DAFTAR ISI
JENIS PERTANYAAN PENYIDIK DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM
Andika Dutha Bachari, Dadang Sudana, & Wawan Gunawan – SPs UPI ................................1
ABSTRAK
Pergeseran Ideologi Gender dalam Adaptasi Film ke Komik dan Game Pendekar Tongkat
Emas. Perubahan media dari film ke komik dan game Pendekar Tongkat Emas mengakibatkan
perubahan ideologi gender. Film Pendekar Tongkat Emas yang dihadirkan dengan mengusung
gagasan feminisme kembali dihadapkan pada dominasi patriarki ketika dialihwahanakan menjadi
komik dan game. Hal ini berkaitan dengan peran sineas, komikus, dan pembuat game. Penelitian ini
mencoba meninjau bagaimana perubahan media tersebut memengaruhi pergeseran ideologi gender di
dalam karya adaptasi. Untuk menjawab persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis dalam
kajian alih wahana dan pendekatan reading as a woman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
gagasan feminisme yang dibangun kuat melalui penggambaran karakteristik, peran sosial, kebebasan,
dan kekuasaan perempuan dalam film berubah melanggengkan kembali ideologi patriarki ketika
diadaptasi ke dalam komik dan game.
Kata Kunci: alih wahana, film, komik, game, ideologi gender
ABSTRACT
Gender Ideological Shifting In Adaptation Film To Comics And Game Pendekar Tongkat Emas
(Golden Cane Warrior). The media transformation of Pendekar Tongkat Emas from its movie to
comic and game has caused the shift in its gender ideology. Pendekar Tongkat Emas movie which is
presented with the idea of feminism must be confronted by patriarchal dominance when adapted into
comic and game. This issue is related to the role of film makers, comic illustrators, and game makers.
Therefore, this study attempts to examine how such media changes affect the shift of gender ideology
in its adaptation work. To solve this problem, this research uses analysis in the study of adaptation
and reading as a woman in feminist literature criticism. The results of this study indicate that the idea
of feminism built strongly through the depiction of characteristics, social roles, freedom, and power of
women in film has changed in order to perpetuate patriarchal ideology when adapted into comic and
game.
83
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
hingga awal 90-an mendominasi dunia hadir dengan gagasan yang juga sangat
perfilman Indonesia. Nama-nama pendekar berbeda dari film-film laga yang ramai pada
sakti seperti Jaka Sembung, Mandala, era sebelumnya. Jika selama ini pendekar-
Kamandaka, Si Buta dari Gua Hantu, dan pendekar sakti yang diingat masyarakat
lain-lain hampir tidak asing lagi bagi hampir semuanya adalah laki-laki, film ini
masyarakat Indonesia. Beberapa judul cerita justru menghadirkan warna lain dalam
silat yang diadaptasi ke dalam film seperti kancah dunia persilatan, yakni seorang
Saur Sepuh karya Niki Kosasih, Gundala jagoan perempuan. Ada nafas feminisme
Putra Petir karya Hasmi, dan Panji yang coba ditampilkan dalam film ini.
Tengkorak karya Hans Jaladara, dan masih Selama ini, perempuan dalam film,
banyak lagi lainnya, demikian diminati khususnya film laga, memang seringkali
masyarakat. Kebanyakan dari pendekar dihadirkan hanya sebagai pemanis.
tersebut didominasi oleh laki-laki. Perempuan mendapatkan porsi yang tidak
Pada akhir 90-an sampai sekarang, sebesar porsi laki-laki dalam dominasi
genre film laga mulai jarang bahkan hampir karakter di film. Pendekar-pendekar yang
tidak lagi diminati. Para sineas lebih tertarik menjadi jagoan atau lakon utama dalam film
untuk menggarap genre drama, komedi, laga, baik silat maupun kolosal, selalu saja
religi, dan horor. Meski beberapa film direpresentasikan melalui karakter laki-laki
mengangkat genre aksi seperti film dan segala hal yang berbau maskulin.
Merantau, The Raid, Modus Anomali dan Sekalipun hadir sosok perempuan yang turut
Headshot, tetapi genre laga klasik (silat) andil menjadi pendekar, penggambarannya
jarang diangkat. tetap saja dipengaruhi oleh dominasi
Pada masa ini pula, sineas-sineas patriarki. Film Pendekar Tongkat Emas ini
perempuan mulai bermunculan dengan menjadi media yang kemudian memberi
karya-karyanya yang beragam. Nama-nama ruang bagi para perempuan untuk setara
seperti Mira Lesmana, Nan Achnas, Nia dengan laki-laki.
Dinata, mulai meramaikan dunia perfilman Persoalan yang kemudian muncul
Indonesia dan membawa isu yang berkaitan adalah ketika film ini diadaptasi ke dalam
dengan feminisme. Meskipun begitu, para komik dan game. Pembuatan media adaptasi
sineas perempuan tersebut tidak lantas ini merupakan bentuk transmedia ekstensi
mengaminkan bahwa mereka sengaja yang sengaja dibuat Miles Production untuk
memasukan unsur feminisme dalam setiap kebutuhan pemasaran. Film ini diadaptasi ke
karyanya. Film seperti Kuldesak, dalam bentuk komik oleh M&C dan
Petualangan Serina, dan Pasir Berbisik Ragasukma yang digarap oleh dua komikus
kerap menjadi pembicaraan lantaran handal Alex Irzaqi dan Sweta Kartika. Tak
mengandung nuansa feminisme dan dibuat lama kemudian, Altermyth Studio juga
oleh sineas perempuan. mengeluarkan media ekstensi dari film ini
Inilah yang kemudian tampak dalam dalam bentuk game android. Dalam
film Pendekar Tongkat Emas produksi pembuatan media ekstensi ini, baik game
Miles Production tahun 2014. Mira maupun komiknya, Mira Lesmana
Lesmana bekerjasama dengan sutradara Ifa menyerahkan sepenuhnya kepada komikus
Isfansyah menggarap film Pendekar dan pembuat game-nya, yang berarti bahwa
Tongkat Emas dengan tujuan kekuasaan wacana berada mutlak di tangan
membangkitkan kembali genre silat dalam sang komikus dan pembuat game.
perfilman Indonesia. Film ini seakan Proses adaptasi dan transmedia inilah
diproduksi untuk menjawab kerinduan yang kemudian mengakibatkan beberapa
masyarakat akan genre film laga klasik di perubahan dan pada akhirnya menggeser
tengah gersangnya genre laga dalam ideologi feminisme yang sudah dibangun
perfilman Indonesia modern. Di bawah kuat di dalam film-nya. Meski dalam komik
kekuasaan Mira Lesmana, film ini justru gagasan mengenai kesetaraan perempuan
84
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
85
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
wanita dengan mengaitkan struktur sosial kelompok Macan Willis yang frustrasi
dan pengalaman mereka sebagai pembaca karena tidak mendapatkan air keabadian di
dengan apa yang digambarkan di dalam Lembah Angin dan ingin merebut tongkat
karya. Kritik ini membongkar bagaimana emas sebagai gantinya. Narasi dalam komik
psikologi karakter dan sikap perempuan lebih berupa prekuel dari narasi dalam film.
dicitrakan baik oleh penulisnya, genre Cempaka yang masih muda dan kuat harus
tulisannya, maupun periode penulisannya. menghadapi segerombolan musuhnya yang
kesemuanya adalah laki-laki. Di dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN komik ini jugalah diceritatakan awal mula
Adaptasi Pendekar Tongkat Emas bertemunya Cempaka dengan murid
Film Pendekar Tongkat Emas keempatnya, Angin.
merupakan film bergenre silat (laga klasik) Di dalam game, struktur narasi ini
yang diadaptasi menjadi komik dan game. lebih ditekankan pada aturan-aturan main di
Dalam film, struktur naratifnya berisi kisah dalamnya. Game Pendekar Tongkat Emas
pendekar perempuan bernama Cempaka ini diberi judul dalam bahasa Inggris The
yang merupakan pendekar legendaris yang Golden Cane Warrior dengan tujuan bahwa
memiliki jurus dan senjata tongkat emas. sasaran game ini lebih kepada masyarakat
Cempaka bersama keempat muridnya, Biru, global. Empat pendekar yang dipilih untuk
Gerhana, Dara, dan Angin, mengasingkan menjadi avatar game ini adalah Cempaka
diri dari dunia persilatan karena rasa (Christine Hakim), Dara (Eva Cellia), Elang
bersalah Cempaka terhadap musuh- (Nicholas Saputra), dan Biru (Reza
musuhnya yang tewas di medan Rahardian). Keempatnya merupakan tokoh
pertempuran. utama dalam film. Meski filmnya
Cerita ini digerakan oleh intrik merupakan film silat, tetapi game
pewarisan senjata legendaris tongkat emas adaptasinya bukanlah sejenis game aksi atau
dan jurusnya yang tidak bisa diserahkan game combat. Dengan core serupa game
kepada sembarang orang. Tongkat emas dan Fruit Ninja, game ini menampilkan
jurusnya adalah senjata terkuat di dunia challenge berupa batu, telur, dan daun yang
persilatan yang membuat pemiliknya sangat harus dipukul dengan tongkat masing-
dikagumi sekaligus ditakuti oleh seluruh masing.
pendekar dari semua perguruan. Persoalan Game ini lebih menekankan pada
muncul ketika Cempaka mewariskan permainan penguasaan skill dalam
tongkat emas kepada Dara, murid ketiganya. mengumpulkan skor. Skor/point ini yang
Biru sebagai murid tertua sekaligus murid nantinya akan digunakan untuk memenuhi
dengan ilmu bela diri terkuat pun merasa persyaratan menjadi murid dari keempat
marah atas keputusan gurunya. Biru pendekar tersebut. Yang menarik adalah
membunuh Cempaka dan merebut tongkat harga skill point untuk masing-masing
emas dari Dara. Sementara itu, Dara pendekar tersebut. Cempaka bebas
bekerjasama dengan Elang (anak Cempaka dimainkan oleh semua pemain pemula, Dara
yang ditinggalkan bertahun-tahun) belajar dilabeli dengan harga skill point 100,
menguasai jurus tongkat emas dan merebut sementara Elang dan Biru dilabeli harga
kembali tongkat emas. Dara dan Elang skill point 250. Skill Point ini juga semacam
bekerjasama dalam menyelamatkan dunia level permainan. Tantangan setiap karakter
persilatan dari tindak kesewenang- juga berbeda. Tantangan yang harus
wenangan yang dilakukan oleh Biru. dihadapi ketika menjadi murid Cempaka
Berbeda dengan film, struktur naratif adalah batu-batu kecil, tantangan murid
komik Pendekar Tongkat Emas justru berisi Dara adalah butiran telor, tantangan Elang
kisah legendaris Cempaka ketika masih adalah daun, dan tantangan Biru adalah batu
muda. Cempaka yang terkenal sebagai besar yang sulit dihancurkan. Dilihat dari
pendekar tongkat emas harus menghadapi harga skill point dan tantangannya, level
86
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
87
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
Dari gambar di atas, tampak jurus Perisai bernada feminin dan jurus laki-laki harus
Penjuru Angin yang kemudian di lawan oleh bernada maskulin.
penjahatnya dengan jurus Benteng Lapis Berbeda dengan kedua media di atas,
Baja dan Taring Pemburu Nyawa. Untuk di dalam game, karakteristik dan peran
menggambarkan Cempaka, sang komikus sosial ini tidak begitu tampak. Meskipun
lebih memilih jurus Perisai Penjuru Angin begitu, citra perempuan di dalam game ini
yang terkesan lembut dan tenang bisa ditelisik dari tantangan yang ada dalam
sebagaimana galibnya angin. Sementara level tokoh-tokoh ini. Di level pertama,
jurus lawannya (laki-laki) diberi nama jurus pemain game dihadapkan untuk menjadi
Benteng Lapis Baja dan Taring Pemburu murid Cempaka. Tantangan yang harus
Nyawa yang terkesan keras dan gagah. Dari dihadapi adalah batu-batu kecil yang harus
penggambaran ini, sang komikus masih dipukul dengan tongkat bambu. Dalam
melekatkan stereotip femininitas dan sekali pukul batu kecil ini bisa langsung
maskulinitas bahwa jurus perempuan harus hancur, tidak membutuhkan waktu yang
88
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
lama dan hanya perlu berkosentrasi. karakter Cempaka dalam game seperti yang
Kemudahan menghadapi tantangan ini tampak dalam gambar berikut.
menggambarkan bagaimana permainan Sementara itu, Dara dengan
sebagai murid Cempaka hanyalah tantangannya berupa telor yang tidak boleh
permainan dasar. Hal ini menunjukkan dipukul dan hanya boleh didaratkan dengan
bahwa karakter Cempaka dalam game tongkat secara lembut, halus, dan pelan-
memiliki tingkatan peran yang rendah pelan menggambarkan sosok Dara yang
dibandingkan dengan karakter lainnya. rapuh, lembut, dan halus. Ketika menjadi
Karakter Cempaka juga digambarkan murid Dara, pemain benar-benar harus
lembut, sabar, dan perhatian. Suara berhati-hati agar telornya tidak pecah. Hal
Christine Hakim mewakili karakter ini semakin mengukuhkan konstruksi bahwa
Cempaka di akhir permainan bernada kerapuhan, kelembutan, dan kehalusan
lembut, pelan, dan memotivasi. Kesabaran adalah milik perempuan sehebat apapun
dan kelembutan seakan dilekatkan menjadi ilmu bela dirinya.
89
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
90
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
Cempaka dan Naga Putih, Dara dan Elang, tampak bahwa komikus justru menampilkan
serta Gerhana dan Biru. Dalam relasi pertentangan antara femininitas melawan
Cempaka-Naga Putih dan Dara-Elang, maskulinitas yang penggambarannya masih
pembalikan ruang sosial domestik-publik dipengaruhi adanya stereotip bahwa
sangat kentara. Di sini perempuan perempuan lebih memiliki motivasi
memegang kebebasan nasibnya sendiri domestik sedangkan laki-laki lebih memiliki
tanpa dominasi kekuasaan laki-laki. Laki- motivasi akan dunia luar.
laki dalam relasi ini tidak menjadi Demikian halnya dengan
penghalang kebebasan perempuan, penggambaran yang ada di game. Peran
sebaliknya mereka
justru menjadi
pendukung. Sementara
itu, relasi Gerhana-Biru
menampilkan
gambaran bagaimana
perempuan juga dapat
menjadi subjek yang
mampu mengendalikan
kekuasaan laki-laki.
Di dalam komik,
Gambar 9 Game PTE
unsur kebebasan
perempuan dalam game sangat didominasi
perempuan tidak terlalu ditonjolkan.
oleh kekuasaan laki-laki. Hal ini bisa dilihat
Kekuasaan dalam komik masih didominasi
dari bagaimana perempuan dalam game ini
oleh laki-laki meskipun dalam pertarungan
dilabeli dengan skill point yang lebih kecil
pendekar perempuanlah yang menang. Akan
dibanding laki-laki.
tetapi, stereotip bahwa perempuan adalah
makhluk yang lemah sedangkan laki-laki
Dari gambar tersebut, tampak Cempaka
makhluk yang kuat ini masih demikian lekat.
dapat dimainkan secara gratis dengan
Dalam komik juga tampak bagaimana
tantangan yang relatif mudah karena
motivasi karakter menggambarkan
terhitung level dasar. Sementara itu, Dara
kekuasaan mereka akan ruang domestik dan
dilabeli dengan skill point 100 lebih kecil
ruang publiknya. Motivasi bertahan hidup
dibandingkan Elang dan Biru yang dilabeli
Cempaka adalah adanya bayi (Angin) yang
skill point 250. Cempaka yang merupakan
harus ia selamatkan.
pendekar silat paling dihormati seharusnya
memiliki skill point tertinggi dibanding
ketiga muridnya. Akan tetapi, di dalam
game, ia bahkan menempati skill point lebih
rendah dari Dara. Selain itu, tantangan yang
harus dihadapi ketika memainkan level
dengan karakter Biru dan Elang juga relatif
lebih sulit dibanding level Cempaka dan
Dara. Dari gambaran ini, tampak bahwa
kekuasaan atau level tertinggi permainan
Gambar 8 (hlm 22) ada pada karakter tokoh laki-laki. Jika
Dalam hal ini, rasa empati dan kasih dibandingkan dengan film, tentu ini sangat
sayang menjadi penggerak tokoh perempuan. berbeda. Di dalam film kekuasaan tertinggi
Sementara bagi tokoh laki-laki, motivasi berada di tangan Dara dan Cempaka. Ada
mereka adalah ego dan keinginan untuk upaya Altermyth untuk membuat level
menguasai dunia. Dari penggambaran ini permainan karakter laki-laki lebih
91
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
92
RIKSA BAHASA
Volume 3, No. 1, Maret 2017
PUSTAKA RUJUKAN
Antara News. 2014. Dua Komikus
Eksplorasi Cerita “Pendekar Tongkat
Emas”. [Online]. Tersedia
di :http://m.analisadaily.com/read/dua
-komikus-eksplorasi-cerita-pendekar-
tongkat-emas/ Diunduh 26 April 2017.
Culler, Jonathan. 1982. On Deconstruction
Theory of Criticism after
Structuralism. New York: Cornel
University Press.
Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra
Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Hutcheon, Linda. 2006. A Theory of
Adaptation. Great Britain: Rotledge &
Francis Group.
Showalter, Elaine. 1981. “Feminist
Criticism in The Wilderness”. Critical
Inquiry, 8 (2), Writing and Sexual
Difference. Winter,
Sugihastuti & Suharto. 2016. Kritik Sastra
Feminis Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, dkk. 2006. Teknik Program
Televisi. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
93