Anda di halaman 1dari 28

KARYA INOVASI PELAYANAN KEBIDANAN

BAPER
BINA PELATIHAN REMAJA :
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Remaja Siap Menjadi Kader
Posyandu Remaja

Disusun guna memenuhi persyaratan ketuntasan


Praktik Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Remaja & Pranikah, Kontrasepsi &
Perencanaan Kehamilan Sehat dan Kebidanan Komunitas
Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nafa Tandryan P27224020399
Nopi Tri Rahmawati P27224020400
Nur Ilmi P27224020401
Nurlina Faradita P27224020402
Nurwestu Widad Yori P27224020403
Nuzunnia Anjanu Cahyanudin P27224020404
Primastutik Yulia Arum Sari P27224020406
Profesi Bidan Reguler B

KMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN
2021
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas
di Wilayah Kerja Puskesmas Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Purwati, S.KM, M.Kes selaku Kepala Dinkes Karanganyar
2. Satino, S.KM., M.Scn selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surakarta
3. Sri Mulyani, SST., M.H selaku Kepala Puskesmas yang telah memberikan
kami ijin untuk melakukan praktik Komunitas di Puskesmas Ngargoyoso
4. KH Endah Widhi Astuti, M.Mid selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Surakarta
5. Dr. Sri Wahyuni, M. Mid selaku Kepala Jurusan Program Studi Profesi
Kebidanan.
6. Lusinta Agustina, SSiT., M.Keb. selaku Pembimbing Institusi yang telah
membimbing kami dalam pembuatan laporan ini.
7. Nanik Setyowati, S.Tr.Keb. selaku pembimbingan Lapangan (CI) telah
membimbing kami dalam pembuatan laporan ini.
8. Orang tua yang selalu memberikan dorongan motivasi dan doa.
9. Teman-teman yang telah memberikan dukungan sehingga laporan ini biasa
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang sangat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Penyusun,

4
5

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
A. BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................... 1
2. Tujuan ................................................................................................ 2
3. Manfaat .............................................................................................. 2
B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4
C. BAB III TINJAUAN KASUS................................................................... 16
D. BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 20
E. BAB V PENUTUP ................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kader kesehatan yang berada di sekitar masyarakat wajib mempunyai
bekal tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap kesehatan yang terjadi di
kalangan masyarakat. Kader kesehatan merupakan sasaran yang tepat dalam
pelaksanaan program kesehatan karena dianggap sebagai tempat rujukan
pertama pelayanan kesehatan. Kader kesehatan dilatih dan berfungsi sebagai
monitor, pengingat dan pendukung untuk mempromosikan kesehatan (Wang et
al, 2012). Kader ini adalah kepanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas
Kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kader dianggap sebagai
rujukan dalam penanganan berbagai masalah kesehatan (Trisnawati et al,
2008). Partisipasi dan keaktifan kader posyandu dipengaruhi oleh pengetahuan,
pekerjaan, tingkat pendapatan dan keikutsertaan dengan organisasi lain
(Suryatim, 2011).
Kader Kesehatan sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat
memegang peranan penting dalam kebenaran informasi yang diterima oleh
masyarakat sebagai modal dalam pembentukan perilakunya terutama di bidang
kesehatan, tidak hanya bekal pengetahuan dari kader kesehatan saja yang
dibutuhkan dalam keberhasilan suatu penyuluhan, tetapi juga keterampilan dari
kader kesehatan tersebut untuk menyampaikan informasi (Suliha et al, 2012).
Tugas dari kader kesehatan masyarakat adalah sebagai pemberi informasi dan
pelaku penyuluhan kepada masyarakat tentang informasi masalah kesehatan.
Kader kesehatan harus mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk
menyampaikan informasi dalam penyuluhan (Sulastyawati. et al, 2010).
Dari 9 desa yang berada dibawah binaan Puskesmas Ngargoyoso belum
ada desa yang mempunyai Posyandu Remaja, dalam pembinaan remaja selama
ini seperti di Desa Berjo dan Desa Kemuning, pembinaan Remaja diikutkan
dalam kegiatan Karang Taruna. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
7

mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan kader


Posyandu Remaja sehingga diharapkan ketika sudah ada kader Remaja setiap
desa bisa mendirikan Posyandu Remaja, dapat memberikan penyuluhan secara
mandiri dan dapat melaksanakan Posyandu Remaja sesuai dengan SOP
kemenkes RI 2018.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader, diharapkan para Kader
Posyandu Remaja dapat mengelola dan melaksanakan kegiatan minimal di
Posyandu (5 meja)
2. Tujuan khusus
a. Memahami tugas-tugas Kader Posyandu dalam mengelola Posyandu
Remaja.
b. Melakukan Penimbangan BB, LILA, Lingkar perut & Pengukuran TB
secara tepat & akurat
c. Mengerjakan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat (KMS).
d. Melakukan penyuluhan perorangan maupun kelompok.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan Posyandu Remaja.
f. Melakukan penilaian masalah Posyandu Remaja
g. Melaksanakan Program Minimal di Posyandu Remaja
C. Manfaat
1. Bagi Kader kesehatan
Untuk meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan tentang posyandu
remaja. Dan diharapkan para kader dapat mengaplikasikan sesuai panduan
Kemenkes RI 2018.
2. Bagi pendidikan
Sebagai masukan bagi pengembangan pengetahuan institusi dan
mahasiswa serta meningkatkan keilmuan serta sebagai bagian dari
pembelajaran kebidanan komunitas.
8

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kader Remaja
1. Pengertian
Pengertian kader yang terdapat pada Permenkes No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak adalah setiap orang yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan
perorangan atau masyarakat serta bekerja di tempat tempat yang berkaitan
dengan pemberian pelayanan kesehatan dalam hubungan yang amat dekat
dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan.
2. Kader kesehatan usia sekolah dan remaja
Kader Kesehatan Remaja adalah remaja yang dipilih / secara
sukarela mengajukan diri untuk ikut melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, serta masyarakat. Yang
termasuk dalam Kader Kesehatan Remaja umumnya disingkat KKR.
antara lain: Konselor sebaya, Dokter Kecil, Pendidik Sebaya (Peer
Educator), Anggota Saka Bhakti Husada, Anggota PMR, Anggota Karang
Taruna, Kader Posyandu Remaja, Remaja Mesjid, Pemuda Gereja, dan
Kader Jumantik Cilik.
a) Dokter kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah
terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya
b) Konselor Sebaya adalah pendidik sebaya yang secara fungsional
mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan
konseling bagi kelompok remaja sebayanya.
c) Pendidik Sebaya (Peer Educator) adalah remaja yang terlatih secara
fungsional mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi, sebagai
nara sumber bagi kelompok remaja sebayanya.
9

d) Anggota Pramuka / Saka Bakti Husada


1) Anggota Pramuka (Praja Muda Karana) adalah anggota dari
organisasi pendidikan non formal yang menyelenggarakan
pendidikan kepanduan orang muda yang suka memiliki karya atau
sedang berkarya, memiliki kemajuan dalam berfikir, disiplin dan
mampu mengatasi masalah.
2) Saka Bakti Husada: salah satu jenis satuan karya pramuka yang
merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis dalam bidang kesehatan yang dapat
diterapkan pada diri, keluarga, lingkungan dan mengembangkan
lapangan pekerjaan di bidang kewirausahaan.
3) Anggota Palang Merah Remaja adalah anggota wadah pembinaan
dan pengembangan anggota remaja PMI dalam melaksanakan
kegiatan kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga
bencana
4) Anggota Karang Taruna merupakan anggota dari wadah
pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk
masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan
atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang
kesejahteraan sosial
5) Pemuda Mesjid, Gereja atau kelompok pemuda keagamaan
lainnya merupakan perkumpulan pemuda masjid, gereja atau
kelompok pemuda keagamaan lainnya yang melakukan aktivitas
sosial dan ibadah di lingkungan tempat ibadah keagamaan.
6) Kader Jumantik Anak Sekolah / Jumantik Cilik adalah anak
sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan menengah
yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik
(Jumantik) disekolahnya.
10

Manfaat Kader Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja membantu agar


Anak Usia Sekolah dan Remaja dapat :
1. Menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat.
2. Menjadi promotor / penggerak dan motivator dalam upaya
meningkatkan kesehatan diri sendiri, teman-teman dan lingkungan
sekitar.
3. Membantu teman, guru, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan kesehatan termasuk melakukan rujukan
ke pelayanan kesehatan.
3. Peran dan fungsi kader kesehatan
Kader Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja bertugas membantu
dalam upaya-upaya peningkatan kesehatan terutama upaya pencegahan
penyakit dan promosi kesehatan, yang meliputi antara lain:
a) Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
b) Menyebarluaskan informasi kesehatan kepada teman sebaya di
lingkungannya.
c) Peduli terhadap masalah kesehatan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan tempat tinggalnya.
d) Mengawasi kebersihan lingkungannya.
e) Mengingatkan teman sebaya di lingkungannya agar
melaksanakan PHBS.
f) Membantu petugas kesehatan dalam melakukan penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala.
g) Membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan teman sebayanya.
h) Membantu memfasilitasi teman sebayanya dalam rujukan kesehatan
dasar bila diperlukan.
11

B. Posyandu Remaja
1. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memperdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan anak.
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk
remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
2. Tujuan
a) Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja
b) Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
c) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja
d) Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan Napza
e) Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
f) Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
g) Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM)
h) Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
12

3. Manfaat Kegiatan Posyandu Remaja


a) Bagi Remaja
1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:
kesehatan reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik,
pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), pencegahan
kekerasan pada remaja
2) Mempersiapkan remaja untuk memiliki ketrampilan Hidup sehat
melalui PKHS
3) Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
b) Petugas Kesehatan
1) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat
terutama remaja
2) Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan
spesifik sesuai dengan keluhan yang dialaminya
c) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya
Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tugas, pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
d) Keluarga dan Masyarakat
1) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
2) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan hidup sehat
Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang
memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
13

4. Fungsi Posyandu Remaja


a) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
keterampilan hidup sehat remaja
b) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang
mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Pendidikan
Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan
Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada
remaja.
c) Sebagai surveilans dan pemantauan kesehatan remaja di wilayah sekitar
5. Sasaran
a) Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja:
Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak
memandang status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja dengan
disabilitas.
b) Sasaran Petunjuk Pelaksanaan:
1) Petugas kesehatan
2) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya
3) Pengelola program remaja
4) Keluarga dan masyarakat
5) Kader Kesehatan Remaja
6. Langkah-langkah pada Pelaksanaan Posyandu Remaja
Posyandu Remaja diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader
Posyandu Remaja dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor
terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu Remaja minimal jumlah
kader adalah 5 (lima) orang untuk memenuhi 5 langkah kegiatan yang
diselenggarakan. Langkah- langkah yang dilaksanakan pada posyandu
remaja adalah sebagai berikut.
14

Langkah Kegiatan Pelaksana


Pertama Pendaftaran Kader
1. Pengisian daftar hadir
2. Untuk kunjungan pertama kali, remaja mengisi
formulir data diri dan pengisian form atau
kuesioner kecerdasan majemuk (form
terlampir)
Kedua Pengukuran Kader
1. Penimbangan Berat Badan (BB)
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
3. Pengukuran Tekanan darah (TD) dan
4. Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Lingkar Perut
5. Pengecekan anemia untuk remaja putri secara
klinis, apabila ada tanda klinis anemia dirujuk
ke fasilitas kesehatan.
Ketiga Pencatatan Kader
Kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke
dalam buku register dan Buku Pemantauan
Kesehatan remaja
Keempat Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan Kader
diberikan sesuai dengan permasalahan antara lain: atau kader
1. Konseling sesuai permasalahan yang dialami bersama
remaja, dapat menggunakan anamnesis petugas
HEEADSSS kesehatan
2. Pemberian tablet tambah darah atau Vitamin
3. Memberikan konseling atau menjelaskan hasil
pengisian kuesioner kecerdasan majemuk
4. Merujuk remaja ke fasilitas kesehatan jika
diperlukan
Kelima KIE Kader
Kegiatan dilakukan secara bersama-sama seperti:
1. Kegiatan penyuluhan, pemutaran film, bedah
buku, dll
2. Pengembangan keterampilan (soft skill)
seperti Ketrampilan membuat kerajinan
tangan, ketrampilan berwirausaha dan lain
sebagainya.
3. Senam atau peregangan
15

7. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu Remaja dilaksanakan sekali setiap bulan. Hari dan
waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila
memungkinkan, kegiatan Posyandu Remaja dapat diintegrasikan
dengan penyelenggaraan posbindu, PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera), pertemuan karang taruna, atau kegiatan remaja lainnya.
8. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraaan Posyandu Remaja sebaiknya berada
pada tempat yang mudah dijangkau oleh remaja. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman
rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, tempat Karang
Taruna atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
masyarakat. Selain itu, dapat juga dilakukan di tempat di mana remaja
biasa berkumpul.
9. Sarana dan Prasarana
Sarana yang diperlukan untuk kegiatan Posyandu Remaja adalah
gedung sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, seperti gedung kelurahan,
RW ataupun tempat lain yang layak.
Prasarana yang diperlukan antara lain adalah :
a) Timbangan BB
b) Microtoise
c) Alat ukur LILA / pita LILA
d) Alat ukur lingkar perut / meteran
e) Alat ukur tekanan darah
f) Buku register Posyandu Remaja
g) Buku Rapor Kesehatanku / Buku Pemantauan Kesehatan Remaja
h) Media KIE (cetak dan elektronik)
i) Set PKPR
10. Pencatatan dan Pelaporan
a) Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
dilaksanakan. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan :
Format baku sesuai dengan program kesehatan, Sistem Informasi
Posyandu (SIP) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM) yakni:
1) Register data remaja yang terdaftar di Posyandu Remaja
2) Buku pemantauan kesehatan remaja
3) Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh
Posyandu Remaja
4) Buku catatan konseling
5) Buku pengelolaan keuangan
6) Buku inventaris sarana dan media KIE
7) dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan
Posyandu Remaja yang bersangkutan.
b) Pelaporan
Pelaporan kegiatan Posyandu Remaja dilaporkan ke Desa dan
Pengelola Program Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Puskesmas
(terintegrasi dengan catatan pelaporan kesehatan remaja).
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui
panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
inderanya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wijayanti, 2009).
2. Tingkat Pengetahuan
Enam tingkat pengetahuan menurut Mubarak, dkk (2009), yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara luas.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Diharapkan
dengan pengetahuan ibu hamil yang baik maka ibu dapat memberikan
tindakan yang positif khususnya dalam pemenuhan gizi ibu hamil.
Menurut Arikunto (2010), tingkatan pengetahuan dikategorikan
berdasarkan nilai sebagai berikut:
1) Pengetahuan baik: mempunyai nilai pengetahuan > 75%
2) Pengetahuan cukup: mempunyai nilai pengetahuan 60%-75%
3) Pengetahuan kurang: mempunyai nilai pengetahuan < 60%
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain yaitu:
a) Faktor pendidikan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka aan semakin
mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang
berkaitan dengan pengetahuan.
Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang
disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan
sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk
pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan
pengetahuan dan teknologi.
b) Faktor pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses
mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek.
c) Faktor pengalaman
Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan
semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menyatakan tantang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden.
d) Keyakinan
Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat
secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu,
keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
e) Sosial budaya
Kebudayaan berserta kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
Menurut Rahayu (2010), terdapat 8 hal yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan bahwa sebuah visi
pendidikan yaitu untuk mencerdaskan manusia.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang
pernah dialami oleh seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
4) Usia
Umur seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan
pada aspek fisik psikologis, dan kejiwaan.Dalam aspek
psikologis taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
5) Kebudayaan
Kebudayaan tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya
cara berfikir dan perilaku kita
6) Minat
Minat merupakan suatu bentuk keinginan dan ketertarikan
terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
7) Paparan informasi
RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu
teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan,
manipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan
informasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan
melalui media elektronik maupun cetak.
8) Media
Contoh media yang didesain secara khusus untuk mencapai
masyarakat luas seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet.

D. Evidance Based mengenai Pelatihan kader


1. Pengaruh Pelatihan Kader Terhadap Kemampuan Melakukan Pengelolaan
Posyandu di Desa Srihardono Pundong Bantul Yogyakarta oleh Suryani dan
Yuli tahun 2013
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa rata-rata
kemampuan kader dalam melakukan pengelolaan Posyandu sebelum
pelatihan adalah 5,28 masuk kategori kurang baik dalam pengelolaan
Posyandu dan setelah diberikan pelatihan menjadi 8,29 dan masuk kategori
baik. Hasil uji beda paired t test antara sebelum dengan sesudah pelatihan
kader menunjukan adanya pengaruh dengan nilai p kemampuan kader 0,000
(p<0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan dari adanya pelatihan kader
terhadap kemampuan melakukan pengelolaan Posyandu di DesaSrihardono
Pundong Bantul Yogyakarta.
2. Pengaruh Pelatihan Kader tentang Posyandu terhadap Kemampuan
Pengelolaan Posyandu di Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih Kulon
Progo oleh Punomo tahun 2014
Hasil saat pretest kemampuan pengelolaan posyandu dalam kategori
cukup sebanyak 6 orang (31,6%) dan sebanyak 13 orang (68,4%) masuk
dalam kategori baik. Setelah dilakukan posttest terhadap kemampuan
pengelolaan posyandu didapatkan sebanyak 1 orang (5,3%) masuk dalam
kategori cukup dan sebanyak 18 orang (94,7%) masuk dalam kategori baik.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan kader tentang
posyandu terhadap kemampuan pengelolaan posyandu di Desa Sendangsari
Pengasih Kulon Progo.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Ngargoyoso adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah. Ngargoyoso terdiri atas 9 desa yaitu Desa Kemuning, Puntukrejo,
Dukuh, Berjo, Girimulyo, Jatirejo, Nglegok, Ngargoyoso dan Segorogunung.
1. Sasaran : Remaja
2. Kecamatan: Ngargoyoso
3. Jumlah : 4.303

4. Karakteristik Remaja :
a. Umur
Tabel 3. 1 Karakteristik umur Remaja
Umur Jumlah Presentase (%)
10-14 2154 50,05
15-19 2149 49,94
Total 100
Berdasarkan tabel 3.1 paling remaja berusia 10-14 tahun sejumlah
2154 orang (50,05%) sedangkan remaja yang berusia 15-19 tahun
sejumlah 2148 (49,94%).

b. Jenis Kelamin
Tabel 3.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
Perempuan 2135 49,61
Laki-Laki 2168 50,38
Total 100
Berdasarkan table 3.2 remaja laki-laki lebih banyak daripada
remaja perempuan yaitu 50,38% remaja laki-laki dan 49,61% remaja
perempuan.
B. METODE
1. Persiapan
a. Konfirmasi kepada bidan yang bertanggungjawab terhadap desa yaitu
Bidan desa
b. Konfirmasi Kepala dusun untuk mengadakan kegiatan pelatihan Remaja
untuk menjadi Kader Remaja
c. Membuat undangan berjumlah 9 per desa untuk mengirimkan 2 orang
Remaja
d. Menyiapkan instrument berupa berita acara, notulen, absensi, Satuan
Acara Penyuluhan (SAP), booklet dan pretest-posttest serta materi.
e. Menyebarkan undangan kepada Kepala Desa
2. Pelaksanaan
a. Pelatihan dilaksanakan pada hari Senin-Selasa tanggal 25-26 Januari
2021 di Aula Puskesmas Ngargoyoso jam 08.00-11.00 WIB.
b. Pelatihan diikuti oleh 17 orang remaja yang hadir dari 18 remaja yang
diundang.
c. Dilakukan pretest sebelum penyampaian materi kepada remaja.
d. Materi pelatihan Remaja ini meliputi :
1) Penyampaian tentang pengertian, tujuan, manfaat serta kegiatan
utama dan tambahan pada posyandu remaja.
2) Penyampaian materi tentang peran dan tanggung jawab kader serta
pencatatan dan pelaporan posyandu remaja.
3) Penyampaian materi tentang mekanisme posyandu remaja serta
sistem 5 meja posyandu.
e. Kemudian dilakukan role play tentang pelaksanaan posyandu remaja
f. Evaluasi terhadap role play posyandu remaja
g. Kemudian memberikan booklet kepada remaja agar dapat digunakan jika
nanti memberikan konseling/penyuluhan kepada remaja di desa masing-
masing.

3. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi terhadap pelatihan remaja yang sudah dilakukan
dengan role play.
b. Evaluasi keseluruhan dilakukan dengan Posttest
C. HASIL
Hasil dari pelatihan remaja tersebut dapat dilihat dari perbandingan
nilai antara pretest atau test sebelum diberikan pelatihan dan posttest yang
dilakukan setelah diberikan pelatihan menjadi kader. Sebelum dilakukan
pelatihan rata-rata nilai dari remaja yaitu 56,70, kemudian setelah dilakukan
pelatihan berupa pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja
dan diberikan role play maka rata-rata nilai kader menjadi 75,29 terjadi
kenaikan nilai rata-rata antara pretest dan posttest.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KOMUNITAS


1. Letak Geografis Puskesmas Ngargoyoso
Kecamatan : Ngargoyoso
Kabupaten : Karanganyar
Provinsi : Jawa tengah
Luas wilayah : 13.435.635 m2
Pustu :1
Rumah bersalin : 1
PKD :5
Desa Binaan : Desa Kemiri
Desa Nangsri
Desa Macanan
Desa Kebak
Desa Waru
Kepala Keluarga : 8752
Kader Posyandu : 215
Batas Wilayah :
Sebelah Timur : Kecamatan tasikmadu
Sebelah Selatan : Kecamatan Jaten
Sebelah Barat : Kecamatan Gondangrejo
Sebelah Utara : Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
B. ANALISA MASALAH
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain
: usia, pendidikan, pekerjaan dan paparan informasi.

Pendidikan
Usia

Pengajaran
Daya tangkap dan Pendidikan
dan Pola pikir
Pengetahuan
Formal non formal
Akses infomasi dan Memberikan pengetahuan
pengalaman jangka pendek

Pekerjaan
Paparan informasi

1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan
semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang
berkaitan dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan
merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Rahayu, 2010). Dalam hal pendidikan, kader
posyandu remaja Dusun Jengglong sudah berpendidikan perguruan tinggi
sehingga mudah untuk menerima informasi. Namun selama ini pelaksanaan
kegiatan belum sesuai seperti yang diharapkan.
2. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikrr dan daya tangkap
seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak
(Notoadmodjo, 2010). Kader posyandu remaja Dusun Jengglong berumur
sekitar 15-25 tahun.
3. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses
mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek (Notoadmodjo,
2010). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung (Rahayu, 2010). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan. Kader posyandu
remaja di Dusun Jengglong kebanyakan bekerja di kesehatan swasta sebagai
perawat, rekam medis, bidan, namun juga ada yang masih sekolah.
4. Paparan informasi
RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan, manipulasi,
mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan
maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan melalui media
elektronik maupun cetak. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek,
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.
C. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan analisa masalah berdasarkan pendidikan, uisa, pekerjaan
dan paparan informasi diatas maka dilakukan Pelatihan Kader Posyandu
Remaja untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai pentingnya
posyandu bagi remaja dan mekanisme posyandu remaja sesuai dengan
Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Posyandu Remaja oleh Kemenkes RI
(2018).
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi
remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat
remaja (Kemenkes RI, 2018)
Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang
dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman
sebaya, keluarga, serta masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kader dan
penanggungjawab posyandu remaja, dalam melaksanakan kegiatan posyandu
remaja masih kurang, hal ini dilihat dari pelaksanaan kegiatan posyandu yang
monoton. Selama ini kader posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan
saja, bukan pengelola posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan
posyandu melainkan juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya karena
merekalah yang memahami kondisi kebutuhan masyarakat temasuk remaja
didaerah tersebut.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka diadakan Pelatihan Kader
Posyandu Remaja untuk menyamakan persepsi dan peningkatan pemahaman
mengenai posyandu remaja.
Hal ini sesuai dengan jurnal berjudul “Pengaruh Pelatihan Kader
Terhadap Kemampuan Melakukan Pengelolaan Posyandu di Desa Srihardono
Pundong Bantul Yogyakarta” oleh Suryani dan Yuli tahun 2013 dengan hasil
rata-rata kemampuan kader dalam melakukan pengelolaan Posyandu sebelum
pelatihan adalah 5,28 masuk kategori kurang baik dalam pengelolaan
Posyandu dan setelah diberikan pelatihan menjadi 8,29 dan masuk kategori
baik. Hasil uji beda paired t test antara sebelum dengan sesudah pelatihan
kader menunjukan adanya pengaruh dengan nilai p kemampuan kader 0,000
(p<0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan dari adanya pelatihan kader
terhadap kemampuan melakukan pengelolaan Posyandu di DesaSrihardono
Pundong Bantul Yogyakarta.
Penelitian yang mendukung adalah penelitian dari Purnomo (2014)
dengan judul “Pengaruh Pelatihan Kader tentang Posyandu terhadap
Kemampuan Pengelolaan Posyandu di Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih
Kulon Progo” menunjukan hasil saat pretest kemampuan pengelolaan
posyandu dalam kategori cukup sebanyak 6 orang (31,6%) dan sebanyak 13
orang (68,4%) masuk dalam kategori baik. Setelah dilakukan posttest terhadap
kemampuan pengelolaan posyandu didapatkan sebanyak 1 orang (5,3%)
masuk dalam kategori cukup dan sebanyak 18 orang (94,7%) masuk dalam
kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan kader
tentang posyandu terhadap kemampuan pengelolaan posyandu di Desa
Sendangsari Pengasih Kulon Progo.
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah kader yang hadir
dalam pelatihan ini sudah memahami mengenai posyandu remaja dan
perannya, dilakukan pretest dan posttest dengan hasil sebelum dilakukan
pelatihan rata-rata nilai dari kader yaitu 7,625, kemudian setelah dilakukan
pelatihan berupa pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja
dan diberikan role play maka rata-rata nilai kader menjadi 8,250, terjadi
kenaikan nilai rata-rata antara pretest dan posttest.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja (Kemenkes
RI, 2018). Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang
dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut melaksanakan
upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman sebaya, keluarga,
serta masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah kader yang hadir dalam
pelatihan ini sudah memahami mengenai posyandu remaja dan perannya,
dilakukan pretest dan posttest dengan hasil sebelum dilakukan pelatihan rata-rata
nilai dari kader yaitu 7,625, kemudian setelah dilakukan pelatihan berupa
pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja dan diberikan role
play maka rata-rata nilai kader menjadi 8,250, terjadi kenaikan nilai rata-rata
antara pretest dan posttest.
B. Saran
1. Bagi Kader kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan tentang
posyandu remaja. Dan diharapkan para kader dapat mengaplikasikan sesuai
panduan Kemenkes RI 2018.
2. Bagi pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan keilmuan serta sebagai bagian dari
pembelajaran kebidanan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai