BAPER
BINA PELATIHAN REMAJA :
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Remaja Siap Menjadi Kader
Posyandu Remaja
Disusun Oleh :
Nafa Tandryan P27224020399
Nopi Tri Rahmawati P27224020400
Nur Ilmi P27224020401
Nurlina Faradita P27224020402
Nurwestu Widad Yori P27224020403
Nuzunnia Anjanu Cahyanudin P27224020404
Primastutik Yulia Arum Sari P27224020406
Profesi Bidan Reguler B
Penyusun,
4
5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kader kesehatan yang berada di sekitar masyarakat wajib mempunyai
bekal tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap kesehatan yang terjadi di
kalangan masyarakat. Kader kesehatan merupakan sasaran yang tepat dalam
pelaksanaan program kesehatan karena dianggap sebagai tempat rujukan
pertama pelayanan kesehatan. Kader kesehatan dilatih dan berfungsi sebagai
monitor, pengingat dan pendukung untuk mempromosikan kesehatan (Wang et
al, 2012). Kader ini adalah kepanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas
Kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Kader dianggap sebagai
rujukan dalam penanganan berbagai masalah kesehatan (Trisnawati et al,
2008). Partisipasi dan keaktifan kader posyandu dipengaruhi oleh pengetahuan,
pekerjaan, tingkat pendapatan dan keikutsertaan dengan organisasi lain
(Suryatim, 2011).
Kader Kesehatan sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat
memegang peranan penting dalam kebenaran informasi yang diterima oleh
masyarakat sebagai modal dalam pembentukan perilakunya terutama di bidang
kesehatan, tidak hanya bekal pengetahuan dari kader kesehatan saja yang
dibutuhkan dalam keberhasilan suatu penyuluhan, tetapi juga keterampilan dari
kader kesehatan tersebut untuk menyampaikan informasi (Suliha et al, 2012).
Tugas dari kader kesehatan masyarakat adalah sebagai pemberi informasi dan
pelaku penyuluhan kepada masyarakat tentang informasi masalah kesehatan.
Kader kesehatan harus mempunyai bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk
menyampaikan informasi dalam penyuluhan (Sulastyawati. et al, 2010).
Dari 9 desa yang berada dibawah binaan Puskesmas Ngargoyoso belum
ada desa yang mempunyai Posyandu Remaja, dalam pembinaan remaja selama
ini seperti di Desa Berjo dan Desa Kemuning, pembinaan Remaja diikutkan
dalam kegiatan Karang Taruna. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kader Remaja
1. Pengertian
Pengertian kader yang terdapat pada Permenkes No. 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak adalah setiap orang yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah- masalah kesehatan
perorangan atau masyarakat serta bekerja di tempat tempat yang berkaitan
dengan pemberian pelayanan kesehatan dalam hubungan yang amat dekat
dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan.
2. Kader kesehatan usia sekolah dan remaja
Kader Kesehatan Remaja adalah remaja yang dipilih / secara
sukarela mengajukan diri untuk ikut melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, serta masyarakat. Yang
termasuk dalam Kader Kesehatan Remaja umumnya disingkat KKR.
antara lain: Konselor sebaya, Dokter Kecil, Pendidik Sebaya (Peer
Educator), Anggota Saka Bhakti Husada, Anggota PMR, Anggota Karang
Taruna, Kader Posyandu Remaja, Remaja Mesjid, Pemuda Gereja, dan
Kader Jumantik Cilik.
a) Dokter kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah
terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya
b) Konselor Sebaya adalah pendidik sebaya yang secara fungsional
mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi untuk memberikan
konseling bagi kelompok remaja sebayanya.
c) Pendidik Sebaya (Peer Educator) adalah remaja yang terlatih secara
fungsional mempunyai komitmen dan motivasi yang tinggi, sebagai
nara sumber bagi kelompok remaja sebayanya.
9
B. Posyandu Remaja
1. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memperdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan anak.
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk
remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
2. Tujuan
a) Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja
b) Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
c) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja
d) Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan Napza
e) Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
f) Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
g) Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM)
h) Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
12
7. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu Remaja dilaksanakan sekali setiap bulan. Hari dan
waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila
memungkinkan, kegiatan Posyandu Remaja dapat diintegrasikan
dengan penyelenggaraan posbindu, PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera), pertemuan karang taruna, atau kegiatan remaja lainnya.
8. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraaan Posyandu Remaja sebaiknya berada
pada tempat yang mudah dijangkau oleh remaja. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman
rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, tempat Karang
Taruna atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
masyarakat. Selain itu, dapat juga dilakukan di tempat di mana remaja
biasa berkumpul.
9. Sarana dan Prasarana
Sarana yang diperlukan untuk kegiatan Posyandu Remaja adalah
gedung sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, seperti gedung kelurahan,
RW ataupun tempat lain yang layak.
Prasarana yang diperlukan antara lain adalah :
a) Timbangan BB
b) Microtoise
c) Alat ukur LILA / pita LILA
d) Alat ukur lingkar perut / meteran
e) Alat ukur tekanan darah
f) Buku register Posyandu Remaja
g) Buku Rapor Kesehatanku / Buku Pemantauan Kesehatan Remaja
h) Media KIE (cetak dan elektronik)
i) Set PKPR
10. Pencatatan dan Pelaporan
a) Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan
dilaksanakan. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan :
Format baku sesuai dengan program kesehatan, Sistem Informasi
Posyandu (SIP) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM) yakni:
1) Register data remaja yang terdaftar di Posyandu Remaja
2) Buku pemantauan kesehatan remaja
3) Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh
Posyandu Remaja
4) Buku catatan konseling
5) Buku pengelolaan keuangan
6) Buku inventaris sarana dan media KIE
7) dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan
Posyandu Remaja yang bersangkutan.
b) Pelaporan
Pelaporan kegiatan Posyandu Remaja dilaporkan ke Desa dan
Pengelola Program Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Puskesmas
(terintegrasi dengan catatan pelaporan kesehatan remaja).
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behaviour) (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui
panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
inderanya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wijayanti, 2009).
2. Tingkat Pengetahuan
Enam tingkat pengetahuan menurut Mubarak, dkk (2009), yaitu:
a. Tahu (know)
A. PENGKAJIAN
Ngargoyoso adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah. Ngargoyoso terdiri atas 9 desa yaitu Desa Kemuning, Puntukrejo,
Dukuh, Berjo, Girimulyo, Jatirejo, Nglegok, Ngargoyoso dan Segorogunung.
1. Sasaran : Remaja
2. Kecamatan: Ngargoyoso
3. Jumlah : 4.303
4. Karakteristik Remaja :
a. Umur
Tabel 3. 1 Karakteristik umur Remaja
Umur Jumlah Presentase (%)
10-14 2154 50,05
15-19 2149 49,94
Total 100
Berdasarkan tabel 3.1 paling remaja berusia 10-14 tahun sejumlah
2154 orang (50,05%) sedangkan remaja yang berusia 15-19 tahun
sejumlah 2148 (49,94%).
b. Jenis Kelamin
Tabel 3.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
Perempuan 2135 49,61
Laki-Laki 2168 50,38
Total 100
Berdasarkan table 3.2 remaja laki-laki lebih banyak daripada
remaja perempuan yaitu 50,38% remaja laki-laki dan 49,61% remaja
perempuan.
B. METODE
1. Persiapan
a. Konfirmasi kepada bidan yang bertanggungjawab terhadap desa yaitu
Bidan desa
b. Konfirmasi Kepala dusun untuk mengadakan kegiatan pelatihan Remaja
untuk menjadi Kader Remaja
c. Membuat undangan berjumlah 9 per desa untuk mengirimkan 2 orang
Remaja
d. Menyiapkan instrument berupa berita acara, notulen, absensi, Satuan
Acara Penyuluhan (SAP), booklet dan pretest-posttest serta materi.
e. Menyebarkan undangan kepada Kepala Desa
2. Pelaksanaan
a. Pelatihan dilaksanakan pada hari Senin-Selasa tanggal 25-26 Januari
2021 di Aula Puskesmas Ngargoyoso jam 08.00-11.00 WIB.
b. Pelatihan diikuti oleh 17 orang remaja yang hadir dari 18 remaja yang
diundang.
c. Dilakukan pretest sebelum penyampaian materi kepada remaja.
d. Materi pelatihan Remaja ini meliputi :
1) Penyampaian tentang pengertian, tujuan, manfaat serta kegiatan
utama dan tambahan pada posyandu remaja.
2) Penyampaian materi tentang peran dan tanggung jawab kader serta
pencatatan dan pelaporan posyandu remaja.
3) Penyampaian materi tentang mekanisme posyandu remaja serta
sistem 5 meja posyandu.
e. Kemudian dilakukan role play tentang pelaksanaan posyandu remaja
f. Evaluasi terhadap role play posyandu remaja
g. Kemudian memberikan booklet kepada remaja agar dapat digunakan jika
nanti memberikan konseling/penyuluhan kepada remaja di desa masing-
masing.
3. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi terhadap pelatihan remaja yang sudah dilakukan
dengan role play.
b. Evaluasi keseluruhan dilakukan dengan Posttest
C. HASIL
Hasil dari pelatihan remaja tersebut dapat dilihat dari perbandingan
nilai antara pretest atau test sebelum diberikan pelatihan dan posttest yang
dilakukan setelah diberikan pelatihan menjadi kader. Sebelum dilakukan
pelatihan rata-rata nilai dari remaja yaitu 56,70, kemudian setelah dilakukan
pelatihan berupa pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja
dan diberikan role play maka rata-rata nilai kader menjadi 75,29 terjadi
kenaikan nilai rata-rata antara pretest dan posttest.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pendidikan
Usia
Pengajaran
Daya tangkap dan Pendidikan
dan Pola pikir
Pengetahuan
Formal non formal
Akses infomasi dan Memberikan pengetahuan
pengalaman jangka pendek
Pekerjaan
Paparan informasi
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan
semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang
berkaitan dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Pendidikan
merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (Rahayu, 2010). Dalam hal pendidikan, kader
posyandu remaja Dusun Jengglong sudah berpendidikan perguruan tinggi
sehingga mudah untuk menerima informasi. Namun selama ini pelaksanaan
kegiatan belum sesuai seperti yang diharapkan.
2. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikrr dan daya tangkap
seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak
(Notoadmodjo, 2010). Kader posyandu remaja Dusun Jengglong berumur
sekitar 15-25 tahun.
3. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses
mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek (Notoadmodjo,
2010). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung (Rahayu, 2010). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan. Kader posyandu
remaja di Dusun Jengglong kebanyakan bekerja di kesehatan swasta sebagai
perawat, rekam medis, bidan, namun juga ada yang masih sekolah.
4. Paparan informasi
RUU teknologi informasi mengartikan informasi sebagai suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, dan menyimpan, manipulasi,
mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan
maksud dan tujuan tertentu yang bisa didapatkan melalui media
elektronik maupun cetak. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek,
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.
C. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan analisa masalah berdasarkan pendidikan, uisa, pekerjaan
dan paparan informasi diatas maka dilakukan Pelatihan Kader Posyandu
Remaja untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai pentingnya
posyandu bagi remaja dan mekanisme posyandu remaja sesuai dengan
Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Posyandu Remaja oleh Kemenkes RI
(2018).
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi
remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat
remaja (Kemenkes RI, 2018)
Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang
dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman
sebaya, keluarga, serta masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kader dan
penanggungjawab posyandu remaja, dalam melaksanakan kegiatan posyandu
remaja masih kurang, hal ini dilihat dari pelaksanaan kegiatan posyandu yang
monoton. Selama ini kader posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan
saja, bukan pengelola posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan
posyandu melainkan juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya karena
merekalah yang memahami kondisi kebutuhan masyarakat temasuk remaja
didaerah tersebut.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka diadakan Pelatihan Kader
Posyandu Remaja untuk menyamakan persepsi dan peningkatan pemahaman
mengenai posyandu remaja.
Hal ini sesuai dengan jurnal berjudul “Pengaruh Pelatihan Kader
Terhadap Kemampuan Melakukan Pengelolaan Posyandu di Desa Srihardono
Pundong Bantul Yogyakarta” oleh Suryani dan Yuli tahun 2013 dengan hasil
rata-rata kemampuan kader dalam melakukan pengelolaan Posyandu sebelum
pelatihan adalah 5,28 masuk kategori kurang baik dalam pengelolaan
Posyandu dan setelah diberikan pelatihan menjadi 8,29 dan masuk kategori
baik. Hasil uji beda paired t test antara sebelum dengan sesudah pelatihan
kader menunjukan adanya pengaruh dengan nilai p kemampuan kader 0,000
(p<0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan dari adanya pelatihan kader
terhadap kemampuan melakukan pengelolaan Posyandu di DesaSrihardono
Pundong Bantul Yogyakarta.
Penelitian yang mendukung adalah penelitian dari Purnomo (2014)
dengan judul “Pengaruh Pelatihan Kader tentang Posyandu terhadap
Kemampuan Pengelolaan Posyandu di Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih
Kulon Progo” menunjukan hasil saat pretest kemampuan pengelolaan
posyandu dalam kategori cukup sebanyak 6 orang (31,6%) dan sebanyak 13
orang (68,4%) masuk dalam kategori baik. Setelah dilakukan posttest terhadap
kemampuan pengelolaan posyandu didapatkan sebanyak 1 orang (5,3%)
masuk dalam kategori cukup dan sebanyak 18 orang (94,7%) masuk dalam
kategori baik. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan kader
tentang posyandu terhadap kemampuan pengelolaan posyandu di Desa
Sendangsari Pengasih Kulon Progo.
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah kader yang hadir
dalam pelatihan ini sudah memahami mengenai posyandu remaja dan
perannya, dilakukan pretest dan posttest dengan hasil sebelum dilakukan
pelatihan rata-rata nilai dari kader yaitu 7,625, kemudian setelah dilakukan
pelatihan berupa pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja
dan diberikan role play maka rata-rata nilai kader menjadi 8,250, terjadi
kenaikan nilai rata-rata antara pretest dan posttest.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja (Kemenkes
RI, 2018). Kader Kesehatan Remaja yang dimaksud adalah remaja yang
dipilih/secara sukarela mengajukan diri dan dilatih untuk ikut melaksanakan
upaya pelayanan kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman sebaya, keluarga,
serta masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah kader yang hadir dalam
pelatihan ini sudah memahami mengenai posyandu remaja dan perannya,
dilakukan pretest dan posttest dengan hasil sebelum dilakukan pelatihan rata-rata
nilai dari kader yaitu 7,625, kemudian setelah dilakukan pelatihan berupa
pemberian materi mengenai pelaksanaan posyandu remaja dan diberikan role
play maka rata-rata nilai kader menjadi 8,250, terjadi kenaikan nilai rata-rata
antara pretest dan posttest.
B. Saran
1. Bagi Kader kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan tentang
posyandu remaja. Dan diharapkan para kader dapat mengaplikasikan sesuai
panduan Kemenkes RI 2018.
2. Bagi pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan keilmuan serta sebagai bagian dari
pembelajaran kebidanan komunitas.