f) Perawatan payudara.
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh g) Pemeriksaan kesehatan umum.
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh 3) Pelayanan untuk bayi dan balita
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat a) Penimbangan berat badan.
tinggal di wilayah kerja Posyandu b) Penentuan status pertumbuhan.
c) Penyuluhan dan konseling.
B. Pokok Bahasan: Kegiatan Posyandu d) Pemeriksaan kesehatan (dilakukan bila ada tenaga
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan kesehatan).
pengembangan/pilihan. Secara garis besar, kegiatan Posyandu adalah b. Keluarga berencana (KB)
sebagai berikut. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
1. Kegiatan utama adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
a. Kesehatan ibu dan anak (KIA) tenaga kesehatan Puskesmas, dapat dilakukan pelayanan
1) Pelayanan untuk ibu hamil suntikan KB dan konseling KB.
a) Penimbangan berat badan. c. Imunisasi
b) Pengukuran tinggi badan. Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
c) Pengukuran tekanan darah. petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
d) Pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

34 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 35


d. Gizi 2. Tempat penyelenggaraan
Pelayanan gizi di Posyandu adalah sebagai berikut. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
1) Penimbangan berat badan. lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
2) Deteksi dini gangguan pertumbuhan. penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga,
3) Penyuluhan dan konseling gizi. halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah
4) Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat
5) Suplementasi kapsul vitamin A dan tablet Fe. khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
e. Pencegahan dan penanggulangan diare 3. Penyelenggaraan kegiatan
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
diare dilakukan dengan pemberian oralit. Apabila diperlukan penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah
penanganan lebih lanjut, akan diberikan obat Zinc oleh petugas ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
kesehatan. mengacu pada sistem 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap
2. Kegiatan pengembangan langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara sederhana dapat
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama diuraikan sebagai berikut.
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta
tersedia sumber daya yang mendukung.
C. Pokok
Bahasan: 4. Para pelaksana
Kegiatan pengembangan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Penyelen
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA
Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman ggaraan
Pertama Pendaftaran Kader
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu Posyandu
Kedua
1. Waktu Penimbangan Kader buka Posyandu
(Posyandu) yang artinya adalah suatu upaya mensinergikan
penyelenggara Pengisian KMS/ dapat lebih dari
berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan an Ketiga buku KIA
Kader
satu kali dalam
kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, Posyandu
Keempat buka Penyuluhan Kader
sebulan.
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga, dan satu kali dalam Pelayanan Kader bersama
Kelima Kesehatan Petugas Kesehatan
kesejahteraan sosial. sebulan. Hari dan
waktu yang
dipilih, sesuai
dengan hasil
kesepakatan.
Apabila
diperlukan, hari

36 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 37


Terselenggarany
a pelayanan
Posyandu
melibatkan
banyak pihak.

36 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 37


a. Kader. 3) Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang
b. Petugas Puskesmas. dipegang oleh kader yang ditunjuk.
c. Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) 4) Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan
1) Camat dan lurah/kepala desa. dikelola secara bertanggung jawab.
2) Instansi/lembaga terkait. 6. Pencatatan dan pelaporan
3) Kelompok kerja (Pokja) Posyandu. a. Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
4) Tim penggerak PKK. dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format
5) Tokoh masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan baku sesuai dengan program kesehatan, Sistem Informasi
(apabila telah terbentuk). Posyandu (SIP).
6) Organisasi kemasyarakatan/LSM. b. Pada dasarnya, kader Posyandu tidak wajib melaporkan
7) Swasta/dunia usaha. kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait
5. Pendanaan lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas harus menunjuk petugas
a. Sumber dana yang bertanggung jawab untuk mengambil copy data hasil
Pendanaan Posyandu berasal dari berbagai sumber. kegiatan Posyandu.
1) Masyarakat.
2) Swasta/dunia usaha. REFERENSI
3) Hasil usaha. ● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kementerian Dalam
4) Pemerintah. Negeri, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif,
5) Sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Jakarta, 2010.
b. Pemanfaatan dan pengelolaan dana ● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
kegiatan Posyandu. Posyandu, Jakarta, 2011.
1) Biaya operasional Posyandu. ● Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
2) Biaya penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Masyarakat dan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
3) Pengganti biaya perjalanan kader. Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di
4) Modal usaha KUB. Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011.
5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan. c. Pengelolaan dana
1) Dilakukan oleh pengurus Posyandu.
2) D
a
n
38 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 39
a d
a
d n
i
s j
i i
m k
p a
a
n m
u
d n
i g
k
t i
e n
m
p m
a e
t n
d
y a
a t
n a
g n
g
a k
m a
a n
n
h

38 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 39


a
s
i
l
.

38 Pengelolaan Posyandu Pengelolaan Posyandu 39


Modul
Materi Inti 1
TUGAS KADER
DALAM PENYELENGGARAAN
POSYANDU MODU
L
MATER
I INTI 1
Tugas
Kader
dalam
Penyele
nggaraa
n
Posyan
du

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 1

Tugas Kader dalam Penyelenggaraan


Posyandu

Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu


41
I. DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan B: Kegiatan Utama Posyandu
Kader Posyandu selain menjadi pelaksana kegiatan diharapkan juga 1. Kesehatan ibu dan anak
menjadi pengelola Posyandu karena kader mengenal kondisi kebutuhan 2. Keluarga berencana (KB)
masyarakat di wilayahnya. Kader selaku pengelola Posyandu bertugas untuk 3. Imunisasi
merencanakan kegiatan dan mengaturnya. 4. Gizi
Modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran tugas kader dalam 5. Pencegahan dan penanggulangan
penyelenggaraan Posyandu pada tiga tahap yaitu sebelum hari buka diare
Posyandu, pada saat hari buka Posyandu, dan setelah hari buka Posyandu. Pokok Bahasan C: Kegiatan Pengembangan Posyandu

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami tugas kader Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 3 jam pelajaran (T=1
dalam penyelenggaraan Posyandu. Jpl; P=2 Jpl; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) berikut.

Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:


A. Langkah 1 (15 menit)
1. Menjelaskan tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Menjelaskan kegiatan utama Posyandu. 1. Fasilitator memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kegiatan pengembangan Posyandu. 2. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang
diperlukan untuk membahas Materi Inti 2 di papan tulis/
flipchart/file presentasi.
III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
3. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini
4. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang tugas kader
adalah:
Posyandu di wilayah kerja peserta.
Pokok Bahasan A: Tugas Kader Posyandu 5. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan
1. Sebelum hari buka Posyandu menegaskan tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2. Saat hari buka Posyandu
B. Langkah 2 (30 menit)
3. Sesudah hari buka Posyandu
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
a. Tugas kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

42 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 43


Posyandu Posyandu
b. Kegiatan utama Posyandu. 7. Fasilitator menanggapi dan memberikan masukan dengan mengacu pada
c. Kegiatan pengembangan Posyandu. uraian materi.
2. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal- mengambil media
hal yang kurang kartu bergambar,
jelas dan kertas dinding, dan
menjawab selotip untuk masing-
pertanyaan peserta masing kelompok.
tersebut dengan 3. Fasilitator
cara membangun menjelaskan tugas
kelompok, yaitu:
suasana yang
kondusif untuk
melakukan tanya
jawab.

C. Langkah 3 (30
menit)
1. Fasilitator
meminta peserta
untuk membentuk
kelompok yang
terdiri dari 4—5
orang per
kelompok.
2. Fasilitator
meminta tiap
kelompok
menunjuk ketua
kelompok.
Fasilitator
meminta ketua
kelompok
44 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 45
Posyandu Posyandu
D. Langkah 4 (30 dituliskan tempat yang disediakan.
menit) dalam Tugas kelompok
1. Peserta tetap kertas a. Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas kader
terbagi dalam metaplan
kelompok yang dalam
sama. warna 6. Fasilitator
penyelenggaraan
2. Masing- kuning dan Posyandu. memberikan

masing tentang b. Susunlah kartu- kesempatan

kelompo kegiatan kartu tersebut kepada

k diminta pengemban dalam 3 peserta untuk

untuk gan kelompok kartu, menanggapi

mendisk Posyandu yaitu: kartu-kartu hasil

usikan dituliskan tugas kader penyajian

apa saja dalam sebelum hari kelompok

yang kertas buka Posyandu, lain.

termasuk metaplan pada hari buka 7. Fasilitator

kegiatan warna biru Posyandu, dan menanggapi

utama muda. setelah hari dan

Posyand 4. Setelah buka Posyandu. memberikan

u dan menuliskan masukan

kegiatan kegiatan dengan

pengemb utama mengacu pada

angan Posyandu uraian materi.

Posyand dan c. Tempelkan ke-3 kelompok kartu tersebut di kertas dinding.

u. kegiatan d. Apabila perlu, E. Langkah 5 (30


tambahkan tugas menit)
3. Hasil pengemban
kader Posyandu
diskusi gan yang masih
tentang Posyandu, kurang dengan diskusi
tiap peserta menuliskan di kelompoknya.
kgiatan
kartu kosong.
utama diminta 5. Fasilitator
4. Masing-masing
Posyand untuk memberikan
kelompok
u menempelka kesempatan kepada
menyajikan hasil
nnya pada
44 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 45
Posyandu Posyandu
peserta untuk 1. Fasilitator
menanggapi mengajukan
hasil penyajian beberapa
kelompok lain. pertanyaan
6. Fasilitator kunci untuk
menggali mengevalua
pendapat si apakah
peserta proses
mengenai hal- belajar bisa
hal yang dapat dipahami
memotivasi mereka.
kader untuk Pertanyaan kunci
melaksanakan a. Sebutka
tugas dengan n tugas-
lebih giat. tugas
kader
sebelum
hari
buka
Posyand
u, pada
hari
buka
Posyand
u, dan
setelah
hari
buka
Posyand
u!

44 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 45


Posyandu Posyandu
b. Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader dalam V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
rangka melaksanakan kegiatan utama Posyandu dan kegiatan
Tugas-tugas Kader Posyandu
pengembangan Posyandu?
Sebelum Hari Buka Posyandu
2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
3. Fasilitator merangkum sesi pembelajaran ini dan menegaskan a b
bahwa kader memiliki peran penting dalam pengelolaan Posyandu
di tiga tahap penyelenggaraan Posyandu.
4. Peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
masih kurang jelas. Fasilitator memberikan jawaban atas
pertanyaan peserta.
5. Fasilitator menutup Menerim Menyi
a apkan
sesi pembelajaran masukan sarana
dengan memberikan catatan dan
keberada prasara
apresiasi pada peserta.
an ibu na
hamil, kegiata
kelahiran n di
, tempat
kematian Posyan
bayi dan du
kematian
ibu
melahirk
an, bayi,
balita,
ibu nifas,
PUS, dan
WUS
dari
kelompo
k
Dasawis
ma

46 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 47


Posyandu Posyandu
Posyandu
c

Menghubungi Pokja
Posyandu

Menyiapkan PMT

Pendekatan
M e f
informal
en
gu
nd
an
g
or
an
g
tu
a
ba
lit
a
un
tu
k
da
ta
ng
ke
46 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 47
Posyandu Posyandu
Tugas-tugas Kader Posyandu
Hari Buka Posyandu

a b g

Mendaftar bayi/balita, ibu Menimbang bayi/balita, ibu Memberikan oralit, kapsul Pemberian rujukan
hamil, dan PUS vitamin A, tablet besi, dan
hamil, dan PUS pelayanan KB.
c
d i j

Melakukan pengukuran lingkar Mencatat hasil penimbangan di Kartu Evaluasi bulanan dan Membuat catatan kegiatan
lengan atas ibu hamil dan WUS Menuju Sehat/KMS dan menilai berat perencanaan kegiatan Posyandu
badan naik/tidak naik, dan mencatat Posyandu
hasil pengukuran LILA pada WUS dan
ibu hamil

48 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 49


Posyandu Posyandu
e f

Memberikan penyuluhan dan Pemberian makanan tambahan


konseling (PMT)

48 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 49


Posyandu Posyandu
VI. URAIAN MATERI
Tugas-tugas Kader Posyandu
Setelah Hari Buka Posyandu A. Pokok Bahasan: Tugas Kader Posyandu
Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi
a b dalam 3 kelompok yaitu:
• Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H -
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar
kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
• Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada H
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan
pelayanan 5 kegiatan.
Kunjungan Melaksana • Tugas sesudah hari buka
rumah, kepada kan
keluarga yang kegiatan Posyandu atau disebut
tidak hadir di diskusi juga tugas pada H +
Posyandu kelompok
Posyandu, yaitu berupa
tugas-tugas setelah hari
Posyandu.
Penyelenggaraan
Posyandu 1 bulan penuh,
hari buka Posyandu
untuk penimbangan 1
c bulan sekali.

ikan informasi hasil kegiatan


Posyandu kepada pokja
Posyandu, pada pertemuan
bulanan, dan merencanakan
kegiatan Posyandu yang
akan datang

M
e
m
b
e
r
50 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 51
Posyandu Posyandu
1. S a g emuan warga
a. M n setempat atau
P h surat edaran.
o a c. Melakukan
s r pembagian
y i tugas antar
a b kader,
n u meliputi
d k kader yang
u. a menangani
b. M pendaftaran,
e P penimbangan,
n o pencatatan,
y s penyuluhan,
e y pemberian
b a makanan
ar n tambahan,
lu d serta
as u pelayanan
k yang dapat
a m dilakukan
n e oleh kader.
in l d. Kader
fo a melakukan
r l koordinasi
m u dengan
as i petugas
i p kesehatan
te e atau petugas
nt r lainnya.
a t Sebelum
n pelaksanaan
50 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 51
Posyandu Posyandu
k
y
a
n
g
te
la
h
di
te
ta
p
k
a
n
b
er
ik
ut
n
y
a.

50 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 51


Posyandu Posyandu
e. Menyiapkan bahan pemberian makanan tambahan PMT f. Menyampaikan penghargaan kepada orang tua yang telah
Penyuluhan dan PMT Pemulihan (jika diperlukan), serta datang ke Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari
penyuluhan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai dengan Posyandu berikutnya.
permasalahan yang ada yang dihadapi oleh para orang tua di g. Menyampaikan informasi pada orang tua agar menghubungi kader
wilayah kerjanya serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, apabila ada permasalahan yang terkait dengan anak balitanya,
misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila mau jangan segan atau malu.
melakukan demo masak, lembar balik apabila mau h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
menyelenggarakan kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku buka Posyandu.
KIA, sarana stimulasi balita, dan lain-lain.
f. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu. 3. Sesudah hari buka Posyandu
a. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir
2. Saat hari buka tinggi badan,
Posyandu pengukuran
a. Melakukan lingkar kepala
pendaftaran, anak, deteksi
meliputi perkembangan
pendaftaran anak, pemantauan
balita, ibu status imunisasi
hamil, ibu nifas, anak,
ibu menyusui, pemantauan
dan sasaran terhadap
lainnya. tindakan orang
b. Pelayanan tua tentang pola
kesehatan ibu asuh yang
dan anak. Untuk dilakukan pada
pelayanan anak,
kesehatan anak pemantauan
pada Posyandu, tentang
dilakukan permasalahan
penimbangan balita, dan lain
berat badan, sebagainya.
pengukuran
52 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 53
Posyandu Posyandu
c. Membimbi diskusi pada hari mewujudkan
ng orang kelompok. buka rumah sehat,
tua dan Posyandu, bebas jentik,
melakukan demonstrasi pada anak kotoran,
pencatatan dengan yang kurang sampah, bebas
terhadap orang tua/ gizi, atau pada asap rokok,
berbagai keluarga anak yang BAB di jamban
hasil balita. mengalami sehat,
pengukura e. Memotivasi gizi buruk menggunakan
n dan orang tua rawat jalan, air bersih, cuci
pemantaua balita agar dan lain-lain. tangan pakai
n kondisi terus b. Memotivasi sabun, tidak ada
balita. melakukan masyarakat tempat
d. Melakukan pola asuh untuk berkembang
penyuluha yang baik memanfaatka biak vektor
n tentang pada n pekarangan atau
pola asuh anaknya, dalam rangka serangga/binata
balita, agar dengan meningkatkan ng pengganggu
anak menerapkan gizi keluarga, lainnya
tumbuh prinsip asih- menanam obat (nyamuk, lalat,
sehat, asah-asuh. keluarga, kecoa, tikus,
cerdas, membuat dan lain-lain).
aktif dan tempat c. Melakukan
tanggap. bermain anak pertemuan
Dalam yang aman dengan tokoh
kegiatan dan nyaman, masyarakat,
itu, kader dan lain-lain. pimpinan
bisa Selain itu, wilayah untuk
memberika memberikan menyampaikan
n layanan penyuluhan atau
konsultasi, agar menginformasik
konseling,
52 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 53
Posyandu Posyandu
an hasil penyeleng
kegiatan garaan
Posyand atau
u serta kegiatan
mengusu Posyandu
lkan di waktu
dukunga yang
n agar
Posyand
u dapat
terus
berjalan
dengan
baik.
d. Menyele
nggaraka
n
pertemua
n-
pertemua
n,
diskusi
atau
forum
komunik
asi
dengan
masyara
kat,
untuk
membah
as
52 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 53
Posyandu Posyandu
akan datang. Usulan dari masyarakat inilah yang nanti 3) Memberi tahu waktu hari buka Posyandu, lokasi Posyandu,
digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak lanjut jenis layanan yang bisa diterima sasaran, petugas pemberi
kegiatan berikutnya. layanan, manfaat apabila membawa anaknya ke Posyandu,
e. Mempelajari sistem informasi Posyandu (SIP). SIP adalah dan lain-lain. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang kunjungan rumah, penyampaian surat edaran, atau melalui
diselenggarakan di Posyandu, dan memasukkan kegiatan forum komunikasi yang ada di masyarakat setempat baik
Posyandu tersebut dalam SIP. Manfaat SIP ini adalah formal, maupun informal.
sebagai acuan bagi kader untuk memahami permasalahan yang 4) Menyiapkan sarana-prasarana, buku catatan, bahan-bahan
ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat penyuluhan, mungkin juga makanan yang akan dibagikan
dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. pada balita, dan lain-lain.
f. Format SIP meliputi catatan ibu hamil, kelahiran, kematian 5) Memberikan pelayanan balita di Posyandu secara rutin.
bayi dan balita, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas. Catatan Sasarannya adalah orang tua dan keluarga balita, serta
bayi dan balita yang ada si wilayah kerja Posyandu. Catatan balita itu sendiri.
pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet 6) Melakukan pencatatan kegiatan pelayanan Posyandu. Peran
tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian kader lainnya adalah melakukan pencatatan dan pelaporan.
imunisasi. Selanjutnya juga ada catatan wanita usia subur, pasangan Ada beberapa format pencatatan yang biasa dikerjakan oleh
usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kader Posyandu. Pencatatan merupakan hal yang sangat
kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penting dilakukan oleh kader Posyandu karena berdasarkan
penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah catatan tersebut aktivitas Posyandu dapat diketahui.
yang ada di wilayah kerja Posyandu.Pada dasarnya, kader Pencatatan yang dibuat dan dilaporkan oleh kader
Posyandu menjalankan tugasnya sebagai pencatat, penggerak Posyandu, mengacu pada sistem pencatatan dan pelaporan
dan penyuluh. Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan kader Posyandu yang ada. Tetapi bisa ditambahkan apabila ada
dalam memberikan pelayanan di Posyandu sebagai berikut. hal-hal yang bersifat khusus, termasuk penanganan rujukan
1) Melakukan pendataan atau pemetaan balita di wilayahnya. balita.
2) Menggerakkan dan memotivasi keluarga yang punya balita 7) Membuat dokumentasi kegiatan Posyandu.
untuk datang dan mendapatkan pelayanan Posyandu. 8) Menyusun program kerja/rencana aksi untuk kegiatan
berikutnya. Berbagai jenis kegiatan hendaknya dilakukan
oleh kader bersama dengan petugas, tokoh masyarakat,
serta berbagai pihak terkait

54 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 55


Posyandu Posyandu
lainnya. Jenis kegiatan yang dibuat berdasarkan kondisi dan mencatat hasil pengukurannya. Dengan
serta kebutuhan masyarakat setempat. Dalam bertambahnya umur maka bertambah tinggi pula
merencanakan kegiatan perlu dicantumkan upaya badan anak tersebut. Hasil pengukuran tinggi badan
mendapatkan dukungan dana atau sarana dari berbagai digunakan untuk menilai status perbaikan gizi anak.
pihak, agar penyelenggaraan kegiatan Posyandu semakin iii. Mendampingi orang tua untuk mengukur
meningkat. lingkar kepala anak balitanya dan mencatat hasil
9) Penyusunan rencana aksi dibuat secara lebih rinci dan pengukurannya. Hasil pengukuran lingkar kepala,
jelas, meliputi jenis kegiatan, tujuan, sasaran, peran dan dapat menunjukkan perkembangan otak anak.
tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat, serta waktu iv.Melakukan pemantauan terhadap status imunisasi
pelaksanaan kegiatan. Penyusunan rencana aksi ini pada anak serta pemberian suplemen makanan atau
hendaknya dibahas melalui pertemuan atau musyawarah kapsul vitamin (vitamin A).
dengan berbagai pihak yang potensial. v. Mengajak atau membimbing orang tua mengenali
kondisi keaktifan balita, dengan jalan memberikan
Peran kader dalam memberikan layanan pada balita stimulasi dan melihat respon anak tersebut. Kader
meliputi: bisa menggunakan alat bantu dalam bentuk ceklis,
a) Mengajak atau membimbing orang tua mengenali kondisi untuk mempermudah melakukan pemantauan. Hasil
balita, dengan jalan: dari pemantauan tersebut, dicatat dan digunakan
i. Mendampingi orang tua untuk menimbang anaknya sebagai bahan untuk menilai kondisi balita tersebut.
secara teratur setiap bulan dan membimbing orang Apabila terdapat masalah dapat dilakukan upaya
tua mencatat hasil penimbangan balitanya di KMS. mengatasi sedini mungkin.
Dari hasil penimbangan tersebut, orang tua dapat vi.Mengajak atau membimbing orang tua mengenali
mengetahui kondisi anaknya. Apabila, hasil kondisi anak balitanya dalam merespon keadaan
penimbangan tidak berada di garis hijau, maka lingkungan sekitar. Dalam melakukan pengamatan
kader memberikan penyuluhan tentang pemberian kader bersama ibu mengisi laporan sesuai dengan
gizi seimbang pada balita. Pada saat memberikan usia anak. Atau bisa juga, melihat perilaku anak
penyuluhan kader akan lebih baik apabila yang dapat diamati, di antaranya adalah ketika anak
menggunakan media penyuluhan, misalnya: lembar diajak bicara, dia mau menatap dan
balik, dan lain-lain. memperhatikan
ii. Mendampingi orang tua untuk mengukur tinggi
badan anak balitanya setiap 3 atau 6 bulan sekali

56 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 57


Posyandu Posyandu
orang yang mengajak bicara. Anak tertawa kalau iii. Membuat jadwal serta penetapan petugas yang
diajak bermain. Anak tidak sulit untuk akan melakukan penyuluhan tentang pola asuh,
menyesuaikan diri, atau mudah beradaptasi. dengan menggunakan media tersebut, dan materi
Misalnya: anak tidak takut apabila ada orang lain yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan
yang mendekatinya. Hasil dari pemantauan sasaran. Metode dan teknik penyuluhan dapat
tersebut, digunakan sebagai bahan untuk menilai dilakukan dalam bentuk berkomunikasi langsung
kondisi balita tersebut. Apabila terdapat masalah secara individu, konsultasi, ceramah, diskusi,
dapat dilakukan upaya mengatasi sedini mungkin. memutarkan film, memutarkan spot atau lagu-lagu,
b) Melakukan penyuluhan atau menyampaikan informasi dan lain-lain.
tentang pola asuh balita. Peran kader dalam melakukan iv.Melaksanakan penyuluhan sesuai rencana yang
penyuluhan tersebut dapat dilakukan pada hari buka dibuat dan materinya disesuaikan dengan kondisi
Posyandu tetapi juga dapat dilakukan melalui berbagai atau permasalahan yang ada.
kesempatan lainnya, misalnya: kunjungan rumah, v. Memotivasi orang tua tentang pentingnya
pertemuan arisan, pengajian, dan lain-lain. Selanjutnya ada melakukan pola asuh pada anak balitanya, dan
beberapa jenis kegiatan yang dilakukan kader, yaitu: membantu apabila ada permasalahan yang
i. Merumuskan pesan tentang pola asuh yang akan dihadapi. Dengan demikian, diharapkan terjadi
disampaikan kepada orang tua balita. Pesan atau peningkatan kemampuan serta motivasi orang tua
informasi harus disesuaikan dengan kondisi anak. untuk menerapkan pola asuh bagi balitanya.
ii. Membuat atau memilih media penyuluhan yang c) Membimbing orang tua untuk melakukan stimulasi yang
sesuai dengan tujuan penyuluhan. Ada berbagai jenis sesuai dengan usia anak, agar anak menjadi sehat, cerdas,
media, di antaranya adalah media cetak (leaflet, dan aktif.
poster, lembar balik, buku, KMS, buku KIA), d) Memotivasi orang tua yang mempunyai balita bermasalah
media elektronik (film, spot, lagu-lagu), media agar mau merujuk anaknya sehingga mendapat pelayanan
berupa benda-benda untuk demonstrasi (sayuran, yang lebih baik.
buah-buahan, bahan-bahan lainnya), media e) Melakukan rujukan pada balita yang bermasalah dengan
stimulasi (dalam bentuk sarana permainan), dan menghubungi petugas yang ahli. Rujukan dilakukan agar
lain-lain. anak mendapat menanganan yang lebih baik dari petugas
yang ahli di bidangnya. Rujukan sebaiknya dilakukan oleh
kader, sedini mungkin. Artinya, setelah mengetahui adanya
masalah hendaknya segera dirujuk.

58 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 59


Posyandu Posyandu
Rujukan dilakukan berdasarkan hasil pemantauan terhadap a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
adanya permasalahan pada anak, maupun karena pola asuh persalinan, persiapan menyusui, KB, IMD, ASI
orang tua yang tidak sesuai. eksklusif, dan gizi pada ibu hamil.
f) Melakukan pemantauan pasca-rujukan. Peran kader disini b) Perawatan payudara dan pemberian ASI.
adalah membimbing dan memantau pola asuh yang c) Peragaan pola makan ibu hamil.
dilakukan ibu atau keluarga setelah rujukan. Hal ini d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.
merupakan wujud perhatian kader pada ibu atau keluarga. e) Senam ibu hamil.
Melalui kegiatan ini akan terbangun hubungan yang lebih
harmonis antara kader dengan ibu balita. b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
B. Pokok Bahasan: Kegiatan Utama Posyandu mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) 1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca-persalinan,
a. Ibu hamil pentingnya ASI eksklusif dan gizi pada ibu nifas serta ibu
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: menyusui.
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, 2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi, setelah pemberian kapsul pertama).
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi 3) Perawatan payudara.
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk 4) Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan
serta KB pasca- persalinan yang dilakukan oleh tenaga lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan balita
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan balita harus dilaksanakan
diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari buka
secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
Kegiatan kelas ibu hamil antara lain sebagai berikut.
menunggu giliran pelayanan, balita sebaiknya tidak digendong
melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
60 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 61
Posyandu Posyandu
Posyandu untuk balita mencakup: 5. Pencegahan dan penanggulangan diare
1) Penimbangan berat badan secara teratur setiap bulan. Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku
2) Penyuluhan dan konseling. Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
3) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas, dilakukan pemeriksaan Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit dan Zinc oleh petugas
kesehatan, pemantauan perkembangan balita, pengukuran tinggi kesehatan.
badan, lingkar kepala, deteksi perkembangan, pelayanan kesehatan
anak, dan imunisasi. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk C. Pokok Bahasan: Kegiatan Pengembangan Posyandu
ke Puskesmas. Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan

2. Keluarga berencana (KB) Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.
menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama
IUD dan implan. telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%,
serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru
3. Imunisasi
harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas
hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
program terhadap bayi dan ibu hamil.
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang
4. Gizi telah diselenggarakan antara lain:
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang 1. Bina keluarga balita (BKB).
diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini 2. Kelas ibu hamil dan balita.
gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian 3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial kejadian luar biasa
makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian kapsul vitamin A dan (KLB), misalnya:infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam
tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis berdarah dengue (DBD), gizi buruk, polio, campak, difteri,
(KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut pertusis, dan tetanus neonatorum.
atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera 4. Pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes. 5. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB
– PLP).

62 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Tugas Kader dalam Penyelenggaraan 63


Posyandu Posyandu
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui tanaman obat keluarga (TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha peningkatan
pendapatan keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan ibu bersalin (Tabulin), tabungan masyarakat
Modul
Materi Inti 2
(Tabumas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui bina keluarga lansia (BKL).
11. Kesehatan reproduksi remaja (KRR).
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.

REFERENSI PENILAIAN MASALAH


● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum
KESEHATAN PADA SASARAN POSYANDU
Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011.
● Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian Dalam
Negeri Republik Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta,
2011.
● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011. POSYANDU MODU
L
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat MATER
● Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan I INTI 2
Penilaia
n
Masyarakat dan Desa, Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Masalah
Kesehat
Ayo Ke an pada
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Jakarta, 2011. Sasaran
Posyan
du

64 Tugas Kader dalam Penyelenggaraan Posyandu


MODUL MATERI INTI 2

Penilaian Masalah Kesehatan


Pada Sasaran Posyandu

Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu


65
I. DESKRIPSI SINGKAT II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ MDGs, A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu memahami masalah
sebesar tiga-perempatnya dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta Angka kesehatan pada sasaran Posyandu.
Kematian Balita (AKBA) sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990—
2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, AKB menjadi 23 per 1.000 Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
kelahiran hidup dan AKBA menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1. Menjelaskan pengertian masalah kesehatan.
2015. 2. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang sering ditemukan
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan di Posyandu.
segera setelah persalinan (SKRT, 2001). Penyebab langsung kematian Ibu adalah 3. Menyebutkan potensi/kemampuan yang dimiliki.
perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung 4. Menentukan kegiatan untuk menangani masalah kesehatan yang
kematian ibu antara lain adalah Kurang Energi Kronis (KEK) pada ada.
kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu 5. Menyebutkan masalah-masalah kesehatan yang perlu dirujuk ke
hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan sarana kesehatan.
dengan ibu yang tidak anemia.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun III. POKOK BAHASAN
1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat
Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar
negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi Pokok Bahasan A: Masalah Kesehatan
upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI 1. Pengertian masalah kesehatan
melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh 2. Pembahasan masalah
pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun 1985, pemerintah juga merancang
Pokok Bahasan B: Masalah-masalah Kesehatan yang
Child Survival (CS) sebagai upaya menurunkan AKB dan AKBA. Sering Ditemukan di Posyandu
Upaya-upaya yang dicanangkan oleh pemerintah, diharapkan tidak hanya 1. Masalah kesehatan ibu
dilakukan oleh tenaga kesehatan semata melainkan juga oleh masyarakat dalam 2. Masalah kesehatan anak
hal ini kader Posyandu untuk juga dapat memantau masalah-masalah yang timbul Pokok Bahasan C: Kegiatan untuk Menangani Masalah
pada sasaran Posyandu. Sehingga penyebab-penyebab AKI, AKB, dan AKBA Kesehatan yang Ada
yang muncul dapat dicegah sedini mungkin terutama dalam 1. Kegiatan oleh masyarakat
pemantauan selama kegiatan di Posyandu. 2. Kegiatan oleh Posyandu
3. Rujukan oleh kader

66 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 67
Pokok Bahasan D: Masalah Kesehatan yang Perlu 4. Bahan diskusi
Dirujuk ke Sarana Kesehatan
a. Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah kesehatan apa saja
1. Pengertian rujukan
2. Masyarakat yang perlu dirujuk pada lembar penugasan/bergambar yang paling sering
ditemukan di Posyandu?
b. Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat dari
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T = 1 suatu masalah kesehatan?

Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0) @45 menit untuk memudahkan proses 5. Fasilitator memberikan masukan mengenai pengertian
“Pembahasan Masalah Kesehatan” dengan mengacu pada uraian
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
materi.
berikut.

A. C.
La Langkah
ng 3 (60
kah menit)
1
(15
me
nit)
1. Fasilitator yang sering
memperkenal dijumpai di
kan diri.
Posyandu serta
2. Fasilitator
menyampaika apa upaya
n tujuan yang
umum dan
dilakukan.
tujuan
khusus. 4. Berdasarkan
3. Menggali pendapat
pendapat peserta,
peserta fasilitator
tentang menjelaskan
pengertian pengertian
masalah masalah
kesehatan apa kesehatan.
68 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 69
1. Fasilitator hal-hal yang pertanyaan
kurang jelas dan tersebut.
B. Langkah 2 (25 menyampaikan menjawab
menit) pokok bahasan 1. Fasilitator berikut.
a. Pengertian membagikan
masalah
kesehatan. lembar

b. Masalah- penugasan/berg

masalah ambar kepada

kesehata semua peserta.

n yang Secara acak,

sering fasilitator

ditemuka meminta 1—3

n di orang peserta

Posyand untuk

u. membacakan
c. Potensi/kemamp tulisan di
uan yang dalamnya.
dimiliki. 2. Fasilitator
d. Kegiatan untuk memberi
menangani
masalah penjelasan
kesehatan yang singkat
ada.
mengenai
e. Masalah- masalah
masalah kesehatan sesuai
kesehatan dengan tulisan
yang yang dibacakan
perlu oleh peserta.
dirujuk 3. Fasilitator
ke sarana mengajak
kesehatan peserta untuk
. mendiskusikan
2. Fasilitator memberi
satu per satu
kesempatan peserta
untuk menanyakan hal-hal sebagai
68 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 69
memotong/

D. Langkah 4 menggunti
(30 menit) ng lembar
1. Fasilit penugasan/
ator bergambar
memin agar
ta berbentuk
peserta kartu-
untuk kartu.
memb
entuk
kelom
pok
yang
terdiri
dari 4
—5
orang
per
kelom
pok.
2. Fasilita
tor
memin
ta
masing
-
masing
kelom
pok
untuk

68 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 69
3. Fasilitator menuliskan tugas kelompok di atas papan tulis atau 3. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian materi,
kertas dinding (plano), yaitu: mengenai 3 jenis kegiatan yang perlu diketahui kader.
Tugas kelompok 4. Fasilitator kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan satu per
a. Pilihlah 3 kartu (masalah) dari lembar penugasan/bergambar yang satu pertanyaan sebagai berikut.
menurut kelompok merupakan masalah yang paling sering Diskusi pleno: rujukan
terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada pada lembar a. Apa yang disebut rujukan?
penugasan/bergambar tuliskan pada kartu/kertas kosong.
b. Masalah-masalah apa saja yang bila ditemukan kader di
b. Pilihlah kartu-kartu dari lembar penugasan/bergambar yang
Posyandu perlu diberikan rujukan?
berisikan kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan
5. Fasilitator memberi masukan dengan mengacu pada uraian materi,
untuk mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan belum
ada pada lembar penugasan/bergambar dan tuliskan pada mengenai pengertian rujukan dan orang yang perlu dirujuk.
kartu/kertas kosong.
c. Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya di atas kertas F. Langkah 6 (20 menit)
plano. 1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta
4. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 30 menit. untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh
peserta.
E. Langkah 5 (30 menit) 2. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
memberikan masukan dengan mengacu pada uraian materi.
1. Masing-masing wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.
kelompoknya.
2. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-
hal sebagai berikut.
Diskusi pleno
a. Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk
menangani suatu masalah sudah tepat?
b. Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat
sendiri dan mana yang perlu dibantu oleh Posyandu?
c. Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu
memecahkan masalahnya sendiri?

70 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 71
V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Masalah-masalah Kesehatan Anak
Masalah-masalah Kesehatan Ibu

a b

d
a
Ibu hamil n Gondok
kurang K
gizi t e
c d
a l
n u
g a
a r
n c
a
ir
a
n
Pusing
dan
Bengkak muntah-
kaki, muntah
muka,
72 e Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 73
Ba K
f lita
ku
K
ran d
g
B
giz f
i

c
Kematia
n ibu

Di
are

Lu
mp
uh
(p
oli
o)

72 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 73

g h
Masalah-masalah Kesehatan Ibu dan Anak

Tetanus Campak a b

i j

Kawin muda Banyak anak

c d
Sakit kulit Lingkungan kotor

k l

Belum bisa jalan Belum bisa bicara

Sakit gigi Banyak jajan

74 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 75
PENJELASAN MASALAH KESEHATAN ANAK

Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk kurang Bayi lahir mati adalah semua janin mulai kehamilan 22
Kurang Energi Bayi Lahir Mati minggu yang lahir dengan tanpa adanya
gizi pada Balita. Cara mengetahuinya adalah dengan
Protein (KEP) tanda-tanda kehidupan.
melihat catatan pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Apabila
berat badan Balita berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Kematian Bayi Kematian bayi berusia 0 hari—12 bulan.
berarti anak kurang gizi atau menderita KEP.

Kurang Vitamin A Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh Kematian Balita Kematian balita 0 hari— 5 tahun.
(KVA) sudah sangat kurang. Manifestasi KVA dapat dilihat
secara klinis, misalnya buta senja dan xerophtalmi, Kurang Darah Kurang Darah (Anemia) yaitu kekurangan zat besi,
sedangkan dari sub-klinis kadar serum retinol di bawah (Anemia) yang terjadi karena orang kurang memakan
20 mcg/dl. sayuran, terutama yang berwarna hijau tua. Kurang
darah biasa terjadi pada siapa saja (wanita, pria, ibu
Gangguan Akibat hamil, ibu menyusui). Kurang darah bagi ibu hamil akan
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yaitu
Kurang Yodium membahayakan jiwa dirinya dan bayi yang dikandung.
penyakit yang diakibatkan karena orang tidak
(GAKY) Sedang bagi ibu menyusui, akan mengganggu
menggunakan garam beryodium dalam makanannya
pertumbuhan anak yang sedang disusui.
sehari-hari. Akibatnya antara lain: kemampuan
dan kecerdasan anak terhambat, pertumbuhan jasmani
terhambat (kerdil, mengalami ketulian,
pembengkakan kelenjar gondok). Ibu hamil yang
mengalami GAKY akan membahayakan jiwa
bayinya.
Lumpuh Layuh yaitu penyakit lumpuh yang
Lumpuh Layu disebabkan virus polio yang menyebabkan kaki anak
(POLIO) menjadi layu (lemas) dan biasanya datang mendadak.
Hal ini akan menjadi cacat pada anak sampai ia
dewasa (seumur hidup). Cara
mencegahnya adalah dengan memberikan imunisasi polio
pada anak.

Kematian Ibu Kematian ibu merupakan istilah di bidang kesehatan.


Artinya yaitu kematian setiap ibu yang sedang hamil,
bersalin, nifas sampai 40 hari sesudah bersalin. Di luar
saat kehamilan, persalinan, dan 40 hari sesudah
persalinan, dianggap kematian biasa (tidak termasuk
kematian ibu).

76 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 77
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI g
h
MASALAH KESEHATAN Pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASI)Menjadi peserta
aa bb
KB
Memeriksa kehamilan
Penimbangan
secara teratur
balita

i j

Membuang sampah di
c d Pemberian
tempatnya
oralit
Pemberian kapsul vitamin
Pemberian
A tablet penambah darah

k l

e f Memelihara kebersihan diri


Memasak dengan garam
(pribadi) beryodium
Pemberian air
Imunisasi
susu ibu (ASI)

78 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 79
m n
Membawa anak sakit ke Puskesmas/
Rumah Sakit
u
PMT pemulihan
Penyuluhan
MP-ASI

w x
v
Penyuluhan
o p
Mengadakan Penyuluhan KB kesehatan pribadi
Penyuluhan gizi dan lingkungan
PMT penyuluhan ambulans desa/
alat transportasi

y
Pengadaan,
r
pemanfaatan,
q
cuci tangan sebelum/ sesudah makan dan sesudah buang air dengan sabun dan pemeliharaan
Melatih anak jamban
berbicara

80 s Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 81
t
berjalan eksklusif

DAFTAR ISTILAH MASALAH KESEHATAN


Ibu Hamil Risiko Tinggi Bumil Risti yaitu ibu hamil yang memiliki gejala
IBU (Bumil Risti) atau tanda-tanda bahaya, seperti: pembengkakan
kaki, mengalami kurang gizi (KEK), pendarahan,
IMD (Inisiasi Menyusui Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi diberi usia di bawah atau di atas batas aman (di bawah 20
Dini) kesempatan mulai (inisiasi) menyusui sendiri tahun, di atas 35 tahun), pernah melahirkan
segera setelah lahir (dini) dengan meletakkan bayi prematur atau keguguran, berat badan kurang dari
menempel di dada atau perut ibu, 38 kg sebelum hamil, tinggi badan kurang dari 140
bayi dibiarkan merayap mencari puting dan cm, jarak kelahiran dari anak terdahulu kurang dari
menyusui sampai puas. Proses ini berlangsung 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.
minimal satu jam pertama sejak bayi lahir.

ASI Eksklusif ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja kepada Bina Keluarga Balita BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya dari
bayi berumur 0—6 bulan tanpa memberikan (BKB) segi kesehatan fisik (pertumbuhan) saja,
makanan atau minuman lain. Menurut ahli melainkan juga dari segi perkembangan mental,
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah terpenuhi kecerdasan, dan kepekaan sosialnya.
gizinya hanya dengan ASI saja.
Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal Pertumbuhan Anak Pertumbuhan yaitu perubahan fisik anak yang
terhadap berbagai penyakit pada usia ditandai dengan bertambahnya berat dan tinggi
selanjutnya. badan anak. Pertumbuhan anak yang normal bisa
dipantau melalui penimbangan rutin di Posyandu.
Makanan Pendamping Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi Perkembangan yaitu peningkatan kematangan
ASI (MP-ASI) diiberikan kepada bayi dan anak usia 6—24 bulan mental, kecerdasan, emosi, dan kepekaan sosial
guna memenuhi kecukupan gizinya selain dari ASI anak. Perkembangan anak perlu dilatih oleh kedua
orang tua (ayah dan ibu) di rumah agar anak sehat
jasmani dan rohani.
Pemberian Makanan PMT Penyuluhan adalah pemberian makanan
Tambahan (PMT) tambahan yang ditujukan untuk memberikan
Keadaan kekurangan energi dalam waktu lama pada
Penyuluhan contoh pada orang tua balita bagaimana Kurang Energi Kronis
wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil yang
menyiapkan makanan yang baik dan benar serta (KEK)
ditandai dengan ukuran lingkar lengan (LILA) <
bergizi seimbang. PMT Penyuluhan diutamakan
23,5 cm.
terbuat dari bahan makanan yang mudah didapat di
wilayah masing-masing

PMT Pemulihan Makanan yang diberikan bagi kelompok golongan


rawan gizi yang telah diperhitungkan nilai gizinya
sesuai dengan kebutuhannya agar dapat terpenuhi
kebutuhan gizi untuk menambah asupan gizi guna
memenuhi zat
gizi guna memenuhi zat gizi yang kurang dalam
tubuhnya.

82 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 83
VI. URAIAN MATERI b. Manfaat pembahasan masalah antara lain adalah:
1) Kader bisa menentukan masalah yang paling mendesak
A. Pokok Bahasan: Masalah Kesehatan
untuk segera ditangani.
1. Pengertian masalah kesehatan 2) Kader bisa menentukan kegiatan yang tepat untuk
Masalah kesehatan adalah keadaan-keadaan yang di anggap menangani suatu masalah.
mengganggu, menghambat atau mengurangi kesejahteraan hidup 3) Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya orang
masyarakat. Masalah kesehatan yang menjadi perhatian kader yang mampu memecahkan masalah masyarakat, tetapi
Posyandu antara lain: masyarakat sendiri yang harus didorong agar berusaha
a. Masalah dari kelompok sasaran umum: antara lain ibu memecahkan masalah- masalahnya sendiri, dan sebaiknya
hamil, ibu nifas/ibu menyusui, bayi, balita dan pasangan usia mencegahnya agar tidak terjadi.
subur.
b. Masalah dari kelompok sasaran yang perlu perhatian segera, 3. Kapan kader melakukan penilaian masalah?
antara lain: Kader bisa melakukan penilaian masalah pada saat:
1) Ibu hamil, nifas/menyusui: ibu hamil risiko tinggi, ibu a. Kegiatan buka Posyandu atau pelayanan 5 langkah kegiatan karena
hamil kurang gizi dan anemia, ibu hamil berisiko. pada saat itu biasanya ditemukan sejumlah masalah Posyandu.
2) Bayi/balita: bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, b. Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau
balita yang belum diimunisasi, balita yang mengalami Puskesmas untuk merencanakan kegiatan Posyandu bulan
rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di daerah berikutnya.
gondok, balita yang mengalami batuk dengan napas sesak
(gejala radang paru-paru), balita yang sering sakit diare. Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah yaitu:
3) Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk a. Data buku KIA/KMS/SIP dan catatan kegiatan Posyandu
memperhatikan masalah gizi masyarakat, khususnya gizi lainnya.
ibu hamil, ibu nifas/menyusui, bayi dan balita. b. Balok SKDN.
a. Yang c. SIP/buku
2. Pembahasan masalah dimaksud catatan lain.
dengan
pembahasan
masalah
adalah
mendiskusik berhasil
an masalah- ditemukan oleh
masalah kader di
yang Posyandu untuk
84 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 85
melihat apa d. Buku bantu
penyebab kader.
dan akibat
suatu
masalah.

84 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 85
B. Pokok Bahasan : Masalah-masalah Kesehatan yang d. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun Ibu dengan tinggi badan
Sering Ditemukan Di Posyandu kurang dari 145 cm.
e. Ibu dengan berat badan < 45 kg sebelum kehamilan.
1. Masalah kesehatan ibu f. Ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm.
Kader terus.
diharapkan b. Berat badan
dapat juga ibu tidak naik
mengenali pada akhir
secara dini bulan
tanda bahaya keempat atau
pada berat badan <
kehamilan, 45 kg pada
persalinan, akhir bulan
dan nifas agar keenam.
dapat c. Pendarahan
menyelamatka pada
kehamilan,
n jiwa ibu dan persalinan, dan
bayi yang nifas.
dikandungnya. d. Bengkak
Gejala atau kaki,
tanda-tanda tangan/wajah,
bahaya pada pusing, dan
ibu hamil yang dapat diikuti
perlu dikenali kejang.
terutama pada e. Gerakan janin
ibu hamil berkurang dan
risiko tinggi atau tidak
(Bumil Risti) bergerak sama
antara lain: sekali dalam
a. Ibu tidak 12 jam.
mau makan f. Kelainan letak
dan muntah
86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
janin di dari 20 g. operasi,
dalam tahun.
Riwa dan
rahim b. Usia ibu
hamil lebih yat bayi
sampai dari 35 keha lahir
umur tahun. milan mati).
kehamilan c. Jumlah anak dan
3 orang atau
9 bulan. persa Beberapa masalah
lebih.
g. Ketuban linan kesehatan ibu
pecah antara lain:
sebelum sebel
a. Ibu hamil
waktunya. umny kurang gizi
h. Persalinan a Kurang
lama lebih (perd
dari 12 Energi
jam sejak araha Kronis
mulai n, (KEK),
mulas.
kejan yaitu
i. Penyakit
g- istilah
ibu yang
berpengaru kejan untuk
h terhadap g, kurang
kehamilan.
dema gizi
j. Demam
m dalam
tinggi pada
masa nifas. tingg waktu
i, lama
Adapun persa pada
kondisi- linan ibu
kondisi lama, hamil.
kehamilan mela Cara
yang perlu hirka menget
diwaspadai n ahuinya
adalah: deng adalah
a. Usia ibu an dengan
hamil cara menguk
kurang
86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
ur mende lain: Ibu
LIL rita kema hamil
A KEK. mpua yang
(Li b. Gangguan n dan mengala
ngk akibat kurang kecer mi
yodium
ar (GAKY) dasan GAKY
Len GAK anak akan
gan Y terha memba
Ata yaitu mbat hayakan
s). penya (IQ jiwa
Apa kit renda bayinya
bila yang h), .
LIL diakib pertu c. Kematian ibu
A atkan mbuh Kematia
ibu karena an n ibu
ha orang jasma merupak
mil tidak ni an
kur mengg terha istilah di
ang unaka mbat bidang
dari n (kerd kesehata
23, garam il, n.
5 beryo meng Artinya
cm dium alami yaitu
ber dalam ketuli kematia
arti makan an, n setiap
ibu annya pemb ibu
ha sehari- engk yang
mil hari.A akan sedang
kur kibatn kelen hamil,
ang ya jar bersalin,
gizi antara gond nifas
atau ok). sampai
86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
40 a
hari (tidak
ses terrnas
uda uk
h kemati
bers an
alin ibu).
. Di
luar
saat
keh
ami
lan,
pers
alin
an
dan
40
hari
ses
uda
h
pers
alin
an,
dia
ngg
ap
ke
mat
ian
bias
86 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 87
d. Kurang darah (anemia) 2. Masalah kesehatan anak
Kurang darah (anemia) yaitu kekurangan zat besi, yang terjadi Selain masalah-masalah yang timbul terkait dengan kesehatan ibu,
karena orang kurang memakan sayuran, terutama yang kader juga perlu mengetahui masalah-masalah kesehatan anak yang
berwarna hijau tua. Kurang darah biasa terjadi pada siapa saja banyak ditemukan di Posyandu.
(wanita, pria, ibu hamil, ibu menyusui). Kurang darah bagi ibu Beberapa masalah kesehatan anak adalah:
hamil akan membahayakan jiwa dirinya dan bayi yang a. Gizi buruk
dikandung. Sedang bagi ibu yang menyusui, akan mengganggu a. Marasmus:
pertumbuhan anak yang sedang disusui. Gejala atau tanda 1) Tampak sangat kurus.
anemia antara lain berkunang-kunang, lemah, lesu, cepat lelah 2) Wajah seperti orang tua.
dan mengantuk, kuku dan wajah pucat. Anemia dapat dicegah 3) Cengeng dan rewel.
dengan makan makanan sumber hewani seperti telur, ikan, 4) Rambut tipis jarang dan kusam.
daging dan hati serta makanan sumber nabati seperti kacang- 5) Kulit keriput.
kacangan dan sayuran berwarna. Bila perlu, minum 1 tablet 6) Tulang iga tampak jelas dan perut cekung.
tambah darah setiap hari selama 90 hari. 7) Pantat kendur dan keriput.
8) Otot lengan dan tungkai mengecil.
e. Kawin muda keluarga (rumah
Menurut UU tangga) yang
Nomor 1 Tahun bahagia dan kekal
1974 tentang berdasarkan
Perkawinan, Ketuhanan Yang
disebutkan Maha Esa.
bahwa Sedangkan
perkawinan ialah perkawinan usia
ikatan lahir batin muda adalah
antara seorang perkawinan yang
pria dengan para pihaknya
seorang wanita masih relatif
sebagai suami muda, dimana
istri dengan kedua belah pihak
tujuan masih sangat
membentuk muda dan belum

88 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 89
memenuhi jarak usia b. Kwashiorkor: punggung
persyaratan yang terlalu 1) Wajah kaki
bulat bengkak.
– dekat.
(moon 6) Perut buncit.
persyaratan face) dan 7) Berca
yang telah sembap.
k
ditentukan 2) Cengeng/r
ewel. kulit
dalam
3) Tidak yang
melakukan
perduli luas
perkawinan terhadap dan
(pihak pria lingkungan
(apatis). kehita
belum
4) Ra man/
mencapai
mbu bintik
umur 19
t keme
tahun dan
tipis rahan
pihak
, .
wanita
war c. Marasmus
belum
na -
mencapai
ram kwashiork
umur 16
but or
tahun).
jagu merupakan
f. Banyak anak
ng, gabungan
Adalah
mud dari tanda
jumlah anak
ah marasmus
lebih dari 2
dica dan
atau 3
but kwashiork
orang yang
tanp or
dimiliki
a d. Bahaya gizi
oleh buruk
rasa
seorang ibu 1) Gizi
saki
(suatu buruk
t.
keluarga) dapat
5) Kedua
dengan
88 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 89
m
en
ye
ba
bk
an
ke
m
ati
an
bil
a
tid
ak
dit
an
gg
ul
an
gi
se
ge
ra.
2) Anak
gizi
buruk
lebih
muda
h
sakit.

88 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 89
3) Pada waktu dewasa mudah terkena penyakit menular keras. Kadang-kadang sampai muntah, muka tampak kebiruan
atau tidak menular, seperti batuk, pilek, diare, TBC, dan lelah.
dan lain-lain. 3) Pertusis sering menimbulkan kematian karena radang paru-
4) Penurunan tingkat kecerdasan. paru atau perdarahan otak.
5) Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih
rendah dari anak normal. e. Tetanus
Penyakit yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh
b. Kematian bayi kuman tetanus, yang masuk melalui luka atau perawatan tali pusat
Bayi lahir mati yaitu adalah semua janin mulai kehamilan 22 bayi yang tidak baik.
minggu yang lahir dengan tanpa adanya tanda-tanda 1) Gejala penyakit ini adalah kejang seluruh tubuh yang
kehidupan. Apabila anak mati di bawah usia 12 bulan, disebut berulang selama beberapa menit, rahang terkunci dan balita
kematian bayi, sedangkan anak mati di bawah 5 tahun disebut (mulut mencucu untuk bayi), kaku leher, sulit menelan, dan
kematian balita. kaku otot perut.
2) Pencegahan memberikan imunisasi yang diberikan pada
c. Lumpuh (polio) ibu hamil, dan WUS (Wanita Usia Subur), dan siswi di
1) Penyakit yang disebabkan virus polio. sekolah.
2) Hampir sebagian besar penyakit polio tanpa gejala atau 3) Kekebalan TT dapat diberikan dengan imunisasi TT 5
gejala ringan seperti flu, diare ringan, sebagian kecil dosis, untuk kekebalan seumur hidup.
menjadi lumpuh layu dan menetap seumur hidup, yang
terjadi terutama pada tungkai. f. Campak
3) Imunisasi polio secara lengkap pada bayi diberikan Campak biasa dikenal masyarakat dengan sebutan tampek (Jawa
sebanyak 4 kali, dan melaksanakan pola hidup bersih Barat) atau gabag (Jawa) yaitu penyakit yang ditandai dengan
merupakan pencegahan penyakit polio. demam dan bercak kemerahan pada wajah atau tubuh terutama
menyerang anak-anak. Campak disebabkan oleh virus campak.
d. Batuk rejan (Pertusis) Gejala yang muncul yaitu:
1) Adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh 1) Demam atau panas tinggi.
racun yang dikeluarkan oleh kuman pertusis. 2) Timbul bercak kemerahan pada wajah atau tubuh.
2) Gejalanya mula-mula seperti flu biasa, makin lama 3) Disertai batuk dan atau pilek.
batuknya makin hebat, terus menerus, dan cepat, keras 4) Kadang-kadang disertai mata merah dan diare.
sampai puluhan kali, dan diakhiri dengan sekuat tenaga
mengambil napas sampai berbunyi

90 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 91
Cara penularan: Cara penularan:
1) Penularan secara langsung dari penderita campak ke anak 1) Penularan diare melalui mulut dan anus dengan perantaraan
yang sehat lewat udara. lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
2) Anak yang tidak dapat imunisasi campak. 2) Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung kuman
3) Kurang gizi. bila buang air besar sembarangan dapat mencemari
4) Lingkungan yang padat penduduk dan kumuh. lingkungan terutama air.
3) Melalui makanan dan atau alat dapur yang tercemar oleh
Cara pencegahan: kuman dan masuk melalui mulut, kemudian terjadi diare.
1) Memberikan imunisasi campak.
2) Perbaikan gizi. Faktor risiko:
3) Menjaga kebersihan lingkungan. 1) Kondisi lingkungan yang buruk (tidak memenuhi syarat
4) Hindari kontak dengan penderita campak. kesehatan) misalnya tidak tersedia sarana air bersih dan
jamban/WC.
Cara penanggulangan: 2) Buang air besar sembarangan (BABs).
Anjurkan ke sarana kesehatan (puskesmas dan lain-lain). 3) Tidak merebus air minum sampai mendidih.

Bahaya campak: 4) Tidak membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum

Pneumonia dan meningitis (radang otak), yang menjamah makanan.

menyebabkan kematian.
Cara pencegahan:
g. Diare 1) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
Diare adalah berak encer atau bahkan dapat berupa air saja buang air besar.
(mencret) biasanya lebih dari 3 kali. Penyebab diare: 2) Semua anggota keluarga buang air besar di jamban yang
1) Makanan/minuman yang tercemar kuman penyakit, basi, sehat.
dihinggapi lalat, dan kotor. 3) Merebus peralatan makan dan minum bayi.
2) Minum air mentah/tidak dimasak. 4) Masaklah air sampai mendidih sebelum diminum.
3) Botol susu dan dot yang tidak bersih. 5) Buanglah tinja bayi dan anak kecil di jamban.
6) Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah diare karena ASI
Bahaya diare: terjamin kebersihannya dan cocok untuk bayi.
1) Penderita akan kehilangan cairan tubuh. 7) Siapkan dan berikan makanan pendamping ASI yang baik
2) Penderita menjadi lesu dan lemas. dan benar.
3) Penderita bisa meninggal jika tidak segera ditolong.

92 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 93
8) Gunakan air bersih yang cukup. 2) Tanda-tanda bahaya:
9) Berikan imunisasi campak. a) Timbul demam.
b) Ada darah dalam tinja.
Cara penanggulangan:
c) Diare makin sering.
1) Bila anak diare segera beri banyak minum seperti larutan
d) Muntah terus menerus.
oralit atau air rumah tangga seperti kuah sayur, air putih, air
e) Bayi terlihat sangat haus.
tajin dan lain-lain.
f) Bayi tidak mau makan dan minum.
2) Untuk bayi dan balita yang masih menyusui tetap diberikan
ASI lebih sering dan lebih banyak. 3) Langkah-langkah membuat oralit
3) Bila anak sudah memperoleh makanan tambahan lanjutkan a) Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir.
makanan seperti biasanya. b) Ukur 200 ml air matang (gunakan gelas belimbing,
4) Saat anak diare sebaiknya diberi makanan lembek. atau gelas ukur bila ada).
c) Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan.
Bagaimana bila sudah kena diare:
Bila tidak mungkin gunakan air minum yang paling
1) Tindakan di rumah:
bersih yang tersedia.
a) Berikan ASI lebih sering.
d) Tuangkan seluruh bubuk oralit ke dalam gelas berisi
b) Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air
air matang tersebut.
besar.
e) Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut.
c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari
mangkuk/cangkir/gelas.
h. Anak belum bisa berjalan
d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
Seorang anak dikatakan belum bisa berjalan adalah apabila sudah
lanjutkan lagi dengan lebih lambat.
mencapai usia 12 bulan tetapi masih belum mampu untuk belajar
e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
berjalan baik secara mandiri ataupun berpegangan dengan
berhenti.
tanpa adanya gangguan fisik.
f) Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur,
atau air tajin.
i. Anak belum bisa berbicara
g) Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas
Umumnya anak sudah belajar bicara pada usia 9—12 bulan
kesehatan.
dengan mengucapkan kata “ma..ma.., pa..pa..” dan akan
h) Mencari pengobatan lanjutan dan anjurkan ke
puskesmas untuk mendapatkan tablet zinc.

94 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 95
berkembang terus sampai dengan mengucapkan kata yang lebih oleh masyarakat sendiri. Kegiatan yang perlu dikenal oleh
jelas. Apabila sampai usia tersebut anak belum dapat kader antara lain:
mengeluarkan kata-kata maka dapat dikatakan anak belum dapat 1) Kegiatan oleh masyarakat
bicara. a) Melaksanakan kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat dalam keluarga (kebersihan diri, lingkungan
Namun, pertumbuhan dan perkembangan anak terkait dengan rumah, melaksanakan pola hidup sehat, memanfaatkan
kemampuan bicara dan berjalan perlu tetap mendapatkan perhatian pekarangan untuk menyediakan bahan makanan
dan pemantauan lebih lanjut sehingga dapat ditegakkan diagnosa bergizi bagi keluarga, dan sebagainya).
yang lebih tepat oleh dokter ahli. b) Menggunakan pelayanan kesehatan yang terjamin
untuk ibu hamil, bayi serta balita yang sakit, dan
C. Pokok Bahasan : Kegiatan untuk Menangani Masalah sebagainya.
Kesehatan yang Ada c) Melaksanakan anjuran-anjuran dari kader Posyandu
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan di maupun petugas lainnya, seperti memeriksakan
Posyandu perlu diketahui potensi atau kemampuan yang dimiliki, yaitu kehamilan secara rutin, membawa anak untuk
dengan melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang mendukung irnunisasi, membawa anak yang sakit ke Puskesmas
penyelenggaraan Posyandu. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: atau petugas kesehatan lain, dan sebagainya.
1. Dukungan lingkungan 2) Kegiatan oleh Posyandu
a. Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti masyarakat dan a) Kegiatan-kegiatan Posyandu yang paling dasar disebut
pemangku kepentingan (stakeholder) terkait. sebagai Kegiatan Utama Posyandu, yang terdiri dari:
b. Tersedianya tempat yang layak untuk kegiatan Posyandu. Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana,
c. Tersedianya sarana kesehatan rujukan. Imunisasi, Penanggulangan Diare, dan Kegiatan
d. Tersedianya sarana transportasi untuk rujukan. Perbaikan Gizi (termasuk paket PMT).
b) Kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama disebut
2. Sumber daya kegiatan pengembangan Posyandu yaitu kegiatan lain
a. Tersedianya kader dan pengelola Posyandu. berdasarkan masalah kesehatan yang dirasakan di
b. Memiliki sumber pembiayaan baik tetap maupun tidak wilayah masing-masing sehingga berbeda pada setiap
tetap. wilayah. Kegiatan-kegiatan yang bisa dipilih antara
c. Dalam upaya pemecahan masalah di Posyandu, kader lain: kesehatan lingkungan,
sebaiknya mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani

96 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu 97
parkembangan anak (termasuk BKB, PAUD), c. Biasanya kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada saat
penanggulangan penyakit menetap (demam berdarah, bertugas memberikan penyuluhan, tetapi bisa juga memberikan
malaria, gondok, dan lain-lain), usaha kesehatan gigi rujukan di luar hari Posyandu ketika kader menemukan suatu
masyarakat daerah (UKGMD), dan sebagainya. masalah.
3) Rujukan oleh kader
a) Apabila kader tidak bisa membantu masyarakat untuk 2. Masyarakat yang perlu dirujuk
menangani suatu masalah, kader perlu mernberikan a. Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah
rujukan ke Puskesmas agar orang tersebut segera (BGM) atau kurus.
ditangani oleh petugas kesehatan. b. Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut (2T) tidak
b) Kader Posyandu melakukan rujukan ke Puskesmas naik.
pada hari buka Posyandu, tetapi bisa juga melakukan c. Balita yang terlalu gemuk.
rujukan di luar hari buka Posyandu bila kader d. Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai
menemukan masalah. berikut.
1) Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah.
D. Pokok Bahasan : Masalah Kesehatan yang Perlu 2) Badannya panas tinggi.
Dirujuk ke Sarana Kesehatan 3) Rewel dan tidak mau makan.
4) Tidak mau menetek.
1. Pengertian rujukan 5) Memiliki bercak putih pada matanya.
a. Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang 6) Badan berbercak-bercak merah.
dianggap memiliki tanda-tanda masalah. Surat itu biasanya 7) Buang air terus menerus (diare) Iebih dari 1 hari.
ditujukan kepada Puskesmas. 8) Muntah-muntah.
b. Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari 9) Tidak bisa kencing Iebih dari sehari.
petugas kesehatan yang bertugas di langkah ke-5 pada hari 10) Batuk Iebih dari 100 hari.
buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi rujukan 11) Batuk cepat disertai napas sesak.
apabila diperlukan. 12) Kelihatan kena penyakit kulit.
e. Ibu hamil yang mengalami tanda-tanda sebagai berikut.
1) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau
kurus.
2) Kepala sering pusing.

98 Penilaian Masalah Kesehatan Pada Sasaran Posyandu Modul Pelatihan Kader Posyandu 99
3) Penglihatan berkunang-kunang.
4) Muntah terus menerus.
5) Nafsu makan kurang.
6) Kakinya bengkak.
7) Sesak napas.
8) Mengalami perdarahan pada usia kehamilan muda. Modul
Materi Inti 3
9) Lesu, Iemah, mudah capek, dan mudah mengantuk.
10) Kelopak mata bagian dalam pucat.
11) Mencret lebih dari sehari semalam.
12) Mencretnya mengandung darah.
f. Orang sakit berat yang minta pertolongan kepada kader.

REFERENSI PENGGERAKKAN MASYARAKAT


● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
Jakarta.
● Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak,
Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Informasi Dasar Imunisasi Rutin serta
Kesehatan Ibu dan Anak Bagi Kader, Petugas Lapang dan
Organisasi Kemasyarakatan, Jakarta, 2010.
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Pedoman Pengenalan Tanda POSYANDU
Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Jakarta, 2011. Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat MO
DU
L
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju MA
TER
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011. Ayo Ke
I
INTI
3
Pengg
erakk

100 Modul Pelatihan Kader Posyandu i


Modul Pelatihan Kader Posyandu
MODUL MATERI INTI 3

Penggerakkan Masyarakat

Penggerakkan Masyarakat
101
I. DESKRIPSI SINGKAT 3. Membangun komunikasi yang
Posyandu sangat dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang efektif
4. Komunikasi verbal yang efektif
terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu.
Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan kader sebelum hari buka 5. Komunikasi non-verbal yang efektif
Posyandu adalah menggerakkan masyarakat dan kunjungan rumah yang Pokok Bahasan B: Motivasi Masyarakat untuk
dilakukan setelah hari buka Posyandu. Berperan Serta dalam Kegiatan
Modul Penggerakkan Masyarakat ini disusun untuk membekali kader agar Posyandu
memahami cara-cara penggerakkan masyarakat, bagaimana melakukan 1. Motivasi masyarakat
komunikasi kepada sasaran sehingga mereka mempunyai pemahaman tentang 2. Menggerakkan masyarakat
manfaat Posyandu bagi kesehatan, dan akhirnya termotivasi untuk ikut Pokok Bahasan C: Kunjungan Rumah
teribat dalam kegiatan Posyandu. 1. Pengertian kunjungan rumah
2. Sasaran kunjungan rumah
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. Langkah-langkah kunjungan rumah
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Pokok Bahasan D: Saran untuk Kader
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu menggerakkan
masyarakat.
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 5 jam pelajaran (T = 1
Jpl, P = 0, PL = 4 Jpl) @45 menit untuk memudahkan proses
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
1. Melakukan komunikasi efektif. pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai

2. Memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan berikut.

Posyandu.
3. Melakukan kunjungan rumah.
A. Langkah 1 (10 menit)
Pokok bahasan
A:
III. POKOK Efektif
BAHASAN 1. Pen
Pokok gert
bahasan yang ian
dibahas dalam ko
modul ini mu
adalah: nik
asi
102 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 103
2. Bentu 1. Fasilitator an
k- memperkenalkan
bentu diri. masyara
k 2. Fasilitator kat.
komu Peserta
nikasi menjelask
an dan lain

menuliska diminta

n judul, untuk

tujuan, menyim

dan waktu ak dan

yang menden
diperlukan garkan.
untuk
membahas
Materi Inti
3 di papan
tulis/flip
chart/file
presentasi.
3. Fasilitator
menyampaikan
tujuan umum dan
tujuan khusus.
4. Fasilitator
menggali
pendapat
peserta
tentang
apa yang
mereka
pahami
tentang
penggerak
102 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 103
5. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator merangkum dan Bahan diskusi:
menegaskan tentang penggerakan masyarakat. a. Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat?
b. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat?
B. L 6. Fasilitat
a or
n member
g ikan
k masuka
a n
h dengan
2 mengac
u pada
(
4
5
m
e
n
it
)
1. Fasilitator memaparkan teknik
meminta melakukan
beberapa peserta komunikasi yang
untuk efektif.
menyampaikan 3. Fasilitator
tentang apa yang memaparkan teknik
mereka pahami memotivasi
mengenai masyarakat untuk
komunikasi berperan serta
yang efektif. dalam kegiatan
Peserta lain Posyandu.
diminta untuk 4. Fasilitator
menyimak dan memaparkan
tentang kunjungan
mendengarkan. rumah.
2. Fasilitator 5. Fasilitator memberi

104 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 105


kesempatan Lembar Informasi dalam pada Lembar
kepada peserta Kunci (LIK). melaks Informasi
untuk bertanya anakan Kunci (LIK),
hal-hal yang D. Penjelasan dan kunjun mengenai
belum jelas Diskusi : gan pengertian,
Langkah-langkah
mengenai rumah tujuan, dan
Kunjungan
materi ? sasaran
Rumah
komunikasi (120 2. Fasilitator kunjungan
efektif, cara menit) memberik rumah.
memotivasi, 1. Fasilitator an 3. Fasilitator
dan cara mengajak peserta masukan membagikan lembar
untuk penugasan/bergamba
melakukan dengan r kepada
mendiskusikan:
kunjungan mengacu
Bahan diskusi
rumah. 1. Fasilitator Posyandu”.
a. Siapa
membagikan 3. Fasilitator meminta
sasaran
C. Langkah 3 (30 sebuah kartu peserta untuk
menit) yang
atau potongan saling bertukar
perlu
kertas kepada kertas yang telah
dikunju
semua peserta. diulis dengan
ngi?
2. Peserta meminta peserta yang duduk
Bagaim
masing-masing di dekat/sebelah
ana cara
peserta untuk kiri atau di
menentu
menuliskan hal kanannya.
kannya?
sebagai berikut. 4. Kemudian meminta
b. Menurut
“SATU (1) beberapa peserta
pengala
alasan yang untuk membacakan
man
PALING kertas yang
kader,
SERING dipegangnya.
hambata
dilontarkan ibu- 5. Fasilitator
n apa mengajak peserta
ibu apabila tidak
yang untuk
mau atau tidak mendiskusikan:
dialami
bisa datang ke
104 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 105
semua peserta. LIK.
4. Fasilitato 6. Fasilitator
r membagikan
meminta lembar
seorang penugasan/b
peserta ergambar
membaca kepada
kan semua
lembar peserta.
penugasa 7. Fasilitator
n/bergam meminta
bar seorang
tentang peserta
langkah- membacaka
langkah n lembar
kunjunga penugasan/
n rumah. bergambar
5. Fasilitator tentang cara
memberik menggunak
an an kartu
penjelasa konseling
n untuk dalam
setiap melaksanak
langkah an
dalam kunjungan
melaksan rumah.
akan
kunjunga
n rumah
dengan
mengacu
pada
104 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 105
8. Fasilitator memberikan penjelasan untuk setiap langkah KASUS 2
tersebut. a. Satu (1) orang menjadi Ibu Susi yang kesal pada kader karena
9. Fasilitator membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 selalu menganjurkan untuk datang ke Posyandu, padahal Andi
memainkan peran Kasus 1, sedangkan kelompok 2 memainkan peran anaknya sudah berumur 3 tahun dianggap tidak perlu lagi
Kasus 2. menimbang berat badannya.
10. Fasilitator dalam kelompok
meminta menjadi ibu-ibu
masing-masing (masyarakat) yang
kelompok akan dikunjungi
memilih dua oleh kedua kader
orang peserta dengan peran-peran
untuk sebagai berikut.
melaksanakan
peragaan KASUS 1
kunjungan rumah a. Satu (1) orang
untuk menjadi Bapak
memainkan peran Slamet yang
sebagai kader kesal pada kader
dengan karena istrinya
menggunakan selalu
media kartu dianjurkan ikut
konseling, KB padahal
langkah-langkah bapak ini tidak
peragaan, setuju.
mengacu pada b. Satu (1) orang
lembar menjadi Ibu
penugasan/berga Slamet yang
mbar. sedang hamil 5
11. Fasilitator bulan, nampak
meminta tiga pucat dan lelah,
peserta lainnya tetapi takut

106 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 107


pada sudah tidak b. Satu yang
suaminya. sekolah. (1) mempeng
c. Satu (1) orang aruhi Ibu
orang menja Susi untuk
menjadi Ibu di ibu tidak
Kardi, Lastri, perlu
mertua Ibu mertua datang ke
Slamet yang Ibu Posyandu
selalu Susi karena
menyindir- yang Andi
nyindir selalu sudah
kader menyi bukan
sebagai ndir- bayi lagi.
orang yang nyindir
suka kader Catatan:
mencampuri sebaga Ibu Susi
urusan i orang adalah petani
orang lain. yang dan memiliki
suka 4 orang
Catatan: menca anak, yaitu 3
Bapak dan Ibu mpuri orang masih
Slamet adalah urusan di Sekolah
petani dan orang Dasar, dan
memiliki 5 lain. Andi paling
orang anak, c. Satu (1) kecil
yaitu 2 orang orang berumur 3
balita (1 tahun menja tahun, badan
dan 3 tahun), 2 di ibu Andi terlihat
orang masih di Tati, kurus dan
Sekolah Dasar, tetang perut buncit
dan yang paling ga ibu dengan
besar 15 tahun Susi rambut
106 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 107
kuning. (peraga) oleh
menceritaka masya
12. Fasilitator n kesan dan rakat
meminta
kesulitannya seperti
kelompok 1
memerankan melaksanak yang
kasus 1. an peragaan dipera
13. Fasilitato kunjungan gakan
r rumah. kader
meminta 16. Fasilitator tadi?
kedua meminta Cerita
kader tanggapan kan.
(peraga) peserta
mencerit mengenai
akan peragaan
kesan kasus 1 dan
dan kasus 2.
kesulitan 17. Fasilitator
nya meminta
melaksan peserta
akan untuk
peragaan membahas
kunjunga hal-hal
n rumah. sebagai
14. Fasilitator berikut.
meminta
kelompok 2 a. Apakah
memerankan kader
kasus 2. memilik
15. Fasilitato i
r pengala
meminta man
kedua diperlak
kader ukan
106 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 107
b. Bagaimana sikap kader apabila diperlakukan demikian? B. Tahap Pelaksanaan Kunjungan
c. Bagaimana cara melaksanakan kunjungan rumah yang tidak
1. Mengucapkan salam dan beramah-tamah.
menimbulkan hal-hal seperti itu?
2. Menyampaikan tujuan kedatangan.
d. Apakah memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar
3. Berbincang-bincang tentang keadaan ibu hamil/ibu menyusui/
Informasi Kunci (LIK).
bayi/balita.
18. Fasilitator memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar
4. Memberi saran-saran praktis apabila ditemukan masalah.
Informasi Kunci (LIK).
5. Apabila diperlukan, memberikan tablet tambah darah (tablet besi),
vitamin A dan sebagainya.
E. Penutup (10 menit)
6. Mengajak sasaran untuk menghadiri kegiatan Posyandu.
1. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta 7. Berpamitan.
untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh
peserta. C. Tahap Sesudah Kunjungan
Pertanyaan kunci
Mencatat hasilnya di buku kader. Berikut ini adalah CONTOH
a. Apa tujuan kunjungan rumah?
langkah-langkah kunjungan rumah oleh kader dengan
b. Siapa sasaran kunjungan rumah?
menggunakan media kartu sebagai bahan ‘obrolan’ bersama
c. Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan rumah?
sasaran.
2. Apabila masih ada hal-hal yang perlu dijelaskan, fasilitator
1. Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu
memberikan masukan dengan mengacu pada lembar informasi kunci
sebelum sampai pada pokok tujuan.
(LIK).
2. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat
3. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi.
keadaan ibu hamil, ibu menyusui atau bayi dan balita di keluarga
ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
3. Kader menanyakan pada keluarga/ibu tersebut tentang
V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR keadaan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/ balita dan alasan mengapa
A. Langkah-langkah Kunjungan Rumah mereka tidak datang ke Posyandu.
1. Tahap persiapan. 4. Di dalam obrolan, kader kemudian menyampaikan manfaat
2. Memilih sasaran yang akan dikunjungi. mengetahui informasi mengenai kesehatan ibu hamil/ibu
3. Pembagian tugas kader. menyusui/bayi/balita di Posyandu.
4. Persiapan materi belajar. 5. Sebagai contoh, kader memperllihatkan kartu bergambar dengan
keterangan di belakangnya yang merupakan informasi mengenai
kesehatan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/balita.

108 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 109


6. Kader kemudian mengajak keluarga/ibu untuk melihat gambar- Yang dimaksud dengan verbal adalah lisan, dengan demikian
gambar tersebut. komunikasi verbal adalah penyampaian tujuannya secara lisan.
7. Kader meminta keluarga/ibu tersebut menjelaskan pengalaman Proses penyampaian informasi secara lisan ini yang biasa kita
keluarga mengenai hal yang terdapat pada gambar–gambar kenal dengan berbicara.
tersebut. b. Komunikasi non-verbal
8. Keterangan di belakang gambar kemudian dibacakan. Kader juga Penyampaian pesan selain melalui lisan atau tulisan dapat juga
menambahkan informasi lainnya apabila perlu. dilakukan dengan melalui cara berpakaian, waktu, tempat,
9. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sesuatu barang, atau
berminat hadir pada kegiatan Posyandu atau kegiatan belajar sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati perasaan pada
kelompok bersama kader. Kader memberitahukan kapan dan saat tertentu.
dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Contoh komunikasi non-verbal.
1) Cara berpakaian
VI. URAIAN MATERI Orang yang sedang berkabung karena kematian seseorang,
biasanya akan berpakaian hitam-hitam atau memasang tanda
A. Pokok Bahasan: Komunikasi Efektif
dengan kain hitam di lengan bajunya. Dengan demikian kita
Komunikasi dapat pula diartikan sebagai proses pertukaran pendapat,
menjadi tahu bahwa orang tersebut dalam suasana
pemikiran atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda-tanda
berkabung. Atau seseorang yang biasanya berpakaian
yang dapat mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang
biasa-biasa saja tiba-tiba berpakaian lengkap dengan jas atau
berupa percakapan biasa. Komunikasi yang efektif diperlukan agar
dasi, ini tentu juga suatu informasi bahwa yang
kader sehingga dapat menggerakkan masyarakat dan melakukan
bersangkutan mungkin sedang dalam suasana yang lain
kunjungan rumah.
misalnya akan dilantik menjadi pejabat, akan menghadiri pesta
1. Pengertian komunikasi
atau pertemuan yang penting dan sebagainya.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat,
2) Waktu
perasaan, atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula
Bunyi beduk atau lantunan suara adzan di mesjid atau
diartikan sebagai proses pertukaran pertukaran pendapat, pemikiran
mushola, memberikan informasi bahwa waktu shalat telah
atau informasi melalui ucapan, tulisan maupun tanda- tanda.
tiba. Contoh lain adalah bunyi bel di sekolah yang
2. Bentuk-bentuk komunikasi
menunjukkan bahwa waktu masuk kelas, istirahat atau pulang
a. Komunikasi verbal
telah tiba.
Komunikasi yang ada sangat beragam sekali, mempunyai aneka
bentuk tergantung dari sisi apa kita melihat komunikasi tersebut.

110 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 11


1
3) Tempat dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh penerima
Pemimpin suatu pertemuan atau rapat biasanya duduk di (komunikan). Kemudian penerima menyampaikan kembali bahwa
depan atau di kepala meja, tidak pernah di belakang. Ini pesan telah diterima dengan baik dan benar. Dalam hal ini terjadi
menginformasikan bahwa yang bersangkutan adalah komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Agar terjadi
pemimpin rapat atau pemimpin pertemuan yang biasanya komunikasi yang efektif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
orang penting atau memiliki jabatan tertentu. Ruang Kerja berikut.
Kepala Puskesmas tentunya akan berbeda dengan ruang kerja a. Mengetahui siapa mitra bicara
juru imunisasi demikian juga ruang kerja dan peralatannya. Dalam berkomunikasi kita harus menyadari benar dengan siapa
Demikian juga di instansi lain misalnya di kecamatan dan di kita berbicara, apakah dengan Pak Camat, Pak Lurah, Bidan Desa,
kelurahan atau di instansi lainnya. tokoh masyarakat, atau dengan kader. Mengapa kita harus
4) Isyarat mengetahui dengan siapa kita bicara? Karena dengan
Audience di suatu seminar secara spontan bertepuk mengetahui audience, kita harus cerdas dalam memilih kata-
tangan dengan riuh setelah mendengarkan paparan seorang kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi buah
presenter yang mempresentasikan materinya dengan baik pikiran kita. Kita harus memakai bahasa yang sesuai dan mudah
dan menarik. Tepuk tangan tersebut merupakan isyarat dipahami oleh audience kita.
bahwa audience puas terhadap paparan presenter Selain itu pengetahuan mitra bicara kita juga harus diperhatikan
tersebut. Sebaliknya para peserta latih mulai menguap, atau informasi yang ingin kita sampaikan mungkin bukan
keluar masuk kelas, atau ada yang berbisik-bisik satu dengan merupakan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi kalau
lainnya ketika fasilitator memberikan materi/kuliah, ini juga penyampaiannya menggunakan istilah-istilah yang tidak
suatu isyarat bahwa materi, atau cara membawakan materi dipahami oleh mitra kita, informasi atau gagasan yang kita
tersebut kurang berkenan di hati peserta latihan. Contoh sampaikan bisa saja tidak dipahami oleh mitra. Dengan
lain misalnya mengacungkan dua jari tanda victory memperhatikan mitra bicara kita akan dapat menyesuaikan diri
(kemenangan), menggeleng tanda tidak tahu, raut wajah dalam berkomunikasi dengannya.
yang asam tanda tidak senang, murung tanda bersedih, b. Mengetahui apa tujuan komunikasi
tangan mengepal tanda marah, tatapan mata bisa Cara kita menyampaikan informasi sangat tergantung kepada
bermacam arti dan sebagainya. tujuan kita berkomunikasi, misalnya:
3. Membangun komunikasi yang efektif 1) Dalam berkomunikasi maka kita perlu mempertimbangkan
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim keadaan atau lingkungan saat kita berkomunikasi. Bahasa
oleh komunikator (sender) dapat diterima dengan baik dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan
keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Bisa saja kita menggunakan

112 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 113


bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena semua bahasa dari mitra bicara. Oleh karena ada kata-kata yang
konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak menurut etnis tertentu merupakan hal yang lumrah tapi menurut
sesuai dengan yang diharapkan. etnis lain merupakan hal yang tabu untuk dikatakan atau
2) Mempertimbangkan penggunaan kata hemat: mempunyai arti yang berbeda. Misalnya ucapan ‘nangka tok’
a) Kita harus hemat dalam mengelola anggaran menurut bahasa Sunda berarti ‘nangka saja’, tetapi untuk orang
Poskesdes. Jawa ini tentu lain artinya. Begitu juga ‘gedang’ menurut orang
b) Menurut hemat saya, bidan desa sebaiknya tinggal di Sunda artinya ‘pepaya’, tetapi menurut orang Jawa artinya
desa dimana Poskesdes berada. ‘pisang’.
c) Penggunaan kata hemat pada kedua kalimat tersebut 4. Komunikasi verbal yang efektif
konteksnya pasti berbeda satu sama lain. Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi
c. Mengetahui kultur pesan diterima oleh penerima pesan sesuai dengan maksud
Dalam berkomunikasi harus diingat peribahasa “Dimana bumi penyampai pesan dan menimbulkan saling pengertian. Dalam
dipijak, di situ langit dijunjung” artinya bahwa dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara yang
berkomunikasi kita harus memperhatikan dan menyesuaikan diri diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut. Suara-suara
dengan budaya atau habit atau kebiasaan orang atau masyarakat itu harus mempunyai makna sehingga maksud dari berbicara itu
setempat. Misalnya berbicara sambil menunjuk sesuatu dengan dapat dimengerti.
telunjuk kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi a. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila:
kedudukannya di daerah Jawa Barat atau Jawa Tengah bisa 1) Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang
dianggap kurang sopan atau kurang ajar walaupun mungkin di dimaksud oleh si pengirim.
daerah lain itu biasa-biasa saja. Atau kalau di daerah Sumatera 2) Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan
Utara orang bisa berbicara dengan intonasi dan suara yang perbuatan yang dikehendaki oleh pengirim.
keras maka apakah orang non-Sumatera Utara harus 3) Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharusnya
mengimbangi pula dengan nada yang keras? Dalam hal ini, dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
misalnya orang Sunda kalau berbicara dengan orang Batak b. Ciri-ciri komunikasi verbal yang efektif
tidak perlu bertutur seperti orang Batak, begitu pula sebaliknya. 1) Langsung (to the point, tidak ragu menyampaikan pesan).
Dengan demikian maka tidak terjadi salah tafsir yang 2) Asertif (tidak takut mengatakan apa yang diinginkan dan
mengakibatkan kegagalan komunikasi. mengapa).
d. Mengetahui bahasa 3) Ramah dan bersahabat (congenial).
Dalam berkomunikasi seyogyanya kita memahami bahasa 4) Jelas (hal yang disampaikan mudah dimengerti).
lawan bicara kita, hal ini tidak berarti kita harus memahami

114 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 115


5) Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi). maupun formal, beberapa teknik dapat dimanfaatkan dalam
6) Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk meningkatkan efektivitas berbicara sebagai berikut.
menyampaikan gagasan dengan jelas). 1) Percaya diri.
7) Dua arah (seimbang antara berbicara dan 2) Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan-lahan.
mendengarkan). 3) Bicara dengan wajar, seperti biasanya, jangan terkesan
8) Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan orang sebagai penyair atau sedang deklamasi.
lain). 4) Atur irama dan tekanan suara dan jangan monoton.
9) Nyambung (menginterpretasi pesan dan kebutuhan Gunakan tekanan dan irama tertentu, untuk menampilkan
orang lain dengan tepat). poin-poin tertentu, tetapi hindarkan kesan sebagai pemain
10) Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan drama.
kebutuhan yang sesungguhnya). 5) Tarik napas dalam-dalam 2 atau 3 kali untuk mengurangi
c. Ciri-ciri komunikasi verbal yang tidak efektif ketegangan. Mengatur napas secara normal dan jangan
1) Tidak langsung (bertele-tele) tidak mengatakan. terkesan seperti orang yang dikejar-kejar. Bila perlu
2) Pasif (malu-malu, tertutup). menghentikan pembicaraan sejenak, selain untuk
3) Antagonistis (marah-marah, agresif, atau bernada mengambil napas juga berfungsi menarik perhatian.
kebencian). 6) Hindari sindrom: ehm, Ah, Au, barangkali, mungkin,
4) Kriptis (pesan atau maksud yang sesungguhnya tidak anu, apa, dan lain-lain. Jika terpojok dan kehabisan bicara
pernah diungkapkan secara terbuka). atau lupa cukup berhenti sejenak, cara ini menunjukkan
5) Satu arah (lebih banyak berbicara daripada bahwa seakan-akan kita sedang berpikir dan akan
mendengarkan). berdampak positif dibanding mengatakan mengatakan
6) Tidak responsif (sedikit/tidak ada minat terhadap ’apa’, ’ya, eh ...’, ’apa ya, saya pikir...’, ’barangkali’, dan
pandangan atau kebutuhan orang lain). seterusnya.
7) Tidak nyambung (respon dan kebutuhan orang lain 7) Membaca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan.
disalahartikan dan disalah interpretasikan). Jangan merasa malu melakukan hal ini, karena pendengar
8) Tidak terus terang (perasaan, gagasan dan keputusan akan berpikir bahwa kita hanya menekankan poin
diungkapkan secara tidak jujur). pembicaraan tertentu agar lebih lengkap.
d. Keterampilan berbicara 8) Siapkan air minum. Ini sangat membantu pembicara
Pada dasarnya keterampilan berbicara dapat dipelajari dan berhenti sejenak juga untuk membasahi kerongkongan.
ditingkatkan dengan berlatih. Agar mampu berbicara secara
efektif maka dalam tiap komunikasi baik informal

116 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 117


5. Komunikasi non-verbal yang efektif waktu tertentu (pesta, rapat, kunjungan kerja, dan lain-lain).
Komunikasi non-verbal adalah proses pertukaran pesan/makna Misalnya seorang Kepala Puskesmas bila menghadiri rapat dinas
melalui berbagai cara selain kata-kata. Yaitu melalui bahasa tubuh, dengan Pak Camat, akan lebih dihargai bila berpakaian dinas
ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal suara (volume, (PDH) dibandingkan jika berpakaian biasa-biasa saja. Atau
intonasi, irama, dan sebagainya), baju yang dipakai, penggunaan seorang dokter akan lebih dikenal jika sedang mengadakan
ruangan, dan lain-lain. Wajah mengekspresikan bagaimana kunjungan ke desa menggunakan pakaian dokter (jas putih) dan
perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas emosi. Misal memakai stetoskop dibanding kalau hanya memakai pakaian
kalau sedih wajah terlihat murung atau dengan tangan mengepal dinas biasa. Demikian juga seorang bidan akan lebih cepat
kalau sedang marah. dikenali oleh masyarakat jika memakai seragam bidan. Namun,
Dalam komunikasi pertukaran makna verbal dan non- verbal penggunaan pakaian juga harus tepat pada saat yang tepat,
saling melengkapi, saling mempengaruhi, dan tidak terpisahkan misalnya pada waktu pesta di luar jam kantor maka tentu kurang
satu sama lain. Komunikasi interpersonal selalu menyangkut tepat kalau kita datang dengan menggunakan pakaian dinas
pesan verbal dan non-verbal. Suatu kata yang sama diekspresikan kantor.
dengan berbeda emosi yang berbeda akan bermakna berbeda. b. Waktu
Kualitas komunikasi verbal seringkali ditentukan oleh beberapa Di dalam berkomunikasi, manfaatkan waktu secara tepat,
faktor, antara lain : intonasi suara, ekspresi raut wajah, gerakan artinya manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya karena waktu
tubuh (body language). adalah sesuatu yang sangat berarti. Misalnya, kalau bidan ingin
Sebuah hasil riset (Mechribian & Ferris) menunjukkan bahwa melakukan kunjungan rumah maka pilihlah waktu yang longgar
dalam komunikasi verbal, khususnya pada saat presentasi bagi keluarga yang akan dikunjungi tersebut, misal jangan
keberhasilan penyampaian informasi adalah sebagai berikut. mengunjungi pada saat pagi hari ketika ibu sibuk mempersiapkan
• Sebanyak 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (body sarapan.
language). c. Tempat
• Sebanyak 38% ditentukan oleh isyarat dan kontak mata. Tempat sangat menentukan efektivitas komunikasi, misalnya
• Dan sebanyak 7% ditentukan oleh kata-kata. kantor adalah tempat kerja, restoran adalah tempat makan,
lapangan tenis adalah tempat olahraga.
Beberapa contoh yang dapat dikembangkan, agar komunikasi non-
Namun demikian, seringkali urusan kantor bisa diselesaikan di
verbal dapat lebih efektif:
lapangan tenis atau bahkan di hotel atau restoran. Dalam dunia
a. Cara berpakaian bisnis dikenal istilah entertain yaitu untuk melobi rekan bisnis,
Cara berpakaian mengkomunikasikan siapa dan apa status pertemuan diadakan di restoran atau di hotel sambil menjamu
seseorang, baik dalam pekerjaan sehari-hari maupun dalam rekan bisnis. Hal ini ternyata banyak membawa hasil ketimbang
pertemuan dilakukan secara formal di kantor.

118 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 119


Demikian pula misalnya Tim Fasilitator Puskesmas apabila Motivasi timbul dari kebutuhan yang membuat seseorang ingin
bertemu dengan Pak Camat atau Pak Lurah di lapangan tenis terpenuhi kebutuhan tersebut dan tergerak untuk berbuat. Kader perlu
sambil bermain tenis, di sela-sela waktu istirahat dapat memotivasi ibu yang mempunyai bayi/balita dan ibu hamil untuk
berkomunikasi secara informal mengenai hal-hal yang datang ke Posyandu, dengan cara memunculkan kebutuhan ibu
berhubungan dengan kedinasan. Selanjutnya hasil pembicaraan akan perlunya datang ke Posyandu.
tersebut ditindak lanjuti di kantor. Cara memotivasi ibu agar datang ke Posyandu dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
Selain hal-hal tersebut di atas, perlu juga dipahami fungsi-fungsi a. Mengenal budaya masyarakat setempat, apakah masyarakat
yang menunjukkan ke-nonverbal-an komunikasi, antara lain: setempat telah rajin datang ke Posyandu atau belum, kalau
1) Pengulangan (repetition) yaitu pengulangan pesan dari sudah bagaimana cara melakukannya, selanjutnya juga perlu
individu dilakukan dengan verbal. memahami di dalam masyarakat tersebut ada tidak tokoh-tokoh
2) Penyangkalan (contradiction) yaitu penyangkalan pesan formal maupun non-formal yang apabila kita masuk ke dalam
yang dilakukan terhadap seseorang. Misalnya mengangkat masyarakat tersebut menjadikan mereka tersinggung, kalau ada
bahu menyatakan ”tidak tahu”, menggeleng kepala sama hal yang demikian maka motivator harus mendekati tokoh-
dengan ”tidak”, dan sebagainya. Namun, penggunaannya tokoh tersebut.
juga harus memperhatikan budaya atau kebiasaan, misal, b. Mengenal kebutuhan masyarakat yang akan dimotivasi
untuk orang India menggelengkan kepala bukan berarti (motivandus), walaupun kebutuhan tersebut kadangkala belum
tidak. dirasakan oleh motivandus, misalnya kebutuhan mengetahui
3) Pengganti pesan (substitution) misal mendelik berarti berat badan bayi sungguh pun itu kebutuhan yang vital tetapi
marah. belum tentu dirasakan oleh mereka. Apabila hal itu terjadi maka
4) Melengkapi pesan verbal misal mengatakan ”bagus” sambil kader sebagai motivator perlu menyampaikan terlebih dahulu
mengacungkan ibu jari, dan sebagainya. bahwa pemantauan berat badan bayi itu sangat penting untuk
5) Penekanan (accenting) menggarisbawahi pesan verbal melihat perkembangan bayinya, dan apa bahayanya apabila
misalnya berbicara dengan sangat pelan atau menekan kaki. motivandus tidak melakukannya.
c. Perlu membuat hubungan yang baik, perlu ada kepercayaan dari
B. Pokok Bahasan : Motivasi Masyarakat untuk Ikut
ibu bayi/balita dan ibu hamil/nifas terhadap kader sebelum
dalam Kegiatan Posyandu melakukan motivasi. Kepercayaan ibu bisa ditumbuhkan lewat
1. Motivasi masyarakat komunikasi dan interaksi yang baik pada kehidupan sehari-hari.
Motivasi berasal dari kata motif yakni suatu kebutuhan atau d. Dalam memotivasi, motivator hendaknya menggunakan
keinginan yang menggerakkan seseorang untuk berbuat. bahasa yang sesuai dengan tingkat pendidikan/tingkat

120 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 121


pengetahuan motivandus. Bila perlu gunakan alat peraga, adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat karena
gambar-gambar dan data yang menunjukkan bahayanya bila kedudukannya, kewibawaannya, atau pengalamannya.
Desa Siaga tidak dilakukan, misalnya orang sakit yang
terlambat memperoleh pertolongan medis, walaupun jenis 2. Menggerakkan masyarakat
sakitnya sederhana tetapi dapat menimbulkan kematian, atau a. Mengapa perlu menggerakkan masyarakat?
penyakit-penyakit yang timbul karena tidak melakukan PHBS. Kader perlu terus-menerus menggerakkan dan memotivasi ibu-ibu
e. Motivator jangan menggurui, karena pada hakikatnya atau masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan di
memotivasi itu bukan mendidik atau mengajar, tetapi Posyandu. Selain itu, kader juga diharapkan dapat menggerakkan
menumbuhkan niat atau kesadaran untuk mengerjakan sesuatu tokoh masyarakat untuk menggerakkan masyarakat agar datang
sesuai dengan tujuan motivasi. ke Posyandu.
f. Memotivasi masyarakat tidak cukup sekali. Oleh sebab itu, b. Menggerakkan masyarakat merupakan tantangan bagi kader
perlu perencanaan, kemudian intervensi/tindakan motivasi, disebabkan:
evaluasi, dan apabila pendekatan dan teknisnya kurang baik, 1) Masyarakat hanya mau melakukan sesuatu yang sudah
maka perencanaannya diperbaiki kembali dan seterusnya. pasti atau langsung dirasakan manfaat atau keuntungannya,
g. Pada tahap persiapan, motivator harus menguasai bahan dan sedangkan Posyandu memiliki kegiatan yang manfaat atau
program serta metode pendekatan dan cara berkomunikasi yang keuntungannya seringkali tidak secara langsung. Misalnya
baik. imunisasi dan penggunaan garam beryodium, merupakan
h. Pada tahap pelaksanaan, motivator hendaknya melakukan apa tindakan pencegahan yang manfaat atau hasilnya tidak bisa
yang telah direncanakan secara kontekstual dengan langsung terlihat.
menyesuaikan situasi dan kondisi fisik dan mental 2) Masyarakat merasa sudah terbiasa dengan hal-hal yang
motivandus pada saat itu. secara turun-temurun telah dilakukannya, sedangkan
i. Pada tahap evaluasi, motivator melihat apa yang direncanakan Posyandu memperkenalkan banyak hal baru yang
dengan apa yang telah dilaksanakan. seringkali berbeda dengan kebiasaan masyarakat. Misalnya
j. Penggunaan media dalam motivasi. Media yang baik adalah media cara memberikan makanan pertama pada bayi.
yang mendidik, sesuai dengan keinginan motivandus, murah dan 3) Masyarakat lebih percaya pada contoh yang nyata
mudah. Misalnya dengan diputarkan film, dengan membuat daripada anjuran-anjuran saja, Posyandu memperkenalkan
drama, poster, dan sebagainya. cara hidup sehat yang seringkali sulit menjelaskannya
k. Pada situasi dan kondisi tertentu, perlu menggunakan “key dengan contoh. Misalnya: apa hubungan lingkungan kotor
person” untuk memberikan motivasi. Key person ini dengan berbagai penyakit yang terjadi.

122 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 123


4) Masyarakat hanya bersedia melakukan sesuatu apabila hal d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan Posyandu secara menarik dan
itu merupakan masalah yang sedang dialaminya dan tidak berdasarkan kebutuhan masyarakat sehingga mereka bisa
bisa dipecahkan sendiri, sedangkan Posyandu bukan merasakan manfaatnya.
lembaga pelayanan kesehatan yang memiliki keahlian
medis seperti Puskesmas sehingga kemampuan kader 5. Kesehatan ibu
terbatas. Misalnya: kader tidak dilatih untuk menolong Kader mempunyai peran penting dalam perannya meningkatkan
orang sakit yang minta pertolongan. cakupan pelayanan kesehatan ibu, yaitu:
a. Mengajak para ibu hamil dan ibu nifas agar rutin datang ke
3. Bagaimana cara menggerakkan masyarakat? Menggerakkan atau
Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya selama masa
memotivasi ibu-ibu (masyarakat) agar datang ke Posyandu
kehamilan dan sesudah kelahiran serta untuk memperoleh
merupakan seni dalam bekerja untuk masyarakat. Hal ini perlu
suntikan Tetanus Toksoid, kapsul vitamin A, dan tablet tambah
dilakukan dengan gembira dan kesukarelaan.
darah.
b. Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apakah
4. Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu (masyarakat)
semua ibu hamil dan ibu nifas sudah rutin datang ke
a. Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat pada
Posyandu.
keluarga kader sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.
c. Bila ada ibu hamil dan ibu nifas yang belum datang ke
b. Melakukan pendekatan individu melalui kunjungan rumah.
Posyandu, menganjurkan atau mendampingi ibu ke Posyandu
Kader sebaiknya tidak bersikap menggurui kepada sasaran
untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu.
dalam melakukan kunjungan. Berbincang-bincang sambil
d. Memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya ibu hamil
memberi informasi tentang manfaat kegiatan Posyandu
dan ibu nifas tentang tujuan dan manfaat pentingnya rutin
merupakan cara yang lebih baik daripada menggurui. Untuk
datang ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatannya selama
membina hubungan yang baik dengan ibu-ibu, kader perlu
masa kehamilan dan sesudah melahirkan.
bersikap ramah dan menghindari kebiasaan mengecam atau
e. Menjawab rumor yang beredar di masyarakat.
memarahi masyarakat.
c. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa
6. Kesehatan anak
membantu menggerakkan atau memotivasi masyarakat.
Kader mempunyai peran penting dalam perannya meningkatkan
Misalnya kepala desa, tokoh agama (ulama), pemimpin adat,
cakupan pelayanan kesehatan anak, yaitu:
guru, dan sebagainya.
a. Mengajak para ibu untuk rutin datang ke Posyandu membawa bayi
dan balitanya untuk memeriksakan kesehatan anaknya serta
untuk memperoleh suntikan imunisasi dasar lengkap,
kapsul vitamin A, dan tablet tambah darah.

124 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 125


b. Melakukan kunjungan rumah untuk memantau apakah semua ibu 2. Sasaran kunjungan rumah
sudah rutin membawa bayi atau balitanya ke Posyandu. Menentukan sasaran yang perlu dikunjungi, kader bisa
c. Bila ada balita yang belum datang ke Posyandu, menganjurkan atau mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
mendampingi ibu ke Posyandu agar bayi atau balitanya a. Sasaran yang pernah datang ke Posyandu, tetapi kemudian tidak
mendapat pelayanan kesehatan anak. datang lagi.
d. Memberikan kembangnya melalui
penjelasan kepada Kartu Menuju Sehat
masyarakat (KMS).
khususnya ibu, f. Menimbang secara
bayi dan balita rutin setiap bulan ke
Posyandu dan
tentang tujuan
dan manfaat
pentingnya rutin
datang ke
Posyandu untuk
menjadikan
tumbuh
kembangnya
optimal.
e. Jelaskan apa itu
Posyandu dan
manfaatnya bagi
tumbuh kembang
anak. Jelaskan
bahwa Posyandu
itu gratis, bayi dan
balita akan
ditimbang berat
badannya untuk
mengetahui status
tumbuh

126 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 127


b. pelayana bertambah usia c. Ibu yang anak
Sasar n akan bertambah balitanya pada bulan
an Puskesm berat badannya. lalu dikirim ke
yang as atau g. Menyediakan Puskesmas karena:
tidak ke PMT penyuluhan 1) berat badannya
perna dokter dan PMT di Bawah Garis
Merah (BGM),
h swasta). pemulihan (jika
2) sakit, dan
datan diperlukan).
Sasaran yang perlu 3) balita
g ke
dikunjungi adalah kegemukan.
Posya h. Hal yang penting, d. Ibu hamil yang
sebagai berikut.
ndu selama dua bulan
a. Ibu yang bagi bayi akan
berturut-turut tidak
dan mendapatkan
anak menghadiri kegiatan
tidak imunisasi dasar di Posyandu.
balitanya
meng lengkap. e. Ibu yang
selama
gunak i. Menjawab rumor kehamilannya baru
dua saja diketahui (hamil
an yang beredar di
bulan masyarakat. baru).
saran
berturut- f. I
a m
turut
keseh k
tidak
atan m
hadir a
lainn
lagi ke C. Pokok Bahasan: Kunjungan Rumah
ya yang belum mendapat kapsul
Posyand
(misa
u. 1. Pengertian masyarakat tentang
lnya kunjungan rumah
b. Ibu yang anak kegiatan di Posyandu
tidak balitanya belum Kunjungan rumah dan manfaatnya. Selain
meng mendapat adalah salah satu
kapsul vitamin itu, kunjungan rumah
gunak kegiatan kader
A. juga dilakukan untuk
an Posyandu yang menggerakkan mereka
memberi status bertujuan untuk agar mau datang ke
pengetahua kesehatan anak melakukan Posyandu.
n ibu karena anak pendekatan kepada
tentang sehat
126 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 127
yodium.
h. Ibu/Bapak
yang belum
mau mengikuti
KB.

3. Langkah-
langkah
kunjungan
rumah
Ada empat
langkah yang
perlu dilakukan
dalam
kunjungan
rumah, yang
bisa disingkat
dengan SAJI,
yaitu:

126 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 127


4) Tegaskan bahwa merupakan tugas Anda untuk membantu keluarga agar tetap sehat.
S Salam
A Ajak Bicara
b. Ajak bicara
J Jelaskan dan Bantu 1) Ajak bicara anggota keluarga tentang masalah kehamilan
I Ingatkan dan penyakit TB paru, mungkin masih ada hal-hal yang
Bagaimana menerapkan SAJI dalam kunjungan rumah? Berikut meragukan atau belum jelas bagi mereka, bisa saja karena
ini akan diuraikan contoh penerapan SAJI dalam mereka merasa tidak bebas atau malu
kunjungan rumah dengan keadaan keluarga sebagai berikut. untuk mengungkapkan masalah yang sebenarnya dihadapi,
maupun untuk bertanya lebih lanjut tentang cara mengatasi
“Hasil pencatatan Kartu Kesehatan Pak Hasan, diketahui
masalahnya.
bahwa istri Pak Hasan sedang hamil. Ini adalah kehamilan
2) Anda harus mendengarkan seluruh cerita anggota keluarga
yang ketiga kalinya. Selain itu ada anggota keluarga yang
dengan baik sehingga dapat diketahui:
menderita batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih.
a) Seberapa jauh keluarga Pak Hasan mengenal masalah
Ternyata adik laki-laki Pak Hasan itu menderita penyakit TB
yang berkaitan dengan ibu hamil dan penyakit TB
Paru. Sebagai tindak lanjut pertemuan, telah diputuskan untuk
Paru.
mengunjungi rumah keluarga Pak Hasan.”
b) Apa hambatan keluarga untuk mengatasi masalah
a. Salam tersebut, apakah karena:
1) Ucapkan salam kepada penghuni rumah keluarga Pak i. Kurangnya pengetahuan untuk mengenal masalah
Hasan, seperti Assalammualaikum, Selamat pagi, atau dan penyebab masalahnya.
menggunakan kebiasaan menyapa dalam bahasa setempat. ii. Kurangnya pengetahuan tentang sarana pelayanan
2) Sapa keluarga dengan baik, bicarakan hal-hal yang umum kesehatan yang tersedia.
dulu misalnya tentang kemajuan-kemajuan yang dicapai iii. Tidak adanya biaya untuk memperoleh
penduduk setempat, kegiatan keluarga tersebut sehari-hari, pelayanan kesehatan.
dan sebagainya. iv.Tidak adanya biaya untuk menyediakan sarana
3) Sampaikan maksud kedatangan Anda, yaitu untuk yang diperlukan untuk melaksanakan perilaku yang
membicarakan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dianjurkan.
dan penyakit TB paru, dan kesediaan Anda untuk v. Adanya faktor lain yang menyangkut kebiasaan,
membantu. kepercayaan yang merugikan kesehatan.

128 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 129


c. Jelaskan dan bantu keluarga mengingat pesan-pesan yang telah
1) Setelah mengetahui lebih jauh tentang keluarga Pak Hasan disampaikan.
yang menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku yang
4. Tahap persiapan
berkaitan dengan masalah ibu hamil dan penyakit Penyakit
a. Memilih sasaran yang akan dikunjungi
TB Paru, Anda perlu memberikan penjelasan dan
Lihat penjelasan sebelumnya tentang penentuan sasaran.
membantu keluarga Pak Hasan untuk mengatasi
b. Pembagian tugas kader
masalahnya tersebut.
Apabila terdapat sejumlah keluarga/ibu yang harus dikunjungi,
2) Anda bisa bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam
kader sebaiknya melakukan pembagian tugas. Disarankan satu
menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga
tim terdiri dari dua orang kader yang melakukan kenjungan
Pak Hasan terutama terkait dengan masalah kesehatan ibu
bersama-sama.
hamil dan penyakit penyakit TB Paru.
c. Persiapan materi belajar
3) Memberikan penjelasan jangan lupa menggunakan media
1) Kader Posyandu yang akan melakukan kunjungan harus
penyuluhan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan
menguasai topik yang bersangkutan.
yang disampaikan.
2) Bacalah dan pelajari bahan-bahan dan buku yang
merupakan buku acuan kader.
d. Ingatkan
1) Di akhir kunjungan, ingatkan kembali pokok-pokok pesan d. Saran untuk kader
yang telah disampaikan dan apa yang harus mereka 1) Untuk mendapatkan informasi mengenai sasaran yang
lakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, perlu dikunjungi, kader bisa mengacu pada catatan-catatan
misalnya: kegiatan Posyandu.
a) Jangan lupa memeriksakan kehamilan dan 2) Selain itu, sasaran bisa ditentukan berdasarkan hasil
merencanakan pertolongan persalinan pada tenaga temuan kader atau informasi ibu-ibu lainnya di desa.
kesehatan.
5. Tahap pelaksanaan kunjungan
b) Penderita penyakit TB paru harus berobat dan minum
a. Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu
obat secara teratur.
sebelum sampai pada pokok tujuan, untuk meminta kesediaan
2) Pada akhir percakapan dalam kunjungan yang Anda
waktunya.
lakukan, jangan lupa tetap berusaha menarik perhatian
b. Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
mereka, agar kunjungan Anda berikutnya bisa diterima.
3) Dalam kesempatan ini, Anda bisa memberikan bahan/
media penyuluhan seperti leaflet untuk membantu

130 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 131


c. Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga/ ibu 5. Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya) hanya
tersebut tentang keadaan ibu hamil/ ibu menyusui/bayi/ balita. untuk sasaran yang telah menerima kedatangan kader dengan baik.
d. Memberikan penjelasan tentang hal yang spesifik mengenai Jangan paksakan penggunaan media bantu apabila itu tidak tepat.
keadaan ibu hamil/ibu menyusui/bayi/ balita.
e. Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet REFERENSI
yodium, vitamin A untuk balita dan sebagainya.
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
f. Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu Jakarta.
tersebut untuk menghadiri kegiatan Posyandu yang akan ● Kerja sama Antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian Dalam
dilaksanakan. Negeri RI, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Masyarakat, Jakarta, 2011.
Tahap sesudah kunjungan
6. Membuat catatan kegiatan pada Buku Bantu Kader (BBK). D. Pokok Bahasan: Saran untuk Kader
B
a
n
y
a
k

k
a
d
e
r

y
a
n
g

m
132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133
e s g
n e g
g r u
e i a
l n n
u g ’
h k
a o
b l l
a i e
h h
w d
a i s
a a
k n s
e g a
d g r
a a a
t p n
a .
n s
g e A
a b p
n a a
g l
m a a
e i g
r i
e ’
k g b
a a i
n l
132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133
a 1. K
a s
s d a
a e b
s r a
a r
r s
a e d
n b a
a n
i i
t k t
u n i
y d
t a a
e k
r b
m e m
a r e
s s n
u i g
k k g
a u
o p r
r u
a r i
n a ,
g m
a a
y h p
a , a
n
132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133
2. B s 3. L
e e a
r d k
i e s
k r a
a h n
n a a
n k
p a a
e , n
n
j t k
e e u
l r n
a u j
s t u
a a n
n m g
a a
d n
e t
n e r
g n u
a t m
n a a
n h
c g
a d
r m e
a a n
n g

132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133


a m e
n u r
t
s d a
a a m
n n u
t
a m t
i e e
, n r
g l
s o a
e b l
p r u
e o
r l l
t a
i b m
i a
s a
e s d
d a a
a . n
n 4. J
g a j
n a
b g n
e a g
r n a
t n
a b

132 Penggerakkan Masyarakat Penggerakkan Masyarakat 133


Modul
Materi Inti 4
LIMA LANGKAH KEGIATAN DI POSYANDU DAN KEGIATAN

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

MODU
L
MATER
I INTI 4
Lima
Langkah
Kegiata
n di
Posyand
u dan
Kegiata
n
Pengem
bangan
MODUL MATERI INTI 4

Lima Langkah Kegiatan di Posyandu


dan Kegiatan Pengembangan

Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 135


I. DESKRIPSI SINGKAT Pokok Bahasan A: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Modul Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan 1. Langkah pertama: pendaftaran
di Posyandu ini disusun untuk membekali para kader Posyandu agar mampu 2. Langkah kedua: penimbangan
melakukan melakukan Lima Langkah kegiatan di Posyandu dengan baik dan 3. Langkah ketiga: pengisian KMS
benar serta memahami kegiatan pengembangan di Posyandu. 4. Langkah keempat: penyuluhan
Lima langkah kegiatan di Posyandu pada saat hari buka meliputi kegiatan 5. Langkah kelima: pelayanan
pendaftaran, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)/Buku kesehatan
KIA, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan. Untuk langkah satu sampai Pokok Bahasan B: Pengembangan Kegiatan Posyandu
dengan empat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah lima
dilakukan oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor
lainnya. IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T=1
II. TUJUAN PEMBELAJARAN Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
berikut.
Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu melakukan lima
langkah kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangan.
A. Langkah 1 (10 menit)
lima langkah
kegiatan utama di
B. Tujuan Posyandu.
Pembelajaran
Khusus (TPK)
Setelah
pembelajaran
selesai, peserta latih
mampu:
1. Menjelaskan
lima langkah
kegiatan utama
di Posyandu.
2. Menjelaskan
kegiatan
pengembangan
di Posyandu.
3. Mempraktikkan
136 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 137
Pengembangan Pengembangan
1. Fasilitator tentang dan fasilitator
memperkena lima menanggapi
lkan diri.
langkah pertanyaan peserta
2. Fasilitator
menyampaik kegiatan di tersebut.
an tujuan Posyandu
umum dan
dan
tujuan
khusus. kegiatan
3. Mengg pengemba
ali ngannya.
penda
pat B. Langkah 2 (35
menit)
1. Berdasarkan
pendapat
III. POKOK
BAHASAN DAN peserta,
SUB-POKOK fasilitator
BAHASAN menyampaika
Pokok bahasan dan n pokok
sub-pokok bahasan bahasan:
yang dibahas dalam a. Lima langkah
modul ini adalah: kegiatan di
Posyandu.
b. Kegiatan
pengembangan di
Posyandu.
2. Fasilitator
memberi
kesempatan
kepada
peserta untuk
menanyakan
hal-hal yang
kurang jelas

136 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 137
Pengembangan Pengembangan
C. Langkah 3 (70 menit): Penimbangan 7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan jalan kembali cara mengisi KMS/ Buku KIA yang benar.
berhitung 1—3, kemudian peserta dengan nomor 1 bergabung dengan
nomor 1 lainnya, peserta dengan nomor 2 bergabung dengan E. Langkah 5 (15 menit) : Penyuluhan terkait kasus Kasus
peserta nomor 2 lainnya, dan peserta dengan nomor 3 bergabung dalam KMS Balita
dengan peserta nomor 3 lainnya.
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok sesuai dengan
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan alat
kelompok penimbangan.
timbang, balita yang akan ditimbang dua kali jumlah kelompok
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk melakukan
yang akan melakukan praktik.
praktik pengisian KMS Balita, sesuai dengan kasus 1 dan kasus 2.
3. Masing-masing kelompok melakukan penimbangan balita dengan
3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing
diamati oleh kelompok lainnya.
kelompok.
4. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil pengamatan
4. Anggota kelompok mengisi KMS dan merencanakan tindak lanjut
terhadap kelompok yang diamati.
sesuai kasus yang diberikan.
5. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil pengamatan
5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi
tersebut.
kelompok.
6. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi
kembali langkah penimbangan yang benar.
tersebut.
7. Berdasarkan hasil diskusi kelompok fasilitator mengklarifikasi
D. Langkah 4 (30 menit): Pengisian KMS Balita
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok sesuai dengan kembali cara mengisi KMS/buku KIA yang benar.
kelompok penimbangan.
2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempersiapkan KMS LEMBAR KASUS PENGISIAN KMS
Balita, formulir pencatatan, dan alat tulis kantor. BALITA KASUS 1:
3. Fasilitator membagi lembar kasus kepada masing-masing Anak pertama Bapak dan Ibu Amin, bernama Ani, lahir pada tanggal 17
kelompok. Agustus 2011 dengan berat badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan, berat
4. Anggota kelompok mengisi KMS sesuai kasus. badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ani tidak
5. Masing-masing kelompok diminta menyajikan hasil diskusi pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir sampai umur
kelompok. 4 bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja. Setelah itu,
6. Fasilitator meminta peserta untuk menanggapi hasil diskusi atas saran kakek-neneknya, Ani juga diberikan Makanan Pendamping
tersebut. ASI (MP-ASI).

138 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 139
Pengembangan Pengembangan
Pada umur 6 bulan Ani agak demam, berat badannya waktu itu 5,4 kg. V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa ke
Puskesmas dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil
a Pelaksanaan LimabLangkah
penimbangan bulan April 2012, berat badan Ani 5,7 kg. di hari H Posyandu
Tugas:
KASUS 2:
- Isilah KMS Ani secara lengkap.
Pada bulan April 2012,
- Siapkan penjelasan dan tindak lanjut tentang keadaan
Yanto,anak Bapak dan Ibu
pertumbuhan Ani.
Hasan berumur 6 bulan.
Pada saat lahir, berat badan Pendaf Penimbangan balita
Yanto 3,1 kg. Sampai usia taran
1 bulan, Yanto hanya WUS,
mendapatkan ASI saja. ibu
Namun, saat Yanto berusia hamil/
2 bulan, ibunya balita
memberikan makanan
berupa bubur dan pisang
yang dilumatkan. Hal ini
karena ketidaktahuan Ibu
Hasan. Saat berumur 4
bulan, tanggal 5 Februari
2012, untuk pertama
kalinya Yanto dibawa ke
Posyandu, dengan berat
badan 4 kg. Saat usia 5
bulan, Yanto pilek, berat
badan 3,9 kg. Pada 4 April
2012, berat badan Yanto
4,2 kg.
Tugas:
- Isilah KMS Yanto secara
lengkap.
c
140 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 141
Pengembangan Pengembangan
d e
- Siapkan
Pencatatan
penjelasan hasil
dan tindak penimbangan
lanjut
tentang
keadaan
pertumbuha Penyuluhan/konseling Pel
n Yanto. ay
an
an
F. Langkah 6 ke
(20 menit) se
hat
1. Fasilitator p emberik
an
merangkum sesi e an da
pembelajaran ini m apresias n
K
dengan meminta b i B
peserta untuk e kepada
menanyakan hal- l peserta.
hal yang masih a
kurang jelas, j
memberikan a
jawaban atas r
pertanyaan a
peserta. n
2. Meminta
komentar, d
penilaian, saran, e
bahkan kritik dari n
peserta pada g
kertas yang telah a
disediakan. n
3. Fasilitator
menutup sesi m

140 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 141
Pengembangan Pengembangan
VI. URAIAN MATERI
A. Pokok Bahasan: Lima Langkah Kegiatan Posyandu
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan
sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu, minimal
jumlah kader adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada
sistem lima langkah.
Sebelum pelaksananaan Posyandu, dilakukan kegiatan persiapan, antara
lain:
• Kader memastikan sasaran, jumlah bayi baru lahir, bayi, balita,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.
• Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka
Posyandu, dapat melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah
dan lain-lain.
• Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana Posyandu, seperti:
alat timbang (dacin, sarung timbang, pita LILA), alat ukur
panjang/tinggi badan, obat (kapsul vitamin A dan TTD), oralit,
buku pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain.
• Melakukan pembagian tugas antar kader.
• Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan penggerak
PKK desa.
• Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
diperlukan.
Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan mulai dari
pendaftaran hingga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada hari
buka Posyandu. Langkah pertama hingga keempat dilaksanakan oleh
para kader, sedangkan langkah kelima dilaksanakan oleh kader bersama
petugas kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

142 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 143
Pengembangan Pengembangan
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
LANGKAH KEGIATAN PELAKSANA

Pertama Pendaftaran Kader Langkah-langkah penimbangan:


Kedua Penimbangan Kader 1) Mempersiapkan dacin
Ketiga Pengisian KMS Kader a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti:
Keempat Penyuluhan Kader pelana rumah atau kusen pintu, atau dahan pohon,
Pelayanan Kader atau kader bersama atau penyangga kaki tiga yang kuat.
Kelima
kesehatan
Lima langkah kegiatan petugas kesehatan
bukan berarti benar-benar harus ada lima meja b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung
karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya lima jenis kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus maka
kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan meja yang timbangan perlu ditera atau diganti dengan baru.
sesungguhnya. c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan
mata penimbang.
Rincian kegiatan lima langkah di Posyandu adalah sebagai berikut. d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
1. Langkah pertama: pendaftaran e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang
a. Kader mendaftar bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama yang kosong pada dacin.
bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan peserta sarung timbang/celana timbang/kotak timbang dengan
baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS memberi kantong plastik berisikan pasir/ batu krikil di
dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu lurus.
hamil tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu hamil.
Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung 2) Penimbangan balita
dipersilahkan menuju ke langkah 4. a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
2. Langkah kedua: penimbangan pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai
a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa jarum tegak lurus.
bayi/balitanya dan menyerahkan KMS kepada kader di langkah b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di
2. ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku
bantu dalam kilogram dan ons.

144 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 145
Pengembangan Pengembangan
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan terisi dengan lengkap. Jika belum, bantulah ibu/keluarga balita
bandul aman. untuk mengisinya.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku
timbang. KIA). Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda
(halaman 51—52 Buku KIA).
3. Langkah ketiga; pengisian KMS d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva KMS.
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat e. Isilah bulan lahir anak pada kolom “Bulan Penimbangan” di
badan menurut umur. Pada setiap hari buka Posyandu, kader bawah umur 0 (nol) bulan.
diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh anak yang Contoh:
datang dan ditimbang. Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2008. Tulis “Februari ‘08” di
KMS ini menjadi penting karena merupakan salah satu alat bawah umur 0 bulan.
pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
diharapkan juga mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat g. Tulis berat badan anak pada kolom ”BB (kg)” di bawah kolom
dari hasil penimbangan anak setiap bulan sehingga ia dapat “Bulan penimbangan”.
memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan baik atau h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS
kurang baik. Jika anak bertumbuh baik. Berikan pujian kepada Ibu dengan cara menghubungkan garis mendatar berat badan dan
serta ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan garis tegak umur pada grafik KMS. Lalu buat titik yang mudah
berikutnya. Bila pertumbuhan anak kurang baik, perlu dirujuk terlihat.
kepada petugas kesehatan. i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam
Untuk itu, kader perlu memperhatikan cara mengisi dan membaca bentuk garis lurus.
KMS yang benar agar pengambilan keputusan agar tidak salah. Catatan:
Cara mengisi KMS: Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian dapat dihubungkan.
“Nama Ibu” dan “Nama Anak” pada sampul depan buku KIA. j. Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak pada bulan
Jika masih kosong, isilah nama ibu dan nama anak dengan jelas. saat anak ditimbang di atas titik hasil penimbangan yang telah
Tambahkan nama panggilan/nama kecil jika ada. ditentukan.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah “Nomor k. Isi kolom pemberian “ASI Eksklusif” dengan tanda centang (√)
Registrasi”, “Nomor Urut” dan “Identitas Keluarga” sudah bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa
makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan

146 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 147
Pengembangan Pengembangan
lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi jika Naik atau “T” jika Tidak Naik.Kader kemudian memberikan
dengan tanda strip (–). nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu pada data
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
yang kemudian menuju langkah ke-4. d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan),
kader dapat melakukan rujukan ketenaga kesehatan, bidan, PL
4. Langkah keempat; penyuluhan KB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu
a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita hamil, atau ibu menyusui.
membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut. e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau
b. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak: pertolongan dasar, misalnya pemberian makanan tambahan
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, oralit, dan
dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan lain-lain..
menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan f. Tindak lanjut hasil penimbangan
kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita, tindak lanjut
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak adalah yang dapat dilakukan adalah:
sebagai berikut. 1) Berat Badan Naik (N):
1) Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita
di atasnya dan kenaikan berat badan lebih besar dari KBM. ke Posyandu dan beri dukungan untuk
2) Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis mempertahankan kondisi anak sehat.
pertumbuhannya dan kenaikan berat badan lebih besar dari b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan
KBM. arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera
3) Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pada KMS secara sederhana.
pertubuhan di bawahnya dan kenaikan berat badan lebih c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi
kecil dari KBM. anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan
4) Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan anak sesuai golongan umurnya.
kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM. d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
5) Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan 2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
grafik berat badan lebih kecil dari KBM. a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita
c. Setelah kesimpulan didapat, status pertumbuhan anak tersebut ke Posyandu.
dicatat pada kolom “N/T” dengan menuliskan “N”

148 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 149
Pengembangan Pengembangan
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti 5. Langkah kelima: pelayanan kesehatan
grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh
secara sederhana. petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan Keluarga
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan Berencana (PL KB) yang memberikan layanan antara lain Imunisasi,
(batuk, diare, panas, rewel, dan lain-lain) dan KB, pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan
kebiasaan makan anak. obat-obatan lainnya.
d) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab
berat badan cara menjelaskan arti
tidak naik tanpa grafik pertumbuhan
menyalahkan
ibu anaknya yang tertera di
e) Anjurkan KMS secara sederhana.
untuk c) Berikan penjelasan
datang tentang kemungkinan
pada penyebab berat badan
penimbangan tidak naik tanpa
berikutnya. menyalahkan ibu.

3) Berat Badan Tidak d) Berikan nasihat kepada

Naik 2 kali (T2) atau ibu tentang anjuran

berada di Bawah pemberian makan anak

Garis Merah sesuai golongan

(BGM): umurnya.
a) Berikan pujian e) Rujuk anak ke tempat
kepada ibu rujukan terdekat sesuai
yang telah
kondisi anak.
membawa
balita ke 4) Titik-titik berat badan dalam

Posyandu dan KMS terputus-putus (tidak


anjurkan untuk teratur):
datang a) Berikan pendekatan dan
kembali bulan penyuluhan tentang
berikutnya. manfaat memantau
b) Berikan umpan proses tumbuh kembang
balik dengan anak.

150 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 151
Pengembangan Pengembangan
b) Berika berbagai seluruh masyarakat
n B. Pokok
program yang tercermin dari
motiv Bahasan:
asi pembangunan hasil Survei Mawas
untuk Pengemb masyarakat Diri (SMD) dan
meni
angan desa lainnya. disepakati bersama
mbang
setiap Kegiatan Posyandu melalui forum
bulan. yang seperti Musyawarah
Posyandu
ini disebut Masyarakat Desa
Dalam
dengan nama (MMD).
keadaan
Posyandu Saat ini telah dikenal
tertentu
Terintegrasi. beberapa kegiatan
masyarakat
Penambahan tambahan Posyandu
dapat
kegiatan baru yang telah
menambah sebaiknya diselenggarakan antara
kegiatan dilakukan lain:
Posyandu apabila lima 1. Bina Keluarga
dengan kegiatan Balita yang
kegiatan utama telah selanjutnya
baru, di dilaksanakan disingkat BKB
samping dengan baik adalah upaya
lima dalam arti peningkatan
kegiatan cakupannya di pengetahuan,
utama yang telah atas 50%, keterampilan dan
ditetapkan. serta tersedia kesadaran ibu serta
Kegiatan baru
tersebut misalnya sumber daya anggota keluarga
perbaikan yang lain dalam
kesehatan mendukung. membina tumbuh
lingkungan, Penetapan kembang balitanya
pengendalian kegiatan baru melalui rangsangan
penyakit harus fisik, motorik,
menular, dan mendapat kecerdasan, sosial,
dukungan dari emosional serta
150 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 151
Pengembangan Pengembangan
m nteraksi
o anatara
r ibu/angg
a ota
l keluarga
y lainnya
a dengan
n balita.
g
b
e
rl
a
n
g
s
u
n
g
d
a
l
a
m

p
r
o
s
e
s
i
150 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan 151
Pengembangan Pengembangan
MODU
L
MATER
I INTI 5
Penyulu
2. Pos Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut Pos han pada
Kegiata
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak n
Posyan
du
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Modul
REFERENSI

● Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Penggunaan Buku


Materi Inti 5
Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta, 2009.
● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu, Jakarta, 2011. PENYULUHAN PADA KEGIATAN POSYANDU
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta,
2011.

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke

152 Lima Langkah Kegiatan di Posyandu dan Kegiatan Pengembangan


MODUL MATERI INTI 5

Penyuluhan Pada
Kegiatan Posyandu

Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu


153
I. DESKRIPSI SINGKAT III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul metode penyuluhan ini disusun untuk membekali para kader Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran
Posyandu agar dapat menggunakan pesan, memilih metode dan media (T=1 Jpl, P=3, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses
penyuluhan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga pesan penyuluhan pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
yang disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dan dimengerti secara berikut.
benar dan dapat memotivasi masyarakat untuk mengikuti pesan
penyuluhan yang dianjurkan. A. Langkah 1 (10 menit)
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, dan
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu melaksanakan menjawab semua pertanyaan peserta.
penyuluhan dalam kegiatan Posyandu maupun di luar kegiatan
Posyandu.
B. Langkah 2 (30 menit)
1. Fasilitator menggali pendapat peserta tentang penyuluhan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan pokok
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta dapat: bahasan pengertian penyuluhan.
1. Menjelaskan pengertian penyuluhan.
2. Menjelaskan pesan, metode, dan media untuk penyuluhan yang harus C. Langkah 3 (60 menit)
disampaikan. 1. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok. Masing-masing
3. Mempraktikan penyuluhan di Posyandu dan di luar Posyandu. kelompok terdiri dari 4—5 orang.
2. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok sebagai berikut.
II. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN Tugas Kelompok
Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini a. Pilihlah satu topik penyuluhan dari uraian materi.
adalah: b. Susunlah penyuluhan yang lamanya 2—3 menit dengan isi
Pokok Bahasan A: Pengertian Penyuluhan
sebagai berikut.
Pokok Bahasan B: Pesan, Metode, dan Media • Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan Buku
Penyuluhan Kader Posyandu untuk mencari bahan informasi).
1. Pesan penyuluhan • Manfaat bila melaksanakan pesan penyuluhan
2. Metode penyuluhan tersebut.
3. Media penyuluhan 3. Fasilitator membagikan lembar penugasan/bergambar kepada semua
Pokok Bahasan C: Penyuluh yang baik peserta.

154 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 155
4. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu b. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta dalam
beberapa hal sebagai berikut. melaksanakan penyuluhan di Posyandu? Bagaimana cara
Bahan diskusi mengatasinya?
a. Metode-metode mana saja pada lembar penugasan/ bergambar c. Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan peserta dalam
yang biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan pengalaman dalam melaksanakan penyuluhan di luar Posyandu? Bagaimana cara
melaksanakannya. mengatasinya?
b. Media-media mana saja pada lembar penugasan/bergambar yang d. Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian
biasa dipergunakan oleh kader? Jelaskan cara penggunaannya. sasaran?
5. Fasilitator menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat metode dan 4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator memberikan penjelasan
media penyuluhan dengan mengacu pada uraian materi. tentang pesan, metode, dan media penyuluhan yang bisa
6. Kelompok melaksanakan tugasnya selama 30 menit. disampaikan terkait dengan kegiatan Posyandu.

E. Langkah 5 (20 menit)


menyuluh, kelompok
D. Langkah 4 (60 lain berperan sebagai
menit) ibu-ibu peserta
1. Fasilitator Posyandu, dan
menugaskan seorang peserta dari
masing-masing anggota kelompok
kelompok untuk lain mengamati.
praktik menyuluh. 2. Setiap kelompok
Dua kelompok selesai praktik,
praktik menyuluh peserta dari
di Posyandu dan kelompok lain
dua kelompok diminta
praktik penyuluhan menyampaikan hasil
di luar Posyandu pengamatannya.
(kunjungan rumah). 3. Setelah semua
Pada saat kompok kelompok praktik
melakukan menyuluh, fsilitator
simulasi praktik mengajak peserta
untuk
156 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 157
mendiskusika an yang
1. Fasilitator
n satu per satu dipilih agar
mengajukan
hal-hal penyuluhan
beberapa
sebagai oleh kader
pertanyaan
berikut. Posyandu
kunci kepada
Diskusi Pleno berhasil guna
peserta untuk
a. Tepatkah isi dan tepat
mengevaluasi
pesan- sasaran?
apakah proses
pesan 2. Apabila masih
pembelajaran
pokok ada hal yang
bisa
penyuluha perlu dijelaskan,
dipahami
n yang fasilitator
oleh peserta.
disampaika memberikan
Pertanyaan Kunci
n oleh kepada peserta
a. Apakah yang
masing- disebut dengan mengacu
masing penyuluhan? pada uraian
kelompok? b. Topik-topik materi.
penyuluhan di
Jelaskan! 3. Fasilitator merangkum
Posyandu?
dan menutup sesi
c. Apa saja pembelajaran ini.
pesan
penyuluh
an terkait
dengan
kegiatan
Posyand
u?
d. Apa saja
metode
dan
media
penyuluh

156 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 157
IV. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR

Metode-metode Belajar g h

a b

Lembar balik Kartu konseling

i j
Ceramah Diskusi kelompok

c d

Bahan peraga Poster

Simulasi Demonstrasi k l

e f

Brosur Booklet

Praktik Kunjungan lapangan

158 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 159
V. URAIAN MATERI B. Pokok Bahasan : Pesan, Metode, dan Media
A. Pokok Bahasan: Pengertian Penyuluhan Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan dari satu orang atau kelompok 1. Pesan penyuluhan
kepada satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang a. Dalam menyusun pesan penyuluhan, sebaiknya memuat hal-
berkaitan dengan suatu program. Sesuai dengan Program Kegiatan hal sebagai berikut.
Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih banyak 1) Pesan-pesan pokok: yaitu informasi yang diharapkan
mengenai kesehatan ibu dan anak. sasaran mau melaksanakannya.
Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan pendidikan melalui 2) Manfaat: yaitu penjelasan mengenai manfaat apabila
penyebaran informasi yang membuat orang sadar, tahu dan mengerti, sasaran melaksanakan pesan-pesan itu.
juga mau dan bisa melakukan anjuran dalam pesan penyuluhan 3) Akibat: yaitu penjelasan mengenai apa akibatnya apabila
tersebut. hal itu tidak dilaksanakan.
Tujuan dalam penyuluhan (kesehatan) adalah perubahan perilaku pada b. Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran: yaitu penjelasan
sasaran penyuluhan baik perorangan maupun masyarakat agar sesuai tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang sudah terjadi,
dengan norma (kesehatan). baik keluarga sendiri atau yang bisa dibantu oleh Posyandu,
atau yang perlu dirujuk.
Kelebihan dan kekurangan penyuluhan c. Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus
1. Kelebihan: cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dan menguasai materi-materi dan pesan-pesan pokok.
kader bisa lebih mudah mempersiapkan informasi- informasi apa d. Pesan pokok penyuluhan yaitu:
saja yang akan disampaikan. Untuk mengatasi kelemahan di atas, 1) Cara memantau pertumbuhan anak yang baik.
dalam melakukan penyuluhan kader bisa memberi kesempatan 2) Pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) untuk bayi berusia 0—
kepada sasaran untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. 6 bulan atau pentingnya ASI eksklusif.
2. Kekurangan: biasanya penyuluhan dilakukan dengan ceramah yang 3) Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk
merupakan proses komunikasi satu arah. Karena itu sasaran atau bayi berusia 6 bulan — 2 tahun.
pendengar tidak bisa menceritakan pendapat dan pengalamannya. e. Peningkatan gizi dan pemberian kapsul Vitamin A untuk balita,
Penyuluhan menjadi seperti guru yang memberitahu segala pemberlan tablet tambah darah (tablet besi)
sesuatunya pada peserta. Karena tidak dilibatkan, seringkali 1) Manfaat imunisasi bagi balita.
peserta menjadi bosan dan kurang memperhatikan pembicaraan. 2) Perkembangan anak dan latihan (bimbingan) apa yang
perlu diberikan sesuai dengan usia anak, misalnya: latihan
berjalan, berbicara, dan mandi sendiri dan sebagainya.

160 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 161
3) Cara merawat ibu hamil 1 menyusui, misalnya pemeriksaan teratur,
Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipatif)
perawatan gigi, imunisasi, istirahat dan sebagainya. Ceramah
karena penyuluh menyampaikan materi belajar melalui
4) Persalinan yang aman. ceramah sedangkan peserta lebih banyak menjadi pendengar
saja.
5) Keluarga Berencana seletelah melahirkan.
6) PHBS. Diskusi Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara aktif
7) KADARZ1. Kelompok karena peserta merupakan kelompok-kelompok kecil
untuk melaksanakan pembahasan suatu materi bersama-
8) Perawatan kesehatan gigi dan mulut. sama.
9) Pesan penyuluhan lain sesuai kebutuhan daerah.
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah permainan
Simulasi
yang menggambarkan proses yang sesungguhnya terjadi di
2. Metode penyuluhan masyarakat. Misalnya: seseorang berperan sebagai kader
Posyandu, sedangkan peserta lain berperan sebagai
Metode penyuluhan bisa dikelompokkan pada metode proses belajar masyarakat, kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada
mengajar satu arah (didaktik) dan metode proses belajar mengajar dalam keadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi
dua arah (sokratik). kemudian didiskusikan.

a. Metode penyuluhan satu arah: yang aktif hanya penyuluh


Sandiwara Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai pemain,
peserta penyuluh tidak terlibat aktif.
kemudian melaksanakan sepenggal adegan/ peristiwa.
b. Metode penyuluhan dua arah, terjadi komunikasi dua arah. Peserta Iainnya yang tidak ikut bermain, bertindak sebagai
Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam proses belajar- penonton. Setelah sandiwara, dilanjutkan dengan diskusi
tentang adegan tersebut.
mengajar.
Peragaan/ Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan contoh
Demonstrasi dalam melakukan sesuatu yang bersifat teknis. Misalnya
Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam metode cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS)
agar kegiatan belajar lebih menarik dan bervariasi. Berikut beberapa dan cara membuat larutan gula garam (LGG), untuk anak
yang diare. Setelah itu peserta melakukan praktik (mencoba),
metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan. apa yang telah diperagakan.
Praktek Demonstrasi dianggap cukup untuk memperkenalkan sesuatu
yang bersifat teknis (keterampilan), kemudian dilakukan
praktik. Misalnya: ibu-ibu mempraktikkan cara mengisi KMS
dan membuat LGG dibimbing oleh kader Posyandu.

Kunjungan Metode ini digunakan untuk melihat langsung suatu


Lapang keadaan dan kemudian membahas keadaan itu bersama-
sama, langsung di lokasi kejadian.

162 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 163
Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu diskusi kelompok, c) Langkah-langkah diskusi kelompok
dengan uraian sebagai berikut. i. Tahap persiapan
a) Pengertian diskusi kelompok • Mengundang peserta
i. Kegiatan kelompok belajar merupakan cara atau - Kader akan mudah mengundang keluarga
metode belajar yang bersifat partispatif atau balita pada saat mereka hadir pada hari buka
melibatkan peserta secara aktif. Pemimpin diskusi Posyandu untuk menimbang bayi/ balita
berperan sebagai penyuluh, bukan sebagai guru. mereka.
ii. Penyuluh bertugas untuk mendorong peserta agar - Peserta dibatasi yaitu 12—15 orang saja,
aktif mengemukakan pengalaman dan gagasan paling banyak 20 orang per kelompok.
tentang memikirkan cara memecahkan suatu Apabila banyak peserta yang berminat, bisa
masalah. Penyuluh hanya memberi saran apabila dibuat beberapa kelompok kecil yang masing-
diperlukan. masing dipandu oleh satu atau dua orang
b) Manfaat diskusi kelompok kader.
i. Karena caranya dengan saling bertukar pengalaman • Menetapkan waktu diskusi kelompok
di antara masyarakat mengenai cara melaksanakan - Apabila peserta diundang pada hari Posyandu,
upaya meningkatkan kesehatan ibu, anak dan sebaiknya kegiatan diskusi kelompok ini

keluarga maka kegiatan belajar menjadi lebih dilaksanakan beberapa hari sesudah hari
Posyandu.
mudah dihayati oleh peserta.
- Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari
ii. Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai
arisan atau hari pengajian, yaitu sesudah
sehingga masyarakat tidak merasa seperti sedang
kegiatan itu selesai.
belajar di kelas. Dengan demikian, diharapkan
• Menentukan tempat diskusi kelompok
mereka menyukai kegiatan belajar untuk
- Dari hasil diskusi dengan ibu-ibu, salah satu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
alasan yang membuat mereka enggan datang
mengenai cara-cara meningkatkan kesehatan ibu,
ke Posyandu adalah jarak yang jauh dari
bayi, balita dan keluarga.
rumah mereka. Untuk mengatasi masalah
jarak, kader sebaiknya membuat pertemuan
kelompok untuk petugas yang rumahnya
berdekatan (kelompok Dasawisma).
- Pertemuan bisa dilaksanakan di rumah salah
seorang ibu atau kader, di kantor

164 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 165
Posyandu, atau di tempat yang paling mudah atas tikar.Apabila cuaca baik, bisa dilakukan di
dijangkau peserta. Sebaiknya tempat bawah pohon atau di halaman.
pertemuan cukup untuk 12—15 orang bisa • Pelaksanaan kegiatan diskusi
duduk melingkar tanpa ada yang duduk di - Kader memandu kegiatan belajar sesuai
belakang. dengan topik yang sudah dipersiapkan.
• Pembagian tugas tim penyuluh - Kader menggunakan media untuk
- Apabila kelompok akan dipandu 2 orang membantu proses diskusi.
kader, tentukan siapa yang menjadi penyuluh - Disarankan agar diskusi dilaksanakan paling
utama dan siapa yang menjadi pengamat. lama 1 jam.
- Kader perlu juga membagi tugas tentang siapa - Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman
dan kapan akan mengundang kembali para dan kesimpulan diskusi.
ibu. Misalnya: undangan lisan dari mulut ke iii. Tahap sesudah pelaksanaan
mulut. Mencatat hasil kegiatan pada buku bantuan
• Persiapan materi belajar kader.
- Kader Posyandu yang akan memandu diskusi
kelompok harus menguasai materi diskusi 3. Media penyuluhan
yang bersangkutan. Bacalah bahan-bahan Media penyuluhan adalah alat bantu dalam melakukan penyuluhan
mengenai materi yang bersangkutan dari agar proses belajar dalam penyuluhan menjadi lebih menarik serta
berbagai bahan bacaan dan pegangan untuk lebih mudah dilaksanakan.
kader. Berbagai bentuk media ini antara lain adalah: lembar balik, kartu
ii. Tahap pelaksanaan konseling, poster, booklet, brosur, lembar simulasi (beberan),
• Pengaturan tempat lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya (sebagian bisa
- Kader mengatur tempat belajar sedemikian dilihat pada LB.5.4.).
rupa sehingga semua peserta bisa duduk Bisakah kader membuat media sendiri?
melingkar, tanpa ada seorang pun yang duduk a. Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media cetak
di belakang orang lainnya. yang mahal dan mungkin sulit didapat. Kader bisa membuat
- Kader menempatkan diri di antara peserta sendiri media penyuluhan yang sederhana.
sehingga terlihat membaur tanpa jarak dengan b. Misalnya: membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang
peserta lainnya. Suasana akan lebih santai digambar sederhana asalkan bisa dimengerti. Bisa juga dengan
apabila semua orang duduk di mencari gambar yang sesuai dari majalah bekas atau ditulis
tangan saja, kemudian digunting sendiri.

166 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 167
CATATAN: • Kader bersikap ramah dalam memberikan informasi dan saran-
Media bisa dipergunakan dengan cara partisipatif maupun tidak saran, tidak disertai dengan kecaman atau omelan terhadap ibu atau
partisipatif: seseorang yang bermasalah.
a. Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), • Peserta diberi kesempatan untuk bertanya, tidak hanya
artinya media ini dipergunakan untuk memberikan ceramah dan mendengarkan saja.
penyuluhan yang lebih banyak bicara meskipun menggunakan
Sikap penyuluh yang baik
media.
1. Bersikap sabar: jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang
b. Media dipergunakan untuk, diskusi kelompok (partisipatif).
kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita tetah
Media ini dipergunakan untuk membantu peserta agar bisa terlibat
mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada
dalam diskusi. Artinya, bukan penyuluh melainkan peserta
pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal
yang lebih banyak menggunakan media dalam proses diskusi.
karena suasana belum cukup lancar. Namun, proses selanjutnya
akan sangat hidup apabila penyuluh terus bersabar dalam mendorong
C. Pokok Bahasan: Penyuluhan yang Baik
proses partisipasi peserta.
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik?
2. Mendengarkan dan tidak mendominasi: karena pengalaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar kader bisa menjadi penyuluh yang
dari peserta yang paling panting dalam pembelajaran, penyuluh harus
baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut.
lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar proses pelatihan.
• Informasi dan saran-saran diberikan berdasarkan keadaan atau
Penyuluh harus percaya bahwa bagaimana cara mengelola
permasalahan peserta yang datang ke Posyandu misalnya, keadaan
Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal dari dirinya,
yang terdapat pada data KMS atau permasalahan yang disampaikan
melainkan berasal dari proses tukar-menukar pengalaman kader
oleh peserta itu sendiri.
sendiri sehingga mereka bisa mempelajari sendiri bagaimana
• Saran-saran yang disampaikan jelas dan cukup praktis sehingga bisa
melakukan kegiatan Posyandu secara lebih baik.
dilaksanakan oleh ibu-ibu, misalnya: jenis makanan yang bergizi
3. Menghargai dan rendah hati: cara menghargai peserta adalah
yang mudah didapat dan murah diperoleh ibu-ibu di desa tersebut.
dengan menunjukkan minat yang sungguh-sungguh pada
• Penjelasan dan saran diberikan dengan bahasa yang sederhana dan
pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang luar sering
mudah dimengerti oleh masyarakat, khususnya penjelasan tentang
menganggap kemampuan kader Posyandu serba ketinggalan
bahasa-bahasa kesehatan misalnya imunisasi, alat kontrasepsi, tablet
sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari.
tambah darah (tablet besi), kurang darah (anemia), kurang gizi, dan
4. Mau belajar: penyuluh perlu memiliki semangat untuk belajar
sebagainya.
dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kader
Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja
di masyarakatnya sendiri. Selain itu, penyuluh tidak akan

168 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 169
berhasil apabila tidak memahami seluk beluk pengalaman peserta REFERENSI
karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan pada
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader Posyandu,
pengalaman peserta akan lebih bermakna.
Jakarta.
5. Bersikap sederajat dan akrab: hubungan dengan kader
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai sehingga
Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011.
suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan mempelajari lebih
9. Bersikap positif: seorang penyuluh sebaiknya selalu
banyak kalau mereka rasa nyaman dengan tim penyuluh.
membangun suasana yang positif.
Sebaiknya kita menghindari adanya jarak atau perbedaan antara tim
penyuluh dan kader Posyandu. Misalnya, tim penyuluh bisa coba
memakai baju yang sama dengan kader Posyandu.
6. Tidak menggurui: proses belajar berlangsung sama dengan
orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian,
karena itu tidak akan berhasil apabila penyuluh bersikap sebagai
guru yang serba tabu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi
pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya.
7. Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: mungkin dalam
pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta. Penyuluh
tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat, juga tidak boleh
bersikap memihak. Penyuluh mesti berusaha memandu
komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk
mencari kesepakatan dan jaian keluarnya.
8. Bersikap terbuka: penyuluh jangan segan untuk berterus terang
kalau merasa kurang mengetahui sesuatu, dari contoh ini, kader
bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka
dengan ibu-ibu desa.

170 Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu Penyuluhan Pada Kegiatan Posyandu 171
Modul MODUL
MATERI
INTI 6

Materi Inti 6
Pencatata
n dan
Pelapora
n
Posyand
u

PENCATATAN DAN PELAPORAN POSYAND

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI INTI 6

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 173


I. DESKRIPSI SINGKAT III. POKOK BAHASAN DAN SUB-POKOK BAHASAN
Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi Pokok bahasan dan Sub-pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini
kesehatan mencakup perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, serta adalah:
pemantauan dan penilaian. Pengambilan keputusan dan penyelenggaraan Pokok Bahasan A: Sistem Informasi Posyandu (SIP)
kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan tidak lepas dari 1. Pengertian dan manfaat SIP
ketersediaan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, tepat guna, dan 2. Macam-macam format SIP
tepat sasaran.
Begitu juga dengan kegiatan Posyandu, ketersediaan data dan informasi yang Pokok Bahasan B: Cara Mengisi Format SIP
akurat diperlukan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dalam upaya
pengembangan Posyandu. Dengan demikian dipandang perlu untuk dibekali
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
para petugas/kader dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T=1
tentang pencatatan dan pelaporan kegiatan di Posyandu.
Jpl, P=3 Jpl, PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
Modul pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
keterampilan para petugas/kader dalam melakukan pencatatan dan
berikut.
pelaporan kegiatan di Posyandu. Untuk itu dalam modul ini akan
dibelajarkan materi tentang pencatatan dan pelaporan Posyandu dengan A. Langkah 1 (15 menit)
menggunakan Sistem Informasi Posyandu (SIP).
1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Menggali pendapat peserta tentang Posyandu.
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
4. Berdasarkan pendapat peserta, fasilitator menjelaskan perlunya
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu.
pencatatan dan pelaporan Posyandu Sistem Informasi Posyandu (SIP).
B. Langkah 2 (30 menit)
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan:
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu: a. Sistem Informasi Posyandu
1. Menjelaskan pentingnya SIP. 1) Pengertian dan manfaat SIP
2. Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu 2) Macam-macam format SIP
menggunakan SIP. b. Praktik cara mengisi format SIP

174 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 175
2. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menanyakan V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
hal-hal yang kurang jelas dan fasilitator menjawab pertanyaan peserta A. Memandu Diskusi Pleno atau Curah Pendapat
tersebut.
1. Fasilitator utama mengunggah agar seluruh peserta pelatihan aktif
3. Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta pada
berbicara dan mengemukakan pendapat pada diskusi pleno. Jika
kertas yang telah disediakan.
banyak sukarelawan untuk permainan, minta peserta yang diam
4. Fasilitator menutup sesi pembelajaran dengan menegaskan peran
untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, pilih seorang peserta
penting Posyandu dalam pembangunan kesehatan.
pelatihan yang belum mendapat kesempatan untuk maju

C. Langkah 3 (60 menit) menyajikannya.


2. Fasilitator pendamping duduk dengan peserta dan membantu
1. Fasilitator membagi diskusi kelompoknya.
peserta menjadi 2. Fasilitator meminta
beberapa kelompok peserta untuk
yang terdiri dari 5— menanggapi hasil
6 orang tiap diskusi dari kelompok
kelompok. lain.
2. Fasilitator meminta 3. Fasilitator memberi
masing-masing masukan dengan
kelompok untuk mengacu pada uraian
melakukan diskusi
materi.
dan praktik
pencatatan dan E. Langkah 5 (15 menit)
pelaporan
menggunakan
format SIP yang
telah disediakan.

D. Langkah 4 (60
menit)
1. Masing-masing
wakil dari setiap
kelompok
menyampaikan hasil
176 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 177
fasilitator memandu agar tugas peserta pelatihan.
utama langkah- kelompok 2. Bagilah peserta
jika langkah dapat pelatihan dalam
kelompok kecil secara
diperluka pembahasan dipahami oleh acak,
n. Dalam setiap Pokok 1. Fasilitator meminta agar peserta
permaina Bahasan (PB), peserta untuk pelatihan bisa
n, tim beberapa menanyakan hal-hal berbaur. Misalnya
fasilitator kegiatan penting yang kurang jelas, dengan meminta
berbaur dilakukan memberikan peserta untuk
dengan fasilitator untuk jawaban atas menghitung diri
peserta memperlancar pertanyaan peserta. (yaitu kalau ingin
lain proses pelatihan, 2. Meminta komentar, 4 kelompok,
supaya yaitu: penilaian, saran, masing-masing
mengem 1. Setiap kali bahkan kritik dari peserta akan
bangkan ada tugas peserta pada kertas berhitung secara
keakraba kelompok, yang telah berurutan) dan
n. tuliskan disediakan. kelompok dibuat
tugas-tugas 3. Fasilitator menutup berdasarkan
B. Teknik tersebut di sesi pembelajaran
Memandu dengan menegaskan nomor peserta
atas papan
Semua pentingnya masing-masing.
tulis atau
Pokok pencatatan dan 3. Ada banyak media
kertas besar
Bahasan pelaporan kegiatan berupa
(plano).
(PB) Posyandu kartu/gambar/tabe
Tuliskan
memiliki menggunakan format l/bagan yang
dengan
langkah- SIP. dipakai untuk
huruf besar
langkah membantu diskusi
supaya
umum kelompok selama
terbaca dari
pelaksanaan pelatihan ini.
jauh.
Para fasilitator utama dan
kegiatan Berikan pendamping perlu selalu
belajar. penjelasan memeriksa
Dalam seperlunya
176 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 177
untuk memastikan peserta pelatihan mengerti isi media/gambar dan karena itu pelatihan tidak akan berhasil apabila fasilitator bersikap sebagai
cara menggunakannya sebelum mereka memulai kegiatan diskusi guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi
kelompok. pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: Mungkin dalam pelatihan,
C. Tahap Sesudah Pelaksanaan perbedaan pendapat bisa muncul diantara peserta. fasilitator tidak boleh
Pada hari terakhir pelatihan, sesudah seluruh kegiatan selesai, tim menilai dan mengkritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap
fasilitator mengumpulkan semua dokumen hasil pelatihan yang tedapat memihak. Secara netral fasilitator harus berusaha me- mandu
pada kertas besar (plano) dan catatan yang dibuat selama pelatihan komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari
berlangsung. Tim fasilitator kemudian membahas rencana penulisan kesepakatan dan jalan keluarnya.
laporan yang merupakan tugas panitia. Bersikap terbuka: Fasilitator jangan segan untuk berterus terang
kalau merasa kurang mengetahui sesuatu. Dari contoh ini, kader bisa
D. Ingatlah Batas Waktu mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka dengan
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, tetapi fasilitator juga ibu-ibu di desa.
ingat bahwa setiap pokok bahasan dibatasi waktu. Bersikap positif: Seorang fasilitator sebaiknya selalu membangun
1. Batasi jumlah pendapat yang dikemukakan oleh peserta suasana yang positif. Pelatihan seperlunya mendorong kader mencari
pelatihan. potensi diri sendiri. Jangan memperdebatkan masalah untuk mencari
2. Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk member kesalahan seseorang, tetapi diskusikan jalan keluarnya.
kesempatan pada peserta yang belum berpendapat.
3. Mintalah peserta untuk berbicara fokus kepada hal yang dibahas E. Langkah-langkah
agar tidak bertele-tele. Pengantar (3 menit)
1. Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu
Bersikap sederajat dan akrab: Hubungan dengan kader sebaiknya yang diperlukan untuk melaksanakan pokok bahasan 1 di atas
dilakukan dengan cara informal, akrab, dan santai sehingga suasana papan tulis.
kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan dapat belajar lebih banyak 2. Fasilitator mengajak panitia dan fasilitator lainnya untuk ikut
kalau mereka merasa akrab dengan tim fasilitator. Sebaiknya kita terlibat dalam proses perkenalan ini.
menghindari adanya jarak atau perbedaan antara tim fasilitator dan
Perkenalan (32 menit)
kader Posyandu. Misalnya, tim fasilitator bisa mencoba memakai baju
3. Fasilitator meminta semua peserta, panitia dan fasilitator lainnya
yang sama dengan kader Posyandu dan melepaskan baju seragam yang
untuk berdiri membentuk lingkaran dan melaksanakan proses
terlalu formal.
perkenalan.
Tidak menggurui: Proses belajar berlangsung sama dengan orang
dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian,

178 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 179
4. Fasilitator menugaskan peserta untuk mengingat semua nama peserta a. Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi tentang
lainnya karena setelah perkenalan, akan diadakan permainan untuk gizi.
mengingat nama peserta lain. b. Saya ingin terampil mengisi KMS.
5. Semua peserta memperkenalkan diri dengan cara sebagai berikut. c. Saya ingin sedikit ceramah tapi lebih banyak praktik.
6. “Nama saya…….., tugas saya di Posyandu adalah d. Saya ingin berbagi pengalaman dengan peserta lain.
melaksanakan… ” (Peserta menyebutkan satu tugasnya 12. Peserta menuliskan harapannya di atas kartu (satu kartu hanya untuk
di Posyandu, misalnya: Pendaftaran, menimbang bayi/balita, satu harapan, ditulis dengan huruf cetak dan ukuran besar agar bisa
mencatat/mengisi KMS, member penyuluhan, dan sebagainya. dibaca dari jarak yang agak jauh).
Sedangkan panitia dan fasilitator menyebutkan pekerjaan di 13. Fasilitator menempelkan semua kartu harapan peserta di atas kertas
lembaganya masing-masing). dinding.
7. Fasilitator melempar bola kertas (kertas yang diremas berbentuk bola) 14. Fasilitator membacakan dan menyimpulkan garis besar harapan
kepada seseorang yang harus menangkap bola tersebut, sambil peserta dalam mengikuti pelatihan.
menyebutkan nama peserta tersebut dan tugas yang biasanya
Pembahasan Jadwal Pelatihan (15 menit)
dilakukan di Posyandu.
15. Fasilitator membacakan dan menjelaskan tujuan pelatihan (LB.1.1.)
8. Demikian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan
serta jadwal pelatihan (LB.1.2.) yang telah dipersiapkan sebelumnya
lemparan bola.
di atas kertas dinding (plano).
9. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama dan
16. Fasilitator mengemukakan pertanyaan sebagai berikut.
tugas peserta lain dengan benar maka peserta itu mendapat
BAHAN DISKUSI
hukuman sesuai kesepakatan bersama.
- Apakah tujuan dan jadwal pelatihan memenuhi harapan/
10. Fasilitator kemudian menjelaskan manfaat permainan perkenalan
kebutuhan peserta?
ini dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
- Apakah masih ada yang belum memenuhi harapan peserta?

17. Fasilitator kemudian menjelaskan maksud pembahasan tujuan, jadwal,


Ungkapan Harapan Peserta (30 menit)
dikaitkan dengan ungkapan peserta, dengan mengacu pada Lembar
11. Fasilitator memberikan kartu metaplan kepada masing-masing peserta
Informasi Kunci (LIK).
dan meminta mereka menuliskan harapannya mengikuti pelatihan ini
yang berhubungan dengan tugas-tugas mereka di
Posyandu. Apabila perlu, fasilitator bisa memberikan beberapa
contoh harapan, antara lain:

180 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 181
Pemilihan Pengurus Kelas (5 menit) VI. URAIAN MATERI
18. Fasilitator untuk meminta peserta memilih ketua kelas dan A. Pokok Bahasan: Sistem Informasi Posyandu
sekretaris secara musyawarah serta petugas penjaga waktu untuk
1. Pengertian dan manfaat sistem informasi Posyandu
mengingatkan fasilitator dan semua peserta tentang disiplin waktu
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat
(bertugas per hari).
penyusunan data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan,
19. Fasilitator menjelaskan manfaat pembentukan pengurus kelas, dan
kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP
tugas mereka dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci
adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu yang
(LIK).
menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap
proses tumbuh kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan
Penutup
anak yang meliputi cakupan program, pencapaian program,
20. Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta
kontinuitas penimbangan, hasil penimbangan dan partisipasi
untuk mengevaluasi apakah proses dan isi bisa dipahami mereka.
masyarakat.
PERTANYAAN KUNCI
Manfaat SIP antara lain adalah:
- Apa tujuan dari pelatihan ini? a. Menjadi bahan acuan bagi kader Posyandu untuk memahami
- Apa materi-materi pokok yang terdapat dalam pelatihan ini? permasalahan sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang
21. Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, fasilitator tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi b. Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
Kunci (LIK). pengelolaan Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam
22. Fasilitator merangkum dan menutup hasil diskusi. pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina
Posyandu demi kepentingan masyarakat.

F. Tujuan Pelatihan
Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas
1. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan sebagai pengelola pencatatan kader yang sangat banyak. Untuk melaksanakan hal ini,
Posyandu berdasarkan kebutuhan sasaran. kader perlu mendapatkan pelatihan pengisian format SIP terlebih
2. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan dalam berkomunikasi dahulu.
dengan masyarakat.
2. Macam-macam format SIP
3. Meningkatkan keterampilan peserta pelatihan menggunakan
a. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu
metode dan media diskusi yang partisipatif.
hamil, melahirkan, nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran
Posyandu.

182 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 183
b. Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu. Berisi B. Pokok Bahasan: Cara Mengisi Format SIP
catatan pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit,
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di wilayah kerja
melahirkan dan nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa
Posyandu tersebut.
Wisma dan disampaikan secara lisan kepada ketua kelompok PKK
c. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi
RW/Dusun/Lingkungan melalui ketua kelompok RT dan kader
daftar ibu hamil dan ibu nifas, catatan umur kehamilan, pemberian
Posyandu di wilayah yang bersangkutan.
tablet tambah darah, imunisasi, pemberian kapsul yodium,
2. Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan
pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, tanggal dan
oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku
penolong kelahiran, data bayi yang hidup dan meninggal,
untuk satu tahun.
serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.
3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh
d. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi
kader Posyandu untuk selama satu tahun.
daftar wanita dan suami-istri usia produktif yang memiliki
4. Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja Posyandu,
kemungkinan mempunyai anak (hamil).
dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama satu tahun.
e. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita
5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan
WUS, PUS, ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal),
setelah hari buka Posyandu atau setiap ada kegiatan.
jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, kader PKK,
6. Data hasil kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
PKB/PLKB, paramedis dan sebagainya).
setiap bulan setelah hari buka Posyandu atau setiap ada kegiatan.
f. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil
yang diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu
menyusui, peserta KB ulang yang dilayani, panimbangan
balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang
timbangannya naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM),
balita yang mendapat vitamin A, KMS yang dikeluarkan
(dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi
(DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) serta balita yang menderita
diare.

184 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 185
KET
PENJELASAN FORMAT 1
PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN,
8
KEMATIAN BAYI DAN KEMATIAN IBU HAMIL,
MELAHIRKAN/NIFAS

orang orang orang orang


TANGGAL MENINGGAL

KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut.
7

2 Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di wilayah
kerja Posyandu.

3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
IBU1HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU HAMIL MELAHIRKAN/NIFAS

==
4 Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama
maka kolom ini ditulis nama ibunya sesuai kolom 2.
TANGGAL

Diisi tanggal, bulan, tahun lahirnya bayi. Apabila ada kelahiran


5 bayi kembar, tanggal lahir keduanya tetap harus ditulis (apabila
5

ada bayi yang pindah dari Dasawisma daerah lain, dan belum
mencapai 12 bulan maka nama ibu, bapak, bayi tersebut dicatat
juga).
NAMA BAYI

6 Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya bayi. Di dalam


kolom keterangan disebutkan usia meninggal dan sebab
4

meninggalnya.
7 Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil,
Catatan :

melahirkan dan masa nifas. Di dalam kolom keterangan disebutkan


usia meninggal dan sebab meninggalnya.
BAPAK

Jumlah bayi meninggal Jumlah bayi lahir Jumlah ibu hamil

Diisi dengan catatan beberapa hal sebagai kelengkapan


3

8
1.
informasi yang perlu diketahui:
• Lahir kembali
• Usia meninggal
• Penyebab meninggalnya
2

• Berat bayi ketika lahir


2. • Usia kehamilan ibu
• Keguguran, dan lain-lain
NO

CATATAN: Catatan ini merupakan rekap dari catatan yang sama kelompok
Dasawisma
1
FORMAT

3.
: CATATAN

186 Pencatatan dan Pelaporan 187


Pencatatan dan Pelaporan Posyandu
Posyandu
40
39
bI

38
PENJELASAN FORMAT 2

III

37
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA DI WILAYAH
KERJA POSYANDU

36
II

35
KOLOM PENJELASAN

I
1 Nomor urut

III IV

34
: REGISTER BAYI DAN BALITA DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER ..........

2 Diisi nama bayi/ balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini

33
3 Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak mengetahui

32
II
tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan

31
I
umur.

bI

30
4 Diisi berat badan ketika lahir dalam ukuran kg.

bI

29
5 Diisi nama ayah balita
6 Diisi nama ibu balita
PELAYANAN

28
bI
YANG
PEMBERIAN ASI DIBERIKAN

7 Diisi nama kelompok Dasawisma tempat tinggalnya


bI

27
bI 8—19 Diisi berat badan hasil penimbangan dalam kg. Pada
26
25
bagian atas ditulis berat hasil penimbangan. Bagian
bawahnya ditulis dengan huruf/tanda:
N : Apabila hasil penimbangannya naik dari penimbangan bulan lalu
24

T : Apabila hasil penimbangan tetap atau turun


23

O : Apabila bulan sebelumnya tidak datang menimbang B :


22

Apabila bayi baru datang untuk pertama kalinya


21

∆ : Apabila hasil penimbangan berada di bawah garis merah.


Ditengah tanda segitiga (∆) diberi huruf-huruf sesuai hasil
20

penimbangan atau baru pertama kali


19
HASIL PENIMBANGAN

20—25 Diisi status pemberian ASI pada bayi


18

(√) Apabila hingga bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja tanpa
17

makanan lain
16

(-) Apabila hingga bulan tersebut sudah diberi makanan lain selain ASI
15

26—27 Diisi bulan saat pemberian kapsul vitamin A


14

28 Diisi bulan saat bayi mendapatkan oralit


13
12

29 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi HB 0


11

30 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi BCG


10

31—34 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, Ill, dan IV
35—37 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT/HB I, II, dan III
9
8

38 Diisi tanggal dan buian pemberian imunisasi campak


::

39 Diisi tanggal dan bulan bayi/balita meninggal


6

Diisi penjelasan/keterangan yang ada dan belum tertampung pada kolom-


NAMA

40
kolom yang tersedia
5
MATAN KAB/KODYA

4
3
2
FORMAT 2

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu


1

188 Pencatatan dan Pelaporan 189


Posyandu
: REGISTER WUS DAN PUS DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER TAHUN.......... PENJELASAN FORMAT 3

PENGGANTIAN
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS Dl WILAYAH KERJA

17
POSYANDU
KOLOM PENJELASAN

16
1 Nomor urut
2 Diisi nama WUS/PUS di wilayah kerja Posyandu

15
3 Diisi umur WUS/PUS tersebut
PEMBERIAN IMUNISASI TT

14
4 Diisi nama suami dari WUS/PUS yang ada di kolom 2.
Apabila kolom 2 yang bersangkutan WUS maka pada
kolom ini diberi tanda (-).

13
5 Diisi tahapan keluarga sejahtera sesual klariflkasinya
12
Diisi nama kelompok Dasawisma dirnana WUS/PUS
6
bertempat tinggal
11

7 Diisi jumlah anak yang hidup


10

Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat


8 meninggal.
Contoh:
9

2 orang : - 3 bulan
JUMLAH ANAK

- 2 tahun
8

9 Diisi hasil pengukuran Iingkar lengan atas (LILA) WUS yang


kurang 23,5 cm .
7

10—14 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, Ill, IV dan
V
6

15 Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS/PUS saat ini.


5

16
Diisi tanggal dan bulan pergantian jenis kontrasepsi
4
::

17
Diisi jenis kontrasepsi yang diganti
3
HAN KECAMATAN KAB/KODYA

2
FORMAT 3

190 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 191


Posyandu
31
30
: REGISTER IBU HAMIL DAN NIFAS DI WILAYAH KERJA POSYANDU JANUARI S.D DESEMBER.........

PENJELASAN FORMAT 4
UL 2X D

PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL DI WILAYAH


KERJA POSYANDU
V

29
IMUNISASI TT

KOLOM PENJELASAN
III IV

28

Nomor urut
27

1
26

2
II

Diisi nama ibu yang ada di wilayah kerja Posyandu


25
I

3 Diisi umur ibu hamil yang bersangkutan


III
DARAH TABLET TAMBAH

24

4 Diisi nama kelompok Dasawisma (RT/RW) dimana ibu tinggal


23
II
BKS

22

5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat
I

kehamilannya
6 Diisi dengan umur (berapa bulan) kehamilan, saat ibu tersebut
21

datang pertama kali ke Posyandu


HASIL PENIMBANGAN

20

Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk diihitung juga


19

7
anak yang meninggal
18

8
17

Diisi hasil pengukuran dengan LILA


16

9 Diisi dengan tanggal dan bulan apabila menerima PMT


15

pemulihan
14

10—21 Diisi dengan hasil penimbangan


13
12

22—24 Diisi dengan jumlah berapa bungkus Tablet Tambah Darah ke I,


11

II, III yang diterima


::

10

Diisi dengan tanggal dan bulan penerimaan Imunisasi TT I, II,


25—29
9

III, IV dan V
8
AN KECAMATAN KAB/KODYA

30
7

Diisi tanggal dan bulan pemberian kapsul vitamin A


PENDAFTARAN

31
6

Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam kolom


FORMAT 4

yang ada
5

192 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 193


Posyandu
PENJELASAN FORMAT 5
PENGISIAN DATA
POSYANDU

15
KET
KOLOM PENJELASAN

MEDIS

PARAMEDIS
1 Nomor urut

JUMLAH PETUGAS HADIR

DAN

14
2
Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan

3 Diisi jumlah bayi umur 0—12 bulan yang datang ke

13
PLKB

Posyandu saat itu


KADER

Posyandu
4 Diisi jumlah balita umur 1—5 tahun yang datang ke
PKK

Posyandu saat itu


12

5 Diisi jumlah WUS yang datang mendapatkan pelayanan di


IBU HAMIL,
MELAHIRKAN

NIFAS

Posyandu
JUMLAH KEMATIAN

6 Diisi jumlah PUS yang hadir mendapatkan pelayanan di Posyandu


11

7 Diisi jumlah ibu hamil yang datang mendapatkan pelayanan di


Posyandu
WAFAT
JUMLAH BAYI

10

Diisi jumlah ibu menyusui yang datang mendapatkan


8
pelayanan di Posyandu
LAHIR

9 Diisi jumlah bayi yang lahir saat pertama kali Posyandu dibuka
(bulan tertentu)
8
IBU

10 Diisi jumlah bayi yang meninggal saat itu


MENYUSUI
PUS HAMIL

11 Diisi jumlah ibu hamil melahirkan, nifas yang meninggal


6

saat itu
12
Diisi jumlah kader PKK yang hadir saat itu
5
:

::

WUS

13 Diisi jumlah PLKB yang hadir saat itu

14 Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat itu
BULAN
:
DESA/KELURAHAN KECAMATAN

BAYI 0-12 BALITA 1-5 TAHUN

15 Diisi penjelasan-penjelasan yang belum tertampung dalam


KAB/KODYA

kolom yang ada


FORMAT 5

Posyandu

194 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan Posyandu 195


Posyandu
35
BALITA YANG
MENDERITA
DAN

34
DIARE
YANG DAPAT
PENJELASAN FORMAT 6

WUS

33
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU

JUMLAH

32
KOLOM PENJELASAN

IMUNISASI TT BUMIL

31
1 Nomor urut

30
2

29
Diisi bulan saat Posyandu tersebut melaksanakan kegiatan

28
Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat itu
3

27
JUMLAH BAYI YANG DIIMUNISASI

DPT/HB

26
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya

25
5
Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe

24
6
POLIO

23
Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
22
7
21

Diisi jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A


20

8—10 Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa kondom,


19

pil, dan suntikan


18

11
BAYI DAN

Diisi jumlah bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu
JUMLAH

17
BALITA

yang menjadi sasaran pelayanan Posyandu (S)


16
15

12 Diisi jumlah bayi dan balita yang punya KMS (K)


DAN BALITA (JUMLAH)
PENIMBANGAN BAYI

14
: DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU

13 Diisi jumlah bayi dan balita yang datang dan ditimbang (D)
13
12

Diisi jumlah balita yang ditimbang dan naik timbangannya (N)


14
11
JUMLAH PESERTA KB

15
10
YANG MENDAPAT

Diisi jumlah yang setelah penimbangan dan pencatatan


PELAYANAN ULANG

diketemukan berada di Bawah Garis Merah (BGM)


9

16 Diisi jumlah balita yang mendapatkan vitamin A


8
7

17 Diisi jumlah balita yang mendapatkan PMT Penyuluhan


::

18 Diisi jumlah bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi HB 0


5
IBU HAMIL

(HB Nol)
MATAN KAB/KODYA

4
3
FORMAT 6

Pencatatan dan Pelaporan Posyandu


1

196 Pencatatan dan Pelaporan 197


Posyandu
19 Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi BCG
20—23 Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Polio I, II, III dan
IV

Modul
Diisi jumlah bayi yang mendapatkan Imunisasi DPT/HB I, II dan
24—26
III

Materi Penunjang 1
27
Diisi jumlah balita yang mendapatkan Imunisasi Campak

28—32 Diisi jumlah WUS dan bumil yang mendapatkan Imunisasi TT


I, II,III, IV, dan V
33 Diisi jumlah balita yang menderita diare MOD
UL
34 Diisi jumlah balita Diare yang mendapatkan oralit
MAT
ERI
PEN
UNJ
35 Diisi penjelasan-penjelasan/keterangan yang belum tertampung ANG
dalam kolom yang ada
DINAMIKA KELOMPOK 1
Dina
mika
Kelo
mpok

REFERENSI

● Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Kelompok Kerja


Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum
POSYANDU
Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011. Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat
● Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Kader Posyandu
Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta, 2011 Ayo Ke
● Kementerian Kesehatan RI, Panduan Pelatihan Kader
Posyandu, Jakarta.
● SIP Dagri.

198 Pencatatan dan Pelaporan Posyandu


MODUL MATERI PENUNJANG 1

Dinamika Kelompok

Dinamika Kelompok
199
I. DESKRIPSI SINGKAT II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Perkenalan adalah adaptasi awal antar peserta dan fasilitator juga dengan A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
panitia penyelenggara pelatihan, supaya cepat terlibat dalam proses Setelah mengikuti materi ini, peserta, fasilitator dan penyelenggara/
pembelajaran. Perkenalan yang baik dan menarik biasanya akan menunjang panitia saling mengenal serta menyepakati norma selama proses
proses belajar selanjutnya. Dengan mengenal peserta dari mana asal dan pelatihan berlangsung.
pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan
mendapat gambaran variasi pengetahuan dan pemahaman tentang B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
Dalam komunitas pembentukan tim dan dinamika kelompok dibutuhkan lebih 1. mengenal seluruh peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara,
dari sekedar wacana, konsep atau kumpulan materi yang dilatihkan di dalam 2. mengetahui tujuan pelatihan yang diikutinya,
kelas. Sebagai komitmen, pembelajaran disini sangat erat kaitannya dengan 3. menyampaikan harapannya, dan
pembentukan tim. Namun kualitas dan keberhasilan pembentukan tim 4. menyepakati norma selama proses pelatihan.
tergantung kepada setiap individu yang membangun komitmen pembelajaran.
Setiap individu harus senantiasa melibatkan dirinya untuk secara terus III. POKOK BAHASAN
menerus meningkatkan kemampuan belajarnya. Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:
Komunitas harus menghargai setiap individu yang terlihat dari komitmen Pokok Bahasan A: Perkenalan/Pencairan
komunitas terhadap pembelajaran. Kinerja individu dalam komunitas
Pokok Bahasan B: Tujuan Pelatihan Pokok
ditingkatkan dengan memberdayakan dan mendorong kreativitas mereka.
Bahasan C: Harapan Peserta Pokok
Sebuah komunitas memahami persyaratan untuk mencapai keberhasilan
dengan menghargai perbedaan, mengakui setiap usaha dan mendorong Bahasan D: Norma Kelas
terjadinya partisipasi.
Modul pelatihan ini diharapkan akan dapat mempercepat proses IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
terbentuknya pola pikir, yaitu kalau ingin sukses dalam proses
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 2 jam pelajaran
pembelajaran harus mampu membangun komitmen belajar. Dengan
(T=0 Jpl; P=2; PL=0) @ 45 menit untuk memudahkan proses
membangun komitmen belajar akan didapatkan hasil yang optimal melalui
pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai
penggunaan sumber daya secara efisien. Untuk itu dalam modul ini akan
berikut.
dibelajarkan materi tentang membangun komitmen belajar dengan pokok
bahasan (1) Pencairan/Perkenalan, (2) Tujuan pelatihan, A. Langkah 1 (30 menit)
(3) Harapan peserta, (4) Norma selama proses pelatihan. 1. Fasilitator memperkenalkan diri.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus.

200 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 201


3. Fasilitator menyampaikan agar proses belajar berjalan efektif REFERENSI
maka antar peserta, dengan fasilitator dan narasumber juga dengan
● Kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Kementerian Dalam
panitia harus saling mengenal. Perkenalan dilakukan dengan
Negeri Republik Indonesia, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
memainkan permainan yang telah disediakan.
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta 2011.
● Departemen Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan, Kurikulum &
B. Langkah 2 (15 menit)
Modul Pelatihan Fasilitator Tingkat Puskesmas dalam
1. Masing-masing peserta diminta untuk menuliskan harapannya di Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2007.
kertas metaplan kuning. ● Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PP&PL, Modul Pelatihan
2. Kemudian ditempelkan pada tempat yang telah disediakan. Bagi Pelatih PSN DBD dengan pendekatan Komunikasi Perubahan
3. Peserta yang ditunjuk secara bergantian diminta untuk Perilaku (COMBI), 2007.
membacakan. ● Kementerian Kesehatan RI, Second Decentralized Health Services Project,
4. Fasilitator menanggapi, dikaitkan dengan tujuan pelatihan yang telah Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas
disampaikan pada awal sesi tadi. Puskesmas, Jakarta, 2010.
C. Langkah 3 (30 menit)
1. F
a
s
i
l
i
t
a
t
o
r

m
e
m
b
a
202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203
g M
i a
s
p i
e n
s g
e -
r m
t a
a s
i
m n
e g
n
j k
a e
d l
i o
m
4 p
o
k k
e
l d
o i
m m
p i
o n
k t
. a

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


u a
n
t p
u r
k o
s
m e
e s
n
d p
i e
s l
k a
u t
s i
i h
k a
a n
n
b
n e
o r
r l
m a
a n
g
s s
e u
l n
a g
m .

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


2. H n
a
s k
i e
l m
u
d d
i i
s a
k n
u
s d
i i
s
k e
e p
l a
o k
m a
p t
o i
k
d
d i
i s
s u
a s
j u
i n
k
a m

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


D. Langkah 4 (15 menit) p
1. F u
a l
s a
i n
l
i t
t e
a n
t t
o a
r n
g
m
e s
n e
y s
a i
m
p y
a a
i n
k g
a
n b
e
k r
e h
s a
i s
m i

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


2. F a
a j
s a
i r
l a
i n
t
a d
t e
o n
r g
a
m n
e
n m
u e
t m
u b
p e
r
s i
e k
s a
i n

p a
e p
m r
b e
e s
l i

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


a
s
i

p
a
d
a

p
e
s
e
r
t
a
.

202 Dinamika Kelompok Dinamika Kelompok 203


Modul
Materi Penunjang 2
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

MODUL
MATER
I
PENUN
JANG 2
R
e
n
c
a
n
a

POSYANDU
Menjaga Anak dan Ibu Tetap Sehat

Ayo Ke
MODUL MATERI PENUNJANG 2

Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Rencana Tindak Lanjut (RTL)


205
I. DESKRIPSI SINGKAT IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Modul RTL ini disusun untuk membekali para kader agar me-review A. Pengantar (5 menit)
kembali materi-materi yang telah diberikan, materi mana yang belum Fasilitator menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang
dimengerti oleh kader. Modul ini juga memuat daftar rincian kegiatan diperlukan untuk melaksanakan Pokok Bahasan IX di atas papan tulis
RTL yang akan dilaksanakan di Posyandu masing-masing. atau kertas dinding.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN B. Evaluasi (45 menit)


A. Tujuan dalam pelatihan
Pembelajaran ini.
Umum (TPU) 2. Merencanakan
Setelah tindak lanjut
pembelajaran ini pelatihan
selesai, peserta untuk
mampu menyusun Posyandu
rencana tindak lanjut masing-
(RTL) berdasarkan masing.
karakteristik wilayah 3. Menyusun
kerja tempat kegiatan sesuai
dengan kondisi
bertugas.
wilayah
setempat.
B. Tujuan 4. Menyusun
Pembelajaran
Khusus (TPK) kegiatan sesuai
dengan
Setelah
pembelajaran ini permasalahan
selesai, peserta kesehatan
mampu:
masyarakat
1. Menilai
setempat.
harapan-
5. Merancang
harapannya
upaya
yang telah dan
mengatasi
belum tercapai
permasalahan

206 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 207


(RTL) (RTL)
kesehatan 3. Fasilitator terisi penuh,
1. Fasilitator
yang ada. kemudian fasilitator
menampilkan
menempelkan meminta
kembali kartu-
III. POKOK kertas dinding beberapa peserta
kartu metaplan
BAHASAN DAN (plano) berisi tabel untuk
harapan yang
SUB-POKOK yang disalin dari menjelaskan
BAHASAN disusun pada
LB.9.2 yang alasan
awal
Pokok bahasan dan memuat 3 gambar penilaiannya.
pelatihan.
sub-pokok bahasan wajah sebagai 6. Fasilitator
2. Fasilitator
yang dibahas dalam berikut. kemudian
meminta
modul ini adalah: a. Wajah sedih (materi meminta peserta
peserta kurang dimengerti), mengungkapkan
Pokok bahasan A: menyepakati b. Wajah biasa hal-hal yang
Evaluasi Pelatihan bersama (lumayan, materi
cukup dimengerti), belum dimengerti
Pokok bahasan B: penempelan
Rencana Tindak c. Wajah senang/tertawa dari materi PB.1
kartu-kartu
Lanjut (bagus, materi bisa sampai 9.
harapan dimengerti).
tersebut ke 4. Fasilitator
dalam tabel meminta semua
LB.10.1 yang peserta untuk
telah disalin menilai bersama
ke atas kertas keberhasilan
dinding belajar untuk
(plano), yang setiap pokok
terdiri atas 2 bahasan yang
kolom sebagai telah dilaksanakan
berikut: (PB.1 sampai 9)
a. Harapan-harapan dengan memberi
yang tercapai
dalam pelatihan. tanda dot (●) pada
b. Harapan-harapan kolom yang sesuai
yang tidak pada tabel LB.9.2.
tercapai dalam
5. Setelah tabel 9.2
pelatihan.
206 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 207
(RTL) (RTL)
7. Fasilitator memberikan penjelasan yang diperlukan. Fasilitator V. LEMBAR PENUGASAN/BERGAMBAR
lainnya, juga bisa menambahkan penjelasan-penjelasan apabila
diperlukan. Tabel Rencana Tindak Lanjut
8. Fasilitator memberikan masukan mengenai hasil evaluasi dengan (Untuk 3 bulan)
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK). SUMBER DAYA
NO KEGIATAN PENDUKUNG WAKTU ORANG/ ALAT & SUMBER
C. Rencana Tindak Lanjut (RTL) (30 menit)
PELAKSANA BAHAN DAYA
1. Fasilitator
1 menampilkan
2 tabel dari
3 4 di 5 -benar
6 7 bisa
LB.9.3 yang telah disalin ke atas b dilaksanakan oleh
kertas dinding. u mereka.
2. Fasilitator membagi at 5. Fasilitator
peserta ke dalam se menyampaikan
kelompok, sesuai se manfaat penyusunan
Posyandu masing- d RTL dengan
masing. er mengacu pada
3. Fasilitator meminta h Lembar Informasi
setiap kelompok (per a Kunci (LIK).
Posyandu) untuk n
menyalin tabel LB.9.3 a
ke atas kertas HVS dan m
mengisinya dengan u
rencana tindak lanjut di n
Posyandu masing- g
masing (dibuat rangkap ki
dua). n
4. Fasilitator berkeliling a
dan membantu setiap g
kelompok apabila ar
diperlukan, untuk b
mengisi tabel RTL e
dengan baik. Rencana n
yang dibuat ini harus ar
208 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 209
(RTL) (RTL)
dibuat sesuai dengan RTL ksananya
kemampuan Posyandu ini suatu
agar
bena kegiatan
r- yang
bena diusulka
r n,
bisa misalnya
dilak : bidang,
sana petugas
kan, Puskesm
misa as,
lnya PLKB.
peny - Waktu : diisi
uluh dengan
Catatan:
an bulan
- Kegiatan :
terar dan
D. Penutupan (10 dalam kegiatan
ah. tahun
menit) pelatihan. Pelatihan
- Pendukung : bisa yang
1. Fasilitator ditutup dengan
diisi diperkira
meminta pembacaan doa.
deng kan
seorang peserta
an kegiatan
untuk
sekt bisa
menyampaikan
or dilaksan
kesan-kesan atau akan.
singkat tentang lemb - Sumber daya: diisi sesuai
kegiatan aga dengan
pelatihan. yang kebutuha
2. Fasilitator bisa nnya,
mengucapkan mem tidak
terima kasih bant harus
atas partisipasi u selalu
aktif peserta terla memerlu

208 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 209


(RTL) (RTL)
kan biaya berupa
uang.

208 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 209


(RTL) (RTL)
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. Manfaat Evaluasi TIM REVIEW MATERI
1. D
a
l
a
m

s
e
t
i
a
p

p
e
l
a
t
i
h
a
n

k
i
t
a

p
210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211
(RTL) (RTL)
e k
r
l m
u e
n
m i
e l
l a
a i
k
s s
a e
n b
a e
k r
a a
n p
a
e
v j
a a
l u
u h
a
s m
i a
t
u e
n r
t i
u -

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
m e
a h
t
e p
r e
i s
e
b r
e t
l a
a .
j
a P
r a
d
b a
i
s k
a e
s
d e
i m
p p
a a
h t
a a
m n
i
i
o n
l i

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
,
h
p a
e l
s -
e h
r a
t l
a
y
m a
a n
s g
i
h p
e
b r
i l
s u
a
p
m e
e n
n j
a e
n l
y a
a s
k a
a n
n

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
k
e b
p i
a s
d a
a
m
f e
a n
s i
i l
l a
i i
t
a a
t p
o a
r k
. a
2. E h
v
a h
l a
u r
a a
s p
i a
n
j -
u h
g a
a
210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211
(RTL) (RTL)
3. Beberapa saran untuk e
peserta adalah: m
a. S e
e n
b u
u h
a i
h

s
p e
e l
l u
a r
t u
i h
h
a
k
n
e
b
t u
i t
d u
a h
k a
n
d
a p
p e
a s
t e
r
m
210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211
(RTL) (RTL)
b. B a
e n
l f
a a
j a
a t
r
b
t a
e g
r i
u
s d
- i
m r
e i
n
e k
r a
u d
s e
r
a
k s
a e
n n
d
b i
e r
r i
m

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
m p
a u
u a
p n
u n
n y
a
u
n d
t a
u l
k a
m
m
e m
n e
i m
n b
g a
k n
a t
t u
k
a m
n a
s
k y
e a
m r
a a
m k

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
a n
t g

d d
i i
s
P a
o r
s a
y n
a k
n a
d n
u
. u
c. B n
a t
h u
a k
n
d
b i
e k
l u
a a
j s
a a
r i

y o
a l

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
B. Manfaat Penyusunan a
RTL t
1. P
e m
n e
y n
u j
s a
u d
n i
a
n b
u
R k
T t
L i

d h
i a
h s
a i
r l
a
p p
k e
a l
n a
t
d i
a h
p a

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
2. R R
T T
L L

y p
a e
n s
g e
r
d t
i a
s
u u
s n
u t
n u
k
i
t m
u a
s
m i
e n
r g
u -
p m
a a
k s
a i
n n
g

210 Rencana Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut 211


(RTL) (RTL)
212

Anda mungkin juga menyukai