SKRIPSI
Disusun Oleh :
JULIA EKAWATI
12.31.0046
BROADCASTING
( STIKOSA – AWS )
ABSTRAKSI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 7
1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 7
1.4 MANFAAT PENELITIAN ......................................................................... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 7
1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 7
1.5 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 8
1.5.1 Komunikasi Massa ............................................................................... 8
1.5.2 Film....................................................................................................... 10
1.5.3 Film Sebagai Media Komunikasi Massa ............................................. 11
1.5.4 Kajian Media dan Budaya .................................................................... 14
1.5.5 Representasi .......................................................................................... 17
1.5.6 Feminisme ............................................................................................ 19
1.5.7 Semiotika .............................................................................................. 23
1.5.8 Semiotika Roland Barthes .................................................................... 24
1.6 KERANGKA BERFIKIR ............................................................................ 29
1.7 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 30
1.7.1 Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 30
1.7.2 Unit Analisis ......................................................................................... 30
1.7.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 30
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 31
1.7.5 Teknik Analisis dan Interpretasi Data .................................................. 31
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 97
4.2 Saran ............................................................................................................. 98
4.2.1 Kepada Para Pelaku Film Indonesia ........................................... 98
4.2.2 Kepada Penonton Film di Indonesia ........................................... 99
4.2.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ........................................... 99
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 100
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat berasal dari keyakinan bahwa isi seperti itu mempunyai efek
pengalaman mendapatkan tempat lebih dari aksi dan peristiwa. Satu aspek
media massa, baik media cetak, media elektronik, maupun berbagai bentuk
multimedia. Media massa sejauh ini menjadikan wanita sebagai obyek, baik
1
dalam media cenderung menggambarkan perempuan sebagai korban, pihak
yang lemah, tak berdaya, atau menjadi korban kriminalitas karena sikapnya
dominan. Karena itu, dalam bidang seni dan juga dalam teks film,
Siti merupakan salah satu film fiksi karya anak bangsa yaitu Eddie
2
penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2015, barulah film ini
ditayangkan di bioskop.
Film ini sangat menarik untuk diteliti, tidak seperti film lain yang
konvensional. Salah satu keunggulan dalam film ini adalah berjenis film
hidup seorang Siti. Sutradara dan produser juga membuat keputusan untuk
mengubah rasio gambar dari 16:9 menjadi 4:3. Hal tersebut mempunyai
Pesan yang disampaikan dalam film ini adalah supaya perempuan tegas
Film Siti ini terdapat juga unsur–unsur yang erat kaitannya dengan
pemaknaan dalam film tersebut sebagai pesan, dan efek atau timbal
balikknya adalah merubah cara berpikir dan perilaku para penonton dalam
jangka waktu yang lama (Effendy, 2002:208), dan pengaruh film yang dapat
yang ada dalam sebuah film, karena jika diamati lebih dalam, film
atau makna sebenarnya, yang kedua adalah konotatif atau makna bukan
3
pemaknaan konotatif yang terdapat di dalam film Siti, hal inilah yang
menjadi salah satu faktor bagi peneliti untuk menjadikan film Siti sebagai
feminisme dalam Film Siti. Siti terlihat sebagai sosok feminis yang gigih
karena perjuangan tokoh Siti yang begitu gigih membuat Film Siti kental
penelitian ini akan diambil scene by scene adegan dengan obyek pemeran
mengartikan benda, orang, kejadian yang nyata (real), dan dunia imajinasi
dari objek, orang, benda, dan kejadian yang tidak nyata (fictional) (Hall,
2003).
4
puisi, program televisi, film, teori-teori hingga komposisi musik (Anderson,
2006: 288). Representasi adalah sebuah istilah yang merujuk pada cara di
mana seseorang atau sesuatu dilukiskan dalam media. Sebagian besar dalam
perasaan dan kondisi diluar tanda–tanda itu sendiri (Littlejhon, 2009 : 53).
ekspresi dan konteks, atau relasi antara ekspresi dan isi. Teori ini mengkaji
tentang makna atau simbol dalam bahasa atau tanda yang dibagi menjadi
dua tingkatan signifikasi, yaitu tingkat denotasi dan tingkat konotasi serta
aspek lain dari penandaan yaitu mitos. Dalam buku Mithologies Barthes ada
mengangkat realitas serta peranan perempuan di Indonesia. Film Siti ini bisa
5
dibilang film yang mengandung sebuah teks yang tersusun atas tanda dan
lambang yang akan memperoleh suatu makna atau pesan yang ingin
disampaikan oleh sang sutradara, dengan pewarnaan film yang hitam putih
juga menjadi nilai yang lebih untuk film Siti. Pendekatan yang relevan pada
6
1.2 RUMUSAN MASALAH
feminisme dalam tokoh Siti yang terdapat dalam scene by scene adegan
moral yang kuat agar film itu berguna dalam proses edukasi
7
1.5 KAJIAN PUSTAKA
dilakukan melalui media komunikasi massa. Film saat ini tidak hanya
dimaknai sebagai karya seni, tetapi saat ini film lebih sebagai “praktik
singkat saja dan tidak dapat diukur, beberapa total jumlahnya. Bersifat
8
menyatukan khalayak yang heterogen ini adalah minat dan
lain sebagainya.
dari berbagai tempat di seluruh dunia. Sifat lain dari pesan melalui
seketika saja.
9
pesan-pesan yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil kerja
1.5.2 Film
pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi
10
Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang
yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan,
karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup.
Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu
11
massa, seperti alat propaganda, alat hiburan, dan alat –alat pendidikan.
Media film dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat
dalam cerita dan misi yang dibawa film tersebut, serta terangkum
dalam bentuk drama, action, komedi, dan horor. Jenis – jenis film
khalayak.
berperiode.
12
pendapat atau protesnya tentang sesuatu yang dianggap salah.
teater, seni rupa, seni suara, musik, dan arsitektur yang muncul
karya film.
kesehariannya, secara tidak sadar pengaruh film itu akan terbawa terus
13
Kekuatan dan kemampuan film menjangkau berbagai
budaya, atau yang dikenal dengan Media And Cultural Studies, pada
tulisan yang ada di Koran, televisi, film, video, radio, iklan, novel dan
diri kita dan lingkungan sekitar kita ternyata bervariasi dan berbeda
satu sama lain. Hall (1972) juga menyatakan bahwa sentral dari studi
media dan budaya adalah khalayak atau masyarakat yang selama ini
14
selama ini mendominasi media massa dan menentukan kehidupan
Barker (2012:7:10);
yang bermakna.
15
hubungan antara komponen dari formasi sosial. Konsep
beragam.
16
1.5.5 Representasi
kejadian yang nyata (real), dan dunia imajinasi dari objek, orang,
dari dua komponen penting, yakni konsep dalam pikiran dan bahasa.
17
Kedua komponen ini saling berkorelasi. Konsep dari sesuatu hal
18
Manusia mengkonstruksi makna dengan sangat tegas
1.5.6 Feminisme
“tuan”, orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling
besar.
19
Terdapat beberapa karakteristik kunci yang dapat
antara perempuan”.
20
oleh pelecehan, diskriminasi, ketidakberdayaan, dan dominasi oleh
dominan. Oleh karena itu, dalam bidang seni dan juga dalam teks film,
film dan video, bahwa media massa hanya merekonstruksi apa yang
21
feminisme ini merespon tekanan/dominasi terhadap perempuan
22
merepresentasikan keberadaan argumen feminisme Marxis dan
dan kapitalisme.
1.5.7 Semiotika
Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti
‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang
enterprise.
23
informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta
tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan
bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda
terdiri dari tiga elemen, yaitu sign (tanda), object (objek), dan
objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu
sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Teori segitiga makna yang
penelitian semiotika ini, yaitu gambar dan teks. Kedua unsur tersebut
24
(1973), Element of Semiology (1977), The Fashion System (1983),
kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja
situasinya.
25
lebat menimbulkan konotasi “keramat” karena dianggap sebagai
dua tahap. Pada tahap pertama, tanda dapat dilihat latar belakangnya
pada (1) penanda dan (2) petandanya. Tahap ini lebih melihat tanda
kedua, yakni menelaah tanda secara konotatif. Pada tahap ini konteks
26
budaya, misalnya, sudah ikut berperan dalam penelaahan tersebut.
tangkai tersebut. Jika tanda pada tahap I ini dijadikan pijakan untuk
masuk ke tahap II, maka secara konotatif dapat diberi makna bahwa
bunga mawar yang akan mekar itu merupakan hasrat cinta yang
Atas dasar ini, kita dapat sampai pada tanda (sign) yang lebih dalam
maknanya, bahwa hasrat cimta itu abadi seperti bunga yang tetap
27
semiotika Roland Barthes, peneliti akan menghadirkan konstruksi
pembuat film.
28
1.6 KERANGKA BERPIKIR
Film Indonesia
Film Siti
Feminisme
Analisis Semiotika
(Teori Roland Barthes)
Representasi Feminisme
Kesimpulan
29
1.7 METODOLOGI PENELITIAN
terdapat dalam film Siti. Juga dari dialog yang ada pada film
masalah.
ini.
30
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
misalnya foto, karya seni yang berupa gambar, patung, film, dan
lain-lain.
2. Observasi
31
Barthes. Teknik ini berguna untuk menunjukkan bagaimana
Capture Screen
Scene
32
BAB II
Sumber :http://jakcity.com/siti-tayang-di-bioskop-indonesia-28-januari-2016-
sitidibioskop_2251/
menghabiskan Rp150 juta untuk seluruh proses produksi film yang berdurasi
pengambilan gambar film ini tergolong cepat karena hanya dilakukan selama
33
sinematografi dengan adegan panjang tanpa putus yang bergerak mengikuti
sutradara dan produser juga membuat keputusan berani untuk mengubah rasio
gambar dari 16:9 menjadi 4:3 untuk "mendekatkan" kehidupan Siti dan
2.1.1 Siti
- Bintang Timur
- Haydar Saliz
- Ibnu Widodo
- Titi Dibyo
34
2.1.2 Sinopsis
dengan ibu mertuanya Darmi (Titi Dibyo), anak semata wayangnya Bagas
(Bintang Timur Widodo), dan suaminya Bagus (Ibnu Widodo). Keluarga Siti
berprofesi sebagai seorang nelayan miskin yang membeli perahu baru dengan
cara berhutang. Namun, nasib sial menimpa satu tahun lalu ketika perahu baru
Akibat kecelakaan itu, Siti dan Darmi beralih profesi sebagai penjual
karaoke Sarko (Agus Lemu Radia). Sementara itu, Bagus marah dan mogok
bicara dengan Siti karena ia menjadi pemandu karaoke, sementara Siti terpaksa
melakoni profesi malam itu demi melunasi hutang Bagus. Siti yang kesal
akhirnya ikut bersama dengan Sarko dan beberapa karyawan karaoke lainnya
bertemu dengan Gatot (Haydar Saliz), salah satu polisi tampan yang ikut
menjaga unjuk rasa. Siti dan Gatot mulai terlihat saling jatuh cinta dan terlibat
membujuk Siti untuk segera meninggalkan Bagus dan menikah dengan Gatot
35
Siti menjadi frustrasi ketika sang penagih hutang kembali datang pada
suatu pagi dan memberikan tenggat waktu 3 hari bagi Siti untuk melunasi
utang suaminya sebesar lima juta rupiah. Sementara itu, Bagas menjadi malas
belajar dan beberapa kali melawan perintah Siti. Secara bersamaan, Sarko
mengundang Siti untuk datang lagi ke tempat karaoke, karena Sarko sedang
itu agar tempat karaokenya dapat kembali dibuka. Siti dan teman-temannya
bertugas menjadi pramuria, menggoda para polisi, tidak terkecuali Gatot yang
hadir malam itu. Di ruang karaoke, Siti yang frustrasi berat merokok dan
minum bir hingga mabuk. Siti yang mulai tidak terkendali akhirnya mulai
mendekati Gatot.
manasi situasi agar Siti mau menerima pinangan Gatot. Siti yang terpojok
berciuman, namun tidak lama Gatot kebingungan karena Siti yang tiba-tiba
Siti yang mabuk berat hingga tidak mampu berdiri terpaksa pulang
sambil dipandu kedua temannya pada dini hari. Siti kemudian berjalan tertatih-
36
Mendengar hal itu, Bagus hanya mengucapkan "Pergi" dengan nada yang
berat. Mendengar hal itu, Siti marah dan film diakhiri dengan adegan Siti pergi
keluar rumah dan berjalan menuju pantai saat subuh, terus berjalan menuju
ombak lautan.
Siti adalah salah satu film karya anak bangsa yaitu Eddie Cahyono,
2.1.4 Penghargaan
2014
Film Festival
2015
37
Film Festival
2015
International
Film Festival
2015
Film Festival
201
Terbaik Purna
Cahyono
Terbaik Bausad
38
2.1.5 Scene ObjekPenelitian
Scene 1
Kodewaktu(00:02:55 – 00:03:03)
Scene 2
Kode Waktu (00:06:05 – 00:06:18)
Scene 3
Kode Waktu (00:09:30– 00:10:00)
Scene 4
Kode Waktu (00:13:47 – 00:13:52)
Scene 5
Kode Waktu (00:14:33 – 00:15:27)
Scene 6
Kode Waktu (00:20:44– 00:22:10)
Scene 7
Kode Waktu (00:23:38 – 00:23:50)
Scene 8
Kode Waktu (00:27:33 – 00:27:55)
39
Scene 9
Kode Waktu (00:32:52– 00:33:00)
Scene 10
Kode Waktu (00:34:06 – 00:34:10)
Scene 11
Kode Waktu (00:34:56 – 00:35:11)
Scene 12
Kode Waktu (00:42:36 – 00:42:55)
Scene 13
Kode Waktu (00:4:08 – 00:43:41)
Scene 14
Kode Waktu (00:53:35 – 00:54:45)
Scene 15
Kode Waktu (01:01:27 – 01:03:13)
Scene 16
Kode Waktu (01:03:58 – 01:04:54)
40
Scene 17
Kode Waktu (01:05:13 – 01:05:32)
Scene 18
Kode Waktu (01:06:28 – 01:06:48)
Scene 19
Kode Waktu (01:07:45 – 01:08:06)
Scene 20
Kode Waktu (01:09:59 – 01:10:48)
Scene 21
Kode Waktu (01:11:32– 01:11:34)
Scene 22
Kode Waktu (01:16:52 – 01:18:00)
41
BAB III
ANALISA DATA
menguji: simbol dalam scene, makna denotasi, makna konotasi dan mitos, sebagai
berikut:
42
Gambar 3.2 Polisi sedang memeriksa KTP Inem
SCENE
pihak kepolisian.
DIALOG:
43
-Sarko: Sarko pak
-Polisi: KTP ora nduwe .. warga Negara ngendi ora nduwe KTP!
kowe ora nduwe KTP? (polisi menunjuk orang di sebelah
Inem)
kowe yo ora nduwe KTP?
KTP ? (sambil membentak)
DENOTATIF
KONOTATIF
44
Kehidupan malam bagi Siti sudah menjadi hal yang biasa, bahkan
demi menutup kebutuhan sehari-hari, para wanita itu rela menjadi budak
MITOS
45
Gambar 3.5Siti menggendong Bagas
46
SCENE
DIALOG:
-Siti: Bagas! Bagas!
ayo tangi! ndang adus!ayooo! Ayo toh!
-Bagas: arghhh..
-Siti: gas?? ayok toh!
-Bagas : gah
-Siti: lha ngopo? (Bagas tidak menjawab)
ditakoni kok ora njawab.ayoo toh!
-Bagas : aku emoh sekolah.
-Siti: lha ngopo?ayoo toh!
-Bagas : neng sekolah onok setane.
-Siti: ket wingi kok ngomong setan terus.jare arep
dadi pilot. Dadi pilot yo ora oleh wedi setan!
dadi pilot yo kudu gelem sekolah.
-Bagas : aku emoh sekolah.
(Siti menggendong Bagas dan beranjak ke Sumur, untuk
memandikan Bagas)
-Simbok: wes gede kok njaluk gendhong gas!
(sambil tertawa)
DENOTATIF
KONOTATIF
47
Siti meyakinkan dan menenangkan Bagas untuk pergi ke sekolah,
karena dia ingin Bagas menjadi anak yang pemberani dan pintar supaya
MITOS
SCENE
DIALOG:
-Siti: mas aku wingi tuku seragam sekolah nggo Bagas.
Apik ora mas ?
48
(sambil menunjukkan seragam sekolah Bagas ke Bagus)
DENOTATIF
baru untuk Bagas. Siti menunjukkan baju baru Bagas kepada suaminya.
KONOTATIF
giat sekolah.
MITOS
jawab orangtua, dan menjadi hak seorang anak. Karena dengan barang-
49
Gambar 3.9Bagas berpamitan kepada Simbok sebelum berangkat sekolah
50
Gambar 3.12 Bagas tidak mau berpamitan kepada bapaknya
SCENE
DIALOG:
-Simbok: seng akeh lek maem Gas??
ben gelis gede, ben iso, ngewangi ibumu.
-Bagas: aku wes ngewangi kok. Ngewangi ngentekke maem.
51
neng gurune, manut.
DENOTATIF
sebelum berangkat sekolah dia selalu berpamitan kepada Simbok dan Siti.
Tetapi dia tidak mau berpamitan kepada bapaknya. Meskipun Siti sudah
KONOTATIF
52
pernah mengajak bermain ataupun mengobrol dengannya. Bagas merasa
MITOS
orang tua. Itu sudah menjadi suatu kebiasaan. Supaya kita mendapatkan
53
Gambar 3.15 Siti sedang mengobrol dengan Simbok
54
Gambar 3.17 Simbok menyarankan Siti untuk mencari pekerjaan lain
karena tidak mau dia keluar setiap malam untuk bekerja
SCENE
DIALOG:
55
-Siti: mambengi karaoke ne di grebek polisi.
DENOTATIF
KONOTATIF
MITOS
56
SCENE
DENOTATIF
KONOTATIF
MITOS
merawat suaminya. Istri harus selalu hati-hati, teliti, rajin, dan terampil
57
SCENE
DENOTATIF
cucian.
KONOTATIF
mau berbicara kepada istrinya. Siti sudah hilang kesabaran tetapi dia tidak
MITOS
58
Gambar 3.21 Simbok menceritakan masa kecil Bagus kepada Siti
SCENE
DIALOG:
-Simbok: Nuwun yo Ti?
-Siti: Aku seng matur nuwun mbok.
-Simbok: Duduk kuwi.
Matur nuwun kowe wes ngerawat anakku.
aku dadi kelingan jamane bagus isih cilik
kae.
Mbiyen ki seneng banget ngerewangi aku
dodol
DENOTATIF
59
KONOTATIF
dan malam demi menutup kebutuhan hidup dan untuk melunasi hutang
suaminya.
MITOS
mengurus suami, anak, dan mertuanya. Dia juga rela bekerja di tempat
hiburan malam, yang orang awam bisa menganggap Siti perempuan nakal.
SCENE
DIALOG:
-Siti : Asu..!Asuu…! Asuuuu….!
60
DENOTATIF
KONOTATIF
MITOS
sedikit beban pikiran. Dan membuat hati dan perasaan menjadi lebih lega.
Gambar 3.23 Siti dan Sri sedang mengobrol dan makan pisang
61
Gambar 3.24Sri sedang makan pisang pemberian Siti
SCENE
DIALOG:
-Siti: gelem ra ?
(Siti menawarkan pisang ke Sri)
-Sri: mas Gatot piye?
62
aku tak balek sek yo? Mengko ndak bojoku nesu.
ngerti dewe. Ngko nek iso kabari aku yo?
DENOTATIF
KONOTATIF
alat kelamin mas Gatot. Karena pisang identik dengan alat kelamin pria.
MITOS
ataupun tingkah lakunya tidak jauh dengan seks, dan mereka sudah
63
Gambar 3.26 Bagas dan Siti sedang menerbangkan layang-layang
SCENE
DIALOG:
-Bagas: ibuuu..!!
-Siti: opo?
-Bagas: sido ora buk?
64
DENOTATIF
berbicara kepada ibunya tidak usah mencari uang, bermain saja dengan
Bagas. Siti juga menunjukkan kalau dia sayang kepada anaknya, dia
KONOTATIF
bahagia dan tidak kesepian. Dan mengobati sedikit rasa rindu Bagas
terhadap bapaknya
MITOS
anaknya, dan rela berkorban demi anaknya, terlihat dalam adegan saat Siti
Gambar 3.27 Pak Sarko sedang mengobrol dengan Siti, Sri, dan Wati
65
Gambar 3.28 Pak Sarko menyuruh Siti untuk datang bekerja nanti malam
Gambar 3.29 Pak Sarko memberitahukan kepada Siti bahwa nanti malam
ada tamu spesial
66
Gambar 3.30 Wati sedang menggoda Siti
SCENE
DIALOG:
-Sarko: Siti, ojo lali kowe mengko teko yo! Mangkat, iki tamu
spesial Ti.
-Siti : nggeh pak..
-Wati : spesial nganggo ndog… hahahaa.
( Wati sambil menggoda Siti)
-Sri: ndog lanang…hahahaha.
67
DENOTATIF
datang bekerja, karena ada tamu spesial. Teman perempuan Siti yang
memakai kaos dan memakai jaket dengan rambut diikat terus menggoda
Siti.
KONOTATIF
terbiasa, dan mengidentikkan bahwa memang seperti itu etika para pekerja
malam.
MITOS
ucapan ataupun tingkah lakunya tidak jauh dengan lelucon tentang seks.
karena menurut mereka lelucon seperti itu lucu, dan membuat mereka bisa
tertawa.
68
Gambar 3.3 Siti, Sri, dan Wati sedang membicarakan kumis Gatot
Gambar 3.34 Wati membujuk Siti supaya meninggalkan Bagus dan hidup
bersama Gatot
69
Gambar 3.36 Sri membicarakan bahwa Gatot hanya belum mempunyai
seorang istri
Gambar 3.37 Wati berbicara seperti itu hanya ingin Siti dan Bagas
bahagia
SCENE
DIALOG:
70
-Wati: lek aku dadi kowe loh yo Ti. Tak sikat wae. Kowe ra kesel
po karo bojomu?
-Siti: yo kesel!
-Wati: lha gene!jare kuwi loh yo mas Gatot neng Mbantul wes
nduwe omah dewe, motor yo ono, kurang opo jal ?
-Sri: kurang bojo!
-Siti: kurang ajar!
-Wati: uwes to! Iki demi kowe toh Ti, demi anakmu Bagas.
-Sri: alahh Sit, ora usah dirungokne Sit.
-Wati: ho.oh Ti, ben mas Gatot karo aku.hehehe
KONOTATIF
Mereka meledek Siti bahwa Gatot itu tampan dan memiliki kumis
yang membuat geli-geli basah. Geli-geli basah mempunyai arti bahwa bisa
MITOS
71
14. Kode Waktu (00:53:35 – 00:54:45)
SCENE
DENOTATIF
tempat karaoke.
72
KONOTATIF
sederhana dan tanpa riasan, tetapi saat bekerja malam dia berbeda dengan
MITOS
kurang baik oleh sebagian masyarakat, dan biasanya mereka dijauhi atau
dikucilkan.
gvghj
Gambar 3.40 Siti sedang merokok dan menikmati alunan lagu dangdut
73
Gambar 3.41Gatot memegang tangan Siti
74
Gambar 3.43Gatot sedang memandangi Siti dengan penuh nafsu
SCENE
DIALOG:
-Siti: apik!
75
(lalu Gatot memegang tangan Siti)
-Siti: Nakal!
DENOTATIF
yang sedang asik merokok tidak mempedulikan Gatot dan tetap menikmati
alunan musik.
KONOTATIF
Siti wanita yang mudah jatuh hati kepada laki-laki, terbukti dia
MITOS
sekitar tempat tinggalnya baik maka individu juga bisa menjadi lebih baik,
bekerja, dia menjadi seorang perokok dan peminum, bahkan yang lebih
76
16. Kode Waktu (01:03:58 – 01:04:54)
77
Gambar 3.47 Siti meminta minuman yang dibuat Sarko
78
Gambar 3.50 Siti memberikan jempol kepada Sarko karena minumannya
enak
SCENE
DIALOG:
-Sarko: kowe Ti?
(Siti menyalakan rokok)
-Siti: opo kuwi pak ?
-Sarko: iki seng marai methit kae loh Ti!(sambil tertawa)
urip pisan lak mek mampir ngombe toh Ti!
we ki nopo toh Ti ?
-Siti: orapopo .. njaluk pak!
-Sarko: iyo yo yo…
nyohh (Sarko memberikan minuman kepada siti, tetapi
minta diisi penuh)
-Siti: maneh
-Sarko: oh.. iyo!(sambil tertawa)
nyohh..(Siti meminumnya)
piye ?
79
-Siti: sip!!
-Sarko: hahahaaa…
jelas gaweane pakde Sarko!
DENOTATIF
yang sedang sedih, ingin mencoba minuman yang dibuat oleh Sarko.
KONOTATIF
MITOS
menjadi sebuah kebiasaan bagi Siti. Bahkan dirumah pun dia tidak
80
Gambar 3.52 Sarko menjelaskan kepada Siti bahwa dia tidak mempunyai
uang
Gambar 3.53 Sarko menyuruh Siti untuk melayani para tamu supaya
mendapatkan uang
81
Gambar 3.54 Siti mengobrol dengan Sarko masalah keuangan
SCENE
DIALOG:
Sarko: lohh we iki jane keno opo to Ti?
-Siti: aku oleh nyilih duit ra pak ?
-Sarko: ahh!Siti..Siti.. lha kowe iki lak yo ngerti toh Ti, lek bisnis
karaoke ne awakdewe iki lagi macet!
hah! Tapi ngene Ti, kowe rasah kuwatir yo. Seng penting
tamu-tamune kae mok senengke.
mengko iso metu duit seng okeh loh! Yo?
hehee..
yowes, nek ngunu aku tak rono sek, we ngko nyusul, ning
ojo suwe-suwe, yo Ti yo!
DENOTATIF
82
KONOTATIF
dia bekerja siang dan malam tetapi masih belum bisa melunasi hutangnya.
MITOS
melunasi hutang, padahal dia juga sedang berhutang dan dia juga harus
83
Gambar 3.56 Gatot ingin hubungannya dengan Siti ke jenjang yang lebih
jauh karena mereka sudah lama menjalin hubungan
Gambar 3.58 Gatot menyuruh Siti meninggalkan Bagus karena atas dasar
keinginan Siti
84
SCENE
DENOTATIF
menikahi Siti.
KONOTATIF
Hubungan gelab yang terjalin antara Gatot dan Siti, membuat Gatot
MITOS
anak yang tidak bersalah. Dan jika orang tua bercerai Karena keegoisan
tersebut.
85
19. Kode Waktu (01:07:45 – 01:08:06)
Gambar 3.59 Gatot menunggu Siti didepan kamar mandi sambil merokok
SCENE
DIALOG:
(Gatot mengejar Siti sampai kamar mandi)
86
(sambil menunggu Siti didepan kamar mandi, Gatot
merokok)
(kemudian Gatot ditarik masuk kamar mandi dan mereka
berciuman)
DENOTATIF
toilet.
KONOTATIF
MITOS
87
Gambar 3.62 Siti meminjam uang untuk membayar hutang
SCENE
DIALOG:
-Gatot: kenopo to kowe iki, ono opo? cerito wae, onok opo?onok
masalah opo?
-Siti: nduwe duit sak yuto gak mas?
-Gatot: hah!!
88
-Siti: aku nyilih duit sak yuto, sesuk tak balekke.
DENOTATIF
KONOTATIF
dia bekerja siang dan malam tetapi masih belum bisa melunasi hutangnya.
MITOS
berdampak buruk.
89
21. Kode Waktu (01:11:32 –01:11:34)
Gambar 3.64 Siti dan Gatot sedang menikmati alunan musik dangdut
SCENE
DENOTATIF
KONOTATIF
menghilangkan stress.
MITOS
90
22. Kode Waktu (01:16:52 – 01:18:00)
Gambar 3.65 Siti sedang mabuk dia menceritakan kepada Bagus bahwa
dia sudah mendapatkan uang untuk membayar hutang
91
Gambar 3.67 Nama lelaki yang mencintai siti adalah Gatot
Gambar 3.69 Siti menanyakan apakah boleh dia menikah dengan Gatot
92
Gambar 3.70 Bagus marah dan menyuruh Siti pergi
Gambar 3.71 Siti menangis dan mengolok-olok Bagus dengan sebutan asu
SCENE
DIALOG:
(Siti yang sedang mabuk, berbicara dengan Bagus)
-Siti: mas, aku wes entuk duit mas. ngge mbayar kapal.aku wes
entuk mas, 5 yuto.
mas kowe ki kok ratau ngomong toh?
aku iki pengeeennn banget kerungu suaramu.
(Siti diam sejenak)
93
aku pengen pisah mas.
DENOTATIF
membayar hutang.
KONOTATIF
Siti mengatakan bahwa suaminya Asu, karena dia diusir dari rumah
MITOS
Orang yang sedang mabuk tanpa sadar mengucapkan apa yang ada
diajak berbicara atau tidak. Karena dia diluar kendali dirinya sendiri.
94
3.2 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Roland Barthes, maka dapat dilihat bahwa film ini kental akan nilai-nilai
feminisme.
bekerja pagi dan malam untuk melunasi hutang dan menghidupi keluarganya.
Pekerjaan itu terpaksa dia lakukan karena tidak ada pilihan lain, pendidikan
yang kurang membuatnya terjerumus dalam pekerjaan itu. Siti harus melayani
tamunya setiap malam, sampai pada akhirnya dia bertemu dengan lelaki yang
bekerja sebagai polisi, dia bernama Gatot. Hal tersebut menyiratkan bahwa
nakal.
meskipun Suaminya lumpuh dia tetap merawat dengan baik, menyuapi dan
memandikan Bagus sudah menjadi kegiatan rutin Siti, meskipun dia kesal
suaminya tidak mau berbicara lagi karena Siti bekerja sebagai pemandu
karaoke. Siti juga merupakan istri yang rajin, dia selalu membantu mertuanya
menjadi perokok aktif, meminum minuman keras. Siti juga tidak segan
95
tetap merokok didepannya. Begitu juga dengan gaya bicara Siti dan teman-
temannya yang vulgar, bercanda mereka selalu berhubungan dengan seks. Ini
itu.
Siti melakukan itu karena dia merasa kesal dengan suaminya yang tidak
melakukan itu atas dasar untuk kelanjutan hidup Siti dan Bagas kedepannya.
Gatot ingin menikahi Siti meskipun mengetahui Siti mempunyai suami. Siti
menjelaskan semua, akhirnya Siti diusir dari rumah oleh suaminya. Dalam hal
yang berselingkuh saja, tetapi orang yang diselingkuhi juga merasakan dampak
menjadi bagian dari properti belaka. Penganut Marxis percaya bahwa status
kaum perempuan akan berubah hanya melalui revolusi sosial dan penghapusan
bahwa dalam film ini Siti menentukan dia ingin bekerja sebagai pemandu
96
karaoke, dia juga menjadi seorang kepala keluarga karena dia menggantikan
peran suaminya yang tidak bisa bekerja, Siti juga mengurus suami dan anaknya
dengan baik Karena itu sebuah tanggung jawab seorang ibu kepada anaknya.
Dalam film ini, tokoh Siti diperankan sebagai wanita yang tangguh,
97
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Film ini sangat menarik untuk diteliti, tidak seperti film lain yang
yang rela bekerja pagi dan malam untuk melunasi hutang dan
perempuan nakal.
97
3. Film Siti juga merepresentasikan kehidupan sosial perempuan di
kekuatan fisik dan pikiran. Pesan yang disampaikan dalam film ini
4.2 Saran
pembuatan sebuah film. Ide cerita dan pesan yang bisa menginspirasi
98
para penonton sangat diperlukan dalam pembuatan sebuah film yang
bagus.
diharapkan bisa mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif pada
disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi
99
Daftar Pustaka
Buku:
Effendy, Heru. 2014. Mari Membuat Film. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).
Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Imanjaya, Ekky. 2010. Mau dibawa Kemana Sinema Kita, Jakarta. Penerbit :
Salemba Empat
100
Non Buku:
https://namafilm.blogspot.co.id/2014/08/sejarahperkembanganfilmdiindonesia.ht
ml (diakses pada Sabtu 13 Agustus 2016)
http://tulisanterkini.com/artikel/artikelilmiah/9200pengertianperempuan.html#_ftn
ref2 (diakses pada Senin 15 Agustus 2016)
https://shofisme.wordpress.com/2013/04/21/perempuan-dan-wanita/ (diakses pada
Senin 15 Agustus 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Siti_%28film%29#Rilis (diakses pada Senin 15
Agustus 2016)
101
Daftar Pustaka
Buku:
Effendy, Heru. 2014. Mari Membuat Film. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia).
Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Imanjaya, Ekky. 2010. Mau dibawa Kemana Sinema Kita, Jakarta. Penerbit :
Salemba Empat
97
Non Buku:
https://namafilm.blogspot.co.id/2014/08/sejarahperkembanganfilmdiindonesia.ht
ml (diakses pada Sabtu 13 Agustus 2016)
http://tulisanterkini.com/artikel/artikelilmiah/9200pengertianperempuan.html#_ftn
ref2 (diakses pada Senin 15 Agustus 2016)
https://shofisme.wordpress.com/2013/04/21/perempuan-dan-wanita/ (diakses pada
Senin 15 Agustus 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Siti_%28film%29#Rilis (diakses pada Senin 15
Agustus 2016)
98