Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI

REVIEW FILM PAMALI : DUSUN POCONG


Disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Sosiologi sebagai Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu :
Shubuha Pilar Naredia S. Sos., M.Si.

Disusun oleh (Kelompok 3) :


1. Fonita Intan Kumara (D0323049)
2. Galih Puspitasari (D0323051)
3. Livia Nurhaliza Salim (D0323070)
4. Maura Saniscara (D0323077)
5. Mohandish Mozart Muthahhari Ahmad (D0323080)
6. Muhammad Faris Taqiyuddin (D0323082)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
dan kemudahan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Review
Film PAMALI: Dusun Pocong. Penyusunan makalah ini kami tujukan guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi para pecinta film horor tentang jalan cerita yang ada
di film PAMALI: Dusun Pocong ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengantar Sosiologi Bapak Shubuha Pilar Naredia, S.Sos.,M.Si atas
bimbingannya dalam menyusun makalah ini sehingga kami mendapatkan kemudahan
dalam proses penyusunan. Tak lupa juga, kami ucapkan terima kasih banyak kepada
teman-teman kelas B Sosiologi 2023 yang memberikan dukungan dan bantuannya
kepada penulis, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis terbuka terhadap setiap masukan, kritik, dan saran yang sifatnya membangun
demi penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.

29 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN)...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II (PEMBAHASAN)................................................................................................2
2.1 Pokok Bahasan Sosiologi....................................................................................2
2.1.1 Realita Sosial...............................................................................................2
2.1.2 Fakta Sosial.................................................................................................2
2.1.3 Tindakan Sosial...........................................................................................3
2.1.4 Imajinasi Sosial...........................................................................................3
BAB III (ANALISIS)........................................................................................................4
3.1 Manusia Sebagai Individu Dalam Kondisi Sosialisasi.......................................4
3.1.1 Interaksi Sosial............................................................................................4
3.1.2 Kelompok Sosial.........................................................................................5
3.1.3 Tatanan dan pengendalian social.................................................................5
3.1.4 Institusi Sosial.............................................................................................6
3.1.5 Stratifikasi Sosial.........................................................................................7
BAB IV (PENUTUP)........................................................................................................8
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
4.2 Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Film adalah salah satu bentuk kemajuan peradaban kehidupan manusia pada saat
ini. Film bisa menjadi sebuah wadah pengenalan mengenai suatu bangsa yang dapat
disajikan dengan menggambarkan kebiasaan masyarakat, tutur bahasa, cerita-cerita
khas, bahkan tempat-tempat menarik dan bersejarah. Penyajian film memuat banyak
aspek, misalnya pengemasan alur cerita, karakter tokoh, latar setting, gaya bahasa,
kostum, dan ilustrasi musik, sehingga mampu memainkan emosional para penontonnya.
Masyarakat Indonesia sudah mengenal film dan bioskop sejak tahun 1900 saat
masih dijajah oleh Belanda. Pada masa itu film disebut sebagai “Gambar Idoep” dan
pertunjukan film pertama kali ditayangkan di Tanah Abang, Jakarta. Seiring berjalannya
waktu, industri perfilman tanah air selalu berinovasi dalam memberikan tayangan
dengan berbagai tema, baik itu adalah kisah nyata maupun remake dari buku best seller.
Misalnya, film horor tanah air yang selalu menjadi top chart di bioskop apalagi jika
kisah itu diangkat dari kisah nyata.
Kepopuleran film horor Indonesia memang tidak dapat dipungkiri. Seperti film
horor PAMALI: Dusun Pocong yang tayang per tanggal 12 Oktober 2023 lalu pun
sudah menarik penonton sebanyak 1.211.627. Film ini menceritakan tentang adat
istiadat yang ada di suatu dusun yang mana adat ini terbilang pamali jika diterapkan di
daerah lain. Seperti pepatah Sunda “Ciri Sabumi, Cara Sadesa” yang berarti bahwa
berbeda tempat berbeda adat dan kebiasaannya. Film ini memberikan pelajaran bahwa
ketika kita memasuki suatu tempat maka kita perlu mematuhi setiap adat dan istiadat
yang berlaku di tempat tersebut, meskipun hal itu terbilang pamali di tempat asal kita.
Sehingga film ini dapat dijadikan sebagai bahan edukasi mengenai keharusan untuk
mengimplementasikan pepatah “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana untuk mengetahui
pokok bahasan sosiologi, sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, tatanan sosial
dan pengendalian sosial, institusi sosial, dan stratifikasi sosial yang terdapat di dalam
film horor berjudul PAMALI: Dusun Pocong ini?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pokok
bahasan sosiologi, sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, tatanan sosial dan
pengendalian sosial, institusi sosial, dan stratifikasi sosial yang terdapat di dalam film
horor berjudul PAMALI: Dusun Pocong.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pokok Bahasan Sosiologi

2.1.1 Realita Sosial


Realita sosial adalah salah satu pokok bahasan yang akan selalu ada dalam
bidang ilmu sosiologi. Realita sosial dalam sosiologi adalah suatu hal yang
dianggap nyata dalam kehidupan sosial dan merupakan hasil konstruksi sosial
yang berjalan dalam masyarakat. Dalam kasus Film PAMALI: Dusun Pocong
realita sosial ini bisa dilihat dari kehidupan masyarakat dusun Pocong ini adalah
adat dan kebiasaan yang berketerbalikan dengan kebiasaan masyarakat pada
umumnya. Misalnya, warga di sana diharuskan untuk bersiul di malam hari yang
mana arti dari perbuatan ini adalah untuk menghormati arwah yang telah
meninggal dan membuka payung di dalam ruangan yang berarti untuk
menangkal nasib buruk. Adat dan istiadat itu tentu bila dibandingkan dengan
kebiasaan masyarakat pada umumnya bukanlah sesuatu yang baik atau biasa
disebut pamali. Namun, hal ini justru menjadi sebuah adat dan kebiasaan yang
berjalan di Dusun Pocong.

2.1.2 Fakta Sosial


Fakta sosial menurut Emile Durkheim diartikan sebagai gejala sosial
yang bersifat abstrak namun tetap memiliki hubungan dengan kehidupan
bermasyarakat yang tidak terlepas dari cara berpikir individu dalam lingkup
sosialnya. Fakta sosial ini juga pasti berlaku di dusun Pocong, hal ini dapat
dilihat dari kebiasaan yang ada dalam lingkup sosial masyarakatnya. Fakta sosial
di sini merupakan sebuah tradisi yang mengharuskan setiap anggota masyarakat
melakukan kegiatan guna memenuhi nilai dan interaksi yang ada dalam
kehidupan masyarakat dusun Pocong. Seperti, bersiul di malam hari, membuka
payung di dalam ruangan, dan cara mengubur mayat harus terbalik.
Masyarakat di dusun Pocong sangat menghargai tradisi mereka dan
selalu melakukan pada setiap ada warga yang meninggal. Fakta sosial yang ada
di dusun ini membuat mereka secara tidak sadar dikendalikan dan dipaksa untuk
melakukan kebiasaan itu walaupun sebenarnya tradisi itu bukanlah sesuatu yang
baik dan terbilang pamali.

2
2.1.3 Tindakan Sosial
Sosiologi berkaitan erat dengan tindakan sosial yang terjalin dalam suatu
kelompok sosial. Tindakan sosial dapat diartikan sebagai kegiatan individu yang
diarahkan kepada lingkungan khususnya pada tindakan orang lain, sehingga
tindakan individu akan berpengaruh terhadap perubahan dalam masyarakat.
Tindakan sosial yang ada di dusun Pocong datang dari para relawan kesehatan
dari Kecamatan Cikahurip yang bernama Gendis, Mila, dan Puput, serta dua
orang relawan penggali kubur yang bernama Deden dan Cecep. Tindakan sosial
yang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain dilakukan oleh Gendis
sebagai ketua relawan agar para anggotanya tunduk terhadap aturan yang dibuat
Gendis, karena dia merasa bahwa dia bertanggung jawab terhadap keseluruhan
anggotanya.
Tindakan sosial memang sebenarnya sangat diperlukan khususnya untuk
mengatur para anggota kelompok sosial agar terjadi keselarasan dan tidak
menimbulkan konflik di kemudian hari. Tindakan yang dilakukan Gendis ketika
melarang Mila melakukan aksi kunjungan mandiri ke kediaman salah satu warga
desa yang terkena wabah penyakit bernama Eneng memang adalah tindakan
yang tepat. Gendis melihat bahwa dengan tim mereka yang sedikit sangat tidak
memungkinkan untuk meninggalkan pengungsian yang ramai korban hanya
demi satu orang warga yang enggan bergabung ke pengungsian. Hal ini
menjelaskan secara tersirat bahwa Gendis sedang melakukan aksi tindakan
sosial yang ada dalam ilmu sosiologi.

2.1.4 Imajinasi Sosial


Imajinasi Sosial adalah kemampuan untuk melihat sesuatu secara sosial dan
bagaimana mereka berinteraksi dan saling mempengaruhi , seorang harus
mampu menarik diri diri dari situasi dan berpikir dari sudut pandang alternatif.
Imajinasi sosial yang dapat diambil dari film Pamali : Dusun Pocong ini adalah
sulit nya sinyal di dusun ini yang menyebabkan berbagai masalah datang , pada
suatu keadaan semua obat-obatan dan semua logistik sudah habis dan tidak ada
gantinya lagi disitulah masalah-masalah berdatangan, karena kesulitan sinyal
gendis dan kawan kawan tidak bisa meminta bantuan kepada mang yusuf dan
mang Yusuf susah sekali untuk di hubungi. kejadian-kejadian tersebut termasuk
dalam imajinasi sosial

3
BAB III

ANALISIS

3.1 Manusia Sebagai Individu Dalam Kondisi Sosialisasi

Manusia sebagai makhluk sosial amat sangat tidak mungkin tidak melakukan
sebuah interaksi sosial. Sebagai suatu kelompok masyarakat maka sudah pasti
bahwa masyarakat di dusun Pocong juga melakukan sebuah interaksi sosial untuk
mewujudkan kondisi sosialisasi. Sosialisasi adalah proses yang dilalui oleh
individu untuk memperoleh nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan sehingga
dapat berperan secara efektif melalui cara berpikir dan berperilaku mengikuti
norma-norma sosial yang berlaku sebagai anggota dari kelompok masyarakat. Hal
ini dapat dilihat dari kedatangan para relawan dari Kecamatan Cikahurip yang
melakukan kegiatan sosialisasi dalam misi mengobati wabah yang menerjang
sebuah dusun sehingga terjalin sebuah sosialisasi antar warga dusun.

Proses sosialisasi di sini juga dilakukan pada saat tim relawan melakukan
perjalanan menuju dusun Pocong dengan dibantu oleh Mang Yusuf yang diutus
untuk mengantar mereka, Gendis, Mila, Puput, Cecep, dan Deden. Sosialisasi
antar tim relawan juga berjalan secara aktif di mana Cecep dan Deden
digambarkan sebagai pencair suasana di antara para tim kesehatan yang kaku.
Setelah kedatangan tim relawan maka sangat membantu para warga desa
untuk mengevakuasi korban yang telah wafat dan juga yang membutuh bantuan
kesehatan. Di mana tim kesehatan yang beranggotakan Gendis, Mila, dan Puput
berjaga di pos pengungsian dan Cecep dan Deden yang mendapat tugas untuk
menguburkan para korban yang meninggal.

3.1.1 Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan antar individu dengan individu lain, yang
menciptakan hubungan timbal balik satu sama lain. Soerjono Soekanto
berpendapat bahwa interaksi sosial adalah sebuah proses sosial yang berkaitan
dengan cara berhubungan antara individu dan kelompok untuk membangun sistem
dalam hubungan sosial.
Dalam film Pamali Dusun Pocong, interaksi sosial memainkan peran kunci
dalam membentuk narasi dan dinamika komunitas. Kehadiran entitas supernatural
menjadi pemicu bagi transformasi dalam hubungan antarwarga. Terdapat pola
interaksi yang mencerminkan solidaritas dan kolaborasi, terutama dalam upaya
bersama mengatasi ketakutan bersama. Karakter saling berbagi cerita,

4
pengalaman, dan strategi untuk menghadapi fenomena supranatural, menciptakan
suatu bentuk komunitas yang didasarkan pada ketahanan sosial.
Namun, interaksi sosial juga menciptakan ketegangan, terutama ketika
masyarakat memiliki pandangan yang berbeda terhadap asal-usul dan penanganan
fenomena tersebut. Perbedaan pandangan ini memunculkan konflik internal dan
eksternal, menggambarkan bagaimana ketakutan dapat menjadi sumber
perpecahan dalam komunitas. Pola interaksi ini merefleksikan kompleksitas
struktur sosial dan peran norma-norma budaya dalam membentuk respons
terhadap hal-hal yang dianggap diluar kendali manusia.
Dengan demikian, interaksi sosial dalam Pamali Dusun Pocong bukan hanya
menciptakan jalinan emosional antarkarakter, tetapi juga menggambarkan
dinamika sosial yang muncul di tengah tekanan ketakutan kolektif.

3.1.2 Kelompok Sosial


Kelompok sosial Menurut Soerjono Soekanto adalah suatu kumpulan yang
nyata, teratur, dan tetap dari orang-orang yang melaksanakan perannya yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan yang sama. Di dalam film Pamali: Dusun
Pocong terdapat beberapa kelompok sosial , beberapa orang dari tenaga
kesehatan yang di kirim oleh kecamatan ke sebuah desa terpencil yang disana
warganya terkena wabah yang sangat mengerikan, tidak hanya tenaga kesehatan,
kecamatan juga mengirim dua orang sebagai tim untuk mengguburkan mayat-
mayat warga yang meninggal akibat wabah tersebut, warga yang tersisa juga
termasuk dalam kelompok sosial.

3.1.3 Tatanan dan pengendalian social


Menurut ahli Sosiologi, Peter L. Berger, pengendalian sosial merupakan
suatu cara yang dilakukan oleh masyarakat guna menertibkan dan mengatur
masyarakat yang berada di dalam lingkungan tersebut. Beberapa fungsi dari
tatanan dan pengendalian sosial diantaranya menguatkan keyakinan masyarakat,
mengembangkan rasa takut, dan menciptakan sistem hukum. Oleh karena itu,
apabila terjadi pelanggaran maka akan mendapatkan akibat dari pelanggaran
tersebut yang akan menimbulkan efek jera bagi seseorang yang melanggar.
Dengan adanya tatanan dan pengendalian sosial ini kehidupan bermasyarakat
diharapkan dapat lebih terkendali untuk mencegah hal negatif yang tidak
diinginkan demi kepentingan bersama
Belum lama ini dunia perfilman Indonesia kembali menayangkan film
dengan genre horor dengan judul "PAMALI: Dusun Pocong". Di dalam film ini
juga terdapat beberapa aturan-aturan yang harus dipatuhi sebagai pengendalian
sosial di dusun tersebut demi mencegah hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
Diantaranya peraturan dalam dusun tersebut yaitu harus bersiul di malam hari,
hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang sudah
meninggal dan adapun peraturan harus membuka payung yang dimana bertujuan

5
untuk menangkal nasib buruk. Hal ini sesuai dengan fungsi pengendalian sosial
itu sendiri yakni menguatkan keyakinan masyarakat. Dalam film ini juga
terdapat adegan dimana beberapa tim medis meninggal secara mengenaskan
dikarenakan melanggar aturan-aturan dari dusun tersebut, hal ini juga
menjelaskan mengenai akibat dari pelanggaran suatu aturan atau tatanan sosial
yang berfungsi sebagai pengendalian dalam masyarakat.

3.1.4 Institusi Sosial


Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah kumpulan atau
himpunan norma dari segala tingkatan yang memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok manusia.
Di film Pamali “Dusun Pocong” terdapat beberapa institusi sosial yang
dapat dilihat. Seperti yang diceritakan di film tersebut, terdapat dusun terpencil
yang sedang terkena wabah penyakit yang mengharuskan tenaga kesehatan dan
tukang gali kubur untuk pergi ke dusun terpencil itu. Dalam pekerjaan yang
sedang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tukang gali kubur, muncul
keanehan - keanehan yang mengganggu. Disinilah dapat dilihat terdapat institusi
sosial yang mewarnai alur cerita di film tersebut.
Yang pertama, terdapat institusi keluarga yang berperan penting di dalam
film Pamali “Dusun Pocong”. Keluarga - keluarga yang ada di dalam film
tersebut menjalani kehidupannya dan mereka juga menaati peraturan - peraturan
yang berlaku di dusun mereka, saling melindungi satu sama lain juga mereka
lakukan. Norma norma yang dijalani oleh masyarakat setempat dan masing -
masing dari keluarga di dusun tersebut juga menjadi dinamika cerita yang ada.
Yang berikutnya terdapat institusi budaya yang juga dapat dilihat di film
tersebut, budaya yang ada di dalam dusun tersebut membentuk institusi yang
kuat sehingga budaya tersebut dapat terus menerus ada dan dilakukan oleh
masyarakat. Budaya yang terus dilakukan oleh masyarakat di dusun terpencil
tersebut seperti bersiul di malam hari, membuka payung di dalam rumah, dan
menguburkan jenazah secara terbalik. Mereka melakukan budaya tersebut
sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur, dan masyarakat disitu terus
melakukan budaya tersebut dengan harapan mereka dapat menjaga keselamatan
dusun.
Institusi masyarakat yang terdapat di dusun tersebut juga menghiasi warna cerita
yang ada, seperti pemimpin desa serta lembaga kecamatan yang mengirimkan
tenaga kesehatan dan tukang gali kubur ke desa terpencil tersebut. Mereka
memainkan peran penting yang ada untuk menyelesaikan konflik serta mengatur
kehidupan sehari hari. Mereka juga menjadi penengah untuk memecahkan
segala permasalahan yang ada.
Semua institusi yang berperan di dalam film tersebut berhasil memecahkan
konflik yang ada di dalam film tersebut dan berhasil mencuri daya tarik

6
penonton. Institusi kuat yang berhasil melewati segala rintangan, dimulai dari
adanya wabah penyakit yang merajalela hingga munculnya arwah pocong yang
sudah lama tidak ada membuat mereka siap menghadapi ancaman yang ada di
depan mata. Mereka nyatanya berhasil melewati segala rintangan itu tetapi tetap
mengubah takdir mereka selamanya.

3.1.5 Stratifikasi Sosial


Menurut Max Weber stratifikasi sosial adalah sebagai penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Stratifikasi sosial
yang bisa kita ambil dari film Pamali: Dusun Pocong ini ialah, terlihat di awal
film terdapat tiga orang medis dan dua orang penggali kubur yang akan
dikirimkan ke sebuah desa sebagai bentuk bantuan dari pemerintah kecamatan,
tim medis itu terdiri dari gendis puput mila dan dibantu petugas penggali kubur
yang terdiri dari cecep dan deden , stratifikasi sosial nya terdapat pada Gendis
sebagai pemimpin rombongan yang bertanggung jawab atas semua anggota nyaa
, gendis merasa yang lain harus mengikuti semua perintahnya dan dia
bertanggung jawab atas semua yang terjadi.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pamali Dusun Pocong mencerminkan bagaimana mitos dan kepercayaan
lokal dapat menjadi instrumen pengendalian sosial dalam suatu masyarakat.
Film ini menggambarkan bagaimana norma-norma budaya dan keyakinan
dapat memengaruhi perilaku individu dan interaksi sosial. Selain itu, dapat
dilihat bahwa ketakutan dalam masyarakat sering kali menjadi alat untuk
menjaga kohesi sosial dan memperkuat identitas kelompok.

4.2 Saran
sebaiknya perlu lebih diperbaiki lagi alur cerita dari film tersebut,
dikarenakan masih mudah untuk ditebak serta alur cerita terlalu cepat, serta
sebaiknya diceritakan dahulu atau introducing mengapa ada wabah dan
sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Swawikanti,K. 2022. Realitas Sosial Sebagai Objek Kajian Sosiologi. diakses pada 29
Oktober 2023, dari https://www.ruangguru.com/blog/realitas-sosial
Dosensosiologi.com. 2023. Pengertian Fakta Sosial, Bentuk, Sifat, dan 3 Contohnya.
diakses pada 29 Oktober 2023, dari: https://dosensosiologi.com/4-pengertian-fakta-
sosial-bentuk-sifat-dan-contohnya-lengkap/
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi: Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
Nanda, Salsabila. 2023. Kelompok Sosial : Ciri, Jenis, Contoh, Syarat&Proses
Terbentuknya, https://www.brainacademy.id/blog/kelompok-sosial
Seruni, Laras Sekar. 2023. Lembaga Sosial https://www.brainacademy.id/blog/lembaga-
sosial

Anda mungkin juga menyukai